• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPECTIVE MARKET. Wealth Management Newsletter Agustus 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSPECTIVE MARKET. Wealth Management Newsletter Agustus 2017"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Wealth Management Newsletter | Agustus 2017

PERSPECTIVE

Indonesia’s Economic Strategy

Pemerintah Indonesia dihadapkan pada dilemma apakah akan menaikan pajak atau mengucurkan stimulus untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi

(2)

Nasabah yang terhormat,

Terima kasih atas kepercayaan Anda menjadi Nasabah setia Commonwealth Bank. Selain mengulas mengenai pergerakan pasar saham dan obligasi sepanjang bulan Juli 2017, pada edisi Market Perspective e-Newsletter kali ini Kami mengulas dilema yang dihadapi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat di tengah keterbatasan yang ada.

Meskipun kondisi perekonomian global yang membaik namun kecepatannya cenderung lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan dalam 20 tahun terakhir. Sisi positifnya, pertumbuhan ekonomi global akan didorong oleh negara-negara di kawasan Asia yang memiliki keuntungan dengan struktur demografi usia produktif yang besar, Indonesia adalah salah satunya.

Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil ditopang oleh konsumsi domestik dinilai masih belum maksimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Dibutuhkan pertumbuhan yang lebih besar dari komponen PDB lain seperti belanja pemerintah. Dengan keterbatasan yang ada, saat ini pemerintah dihadapi oleh dilema dimana membutuhkan dana untuk mendorong belanja negara. Namun di sisi lain pemerintah perlu mengatur strategi untuk meningkatkan pendapatannya demi membiayai anggaran belanja tanpa harus memberikan dampak terhadap komponen PDB lainnya.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai strategi dan rekomendasi produk-produk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager Kami di cabang terdekat.

Rustini Dewi

(3)

Pasca libur lebaran hari pertama perdagangan IHSG di bulan Juli disambut positif dengan kenaikan +1,3% hingga mencetak rekor baru di 5.910. Namun setelahnya perlahan IHSG tampak kehilangan amunisi yang dapat mendorong kenaikan lebih lanjut.

Pernyataan Presiden ECB Mario Draghi atas terbukanya potensi berakhirnya Quantitave Easing dan dilanjutkan pengetatan moneter dengan kenaikan suku bunga membuat pelaku pasar menjadi khawatir. Besarnya pengaruh likuiditas global yang melimpah pada kenaikan aset finansial seperti obligasi dan ekuitas seperti menjadikan pedang bermata dua. Potensi ditarik kembalinya likuiditas tersebut dapat mengakibatkan aset obligasi dan ekuitas terkoreksi. Rencana The Fed untuk melakukan pengurangan porsi surat hutang pada neracanya merupakan salah satu wujud dari ditariknya likuiditas yang dikhawatirkan pasar.

Rilis laporan keuangan di AS sejak pertengahan hingga akhir bulan Juli menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Sementara dari domestik rilis laporan keuangan yang cukup beragam membuat pasar tidak memiliki justifikasi yang kuat untuk IHSG melanjutkan penguatan. Walaupun sektor perbankan menunjukkan hasil yang memuaskan namun sektor konsumsi dan retail melemah di 2Q17.

Hingga akhir Juli IHSG naik +10,27% YTD, MSCI World Index naik +11,98% YTD, dan MSCI Emerging Market Index naik +23,65% YTD. Sementara investor asing telah masuk ke pasar saham sebesar Rp6,6 triliun.

Yield Curve SBN Indeks Global Dalam Periode Uptrend

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

Pasar obligasi domestik mengalami tekanan pada bulan Juli, walaupun tertekan total return BINDO Index masih mencatatkan kenaikan tipis +0,04% pada bulan Juli. Sementara kinerja INDON mencatatkan kinerja yang lebih baik dengan kenaikan BEMSID Index sebesar +1,44%.

Tekanan yang terjadi pada bulan Juli membuat yield SUN 10 tahun naik 12bps ke 6,95%, sedangkan yield INDON 10 tahun tercatat flat di level 3,65%.

Kenaikan yield SUN terjadi pada awal Juli merespon pernyataan Presiden ECB pada akhir Juni yang bernada hawkish dan memberi sinyal pengetatan stimulus moneter untuk wilayah Eropa. Ini menyebabkan yield global naik termasuk yield emerging market. Namun jelang sepekan kemudian, pejabat ECB mencoba untuk mengklarifikasi pernyataan Mario Draghi dan terbukti pada hasil ECB meeting yang masih mempertahankan suku bunga acuannya di 0% dan stimulus moneternya. Pernyataan Presiden ECB pada konferensi persnya berbalik menjadi dovish dengan mengatakan dorongan stimulus moneter masih dibutuhkan untuk mendorong inflasi di wilayah Eropa.

Sementara hasil RDG Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan 7-days reverse repo rate, selama 9 bulan berturut-turut, di level 4,75%. Bank Indonesia masih mewaspadai risiko global dari dampak kenaikan FFR dan normalisasi balance sheet The Fed.

EQUITY MARKET

(4)

Euro Zone Economy Recovery on Track Global GDP Last & Next 20 Years

Euro Zone Economic Activity

Data lainnya seperti survey bisnis dan produksi industri di kawasan Eropa juga telah menunjukkan perbaikan sepanjang tahun 2017.

Belanja domestik masih akan menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa semenjak tahun 2013. Stimulus yang ada saat ini seperti pemotongan pajak, suku bunga kredit yang rendah dan didukung dengan rasio menabung yang menurun memperlihatkan bahwa masyarakat Eropa sudah mulai berani untuk konsumsi.

Selain itu juga data pengangguran di Eropa yang terus menurun merefleksikan bahwa perusahaan sudah mulai berani ekspansi dan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak.

Meskipun ekonomi kawasan Eropa sudah perlahan membaik namun Bank Sentral Eropa, ECB masih akan mempertahankan pelonggaran moneternya hingga saat ini. ECB menilai ekonomi Eropa masih membutuhkan stimulus untuk terus mendorong pertumbuhan ekonominya.

Seperti yang dilakukan The Fed dengan melakukan pengetatan kebijakan, ketika melihat perekonomian AS sudah mulai membaik. Hal tersebut juga akan dilakukan oleh ECB ketika dianggap ekonomi Eropa sudah tidak

Sumber: Blackrock Investment Institute

Sumber: Blackrock Investment Institute

Setelah AS terlebih dahulu menunjukkan sinyal pemulihan ekonomi di 2016, maka di 2017 titik balik tersebut mengarah ke kawasan Uni Eropa.

Terus meningkatnya PMI Uni Eropa merupakan indikator kuat bahwa secara fundamental Uni Eropa telah memiliki basis yang kuat menuju pemulihan ekonomi.

Run on Slower Pace in The Next 20 Years

Dibandingkan dengan perekonomian global 20 tahun lalu maka outlook ekonomi global dalam 20 tahun ke depan mengarah pada pertumbuhan yang lebih lambat. Dengan negara-negara raksasa ekonomi dunia telah membangun ekonominya sedemikian efektif, membuat ruang untuk meningkatkan produktivitas menjadi lebih terbatas. Sebagai contoh lebih baiknya infrastruktur di negara maju.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah demografi penduduk negara dengan perekonomian terbesar yang menua dan tidak produktif. Dampak dari struktur demografi tersebut adalah aktivitas perputaran ekonomi yang melambat, konsumsi rendah, dan beban pemerintah meningkat untuk membiayai social benefit masyarakat lanjut usia.

Positifnya, kontributor pertumbuhan ekonomi dunia dalam 20 tahun ke depan didominasi oleh negara Asia dengan demografi usia produktif yang besar seperti India, Filipina, dan juga Indonesia.

GLOBAL MARKET

OUTLOOK

Dengan sentimen investor global yang sangat positif terefleksi dengan rendahnya VIX, arus dana investasi ke Uni Eropa mengalir deras di 2017 ini.

9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% -1% Italy Canada South Africa Netherlands Russia Indonesia German y U.S. Peru

Australia Thailand Colombia

India Ja pan Sweden Mexico France Turkey Phillipines Spain South K orea Malaysia

U.K. Brazil China

Real GDP 20-Year Growth Forecast vs. History

Global Real GDP Growth

Last 20 years

2.7% 2.1%

20-years forecast

Developed Markets Annualized Rate

(5)

Which Come First?

Dilema Pemerintah Dalam Kebijakan Fiskal

Sejak Pemerintahan Jokowi, pemerintah aktif memberikan stimulus ekonomi dalam bentuk paket ekonomi disertai dengan pelonggaran moneter berupa pemangkasan suku bunga. Namun hingga saat ini insentif tersebut belum berhasil menaikkan pemasukan pemerintah ataupun pertumbuhan ekonomi sesuai harapan.

Pemikiran pengencangan ikat pinggang di saat ekonomi lesu sebenarnya tergolong pemikiran kuno dan tidak lazim lagi digunakan pada saat ini. Pada masa Tahukah Anda mana yang muncul terlebih dahulu, ayam atau telur? Perdebatan mengenai mana yang terlebih dahulu ada sudah menjadi topik menarik yang sering diperbincangkan lebih dari 2000 tahun yang lalu. Bahkan Aristoteles seorang pemikir terkenal pada masa sebelum masehi juga ikut tergerak untuk memberikan solusi dari perdebatan ayam atau telur tersebut.

Sebagaimana dilema ayam atau telur, perekonomian Indonesia saat ini dihadapkan pada kondisi yang sama. Ketika ekonomi tidak pulih sesuai harapan, pemerintah dihadapkan pada dilema apakah sebaiknya berhemat atau agresif meluncurkan stimulus?

Tampak kehabisan akal dengan stimulus-stimulus yang diberikan namun belum berhasil menaikkan pemasukan negara, saat ini pemerintah mempertimbangkan untuk memperketat kebijakan fiskal dimana ini berarti beberapa instrumen pajak akan dinaikkan untuk meningkatkan pemasukan negara.

Tentu pemikiran ini ditentang oleh kalangan bisnis karena akan semakin menurunkan semangat bisnis dan membuat ekonomi yang masih belum cukup pulih kembali lesu.

Pemerintah memiliki pertimbangannya sendiri mengapa berusaha keras untuk meningkatkan pemasukan negara terutama melalui pajak.

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia terdapat beberapa komponen yang memberikan kontribusi utama pada ekonomi.

Komponen paling besar adalah konsumsi masyarakat dimana rata-rata tumbuh 5% setiap tahunnya, komponen ini dapat dikatakan tumbuh relatif konstan secara alami tanpa campur tangan pemerintah.

Untuk menaikkan pertumbuhan lebih dari 5% dibutuhkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada komponen utama lainnya, salah satunya adalah belanja

Ayam atau Telur?

Sumber: Investor Daily

Sumber: Media

EQUITY MARKET

OUTLOOK

membutuhkan stimulus. Namun setidaknya menurut konsensus, hingga akhir tahun ini kemungkinan ECB akan menormalisasi kebijakannya masih sangat kecil, bahkan probabilitas kenaikan di atas 50% baru akan terjadi pada November 2018.

pemerintahan monarki di Eropa sempat terjadi kelesuan ekonomi, dan penguasa pemerintahan ketika itu menaikkan pajak namun mengakibatkan ekonominya semakin terpuruk.

Hal sebaliknya terjadi pada tahun 2008 dan setelahnya, dimana Eropa dan AS memberikan stimulus moneter dengan melakukan pemangkasan suku bunga hingga 0% serta adanya Quantitative Easing policy.

(6)

Sumber: Kontan

Data Ekonomi Indonesia Kontradiktif

Anomali Ekonomi Indonesia

Laporan Keuangan 2Q17 di bawah Ekspektasi

Uniknya saat ini data ekonomi Indonesia yang rilis menunjukkan hasil yang berlawanan satu sama lain. Bila dilihat dari consumer confidence index, Indonesia berada dalam angka tertinggi sepanjang sejarah. Dengan tingginya consumer confidence idealnya konsumsi masyarakat ikut meningkat pesat karena keyakinan ekonomi yang lebih cerah. Namun bila dilihat secara riil, data menunjukkan penjualan barang konsumsi hanya naik +3,4% pada 1H17.

Angka tersebut dapat dikatakan sangat rendah mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia saja masih lebih tinggi, berada di angka 5%.

Dicabutnya subsidi listrik berdaya 900VA memberikan dampak signifikan pada daya beli masyarakat menengah bawah. Terefleksi dengan data penjualan yang paling lemah berada di segmen menengah bawah.

Berubahnya perilaku konsumsi masyarakat saat ini juga memberikan pengaruh pada validitas data yang biasa dipakai sebagai acuan.

Sebagian besar emiten IHSG telah merilis laporan keuangan 2Q17. Perfomance sektoral dari emiten IHSG cukup sejalan dengan outlook dari perfomance saham dunia.

Perkembangan ekonomi yang lebih positif memberikan outlook yang lebih baik pada sektor perbankan. Bila dilihat dari rilis emiten perbankan AS menunjukkan hasil yang memuaskan.

Pada IHSG sendiri sektor keuangan menunjukkan hasil yang cukup baik. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan pinjaman di 2017 dan rasio gagal bayar (NPL) yang telah menyentuh titik dasar menjadi modal kuat baiknya rilis di 1H17 ini.

Rilis laba bersih periode 2Q17 Bank Mandiri menunjukkan kenaikan 65% YoY. Sementara bank swasta terbesar Indonesia, BCA juga menunjukkan kenaikan 9,4% YoY.

Namun di balik baiknya rilis laporan keuangan emiten perbankan, lesunya konsumsi di sektor riil juga terefleksi dari laporan keuangan di sektor konsumsi. Pada sektor konsumsi, laba bersih Unilever menunjukkan penurunan -3,8% YoY. Sementara produsen mie instan merk Indomie membukukan penurunan -3,3% YoY.

Berdasarkan hasil rilis laporan keuangan 2Q17, dengan posisi IHSG di level 5.840 maka P/E berada di 15,4x dan berada di level yang cukup premium di standar deviasi +1 dan di atas P/E rata-rata 14,5x.

Lemahnya Pertumbuhan Belanja Pemerintah

Sumber:Bloomberg

pemerintah. Untuk menaikkan belanja pemerintah tentu hal pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan pemasukan pemerintah.

Belanja pemerintah digunakan untuk pembangunan infrastruktur, dana desa, social benefit, dan lainnya. Dengan pemasukan negara yang relatif flat dalam beberapa tahun terakhir otomatis belanja negara juga menjadi relatif flat walaupun alokasi untuk belanja infrastruktur terus ditingkatkan.

(7)

Sumber: Bloomberg diolah Commonwealth Bank

Sumber: Bloomberg

Laba Bersih Emiten Q2 2017

Rasio Utang Negara ASEAN5

Perbaikan makroekonomi dan catatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan telah membuat Fitch Ratings merevisi naik outlook Indonesia menjadi positif pada Desember 2016 dan menegaskan pada 20 Juli lalu. Rasio utang pemerintah Indonesia yang tergolong rendah, 28,2% terhadap PDB membantu Indonesia mempertahankan status investment grade dari Fitch. Menurut Fitch, dimana negara dengan peringkat yang sama dengan Indonesia (BBB-) memiliki rata-rata rasio utang terhadap PDB sebesar 41,2%.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi Fitch melihat Indonesia akan tumbuh sebesar 5,2% dan 5,8% masing-masing pada 2017 dan 2018. Jika dibandingkan dengan negara berperingkat sama, pertumbuhan Indonesia berada di atas rata-rata sebesar 2,8% pada 2017.

Fitch memberikan catatan terhadap nominal PDB Indonesia yang masih tergolong rendah di level USD 3.823 jika dibandingkan dengan rata-rata negara dengan peringkat yang sama yakni di kisaran USD 10.459. Selain itu tingkat governance dan korupsi di Indonesia yang masih tergolong tinggi (peringkat 90 dari 176) menjadi pekerjaan rumah pemerintah jika ingin adanya kenaikan peringkat lanjutan.

Perbaikan lingkungan untuk berbisnis, kepatuhan pajak, penguatan pembiayaan eksternal serta mempertahankan

Selain APBN-P 2017 dan asumsi makro RAPBN 2018 yang diajukan pemerintah juga telah disetujui oleh DPR. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada 2018 yakni 5,2%-5,6% dari target pertumbuhan APBN-P tahun ini di 5,2%.

Untuk mengejar target pertumbuhan tersebut pemerintah fokus pada komponen konsumsi dan investasi. Dari sisi investasi, pemerintah masih akan fokus pada pembangunan infrastruktur dan akan memberdayakan pendanaan dari berbagai sumber, salah satunya dari belanja modal BUMN.

Di tengah keterbatasan pembiayaan utang dari pemerintah, semenjak pemerintahan Jokowi, BUMN didorong untuk berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur salah satunya dengan penerbitan obligasi.

Meski masih cenderung kecil, namun kapitalisasi pasar obligasi korporasi selalu meningkat setiap tahunnya. Dari akhir 2014 hingga 2016 kapitalisai pasar obligasi korporasi rata-rata tumbuh 18,5% per tahun.

Selain kapitalisasi pasar yang membesar porsi BUMN semakin membesar setiap tahunnya. Ini sejalan dengan strategi pemerintah yang ingin meningkatkan peran BUMN dalam pembangunan infrastruktur nasional. Untuk meningkatkan permintaan pasar, pemerintah melalui POJK No.1 Tahun 2016 memperbolehkan perusahaan IKNB memiliki porsi obligasi BUMN terkait infrastruktur dalam memenuhi kepemilikan obligasi pemerintah dalam portofolio investasinya.

BOND MARKET

OUTLOOK

Kontribusi BUMN Pada Pasar Obligasi Korporasi

Fitch Ratings Affirms Indonesia’s Rating

pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan juga menjadi pertimbangan Fitch untuk menaikkan peringkat Indonesia ke depannya. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 7.5 7.2 6.5 5.9 5.1 5.0 2.3 2.2 1.8 1.5 1.3 1.2 1.0 1.0 1.0 0.9 0.9 0.7 0.7 0.7 0.6% 9.4% -8.9% -3.8% 6.6% 65.0% 5.0% 129.7% 71.1% -3.3% 7.7% -6.9% 58.5% -72.1% -22.0% -62.8% 7.4% -7.2% -14.8% -30.4% Telekomunikasi Indonesia Persero

Bank Central Asia Hanjaya Mandala Sampoerna Unilever Indonesia Astra International Bank Mandiri Persero Gudang Garam

Bank Negara Indonesia Persero United Tractors

Indofood CBP Sukses Makmur Kalbe Parma

Indofood Sukses Makmur Elang Mahkota Teknologi Indocement Tunggal Prakarsa Sinar Mas Multiartha Semen Indonesia Persero Bank Danamon Indonesia Charoen Pokphand Indonesia Jasa Marga Persero Mayora Indah

Nama Bobot Saham Laba Bersih Q2 2017 YoY

Thailand Phillipines ASEAN5 Indonesia Malaysia Vietnam Singapore ASEAN5 Malaysia Vietnam Thailand Phillipines Indonesia

Budget Balance (% of GDP) Public Debt-to-GDP Ratio

-6 -4 -2 0 2 4 6 0 20 40 60 80 100120 140 2014 2015 2016 2006 2011 2016 1 58 55 55 50 43 29 -0.4 -0.4 -0.8 -2.5 -3.4

(8)

Sepanjang bulan Juli IHSG bergerak relatif flat setelah sempat mencetak rekor tertinggi 5.910 di awal bulan. Dilihat dari sudut pandang global kondisi ekonomi yang semakin kondusif dan terjustifikasi dengan baiknya rilis laporan keuangan di AS membuat arah investasi di kelas aset saham tetap menjadi primadona dalam jangka menengah hingga panjang. Namun untuk jangka pendek terdapat risiko dari rencana The Fed melakukan balance sheet reduction posisi surat hutang AS yang dapat membuat investor menjadi risk off menurunkan porsi investasi di kelas aset saham. Sementara dari sisi domestik lesunya konsumsi terutama untuk kalangan menengah bawah, terefleksi dari rilis laporan keuangan yang di bawah ekspektasi terutama untuk sektor konsumsi dan retail, menjadi hambatan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu secara historikal, trend pada pertengahan tahun merupakan bukan periode yang baik untuk kelas aset saham, dengan demikian Kami menyarankan menurunkan porsi investasi di kelas aset saham dalam jangka pendek namun Kami tetap bullish dalam jangka menengah dan panjang.

Pada bulan Agustus pasar obligasi tidak menunggu pernyataan dari The Fed karena tidak adanya penyelenggaraan FOMC meeting di bulan ini. Namun, pada 24-26 Agustus akan diselenggarakan pertemuan tahunan Jackson Hole Economic Policy Symposium oleh Fed negara bagian Kansas City. Simposium tersebut membahas mengenai isu terkini terkait ekonomi AS maupun global. Pada simposium kali ini dikabarkan bahwa Mario Draghi, Presiden ECB akan ikut menghadiri simposium tersebut dan kemungkinan akan digunakan untuk memberikan pernyataan mengenai kebijakan ECB ke depannya. Begitu pula dengan Janet Yellen yang kemungkinan menggunakan kesempatan ini untuk mengumumkan kebijakan The Fed seperti yang dilakukannya tahun lalu.

Dengan diturunkannya porsi kelas aset saham pada portofolio dan masih ada ketidakpastian dalam pasar obligasi, otomatis porsi kas dalam portofolio akan bertambah dalam jangka pendek untuk mengantisipasi kemungkinan koreksi yang akan terjadi sebelum dijadikan momentum untuk kembali mengambil posisi. Walaupun kemungkinan dihentikannya stimulus

Quantitative Easing di Uni Eropa dan disertai kecilnya probabilitas kenaikan suku bunga dalam jangka pendek dan menengah, namun potensi tersebut tetap ada. Risiko dihentikannya stimulus moneter ECB akan membuat yield surat hutang Uni Eropa meningkat dan dapat ikut mengerek yield obligasi global termasuk Indonesia. Rencana The Fed melakukan penyusutan balance sheet-nya memberikan risiko baru bagi para investor obligasi global. Tindakan melepas obligasi yang terlalu masif dapat menyebabkan kondisi over supply di pasar dan membuat yield meningkat sebelum kembali pada titik ekuilibrium.

Rencana Donald Trump untuk menaikkan tarif impor dan merenegosiasikan perjanjian perdagangan menciptakan ketidakpastian pada dunia usaha. Mengingat AS merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia, maka kebijakan yang diambil dapat memberikan dampak signifikan pada negara lainnya.

Janji Donald Trump untuk memangkas pajak korporasi dan individu disambut positif oleh masyarakat AS. Dampak dari pemangkasan pajak akan meningkatkan permintaan dan pada akhirnya meningkatkan inflasi melebihi inflasi rata-rata tahunan. Tingginya inflasi akan memaksa The Fed menaikkan suku bunga dan membuat harga obligasi berisiko terkoreksi.

Rendahnya penerimaan pajak di tengah kebutuhan dana yang besar untuk belanja pemerintah akan memperlebar defisit anggaran, yang memicu meningkatnya supply obligasi di pasar.

Risiko capital outflow akan membayangi pasar keuangan di tahun ini. Harus diakui bahwa porsi kepemilikan investor asing di pasar saham maupun obligasi relatif besar. Dengan membaiknya kondisi ekonomi AS maka memperbesar tekanan outflow untuk keluar dari emerging market yang dapat memberikan tekanan baik di pasar saham maupun obligasi.

RISK

TO WATCH

REKOMENDASI

INVESTASI

Program pemangkasan pajak Presiden AS saat ini Donald Trump merupakan alasan bursa Wall Street mengalami rally sejak terpilihnya Trump menjadi presiden pada 8 November 2016 lalu. Dengan ekspektasi yang begitu besar maka kegagalan menjalankan program ini memberikan risiko pada pasar.

Sumber: KSEI diolah Commonwealth Bank

Komposisi Obligasi Korporasi Denominasi Rupiah 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% DEC14 3.4% 3.0% 2.2% 2.0% DEC16 DEC15

BUMN Swasta BUMD

DEC17

61.5%

35.1% 40.3% 46.3% 49.2%

(9)

Based on Risk Profile

Dynamic Model Portfolio

REKOMENDASI

(10)

Pada bulan Agustus ini AUD bergerak fluktuatif dengan kecenderungan naik dalam range 0.7570 – 0.8065 seiring dengan positifnya data ekonomi Australia dan China serta kembali naiknya harga komoditi. Pandangan sedikit pesimis dari RBA sedikit memberikan efek negatif terhadap penguatan AUD. Sektor tenaga kerja diestimasi kembali tumbuh secara signifikan di bulan Agustus disertai dengan data pengangguran yang stabil di 5,6%. Secara keseluruhan momentum pertumbuhan ekonomi Australia masih cukup terjaga. Untuk jangka waktu pendek AUD masih cenderung berpotensi kembali

melemah terhadap mata uang lainnya dikarenakan ketidaknyamanan RBA jika nilai tukar AUD terlalu mahal serta prospek kenaikan suku bunga US untuk tahun ini masih cukup menyita perhatian market. Fokus masalah geopolitik seperti ketegangan di semenanjung Korea juga membuat investor urung memburu aset beresiko seperti AUD.

Diperkirakan AUD/USD akan cenderung bergerak dengan rentang 0.7750 – 0.7970 pada kurun waktu bulan Agustus-September 2017.

AUD/USD

Nilai tukar Euro terhadap USD berhasil menguat secara signifikan ke level tertinggi selama kurun waktu 2 tahun dengan range 1.1370 – 1.1910 di bulan Juli-Agustus ini, dipicu oleh statemen dari bank sentral Eropa ECB yang memberikan indikasi bahwa ECB akan melakukan tapering memberikan sinyal bahwa ECB akan menaikkan suku bunga di akhir tahun 2018. Masalah-masalah geopolitik untuk jangka waktu menengah berpotensi

memberikan sentiment positif untuk pergerakan EUR ditambah lagi potensi kenaikan Fed Fund Rate yang meredup sampai akhir tahun.

Untuk jangka menengah diperkirakan EUR/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.1700 – 1.1900 pada kurun waktu bulan Agustus-September 2017.

EUR/USD

Pergerakan USD/IDR hingga Agustus 2017 tergolong cukup stabil dengan range antara 13270 – 13420 Janet Yellen mensinyalkan secara konsisten bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga seiring laju inflasi masih berada di bawah target. Yellen memberikan statement bahwa perekonomian AS akan terus bertumbuh dalam beberapa tahun kedepan, memberikan ruang bagi bank sentral untuk terus mengetatkan kebijakan moneter, sambil memantau laju inflasi yang lambat.

USD/IDR

Untuk kedepannya market akan kembali dengan fokus dengan masalah geopolitik yang kembali memanas antara Korea Utara dan Amerika Serikat dimana memberikan peluang untuk Investor untuk kembali melepas aset berisiko seperti IDR, Pertumbuhan ekonomi dirilis membaik di level 4% memberikan efek positif terhadap pergerakan IDR.

Diperkirakan nilai tukar Rupiah akan berada di rentang 13,250 – 13,450 pada kisaran bulan Agustus-September ini.

ANALISA

VALAS

Tensi geopolitik makin memanas mendorong kenaikan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas, obligasi dan yen. Beberapa waktu belakangan ini Trump semakin fokus terhadap masalah geopolitik, fokus terhadap rencana stimulus fiskal diperkirakan berkurang, sehingga menekan ekspektasi pengetatan lanjutan oleh the Fed direspon oleh pasar dengan pelemahan dollar dan penurunan yield. Penurunan dollar dan yield tidak bisa tertahan karena inflasi AS Jul17 dirilis tidak seoptimis ekspektasi market 1,7% berbanding 1.8%.

(11)

USD/JPY

*Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.

Entry Point Profit Taking Cut Loss

USD/IDR EUR/USD GBP/USD AUD/USD USD/JPY

RECOMMENDATION

JPY masih bergerak fluktuatif pada bulan Mei ini dengan range 108.75 – 114.50 disebabkan oleh beberapa masalah geopolitik seperti ketidakpastian politik di US, masalah geopolitik antara US dan Korea Utara yang makin memanas setelah sangsi yang diberikan oleh Dewan keamanan PBB terhadap Korea Utara membuat investor kembali memburu aset safe haven menyebabkan JPY kembali menguat ke level 108.75. BoJ juga memberikan indikasi akan tetap berkomitmen

menggunakan suku bunga dan pembelian aset sebagai alat kebijakan utama untuk menghidupkan kembali perekonomian menyebabkan JPY berpotensi kembali melemah signifikan untuk jangka waktu menengah dan panjang jika masalah geopolitik mulai mereda.

Diperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang 108.50 – 112.50 pada bulan Agustus-September 2017.

GBP/USD

Pada bulan Juli-Agustus ini poundsterling bergerak sangat stabil dengan range 1.2815 – 1.3270, level ini adalah level tertinggi dalam kurun waktu hampir setahun, untuk sementara pasar cenderung mengabaikan proses negosiasi Brexit antara Uni Eropa dan Inggris dan lebih fokus mengamati prospek kenaikan suku bunga The FED sampai akhir tahun. Prospek naiknya suku bunga bank sentral Inggris juga menurun seiring dengan voting dari anggota BOE yang berkurang dari 3 anggota dewan yang mendukung kenaikan suku bunga menjadi tersisa hanya 2 orang.

Beberapa data ekonomi memberikan indikasi bahwa ekonomi inggris masih cukup terjaga momentumnya seperti rilis CPI tahunan diestimasi mengalami percepatan di level 2,7% dan GDP masih terjaga di level 1,7%.

Diperkirakan GBP/USD akan bergerak dalam rentang 1.2850 – 1.3150 pada kurun waktu bulan Agustus-September 2017.

Expected buying level 13.250 - 13.300 1.1700 - 1.1750 1.2850 - 1.2900 0.7750 - 0.7800 108.50 - 109.00 Expected selling level 13.400 - 13.450 1.1900 - 1.1950 1.3050 - 1.3100 0.7950 - 0.8000 111.50 - 112.00 Long profit taking 13.400 and above 1.1900 and above 1.3050 and above 0.7950 and above 111.50 and above Short profit taking 13.300 and below 1.1750 and below 1.2900 and below 0.7800 and below 109.00 and below Long cut loss 13.150 - 13.200 1.1600 - 1.1650 1.2750 - 1.2800 0.7650 - 0.7700 107.50 - 108.00 Short cut loss 13.500 - 13.550 1.2000 - 1.2050 1.3150 - 1.3200 0.8050 - 0.8100 112.50 - 113.00

(12)

Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup”. Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapat manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat atau tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan, pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak, memberitahukan perkembangan terkini atau harus terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksidan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silakan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi Call Centre kami di 15000 30 atau email kami di customercare@commbank.co.id.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui Iklim Komunikasi Organisasi berbasis Kearifan Lokal di Puslatbang PKASN LAN-RI Jatinangor; hambatan didalam Iklim

Dalam tindak tutur tidak langsung, kalimat perintah dapat digunakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya untuk melembutkan tuturan.. Tuturan yang diutarakan secara tidak

Yani hanya menyikapi dengan biasa saja karena kata beliau selama tidak mengganggu usaha orang lain untuk apa di balas dengan marah, orang akan memilih membeli

Dalam penelitian ini proses komunikasi yang dilakukan oleh mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo tidak selalu menjadikan dirinya sebagai komunikator, karena pada

Sesuai dengan Perda No. 13 tahun 2006 tentang Nagori, disebutkan bahwa Nagori memiliki weweenang mengatur dan mengurus urusan masyarakat setempat sesuai dengan asal usul dan

Indeks Kesejahteraan Rakyat Malaysia (IKRM) meningkat kepada 1.7% setahun Meningkatkan potensi produktiviti untuk memastikan pertumbuhan mampan dan inklusif

Uraian tentang bentuk dan nilai yang terkandung dari gerak yang terdapat pada tari Melinting akan dibaca sebagai kumpulan mozaik dimana masing-masing

Beberapa Hari Setelah Seminar Workshop Ada Warga Rt 014 Rw 08 Lenteng Agung Yang Meninggal Dan Telah Diuruskan Oleh Tim Pengurusan Jenazah (4 Orang) Yang Telah