“HASIL
LA
LATTARAR BELAKANGBELAKANG Un
Untutukk mememmininimimalalisisirir teterjrjadadininyaya pepermrmasasalalahahanan lalalululilinntatass akakibibatat a
addaannyyaa ppeennggeemmbbaannggaann ssuuaattuu kkaawwaassaann,, mmaakkaa ppeerrlluu ddiillaakkuukkaann ssttuuddii b
beerruuppaa kkaajjiiaann tteekknniiss tteennttaanngg ddaammppaakk ddaarrii ppeennggeemmbbaannggaann ssuuaattuu kkaawwaassaann tteerrhhaaddaapp llaalluulliinnttaass jjaarriinnggaann jjaallaann ddii sseekkiittaarr llookkaassii p
peemmbbaanngguunnaann sseerrttaa uussuullaann ppeennaannggaannaann ddaammppaakk bbeerruuppaa sskkeennaarriioo alt
alternernatiatiff manmanajeajememenn dandan rerekakayayasasa lallaluliulintntas.as.
MA
MAKSKSUDUD DDANAN TUTUJUJUANAN 1
1.. MMeennggeevvaalluuasasii KKoonnddiissii ddaann ppeerrmmaassaallaahhaann llaalluulliinnttaass jjaarriinnggaann jjaallaann ddii se
sekikitatarr lolokkasasii PPababririkk KaKayuyu LaLapipis.s. 2
2.. MMeennyyuussuunn rreekkoommeennddaassii ppeennaannggaannaann ddaammppaakk bbeerruuppaa ppeenneerraappaann man
manajeajemenmen dandan rerekakayayasasa lallaluliulintntas;as;
BAB I
Ru
Ruan
ang
g Li
Ling
ngku
kup
p
1.
1. P
Pen
engu
gump
mpul
ulan
an da
datta Pr
a Prim
imer Op
er Oper
eras
asii In
Indu
dusstr
trii K
Ka
ayu
yu La
Lapi
pis, t
s, ter
erkkai
aitt
kkond
ondis
isii la
lalu
luli
lint
ntas
as ja
jari
ring
ngan
an ja
jalan
lan den
denga
gan
n tr
tran
ansp
spor
orta
tasi;
si;
2.
2. Up
Upa
ayya
a pe
pena
nang
ngan
anan
an da
damp
mpak
ak la
lalu
luli
lin
nta
tas, y
s, yan
ang te
g terrdi
diri
ri da
dari
ri se
serran
angk
gkai
aian
an
ma
mana
naje
jeme
men
n da
dan
n rrek
eka
ayyas
asa
a la
lalu
luli
lin
nttas
as pa
pada
da ak
akse
sess kkel
elua
uarr ma
masu
suk,
k, ru
ruas
as
jalan
jalan dan
dan persimpangan, pen
persimpangan, penyediaan
yediaan fasilitas
fasilitas parkir
parkir, fasilitas
, fasilitas pejalan
pejalan
kkak
aki dan
i dan ffas
asil
ilit
itas
as an
angk
gkut
utan
an um
umum
um..
Output Kajian
1. Perencanaan dan Metodologi Andalalin
2. Analisis Kondisi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Saat ini
3. Analisis Pembebanan Perjalanan
4. Simulasi Kinerja Lalu Lintas
5. Rekomendasi dan Rencana Implementasi Penanganan Dampak
6. Rincian Tanggung Jawab Pemerintah dan Pengembang atau
Pembangun Dalam Penanganan Dampak
7. Rencana Pemantauan dan Evaluasi
Aspek legalitas
1. Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
2. Undang Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
3. Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan
Jalan
4. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
5. Peraturan Pemerintah 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan
Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
6. Keputusan Menteri Perhubungan No. 14 Tahun 2006 tentang
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 290/KPTS/M/2015
tentang Penetapan Ruas-Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai
Jalan Nasional
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2011 Tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2010 Tentang
Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan.
10. Peraturan Menteri Perhubungan No. 13 Tahun 2014 tentang Rambu
Lalu Lintas.
11. Peraturan Menteri Perhubungan No. 13 Tahun 2014 tentang Rambu
Lalu Lintas
12. Peraturan Menteri Perhubungan No. 75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
13. Peraturan Menteri Perhubungan No. 14 Tahun 2014 tentang Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL)
14. Peraturan Menteri Perhubungan No. 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Penetapan Batas Kecepatan
BAB II Metodologi Penelitian
Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pabrik kayu lapisdan
dari instansi terkait.
2. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil survai lapangan
berupa pengamatan dan perhitungan.
Analisa Kinerja Ruas Jalan
• Ruas Jalan • Simpang Inventarisasi • Kapasitas Dasar • Kapasitas Perhitungan Kapasitas • Volume Lalu lintas • Kapasitas Perhitungan V/C RatioJarak Waktu Kecepatan Gambar Analisis Kecepatan Lalu lintas Kinerja Jaringan Jalan Total Waktu Perjalanan Total Panjang Perjalanan Kecepatan Jaringan Panjang Antrian Konsumsi Bahan Bakar
Penyusunan Penanganan Dampak lalu lintas terdiri dari :
1. Pengaturan sirkulasi arus lalu lintas eksternal
2. Pengaturan sirkulasi arus lalu lintas internal
3. Manajemen dan rekayasa pintu akses keluar masuk
4. Manajemen dan Rekayasa ruas jalan dan persimpangan (bila
diperlukan)
5. Manajemen dan rekayasa kebutuhan parkir
6. Pemarkaan dan Perambuan di dalam dan di luar lokasi pabrik
7. Penyediaan fasilitas pejalan kaki (menyebrang dan menyusuri)
8. Penyediaan fasilitas angkutan umum (bila diperlukan)
BAB III KONDISI AREA STUDI
Wilayah Studi
•
Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi dari Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak
di antara 110°
33’00’ dan 110
°
13’00’ Bujur Timur dan 7
°
34’51’ dan 7
°
47’30’
Lintang Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Sleman secara
administratif adalah sebagai berikut :
•
Sebelah Utara
: Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah
•Sebelah Timur
: Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah
•Sebelah Selatan
: Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan
•Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
•Sebelah Barat
: Kulon Progo, propinsi Daerah Istimewa
Sistem Transportasi di Kabupaten Sleman
Pergerakan atau mobilisasi barang dan orang di kabupaten sleman
secara umum dapat dibagi atas 3 (tiga) pola pergerakan yaitu :
1. Pola pergerakan barang dan orang dari wilayah pelayanan ke pusat
pelayanan (koleksi distribusi)
2. Pola pergerakan barang dan orang dari pusat pelayanan ke pusat
utama yaitu kota Yogyakarta.
Data Jalan Di Kab. Sleman
Panjang jalan di Kabupaten Sleman pada tahun 2016 mencapai 899,59
km dengan rincian jalan negara 61,66 km, jalan propinsi 138,43 km dan
jalan kabupaten 699,50 km.
Keadaan
Status Jalan
Negara Propinsi Kabupaten
Jenis Permukaan :
Diaspal 61,6 138,43 689,62
Kerikil - - 8,33
Tanah - - 1,55
Total 61,66 138,43 699,50
Lokasi Studi
CV. Sinar Albasia Utama merupakan industri pembuat kayu lapis
(triplek). Hasil olahan kayu lapis (triplek) dari CV. Sinar Albasia Utama
ini akan di.mport keluar negeri terutama china.
Permasalahan Lalu lintas
1. Hambatan Samping
2. Kurangnya Fasilitas dan Marka Jalan
3. Perilaku pengguna jalan
Karakteristik Jalan
Berdasarkan hasil survai inventarisasi jalan diketahui bahwa kondisi fisik jalan
sekitar sebagian besar dalam kondisi baik, dengan jenis perkerasan fleksibel
(aspal), dan dengan status jalan Nasional.
Geometrik Jalan Cangkringan km. 4 dengan tipe jalan 2/2 UD dan lebar
badan jalan 6 meter dan lebar bahu jalan masing-masing 5 meter.
Fasilitas Perlengkapan Jalan
Rambu Lalu lintas pada daerah Pabrik belum baik dimana hampir setiap ruas
jalan belum dilengkapi rambu lalu lintas dan pemasangan rambunnya belum
optimal. Untuk visualisasi rambu lalu lintas dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
B B IV N LISIS ONDISI L LU LINT
NGKUT N J L
Volume Lalu Lintas
Pada survai volume lalu lintas terklasifikasi di ruas jalan cangkringan
km. 4 di bagi menjadi dua arah yaitu arah masuk dari arah gapura
selamat datang di babadan dan arah keluar gapura selamat datang di
babadan. Pada ruas Jalan Cangkringan km. 4 dilaksanakan survai
selama 8 jam. Dengan volume lalu lintas tertinggi total dua arah pada
ruas jalan cangkringan km. 4, terjadi pada jam sibuk 12.00-14.00 WIB
dengan jumlah volume lalu lintas total dua arah sebesar 1550 smp/jam.
Volume lalu lintas tertinggi pada arah masuk gapura selamat datang,
terjadi pada jam tersibuk siang dengan jumlah volume lalu lintas
sebesar 820 smp/jam, hal ini disebabkan pada waktu tersebut banyak
karyawan dari pabrik kayu lapis
Sedangkan untuk volume tertinggi pada arah keluar gerbang selamat
datang, terjadi juga pada jam sibuk siang dengan jumlah volume lalu
lintas sebesar 730 smp/jam, hal ini disebabkan karena jam istirahat dari
pabrik kayu lapis dan pabrik-pabrik sekitar ditambah
kendaraan-kendaraann yang mengangkut material menuju kota jogja.
No. Jenis Kendaraan
Masuk Keluar Kendaraan Prosentase Kendaraan Prosentase (Kend/jam) (Kend/jam) 1 Sepeda Motor (MC) 1073 79,2 1073 76,9 2 Kend. Ringan (LV) 220 16,2 244 17,5 3 Kend.Berat (HV) 62 4,6 78 5,6 Total 1355 100 1395 100
79.2 16.2
4.6
Komposisi Kendaraan Masuk
Sepeda Motor (MC) Kend. Ringan (LV) Kend. Berat (HV)
76.9 17.5
5.6
Komposisi Kendaraan Keluar
Sepeda Motor (MC) Kend. Ringan (LV)
Kapasitas dan Kinerja Jalan Cangkringan km. 4
•
Diketahui dari survai yang dilakukan, jalan cangkringan km. 4 memiliki tipe
jalan 2/2 UD, dengan lebar efektif 6 meter, tata guna lahan daerah kawasan
industry, dengan hambatan samping tinggi. Dengan melihat table faktor
koreksi pada MKJI 1997 didapatkan nilai sebagai berikut.
•
Kapasitas dasar (Co) (Total dua arah
= 2750
•Faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan (FCw)
= 0,87
•Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah (FCsp)
= 1,00
•Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping (FCsf)
= 0,86
•Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota (FCcs)
= 0,85
•Maka kapasitas jalan cangkringan km. 4 adalah sebagai berikut :
•C = Co x FCw x FCsp x FCcs x FCsf
•
= 2750 x 0,87 x 1,00 x 0,86 x 0,85
•= 1748,92 smp/jam
Berdasarkan perhitungan menggunakan faktor koreksi MKJI maka
diperoleh kapasitas ruas jalan cangkringan km. 4 untuk total kedua arah
adalah sebesar 1748,92 smp/jam, sedangkan kapasitas untuk
masing-masing arah adalah sebesar 874,46 smp/jam.
V/C Ratio
No. Arah
Kapasitas
Volume V/C Ratio
Pagi Siang Pagi Siang
(smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam)
1 Masuk 874,46 535 820 0,61 0,94
2 Keluar 874,46 665 730 0,76 0,83
BAB V MANAJEMEN & REKAYASA LALIN
1.
Sirkulasi internal
MASUK
KELUAR Sirkulasi Kendaraan Internal di dalam pabrik
2. Sirkulasi Eksternal
3. Sirkulasi Ekternal Keluar Pabrik
4. Sirkulasi Kendaraan Pengantar Dan Penjemput
Sirkulasi kendaraan pengantar dan penjemput
Prosedur Pengangkutan Material
Gangguan Terhadap Arus Lalu Lintas
Dampak berupa gangguan lalu lintas terjadi akibat kegiatan operasional
pabrik kayu lapis dapat dijelaskan seperti berikut :
•
Mobilisasi bahan baku kayu lapis menuju pabrik secara bertahap,
maka dampak yang timbul akibat gangguan arus lalu lintas dapat
dikategorikan kecil.
•
Upaya yang dapat dilakukan dalam menangani dampak yang terjadi
adalah :
•
Melakukan pengaturan pelaksanaan kegiatan mobilisasi bahan baku
kayu lapis secara bertahap.
•
Menyediakan lahan parkir
Waktu Operasional Pengangkutan Material
Melihat kondisi eksisting kinerja lalu lintas terutama pada jalan
cangkringan. Terkait selama proses operasional pabrik kayu lapis akan
membutuhkan angkutan bahan baku kayu lapis, dengan melihat kondisi
lalu lintas pada jam peak pagi,siang dan sore tidak ada hambatan yang
berarti. Untuk kenyamanan berlalu lintas maka ditetapkan jam
operasional angkutan baku kayu lapis yaitu pada pukul 08.00-15.00
WIB. Hal ini disesuaikan dengan jam operasional pabrik yaitu selama 7
jam penuh operasi.
Perambuan dan Keselamatan Lalu Lintas
Warning light
Warning light
Gambar usulan Penempatan rambu dan Warning Light
Gambar usulan Penempatan Rambu Peringatan Batas Kecepatan
Kebutuhan Parkir
No Uraian Jenis Kendar aan Jumlah Kebutuhan Yang disedia kan Direksi Mobil 1 5 Manajer Mobil 1 Staff Motor 20 100 Karyawan Pabrik Motor 100Angkutan Barang Truk 6 2
Keterangan
Mobil Memenuhi
Motor Tidak Memenuhi
Truk Tidak Memenuhi
Penyebab masalah lalu lintas dari berbagai kriteria aspek
Kecepatan (Km/Jam) Faktor Penyebab masalah Lalu lintasKecepatan bergerak lebih kecil dari 10 km/jam akibat tundaan dari hambatan samping pada waktu sibuk
Hambatan Samping Parkir kendaraan di badan dan bahu jalan
Kapasitas Jalan Volume lalu lintas melebihi kapasitas
Perilaku pengguna jalan
Konflik kendaraan keluar masuk kawasan dengan arus lalu lintas terusan
Perambuan/Pemarkahan Perambuan / marka jalan tidak jelas dan aus
Penanganan Kemacetan lalu lintas
Faktor Penyebab masalah Lalu lintas
Hambatan Samping Re-desain ruang parkir pabrik sehingga dapat mengatasi parkir kendaraan angkutan barang pada ruas dan bahu jalan.
Kapasitas Jalan Mengoptimalkan ruang milik jalan yang ada
Perilaku pengguna jalan Perlu adanya ketegasan oleh pertugas yang ber wenang terhadap pengemudi yang berkendara secara ugal-ugalan dan tidak memenuhi aturan yang ada.
Perambuan/Pemarkahan Pemasangan rambu yang sesuai dengan kententuan dan perbaikan terhadap marka jalan yang mulai aus.