• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP Peran Keluarga Dalam Merawat Pasien Gangguan Jiwa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAP Peran Keluarga Dalam Merawat Pasien Gangguan Jiwa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok

Pokok Bahasan Bahasan : : Peran Peran Keluarga Keluarga Dalam Dalam Perawatan Perawatan Pasien Pasien DenganDengan Gangguan Jiwa

Gangguan Jiwa Hari/Tanggal :

Hari/Tanggal : Jum’at, Jum’at, 11 11 Mei Mei 20122012 Sasaran

Sasaran : : Keluarga Keluarga dan dan KlienKlien Waktu

Waktu : : 07.0007.00 –  –  07.30 WIB 07.30 WIB Tempat

Tempat : : Ruang Ruang Wijaya Wijaya KusumaKusuma

I

I Tujuan Tujuan UmumUmum

Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah agar keluarga mampu Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah agar keluarga mampu memberi dukungan bagi anggota keluarga mereka yang mengalami memberi dukungan bagi anggota keluarga mereka yang mengalami gangguan jiwa dalam proses perawatannya.

gangguan jiwa dalam proses perawatannya. II

II Tujuan Tujuan KhususKhusus 1.

1. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalamMengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga tersebut.

mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga tersebut. 2.

2. Menekankan kepada keluarga bahwa keluarga merupakan sistemMenekankan kepada keluarga bahwa keluarga merupakan sistem  pendukung

 pendukung utama utama yang yang memberikan memberikan perawatan perawatan langsung langsung pada pada setiapsetiap keadaan sehat maupun sakit pasien.

keadaan sehat maupun sakit pasien. III

III Pokok Pokok BahasanBahasan 1.

1. Peran penting keluargaPeran penting keluarga 2.

2. Fungsi dukungan keluargaFungsi dukungan keluarga 3.

3. Peran Peran keluarga dalam keluarga dalam perantara klien gperantara klien gangguan angguan jiwa.jiwa. IV Metode

IV Metode 1.

1. CeramahCeramah 2.

2. Tanya jawabTanya jawab V

V Alat Alat BantuBantu 1.

1. FlipchartFlipchart 2.

(2)

VI Pengorganisasian

1. Penyaji : Novi Dwi Prasetianty 2.  Notulen : Putu Ayu Surya Lestari 3. Fasilitator : Apolonia Lado Keo 4. Observer : Dwi Lestanti

Rosalin Natalia Pasaribu

VII Proses Penyuluhan

 No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 3 menit Pembukaan

1) Salam Pembuka (memperkenalkan diri dan menentukan kontrak waktu dengan  pasien dan keluarga)

2) Memahami tujuan penyuluhan 3) Menyebutkan materi yang akan

disampaikan 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan dan memperhatikan  penyuluhan 2 10 menit Pelaksanaan 1. Memberikan materi

a) Pengertian Dukungan Keluarga  b) Peran Dukungan Keluarga

c) Fungsi Dukungan Keluarga

d) Upaya perawatan keluarga selama di rumah dalam menghadapi pasien yang mengalami gangguan jiwa 2. Memberikan kesempatan pada

 peserta untuk menanyakan materi yang kurang dipahami

1. Peserta memperhatikan materi yang diberikan 2. Peserta mengajukan  pertanyaan tentang

meteri yang kurang dipahami

3 15 menit Evaluasi

1. Menanyakan kembali kepada para  peserta tentang materi yang telah

disampaikan

1. Para peserta menjawab

 pertanyaan yang diberikan penyuluh

(3)

2. Penyuluh menyimpulkan kembali  penjelasan yang telah diberikan 3. Petugas membagikan leaflet

2. Para peserta mendengarkan kesimpulan materi yang disampaikan 4 2 menit Terminasi 1. Mengucapkan terimakasih 2. Memberikan salam penutup

Menjawab salam

VIII Evaluasi a. Evaluasi struktur

Kesiapan media meliputi:  Flipchart

 Penentuan waktu  Penentuan tempat

 Pemberitahuan kepada pasien  b. Evaluasi proses

 Kegiatan penyuluhan berjalan tertib  Peserta mengajukan pertanyaan

 Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai c. Evaluasi hasil

Peserta yang mengikuti penyuluhan 80% aktif dalam kegiatan penyuluhan dan  penyuluhan berjalan dengan tertib dan lancar.

(4)

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Dukungan Keluarga

Keluarga adalah sebuah sistem, maka gangguan yang terjadi pada salah satu anggota dapat mempengaruhi seluruh sistem. Sebaliknya, disfungsi keluarga dapat  pula merupakan salah satu penyebeb terjadinya gangguan pada anggotanya. Keluarga merupakan tempat individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya.

Keluarga merupakan “institusi” pendidikan utama bagi individu untuk  belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap, dan perilaku. Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat sakit penderita.

Keluarga merupakan unit paling dekat dengan penderita, dan merupakan “perawat utama” bagi penderita.

Umumnya, keluarga meminta bantuan tenaga kesehatan jika mereka tidak sanggup lagi merawatnya. Oleh karena itu, perawatan yang berfokus pada keluarga bukan hanya memulihkan keadaan penderita, tetapi bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi kesehatan dalam keluarga tersebut.

(5)

Keluarga merupakan suatu system terbuka yang terdiri dari semua unsure dalam system, mempunyai struktur tujuan atau fungsi dan mempunyai organisasi internal, seperti system yang lain. Bila salah satu anggota keluarga mengalami gangguan, hal ini akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain (Indriyati. 2004).

Keluarga juga merupakan suatu matriks dari perasaan beridentitas dari anggota-anggotanya, merasa memiliki dan berbeda. Tugas utamanya adalah memelihara pertumbuhan psikososial anggotanya dan kesejahteraan selama hidupnya (Friedman. Marrillyn. 1998).

Secara umum keluarga juga membentuk unit social yang paling kecil yang mentransmisikan tuntutan-tuntutan dan nilai-nilai dari suatu masyarakat, dan demikian melestarikannya. Keluarga harus dapat beradaptasi dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat sementara keluarga juga membantu perkembangan dan  pertumbuhan anggotanya sementara itu semua menjaga kontinuitas secara cukup

untuk memenuhi fungsinya sebagai kelompok referensi dari individu (Dwi. 2001). Seluruh anggota keluarga saling tergantung dan selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya. Seluruh anggota keluarga berusaha untuk menghilangkan gangguan-gangguan baik yang bersifat fisik atau psikis yang ada pada anggota keluarga yang lain. Berdasarkan hal ini keluarga selalu menjaga yang satu dengan yang lain tidak hanya dalam keadaan sehat, tetapi juga dalm keadaan sakit dan menghadapi kematian.

Dukungan social keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang ma sa kehidupan, sifat dan jenis dukungan social berbeda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan social keluarga dapat berupa dukungan social internal, seperti dukungan dari suami, istri, atau dukungan dari saudara kandung, dan dapat juga berupa dukungan keluarga eksternal bagi keluarga inti. Dukungan social keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman. Marrillyn. 1998).

(6)

2. Peran Keluarga dalam perawatan klien

Keluarga berperan dalam menentukan cara atau perawatan yang diperlukan  penderita di rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit akan sia-sia jika tidak

diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan penderita harus dirawat kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak awal perawatan di rumah sakit akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat penderita di rumah sehingga kemungkinan kambuh dapat dicegah.

3. Fungsi Dukungan Keluarga

Caplan menerangkan bahwa keluarga memiliki empat fungsi suportif, antara lain : 5

 Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan penyebar informasi tentang dunia.

 Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga.

 Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sebuah sebuah sumber pertolongan gratis dan konkrit

 Dukungan emosional

Keluarga sebagai suatu tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi (Caplan & Sadock. 1995).

4. Upaya perawatan keluarga selama di rumah dalam menghadapi pasien yang mengalami gangguan jiwa

Berikut ini adalah masalah keperawatan yang dihadapi oleh pasien yang mengalami gangguan jiwa dan bagaimana upaya perawatan keluarga selama di rumah (Budi Anna Keliat. 2002) antara lain:

(7)

 Pasien dengan masalah perawatan perilaku kekerasan (PK) Upaya perawatan yang dilakukan oleh keluarga adalah :

 Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan marah atau j engkelnya  Bantu klien mengidentifikasi penyebab marah

 Bicarakan dengan klien akibat/kerugian akibat marah

 Bantu klien untuk memilih cara yang tepat dan bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih

 Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam jika sedang marah

 Anjurkan klien untuk mengatakan bahwa dirinya sedang marah/jengkel/kesal

 Bantu klien untuk melakukan cara marah yang sehat

 Bantu klien untuk minum obat sesuai dengan yang diprogramkan dokter  Anjurkan pasien untuk bribadah dan berdoa

Gambar 1.2 Perilaku kekerasan

 Pasien dengan masalah perawatan Halusinasi

Upaya perawatan yang dilakuakn oleh keuarga pada pasien yang mengalami halusinasi adalah sebagai berikut :

 Jangan biarkan pasien sendiri

 Anjurkan untuk terlibat dalam kegiatan di rumah (buat jadwal kegiatan  pasien)

 Bantu klien untuk berlatih cara mengehentikan halusinasi  Mengawasi pasien minum obat

(8)

 Jika psien terlihat bicara sendiri atau tertawa sendiri segera sapa dan diajak

 bicara

 Beri pujian yang positif pada psien jika mampu melakukan apa yang

dianjurkan

 Segera bawa ke rumah sakit jika halusinasi berlanjut

Gambar 1.3 Halusinasi

 Pasien dengan masalah perawatan Harga Diri Rendah (HDR)

Upaya perawatan yang dilakukan oleh keluarga pada pasien dengan HDR adalah sebagai berikut :

 Meningkatkan harga diri pasien

 Menjalin hubungan saling percaya

 Member kegiatan sesuai kemampuan pasien

 Menggali kekuatan pasien

 Dorong pasien mengungkapkan perasaannya

 Bantu melihat kemapuan klien

 Bantu mengenal harapan

 Mengevaluasi diri

 Menetapkan tujuan nyata  Mengambil keputusan  Sikap keluarga

(9)

Gambar 1.4 Harga Diri Rendah

 Pasien dengan masalah perawatan Menarik Diri (MD)

Upaya perawatan yang dilakukan oleh keluarga pada pasien dengan MD adalah sebagai berikut :

 Memenuhi kebutuhan sehari-hari  Membantu komunikasi teratur

 Melibatkan dalam kegiatan di keluarga dan masyarakat

Gambar 1.5 Menarik Diri

 Pasien dengan masalah perawatan Defisit Perawatan Diri (DPD)

Upaya perawatan yang dilakukan oleh keluarga pada psien dengan DPD adalah sebgai berikut :

 Meningkatkan kesadaran dan percaya diri pasien  Membimbing dan mendorong pasien merawat diri

(10)

 Menciptakan lingkungan yang mendukung  Sikap memperhatikan kepada pasien

(11)

DAFTAR PUSTAKA

http:// Gambaran-peran-keluarga-dalam-perawatan Html. Diakses tanggal 15-10-2011 Pukul 08.52 WIB

http:// peran-keluarga-dalam-merawat-pasien. Html. Diakses tanggal 15-10-2011 Pukul 08.53 WIB

Gambar

Gambar 1.1. Keluarga Harmonis
Gambar 1.2 Perilaku kekerasan
Gambar 1.3 Halusinasi
Gambar 1.4 Harga Diri Rendah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menjelaskan bagaimana peran keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa pada wilayah Puskesmas Kedung Kandang.. Desain

Hubungan Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Jiwa Dengan Sikap Keluarga Pada Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta..

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami osteoartritis di Desa

Dukungan internal maupun eksternal pada keluarga dalam merawat pasien pascapasung sejalan dengan teori Friedman (2010) yang menjelaskan bahwa dukungan sosial

Hasil Observasi Caregiver dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di Rumah ... Hasil observasi caregiver memberikan dukungan secara

Oleh karena itu, pengukuran koping keluarga dalam penelitian ini diukur melalui tiga sub variabel yang dikembangkan oleh McCubbi n , yait u , kema mpu a n memelihara

Rata-rata kemampuan psikomotor keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa ternyata lebih signifikan meningkat pada kelompok intervensi

Peran serta keluarga sebagai pengasuh kepada penderita gangguan jiwa cukup baik, dapat dilihat dari informan yang memberikan perawatan kepada pasien sesuai dengan kemampuan yang