• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL PENALARAN MORAL PESERTA DIDIK : studi deskriprif terhadap program bimbingan pribadi di SMP negeri 2 Lembang tahun ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL PENALARAN MORAL PESERTA DIDIK : studi deskriprif terhadap program bimbingan pribadi di SMP negeri 2 Lembang tahun ajaran 2014/2015."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN

PROFIL

PENALARAN MORAL PESERTA DIDIK

(Studi Deskriprif terhadap Program Bimbingan Pribadi di SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

Norlizawati

1106463

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS PENDIDIKAN INDONESIA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik (Studi Deskriprif

Terhadap Program Bimbingan Pribadi Di SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran

2014/2015)” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika ilmu yang berlaku dala masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya

pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari phak lain terhadap keaslian karya saya

ini.

Bandung, November 2015

Yang membuat pernyataan,

(3)

LEMBAR HAK CIPTA

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL PENALARAN MORAL PESERTA DIDIK

(Studi Deskriprif terhadap Program Bimbingan Pribadi di

SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Norlizawati

1106463

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Norlizawati

Universitas Pendidikan Indonesia November 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak bleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis

(4)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v ABSTRAK

Norlizawati. (2015). Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik (Studi Deskriptif Tentang Program Bimbingan Pribadi di Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perilaku tidak bermoral di kalangan peserta didik SMP. Peserta didik SMP yang masuk pada kategori remaja seharusnya sudah sudah bisa bersikap dengan menggunakan penalaran moral pada tahap otonom. Penalaran moral menjadi salah satu prediktor tindakan moral dan kemungkinan masalah dalam penalaran moral menyebabkan tingkah laku moral. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil penalaran moral peserta didik serta merumuskan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik yang layak untuk diterapkan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 334 peserta didik. Jenis instrumen yang digunakan adalah angket dengan cerita dilema moral. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP berada pada tahapan penalaran moral otonom; (2) rumusan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik meliputi: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, visi dan misi program, sasaran program, komponen program, pengembangan rencana pelaksanaan layanan, serta evaluasi kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

(5)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Norlizawati. (2015). Personal Guidance Program Based on student Moral Reasoning Profile (Descriptive Study On Personal Guidance program in Class VIII SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015).

The background to the research is the phenomenon of immoral behavior among junior high school

students. There is a gap between adolescent junior high school students’should have been able to be

using at the stage of autonomous moral reasoning. Moral reasoning to be one predictor of moral action and possible problems in moral reasoning led to moral conduct. The research aims to find the

profile of students’ moral reasoning and to formulate personal guidance program in accordance with the profile of students’ moral reasoning obtained. It adopted descriptive method with quantitative

approach. The participants of this research consisted of 334 eighth grade students of SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015. The instrument used was questionnaire.with the story of moral dilemma. Research results show that: (1) The profile of junior high school students’ moral reasoning was at the category of of autonomous moral reasoning; 2) The formulation of personal guidance

program is based on the profile of students’ moral reasoning, including: rationale, needs description,

aims, vision and missions of the program, objectives of the program, components of the program, the development plan of implementation services, as well as the evaluation of guidance and counseling services.

(6)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta kesehatan lahir batin sehingga

dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Program

Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik

(Studi Deskriptif Tentang Program Bimbingan Pribadi di Kelas VIII SMP

Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015)”. Penulisan skripsi ini merupakan

laporan penelitian tertulis untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Departemen Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan.

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk karya ilmiah yaitu skripsi yang

tersusun menjadi lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang mengungkapkan

latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan, manfaat

penelitian dan kerangka penelitian. Bab II adalah kajian teori yang berisi sajian

konsep yang relevan dengan masalah yang hendak diungkap. Bab III adalah

metode penelitian yang berisi desain penelitian, populasi dan sampel, definisi

operasional variabel, instrumen penelitian, analisis data, serta prosedur penelitian.

Bab IV berisi hasil temuan dan pembahasan. Bab V berisi simpulan dan

rekomendasi.

Penulis sadar penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapakan saran dan

kritikan yang membangun dari pembaca guna perbaikan selanjutnya. Semoga

skripsi ini dapat berguna atau bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi para pembaca.

Bandung, September 2015

(7)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyadari skripsi ini merupakan karya bersama, karena menyadari

tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa penulis lakukan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, Penulis menyampaikan rasa hormat dan

mengucapkan banyak terimakasih atas semua bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak selama pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini. Dan ucapan terimakasih

dan penghargaan setinggi-tingginya penulis persembahkan kepada:

1. Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi yang

senantiasa memberikan bimbingan dan pencerahan ketika penulis

menghadapi kesulitan. Terimakasih juga penulis ucapkan atas perhatian

dan dukungan sehingga skripsi ini dapat selesai. Semoga Allah SWT.

membalas seluruh kebaikan Bapak dan senantiasa melimpahkan

kesehatan dan keberkahan kepada Bapak beserta keluarga.

2. Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd., selaku mantan ketua Departemen

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan untuk kepemimpinan dan

kebijaksanaannya.

3. Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd., selaku dekan FIP yang memberikan suri

tauladan dalam kepemimpinan, sikap dan kepribadian yang senantiasa

ditunjukan.

4. Dr. Hj. Nani M Sugandhi, M.Pd., Dr. Sudaryat Nurdin Akhmad, M.Pd.,

selaku penimbang instrumen penelitian yang telah memberikan

masukan dalam pengembangan instrumen.

5. Dr. Sudaryat Nurdin Akhmad, M.Pd., Dra. S.A. Lily Nurillah, M.Pd.,

dan Enden Nurhasanah, S. Pd., selaku penimbang program bimbingan

dan konseling yang telah memberikan masukan yang membangun.

6. Drs. Sudaryat Nurdin Akhmad, M.Pd., selaku pembimbing akademik

yang telah memberikan bimbingan dan membantu kelancaran bagi

penulis selama masa perkuliahan maupun saat penulisan skripsi.

7. Seluruh staff Dosen Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, yang

(8)

iii

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkuliahan. Serta senantiasa memberikan motivasi dan pengalaman

berharga kepada penulis ketika masa perkuliahan hingga saat ini.

8. Bapak Edwin dan Ibu Fiji selaku staff Tata Usaha Departemen

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang senantiasa memberikan

kemudahan dalam mengurus keperluan administrasi selama masa kuliah

dan dan dalam proses penulisan skripsi.

9. Kepala Sekolah, Staff Guru, Staff Tata Usaha, serta peserta didik kelas

VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 atas bantuan

dan dedikasinya untuk bersedia terlibat dalam pengumpulan data

penelitian.

10. Teristimewa dan penghargaan tertinggi penulis persembahkan untuk

Ayahanda tersayang Umat Bako dan Ibunda tercinta Aliyah, yang

senantiasa mencurahkan doa, kasih sayang, serta motivasi dalam setiap

langkah yang ditempuh oleh penulis. Saudara-saudara penulis tersayang

Tijah, Alisli, Safarudin, Ismail, Jamaliah, Zulkarya, Arisantana,

Agusmarwana, Jumardi Susanto, Suhendra, Nurul Hidayu, Budi

Kurniawan, Atika Fitri Yani dan Rizki Ananda Putra penulis ucapkan

terimakasih atas segala dukungan, kebahagiaan, dan juga inspirasi yang

selalu diberikan. Penulis menyadari bahwa tidak ada kata-kata yang

mampu mengungkapkan betapa besar pengorbanan dan keikhlasan yang

telah kalian berikan kepada Penulis. Semoga Allah SWT. senantiasa

melindungi dan melimpahkan kebahagiaan dunia dan akhirat kepada

kalian.

11. Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau yang telah memberi

kesempatan penulis untuk mengencam bangk perkuliahan dalam bentuk

dana dan moril.

12. Guru-guru di SD Negeri 005 Lubuk Puding, SMP Negeri 1 Buru dan

SMA Negeri 1 Buru yang senantiasa memberikan dukungan, doa, kasih

sayang dalam perjalanan kuliah penulis.

13. Sahabat tersayang Winda Nalurita, Dian Purwanti, Ayunda Tresnasih,

Yunita Herdiana, Dewy Suryanti, Sindy Artilita, Khairatun Nisa,

(9)

iv

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rubiana. Terima kasih telah menjadi tempat berbagi, terima kasih atas

seluruh kenangan, pengorbanan, motivasi, kebahagiaan, susah senang

yang telah kita jalani bersama, serta kasih sayang yang telah diberikan.

Semoga persahabatan kita akan tetap terjalin hingga akhir nanti dan

semoga Allah SWT. selalu melindungi kalian dan membalas seluruh

kebaikan kalian semua.

14. Teman-teman seperjuangan seluruh mahasiswa PPB angkatan 2011

yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas seluruh

kenangan, kebaikan, pelajaran dan canda tawa selama ini.

15. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih

atas segala bantuannya.

Seluruh pencapaian penulis, tidak akan ada artinya tanpa dukungan,

bimbingan dan doa dari seluruh pihak yang telah membantu penulis. Semoga

Allah SWT. membalas seluruh kebaikan dan senantiasa melimpahkan rahmat dan

karuniaNya kepada kalian semua. Mohon maaf apabila selama ini penulis telah

banyak melakukan kesalahan, semoga doa cukup mewakilkan ungkapan

terimakasih.

Bandung, September 2015

Penulis,

(10)

v ABSTRAK

Norlizawati. (2015). Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik (Studi Deskriptif Tentang Program Bimbingan Pribadi di Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perilaku tidak bermoral di kalangan peserta didik SMP. Peserta didik SMP yang masuk pada kategori remaja seharusnya sudah sudah bisa bersikap dengan menggunakan penalaran moral pada tahap otonom. Penalaran moral menjadi salah satu prediktor tindakan moral dan kemungkinan masalah dalam penalaran moral menyebabkan tingkah laku moral. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil penalaran moral peserta didik serta merumuskan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik yang layak untuk diterapkan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Partisipan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 334 peserta didik. Jenis instrumen yang digunakan adalah angket dengan cerita dilema moral. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP berada pada tahapan penalaran moral otonom; (2) rumusan program bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik meliputi: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, visi dan misi program, sasaran program, komponen program, pengembangan rencana pelaksanaan layanan, serta evaluasi kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

(11)

vi

ABSTRACT

Norlizawati. (2015). Personal Guidance Program Based on student Moral Reasoning Profile (Descriptive Study On Personal Guidance program in Class VIII SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015).

The background to the research is the phenomenon of immoral behavior among junior high school students. There is a gap between adolescent junior high school

students’should have been able to be using at the stage of autonomous moral reasoning.

Moral reasoning to be one predictor of moral action and possible problems in moral

reasoning led to moral conduct. The research aims to find the profile of students’ moral

reasoning and to formulate personal guidance program in accordance with the profile of

students’ moral reasoning obtained. It adopted descriptive method with quantitative

approach. The participants of this research consisted of 334 eighth grade students of SMP Negeri 2 Lembang Academic Year 2014/2015. The instrument used was questionnaire.with the story of moral dilemma. Research results show that: (1) The

profile of junior high school students’ moral reasoning was at the category of of

autonomous moral reasoning; 2) The formulation of personal guidance program is based

on the profile of students’ moral reasoning, including: rationale, needs description, aims,

vision and missions of the program, objectives of the program, components of the program, the development plan of implementation services, as well as the evaluation of guidance and counseling services.

(12)

vii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 5

D. Kerangka Penelitian ... 6

BAB II PENALARAN MORAL DAN BIMBINGAN PRIBADI ... 7

A. Penalaran Moral ... 7

1. Konsep Penalaran Moral ... 7

2. Tahapan Penalaran Moral ... 10

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penalaran dan Perubahan Moral Peserta Didik ... 16

B. Bimbingan Pribadi ... 21

1. Pengertian Bimbingan Pribadi ... 21

2. Aspek-Aspek Bimbingan Pribadi ... 21

(13)

viii

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Pribadi ... 23

5. Ruang Lingkup Bimbingan Pribadi ... 24

6. Materi Layanan Bimbingan Pribadi ... 25

7. Program Bimbingan Pribadi ... 27

8. Peranan Layanan Bimbingan Pribadi dalam Pengembangan Penalaran Moral Peserta Didik ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Partisipan Penelitian ... 31

1. Tempat Penelitian ... 31

2. Partisipan Penelitian... 31

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 31

1. Pendekatan Penelitian ... 31

2. Metode Penelitian ... 31

C. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data ... 32

1. Jenis Instrumen ... 32

2. Definisi Operasional Penalaran Moral ... 32

3. Pengembangan Kisi-Kisi ... 33

4. Pedoman Skoring dan Pedoman ... 36

5. Uji Coba Instrumen ... 37

D. Analisis Data ... 41

E. Prosedur Penelitian ... 43

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 45

A. Profil Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 45

B. Program Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 48

(14)

ix

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Deskripsi Kebutuhan ... 50

3. Tujuan Program ... 51

4. Visi dan Misi Program ... 52

5. Sasaran Layanan ... 52

6. Komponen Program ... 53

7. Pengembangan Tema ... 55

8. Evaluasi ... 58

BAB V PENUTUP ... 62

A. Simpulan ... 62

B. Rekomendasi ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(15)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dua Tahap Perkembangan Moral Piaget ... 13

Tabel 2.2 Perbandingan Tingkat Penalaran Moral Piaget ... 13

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik (Sebelum Uji Coba) ... 34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik (Setelah Uji Coba) ... 35

Tabel 3.3 Kunci Jawabam ... 36

Tabel 3.4 Hasil Validitas Tahapan Penalaran Moral ... 39

Tabel 3.5 Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen ... 40

Tabel 3.6 Reliability Statistics ... 40

Tabel 3.7 Tahapan Moral dengan Uji Statistik NonParametris ... 42

Tabel 3.8 Tahapan Penalara Moral dalam Persentase ... 42

Tabel 4.1. Gambaran Umum Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015... 45

Tabel 4.2. Gambaran Tahapan Penalaran Moral ... 50

Tabel 4.3. Pengembangan Tema Program Bimbingan Pribadi berdasarkan Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 56

Tabel 4.4. Format Evaluasi Program Bimbingan Pribadi berdasarkan Penalaran Moral Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 ... 60

(16)

xi

DAFTAR GRAFIK

(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

1. Surat Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi 2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas

3. Surat Izin Penelitian dari Departemen 4. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah 5. Lembar Pengesahan

6. Surat Rekomendasi Pembimbing 7. Kartu Bimbingan

LAMPIRAN 2

1. Validitas dan Realibilitas 2. Hasil Judgement Instrumen 3. Instrumen Sebelum Judgement

4. Instrumen Setelah Judgement

5. Instrumen Sebelum Uji Coba 6. Instrumen Setelah Uji Coba 7. Pengolahan Data

LAMPIRAN 3

1. Hasil Judgement Program

2. RPLBK

LAMPIRAN 4

(18)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia

No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bagsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain dengan pernyataan itu Ki Hajar

Dewantara menyatakan bahwa: ”pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk

memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek),

dan tubuh anak”.

Dalam penelitian Nur Azizah mengenai strategi pembelajaran moral sangat

diperlukan karena banyaknya perilaku moral dikalangan peserta didik seperti

membolos, mencontek ketika ujian atau ulangan harian, berkelahi antar teman.

Fakta menunjukkan bahwa terdapat kasus penyimpangan perilaku moral peserta

didik di sekolah dengan segala variasinya seperti membolos sebanyak 10%,

mencontek sebanyak 40%, berkelahi sebanyak 5% (data pada MTsN

Gondowulung, 2003/2004). Hal ini menunjukkan indikasi tentang tidak adanya

peningkatan yang signifikan dari perkembangan perilaku moral peserta didik

dengan pendidikan di sekolah. (Nur Azizah, 2005, hlm.2)

Salah satu fenomena yang melanda remaja tampak pada fenomena 6-20 %

peserta didik tingkat SMA dan mahasiswa di Jakarta pernah melakukan hubungan

seks pra nikah. Selain itu hasil penelitian lain, menunjukan bahwa sebanyak 50%

dari pengunjung klinik aborsi berusia 15-20 tahun, dan 44,5 % dari pengunjung

klinik aborsi berusia antara 15-20 tahun itu adalah hamil di luar nikah (Boyke,

1999). Fenomena perilaku seks pra nikah ini tidak hanya terjadi di Jakarta. Sebuah

penelitian terhadap 37 remaja berusia 16-20 tahun di Jatinangor, Kabupaten

(19)

2

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

80% telah melakukan perilaku seksual necking; 70% pernah melakukan petting;

dan 65% pernah melakukan premarital intercourse (Nurhayati, 1998).

Jika perilaku remaja tidak sesuai dengan harapan sosial mka akan terjadi

kesenjangan dan konflik. Misalnya saja, pemberitaan di televisi menyuguhkan

tayangan tentang pemerkosaan yang korban dan pelakunya adalah peserta didik di

sekolah, pencurian, pemerkosaan, geng motor yang berakhir dengan perkelahian

dengan senjata tajam, belum lagi kasus video porno yang ternyata 90 % pelaku

dan pembuatnya adalah peserta didik usia remaja (Musfiroh, 2008).

Laporan Komisi Perlindungan Anak atau Komnas Anak dari survei yang

dilakukan pada tahun 2007 di 12 kota besar di Indonesia tentang perilaku seksual

remaja sungguh sangat mengerikan. Hasilnya adalah dari 4500 remaja yang

disurvei, 97 % mengaku pernah menonton film porno. Sebanyak 93,7 % remaja

SMP dan SMA mengaku pernah berciuman serta happy petting (bercumbu berat)

dan oral seks. Yang lebih menyeramkan lagi adalah 62,7 % remaja SMP mengaku

tidak perawan lagi, bahkan 21,2 % remaja SMA mengaku pernah melakukan

aborsi. (Dok.SCTV 24 Juli 2008).

Sementara itu, berdasarkan penelitian Departemen Kesehatan RI (Pikiran

Rakyat; 21 Desember 2008) terhadap pada peserta didik di 18 provinsi, terdapat

satu dari enam peserta didik mengalami tindakan kekerasan di sekolah dengan

cara melukai, memberikan ancaman, menciptakan terror, dan menunjukkan sikap

permusuhan sehingga menimbulkan dampak seperti stress (76%), hilang

konsentrasi (71%), gangguan tidur (71%), paranoid (60%), sakit kepala (55%),

dan obsesi (52%). Sedikitnya 25% anak yang diganggu memilih menghabisi

nyawanya sendiri dengan jalan bunuh diri. Tindakan kekerasan juga berdampak

pada para pelaku yaitu mereka merasa menjadi jagoan sehingga senang berkelahi

(54%), berbohong (87%), serta tidak memperdulikan peraturan sekolah (33%).

Hasil penelitian Asri Budiningsih di Yogyakarta (2009) dengan

menggunakan metode moral dilemma mampu meningkatkan penalaran moral, dan

keimanan mahasiswa, sehingga tidak ada lagi penalaran moral responden yang

berada pada tahap II, 24,3% meningkat dari tahap II ke tahap III, 32,43%

(20)

3

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

V, 48,65% meningkat dari tahap III ke tahap IV, dan 5,4% meningkat dari tahap

IV ke tahap V.

Penelitian menunjukkan bahwa penalaran moral menjadi salah satu

prediktor tindakan moral dan kemungkinan masalah dalam penalaran moral

menyebabkan tingkah laku moral (Kohlberg, 1976 hlm.32 dalam Delfia). Sejalan

dengan hal itu, Kohlberg menunjukkan meskipun banyak faktor yang dapat

menimbulkan banyak faktor yang dapat menimbulkan kenakalan remaja

(delinquency), tetapi tingkatan penalaran moral yang tinggi sekurang-kurangnya

berfungsi sebagai penghambat tingkah laku delinquent (Duska dan Whelan, 1975

hlm.111).

Menurut Piaget, penalaran moral dilandasi oleh kematangan dari segi

kognitif dan sosial yang terjadi saat seseorang terlibat dalam hubungan antar

terjadinya manusia atau interaksi sosial (Duska dan Whelan, 1975 hlm. 31).

Perkembangan kognisi merupakan dasar terjadinya peningkatan tahap penalaran

moral, tetapi tidak mempengaruhi perkembangan penalaran moral secara

langsung. Untuk dapat mencapai tahap penalaran moral yang tertinggi,

perkembangan kognitif seseorang telah mencapai taraf formal operasional, ketika

ia telah mampu untuk berfikir hipotetik dan abstrak. Berfikir secara operasional

formal mulai berkembang pada saat seseorang mencapai usia remaja, dengan

demikian maka perkembangan menuju perkembangan moral yang matang telah

berlangsung pula. Dengan kemampuan ini, remaja diharapkan mampu

menyelesaikan tugas-tugas perkembangan untuk membentuk sistem nilai moral

dan falsafah hidup. Dapat dikatakan bahwa penanggulangan terhadap

masalah-masalah moral remaja merupakan salah satu penentu masa depan mereka dan

bangsanya (Mulyono, 1984).

Hasil penelitian dilakukan Delfia (2010) menunjukkan bahwa pada

umumnya penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP berada pada tahap

penalaran semi otonom yang mencapai 72,4%. Selanjutnya peserta didik yang

berada pada tahap penalaran otonom mencapai 18,39%, sedangkan peserta didik

yang berada pada tahap penalaran moral heteronom mencapai 9,19%.

Sekolah merupakan salah satu lingkungan yang memainkan peran dan

(21)

4

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini selaras ini dengan pendapat Harvighurst (Yusuf, 2006, hlm. 55) yang

mengungkapkan bahwa sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting

dalam membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan.

Yusuf (2006, hlm. 54) mengemukakan beberapa alasan sekolah berperan

penting bagi perkembangan kepribadian remaja, yaitu : (1) sekolah memberikan

pengaruh kepada anak secara dini, seiring dengan perkembangan konsep dirinya;

(2) anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di

luar sekolah.

Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu komponen integral dari

pelaksanaan pendidikan di sekolah seyogyanya mampu memberikan layanan

bantuan yang bersifat psikoedukatif, yang tidak diperoleh remaja dalam kegiatan

belajar mengajar di ruang kelas. Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan

sebagai media untuk membantu remaja dalam mengembangkan penalaran moral,

sehingga remaja memiliki perilaku yang penuh dengan nilai moral dapat bertindak

berdasarkan pertimbangan dan tanggung jawab subjektif.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing adalah

melaksanakan layanan bimbingan. Bimbingan yang dilaksanakan merupakan

bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi merupakan layanan yang mengarah pada

pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik

pribadi serta ragam permasalahan yang dialami individu.

B. Rumusan Masalah

Latar belakang permasalahan di atas menunjukkan adanya fenomena perilaku

unmoral peserta didik pada usia SMP, SMA atau SMK. Perilaku unmoral muncul

disebabkan karena mereka kurang mampu menyaring perilaku-perilaku yang

masuk dalam di kehidupan mereka, karena hal itu disebabkan penalaran moral

yang rendah. Penalaran moral merupakan prediktor dari tindakan moral dan

tingkat penalaran moral yang tinggi sekurang-kurangnya berfungsi sebagai

penghambat tingkah delinquent (Duska dan Whelan, 1982 hlm.111). Dari

pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku peserta didik yang

(22)

5

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengedaran narkoba, pelanggaran tata tertib sekolah, menyontek dan berbohong

diakibatkan oleh penalaran moral yang rendah.

Berdasarkan uraian masalah tersebut diperoleh sebuah pertanyaan umum

sebagai arahan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan pribadi berdasarkan profil

penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP yang layak untuk

diterapkan menurut pertimbangan pakar dan praktisi bimbingan dan

konseling?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan adalah untuk menghasilkan program

bimbingan pribadi berdasarkan profil penalaran moral peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 2 Lembang Tahun Ajaran 2014/2015 yang layak untuk

diterapkan menurut pertimbangan pakar dan praktisi bimbingan dan

konseling.

Tujuan khusus penelitian yaitu memperoleh gambaran empirk tentang :

a. Mendeskripsikan penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP.

b. Menghasilkan program bimbingan pribadi berdasarkan profil

penalaran moral peserta didik kelas VIII yang layak untuk diterapkan

menurut pertimbangan pakar dan praktisi bimbingan dan konseling.

2. Manfaat Peneitian

a. Teoretis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan kajian ilmu terkait program bimbingan pribadi dan

penalaran moral peserta didik.

b. Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para

praktisi pendidikan khususnya guru Bimbingan dan Konseling dalam

mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku yang

(23)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

6

D. Kerangka Penelitian

Grafik 1.1 Kerangka Alur Penelitian

1.Judgement pakar 2.Uji keterbacaan Peserta Didik Kelas VIII

(24)

7

Norlizawati, 2015

(25)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Partisipan Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lembang beralamat

Jalan Maribaya No.129 Desa Langensari Kota Bandung Barat.

2. Partisipan

Partisipan dalam penelitian adalah peserta didik yang secara

administratif terdaftar dan aktif dalam pembelajaran di kelas VIII SMP

Negeri 2 Lembang sebanyak 334 peserta didik dari 9 kelas. Hasil survei

dengan menggunakan Inventori Tugas Perkembangan (ITP) yang dilakukan

terhadap kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang menunjukkan adanya peserta

didik yang tahapan rendahnya dalam penalaran moralnya. Sehingga peneliti

ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap penalaran moral peserta

didik.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan

analisis secara sistematis dengan menggunakan angka-angk dan pengolahan

statistik (Syaodih, 2008, hlm.53). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

menganalisis data mengenai tahap penalaran moral peserta didik berdasarkan

perhitungan-perhitungan secara statistik yang diperoleh melalui penyebaran

instrumen penalaran moral.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu suatu metode yang ditujukan untuk memperoleh jawaban tentang

permasalahan yang terjadi pada masa sekarang dan aktual tanpa

menghiraukan kejadian pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan cara

(26)

32

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2006, hlm.136). Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan penalaran moral peserta didik SMP Negeri 2 Lembang

Tahun Ajaran 2014/2015 sebagai landasan penyusunan program bimbingan

pribadi.

C. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data

Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah instrumen

penalaran moral peserta didik sebagai alat pengumpul data. Pengemabngan

instrumen diawali dengan merumuskan definisi operasional, merumuskan

kisi-kisi instrumen, menyusun butir-butir instrumen kemudian diuji kelayakannya

baik dari segi validitas konstruk (validitas dan reliabilitas) dan validitas

kontennya (kterbacaan instrumen).

Berikut deskripsi langkah pengembangan instrumen penalaran moral.

1. Jenis Instrumen

Jenis instrumen penalaran moral yang digunakan ini merupakan adaptasi

dari instrumen penalaran moral Jean Piaget untuk kepentingan penelitian.

Namun dalam pengembangannya, peneliti menyesuaikan cerita dilema moral

dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang peneliti teliti. Dalam

instrumen penalaran moral Piaget menyajikan cerita yang berisi tentang

dilema-dilema moral. Cerita-cerita dilema moral yang disajikan berupa aspek

kepatuhan, kejujuran dan keadilan. Dalam aspek tersebut Piaget menyajikan

cerita-cerita tentang kecerobohan atau kesembronoan, mencuri, berbohong,

hukuman dan keadilan. Cerita-cerita yang disajikan untuk anak yang berusia

4-14 tahun. Selain bentuk dari instrumen penalaran moral ini menyerupai

dengan cerita dilema Kohlberg, dan setiap pilihan jawaban merupakan

gambaran tahapan penalaran moral.

2. Definisi Operasional Penalaran Moral

Piaget (Duska dan Whelan, 1982 hlm.31) menyatakan bahwa

penalaran moral adalah kemampuan seseorang seseorang dalam

(27)

33

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain yang berbeda dengan perspektifnya sendiri berdasarkan pertimbangan

dan tanggung jawab subjektif.

Penalaran moral peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kemampuan peserta didik kelas VIII dalam mempertimbangkan

alasan dan keputusan untuk bertindak saat dihadapkan isu-isu moral yang

berkaitan dengan pencurian, tindakan keliru, berbohong, hukuman,

bermain serta keadilan dan otoritas yang terkandung dalam cerita dilema

moral.

Tahap penalaran moral dalam penelitian ini mengacu pada tahapan

penalaran moral Piaget. Tahap pertama yaitu tahap moralitas heteronom,

tahap kedua merupakan masa peralihan dari moralitas heteronom kepada

moralitas otonom yang disebut semiotonom. Dan tahap ketiga yaitu tahap

moralitas otonom.

3. Pengembangan Kisi-Kisi

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai profil

penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang berupa

cerita dilema moral. Cerita dilema moral tersebut berisi sejumlah cerita

berhubungan dengan persoalam mencuri, kesembronoan, berbohong,

hukuman, keadilan dan otoritas. Setiap item cerita diserta dengan tiga pilihan

respon yang harus dipilih oleh peserta didik sesuai dengan pertimbangannya.

Tiga pilihan respon tersebut mengacu kepada karakteristik tahap penalaran

moral Piaget yaitu tahap penalaran moral heteronom, semiotonom dan

otonom yang tersebar dalam pilihan jawaban a, b dan c.

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian telah melalui tahap uji

coba terhadap populasi di luar sampel penelitian, sehingga dapat diketahui

kelayakan serta validitas instrumen yang dipergunakan untuk penelitian.

Lebih rinci kisi-kisi instrumen penelitian tentang penalaran moral sebleum

dan setelah dilakukan uji coba dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 sebagai

(28)

34

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik

(Sebelum Uji Coba)

No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah

Cerita

1 Kepatuhan

a.Heteronom :

Peraturan dianggap baik

oleh individu karena berasal

dari orang dewasa dan tidak

dapat diubah

b.Semi Otonom :

Peraturan dianggap penting

karena berfungsi untuk

mengatur suatu aktivitas

c.Otonom :

Peraturan dianggap sebagai

keputusan bebas dan harus

dhormati karena sudah

disepakati

Dalam mengukur

kepatuhan disajikan 6

cerita dilema moral , di

antaranya 3 berhubungan

dengan tindakan

sembrono yang terdapat

ada nomor 1, 3, 6 dan 3

tentang cerita dilema

moral yang berhubungan

dengan tindakan mencuri

yang terdapat pada nomor

2, 4, 9.

7

2 Kejujuran

a.Heteronom :

Individu tidak

membesar-besarkan sesuatu yang

bukan fakta

b. Semi Otonom :

Individu dapat menjaga

kepercayaan orang lain

c. Otonom :

Individu sengaja

mengatakan sesuatu yang

benar

tindakan berbohong yang

terdapat pada nomor 7, 8,

(29)

35

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah

Cerita

tindakan atas permintaan

dan perintah orang dewasa

b. Semi Otonom :

antaranya 4 berhubungan

dengan hukuman yang

terdapat pada nomor 5,

14, 15, 16 dan 3 tentang

berhubungan dengan

keadilan dan otoritas

yang terdapat pada nomor

11, 12, 13

Jumlah 16

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik

(Setelah Uji Coba)

No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah

Cerita

1 Kepatuhan

d.Heteronom :

Peraturan dianggap baik

oleh individu karena berasal

dari orang dewasa dan tidak

dapat diubah

e.Semi Otonom :

Peraturan dianggap penting

karena berfungsi untuk

mengatur suatu aktivitas

f. Otonom :

Peraturan dianggap sebagai

Dalam mengukur

kepatuhan disajikan 6

cerita dilema moral , di

antaranya 3 berhubungan

dengan tindakan

sembrono yang terdapat

ada nomor 1, 3, 6 dan 3

tentang cerita dilema

moral yang berhubungan

dengan tindakan mencuri

(30)

36

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Aspek Indikator Sinopsis Jumlah

Cerita

keputusan bebas dan harus

dhormati karena sudah

disepakati

nomor 2, 4, 9.

2 Kejujuran

d. Heteronom :

Individu tidak

membesar-besarkan sesuatu yang

bukan fakta

e. Semi Otonom :

Individu dapat menjaga

kepercayaan orang lain

f.Otonom :

Individu sengaja

mengatakan sesuatu yang

benar

tindakan berbohong yang

terdapat pada nomor 7, 8,

10

4

3 Keadilan

d. Heteronom :

Individu melakukan

tindakan atas permintaan

dan perintah orang dewasa

e. Semi Otonom :

keadilan disajikan 7

cerita dilema moral, di

antaranya 4 berhubungan

dengan hukuman yang

terdapat pada nomor 5,

14, 15, 16 dan 3 tentang

berhubungan dengan

keadilan dan otoritas

yang terdapat pada

nomor 11, 12, 13

7

(31)

37

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pedoman Skoring dan Penafsiran

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh profil penalaran moral

peserta didik kelas VIII SMP berupa angket. Angket digunakan atas dasar

jumlah responden besar, dapat membaca dengan baik dan dapat

mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia (Sugiyono, 2012 hlm. 172).

Angket yang disajikan dalam bentuk cerita dilema moral. Cerita dilema moral

tersebut berhubungan dengan mencuri, kesembronoan, berbohong, hukuman,

keadilan dan otoritas. Setiap item cerita disertai tiga pilihan respon yang

dipilih oleh peserta didik sesuai dengan pertimbangannya. Tiga pilihan respon

tersebut mengacu kepada karakteristik tahapan penalaran moral Piaget yaitu

tahapan penalaran moral heteronom, semi otonom dan otonom yang terdapat

dalam pilihan jawaban a, b, dan c.

1 Heteronom Semiotonom Otonom

2 Semiotonom Otonom Heteronom

3 Otonom Semiotonom Heteronom

4 Heteronom Semiotonom Otonom

5 Otonom Heteronom Semiotonom

6 Otonom Semiotonom Heteronom

7 Semiotonom Otonom Heteronom

8 Heteronom Semiotonom Otonom

9 Otonom Semiotonom Heteronom

10 Heteronom Otonom Semiotonom

11 Heteronom Semiotonom Otonom

12 Heteronom Semiotonom Otonom

13 Heteronom Otonom Semiotonom

14 Semiotonom Heteronom Otonom

15 Semiotonom Heteronom Otonom

16 Otonom Semiotonom Heteronom

Adapun teknik penyekoran dalam instrumen ini menggunakan skala rating

scale. Dengan interval jawaban skor adalah 1-9. Setiap responden

memberikan skor pada semua jawaban dan memberikan skor paling tinggi

(32)

38

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawaban dikelompokkan sesuai dengan tahapan untuk setiap responden dan

data diolah dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 20. Dan

disini akan terlihat profil penalaran moral responden secara keseluruhan.

5. Uji Coba Instrumen

a. Uji Rasional Instrumen

Uji rasional atau yang lebih dikenal dengan penimbangan (judgement)

alat pengumpul data dilakukan untuk melihat kesesuaian antara konstruk

instrumen dengan landasan teoretis, definisi operasional dan ketepatan

bahasa untuk subjek yang akan memberikan respon.

Penimbangan (judgement) dalam penelitian ini dilakukan oleh para

pakar bimbingan dan konseling di lingkungan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan yaitu Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M.Pd., Drs. Sudaryat Nurdin

Ahmad dan praktisi bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Lembang.

Penimbangan dilakukan untuk menilai memadai atau tidaknya pernyataan

yang digunakan dalam instrumen dengan melihat segi konstruk, konten

dan redaksi. Pernyataan atau cerita yang berkualifikasi memadai (M)

dapat langsung digunakan sebagai cerita dilema dalam instrumen

penelitian sementara yang berkualifikasi tidak memadai (TM) perluu

direvisi dan diperbaiki.

Adapun hasil dari penimbangan instrumen oleh pakar dan praktisi

yaitu dari 18 cerita dilema menjadi 16 cerita dilema yang layak

digunakan. Penimbangan tersebut dari segi konstruk, konten dan redaksi.

Kemudian penimbang juga memberikan masukan-masukan dari segi

bahas di setiap cerita dan pilihan jawaban yaitu gar bahada tersebut

disesuaikan dengan karakter peserta didik dan lebih disederhanakan

sehingga peserta didik bisa memahaminya.

b. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengukur keterbacaan

instrumen agar dapat dipahami oleh subjek penelitian. Uji keterbacaan

dilakukan kepada peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Lembang

sebanyak 10 orang. Setelah dilakukan uji keterbacaan, ada beberapa kata

(33)

39

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan kebutuhan sehinggga dapat dimengerti peserta didik. Uji

keterbacaan bertujuan untuk mengetahui kata-kata atau kalimat dalam

cerita atau pilihan jawaban dapat disederhanakan tanpa mengubah dari isi

cerita atau pilihan jawaban tersebut.

c. Uji Validitas

Uji validitas instrumen dilakukan utnuk menunjukkan tingkat

kesahihan instrumen yang akan digunakan dalam penggumpulan data

penelitian. Suatu instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang

digunakan tepat sehingga instrurmen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur yang sebenarnya harus diukur (Arikunto, 2002, hlm. 145).

Pengujian validitas instrumen yang dilakukan dalam penelitian adalah

setiap tahapan moral yang terdapat dalam angket yang mengungkap

penalaran moral. Uji validitas dilakukan kepada peserta didik SMP Negeri

2 Lembang kelas VII sebanyak 125 peserta didik.

Adapun uji validitas instrumen penalaran moral peserta didik

menggunakan software IBM SPSS Statistics 20. Hasil uji validitas setiap

item tahapan moralnya adalah valid semuanya. Dan gambaran hasil

validitasnya sebagai berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Tahapan Penalaran Moral

No

Item Correlation Coefficient Heteronom Semiotonom Otonom

Item 1

Correlation Coefficient ,244**

Valid

Correlation Coefficient ,327**

Valid ,305

Correlation Coefficient ,470**

Valid ,435

Correlation Coefficient ,501**

Valid ,391

Correlation Coefficient ,503**

(34)

40

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

Item Correlation Coefficient Heteronom Semiotonom Otonom

Item 6

Correlation Coefficient ,516**

Valid ,552

Correlation Coefficient ,588**

Valid ,532

Correlation Coefficient ,569**

Valid ,526

Correlation Coefficient ,476**

Valid ,430

Correlation Coefficient ,404**

Valid ,436

Correlation Coefficient ,552**

Valid ,317

Correlation Coefficient ,242**

Valid ,382

Correlation Coefficient ,323**

Valid ,514

Correlation Coefficient ,498**

Valid ,382

Correlation Coefficient ,469**

Valid ,394

Correlation Coefficient ,558**

Valid ,515

Reliabilitas instrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan

(konsistensi) yang dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat

kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Arikunto, 2002 hlm.154)

Untuk mengetahui tingkat realibitas digunakan klasifikasi atau kriteria

(35)

41

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

Kriteria Kategori

0,91 – 1,00 Derajat Keandalan sangat tinggi 0,71 – 0,90 Derajat Keandalan Tinggi 0,41 – 0,70 Derajat Keandalan Sedang 0,21 – 0,40 Derajat Keandalan Rendah

< 0,20 Derajat Keandalan Sangat Rendah

(Rakhmat dan Solehuddin 2006, hlm.74)

Uji realibilitas instrumen ini menggunakan software IBM SPSS

Statistics 20 dan diperoleh nilai realibilitas sebagai berikut.

Tabel 3.6

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,868 48

Berdasarkan hasil dari software IBM SPSS Statistics 20 uji coba

instrumen penalaran moral diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.86, hal

tersebut menunjukkan bahwa derajat keterandalan instrumen yang

digunakan tinggi artinya instrumen ini mampu menghasilkan skor-skor

pada setiap item dengan konsisten serta layak untuk digunakan dalam

penelitian sebagai alat pengumpul data.

D. Analisis Data

Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul adalah mengolah dan

menganalisa data sebagai bahan acuan dalam penyusunan program bimbingan

pribadi. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen tersebut

kemudian diolah dengan menentukan tingkat penalaran moral peserta didik, baik

yang berada pada tahap heteronom, semiotonom dan otonom. Adapun untuk

menentukan kedudukan subjek tersebut menggunakan software IBM SPSS

(36)

42

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data hasil dari instrumen yang disebarkan kemudian diolah menggunakan

teknik analisis statistik deskriptif. Untuk jenis skala yang digunakan adalah rating

scale, dikarenakan hasil skor peserta didik diurutkan berdasarkan tingkatan. Hal

ini diperkuat oleh Jainuri

(http://bolehsaja.net/skala-bertingkat-rating-scale/#.VfWdLa2LK2c) rating scale adalah salah satu alat untuk memperoleh

data yang berisi tentang sikap/tingkah laku, gejala atau fenomena sosial yang

ingin diselidiki yang dicatat secara bertingkat. Jenis rating scale yang digunakan

adalah numerical rating scale yaitu pernyataan yang berkualitas dari sesuatu yang

akan diukur menggunakan angka sebagai petunjuk skor.

Karena data tidak berdistribusi normal maka analisis statistik yang digunakan

adalah analisis statistik nonparametris. Analisis statistik nonparametris yang aman

dewasa ini tidak membuat asumsi mengenai data yang berdistribusi secara normal

dapat digunakan untuk semua jenis data dengan tingkat keberhasilan yang sama

dengan statisik parametrik dan cocok untuk generalisasi data kepada populasi

(Morissan, 2012, hlm. 307). Dari pengolahan data menggunakan software IBM

SPSS Statistics 20, didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 3.7

Tahapan Penalaran Moral dengan Uji Statistik Nonparametris

Tahapan Moral N Mean Rank

Heteronom 334 202,10

Semiotonom 334 521,82

Otonom 334 780,59

Total 1002

Jika hasil tersebut dipersentasekan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8

Tahapan Penalaran Moral dalam Persentase

Tahapan Moral Persentase (%)

Heteronom 13,43 %

Semiotonom 34,68 %

(37)

43

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap kategori atau tahap mengandung pengertian sebagai berikut :

Tahap Heteronom :Pada tahap ini, peserta didik cenderung menerima

begitu saja segala aturan yang diberikan oleh

orang-orang yang dianggap kompeten. Keadilan dan

peraturan dipaham sebagai sesuatu yang tidak dapat

diubah.

Tahap Semiotonom :Tahap ini merupakan tahap transisi dari tahap

penalaran moral heteronom menuju otonom, dan

karakteristik yang ditujukan peserta didik pada tahap

ini adalah karakteristik yang dimiliki kedua tahap

tersebut. Pada tahap ini peserta didik memahami

bahwa aturan yang berasal dari luar dirinya dapat

diubah menurut aturan-aturan yang dibuat olehnya,

tetapi ia belum dapat melepaskan diri dari pengaruh

luar karena ia harus memelihara aturan itu dan harus

memperlihatkan rasa hormat kepada otoritas, sehingga

terdapat perbedaan antara intensi dengan pelaksanaan

aturan itu.

Tahap Otonom : Pada tahap ini peserta didik sudah memiliki pemikiran

akan perlunya memodifikasi aturan-aturan untuk

disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baik.

Peserta didik menyadari bahwa peraturan dan hukum

dibuat oleh manusia dan dalam menilai suatu tindakan

seseorang harus mempertimbangkan intensi pelaku

selain memikirkan konsekuensinya

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Langkah awal adalah menyusun proposal penelitian, selanjutnya seminar

(38)

44

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Selanjutnya penyusunan BAB I dan BAB II yang terdiri dari identifikasi

masalah, studi lapangan dan studi pustaka.

3. Merumuskan rancangan instrumen penelitian

4. Menjudgement instrumen penelitian kepada pakar bimbingan dan

konseling

5. Uji keterbacaan instrumen kepada peserta didik yang bukan bagian dalam

penelitian

6. Uji validitas dan uji relaibilitas instrumen sebelum disebar kepada peserta

didik yang bukan bagian dalam penelitian

7. Setelah itu, instrumen disebar, selanjutnya pengolahan data untuk

mendapatkan profil penalaran moral peserta didik sebagai acuan untuk

membuat rancangan program untuk selanjutnya disusun dalam BAB III

8. Membuat rancangan program bimbingan pribadi berdasarkan profil

(39)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62 BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tentang bimbingan pribadi berdasarkan profil

penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri Lembang tahun ajaran

2014/2015 dapat disimpulkan bahwa

1. Profil penalaran moral peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Lembang

yaitu peserta didik yang berada pada tahap penalaran moral otonom yaitu

peserta didik sudah memiliki pemikiran akan perlunya memodifikasi

aturan-aturan untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baik.

Peserta didik menyadari bahwa peraturan dan hukum dibuat oleh manusia

dan dalam menilai suatu tindakan seseorang harus mempertimbangkan

intensi pelaku selain memikirkan konsekuensinya.

2. Program bimbingan yang dirancang berdasarkan profil penalaran moral

peserta didik yang layak dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lembang Tahun

Ajaran 2014/2015. Progrm bimbingan pribadi yang disusun bertujuan

untuk mengembangkan aspek dalam penalaran moral seperti aspek

kepatuhan, kejujuran serta keadilan. Program yang disusun dikembangkan

diarahkan kepada peserta didik yang berada pada tahap penalaran moral

otonom. Struktur program yang dikembangkan terdiri atas rasional,

deskripsi kebutuhan, tujuan, visi dan misi program, sasaran layanan,

komponen program pengembangan tema, Rencana Pelaksanaan Layanan

Bimbingan dan Konseling (RPLBK), serta evaluasi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa

rekomendasi yang diberikan kepada pihak sebagai berikut :

1. Kepala sekolah

Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah diharapakn bisa

menfasilitasi peserta didik dalam pencapaian perkembangan moralnya. Oleh

(40)

63

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diaplikasikan sebagai upaya membantu peserta didik dalam meningkatkan

penalaran moral. Karena penalaran moral merupakan prediktor dari tindakan,

dan tingkat penalaran moral yang tinggi sekurang-kurangnya berfungi sebagai

penghambat tingkah laku delinquent.

2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor

Guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Lembng diharapkan

mampu mengaplikasikan program bimbingan pribadi yang telah dirancang

sebagai upaya membantu peserta didik dalam mengembangkan penalaran

moralnya.

3. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Hasil penelitian ini dapat memperkaya keilmuan baik dibidang penalaran

moral maupun mengembangkan program bimbingan pribadi.

4. Peneliti Selanjutnya

a. Program yang dirumuskan pada penelitian ini bersifat hipotetik yang

artinya program yang dirancang tidak dilaksanakan. Peneliti

selanjutnya diharapkan dapat mengekplorasikan lebih lanjut dengan

mengujicobaka program yang dirancang.

b. Populasi dalam penelitian ini hanya satu tingkatan kelas yaitu VIII,

peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan menggunakan populasi

(41)

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Pengukuran perkembangan moral peserta didik. [Online]. Diakses dari http://biosatudeumm.blogspot.com/2012/12/pengukuran-perkembangan-moral-peserta.html [21 September 2014]

Anonim. (2013). pengertian moral menurut para ahli. [Online]. Diakses dari

http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html [21 September 2014]

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian:suatu pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Asfahania. (2012). Makalah dilema dan konflik moral. [Online]. Diakses dari

http://asfahanialshafy.blogdetik.com/tag/strategi-pembelajaran-berkarakter/ [21 September 2014]

Azizah, N.(2005). “Perilaku moral dan regiliusitas peserta didik berlatarbelakang

pendidikan umum dan agama”. Jurnal Psikologi . 33., ( 2,1-16)., _..

Basri, S. (2014). Makalah bimbingan pribadi. [Online]. Diakses dari

http://synaralwadudu.blogspot.com/2014/01/makalah-bimbingan-pribadi.html [21 September 2014]

Basyar, A. (2013). Pengaruh globalisasi terhadap moral. [Online]. Diakses dari http://jurnalilmiahtp.blogspot.com/2013/11/pengaruh-globalisasi-terhadap-moral.html [21 September 2014]

Budiningsih, A. (2004). Pembelajaran moral. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Budiningsih, A.(2009). Model Pembelajaran Dilema Moral dan Kontemplasi

dengan Strategi Kooperatif”. Jurnal Penelitian dan Evaluasi

Pendidikan.12.,(1).

Delfia, R. (2010). Profil penalaran moral siswa. Skripsi PPB FIP UPI Bandung.

Tidak diterbitkan.

Duska & Whelan. (1982). (a.b Dwija Atmaka) Perkembangan moral : perkenalan dengan piaget dan kohlberg. Yogyakarta : Kanisius.

Farhan, A. (2012). Karakteristik perkembangan moral. [Online]. Diakses dari

http://www.abyfarhan.com/2012/01/karakteristik-perkembangan-moral.html#ixzz3Gr4nmz3v [21 September 2014]

(42)

65

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hidayat, K. (2013). “pengaruh harga diri dan penalaran moral terhadap perilaku

seksual remaja berpacaran di SMK Negeri Samarinda”. eJournal

Psikologi.1. (1, 80-87)

Hurlock. (1980). (a.b Istiwidayanti dkk) Psikologi perkembangan edisi ke lima. Jakarta : Erlangga.

Jainuri, M. (2014). Skala bertingkat-rating scale. [Online]. Diakses dari : http://bolehsaja.net/skala-bertingkat-rating-scale/#.VfWdLa2LK2c [21 September 2014]

Komariah, K.(2011). “Modal pendidikan nilai moral bagi para remaja menurut

perspektif islam”. Jurnal Pendidikan Agama Islam . 9., ( 1)., _.. [Online].

Diakses dari

http://jurnal.upi.edu/file/04_MODEL_PENDIDIKAN_NILAI_MORAL-KOKOM.pdf [21 September 2014]

Kurtines & Gerwitz. (1984). (a.b M.I. Soelaeman). Moralitas, perilaku, moral dan perkembangan moral. Jakarta : UI-Press.

Lisnawati. (2013). Perkembangan moral menurut kohlberg. [[Online]. Diakses dari : http://lisnawati19.blogspot.com/2013/09/perkembangan-moral-menurut-kohlberg.html [21 September 2014]

Minnameier, G. (2011). “Lawrence Kohlberg : an introduction”. Journal of

Moral Education.40.(4,539-541).,_.,

Morissan. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta : Prenadamedia Group.

Nurihsan dan Yusuf. (2005). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nursafitri, R dan Denok S.(2013). “Penerapan bimbingan kelompok dengan

teknik sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan hubungan

interpesonal”. Jurnal BK Unesa . 3., ( 1)., _.. [Online]. Diakses dari

http://ejournal.unesa.ac.id/jurnal/jurnal-bk-unesa/artikel/3371/penerapan-

bimbingan-kelompok-dengan-teknik-sosiodrama-untuk-membantu-meningkatkan-kemampuan-hubungan-interpersonal-siswa [21 September 2014]

Ormrod, J. (2008). Psikologi pendidikan_membantu siswa tumbuh dan berkembang (edisi ke enam). Jakarta : Erlangga.

Prayitno. (1997).Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanti, L.Y.(2013). Hubungan antara tingkat penalaran moral pada remaja dengan perilaku seks pranikah di kost “ad”. Jurnal BK Unesa.1., ( 2)., _..

[Online]. Diakses dari

(43)

66

Norlizawati, 2015

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFILPENALARAN MORAL PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rohmah, M A. (2014). Efektifitas pembelajaran melalui pengembangan metode sosiodrama dalam meningkatkan prestasi belajar pkn siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Parang. Jurnal Unesa. 2.,(2).,_.. [Online]. Diakses dari

http://www.scribd.com/doc/224210036/EFEKTIVITAS-

PEMBELAJARAN-MELALUI-PENGEMBANGAN-METODE- SOSIODRAMA-DALAM-MENINGKATKAN-PRESTASI-BELAJAR-PKn-SISWA-KELAS-VIII-SMPN-2-PARANG [21 September 2014]

Santrock, J.W.(1995). Life span development-perkembangan sepanjang hidup.

edisi ke lima (jilid 1). Jakarta : Erlangga.

Sarbaini.(2012). Model pembelajaran berbasis kognitif moral dari teori ke aplikasi. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.

Syakura.(2009). Psychological strength siswa, kunci permasalahan remaja di era

global. [Online]. Diakses dari

http://keysyakura1.blogspot.com/2009/05/psychological-strength-peserta didik-kunci.html [21 September 2014]

Sugiono. (2012). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Syaodih, N. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Winkel. WS.(2007). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan edisi revisi. Jakarta : Media Abadi.

Gambar

Grafik 1.1 Kerangka Alur Penelitian
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penalaran Moral Peserta Didik
Tabel 3.3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penunjukan/pengangkatan pejabat-pejabat dan personalia Sub Direktorat Landreform tersebut dilaksanakan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri atas usul dari Direktur Jenderal

serdang bedagai adalah mayoritas petani sebagai mata pencahariannya, sawah yang menjadi tempat mencari penghasilan untuk menghidupi keluarga tidak sepenuhnya bisa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam kadmium (Cd), tembaga (Cu), dan zink (Zn) di dalam produk ikan tuna kemasan kaleng berdasarkan waktu penyimpanan dengan

POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN BAGI TUNANETRA (Studi Deskriptif di Panti Sosial Bina Netra Wyta Guna Bandung.

Social Anxiety Disorder, Fear of Public Speaking, and The.. use of Analysis

Pengenalan binatang khususnya binatang aves, mamalia, reptil dan amphibi merupakan salah satu cara memberikan informasi yang ditujukan untuk masyarakat khususnya anak-anak yang

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 161/PMK.04/2007 tentang Pengawasan Terhadap Impor atau Ekspor Barang Larangan

PENGARUH PENJULUKAN JURUSAN IPA DAN IPS TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA DI SMA NEGERI 2 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |