• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH LNG.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH LNG.docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PEMBAHASAN

LNG (Karakteristik, Proses Produksi, dan

Aplikasi di Berbagai Bidang)

Akbar Pandu W

(1406607786)

Imam Taufiq Ramadhan

(1306370612)

Nur Annisa

(1406552931)

Sari Dafinah Ramadhani

(1406531832)

Shobrun Jamil

(1406531656)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah Pembahasan LNG (Liquefied Natural Gas) ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah pilihan Pengolahan Minyak Bumi.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan banyak bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Nelson Saksono, M.T. yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini serta memberikan pengarahan dan bimbingan kepada kami.

2. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang positif agar makalah ini dapat menjadi lebih baik kedepannya. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menjadi salah satu sumber referensi ilmiah yang bermanfaat bagi banyak pihak.

Depok, 11 Februari 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...iii DAFTAR GAMBAR...iv DAFTAR TABEL...v BAB I PENDAHULUAN...1 1.1. Distilasi Atmosferis...1

1.2. Produk Hasil Pengolahan Minyak Bumi...2

1.2.1. LPG (Liquefied Petroleum Gas)...3

1.2.2. LNG (Liquefied Natural Gas) atau Gas Bakar...3

1.2.3. CNG (Compressed Natural Gas)...3

1.2.4. Avtur (Aviation Turbine)...3

1.2.5. Avgas (Aviation Gasoline)...3

1.2.6. Bensin...4 1.2.7. Kerosin...4 1.2.8. Solar (Diesel)...4 1.2.9. Aspal (Residu)...4 1.3. Proses Produksi LNG...5 BAB II...6 PEMBAHASAN...6

2.1. Karakteristik Produk : Wujud, Sifat Fisika dan Kimia...6

2.1.2. Komposisi Kimia...6

2.1.3. Boiling Point...7

2.1.4. Density dan Specific Gravity...8

2.1.5. Flammability...9

2.1.6. Ignition and Flame Temperatures...9

BAB III APLIKASI PRODUK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI...11

3.1 Kegunaan LNG dalam Berbagai Bidang...11

3.1.1. Industri...11

(4)

3.1.3. Listrik...12

3.1.4. Transportasi...12

DAFTAR PUSTAKA...vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Distilasi Atmosferik...4

Gambar 2. Produk Hasil Distilasi Primer Minyak Bumi...5

Gambar 3. Diagram Proses LNG...5

Gambar 4. Penggunaan LNG pada Rumah Tangga...7

Gambar 5. Klasifikasi teknologi produksi bahan bakar pesawat berdasarkan feedstock...10

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Kimia dan Volume di LNG...3 Tabel 2. Boiling Point Water dan Beberapa Gas ...6 Tabel 3. Tabel perbandingan fuel konvensional, campuran keduanya, dan green jet fuel murni...21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Distilasi Atmosferis

Distilasi adalah proses pemisahan minyak mentah dengan cara dipanaskan sehingga menghasilkan beberapa fraksi berdasarkan dengan titik didihnya masing-masing. Unit distilasi terdiri dari beberapa jenis peralatan, seperti furnace, kolom distilasi, kolom stripper, heat exchanger (HE), dan sebagainya. Proses distilasi sering juga disebut sebagai proses fisis, karena pada unit ini akan terjadi perubahan minyak mentah menjadi beberapa fraksi, seperti fraksi gas, kerosin, nafta, diesel, dan parafin/residu. Keluaran dari unit distilasi inilah yang selanjutnya akan diolah pada tahap selanjutnya hingga dihasilkan berbagai jenis bahan bakar.

Awalnya, minyak mentah yang telah ditampung di dalam tangki bahan baku akan dipompa untuk dimasukkan ke dalam kolom CDU (Crude Distillation Unit). Tetapi, sebelum dimasukkan ke dalam kolom distilasi, crude oil sebelumnya telah dihilangkan kandungan garamnya dengan menggunakan alat yang disebut desalter. Dari desalter, minyak mentah akan dilewatkan pada alat penukar panas untuk menyerap panas dari fraksi yang telah didistilasi sebelumnya. Tujuan dari penyerapan panas tersebut yakni untuk meringankan kinerja tungku (furnace). Tahap selanjutnya yaitu pemasakan di mana minyak mentah akan dipanaskan di dalam tungku dengan suhu ±350°C. Suhu tersebut dianggap cukup untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak mentah. Namun, suhu yang digunakan juga harus disesuaikan dengan jenis minyaknya.

Pemisahan di dalam kolom distilasi terjadi secara atmosferis atau bertekanan atmosfer, sehingga proses ini sering juga disebut distilasi atmosferis. Minyak

(6)

bumi di dalam kolom akan mengalami penguapan, dan uapnya akan tertampung pada susunan tray. Setiap tray terletak pada titik didih tertentu, misalnya fraksi kerosin akan tertampung pada tray yang terletak pada suhu 120°C. Selanjutnya, fraksi yang memiliki titik didih terendah (gas) akan berada pada bagian atas kolom, begitu pun dengan fraksi berat atau long residue akan terakumulasi pada bagian dasar kolom (bottom column). Long residue tersebut biasanya akan diolah lebih lanjut dengan menggunakan metode distilasi vakum.

Selanjutnya fraksi yang telah dipisahkan dan tertampung pada tray akan keluar melalui pipa dan dialirkan ke alat penukar panas untuk diserap panasnya oleh bahan baku yang akan dimasukkan ke kolom CDU. Setelah panasnya terserap, maka akan didinginkan dengan alat pendingin yang disebut dengan cooler, dan kemudian dialirkan ke unit-unit berikutnya (secondary process) untuk diolah hingga menjadi produk bahan bakar.

(7)

1.2. Produk Hasil Pengolahan Minyak Bumi

Gambar 2. Produk Hasil Distilasi Primer Minyak Bumi

Cukup banyak produk-produk hasil pengolahan minyak mentah yang dihasilkan dari kilang (Gambar 1), contohnya:

1.2.1. LPG (Liquefied Petroleum Gas)

LPG merupakan byproduct dari pengolahan gas alam. Unsur utamanya berupa hidrokarbon ringan, seperti propana (C3H8), butana (C4H10), serta terdapat juga

sejumlah kecil etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Dalam tabung, LPG

berbentuk zat cair, namun pada suhu dan tekanan normal, LPG yang keluar dari tabung akan langsung berubah menjadi gas. Tekanan yang dibutuhkan untuk mencairkan gas ini cukup rendah sehingga lebih aman digunakan. Sehingga, dari segi penggunaannya, LPG umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri dan rumah tangga. Bahkan, saat ini sudah ada kendaraan bermotor yang telah menggunakan gas terutama LPG sebagai bahan bakarnya. Selain digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, LPG juga banyak digunakan sebagai bahan baku maupun sebagai bahan campuran di pabrik-pabrik petrokimia, dan tentunya menghasilkan beberapa jenis produk. Adapun beberapa produk petrokimia yang dimaksud seperti biji plastik, produk kosmetik, dan pupuk.

1.2.2. LNG (Liquefied Natural Gas) atau Gas Bakar

LNG atau liquefied natural gas merupakan gas yang didominasi oleh metana dan etana yang didinginkan hingga menjadi cair pada suhu antara -150°C sampai -200°C. Pengembangan dan pemanfaatan LNG memerlukan infrastruktur yang lebih kompleks. Dari sisi hulu, pengembangan LNG tidak

(8)

hanya memerlukan fasilitas produksi biasa, tetapi memerlukan fasilitas pendingin dan tangki kriogenik yang mampu mencairkan gas tersebut sampai suhu -150-200°C. Sementara di sisi hilir, pemanfaatan LNG memerlukan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas kembali, yang disebut dengan LNG regasification terminal.

1.2.3. CNG (Compressed Natural Gas)

CNG sebenarnya merupakan gas yang sama dengan LNG, hanya saja pada CNG, gas metana dikompresi dengan tekanan 200-250 bar namun tidak sampai mencair.

1.2.4. Avtur (Aviation Turbine)

Bahan bakar Avtur, atau disebut juga dengan Jet-A1, merupakan bahan bakar untuk pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin. Bahan bakar ini dibuat dari kerosin (minyak tanah). Karena terbuat dari kerosin, maka sifat avtur dan minyak tanah sangat mirip. Contohnya, keduanya memiliki rentang rantai karbon serta senyawa hidrokarbon yang sama (parafinik dan naftenik). Avtur harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, seperti memiliki freezing point (titik beku) maksimum -47°C dan flash point (titik nyala) minimum 38°C.

1.2.5. Avgas (Aviation Gasoline)

Avgas adalah bahan bakar minyak yang dibuat khusus untuk pesawat terbang dengan mesin yang memiliki ruang pembakaran internal dan bermesin piston (piston engine). Selain digunakan sebagai bahan bakar pesawat, avgas juga digunakan sebagai bahan bakar untuk mobil balap dan pesawat tempur. Avgas diperoleh dari hasil pengembangan gasoline (bensin) yang meliputi titik nyala, titik beku, dan volatilitas. Bahan bakar ini memiliki sifat yang sangat mudah menguap serta mudah terbakar pada temperatur normal dengan titik beku maksimum -58°C.

1.2.6. Bensin

Komponen utama yang terdapat pada bensin ialah oktana dan n-heptana. Sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, kualitas bensin ditentukan oleh karakteristik jumlah oktan yang menunjukkan seberapa besar tenaga yang diberikan terhadap mesin sebelum bensin terbakar habis, serta mewakili karakteristik anti ketukan yang terjadi pada mesin ketika pembakaran sedang berlangsung. Pemasaran bensin di Indonesia digolongkan dalam beberapa jenis berdasarkan kualitasnya. Adapun jenis bensin yang dimaksud yakni: bensin jenis Premium (oktan 88), Pertamax (oktan 92), Petralite (oktan 90), dan Pertamax Plus (oktan 95).

1.2.7. Kerosin

Kerosin atau lebih identik dengan sebutan minyak tanah merupakan cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin diperoleh dari tahap distilasi minyak bumi dengan suhu 150-275°C dan rentang rantai karbon

(9)

antara C12-C15. Untuk mengurangi kadar belerang serta pengaratannya, maka

kerosin akan diolah lebih khusus pada unit Metrox atau hydrotreater, serta kualitasnya sebagai bahan bakar minyak akan ditingkatkan di unit hydrocracking.

Biasanya, sebelum produk hasil pengolahan minyak bumi ini didistribusikan ke masyarakat, kerosin terlebih dahulu ditambahkan zat pewarna (umumnya berwarna kuning) agar masyarakat dapat membedakan antara minyak tanah dengan air. Selain digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga, kerosin juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pesawat (avtur)

1.2.8. Solar (Diesel)

Solar atau diesel umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk pembakaran pada mesin-mesin diesel, baik itu mesin kendaraan maupun mesin-mesin industri. Solar diperoleh dari proses distilasi minyak mentah pada suhu 200-300°C. Sifat umum pada solar yaitu tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan, tidak mudah menguap pada temperatur normal, dan memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi bila dibanding dengan bensin dan kerosin. Selain itu, solar juga memiliki titik nyala yang jauh lebih tinggi, yakni antara antara 40-100°C.

1.2.9. Aspal (Residu)

Aspal adalah hidrokarbon yang bersifat kental dan melekat (adhesive), berwarna cokelat hitam, tahan terhadap air serta mengandung sulfur, oksigen dan klor yang sangat tinggi. Aspal berasal dari fraksi berat minyak bumi (residu) yang diolah menjadi dua jenis, yaitu aspal padat dan aspal cair. Fungsi utama aspal pada jalan raya yaitu untuk mengikat batuan agar tidak terlepas dari permukaan jalan, sebagai bahan pelapis dan perekat, sebagai pengisi ruang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan agregat filter.

(10)

1.3. Proses Produksi LNG

Gambar 3. Diagram Proses LNG

(Sumber: http://www.badaklng.co.id/in/lng_proses.html)

Proses pencairan gas alam hasil distilasi atmosferis di kilang LNG umumnya menggunakan sistem pendingin multi-komponen dari APCI. Secara umum, pengolahan LNG adalah sebagai berikut:

1. Bahan baku gas alam dari ladang dilewatkan melalui knock out drum untuk memisahkan kondensat cair sebelum memasuki kilang LNG.

2. Karbon dioksida dipisahkan oleh penyerapan kimia dengan amine process. 3. Pemisahan air dengan molecular sieve.

4. Propana, butana, dan kondensat dipisahkan dari feed LNG dalam kolom fraksinasi.

5. Pendinginan LNG dengan propane refrigeration.

6. Pendinginan tahap akhir dan pencairan LNG dilakukan di Kriogenik Utama pada Heat Exchanger dengan menggunakan multi-component refrigeration sebagai media pendingin.

BAB II

PEMBAHASAN

(11)

2.1. Karakteristik Produk : Wujud, Sifat Fisika dan Kimia

LNG adalah natural gas yang telah dikonversi ke bentuk liquid untuk kemudahan penyimpanan atau transportasi. LNG memakan sekitar 1/600 dari volume natural gas. Tergantung pada komposisinya, natural gas menjadi cair pada sekitar -162 ° C (-259 ° F) pada tekanan atmosfer. Suhu sangat rendah LNG ini membuat cairan kriogenik. Umumnya, zat-zat pada suhu atau kurang dari 100 ° C (-48 ° F) dianggap kriogenik dan melibatkan teknologi khusus untuk penanganannya. LNG tidak berbau, tidak berwarna, tidak korosif, tidak mudah terbakar, dan tidak beracun.

2.1.2. Komposisi Kimia

Natural gas merupakan bahan bakar fosil, yang dibuat oleh bahan organik yang tersimpan di bumi jutaan tahun yang lalu. Crude oil dan natural gas merupakan jenis bahan bakar fosil yang dikenal sebagai "hidrokarbon" karena bahan bakar tersebut mengandung kombinasi kimia dari atom hidrogen dan karbon. Berikut ini adalah komposisi kimia dari senyawa hidrokarbon yang membentuk gas alam, dan rentang volume keberadaannya di LNG.

Tabel 1. Komposisi Kimia dan Volume di LNG

Chemical Chemical Formula Low High Methane CH4 87% 99% Ethane C2H6 <1% 10% Propane C2H8 >1% 5% Butane C4H10 >1% >1% Nitrogen N2 0.1% 1%

(12)

Other Hydro-carbons

Various Trace Trace

2.1.3. Boiling Point

Titik didih adalah salah satu sifat yang paling penting karena "titik didih" sebagai "suhu di mana cairan mendidih" atau konversi dari cairan menjadi uap atau gas pada tekanan atmosfer. Titik didih air murni pada tekanan atmosfer adalah 100 ° C (212 ° F), sedangkan titik didih LNG bervariasi tergantung komposisi dasar, tetapi biasanya adalah -162 ° C (-259 ° F).

Proses liquefaction yaitu dengan cara mendinginkan natural gas untuk mengubahnya ke cairan, dengan berubahnya wujud ini dapat mengurangi volume yang ditempati oleh gas sekitar 600 kali. LNG diubah kembali menjadi natural gas untuk distribusi ke konsumen industri dan perumahan. Proses regasifikasi LNG dengan cara memanaskan LNG dan mengkonversikan kembali ke bentuk gas.

(13)

2.1.4. Density dan Specific Gravity

Density adalah pengukuran massa per satuan volume dan kuantitas absolut. LNG bukanlah zat murni maka dari itu kepadatan LNG sedikit bervariasi bergantung dengan komposisinya. Density LNG berada diantara 430 kg / m3 dan 470 kg / m3 (3,5 sampai 4 gal lb / AS). Density LNG kurang dari setengah density air, oleh karena itu sebagai cairan maka LNG akan mengapung jika tumpah di atas air.

Specific gravity adalah kuantitas relatif. Spesific gravity suatu liquid merupakan rasio density liquid tersebut dengan density air (pada 15,6 ° C / 60 ° F). Specific gravity gas adalah rasio density gas tersebut dengan density udara (pada 15,6 ° C). Setiap gas dengan density kurang dari 1,0 maka gas tersebut lebih ringan dari udara (buoyant). Ketika specific gravity atau relatif density secara signifikan kurang dari udara, gas akan dengan mudah menyebar di daerah terbuka. Di sisi lain, setiap gas dengan density lebih besar dari 1,0 maka gas tersebut lebih

(14)

berat dari udara (negatif buoyant). Contoh nya adalah metana yang memiliki density pada suhu ruangan sebesar 0,554, oleh karena itu lebih ringan dari udara dan buoyant.

Dibawah kondisi ambient, LNG akan menjadi uap. LNG pada suhu titik didih (-162 ° C / -259 ° F) dan tekanan atmosfer memiliki density relatif sekitar 1,8, yang berarti uap LNG lebih berat daripada udara dan tidak buoyant. Namun uap metana lama kelamaan memanas dan mencapai suhu sekitar -110 ° C / -166 ° F, maka density relatif dari natural gas akan menjadi kurang dari 1 dan uap menjadi buoyant. Pada kondisi ambient, natural gas memiliki berat jenis sekitar 0,6, yang berarti bahwa uap natural gas yang jauh lebih ringan dari udara dan akan buoyant.

2.1.5. Flammability

Flammability adalah sifat gas alam yang membuatnya menjadi bahan bakar sekaligus juga dapat menjadi bahaya keamanan.Gas alam mudah terbakar namun LNG (bentuk cair dari gas alam) tidak. Hal ini dikarenakan kurangnya oksigen dalam bentuk cair.

Ada tiga hal yang dibutuhkan untuk menghasilkan api: • Bahan bakar

• Udara(Oksigen) • Sumber api

Tiga hal tersebut disebut fire triangle. Beberapa factor dibutuhkan untuk terjadinya kebakaran.dari LNG. Lebih khusus, bahan bakar dan oksigen harus memiliki proporsi yang termasuk specific range untuk menghasilkan Flammable mixture

(15)

Flammable Range adalah range dari konsentrasi gas atau vapour yang terbakar jika terdapat sumber api. Batasan nya biasa disebut “Lower Flammable Limit” (LFL) dan “Upper Flammable Limit” (UFL)

Flammability limits untuk metana adalah 5% LFL dan 15% UFL dari volume udara. Di luar range ini, metana/campuran udara tidak flammable.

2.1.6. Ignition and Flame Temperatures

Ignition Temperature atau temperatur pengapian adalah temperatur terendah pada gas atau vapour dalam udara yang akan terbakar secara spontan tanpa percikan dan juga api yang terlihat. Temperatur ini tergantung oleh factor campuran air-fuel dan tekanan. Pada campuran air-fuel¬ sekitar 10% metana dalam udara, temperatur pengapian mendekati 540 °C. Temperatur yang lebih tinggi akan menyebabkan pembakaran setelah waktu paparan yang lebih pendek untuk suhu tinggi.

Ignition Temperature pada natural gas beragam tergantung pada komposisi nya. Jika konsentrasi hidrokarbon berat pada LNG bertambah, Ignition Temperature menurun. Selain pengapian dari paparan panas, uap dari LNG dapat dinyalakan langsung dari energi dalam percikan, api terbuka, atau listrik statis ketika mereka berada dalam flammable limits.

LNG memiliki suhu nyala yang sangat tinggi. Selain itu, LNG juga membakar dengan cepat dan merupakan sumber panas yang lebih baik daripada bahan bakar lainnya, misalnya, bensin. Metana di LNG memiliki suhu nyala 1330°C. sebagai perbandingan bensin memiliki suhu nyala 1027°C, yang berarti LNG membakar lebih panas. Selain itu, LNG membakar cepat, dengan laju sekitar 12,5 m2/menit, dibandingkan dengan laju bakar bensin untuk 4 m2/menit. LNG menghasilkan panas lebih ketika membakar karena panasnya pembakaran adalah 50,2 MJ/kg (21.600 Btu/lb), dibandingkan dengan bensin yang memiliki panas pembakaran dari 43,4 MJ/kg (18.720 Btu/lb). Pembakaran LNG menghasilkan terutama karbon dioksida dan uap air. Radiasi panas dari api LNG sering menjadi kekhawatiran keamanan regulator pemerintah dan masyarakat.

(16)
(17)

BAB III

APLIKASI LNG

3.1 Kegunaan LNG dalam Berbagai Bidang

3.1.1. Industri

Industri menggunakannya sebagai sumber panas(boiler) untuk menghasilkan barang-barang. Industri juga menggunakan gas alam berbagai produk industri, termasuk plastik dan polimer, tekstil, sebagai bahan untuk membuat pupuk, tinta, plastik, cat, detergen, pencegah serangga dan lain-lain. Gas alam juga digunakan banyak operasi industri, termasuk kaca dan pengecoran baja, aluminium atau nikel smelter, dan industri manufaktur. 3.1.2. Rumah Tangga

Digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan pemanas. Di beberapa negara gas alam disediakan untuk rumah-rumah disalurkan menggunakan pipa yang digunakan untuk pengering pakaian, pemanas/pendingin ruangan, pemanas air, bahan bakar kompor, AC.

(18)

Gambar 4. Penggunaan LNG pada Rumah Tangga

3.1.3. Listrik

Gas alam juga dapat digunakan untuk meciptakan listrik melalui penggunaan turbin gas dan turbin uap. Pembakaran gas alam menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan lebih bersih daripada minyak dan batubara untuk diesel sehingga dapat menghasilkan listrik dengan lebih efisien dan emisi yang lebih rendah. Gas alam tersedia secara melimpah di bumi. Menurut beberapa perkiraan, cadangan minyak dunia akan bertahan selama 50 puluh tahun, sedangkan cadangan gas alam dapat bertahan lebih lama lagi. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan ada sumber daya gas alam bertahan sekitar 230 tahun. Dengan kemajuan teknologi listrik generasi, jauh lebih efisien untuk menggunakan gas alam untuk menghasilkan listrik dari minyak atau batu bara. Dalam beberapa kasus, lebih murah untuk memproduksi gas dari batubara. Pabrik bakar gas yang paling efisien memiliki biaya investasi sebesar $ 1.100 per kilowatt, menurut IEA, dibandingkan dengan $ 3.700 untuk PLTB yang paling efisien.

3.1.4. Transportasi

Gas alam digunakan sebagai bahan bakar transportasi, mempunyai oktan yang lebih tinggi, lebih bersih daripada bensin dan diesel. Pada tahun 2008

(19)

ada 9.6 juta kendaraan gas alam diseluruh dunia. LNG sebagai bahan bakar pengganti solar untuk transportasi jalan telah dikembangkan di Australia sejak tahun 2001. Lebih dari 200 tugas kendaraan berat sekarang dalam operasi sehari-hari. LNG juga merupakan cara praktis dan efektif untuk mengurangi emisi transportasi jalan.

Gas alam sebagai bahan bakar kendaraan memiliki catatan panjang dan didirikan di Eropa, Inggris, Kanada, dan di Amerika Serikat. Banyak negara memiliki kendaraan gas alam saat ini. Diperkirakan ada 4.000 kendaraan LNG ditambah secara global. LNG teknologi kendaraan bertenaga telah berkembang selama 15 tahun terakhir. perbaikan teknologi telah berkontribusi untuk ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Honeywell Green Jet Fuel. http://www.uop.com/processing-solutions/renewables/green-jet-fuel/#uop-renewable-jet-fuel-process

Diakses pada 19 Maret 2016

Boinchenko, et al. 2013. Overview of Innovative Technologies for Aviation Fuels Production. Chemistry&Chemical Technology:Vol.7No.3:305-312

Chevron Products Company. 2007. Aviation Fuels Technical Review. San Ramon: Chevron Intelectual Property

Guthrie, V.B. 1967. Petroleum Processing Handbook. W.F. Bland and R.L.Davidson (Editors). McGraw-Hill, New York. Section 11.

(20)

Meyers, R.A. 2004. Handbook of Petrochemicals Production Processes. New York: McGraw – Hill.

Munadiya, Riris. 2009. Asymmetric Price Transmission dan Industri Avtur di Indonesia. Depok: FEUI

Parkash, S. 2003. Refining Process Handbook [ebook]. Burlington: Gulf Professional Publishing.

White, R. 1999. Refining and Blending of Aviation Turbine Fuels. [Journal]. Drug and Chemical Toxicology, 22(1), 143-153

http://aeroportos.weebly.com/fuel-prices.html#.VuwGueJ97IV Diakses pada 18 Maret 2016

https://rovicky.wordpress.com/2008/05/15/peliknya-arus-bbm-di-indonesia-3/

Gambar

Gambar 1. Distilasi Atmosferik
Gambar 2. Produk Hasil Distilasi Primer Minyak Bumi
Gambar 3. Diagram Proses LNG
Tabel 1. Komposisi Kimia dan Volume di LNG
+2

Referensi

Dokumen terkait

bersih lebih besar daripada tegangan flashover isolator pada kondisi terpolusi baik.. terpolusi ringan, sedang, maupun berat untuk semua kelembaban udara yang

Selain itu untuk menunjang fungsinya tersebut, kapal degan jenis lambung aerostatis harus memiliki berat yang ringan, karena tahanan air di udara jauh lebih rendah dari tahanan

Hasil Penelitian Data yang dicatat dari hasil penelitian mesin penangkap air dari udara dengan siklus kompresi uap dengan variasi a kondisi tanpa kipas putaran kipas = 0, b

Sehingga dapat meminimalisir adanya pori-pori atau rongga udara di dalam beton (lebih padat) yang dapat meningkatkan berat jenis bata beton ringan foam. Dari

Setelah bencana gempa bumi dan tsunami, beberapa bandar udara mengalami kerusakan ringan dan kerusakan berat, yaitu: (a) Bandara Cut Nyak Dien-Meulaboh dalam kondisi runway patah

– Air pendingin mengandung senyawa-senyawa poli aromatik dan alifatik dalam jauh lebih rendah dibanding yang terdapat dalam ter berat dan ter ringan; air pendingin unit gas-