• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 GETASAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Yesiska Ratna Yulieta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH FASILITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 GETASAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Yesiska Ratna Yulieta"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Yesiska Ratna Yulieta 1046

PENGARUH FASILITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 GETASAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Yesiska Ratna Yulieta1, Sutriyono2

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

URL : http://e-jurnalmit rapendidikan.co m

Vol 1, No. 10, 1046-1058. © 2017 Kresna BIP.

ISSN 2550-481

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Dik irim : 22 Dese mber 2017 Revisi pertama :22 Desember 2017 Diterima : 26 Desember 2017 Tersedia online : 27 Desember 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh yang positif dan signifik an antara fasilitas belajar matematika siswa di sek olah terhadap prestasi belajar matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian k orelasional. Tek nik pengambilan sujek menggunakan Simple Random Sampling dan diperoleh 140 subjek yang diambil dari siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan. Berdasarkan hasil Analisa yang korelasi yang sudah diperhitungkan dengan menggunak an SPSS 16.0 for Windows mak a diperoleh hasil penelitian yaitu k oefisien k orelasi antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar, yaitu nilai taraf signifik ansi sebesar 0,08 probabilitas lebih dari 0,05 menunjukkan hubungan yang tidak signifik an antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar Matematik a. Angka k orelasi sebesar -.224 menunjukk an k orelasi yang sangat lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang positif signifik an antara fasilitas dengan prestasi belajar siswa k elas VIII SMP Negeri 1 Getasan. Kata Kunci : Fasilitas Belajar

Matematik a, Prestasi Belajar Matematik a

(2)

Yesiska Ratna Yulieta 1047

PENDAHULUAN Latar Belakang

Di era globalisasi yang semakin berkembang pesat dengan ditandai oleh keunggulan teknologi yang serba canggih ini dapat mempermudah segala hal untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mudah dan cepat. Sama seperti bidang lainya, bidang pendidikan pun juga harus mengimbangi kemajuan di era globalisasi ini dengan cara meningkatkan sarana dan prasarana atau fasilitas yang dapat mendukung pembelajaran. Mengingat sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penentuan terhadap prestasi belajar siswa, maka persyaratan dan penggunaan sarana pe mbelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran, metode, penilaian minat siswa dan kemampuan guru. Penggunaan sarana pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien dengan mengacu pada proses belajar mengajar di sekolah.

Fasilitas belajar yang lengkap dan memadai dapat mendorong siswa untuk rajin belajar. Untuk menjaga mutu pendidikan agar tetap baik, maka perlu diciptakan suatu fasilitas belajar yang dapat memudahkan, membantu dan mendorong hasil belajar siswa. Menurut Syaiful Bahri (2002: 150) fasilitas belajar merupakan kelengkapan belajar yang harus dimiliki oleh sekolah sekolah yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha, ini dapat berupa benda-benda maupun uang. Pada prinsipnya fasilitas belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan siswa dalam belajar.

Dengan tersedianya fasilitas yang memadai dari sekolah diharapkan siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang baik. Pra sarana yang memadai seperti halnya ruangan yang sejuk, bersih, dan tempat duduk yang nyaman biasanya akan dapat mempelancar proses belajar. Selain itu fasilitas yang terpenting adalah sarana belajar yang lengkap seperti adanya buku teks dan alat bantu belajar tersedianya sumber belajar matematika seperti laboratorium matematika, majalah pengajaran matematika dan lain- lain akan meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999: 244) merupakan sarana dan prasarana pembelajaran. Prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboraturium sekolah dan berbagai media pembelajaran yang lain.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas bahwa fasilitas belajar di sekolah merupakan komponen penting dalam menunjang keberhasilan program pendidikan dan tentunya juga akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Hasil penelitian Hasnah (2010) yang meneliti pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar PPKN murid kelas V SDN 53 Sawerigading menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang positif antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) murid kelas V SDN 53 Sawerigading. Pernyataan Hasnah (2010) bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bagus Budiono (2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan fasilitas belajar terhaap prestasi belajar siswa kelas IX SMK Cipta Karya Prembun Kebumen.

Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Budiono dalam penelitiannya yang

(3)

Yesiska Ratna Yulieta 1048 Kopling Siswa Kelas XI SMK Cipta Karya Prembun Kebumen Tahun Ajaran

2014/2015”. Jenis peneltian ini adalah penelitian Expost Facto Research yang bersifat kualitatif. Penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket) dan metode dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan analisis korelasi Product Moment dan uji reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach. Hasil penelitian diperoleh bahwa: 1) Ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas XI di SMK Cipta Karya Prembun Kebumen.2) Ada pengaruh positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas XI di SMK Cipta Karya Prembun Kebumen. Hal ini mengindikasikankan bahwa persentasi belajar dapat dipengaruhi oleh variable motivasi siswa dan fasilitas sebesar 32,60% yang menandakan bahwa adanya peningkatan dalam penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan mencoba meneliti apakah ada pengaruh antara fasilitas belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika.

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar matematika siswa SMP Negeri 1 Getasan terhadap prestasi belajar matematika?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

Mengetahui Pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar matematika siswa SMP Negeri 1 Getasan terhadap prestasi belajar matematika?

Manfaat penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Manfaat Teoritis

Apabila dalam penelitian ini terbukti adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar siswa di Sekolah dengan prestasi belajar Matematika maka penelitian ini diharapkan sebagai acuan penelitian selanjutnya ter utama yang berkaitan dengan pengaruh fasilitas belajar di Sekolah terhadap prestasi belajar Matematika.

Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Dengan melakukan penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan khususnya pada dunia pendidikan dan menambah bekal untuk menjadi calon pendidik.

2. Bagi Sekolah

(4)

Yesiska Ratna Yulieta 1049 3. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah untuk lebih memperhatikan fasilitas belajar siswa demi tercapainya prestasi belajar Matematika yang optimal. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai refrensi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan semangat belajar siswa serta memberikan gambaran, wawasan dan juga menambah pengalaman dalam pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA Pengertian fasilitas belajar

Fasilitas diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan danmelancarkan pelaksanaan suatu usaha. Usaha ini dapat berupa benda-bendaataupun uang. Jadi, fasilitas dapat disamakan dengan sarana.

Menurut Syaiful Bahri (2002: 150) fasilitas belajar merupakan kelengkapan belajar yang harus dimiliki oleh sekolah sekolah yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha, ini dapat berupa benda-benda maupun uang. Pada prinsipnya fasilitas belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan siswa dalam belajar.

Dengan tersedianya fasilitas yang memadai dari sekolah diharapkan siswa dapt memperoleh prestasi belajar yang baik. Pra sarana yang memadai seperti halnya ruangan yang sejuk, bersih, dan tempat duduk yang nyaman biasanya akan dapat mempelancar proses belajar. Selain itu fasilitas yang terpenting adalah sarana belajar yang lengkap seperti adanya buku teks dan alat bantu belajar tersedianya sumber belajar matematika seperti laboratorium matemtika, majalah pengajaran matematika dan lain- lain akan meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Me nurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999: 244) merupakan sarana dan prasarana pembelajaran. Prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelaja ran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboraturium sekolah dan berbagai media pembelajaran yang lain.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas bahwa fasilitas belajar di sekolah merupakan komponen penting dalam menunjang keberhasilan program pendidikan dan tentunya juga akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa.

Macam-Macam Fasilitas Belajar di Sekolah

Menurut Bafadal (2014:2) “Sarana pendidikan adalah semua perangkatan

peralatan,bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dala m proses pendidikan

di sekolah”. Benda-benda pendidikan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut dalam Heryati dan Muhsin (2014:197-198):

1. Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM dibagi menjadi dua yaitu berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan) dan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM.

(5)

Yesiska Ratna Yulieta 1050 sesuatu yang bukan benda mati atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranuntuk memudahkan atau melancarkan suatu usaha, seperti manusia, jasa dan uang.

3. Ditinjau dari sifat barangnya terdapat beberapa jenis, Pertama, barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. Kedua, barang habis pakai adalah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas, sepidol, penghapus, sapu dan sebagainya. (keputusan menteri keuangan nomor 225/MK/V/1971 tanggal 13 April 1971). Ketiga, barang tidak habis pakai, yaitu barang-barang yang dapat dipakai berulang- ulang serta tidak susut volumenya ketika digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan, dan sebagainya. Keempat, barang tidak bergerak, yaitu barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak dapat diberpindah-pindahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, menara air, dan sebagainya.

Fungsi Fasilitas Belajar

Dilihat dari fungsinya atau peranannya, sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 seperti dalam Arikunto dan Yuliana (2014:274) Alat Pelajaran, adalah semua benda yang dapat digunakan secara langsung oleh guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar. Buku tulis, gambar-gambar, alat-alat tulis ataupun alat-alat praktek semua termasuk dalam lingkup pelajaran. Alat Peraga adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda atau pun perbuatan dari yang paling konkrit sampai ke yang paling abstrak yang dapat mempermudah pemberian pengertian kepada siswa. Dengan pengetian ini, maka alat pelajaran dapat termasuk ruang lingkup alat peraga, tapi belum tentu alat pelajaran itu merupakan alat peraga. Media Pendidikan, adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pendidkan, tetapi dapat juga sebagai pengganti peranan guru. Menurut klasifikasi indera yang digunakan ada 3 jenis media yaitu:

(1) Media audio, media untuk pendengaran (media pendengar) (2) Media visual, media untuk penglihatan (media tampak)

(3) Media audio-visual, media untuk pendengaran dan penglihatan.

Pengertian Prestasi Belajar

Menurut WS Winkel (2004: 161) “prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang dan merupakan hasil dari proses yang dilakukan”. Hamdani (2011: 137) “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok, dan sikap seseorang dalam

menyelesaikan suatu hal”.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994: 19) “prestasi adalah hasil dari suatu yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok”. Syaifuddin Azwar (2002: 13) “prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”.

Menurut Ngalim Purwanto (1993: 84) “belajar merupakan suatu perubahan

(6)

Yesiska Ratna Yulieta 1051 beberapa definisi dari berbagai ahli, salah satunya menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto (2006: 84-86) belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai siswa berupa perubahan dalam penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang terjadi dari suatu proses usaha melalui latihan atau pengalaman. Prestasi belajar erat kaitannya dengan evaluasi pendidikan. Evaluasi pendidikan adalah proses untuk menentukan sejauh mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Salah satu bentuk evaluasi pendidikan adalah pelaksanaan tes formatif. Tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian yang dilakukan setiap selesai subpokok bahasan (kriteria dasar) tertentu. Ditinjau dari alat evaluasinya tes formatif menggunakan tes prestasi yang tersusun secara baik (Suharsimi Arikunto, 2012: 3-46). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar dapat ditentukan dari tes formatif (ulangan harian/tes) yang dilaksanakan setiap kriteria dasar tertentu berakhir.

Faktor yang Mempe ngaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2003) faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Kerangka Berfikir

Fasilitas belajar memiliki peran penting dalam peningkatan prestasi belajar siswa, dalam proses belajar mengajar khususnya pelajaran Matematika kesediaan fasilitas belajar sangat diperlukan untuk mempermudah dan membantu kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Azhar Arsyad (2006: 25-26) yaitu pemanfaatan sarana belajar memberikan beberapa manfaat, pemanfaatan sarana belajar dapat memperjelas pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut:

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Keterangan:

X : Fasilitas Belajar Y : Prestasi Belajar

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori, kerngka berfikir dan penelitian-penelitian yang relevan yang telah dipaparkan diatas maka rumusan hipotesis empirik

(7)

Yesiska Ratna Yulieta 1052 penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar matematika siswa SMP Negeri 1 Getasan terhadap prestasi belajar Matematika.

Jika fasilitas belajar semakin tinggi maka semakin tinggi pula motivasi dan prestasi belajar matematika.

Variabel Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan kajian teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka variabel bebasnya adalah fasilitas belajar (X) dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar Matematika (Y).

METODE PENILITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah 141 siswa. Teknik pengambilan subjek menggunkan teknik

Simple Random Sampling yaitu dengan cara pengambilan secara acak anggota sampel dari populasi dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi. 141 siswa tersebut dipilih dari kelas VIII A, VIII B, VIIIC, VIIID SMP Negeri 1 Getasan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan studi dokumentasi. Teknik angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang fasilitas belajar, dimana angket tersebut terdiri dari 5 indikator yaitu: 1) ruang belajar, 2) alat pembelajaran, 3) alat peraga, 4) media pembelajaran, dan 5) bimbingan belajar. Bentuk angket adalah favourable dan unfavourable dimana dalam angket tersebut memberikan 5 kemungkinan jawaban bagi responden, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu- Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan untuk mengukur prestasi belajar matematika penelitian ini menggunakan studi dokumentasi yang diperoleh dari dokumen nilai UTS semester ganjil yang dibelikan sekolah dengan cara mencatat dokumen tersebut. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif yang dilanjutkan dengan analisis korelasiona l.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 September 2017. Penelitian dilakukan dengan cara menyebar instrumen berupa angket kepada responden yang kemudian dilakukan analisa deskriptif yang dilanjutkan dengan analisa korels ional.

Analisa deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau penyebaran dari setiap variabel penelitian dengan menggunakan distribusi frekuensi meliputi rata-rata, standar deviasi, skor maksimum dan skor minimum.

Analisa korelasional digunkan untuk menguji pengaruh antara fasilitas belajar (X) dan prestasi belajar Matematika (Y). Analisa korelasional yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment dari Spearman, karena mencari pengaruh antara dua variabel. Pengolahan dan perhitungan uji statistik dilakukan melalui Statistical Product and Service Solution (SPSS) 16.0 for Windows serta disajikan dalam bentuk rangkuman hasil analisa.

Analisa Deskriptif Hasil Penelitian

1. Analisa Deskriptif Fasilitas Belajar Matematika

(8)

Yesiska Ratna Yulieta 1053 unfavourable. Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran fasilitas belajar digunakan lima kategori, yaitu : sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Banyak pilihan pada masing- masing item ada 5, maka skor maksimum yang diperoleh yaitu 5 × 30 (item valid) = 150 dan skor minimum 1 × 30 (item valid) = 30, sehingga diperoleh interval sebagai berikut :

Dengan demikian dapat ditentukan kategori sebagai berikut :

126 < x ≤ 150 = Sangat Tinggi

102 < x ≤ 126 = Tinggi

78 < x ≤ 102 = Sedang

54 < x ≤ 78 = Rendah

30 < x ≤ 54 = Sangat Rendah

Frekuensi dan persentase hasil pengukuran variabel fasilitas belajar berdasarkan kategori tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 1. Distribusi Fasilitas Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Getasan

No Kategori Interval Frekuensi Persentase 1 Sangat Tinggi 90 126 < x ≤ 150 30 21,4 % 2 Tinggi 102 < x ≤ 126 101 72,1 %

3 Sedang 78 < x ≤ 102 9 6,5 %

4 Rendah 54 < x ≤ 78 0 0 %

5 Sangat Rendah 30 < x ≤ 54 0 0 %

Jumlah 140 100 %

Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017)

Dari hasil tabel distribusi fasilitas belajar siswa kelas VII A hingga VII D SMP Negeri 1 Getasan dapat di simpulkan bahwa tingkat fasilitas belajar pada kategori sangat tinggi 30 ( 21.4%) siswa, kategori tinggi 101 (72,1%) siswa, kategori sedang 9 (6,5%) siswa. Sehingga dapat kita lihat bahwa distribusi belajar siswa termasuk kategori tinggi.

Tabel 2. Hasil Analisa Deskriptif Fasilitas Belajar Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Fasilitas Belajar 140 1.1599E2 10.66426 91.00 143.00

Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017)

Dari hasil analisa didapatkan nilai rata-rata skor fasilitas belajar adalah 1.16, sedangkan standar deviasinya 10,66, disamping itu diperoleh juga skor masksimum 143 dan minimum 91.

Tabel 3. Hasil Analisa Deskriptif Prestasi Belajar Matematika Descriptive Statistics

Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017)

(9)

Yesiska Ratna Yulieta 1054 Dari hasil analisa didapatkan nilai rata-rata skor fasilitas belajar adalah 77,73, sedangkan standar deviasinya 14,51, disamping itu diperoleh juga skor masksimum 100 dan minimum 31.

Uji Asumsi 1. Uji Normalitas

Sugiyono (2013: 228) berpendapat bahwa “statsistik parametris digunakan berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Uji normalitas harus dilakukan terlebih dahulu, bila data tidak normal, maka statistik parametris tidak bisa digunakan, sehingga statistik yang bisa digunakan adalah statistik nonparametris”.

Menurut Priyatno (2014:187) uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu (a) Uji Liliefors; (b) Metode One Sample Kolmogorov- Smirnov. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan cara One Sample Kolmogorov - Smirnov. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 16.

Untuk menghitung normalitas data dengan rumus one sampel. Langkah – langkahnya yaitu sebagai berikut: klikAnalyze –Nonparametric Tests– Legacy

-S. Kemudian memasukkan variabel fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar ke kotak Variable List. OK (Priyatno 2014: 76-77).

Hasil uji normalitas dengan uji one sample dapat dilihat pada output Tests of Normality bagian kolmogorov-smirnov pada nilai Sig. (signifikansi). Data normal jika sig> α, untuk taraf signifikan (α)5%. “Jika signifikansi lebih dari 0,05, maka data berdistribusi normal (Priyatno 2014: 78).

a. Uji Normalitas Fasilitas Belajar Matematika

Hasil analisa uji normalitas sebaran data fasilitas belajar tampak pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Normalitas Data Fasilitas Belajar One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Fasilitas Belajar

N 140

Normal Parametersa

Mean 115.9857

Std. Deviation 10.66426

Most Extreme Differences

Absolute .059

Positive .059

Negative -.040

Kolmogorov-Smirnov Z .695 Asymp. Sig. (2-tailed) .720 a. Test Distribution is Normal.

b. Calculate From Data

Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017)

(10)

Yesiska Ratna Yulieta 1055

b. Uji Normalitas Prestasi Belajar Matematika

Hasil analisa uji normalitas sebaran data prestasi belajar Matematika tampak pada tabel berkut ini

Tabel 5. Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Prestasi Belajar Matematika

N 140

Normal Parametersa Mean 77.7357 Std. Deviation 14.51896 Most Extreme

Differences

Absolute .105 Positive .063 Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z 1.240

Asymp. Sig. (2-tailed) .092

a. Test distribution is Normal. b. Calculate from data

Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017)

Dari Tabel diatas menunjukan bahwa distribusi sebaran data hasil pengukuran prestasi belajar Matematika adalah normal, karena tarad signifikasi sebesar 0.092 yaitu lebih besar dari 0,05.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dalam penelitian ini adalah uji –f. Kaedah yang digunakan yaitu: jika p < 0,05 maka hubungan linear, sedangkan jika p > 0,05 maka hubungan tidak linear. Hasil uji lienaritas hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar Matematika ditujukan pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Linearitas Hubungan Antara Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika

Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017) Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. Prestasi *

Fasilitas

Between Groups

(Combined) 6983.230 42 166.267 .723 .880 Linearity 1473.037 1 1473.037 6.402 .013 Deviation

from Linearity 5510.193 41 134.395 .584 .972 Within Groups 22317.992 97 230.082

(11)

Yesiska Ratna Yulieta 1056 Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa hubungan antara fasilitas belajar dengn prestasi belajar matematika memiliki hubungan korelasi tidak linear. Hal ini ditujukan oleh nilai signifikansi 0.13 yaitu p > 0,05.

Analisa Korelasi Antara Fasilitas Belajar mate matika dengan Prestasi Belajar Matematika ( Perhitungan antara angket dan hasil belajar )

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Analisis Korelasi Product Moment Spearmen, karena data memiliki distribusi normal tetapi tidak linear. Tabel dibawah ini menunjukan hasil analisa korelasi antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar matematika

Tabel 7. Koefesien Korelasi Antara Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika

Correlations

Fasilitas Prestasi Fasilitas Pearson

Correlation 1 -.224

**

Sig. (2-tailed) .008

N 140 140

Prestasi Pearson

Correlation -.224

**

1

Sig. (2-tailed) .008

N 140 140

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2017)

Dalam tabel tampak bahwa nilai probabilitas sebesar 0,08 yaitu lebih dari 0,05 sehingga hubungan fasilitas belajar dengan prestasi belajar matematika tidak signifikan.

(12)

menutup-Yesiska Ratna Yulieta 1057 nutupi, atau ada kemungkinan responden dalam menjawab atau mengisi angket semua saja atau asal terisi seluruh pertanyaan. Ada kemungkinan juga bahwa isi angket tidak sama dengan kondisi sosial responden.

Selain hal- hal diatas, tidak adanya hubungan positif yang signifikan pada penelitian juga dapat disebabkan karena penelitian juga dapat disebabkan karena penelitian ini lebih ditekankan hanya pada penyediaan fasilitas belajar bukan pada pemanfaatannya, pemanfaatan fasilitas belajar berkaitan secara langsung pada saat proses belajar mengajar sedangkan penyediaan fasilitas belajar hanya merupakan sarana yang tidak akan berfungsi jika tidak dimanfaatkan secara optimal.

Pada penelitian ini juga memperoleh hasil analisa yaitu semua siswa mempunyai fasilitas belajar yang positif karena sebanyak 21,4 % siswa berada pada kategori sangat tinggi, dan pada kategori tinggi terdapat 72,1% siswa, sedangkan sebagian kecil terdapat 6,5 % siswa pada kategori sedang. Sementara itu, sebagian besar siswa yaitu 54,28 % mempunyai nilai yang terdapat pada kategori sangat tinggi dan 87,13 % siswa telah memenuhi batas KKM dan memiliki nilai rata-rata di atas KKM yaitu 75,00.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti di sekolah SMP Negeri 1 Getasan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara fasilitas belajar dengan hasil prestasi belajar Matematika kelas VIII. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat fasilitas belajar belum tentu akan diiringi oleh makin tingginya presatasi belajar Matematika. Sebaliknya jika semakin rendah tingkat fasilitas belajar belum tentu pula rendah prestasi matematikanya.

Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dan juga di uji dengan menggunakan SPSS dan menghasilkan besar koefesien korelasi antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar Matematika sebesar r= -0,224 dan p= 0,08. Dengan demikian hasil ini tidak mendukung dengan hipotesis yang diperkirakan oleh peneliti yaitu ada hubungan yang positif signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar matematika.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menyumbangkan sedikit saran sebagai berikut ini,:

1. Bagi para siswa sebaiknya dapat lebih kreatif lagi membuat alat peraga lain yang bisa digunakan. Sehingga siswa tidak hanya tergantung dengan alat yang sudah ada tetapi siswa semakin kreatif demi membuat alat peraga yang baru yang dapat digunakan dalam proses belajar.

(13)

Yesiska Ratna Yulieta 1058 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti faktor faktor lain yang juga mempengaruhi motivasi belajar siswa selain fasilitas belajar di sekolah, sehingga dapat diketahui kontribusi yang diberikan untuk motivasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.

Arikuntoro, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Riena Cipta.

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rienka Cipta Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo.

Bafdal, Ibrahim. 2014. Menejemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:

Usaha NasionalSlameto. 2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdan. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :Pustaka Setia.

Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung:Pustaka Setia

Sudijono,Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Priyatno, Duwi. 2014.SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis.Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Fasilitas Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Getasan
Tabel 5. Normalitas Data Prestasi Belajar Matematika
Tabel 7. Koefesien Korelasi Antara Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Correlations

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut ditunjukkan dari hasil pengujian korelasi yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 16.0, di dapatkan F hitung = 32.708 dengan tingkat sig- nifikansi p

Pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar matematika Pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar matematika setelah analisa korelasi, maka

Hasil uji analisis juga sudah sesuai dengan uji hipotesis diketahui bahwa koefisien korelasi (r) yang didapatkan adalah 0,203 dengan nilai signifikansi (sig.) 0.037

Hasil pengujian dari kedua variabel menunjukkan bahwa F Hitung &gt; F Tabel dan 0,001 &gt; 0,05 maka H 0 ditolak sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat kemandirian belajar

Dari hasil analisis diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,961 yang artinya terdapat hubungan yang sangat kuat dan koefisien determinasi diperoleh sebesar 0,923 yang

Sedangkan untuk kemandirian belajar siswa diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,383 yang artinya ada hubungan positif yang sedang antara kemandirian belajar siswa

Dari pengujian signifikansi koefisien regresi yang juga dilakukan dengan program SPSS diperoleh bahwa koefisien regresi tersebut signifikan, yaitu ditunjukkan oleh nilai Sig = 0.000 <

Dari pengujian signifikansi koefisien regresi yang juga dilakukan dengan program SPSS diperoleh bahwa koefisien regresi tersebut signifikan, yaitu ditunjukkan oleh nilai Sig = 0,000 <