PENDAHULUAN
Ruang Lingkup :
Konsep-konsep Dasar, Hubungan
Fungsional, Hubungan Nonlinear,
Diferensial fungsi, Integral dan Matriks
Sasaran:
Tujuan:
Mahasiswa diharapkan mampu memahami
Konsep-konsep Matematika dalam
penerapannya pada masalah ekonomi.
Kompetensi Lulusan:
LITERATUR
Chiang A.C. 1984. Fundamental Methods Of Mathematical
Economics. Third Edition.
Mc. Graw-Hill Book Inc. New York
Dumairy. 2004. Matematika Terapan Untuk Bisnis Dan
Ekonomi. Edisi Ke dua belas. BPFE. Yogyakarta
Legowo. 1984. Dasar-dasar Kalkulus Penerapannya dalam
Ekonomi, Ed. 2. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Suryawati dkk. 2001. Matematika Ekonomi. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN
Weber, Jean E. 1982. Mathematical Analysis: Business and
RENCANA PENILAIAN
Ujian Tengah Semester (UTS) 35 % Ujian Akhir Semester (UAS) 40 %
Tugas Terstruktur 10 %
Kuis 10 %
MATERI
Himpunan
Sistem Bilangan, Akar dan Logaritma
Deret dan Fungsi
Fungsi Linier
Fungsi Multivariat
Fungsi Non Linier
Derivatif
Integral
SILABUS MATERI HIMPUNAN
Pengertian Himpunan
Penyajian Himpunan
Himpunan Universal dan Himpunan Kosong
Operasi Himpunan
SILABUS MATERI SISTEM
BILANGAN
Hubungan Perbandingan antar Bilangan Operasi Bilangan
Operasi Tanda
- Operasi Penjumlahan - Operasi Pengurangan - Operasi Perkalian
- Operasi Pembagian
Operasi Bilangan Pecahan
- Operasi Pemadanan
- Operasi Penjumlahan dan Pengurangan - Operasi Perkalian
SILABUS MATERI PANGKAT, AKAR DAN
LOGARITMA
Pangkat
Kaidah pemangkatan bilangan
Kaidah perkalian bilangan berpangkat Kaidah pembagian bilangan berpangkat
Akar
Kaidah pengakaran bilangan
Kaidah penjumlahan bilangan terakar Kaidah perkalian bilangan terakar Kaidah pembagian bilangan terakar
Logaritma
- Basis Logaritma
- Kaidah-kaidah Logaritma
SILABUS MATERI DERET
Deret Hitung
- Suku ke-n dari DH
- Jumlah n suku
Deret Ukur
SILABUS MATERI FUNGSI
Pengertian dan Unsur- unsur Fungsi
Jenis- jenis fungsi
Penggambaran fungsi Linear
Penggambaran fungsi non linear
- Penggal
- Simetri
- Perpanjangan
- Asimtot
SILABUS MATERI HUBUNGAN LINEAR
Penggal dan lereng garis lurus Pembentukan Persamaan Linear
- Cara dwi- kordinat
- Cara koordinat- lereng - Cara Penggal lereng - Cara dwi- penggal
Hubungan dua garis lurus
Pencarian Akar- akar persamaan linear Cara substitusi
SILABUS MATERI HUBUGAN NON
LINEAR
Fungsi kuadrat
- Identifikasi persamaan kuadrat
- Menentukan titik maksimum atau minimum permintaan, fungsi penawaran dan
keseimbangan pasar
- Fungsi penerimaan, fungsi ongkos produksi dan analisis BEP
Fungsi Eksponensial dan aplikasinya
- Fungsi ongkos produksi
SILABUS MATERI DIFERENSIAL FUNGSI
SEDERHANA
Kuosien Diferensi dan Derivatif Kaidah- Kaidah Diferensiasi
Hakikat Derivatif dan Diferensial Derivatif dari Derivatif
Hubungan antara Fungsi dan Derivatifnya
- Fungsi menaik dan fungsi menurun - Titik ekstrim fungsi parabolik
SILABUS MATERI DIFERENSIAL FUNGSI
MAJEMUK
Diferensial Parsial
Derivatif dari Derivatif Parsial
Nilai ekstrim : Maksimum dan Minimum Optimisasi Bersyarat
- Pengganda Lagrange - Kondisi Kuhn-Tucker
SILABUS MATERI INTEGRAL
Integral tak tentu
Kaidah- kaidah Integrasi tak tentu Integral tertentu
SILABUS MATERI MATRIKS
Pengertian Matriks dan Vektor
Kesamaan Matriks dan Kesamaan Vektor
Pengoperasian Matriks dan Vektor
Himpunan
Merupakan suatu kumpulan atau
gugusan dari sejumlah obyek.
Obyek yang membentuk himpunan
disebut anggota/elemen/unsur
Himpunan dilambangkan dengan huruf
Penulisan Matematis
Penyajian Himpunan
A = { 1, 2, 3, 4, 5} ; B = {kucing, anjing}
A = { x; 0 < x < 6} ; B = {x; 1 x 5}
≤ ≤
{ } atau 0 . Merupakan himpunan kosong.
Secara teori, himpunan kosong adalah
merupakan himpunan bagian dari setiap
himpunan apapun.
Notasi
U
digunakan untuk himpunan
Operasi Himpunan
Gabungan (Union):
A U B = {x; x A atau x B}
є
є
Irisan (Intersection):
A B = {x; x A dan x B}
∩
є
є
Selisih:
A – B A B = { x; x A tetapi x B}
≡
є
є
Pelengkap (Complement):
Matematika Ekonomi 22
2. Tanda pertidaksamaan
Tanda < melambangkan “lebih kecil dari” Tanda > melambangkan “lebih besar dari” Tanda “lebih kecil dari atau sama dengan”≤ Tanda “lebih besar dari atau sama dengan”≥
3. Sifat
Jika a b, maka –a -b≤ ≥
Kaidah-kaidah Matematika
Kaidah Indempoten:
a) A U A = A b) A A = A ∩
Kadiah Asosiatif:
a) (A U B) U C = A U (B U C) b) (A B) C = A (B C)∩ ∩ ∩ ∩
Kaidah Komutatif:
a) A U B = B U A b) A B = B A ∩ ∩
Kaidah Distributif:
a) A U (B C) = (A U B) ( A U C)∩ ∩
Kaidah – kaidah Matematika
(lanjut)
Kaidah Identitas:
a) A U 0 = A
b) A 0 = 0
∩
c) A U
U
=
U
d) A
∩
U
= A
Kaidah Kelengkapan:
a) A U A =
U
b) A A = 0
∩
c) (A) = A
d)
U
= 0, 0 =
U
Kaidah De Morgan:
Matematika Ekonomi 25
Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir
A B
S
Sifat-sifat gabungan
Matematika Ekonomi 26
Operasi potongan (irisan) = ∩
A ∩ B = { x / x ε A
dan
x ε B }
A ∩ B, baca A
irisan
B; atau A
dan
B
Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 }
A ∩ B = { 5, 15 }
Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir:
A B
Matematika Ekonomi 27
Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A (hukum komutasi)
b. (A ∩
B) A dan (A ∩ B) B
Operasi selisih
Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B
A – B = { x / x € A, tetapi x € B }
Diagram Venn A – B sebagai berikut:
A B
Matematika Ekonomi 28
Misal: A = { a, b, c, d }; B = { f, b d, g }
A – B = { a, c } serta B – A = { f, g }
A – B sering dibaca “A bukan B”.
Sifat: a (A – B) A; (B – A) B
Matematika Ekonomi 29
Komplemen
A’ = { x / x € S, tetapi x € A }
A’ baca “komplemen A” atau “bukan A”
Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat
positip
A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil
A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap
Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir)
S
A
A’
Matematika Ekonomi 30
Sifat: a. A U A’ = S
b. A ∩ A’ = ø
c. (A’)’ = A
Latihan 1
Gambarkan sebuah diagram venn untuk
menunjukkan himpunan universal S dan
himpunan-himpunan bagian A serta B jika:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = {2, 3, 5, 7 }
B = {1, 3, 4, 7, 8 }
Kemudian selesaikan :
a). A – B b). B – A c) A ∩ B
d). A U B e) A ∩ B’ f) B ∩
A’
Matematika Ekonomi 31
Latihan 2
Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan himpunan: € atau €
A B A B∩ AUB (A B)’∩ (AUB)’
€ € 2; 5 U 2,5 {0}
€ €
€ €
Matematika Ekonomi 32
Hubungan
Himpunan Hasil kali Cartesius
Apabila ada dua himpunan X dan Y masing-masing x ε X dan y ε Y, maka dari dua himpunan terserbut dapat disusun himpunan yang beranggotakan pasangan urut atau pasangan tersusun (x, y).
Contoh sederhana, misalkan nilai ujian mate-matika diberi dari angka 1 hingga 4, sedang-kan pekerjaan rumah diberi angka 1 hingga 3.
Jadi : X = {1, 2, 3, 4} sedangkan Y = {1, 2, 3}
Matematika Ekonomi 33
Cara mendapatkan himpunan X x Y tsb:
X
1 2 3
1
(1, 1) (1, 2) (1, 3)
2
(2, 1) (2, 2) (2, 3)
3 (3, 1) (3, 2) (3, 3)
4 (4, 1) (4, 2) (4, 3)
X x Y = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1),
(3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)}
Matematika Ekonomi 34
Himpunan hasil kali Cartesius dapat digambarkan
dalam sistem koordinat cartesius berikut:
Y
3 • • • •
2 • • • •
1 • • • •
0 1 2 3 4 X
Gbr: Hubungan nilai ujian dan nilai pekerjaan rumah
H
1H
2H
3H
4PR = {1, 2} malas
PR = {3, 4} rajin
U = {1, 2} kurang mengerti
U = {3} pintar
Terdapat 4 himp bag
H
1= {malas ttp pintar}
H
2= {malas dan krg
Matematika Ekonomi 35
Daerah dan Wilayah (Range) hubungan
Perhatikan kembali Himpunan hasil kali Cartesius:
H = {(1,1), (1,2), (1,3),
(2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)} Himpunan unsur-unsur pertama pasangan urut,
disebut dengan Daerah hubungan
Dh = {1, 2, 3, 4}
Himpunan unsur-unsur kedua pasangan urut, disebut dengan Wilayah hubungan:
Matematika Ekonomi 36
Kesimpulan:
Himpunan hasil kali Cartesius adalah himpunan
pasangan urut atau tersusun dari (x, y) dimana setiap unsur x X dipasangkan dengan setiap unsur y Y. € €
X x Y = { (x, y) / x X, y Y }€ € Daerah hubungan
Dh = { x / x X}€
Wilayah hubungan:
Matematika Ekonomi 38
SISTEM BILANGAN
Nyata
+ dan -
Khayal
Rasional
Irrasional
Bulat
Pecahan
Bilangan
2; -2; 1,1; -1,1 Akar negatip√(-4) = ± 2
Hasil bagi dua bil bulat, pecahan desimal atau
desimal berulang 0,1492525
Hasil bagi dua bil bulat, pecahan desimal tak berulang
0,14925253993999… π, ℮
1; 4; 8; termasuk 0
½; 2/7 dsb
Penggolongan Bilangan (lanjut)
Bilangan nyata dapat positif maupun
negatif.
Bilangan khayal adalah bilangan yang
berupa akar pangkat genap dari suatu
bilangan negatif.
Bilangan rasional= bilangan bulat,
pecahan terbatas
Bilangan irrasional adalah bilangan
Jenis-jenis Bilangan Lainnya
Bilangan asli: bilangan bulat positif tidak
termasuk nol
Bilangan cacah: bilangan bulat positif
atau nol
Bilangan prima: bilangan asli yang
Matematika Ekonomi 41
2. Tanda pertidaksamaan
Tanda < melambangkan “lebih kecil dari” Tanda > melambangkan “lebih besar dari” Tanda “lebih kecil dari atau sama dengan”≤ Tanda “lebih besar dari atau sama dengan”≥
3. Sifat
Jika a b, maka –a -b≤ ≥
Operasi Bilangan
Kaidah Komutatif:
a + b = b + a a x b = b x a
Kaidah Asosiatif:
( a + b ) + c = a + ( b + c ) ( a x b ) x c = a x ( b x c )
Kaidah Pembatalan:
Jika a + c = b + c jika ac = bc (c = 0) maka a = b maka a = b
Kaidah Distributif:
Operasi Bilangan (lanjut)
Unsur Penyama:
a ± 0 = a
a x 1 = a
a : 1 = a
Kebalikan:
Berbagai Operasi Tanda
Operasi Penjumlahan
Operasi Pengurangan
Operasi Perkalian
Operasi Bilangan Pecahan
Operasi Pemadanan
a/b = (axc)/(bxc) a/b = (a:c)/(b:c)
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Operasi Perkalian
(a/x) x (b/y) = (ab)/(xy)
Operasi Pembagian:
a/b : c/d = a/b x d/c
PANGKAT
Pangkat dari sebuah bilangan ialah suatu indeks
yang menunjukkan banyaknya perkalian bilangan yang sama secara berurutan.
Notasi xn berarti bahwa x harus dikalikan dengan x
itu sendiri secara berturut-turut sbanyak n kali
Contoh:
* 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 cukup ditulis 46
* 100.000 dapat diringkas menjadi 105
* 1/100.000 dapat diringkas menjadi 10-5
* 35.000.000.000 dapat diringkas menjadi 35 x 109
* 4.500.000.000 dapat diringkas menjadi 4,5 x 109
Kaidah-Kaidah Pemangkatan
Bilangan bukan-nol berpangkat nol adalah satu
x0 = 1 ( x 0) ≠ Contoh: 50 = 1
Bilangan berpangkat satu adalah bilangan itu sendiri
x1 = x Contoh: 51 = 5
Nol berpangkat sebuah bilangan adalah tetap nol
0x = 0 Contoh: 05 = 0
Bilangan berpangkat negatif adalah balikan pengali
Kaidah-kaidah Pemangkatan (lanjut)
Bilangan berpangkat pecahan adalah akar dari
bilangan itu sendiri, dengan suku pembagi
dalam pecahan menjadi pangkat dari akarnya, sedangkan suku terbagi menjadi pangkat dari bilangan yang bersangkutan
Contoh:
Bilangan pecahan berpangkat adalah hasilbagi
suku-suku berpangkatnya Contoh: b a b a
x
x
35 5 32 5 9 1,55Kaidah-kaidah Pemangkatan (lanjut)
Bilangan berpangkat dipangkatkan lagi adalah
bilangan berpangkat hasilkali pangkat-pangkatnya (xa)b = xab Contoh: (22)3 = 22x3 = 26 =64
Bilangan dipangkatkan pangkat-berpangkat adalah
bilangan berpangkat hasil pemangkatan pangkatnya
dalam hal ini c = ab
Contoh:
c
a
x
x
b
721
.
046
.
43
3
Kaidah-kaidah Pemangkatan (lanjut)
Hasilkali bilangan-bilangan berpagnkat yang basisnya
sama adalah bilangan basis berpangkat jumlah pangkat-pangkatnya
xa….xb …..xz = xa+b+..+z Contoh: 23 x 23 = 23+3 = 26 = 64
Hasilkali bilangan-bilangan berpangkat yang
pangkatnya sama, tetapi basisnya berbeda, adalah perkalian basis-basisnya dalam pangkat yang
bersangkutan
Kaidah-kaidah Pemangkatan (lanjut)
Hasilbagi bilangan-bilanganerpangkat yang basisnya
sama adalah bilangan basis berpangkat selisih pangkat-pangkatnya
xa : xb = xa-b Contoh: 55 : 53 = 55-3 = 52= 25
Hasilbagi bilangan-bilangan berpangkat yang
pangkatnya sama, tetapi basisnya berbeda, adalah pembagian basis-basisnya dalam pangkat yang
bersangkutan
AKAR
Akar merupakan bentuk lain untuk menyatakan
bilangan berpangkat
Akar dari suatu bilangan ialah basis yang memenuhi
bilangan tersebut berkenaan dengan pangkat akarnya.
Jika xa, maka x sebagai basis dan a sebagai pangkat Jika xa = m, maka x dapat disebut sebagai akar
pangkat a dari m dan dapat ditulis sebagai:
jika x xa = m
m
a
Kaidah-kaidah Pengakaran
Bilangan
Akar dari sebuah bilangan adalah basis yang memenuhi
bilangan tersebut berkenaan dengan pangkat akarnya
dalam hal ini adalah basis
Akar dari bilangan berpangkat adalah bilangan itu sendiri
berpangkat pecahan, dengan pangkat dari bilangan
bersangkutan menjadi suku terbagi sedangkan pangkat dari akar menjadi suku pembagi
a a m m
1
m
a1
b a b
m
am
Kaidah-kaidah Pengakaran
Bilangan (lanjut)
Akar dari suatu perkalian bilangan adalah perkalian dari
akar-akarnya
Akar dari sebuah bilangan pecahan adalah pembagian dari akar
suku-sukunya
Jumlah (selisih) bilangan-bilangan terakar adalah jumlah
(selisih) koefisien-koefisien terakar
Akar ganda dari sebuah bilangan adalah akar pangkat baru dari
bilangan bersangkutan; pangkat baru akarnya ialah hasilkali pangkat dari akar-akar sebelumnya
b b
b xy x y
b b b y x y x bc a c a
b x x
b a b a
b x a n x m n x
LOGARITMA
Logaritma merupakan kebalikan dari proses
pemangkatan dan/ atau pengakaran.
Logaritma dari suatu bilangan ialah pangkat
yang harus dikenakan pada (memenuhi)
bilangan pokok logaritma untuk memperoleh bilangan tersebut.
Jika xa = m (dalam hal ini x adalah basis dan a
adalah pangkat), maka pangkat a disebut juga logaritma dari m terhadap basis x yang ditulis dalam bentuk:
a = x log m
Biasanya logaritma berbasis 10 sehingga cukup
Kaidah-kaidah Logaritma
xlog x = 1 sebab x1 = x xlog1 = 0 sebab x0 = 1 xlog xa = a sebab xa = xa xlog ma = a xlog m
xlog m n = xlog m + xlog n xlog m/n = xlog m – xlog n
xlog m mlog x = 1 sehingga xlog m = 1/mlog x xlog m mlog n nlog x = 1
Kasus
Sederhanakan dan selesaikan:
a) b)
Carilah x jika log x = 1,2304!
Selesaikan x untuk log (3x + 298) = 3!
5 7 5 2 5