PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN
PROFIL
PENALARAN MORAL PESERTA DIDIK
(Studi Deskriprif terhadap Program Bimbingan Pribadi di SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
Norlizawati
1106463
DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS PENDIDIKAN INDONESIA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik (Studi Deskriprif
Terhadap Program Bimbingan Pribadi Di SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran
2014/2015)” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dala masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari phak lain terhadap keaslian karya saya
ini.
Bandung, November 2015
Yang membuat pernyataan,
LEMBAR HAK CIPTA
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL PENALARAN MORAL PESERTA DIDIK
(Studi Deskriprif terhadap Program Bimbingan Pribadi di
SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)
Oleh
Norlizawati
1106463
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©Norlizawati
Universitas Pendidikan Indonesia November 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak bleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v ABSTRAK
Norlizawati. (2015). Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik (Studi Deskriptif Tentang Program Bimbingan Pribadi di Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perilaku tidak bermoral di kalangan peserta didik SMP. Peserta didik SMP yang masuk pada kategori remaja seharusnya sudah sudah bisa bersikap dengan menggunakan penalaran moral pada tahap otonom. Penalaran moral menjadi salah satu prediktor tindakan moral dan kemungkinan masalah dalam penalaran moral menyebabkan tingkah laku moral. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil penalaran moral peserta didik serta merumuskan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik yang layak untuk diterapkan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 334 peserta didik. Jenis instrumen yang digunakan adalah angket dengan cerita dilema moral. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP berada pada tahapan penalaran moral otonom; (2) rumusan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik meliputi: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, visi dan misi program, sasaran program, komponen program, pengembangan rencana pelaksanaan layanan, serta evaluasi kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Norlizawati. (2015). Personal Guidance Program Based on student Moral Reasoning Profile (Descriptive Study On Personal Guidance program in Class VIII SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015).
The background to the research is the phenomenon of immoral behavior among junior high school
students. There is a gap between adolescent junior high school students’should have been able to be
using at the stage of autonomous moral reasoning. Moral reasoning to be one predictor of moral action and possible problems in moral reasoning led to moral conduct. The research aims to find the
profile of students’ moral reasoning and to formulate personal guidance program in accordance with the profile of students’ moral reasoning obtained. It adopted descriptive method with quantitative
approach. The participants of this research consisted of 334 eighth grade students of SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015. The instrument used was questionnaire.with the story of moral dilemma. Research results show that: (1) The profile of junior high school students’ moral reasoning was at the category of of autonomous moral reasoning; 2) The formulation of personal guidance
program is based on the profile of students’ moral reasoning, including: rationale, needs description,
aims, vision and missions of the program, objectives of the program, components of the program, the development plan of implementation services, as well as the evaluation of guidance and counseling services.
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta kesehatan lahir batin sehingga
dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Program
Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik
(Studi Deskriptif Tentang Program Bimbingan Pribadi di Kelas VIII SMP
Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)”. Penulisan skripsi ini merupakan
laporan penelitian tertulis untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Departemen Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan.
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk karya ilmiah yaitu skripsi yang
tersusun menjadi lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang mengungkapkan
latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan, manfaat
penelitian dan kerangka penelitian. Bab II adalah kajian teori yang berisi sajian
konsep yang relevan dengan masalah yang hendak diungkap. Bab III adalah
metode penelitian yang berisi desain penelitian, populasi dan sampel, definisi
operasional variabel, instrumen penelitian, analisis data, serta prosedur penelitian.
Bab IV berisi hasil temuan dan pembahasan. Bab V berisi simpulan dan
rekomendasi.
Penulis sadar penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapakan saran dan
kritikan yang membangun dari pembaca guna perbaikan selanjutnya. Semoga
skripsi ini dapat berguna atau bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi para pembaca.
Bandung, September 2015
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyadari skripsi ini merupakan karya bersama, karena menyadari
tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa penulis lakukan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, Penulis menyampaikan rasa hormat dan
mengucapkan banyak terimakasih atas semua bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak selama pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini. Dan ucapan terimakasih
dan penghargaan setinggi-tingginya penulis persembahkan kepada:
1. Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi yang
senantiasa memberikan bimbingan dan pencerahan ketika penulis
menghadapi kesulitan. Terimakasih juga penulis ucapkan atas perhatian
dan dukungan sehingga skripsi ini dapat selesai. Semoga Allah SWT.
membalas seluruh kebaikan Bapak dan senantiasa melimpahkan
kesehatan dan keberkahan kepada Bapak beserta keluarga.
2. Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd., selaku mantan ketua Departemen
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan untuk kepemimpinan dan
kebijaksanaannya.
3. Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd., selaku dekan FIP yang memberikan suri
tauladan dalam kepemimpinan, sikap dan kepribadian yang senantiasa
ditunjukan.
4. Dr. Hj. Nani M Sugandhi, M.Pd., Dr. Sudaryat Nurdin Akhmad, M.Pd.,
selaku penimbang instrumen penelitian yang telah memberikan
masukan dalam pengembangan instrumen.
5. Dr. Sudaryat Nurdin Akhmad, M.Pd., Dra. S.A. Lily Nurillah, M.Pd.,
dan Enden Nurhasanah, S. Pd., selaku penimbang program bimbingan
dan konseling yang telah memberikan masukan yang membangun.
6. Drs. Sudaryat Nurdin Akhmad, M.Pd., selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan bimbingan dan membantu kelancaran bagi
penulis selama masa perkuliahan maupun saat penulisan skripsi.
7. Seluruh staff Dosen Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, yang
iii
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkuliahan. Serta senantiasa memberikan motivasi dan pengalaman
berharga kepada penulis ketika masa perkuliahan hingga saat ini.
8. Bapak Edwin dan Ibu Fiji selaku staff Tata Usaha Departemen
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang senantiasa memberikan
kemudahan dalam mengurus keperluan administrasi selama masa kuliah
dan dan dalam proses penulisan skripsi.
9. Kepala Sekolah, Staff Guru, Staff Tata Usaha, serta peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 atas bantuan
dan dedikasinya untuk bersedia terlibat dalam pengumpulan data
penelitian.
10. Teristimewa dan penghargaan tertinggi penulis persembahkan untuk
Ayahanda tersayang Umat Bako dan Ibunda tercinta Aliyah, yang
senantiasa mencurahkan doa, kasih sayang, serta motivasi dalam setiap
langkah yang ditempuh oleh penulis. Saudara-saudara penulis tersayang
Tijah, Alisli, Safarudin, Ismail, Jamaliah, Zulkarya, Arisantana,
Agusmarwana, Jumardi Susanto, Suhendra, Nurul Hidayu, Budi
Kurniawan, Atika Fitri Yani dan Rizki Ananda Putra penulis ucapkan
terimakasih atas segala dukungan, kebahagiaan, dan juga inspirasi yang
selalu diberikan. Penulis menyadari bahwa tidak ada kata-kata yang
mampu mengungkapkan betapa besar pengorbanan dan keikhlasan yang
telah kalian berikan kepada Penulis. Semoga Allah SWT. senantiasa
melindungi dan melimpahkan kebahagiaan dunia dan akhirat kepada
kalian.
11. Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau yang telah memberi
kesempatan penulis untuk mengencam bangk perkuliahan dalam bentuk
dana dan moril.
12. Guru-guru di SD Negeri 005 Lubuk Puding, SMP Negeri 1 Buru dan
SMA Negeri 1 Buru yang senantiasa memberikan dukungan, doa, kasih
sayang dalam perjalanan kuliah penulis.
13. Sahabat tersayang Winda Nalurita, Dian Purwanti, Ayunda Tresnasih,
Yunita Herdiana, Dewy Suryanti, Sindy Artilita, Khairatun Nisa,
iv
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rubiana. Terima kasih telah menjadi tempat berbagi, terima kasih atas
seluruh kenangan, pengorbanan, motivasi, kebahagiaan, susah senang
yang telah kita jalani bersama, serta kasih sayang yang telah diberikan.
Semoga persahabatan kita akan tetap terjalin hingga akhir nanti dan
semoga Allah SWT. selalu melindungi kalian dan membalas seluruh
kebaikan kalian semua.
14. Teman-teman seperjuangan seluruh mahasiswa PPB angkatan 2011
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas seluruh
kenangan, kebaikan, pelajaran dan canda tawa selama ini.
15. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih
atas segala bantuannya.
Seluruh pencapaian penulis, tidak akan ada artinya tanpa dukungan,
bimbingan dan doa dari seluruh pihak yang telah membantu penulis. Semoga
Allah SWT. membalas seluruh kebaikan dan senantiasa melimpahkan rahmat dan
karuniaNya kepada kalian semua. Mohon maaf apabila selama ini penulis telah
banyak melakukan kesalahan, semoga doa cukup mewakilkan ungkapan
terimakasih.
Bandung, September 2015
Penulis,
v ABSTRAK
Norlizawati. (2015). Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik (Studi Deskriptif Tentang Program Bimbingan Pribadi di Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perilaku tidak bermoral di kalangan peserta didik SMP. Peserta didik SMP yang masuk pada kategori remaja seharusnya sudah sudah bisa bersikap dengan menggunakan penalaran moral pada tahap otonom. Penalaran moral menjadi salah satu prediktor tindakan moral dan kemungkinan masalah dalam penalaran moral menyebabkan tingkah laku moral. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil penalaran moral peserta didik serta merumuskan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik yang layak untuk diterapkan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 334 peserta didik. Jenis instrumen yang digunakan adalah angket dengan cerita dilema moral. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP berada pada tahapan penalaran moral otonom; (2) rumusan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik meliputi: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, visi dan misi program, sasaran program, komponen program, pengembangan rencana pelaksanaan layanan, serta evaluasi kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
vi
ABSTRACT
Norlizawati. (2015). Personal Guidance Program Based on student Moral Reasoning Profile (Descriptive Study On Personal Guidance program in Class VIII SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015).
The background to the research is the phenomenon of immoral behavior among junior high school students. There is a gap between adolescent junior high school
students’should have been able to be using at the stage of autonomous moral reasoning.
Moral reasoning to be one predictor of moral action and possible problems in moral
reasoning led to moral conduct. The research aims to find the profile of students’ moral
reasoning and to formulate personal guidance program in accordance with the profile of
students’ moral reasoning obtained. It adopted descriptive method with quantitative
approach. The participants of this research consisted of 334 eighth grade students of SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015. The instrument used was questionnaire.with the story of moral dilemma. Research results show that: (1) The
profile of junior high school students’ moral reasoning was at the category of of
autonomous moral reasoning; 2) The formulation of personal guidance program is based
on the profile of students’ moral reasoning, including: rationale, needs description, aims,
vision and missions of the program, objectives of the program, components of the program, the development plan of implementation services, as well as the evaluation of guidance and counseling services.
vii DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Manfaat Penelitian ... 5
D. Kerangka Penelitian ... 6
BAB II PENALARAN MORAL DAN BIMBINGAN PRIBADI ... 7
A. Penalaran Moral ... 7
1. Konsep Penalaran Moral ... 7
2. Tahapan Penalaran Moral ... 10
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penalaran dan Perubahan Moral Peserta Didik ... 16
B. Bimbingan Pribadi ... 21
1. Pengertian Bimbingan Pribadi ... 21
2. Aspek-Aspek Bimbingan Pribadi ... 21
viii
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Pribadi ... 23
5. Ruang Lingkup Bimbingan Pribadi ... 24
6. Materi Layanan Bimbingan Pribadi ... 25
7. Program Bimbingan Pribadi ... 27
8. Peranan Layanan Bimbingan Pribadi dalam Pengembangan Penalaran Moral Peserta Didik ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Tempat dan Partisipan Penelitian ... 31
1. Tempat Penelitian ... 31
2. Partisipan Penelitian... 31
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 31
1. Pendekatan Penelitian ... 31
2. Metode Penelitian ... 31
C. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data ... 32
1. Jenis Instrumen ... 32
2. Definisi Operasional Penalaran Moral ... 32
3. Pengembangan Kisi-Kisi ... 33
4. Pedoman Skoring dan Pedoman ... 36
5. Uji Coba Instrumen ... 37
D. Analisis Data ... 41
E. Prosedur Penelitian ... 43
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 45
A. Profil Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 45
B. Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 48
ix
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Deskripsi Kebutuhan ... 50
3. Tujuan Program ... 51
4. Visi dan Misi Program ... 52
5. Sasaran Layanan ... 52
6. Komponen Program ... 53
7. Pengembangan Tema ... 55
8. Evaluasi ... 58
BAB V PENUTUP ... 62
A. Simpulan ... 62
B. Rekomendasi ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dua Tahap Perkembangan Moral Piaget ... 13
Tabel 2.2 Perbandingan Tingkat Penalaran Moral Piaget ... 13
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik (Sebelum Uji Coba) ... 34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik (Setelah Uji Coba) ... 35
Tabel 3.3 Kunci Jawabam ... 36
Tabel 3.4 Hasil Validitas Tahapan Penalaran Moral ... 39
Tabel 3.5 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen ... 40
Tabel 3.6 Reliability Statistics ... 40
Tabel 3.7 Tahapan Moral dengan Uji Statistik NonParametris ... 42
Tabel 3.8 Tahapan Penalara Moral dalam Persentase ... 42
Tabel 4.1. Gambaran Umum Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015... 45
Tabel 4.2. Gambaran Tahapan Penalaran Moral ... 50
Tabel 4.3. Pengembangan Tema Program Bimbingan Pribadi berdasarkan Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 56
Tabel 4.4. Format Evaluasi Program Bimbingan Pribadi berdasarkan Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 60
xi
DAFTAR GRAFIK
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
1. Surat Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi 2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas
3. Surat Izin Penelitian dari Departemen 4. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah 5. Lembar Pengesahan
6. Surat Rekomendasi Pembimbing 7. Kartu Bimbingan
LAMPIRAN 2
1. Validitas dan Realibilitas 2. Hasil Judgement Instrumen 3. Instrumen Sebelum Judgement
4. Instrumen Setelah Judgement
5. Instrumen Sebelum Uji Coba 6. Instrumen Setelah Uji Coba 7. Pengolahan Data
LAMPIRAN 3
1. Hasil Judgement Program
2. RPLBK
LAMPIRAN 4
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bagsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain dengan pernyataan itu Ki Hajar
Dewantara menyatakan bahwa: ”pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek),
dan tubuh anak”.
Dalam penelitian Nur Azizah mengenai strategi pembelajaran moral sangat
diperlukan karena banyaknya perilaku moral dikalangan peserta didik seperti
membolos, mencontek ketika ujian atau ulangan harian, berkelahi antar teman.
Fakta menunjukkan bahwa terdapat kasus penyimpangan perilaku moral peserta
didik di sekolah dengan segala variasinya seperti membolos sebanyak 10%,
mencontek sebanyak 40%, berkelahi sebanyak 5% (data pada MTsN
Gondowulung, 2003/2004). Hal ini menunjukkan indikasi tentang tidak adanya
peningkatan yang signifikan dari perkembangan perilaku moral peserta didik
dengan pendidikan di sekolah. (Nur Azizah, 2005, hlm.2)
Salah satu fenomena yang melanda remaja tampak pada fenomena 6-20 %
peserta didik tingkat SMA dan mahasiswa di Jakarta pernah melakukan hubungan
seks pra nikah. Selain itu hasil penelitian lain, menunjukan bahwa sebanyak 50%
dari pengunjung klinik aborsi berusia 15-20 tahun, dan 44,5 % dari pengunjung
klinik aborsi berusia antara 15-20 tahun itu adalah hamil di luar nikah (Boyke,
1999). Fenomena perilaku seks pra nikah ini tidak hanya terjadi di Jakarta. Sebuah
penelitian terhadap 37 remaja berusia 16-20 tahun di Jatinangor, Kabupaten
2
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
80% telah melakukan perilaku seksual necking; 70% pernah melakukan petting;
dan 65% pernah melakukan premarital intercourse (Nurhayati, 1998).
Jika perilaku remaja tidak sesuai dengan harapan sosial mka akan terjadi
kesenjangan dan konflik. Misalnya saja, pemberitaan di televisi menyuguhkan
tayangan tentang pemerkosaan yang korban dan pelakunya adalah peserta didik di
sekolah, pencurian, pemerkosaan, geng motor yang berakhir dengan perkelahian
dengan senjata tajam, belum lagi kasus video porno yang ternyata 90 % pelaku
dan pembuatnya adalah peserta didik usia remaja (Musfiroh, 2008).
Laporan Komisi Perlindungan Anak atau Komnas Anak dari survei yang
dilakukan pada tahun 2007 di 12 kota besar di Indonesia tentang perilaku seksual
remaja sungguh sangat mengerikan. Hasilnya adalah dari 4500 remaja yang
disurvei, 97 % mengaku pernah menonton film porno. Sebanyak 93,7 % remaja
SMP dan SMA mengaku pernah berciuman serta happy petting (bercumbu berat)
dan oral seks. Yang lebih menyeramkan lagi adalah 62,7 % remaja SMP mengaku
tidak perawan lagi, bahkan 21,2 % remaja SMA mengaku pernah melakukan
aborsi. (Dok.SCTV 24 Juli 2008).
Sementara itu, berdasarkan penelitian Departemen Kesehatan RI (Pikiran
Rakyat; 21 Desember 2008) terhadap pada peserta didik di 18 provinsi, terdapat
satu dari enam peserta didik mengalami tindakan kekerasan di sekolah dengan
cara melukai, memberikan ancaman, menciptakan terror, dan menunjukkan sikap
permusuhan sehingga menimbulkan dampak seperti stress (76%), hilang
konsentrasi (71%), gangguan tidur (71%), paranoid (60%), sakit kepala (55%),
dan obsesi (52%). Sedikitnya 25% anak yang diganggu memilih menghabisi
nyawanya sendiri dengan jalan bunuh diri. Tindakan kekerasan juga berdampak
pada para pelaku yaitu mereka merasa menjadi jagoan sehingga senang berkelahi
(54%), berbohong (87%), serta tidak memperdulikan peraturan sekolah (33%).
Hasil penelitian Asri Budiningsih di Yogyakarta (2009) dengan
menggunakan metode moral dilemma mampu meningkatkan penalaran moral, dan
keimanan mahasiswa, sehingga tidak ada lagi penalaran moral responden yang
berada pada tahap II, 24,3% meningkat dari tahap II ke tahap III, 32,43%
3
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
V, 48,65% meningkat dari tahap III ke tahap IV, dan 5,4% meningkat dari tahap
IV ke tahap V.
Penelitian menunjukkan bahwa penalaran moral menjadi salah satu
prediktor tindakan moral dan kemungkinan masalah dalam penalaran moral
menyebabkan tingkah laku moral (Kohlberg, 1976 hlm.32 dalam Delfia). Sejalan
dengan hal itu, Kohlberg menunjukkan meskipun banyak faktor yang dapat
menimbulkan banyak faktor yang dapat menimbulkan kenakalan remaja
(delinquency), tetapi tingkatan penalaran moral yang tinggi sekurang-kurangnya
berfungsi sebagai penghambat tingkah laku delinquent (Duska dan Whelan, 1975
hlm.111).
Menurut Piaget, penalaran moral dilandasi oleh kematangan dari segi
kognitif dan sosial yang terjadi saat seseorang terlibat dalam hubungan antar
terjadinya manusia atau interaksi sosial (Duska dan Whelan, 1975 hlm. 31).
Perkembangan kognisi merupakan dasar terjadinya peningkatan tahap penalaran
moral, tetapi tidak mempengaruhi perkembangan penalaran moral secara
langsung. Untuk dapat mencapai tahap penalaran moral yang tertinggi,
perkembangan kognitif seseorang telah mencapai taraf formal operasional, ketika
ia telah mampu untuk berfikir hipotetik dan abstrak. Berfikir secara operasional
formal mulai berkembang pada saat seseorang mencapai usia remaja, dengan
demikian maka perkembangan menuju perkembangan moral yang matang telah
berlangsung pula. Dengan kemampuan ini, remaja diharapkan mampu
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan untuk membentuk sistem nilai moral
dan falsafah hidup. Dapat dikatakan bahwa penanggulangan terhadap
masalah-masalah moral remaja merupakan salah satu penentu masa depan mereka dan
bangsanya (Mulyono, 1984).
Hasil penelitian dilakukan Delfia (2010) menunjukkan bahwa pada
umumnya penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP berada pada tahap
penalaran semi otonom yang mencapai 72,4%. Selanjutnya peserta didik yang
berada pada tahap penalaran otonom mencapai 18,39%, sedangkan peserta didik
yang berada pada tahap penalaran moral heteronom mencapai 9,19%.
Sekolah merupakan salah satu lingkungan yang memainkan peran dan
4
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini selaras ini dengan pendapat Harvighurst (Yusuf, 2006, hlm. 55) yang
mengungkapkan bahwa sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting
dalam membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan.
Yusuf (2006, hlm. 54) mengemukakan beberapa alasan sekolah berperan
penting bagi perkembangan kepribadian remaja, yaitu : (1) sekolah memberikan
pengaruh kepada anak secara dini, seiring dengan perkembangan konsep dirinya;
(2) anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di
luar sekolah.
Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu komponen integral dari
pelaksanaan pendidikan di sekolah seyogyanya mampu memberikan layanan
bantuan yang bersifat psikoedukatif, yang tidak diperoleh remaja dalam kegiatan
belajar mengajar di ruang kelas. Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan
sebagai media untuk membantu remaja dalam mengembangkan penalaran moral,
sehingga remaja memiliki perilaku yang penuh dengan nilai moral dapat bertindak
berdasarkan pertimbangan dan tanggung jawab subjektif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing adalah
melaksanakan layanan bimbingan. Bimbingan yang dilaksanakan merupakan
bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi merupakan layanan yang mengarah pada
pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik
pribadi serta ragam permasalahan yang dialami individu.
B. Rumusan Masalah
Latar belakang permasalahan di atas menunjukkan adanya fenomena perilaku
unmoral peserta didik pada usia SMP, SMA atau SMK. Perilaku unmoral muncul
disebabkan karena mereka kurang mampu menyaring perilaku-perilaku yang
masuk dalam di kehidupan mereka, karena hal itu disebabkan penalaran moral
yang rendah. Penalaran moral merupakan prediktor dari tindakan moral dan
tingkat penalaran moral yang tinggi sekurang-kurangnya berfungsi sebagai
penghambat tingkah delinquent (Duska dan Whelan, 1982 hlm.111). Dari
pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku peserta didik yang
5
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengedaran narkoba, pelanggaran tata tertib sekolah, menyontek dan berbohong
diakibatkan oleh penalaran moral yang rendah.
Berdasarkan uraian masalah tersebut diperoleh sebuah pertanyaan umum
sebagai arahan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP?
2. Bagaimana rumusan program bimbingan pribadi berdasarkan profil
penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP yang layak untuk
diterapkan menurut pertimbangan pakar dan praktisi bimbingan dan
konseling?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian bertujuan adalah untuk menghasilkan program
bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 yang layak untuk
diterapkan menurut pertimbangan pakar dan praktisi bimbingan dan
konseling.
Tujuan khusus penelitian yaitu memperoleh gambaran empirk tentang :
a. Mendeskripsikan penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP.
b. Menghasilkan program bimbingan pribadi berdasarkan profil
penalaran moral peserta didik kelas VIII yang layak untuk diterapkan
menurut pertimbangan pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.
2. Manfaat Peneitian
a. Teoretis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan kajian ilmu terkait program bimbingan pribadi dan
penalaran moral peserta didik.
b. Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para
praktisi pendidikan khususnya guru Bimbingan dan Konseling dalam
mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku yang
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
6
D. Kerangka Penelitian
Grafik 1.1 Kerangka Alur Penelitian
1.Judgement pakar 2.Uji keterbacaan Peserta Didik Kelas VIII
7
Norlizawati, 2015
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Partisipan Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lembang beralamat
Jalan Maribaya No.129 Desa Langensari Kota Bandung Barat.
2. Partisipan
Partisipan dalam penelitian adalah peserta didik yang secara
administratif terdaftar dan aktif dalam pembelajaran di kelas VIII SMP
Negeri 2 Lembang sebanyak 334 peserta didik dari 9 kelas. Hasil survei
dengan menggunakan Inventori Tugas Perkembangan (ITP) yang dilakukan
terhadap kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang menunjukkan adanya peserta
didik yang tahapan rendahnya dalam penalaran moralnya. Sehingga peneliti
ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap penalaran moral peserta
didik.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan
analisis secara sistematis dengan menggunakan angka-angk dan pengolahan
statistik (Syaodih, 2008, hlm.53). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk
menganalisis data mengenai tahap penalaran moral peserta didik berdasarkan
perhitungan-perhitungan secara statistik yang diperoleh melalui penyebaran
instrumen penalaran moral.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu suatu metode yang ditujukan untuk memperoleh jawaban tentang
permasalahan yang terjadi pada masa sekarang dan aktual tanpa
menghiraukan kejadian pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan cara
32
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2006, hlm.136). Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan penalaran moral peserta didik SMP Negeri 2 Lembang
Tahun Ajaran 2014/2015 sebagai landasan penyusunan program bimbingan
pribadi.
C. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data
Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah instrumen
penalaran moral peserta didik sebagai alat pengumpul data. Pengemabngan
instrumen diawali dengan merumuskan definisi operasional, merumuskan
kisi-kisi instrumen, menyusun butir-butir instrumen kemudian diuji kelayakannya
baik dari segi validitas konstruk (validitas dan reliabilitas) dan validitas
kontennya (kterbacaan instrumen).
Berikut deskripsi langkah pengembangan instrumen penalaran moral.
1. Jenis Instrumen
Jenis instrumen penalaran moral yang digunakan ini merupakan adaptasi
dari instrumen penalaran moral Jean Piaget untuk kepentingan penelitian.
Namun dalam pengembangannya, peneliti menyesuaikan cerita dilema moral
dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang peneliti teliti. Dalam
instrumen penalaran moral Piaget menyajikan cerita yang berisi tentang
dilema-dilema moral. Cerita-cerita dilema moral yang disajikan berupa aspek
kepatuhan, kejujuran dan keadilan. Dalam aspek tersebut Piaget menyajikan
cerita-cerita tentang kecerobohan atau kesembronoan, mencuri, berbohong,
hukuman dan keadilan. Cerita-cerita yang disajikan untuk anak yang berusia
4-14 tahun. Selain bentuk dari instrumen penalaran moral ini menyerupai
dengan cerita dilema Kohlberg, dan setiap pilihan jawaban merupakan
gambaran tahapan penalaran moral.
2. Definisi Operasional Penalaran Moral
Piaget (Duska dan Whelan, 1982 hlm.31) menyatakan bahwa
penalaran moral adalah kemampuan seseorang seseorang dalam
33
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lain yang berbeda dengan perspektifnya sendiri berdasarkan pertimbangan
dan tanggung jawab subjektif.
Penalaran moral peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan peserta didik kelas VIII dalam mempertimbangkan
alasan dan keputusan untuk bertindak saat dihadapkan isu-isu moral yang
berkaitan dengan pencurian, tindakan keliru, berbohong, hukuman,
bermain serta keadilan dan otoritas yang terkandung dalam cerita dilema
moral.
Tahap penalaran moral dalam penelitian ini mengacu pada tahapan
penalaran moral Piaget. Tahap pertama yaitu tahap moralitas heteronom,
tahap kedua merupakan masa peralihan dari moralitas heteronom kepada
moralitas otonom yang disebut semiotonom. Dan tahap ketiga yaitu tahap
moralitas otonom.
3. Pengembangan Kisi-Kisi
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai profil
penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang berupa
cerita dilema moral. Cerita dilema moral tersebut berisi sejumlah cerita
berhubungan dengan persoalam mencuri, kesembronoan, berbohong,
hukuman, keadilan dan otoritas. Setiap item cerita diserta dengan tiga pilihan
respon yang harus dipilih oleh peserta didik sesuai dengan pertimbangannya.
Tiga pilihan respon tersebut mengacu kepada karakteristik tahap penalaran
moral Piaget yaitu tahap penalaran moral heteronom, semiotonom dan
otonom yang tersebar dalam pilihan jawaban a, b dan c.
Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian telah melalui tahap uji
coba terhadap populasi di luar sampel penelitian, sehingga dapat diketahui
kelayakan serta validitas instrumen yang dipergunakan untuk penelitian.
Lebih rinci kisi-kisi instrumen penelitian tentang penalaran moral sebleum
dan setelah dilakukan uji coba dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 sebagai
34
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik
(Sebelum Uji Coba)
No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah
Cerita
1 Kepatuhan
a.Heteronom :
Peraturan dianggap baik
oleh individu karena berasal
dari orang dewasa dan tidak
dapat diubah
b.Semi Otonom :
Peraturan dianggap penting
karena berfungsi untuk
mengatur suatu aktivitas
c.Otonom :
Peraturan dianggap sebagai
keputusan bebas dan harus
dhormati karena sudah
disepakati
Dalam mengukur
kepatuhan disajikan 6
cerita dilema moral , di
antaranya 3 berhubungan
dengan tindakan
sembrono yang terdapat
ada nomor 1, 3, 6 dan 3
tentang cerita dilema
moral yang berhubungan
dengan tindakan mencuri
yang terdapat pada nomor
2, 4, 9.
7
2 Kejujuran
a.Heteronom :
Individu tidak
membesar-besarkan sesuatu yang
bukan fakta
b. Semi Otonom :
Individu dapat menjaga
kepercayaan orang lain
c. Otonom :
Individu sengaja
mengatakan sesuatu yang
benar
tindakan berbohong yang
terdapat pada nomor 7, 8,
35
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah
Cerita
tindakan atas permintaan
dan perintah orang dewasa
b. Semi Otonom :
antaranya 4 berhubungan
dengan hukuman yang
terdapat pada nomor 5,
14, 15, 16 dan 3 tentang
berhubungan dengan
keadilan dan otoritas
yang terdapat pada nomor
11, 12, 13
Jumlah 16
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik
(Setelah Uji Coba)
No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah
Cerita
1 Kepatuhan
d.Heteronom :
Peraturan dianggap baik
oleh individu karena berasal
dari orang dewasa dan tidak
dapat diubah
e.Semi Otonom :
Peraturan dianggap penting
karena berfungsi untuk
mengatur suatu aktivitas
f. Otonom :
Peraturan dianggap sebagai
Dalam mengukur
kepatuhan disajikan 6
cerita dilema moral , di
antaranya 3 berhubungan
dengan tindakan
sembrono yang terdapat
ada nomor 1, 3, 6 dan 3
tentang cerita dilema
moral yang berhubungan
dengan tindakan mencuri
36
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah
Cerita
keputusan bebas dan harus
dhormati karena sudah
disepakati
nomor 2, 4, 9.
2 Kejujuran
d. Heteronom :
Individu tidak
membesar-besarkan sesuatu yang
bukan fakta
e. Semi Otonom :
Individu dapat menjaga
kepercayaan orang lain
f.Otonom :
Individu sengaja
mengatakan sesuatu yang
benar
tindakan berbohong yang
terdapat pada nomor 7, 8,
10
4
3 Keadilan
d. Heteronom :
Individu melakukan
tindakan atas permintaan
dan perintah orang dewasa
e. Semi Otonom :
keadilan disajikan 7
cerita dilema moral, di
antaranya 4 berhubungan
dengan hukuman yang
terdapat pada nomor 5,
14, 15, 16 dan 3 tentang
berhubungan dengan
keadilan dan otoritas
yang terdapat pada
nomor 11, 12, 13
7
37
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Pedoman Skoring dan Penafsiran
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh profil penalaran moral
peserta didik kelas VIII SMP berupa angket. Angket digunakan atas dasar
jumlah responden besar, dapat membaca dengan baik dan dapat
mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia (Sugiyono, 2012 hlm. 172).
Angket yang disajikan dalam bentuk cerita dilema moral. Cerita dilema moral
tersebut berhubungan dengan mencuri, kesembronoan, berbohong, hukuman,
keadilan dan otoritas. Setiap item cerita disertai tiga pilihan respon yang
dipilih oleh peserta didik sesuai dengan pertimbangannya. Tiga pilihan respon
tersebut mengacu kepada karakteristik tahapan penalaran moral Piaget yaitu
tahapan penalaran moral heteronom, semi otonom dan otonom yang terdapat
dalam pilihan jawaban a, b, dan c.
1 Heteronom Semiotonom Otonom
2 Semiotonom Otonom Heteronom
3 Otonom Semiotonom Heteronom
4 Heteronom Semiotonom Otonom
5 Otonom Heteronom Semiotonom
6 Otonom Semiotonom Heteronom
7 Semiotonom Otonom Heteronom
8 Heteronom Semiotonom Otonom
9 Otonom Semiotonom Heteronom
10 Heteronom Otonom Semiotonom
11 Heteronom Semiotonom Otonom
12 Heteronom Semiotonom Otonom
13 Heteronom Otonom Semiotonom
14 Semiotonom Heteronom Otonom
15 Semiotonom Heteronom Otonom
16 Otonom Semiotonom Heteronom
Adapun teknik penyekoran dalam instrumen ini menggunakan skala rating
scale. Dengan interval jawaban skor adalah 1-9. Setiap responden
memberikan skor pada semua jawaban dan memberikan skor paling tinggi
38
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jawaban dikelompokkan sesuai dengan tahapan untuk setiap responden dan
data diolah dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 20. Dan
disini akan terlihat profil penalaran moral responden secara keseluruhan.
5. Uji Coba Instrumen
a. Uji Rasional Instrumen
Uji rasional atau yang lebih dikenal dengan penimbangan (judgement)
alat pengumpul data dilakukan untuk melihat kesesuaian antara konstruk
instrumen dengan landasan teoretis, definisi operasional dan ketepatan
bahasa untuk subjek yang akan memberikan respon.
Penimbangan (judgement) dalam penelitian ini dilakukan oleh para
pakar bimbingan dan konseling di lingkungan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan yaitu Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M.Pd., Drs. Sudaryat Nurdin
Ahmad dan praktisi bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Lembang.
Penimbangan dilakukan untuk menilai memadai atau tidaknya pernyataan
yang digunakan dalam instrumen dengan melihat segi konstruk, konten
dan redaksi. Pernyataan atau cerita yang berkualifikasi memadai (M)
dapat langsung digunakan sebagai cerita dilema dalam instrumen
penelitian sementara yang berkualifikasi tidak memadai (TM) perluu
direvisi dan diperbaiki.
Adapun hasil dari penimbangan instrumen oleh pakar dan praktisi
yaitu dari 18 cerita dilema menjadi 16 cerita dilema yang layak
digunakan. Penimbangan tersebut dari segi konstruk, konten dan redaksi.
Kemudian penimbang juga memberikan masukan-masukan dari segi
bahas di setiap cerita dan pilihan jawaban yaitu gar bahada tersebut
disesuaikan dengan karakter peserta didik dan lebih disederhanakan
sehingga peserta didik bisa memahaminya.
b. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengukur keterbacaan
instrumen agar dapat dipahami oleh subjek penelitian. Uji keterbacaan
dilakukan kepada peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Lembang
sebanyak 10 orang. Setelah dilakukan uji keterbacaan, ada beberapa kata
39
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan kebutuhan sehinggga dapat dimengerti peserta didik. Uji
keterbacaan bertujuan untuk mengetahui kata-kata atau kalimat dalam
cerita atau pilihan jawaban dapat disederhanakan tanpa mengubah dari isi
cerita atau pilihan jawaban tersebut.
c. Uji Validitas
Uji validitas instrumen dilakukan utnuk menunjukkan tingkat
kesahihan instrumen yang akan digunakan dalam penggumpulan data
penelitian. Suatu instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang
digunakan tepat sehingga instrurmen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur yang sebenarnya harus diukur (Arikunto, 2002, hlm. 145).
Pengujian validitas instrumen yang dilakukan dalam penelitian adalah
setiap tahapan moral yang terdapat dalam angket yang mengungkap
penalaran moral. Uji validitas dilakukan kepada peserta didik SMP Negeri
2 Lembang kelas VII sebanyak 125 peserta didik.
Adapun uji validitas instrumen penalaran moral peserta didik
menggunakan software IBM SPSS Statistics 20. Hasil uji validitas setiap
item tahapan moralnya adalah valid semuanya. Dan gambaran hasil
validitasnya sebagai berikut.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Tahapan Penalaran Moral
No
Item Correlation Coefficient Heteronom Semiotonom Otonom
Item 1
Correlation Coefficient ,244**
Valid
Correlation Coefficient ,327**
Valid ,305
Correlation Coefficient ,470**
Valid ,435
Correlation Coefficient ,501**
Valid ,391
Correlation Coefficient ,503**
40
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Item Correlation Coefficient Heteronom Semiotonom Otonom
Item 6
Correlation Coefficient ,516**
Valid ,552
Correlation Coefficient ,588**
Valid ,532
Correlation Coefficient ,569**
Valid ,526
Correlation Coefficient ,476**
Valid ,430
Correlation Coefficient ,404**
Valid ,436
Correlation Coefficient ,552**
Valid ,317
Correlation Coefficient ,242**
Valid ,382
Correlation Coefficient ,323**
Valid ,514
Correlation Coefficient ,498**
Valid ,382
Correlation Coefficient ,469**
Valid ,394
Correlation Coefficient ,558**
Valid ,515
Reliabilitas instrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan
(konsistensi) yang dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Arikunto, 2002 hlm.154)
Untuk mengetahui tingkat realibitas digunakan klasifikasi atau kriteria
41
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen
Kriteria Kategori
0,91 – 1,00 Derajat Keandalan sangat tinggi 0,71 – 0,90 Derajat Keandalan Tinggi 0,41 – 0,70 Derajat Keandalan Sedang 0,21 – 0,40 Derajat Keandalan Rendah
< 0,20 Derajat Keandalan Sangat Rendah
(Rakhmat dan Solehuddin 2006, hlm.74)
Uji realibilitas instrumen ini menggunakan software IBM SPSS
Statistics 20 dan diperoleh nilai realibilitas sebagai berikut.
Tabel 3.6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,868 48
Berdasarkan hasil dari software IBM SPSS Statistics 20 uji coba
instrumen penalaran moral diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.86, hal
tersebut menunjukkan bahwa derajat keterandalan instrumen yang
digunakan tinggi artinya instrumen ini mampu menghasilkan skor-skor
pada setiap item dengan konsisten serta layak untuk digunakan dalam
penelitian sebagai alat pengumpul data.
D. Analisis Data
Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul adalah mengolah dan
menganalisa data sebagai bahan acuan dalam penyusunan program bimbingan
pribadi. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen tersebut
kemudian diolah dengan menentukan tingkat penalaran moral peserta didik, baik
yang berada pada tahap heteronom, semiotonom dan otonom. Adapun untuk
menentukan kedudukan subjek tersebut menggunakan software IBM SPSS
42
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data hasil dari instrumen yang disebarkan kemudian diolah menggunakan
teknik analisis statistik deskriptif. Untuk jenis skala yang digunakan adalah rating
scale, dikarenakan hasil skor peserta didik diurutkan berdasarkan tingkatan. Hal
ini diperkuat oleh Jainuri
(http://bolehsaja.net/skala-bertingkat-rating-scale/#.VfWdLa2LK2c) rating scale adalah salah satu alat untuk memperoleh
data yang berisi tentang sikap/tingkah laku, gejala atau fenomena sosial yang
ingin diselidiki yang dicatat secara bertingkat. Jenis rating scale yang digunakan
adalah numerical rating scale yaitu pernyataan yang berkualitas dari sesuatu yang
akan diukur menggunakan angka sebagai petunjuk skor.
Karena data tidak berdistribusi normal maka analisis statistik yang digunakan
adalah analisis statistik nonparametris. Analisis statistik nonparametris yang aman
dewasa ini tidak membuat asumsi mengenai data yang berdistribusi secara normal
dapat digunakan untuk semua jenis data dengan tingkat keberhasilan yang sama
dengan statisik parametrik dan cocok untuk generalisasi data kepada populasi
(Morissan, 2012, hlm. 307). Dari pengolahan data menggunakan software IBM
SPSS Statistics 20, didapatkan hasil sebagai berikut
Tabel 3.7
Tahapan Penalaran Moral dengan Uji Statistik Nonparametris
Tahapan Moral N Mean Rank
Heteronom 334 202,10
Semiotonom 334 521,82
Otonom 334 780,59
Total 1002
Jika hasil tersebut dipersentasekan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8
Tahapan Penalaran Moral dalam Persentase
Tahapan Moral Persentase (%)
Heteronom 13,43 %
Semiotonom 34,68 %
43
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap kategori atau tahap mengandung pengertian sebagai berikut :
Tahap Heteronom :Pada tahap ini, peserta didik cenderung menerima
begitu saja segala aturan yang diberikan oleh
orang-orang yang dianggap kompeten. Keadilan dan
peraturan dipaham sebagai sesuatu yang tidak dapat
diubah.
Tahap Semiotonom :Tahap ini merupakan tahap transisi dari tahap
penalaran moral heteronom menuju otonom, dan
karakteristik yang ditujukan peserta didik pada tahap
ini adalah karakteristik yang dimiliki kedua tahap
tersebut. Pada tahap ini peserta didik memahami
bahwa aturan yang berasal dari luar dirinya dapat
diubah menurut aturan-aturan yang dibuat olehnya,
tetapi ia belum dapat melepaskan diri dari pengaruh
luar karena ia harus memelihara aturan itu dan harus
memperlihatkan rasa hormat kepada otoritas, sehingga
terdapat perbedaan antara intensi dengan pelaksanaan
aturan itu.
Tahap Otonom : Pada tahap ini peserta didik sudah memiliki pemikiran
akan perlunya memodifikasi aturan-aturan untuk
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baik.
Peserta didik menyadari bahwa peraturan dan hukum
dibuat oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan
seseorang harus mempertimbangkan intensi pelaku
selain memikirkan konsekuensinya
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Langkah awal adalah menyusun proposal penelitian, selanjutnya seminar
44
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Selanjutnya penyusunan BAB I dan BAB II yang terdiri dari identifikasi
masalah, studi lapangan dan studi pustaka.
3. Merumuskan rancangan instrumen penelitian
4. Menjudgement instrumen penelitian kepada pakar bimbingan dan
konseling
5. Uji keterbacaan instrumen kepada peserta didik yang bukan bagian dalam
penelitian
6. Uji validitas dan uji relaibilitas instrumen sebelum disebar kepada peserta
didik yang bukan bagian dalam penelitian
7. Setelah itu, instrumen disebar, selanjutnya pengolahan data untuk
mendapatkan profil penalaran moral peserta didik sebagai acuan untuk
membuat rancangan program untuk selanjutnya disusun dalam BAB III
8. Membuat rancangan program bimbingan pribadi berdasarkan profil
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62 BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian tentang bimbingan pribadi berdasarkan profil
penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri Lembang tahun ajaran
2014/2015 dapat disimpulkan bahwa
1. Profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang
yaitu peserta didik yang berada pada tahap penalaran moral otonom yaitu
peserta didik sudah memiliki pemikiran akan perlunya memodifikasi
aturan-aturan untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baik.
Peserta didik menyadari bahwa peraturan dan hukum dibuat oleh manusia
dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan
intensi pelaku selain memikirkan konsekuensinya.
2. Program bimbingan yang dirancang berdasarkan profil penalaran moral
peserta didik yang layak dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lembang Tahun
Ajaran 2014/2015. Progrm bimbingan pribadi yang disusun bertujuan
untuk mengembangkan aspek dalam penalaran moral seperti aspek
kepatuhan, kejujuran serta keadilan. Program yang disusun dikembangkan
diarahkan kepada peserta didik yang berada pada tahap penalaran moral
otonom. Struktur program yang dikembangkan terdiri atas rasional,
deskripsi kebutuhan, tujuan, visi dan misi program, sasaran layanan,
komponen program pengembangan tema, Rencana Pelaksanaan Layanan
Bimbingan dan Konseling (RPLBK), serta evaluasi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa
rekomendasi yang diberikan kepada pihak sebagai berikut :
1. Kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah diharapakn bisa
menfasilitasi peserta didik dalam pencapaian perkembangan moralnya. Oleh
63
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diaplikasikan sebagai upaya membantu peserta didik dalam meningkatkan
penalaran moral. Karena penalaran moral merupakan prediktor dari tindakan,
dan tingkat penalaran moral yang tinggi sekurang-kurangnya berfungi sebagai
penghambat tingkah laku delinquent.
2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
Guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Lembng diharapkan
mampu mengaplikasikan program bimbingan pribadi yang telah dirancang
sebagai upaya membantu peserta didik dalam mengembangkan penalaran
moralnya.
3. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Hasil penelitian ini dapat memperkaya keilmuan baik dibidang penalaran
moral maupun mengembangkan program bimbingan pribadi.
4. Peneliti Selanjutnya
a. Program yang dirumuskan pada penelitian ini bersifat hipotetik yang
artinya program yang dirancang tidak dilaksanakan. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengekplorasikan lebih lanjut dengan
mengujicobaka program yang dirancang.
b. Populasi dalam penelitian ini hanya satu tingkatan kelas yaitu VIII,
peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan menggunakan populasi
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). Pengukuran perkembangan moral peserta didik. [Online]. Diakses dari http://biosatudeumm.blogspot.com/2012/12/pengukuran-perkembangan-moral-peserta.html [21 September 2014]
Anonim. (2013). pengertian moral menurut para ahli. [Online]. Diakses dari
http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html [21 September 2014]
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian:suatu pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Asfahania. (2012). Makalah dilema dan konflik moral. [Online]. Diakses dari
http://asfahanialshafy.blogdetik.com/tag/strategi-pembelajaran-berkarakter/ [21 September 2014]
Azizah, N.(2005). “Perilaku moral dan regiliusitas peserta didik berlatarbelakang
pendidikan umum dan agama”. Jurnal Psikologi . 33., ( 2,1-16)., _..
Basri, S. (2014). Makalah bimbingan pribadi. [Online]. Diakses dari
http://synaralwadudu.blogspot.com/2014/01/makalah-bimbingan-pribadi.html [21 September 2014]
Basyar, A. (2013). Pengaruh globalisasi terhadap moral. [Online]. Diakses dari http://jurnalilmiahtp.blogspot.com/2013/11/pengaruh-globalisasi-terhadap-moral.html [21 September 2014]
Budiningsih, A. (2004). Pembelajaran moral. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Budiningsih, A.(2009). “Model Pembelajaran Dilema Moral dan Kontemplasi
dengan Strategi Kooperatif”. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan.12.,(1).
Delfia, R. (2010). Profil penalaran moral siswa. Skripsi PPB FIP UPI Bandung.
Tidak diterbitkan.
Duska & Whelan. (1982). (a.b Dwija Atmaka) Perkembangan moral : perkenalan dengan piaget dan kohlberg. Yogyakarta : Kanisius.
Farhan, A. (2012). Karakteristik perkembangan moral. [Online]. Diakses dari
http://www.abyfarhan.com/2012/01/karakteristik-perkembangan-moral.html#ixzz3Gr4nmz3v [21 September 2014]
65
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hidayat, K. (2013). “pengaruh harga diri dan penalaran moral terhadap perilaku
seksual remaja berpacaran di SMK Negeri Samarinda”. eJournal
Psikologi.1. (1, 80-87)
Hurlock. (1980). (a.b Istiwidayanti dkk) Psikologi perkembangan edisi ke lima. Jakarta : Erlangga.
Jainuri, M. (2014). Skala bertingkat-rating scale. [Online]. Diakses dari : http://bolehsaja.net/skala-bertingkat-rating-scale/#.VfWdLa2LK2c [21 September 2014]
Komariah, K.(2011). “Modal pendidikan nilai moral bagi para remaja menurut
perspektif islam”. Jurnal Pendidikan Agama Islam . 9., ( 1)., _.. [Online].
Diakses dari
http://jurnal.upi.edu/file/04_MODEL_PENDIDIKAN_NILAI_MORAL-KOKOM.pdf [21 September 2014]
Kurtines & Gerwitz. (1984). (a.b M.I. Soelaeman). Moralitas, perilaku, moral dan perkembangan moral. Jakarta : UI-Press.
Lisnawati. (2013). Perkembangan moral menurut kohlberg. [[Online]. Diakses dari : http://lisnawati19.blogspot.com/2013/09/perkembangan-moral-menurut-kohlberg.html [21 September 2014]
Minnameier, G. (2011). “Lawrence Kohlberg : an introduction”. Journal of
Moral Education.40.(4,539-541).,_.,
Morissan. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta : Prenadamedia Group.
Nurihsan dan Yusuf. (2005). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nursafitri, R dan Denok S.(2013). “Penerapan bimbingan kelompok dengan
teknik sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan hubungan
interpesonal”. Jurnal BK Unesa . 3., ( 1)., _.. [Online]. Diakses dari
http://ejournal.unesa.ac.id/jurnal/jurnal-bk-unesa/artikel/3371/penerapan-
bimbingan-kelompok-dengan-teknik-sosiodrama-untuk-membantu-meningkatkan-kemampuan-hubungan-interpersonal-siswa [21 September 2014]
Ormrod, J. (2008). Psikologi pendidikan_membantu siswa tumbuh dan berkembang (edisi ke enam). Jakarta : Erlangga.
Prayitno. (1997).Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanti, L.Y.(2013). Hubungan antara tingkat penalaran moral pada remaja dengan perilaku seks pranikah di kost “ad”. Jurnal BK Unesa.1., ( 2)., _..
[Online]. Diakses dari
66
Norlizawati, 2015
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rohmah, M A. (2014). Efektifitas pembelajaran melalui pengembangan metode sosiodrama dalam meningkatkan prestasi belajar pkn siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Parang. Jurnal Unesa. 2.,(2).,_.. [Online]. Diakses dari
http://www.scribd.com/doc/224210036/EFEKTIVITAS-
PEMBELAJARAN-MELALUI-PENGEMBANGAN-METODE- SOSIODRAMA-DALAM-MENINGKATKAN-PRESTASI-BELAJAR-PKn-SISWA-KELAS-VIII-SMPN-2-PARANG [21 September 2014]
Santrock, J.W.(1995). Life span development-perkembangan sepanjang hidup.
edisi ke lima (jilid 1). Jakarta : Erlangga.
Sarbaini.(2012). Model pembelajaran berbasis kognitif moral dari teori ke aplikasi. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.
Syakura.(2009). Psychological strength siswa, kunci permasalahan remaja di era
global. [Online]. Diakses dari
http://keysyakura1.blogspot.com/2009/05/psychological-strength-peserta didik-kunci.html [21 September 2014]
Sugiono. (2012). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Syaodih, N. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Winkel. WS.(2007). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan edisi revisi. Jakarta : Media Abadi.