BUKU
PEGANGAN
TEKNIK
TENAGA
LISTRIK
DR.
A. ARISMUNANDAR
DR. S. KUWAHARA
,LIS.TAl{4.,{N
URS}FAF{ t\4/A.TIiWUle
-fl
e
I
XliEgilr
EErn
I *
1
:,iil.N
?
l==
BH
I
T 3PEMBANGKITAN
DENGAN
TENAGA
AIR
JILID
I
BUKU
PEGANGAN
TEKNIK
TENAGA
LISTRIK
JILID
I:
PEMBANGKITAN
DENGAN
TENAGA AIR
OLEH
Dn.
AnroNo
ArusuuNaNDAR,
M.A.Sc.
Direktur
Lembaga
Masalah
Ke t enagaanPerusahaan Umum
Listrik
Negara
Dn.
Susuuu
Kuw.lnau
Executive
Director, Electric
Power
Development Co.,
Ltd. (EPDC)
Tokyo,
Japan
Cetakan Kedelapan
PT
PRADI{UA
BRA}IIIA
JAKA
R
TA
7
Perputakaan
Nasional
:
katalog dalam
terbitan
6Df)
Arismunandar,
Artono
Buku pegangan teknik tenaga
listrik
/
Artono Aris-munandar, Susumu Kuwahara. - Cet. 8 - Jakarta : Pradnya Paramita,2004
3Jil.:26cm.
Isi
: Jil I Pembangkitan dengantenaga3ir
:Jil.[
. Saluran transmisi ; Jil. Itr. Gardu Induk.rsBN
979-408-176-0 (Ji1.1)rsBN
979-408-177-9
(Jil.2)rsBN
979-408 -178-7 (Jil.3)1.
Listrik,
Tenaga .I.Judul.
II.
Kuwahara,
Susumu.621.31
,4\.
szt-
1BR"
i PPnta
BUKU PEGANGAN
TEHNIK
TENAGA
LISTRIK I
Oleh
: DR. Artono Arismunandar M.A.Sc.DR. Susumu Kuwahara
CI
Association For lnternational Technical PromotionO
Hak Cipta dilindungi oleh Undang - undangDiterbitkan
oleh
: PT Pradnya Paramita Jalan Bunga 8 -8A
Jakarta 13140
Anggota
IKAPI
Cetakankedelapan
:2004
PRAKATA
Penulisan
buku
ini
didorong oleh keinginan penulisuntuk
ikut
mengisi kelangkaankepustakaan teknik, khususnya teknik tenaga
listrik,
dalam bahasa Indonesia. Kelangkaan (scarcity)ini
disebabkan karena berbagai hal, antara lain, karena mereka yang mendalami persoalannya biasanyaterlalu
sibukuntuk
dapat menyisihkan sebagian waktunya gunamenulis
buku,
atau karena mereka menganggapnya kurang menguntungkandilihat
darisegi keuangan. Sebab yang lain adalah terbatasnya pasaran, yang dipengaruhi oleh jumlah
tenaga ahli dan tenaga kejuruan (yang merupakan lingkungan pembaca buku-buku teknik)
yang relatif kecil, serta iklim masyarakat yang memang belum gandrung-buku (book-minded). Daya beli masyarakat yang masih terbatas juga merupakan faktor yang menentukan.
Berhubung dengan hal-hal
di
atas, maka penulis bersedia mempertimbangkan tawaran Tuan Koichi Fukui, Sekretaris Jenderal Badan Promosi Teknik Internasional (AITEP Jepang),untuk
bersama seorang pengarang Jepang menulis sebuah buku pegangan dalam bidangteknik tenaga listrik. Badan ini merupakan organisasi tanpa-laba (non-profit) yang pembentu-kannya disahkan oleh Menteri Luar Negeri Jepang pada tanggal 6 Desember 1967. Tujuannya
adalah ikut membantu perkembangan ekonomi wilayah Asia Tenggara dengan cara
menerbit-kan buku-buku pegangan dalam bidang teknik yang ditulis bersama (co-authorship) oleh
pengarang-pengarang Jepang dan penulis-penulis wilayah dalam bahasa tersebut terakhir.
Oleh karena tujuannya yang baik
itu
serta mengingat akan kekosongan akan kepustakaanteknik tenaga listrik yang kian hari kian terasa, maka tawaran Tuan Fukui sungguh menarik
bagi penulis ini waktu itu. Namun, bila penulis teringat akan kenyataan bahwa tidak mungkin
merubah jumlah jam dalam sehari serta kesibukan-kesibukan penulis sebagai seorang
admi-nistrator, maka uluran tangan persahabatan
itu
berat rasanya untuk diterima. Penulisini
memerlukan waktu berpikir beberapa malam untuk menimbang-nimbang manfaat buku ini
bagi masyarakat luas pada umumnya, dunia teknik tenaga listrik pada khususnya,
dibanding-kan dengan kelipat-gandaan usaha yang harus diberikan oleh penulis untuk menyisihkan
sebagian kecil dari waktunya bagi buku ini. Setelah merundingkan masalahnya dengan
atasan-nya,
Ir'
Abdul Kadir, Direktur Utama Perusahaan UmumListrik
Negara, serta berkatpe-ngertian, dorongan dan izin beliau, penulis berketetapan untuk membantu usaha badan pro-mosi tersebut terdahulu. Demikianlah, maka naskah perjanjian kerjasama ditandatangani
pada tgl 27 September 1971, dua bulan sesudah Tuan Fukui menyodorkannya kepada penulis.
Buku
ini
didasarkan atas naskah dalam Bahasa Inggeris berjudul ELECTRIC POWERENGINEERING HANDBOOK
yangditulis
olehDr.
Susumu Kuwahara, salah seorangDirektur dari Electric Power Development Company, Ltd. (EPDC), satu-satunya perusahaan
listrik
yangdimiliki
negaradi
Jepang. Oleh karenaitu,
mudah dimengerti mengapa dasarpenulisannya adalah keadaan
di
Jepang sendiri.Dalam'BUKU PEGANGAN TEKNIK
TENAGA
LISTRIK ini
dicoba menyesuaikan penulisannya dengan keadaandi
Indonesia-tentu saja dalam batas-batas kemungkinan yang ada-serta melengkapinya dengan keadaandi
negara-negara laindi
luar Jepang, baik yang didapat dari kepustakaan, maupun daripe-ngalaman kerja penulis ini sendiri di Kanada dan Amerika Serikat. Penyesuaian dengan
keada-an Indonesia
tidak
mudah karena ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan danstandar-standar kurang sekali, tidak ada atau belum ada. Lagi pula, konsultasi penulis dengan ling-kungan
teknik
yang lebih luas mengenai pengalaman-pengalaman praktis dalam bidang tenagalistrik
di
Indonesia dewasaini
belum dimungkinkan. Kekuranganini
diharapkanr
I
(4)
Prakatadapat diatasi pada edisi berikutnya.
Buku. pegangan (handbook) yang lengkap mengenai teknik tenaga
listrik
seharusnyamemuat segala aspek pembangkitan (generation), transformasi, penyaluran (transmission)
dan distribusi tenaga
listrik.
Namun, karena berbagai hal, pada tahap pertamaini
hanyaakan diterbitkan tiga
jilid,
yakni:I.
Pembangkitan dengan Tenaga Air.II.
Saluran Transmisi.III.
Gardu IndukJilid
I
memuat hal-hal yang berhubungan dengan berbagai aspek pembangkitan tenaga listrik dari tenaga air, mulai dari prinsip-prinsipnya, hubungannya dengan aliran sungai,perencana-an pusat listrik tenaga air (PLTA), bangunan sipilnya, turbin air, pembangkit, pembangunan
dan pengujiannya bila selesai, sampai kepada operasi serta pemeliharaannya.
Jilid
II
berisiberbagai aspek penyaluran tenaga listrik, antara lain tentang penghantar, isolator, bangunan
penopang, karakteristik
listrik,
gangguan-gangguan dan pengamanannya, perencanaan dankonstruksinya, serta penyaluran bawah-tanah. Jilid
II
menyangkut alat-peralatan sertahal-ikhwal dalam gardu induk, misalnya tentang peralatan listrik yang ada, rangkaiannya, isolasi,
dan sebagainya. Karena sifat penerbitannya sebagai satu buku, tetapi yang terbagi menjadi
tiga
jilid
agar dapat dicapai oleh daya-beli masyarakat, maka apa yang sudah diuraikan dalamjilid
yang satu tidak akan dibahas lagi dalamjilid
yang lain. Contohnya, koordinasi isolasi yang dibahas dalam JilidIII
tidak akan diungkapkan lagi dalamjilid-jilid
yang lain, meskipunceritanya berlaku pula di sana.
Buku ini ditujukan kepada masyarakat luas yang ingin mengetahui sedikit-banyak tentang
teknik tenaga listrik. Namun, pemanfaatannya secara optimal baru akan terasa bila pembaca
memiliki pengetahuan sekurang-kurangnya sederajat dengan pengetahuan sarjana muda teknik
tenaga
listrik.
Dalam rangka partisipasi penulis dalam pembinaan bahasa nasional, makadalam buku
ini
diusahakan sebanyak mungkin psnggunaan istilah-istilah Bahasa Indonesia,baik yang sudah lazim dipakai, maupun yang di sana-sini baru kadang-kadang saja digunakan oleh para teknisi Indonesia. Apabila dalam hal terakhir
ini
penulis dianggap terlalu berani, maka penulis bersedia menerima kecaman yang membangun dari para pembaca. Yang pentingadalah bahwa dari kecaman-kecamau
ini
akan lahir istilah-istilah yang definitip, sehinggalambat-laun Bahasa Indonesia dapat berkembang menjadi bahasa teknik dan ilmu
pengetahu-an setaraf dengan bahasa-bahasa lain
di
dunia. Seperti telah disinggungdi
atas, buku inimasih jauh dari sempurna. Sebabnya adalah waktu persiapannyayangterlalu singkat, sehingga
kurang kesempatan
untuk
melihat sampaidi
mana kondisi-kondisi yang berlakudi
luarnegeri (terutama Jepang dan Amerika Serikat) dapat diterapkan di Indonesia. Tetapi penulis beserta rekan-rekannya bersedia mencantumkan nama mereka pada buku ini karena mereka
yakin bahwa adanya sesuatu pegangan, standar atau ketentuan, lebih baik dari pada ketiadaan pegangan sama sekali. Yang jelas, di dalam buku ini ada satu pegangan yang menurut
penda-pat penulis penting artinya bagi kaum teknisi Indonesia, yaitu adanya uraian tentang
pemeli-haraan (maintenance) dalam tiap-tiap
jilid.
Mudah-mudahan dari satu segiini
saja buku inisudah boleh dikatakan ada gunanya.
Sebagai buku pegangan, presentasi dalam buku ini ditekankan pada pokok-pokok yang
diperlukan dalam praktek teknik tenaga listrik sehari-hari. Oleh sebab itu
di
sini akan lebih banyak terlihat tabel-tabel dan gambar-gambar dari pada rumus-rumus yang rumit; apabilapersamaan-persamaan diperlukan juga, maka p€nurunannya tidak diberikan oleh karena hal
ini
sudah ada dalam karya yang direferensikan. Dalam penentuan bahan referensi, yangdipertimbangkan adalah kebenaran isi dan kepentingannya. Meskipun penulis sudah berusaha
untuk memasukkan semua karya asli yang penting sebagai referensi dalam buku
ini,
masih ada kemungkinan bahwa beberapa di antaranya belum tersebut. Bila yang terakhir ini terjadi, penulis mohon dimaafkan.Prakata
Di
atas disinggung bahwa pada tahap pertamaini
hanya akan diterbitkan sebagian sajadari bahan-bahan yang seharusnya ada dalam suatu buku pegangan tentang teknik tenaga
listrik. Bagian-bagian yang lain, misalnya yang menyangkut pembangkitan tenaga listrik dari
tenaga termis (uap, diesel, gas, nuklir, panas bumi) serta distribusi tenaga listrik akan diterbit-kan pada waktunya, bila keadaan telah memungkinkan. Karena berbagai hal, antara lain, berlakunya Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, bagian-bagian yang sudah dapat
diterbitkanpun tidak keluar menurut urutan nomor jilidnya. Sangat besar kemungkinannya bahwa Jilid
II
akan terbit paling awal.Buku ini merupakan hasil karya sebuah kelompok Jepang-Indonesia yang terdiri dari Dr. S. Kuwahara tersebut terdahulu, dibantu oleh Tuan-Tuan Toshiyasu Tako, Hiroshi Horie
dan Bunichi Nishimura, serta pejabat-pejabat Lembaga Masalah Ketenagaan, yakni
Ir.
IbnuSubroto,
Ir.
Supartomo,Ir.
Komari dan penulis sendiri. Tanpa kerjasama yang baik, bukuini
tidak mungkin dapat muncul dalam bentuknya yang sekarangini.
Dalam hal terakhir,kepercayaan penerbit kepada penulis juga merupakan
faktor
pendorong yangtak
ternilaiartinya. Para penulis sangat berterima-kasih kepada
Ir.
Abdul Kadir, Direktur UtamaPeru-sahaan Umum Listrik Negara, atas pengertian yang baik, pemberian izin penerbitan serta
sam-butan beliau untuk buku ini; dan kepada Tuan Haruki Watanabe, Penasehat Ahli (Pemerintah Jepang) pada Lembaga Masalah Ketenagaan, atas bantuan serta jasa-jasanya dalam berbagai
bentuk. Penulis Prakata
ini
berhutang budi kepada kedua orang tuanya yang telah banyak memberikan dorongan kepada anak-anak mereka untuk maju dan berguna bagi masyarakat.Akhirulkalam, penulis
ini
ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada isteri dan anak-anaknya yang telah banyak mengorbankan jam-jam rekreasi,
hari-hari Minggu dan hari-hari libur untuk kepentingan penulisan buku
ini
oleh suami dan ayah mereka; dan khusus kepada isterinya atas pengertiannya yang mendalam sertabantuan-nya yang tak terhingga dalam pengerjaan gambar-gambar, tabel-tabel dan daftar-daftar.
Jakarta, Agustus 1972.
/'"2>r?
J.f
A. AnrsuuNANDAR (5) lj
''lSAMBUTAN
Buku-buku dalam bidang teknik yang
ditulis
dalam Bahasa Indonesia sedikit sekalijumlahnya. Buku-buku dalam bidang teknik tenaga listrik (electric power engineering) pada
umumnya, yang mencakup hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang sarjana muda ke atas
pada khususnya, boleh dikatakan tidak ada. Padahal, kebutuhan akan buku-buku tadi makin hari makin terasa. Betapa tidak. Permintaan masyarakat akan tenaga listrik melonjak dengan
pesat, meskipun kemampuan Negara memenuhinya masih terbatas. Sesudah mengalami masa
suram sebelum tahun 1966, sekarang sudah mulai terlihat
titik-titik
terang, meskipun belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat.Dari
Anggaran PembangunanLima
Tahun(PELITA) Pertama didapatkan dana untuk menambah kapasitas terpasang sehingga
jumlah-nya pada tahun 1974 akan mencapai kurang lebih
I
juta
kilowatt. Jumlah anggaran yangdisediakan dalam
PELITA
Kedua diharapkan akan bertambah besar, berhubung denganmeningkatnya peranan sektor tenaga listrik karena aksentuasi PELITA Kedua, Ketiga, dan seterusnya, pada industrialisasi secara bertahap. Dengan perkembangan ekonomi sebesar 7 /o
setahun dalam
PELITA
Kedua, diharapkan akan dicapai laju pertumbuhan sektor tenagalistrik
sebesar 12,5/, setahun, sehingga jumlah daya terpasang pada akhir masa PELITAtersebut akan mencapai 1,75 juta kilowatt.
Oleh karena itu, kami menyambut dengan gembira terbitnya buku ini
di
tengah-tengahkita.
BUKU
PEGANGANTEKNIK
TENAGA LISTRIK ini
berguna sekali bagi merekayang ingin mengetahui sedikit-banyak mengenai teknik tenaga listrik, serta bagi para sarjana
dan sarjana muda teknik tenaga listrik yang ingin mempelajari kembali hal-hal yang telah
mereka perdapat
di
bangkukuliah
guna kepentingan kerja praktek mereka sehari-hari.Meskipun dalam buku
ini
masih banyak digunakan ketentuan-ketentuan serta norma-norma luar negeri, tetapi hal ini tidak mengurangi nilainya sebagai buku, karena prinsip-prinsip yangdigunakan tetap berlaku. Penggunaan ketentuan serta norma tadi semata-mata adalah karena
belum adanya ketentuan dan norma Indonesia sendiri. Bila pengaturan
di
Indonesia kelak diadakan, maka prinsip yang universilitu
tentu saja akan diterapkan pada ketentuan dannorma Indonesia.
Sekian sambutan kami. Kami ucapkan "Selamat" atas terbitnya buku ini. Semoga
buku-buku lain menyusul.
Jakara, September 1972 PpnusaselN Uuunt LtsrRIrc Necane Direksi
t1
s
I
-/,/-lAtr
ln.
Asour
KloIn
Direktur Utama,DAFTAR ISI
PRAKATA
(3)SAMBUTAN
...
,..,.,,
(7)DAFTAR
TABEL
,...
(15)DAFTAR
GAMBAR
..
(I7)
BAB
1.
UMUM
1.1
Prinsip Pembangkitan TenagaAir
..
1.2
Potensi TenagaAir
1.3
Pembangkitan TenagaAir
dan Tenaga Termis1.4
Karakteristik Beban dan Faktor Pusat Listrik1.5
Perkembangan Pusat Listrik TenagaAir
DewasaIni
. . .1.6
ReferensiBAB
2.
PEMBANGKMAN TENAGAAIR
DAN ALIRAN
SUNGAI2.1
CurahHujandanAliranSungai
...
92.1.1
CurahHujan
92.1.2
Pengukuran CurahHujan
92.1.3
Aliran Sungai(Debit)
92.1.4
Hubungan antara Curah Hujan dan AliranSungai
102.2
kngkung
Debit.
102.2.1
Hidrograf
102.2.2
LengkungDebit.
l0
2.3
PengukuranDebitSungai
...
ll
2.4
Referensi
13BAB
3.
RENCANA PUSATLISTRIK
TENAGA AIRPemilihan Proyek Pusat Listrik Tenaga
Air
. .3.1.1
Kapasitas Proyek3.1.2
Jadwal Pembangunan ProyekPemilihan Lokasi Pusat Listrik Tenaga
Air
. .Penentuan Tinggi Jatuh
Efektif
..
. .3.3.1
Jenis SaluranAir
3.3.2
Jenis Waduk atau Vy'aduk Pengatur Penentuan DebitTurbin
..
. .3.4.1
Debit Maksimum .3.4.2
JumlahAir
PastiDaya yang Dihasilkan oleh Pusat Listrik Tenaga
Air
. . .3.5.1
Macam Daya yang Dihasilkan3.5.2
Perhitungan Daya .3.5.3
Perhitungan Tenaga yang DibangkitkanI I
)
4 6 8 3.1 15 15 t6l6
t7 l7 t7 l8 l8 l8 l9 l9 l9 t9 3.2 3.3 3.4 l ,J 3.5a
20 20 20 2t 2t 2t 22))
22 22 23 23 24 24 3.8 3.9 Daftar Isi Jenis-Jenis Pusat Listrik TenagaAir
. .3.6.1
Penggolongan berdasarkan Tinggi Terjun yang Ada3.6.2
Penggolongan menurut AliranAir
. . .Waduk dan Kolam Pengatur
3.7.1
Waduk3.7.2
Kolam Pengatur3.7.3
Kolam KompensasiPenentuan Jumlah Unit dan Jenis
Unit
Utama3.8.1
Penentuan Jumlah Unit3.8.2
Penentuan JenisUnit
. ,..:.
3.8.3
Penentuan Jenis Poros Tegak atau Mendatar . .3.8.4
Penentuan Kecepatan Putar3.8.5
Penentuan Elevasi Turbin.Referensi
BAB
4.
FASILITASTEKNIK
SIPIL4.1
Umum4.2
Bendungan4.2.1
Macam Bendungan4.2.2
Bendungan Gravitas4.2.3
Bendungan Busur .4.2.4
Jenis Bendungan Urugan4.2.5
Bendungan Rongga4.2.6
Bendungan Jenis Lain4.3
Fasilitas-Fasilitas yang bertalian dengan Bendungan4.3.1
Saluran Curam Banjir (Saluran Limpah)4.3.2
Pipa Kuras4.3.3
Pintu dan Katup4.3.4
Fasilitas Tambahan Lainnya4.4
JalananAir
. . .4.4.1
Bangunan AmbilAir
4.4.2
Kolam Pengendap Pasir4.4.3
SaluranAtas
.4.4.4
Tangki Pendatar.4.4.5
Saluran Pipa Tekan4.4.6
Saluran Bawah4"5
Bangunan Sentral(10) 3.6 3.7
4.5.1
Macam Bangunan Sentral4.5.2
Pusat Listrik Bawah-Tanah4.5.3
Pusat-Pusat Listrik Lainnya4.6
ReferensiBAB
5.
TURBIN AIR5.1
Jenis TurbinAir
dan Penggunaannya...5.1.1
Jenis Turbin5.1.2
Penggunaan Turbin 25 25 25 26 26 29 33 33 34 34 35 35 36 36 36 38 38 394l
45 46 46 47 49 5l 53 53 535.3 5.4
Daftar Isi
Konstruksi Turbin
Air
. .5.2.1
Konstruksi Turbin Pelton.5.2.2
Konstruksi Turbin Francis5.2.3
Konstruksi Turbin Aliran Diagonal5.2.5
Pipa LepasKatup Pintu Masuk Pengatur Kecepatan
5.4.1
Pengatur Kecepatan yang Mekanis. . . . .5.4.2
Pengatur Kecepatan Elektro-Hidrolik5.4.3
Pengatur MukaAir
5.4.4
Peristilahan Hasil Kerja Pengatur Kecepatan Perlengkapan Lainnya5.5.1
Pengatur Tekanan5.5.2
Sistim Penyediaan Minyak TekanKarakteristik Turbin
Air
..
5.6.1
Kecepatan Jenis .5.6.2
Efisiensi5.6.3
Perubahan Debit dan Efisiensi dengan Perubahan Kecepatan5.6.4
Perubahan Debit, Efisiensi dan Daya dengan Perubahan Tinggi Jatuh5.6.5
KecepatanLari
.Perubahan Tekanan Perubahan Kecepatan
Kavitasi
Pengujian Model
Dimensi dan Berat Turbin
5.11.1 Dimensi Kasar Turbin Francis
5.11.2 Dimensi Kasar Turbin Jenis Aliran Diagonal dan Turbin Baling-Baling. . . .
5.11.3 Dimensi Kasar Turbin Pelton
5.11.4 Berat Turbin
Air
Referensi
BAB
6.
PERALATANDAN
FASILITAS-FASILITAS LISTRIK(l
l)
53 53 54 54 55 56 57 57 57 58 5.5 5.7 5.8 5.9 5.l0
5.11 6l 6t 62 62 62 65 65 66 66 67 68 69 70 11 1a 72 72 73 74 75 75 5.12 6.1Generator
...
776.1.1
KelasifikasiGenerator
776.1.2
Satuan Dasar.
786.1.3
Konstruksi
...
796.1.4
Efek RodaGila
..
806.1.5
Berat Generator TurbinAir
816.1.6
Batas-Batas PembuatanGenerator
8lPenguatan dan Pengatur Tegangan
Otomatis
8l6.2.1
SistimPenguatan
8l6.2.2
Kemampuan dan TeganganPenguat
826.2.3
Pengatur TeganganOtomatis
826.2.4
ResponPenguatNominal.
...
836.2.5
Hubungan antara Sistim Tenaga dan ResponPenguat
836.2.6
PemuatanSaluran
84(r2)
6.3 6.4
Daftar Isi
Generator Bolak-Balik Majemuk dengan Eksitasi Sendiri
6.3.1
Prinsip Generator dengan Eksitasi Sendiri6.3.2
Karakteristik Generator Majemuk dengan Eksitasi SendiriTransformator
6.4.1
Jenis dan Konstruksi Transformator...
.6.4.2
Pengenal Transformator..
.6.4.3
Transformator Pemakaian Sendiri Sistim Hubungan Rangkaian Utama6.5.1
Pemilihan Sistim Hubungan.6.5.2
Contoh Sistim Hubungan Rangkaian untuk Pemakaian SendiriSistim Kontrol
6.7.1
Sistim Kontrol yang Otomatis Sepenuhnya . . .6.7.2
Sistim Kontrol yang Dijalankan oleh Satu Orang6.7.3
Sistim Kontrol Pengawasan Jarak Jauh6.7.4
Sistim Kontrol dengan Tangan6.7.5
Sistim Kontrol Setengah-Otomatis6.7.6
Nomor Alat untuk Peralatan Kontrol OtomatisPanel Hubung, Lemari Hubung dan Ril dalam Kotak Logam
6.8.1
PanelHubung...
6.8.2
Lemari Hubung6.8.3
Ril dalam Kotak LogamAlat
Pelindung6.9.1
Perlindungan Generator terhadap Petir6.9.2
PengetanahanTitik
Netral6.9.3
Rele Pengaman ...
6.10 Referensi
..
. .BAB
7.
GEDUNG.GEDUNGDAN
FASILITAS PERLENGKAPANNYAMacamdanJenisBangunanAtas-Tanah
...
l0l
7.1.1
MacamBangunanAtas-Tanah
...
l0l
7.1.2
Jenis BangunanAtas-Tanah....
...
l0l
Ruang-RuangdiDalamGedungSentral
...
1037.2.1
Ruang Turbin, Ruang Generator, Ruang Pemasangan dan RuangPeralatan Pelengkap Turbin 103
r04 104 r04 86 86 87 88 88 89 89 89 89 89 90 9t
9l
9l
93 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 93 93 93 93 93 96 96 97 97 98 99 99 7.1 7.27.2.2
Ruang Transformator dan Ruang-Ril7.2.3
Ruang Meja Hubung, Ruang Rele, Ruangan Peralatan Komunikasi dan RuangKabel
.7.3
Kran7.4
Sistim PenyediaanAir
danDrainasi
. . ..
1067.4.1
SistimPenyediaanAir..
..
1067.4.2
SistimDrainasi
....
1067.5
PemadamKebakaran
....
1067.6
Penerangan
,.106
7.7
Ventilasi danPendinginan
...
1087.8
Sistim Penyediaan Tenaga untuk PeralatanPembantu
..
. ...
108Daftar Isi
BAB
8.
PEMBANGUNANDAN
PEMASANGAN MESIN8.1
Persiapan Pembangunan . ...
8.1.1
Beberapa Cara Pemasangan Mesin dan Peralatan Lainnya8.1.2
Pembelian Mesin dan Peralatan Lainnya8.2
Jadwal Pembangunan..
.8.3
Prasarana Pembangunan..
..
8.3.1
Prasarana Tenaga Listrik8.3.2
Prasarana Komunikasi8.3.3
Bengkel Mesin8.3.4
Lain-Lain8.4
Alat-Alat Berat dan Prasarana Pengangkutan . . . .8.5
Pemasangan Turbin dan Generator8.5.
I
Urutan Pemasangan8.5.2
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pekedaan Pemasangan8.6
Pemasangan Kembali dan Pengeringan Transformator8.6.1
PemasanganKembali8.6.2
Pengeringan8.7
Referensi (13) 109 r09 110 110nl
tt2
l13 l13 l13lt3
l4
n4
u6
lt9
ll9
120t2t
BAB
9.
PENGUJIAN PADA PUSATLISTRIK
TENAGA AIRPokok-Pokok Pengujian
Pengujian Pendahuluan
Pemeriksaan Sesudah
Air
Dimasukkan ke Dalam Pipa PesatPemutaran Percobaan
Pemutaran Pengeringan
Pengukuran Tahanan Isolasi
9.6.1
Nilai
Minimum Tahanan Isolasi9.6.2
Penentuan Mutu Isolasi dengan Pengujian Arus Searah9.6.3
Penentuan Mutu Isolasi dari Sudut Hilang DielektrikPengujian Kuat Dielektrik
Pengujian Rele Pengaman Secara Menyel
uruh..
Pengujian Pembuangan Beban9.9.1
Pengukuran Variasi TekananHidrolik
.'
l3l
9.9.2
Pengukuran PengaturanKecepatan
..
..
1329.9.3
Pengukuran PengaturanTegangan
.. ..
..
1329.10 Pengujian
Daya
..
..
1329.11 Pengujian Penghentian
Cepat
....
1339.12 Pengujian Penghentian Darurat serta Pengujian Tanpa-Beban dan Tanpa
9.1 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6 r23 124 124 125 125 125 133 133 134 134 135 135 136 137 139 123 123 9.7 9.8 9.9 126 127 127 128 Eksitasi 9.13 Pengujian Beban.
9.14 Pengujian Daya-Guna Turbin
9.14.1 Pengukuran Tinggi Terjun Efektif
9.14.2 Pengukuran Debit
9.14.3 Pengukuran Daya
9.14.4 Perhitungan Daya-Guna Turbin
9.74.5 Caru Termodinamika 9.15 Pengujian Daya Pusat Listrik
I
(14)
Daftar Isi9.16 Perencanaan Tahanan
Air
9.17
Referensi....
BAB
10.
OPERASIDAN
PEMELIHARAANl0.l Operasi
.'.'
l4l
10.1.1
JenisPekerjaanOperasi
..""
l4l
l}.l.2
Peraturan UmumOperasi
' '"
l4l
10.1.3
Pemeriksaan sebelumMulai.
' ''
i4l
10.1.4
Petunjuk-PetunjukOperasi
" '
14210.1.5 Petunjuk-Petunjuk dalam Penghentian
Operasi
" "
142lO.2
OperasiKhusus
'" " "
142139 140
lO.2.l
Pengontrolan Daya Keluar dan Frekwenst10.2.2 Pengaturan Tegangan dan Daya Reaktif
10.3
Pemeliharaan10.3.1
Pekerjaan Pemeliharaan . . .10.3.2 Beberapa Petunjuk untuk Inspeksi Peralatan PLTA
10.4
Peraturan Kerja (Umum)10.4.1
Cara Melaksanakan Pekerjaan dalam Keadaan Gangguan10.4.2 Petunjuk-Petunjuk selama Pekerjaan Berlangsung
10.5
Biaya Pemeliharaan10.6
Onderdil Serep .10.7
Personil Operasi dan Pemeliharaan .DAFTAR
ISTILAH 142 143 144 144 t44 t47 147 147 147 148 150 151I ,) 3 4 5 6 7 8 9
l0
ll
t2 13 t4l5
l6
t7 18 t9 202l
22 23 24 25 26 27DAFTAR
TABEL
Sejarah Penyelidikan Potensi Tenaga
Air
untuk Listrik di JepangPotensi Ekonomis Tenaga
Air
untuk Listrik di Beberapa Negara di DuniaDaya Terpasang dan Produksi Listrik di Dunia (1965)
Faktor Beban untuk Industri
Faktor Beban Tahunan di Beberapa Negara di Dunia (1964)
Pusat Listrik Tenaga
Air
dengan Kapasitas BesarPusat Listrik Tenaga
Air
Dipompa di JepangCurah Hujan Tahunan Beberapa Kota di Dunia
Kapasitas Tangki Minyak Tekan
Efisiensi Turbin Pelton
Efisiensi Tambahan untuk Turbin Pelton
Efisiensi Turbin Francis dan Kaplan
Efisiensi Tambahan untuk Turbin Francis dan Kaplan
Kecepatan Putar Sinkron dari Generator (rpm) Kelebihan Kapasitas Penguat
Daftar Nomor
Alat..
Jenis-Jenis Panel Hubung untuk
PLTA ..
Contoh Pengujian Impuls pada Generator. . .
Contoh Karakteristik Arester untuk Generator. . .
Standar Jepang untuk Kran Gerak Atas Kecepatan Rerrdah
Contoh Peralatan Pemadam Kebakaran untuk PLTA Contoh Rekomendasi Intensitas Penerangan
Lembar Catatan Percobaan Pembuangan Beban
)
)
3 5 5 6 7 10 64 66 66 66 66 69 78 83 94 96 98 98 105 r07 107 129 140 145 148Hubungan antara Kadar Garam
Contoh Frekwensi Inspeksi dan
dan Tahanan Jenis
Perbaikan Turbin
Air
dan Generator pada PLTADAFTAR
GAMBAR
1
Lengkung Beban Harian2
Contoh Lengkung Debit3
Alat Ukur Arus4
Pengukuran dengan Alat UkurArus
.5
Pengukuran dengan Alat Ukur Apung6
(a)
Bendungan Gravitas Sakuma (Penampang)(b) Bendungan Gravitas Sakuma (Tampak
Hilir)
(c)
Bendungan Gravitas Sakuma(a) Bendungan Busur Ikehara (Tampak
Atas)
.(b)
Bendungan Busur Ikehara (TampakHilir
dan Penampang Melintang)(c)
Bendungan Busur Ikehara(a)
Bendungan Urugan Mihoro (Penampang)....
(b) Bendungan Urugan Mihoro
Bendungan Tanah
Bendungan Gravitas Rongga (Hatanage
No.l)
.Saluran Curam Banjir pada Bendungan Beton (Taki) .
Pintu
Air
Limpah Silindrik (Taki)Pintu Tainter (Tagokura)
....
Bangunan Ambil
Air
Jenis Menara4
ll
t2 t2 t3 27 28 29 303l
3r 32 32 33 34 34 36 36 37 38 8 9l0
ll
t2 13 t4 15 r6 t7 18 t9 20 2t 22 23 24 25 26 27 28 29 303l
32 33 34 35 36 37 38Kolam Pengendap Pasir
Bangunan Salur
Air
Tangki Pendatar
Pipa Pesat
Pipa Pesat PLTA Tagokura
PLTA Bawah Tanah Mihoro
Beberapa Macam PLTA Bawah Tanah
PLTA Dipompa Bawah Tanah (Nagano) Pemilihan Jenis Turbin
Air
Konstruksi Turbin Pelton
Konstruksi Turbin Francis
Bentuk Sudu-Antar Turbin Francis
Konstruksi Turbin Aliran Diagonal.
Konstruksi Turbin Kaplan
Turbin Tabung (Turbin Kaplan Jenis Poros Mendatar) Pemilihan Jenis Katup (Pintu) Masuk
Katup Kupu. Katup Putar
Katup Pintu
Air
Ilustrasi Fungsi Pengatur Kecepatan Mekanis
Susunan Pengatur Kecepatan Elektro-Hidrolik Jenis Tabung Elektronik
Hubungan antara Pengaturan Kecepatan dan Penurunan Kecepatan
....
Bentuk Lengkung Efisiensi menurut Jenis Turbin dan Cepat Jenisnya Efisiensi dan Debit sebagai Fungsi Perobahan Kecepatan
39 40 42 43 48 49 50 53 54 55 55 55 55 56 56 58 58 58 59 59 62 66 67
(l 8) 39
40
4t
Efisiensi, Debit dan Daya ke Luar sebagai Fungsi perubahan Tinggi
Perubahan Tekanan sebagai Fungsi n
Hubungan antara o dan n, untuk
(a)
Turbin Francis(b)
Turbin Kaplan42
(a)
Hubungan antara Tinggi di atas Permukaan Laut dan Tekanan Atmosfir(b)
Hubungan antara SuhuAir
dan TekananUap
.Contoh Hasil Pengujian Efisiensi pada Model Contoh Hasil Pengujian Kavitasi pada Model
Koefisien Dimensi Rotor Turbin Francis
Diameter Rotor Turbin Francis di Tempat
Air
Keluar(Dr)
.Koefisien Dimensi Utama
Koefisien Dimensi Rumah Siput .
Koefisien Dimensi Turbin Kaplan dan Jumlah Bilah Rotor
Berat Turbin
Air.
. .Kelasifikasi Generator menurut Posisi Bantalannya
(a)
Jenis Biasa(b)
Jenis Payung(c)
Jenis Setengah-Payung. .(d) Jenis Penunjang Bawah
Generator-Turbin
Air
Jenis Poros TegakContoh Karakteristik Generator dengan Belitan Tunggal Hubungan antara GDz dan Berat Generator
Batas Pembuatan Generator . . .
Penguatan (Excitation) dengan Penguat Searah
(a) Jenis Shunt
Tunggal...
g2(b) Jenis
Kombinasi
Z2 Daftar Gambar 67 69 7t 7t 7t 73 43M
45 46 47 48 49 50 51 7l 71 82 82 83 73 74 74 74 74 75 75 77 71 77 77 79 79 8l 8l 82 85 85 86 87 88 90 9t 96 97 102 52 53 54 55 56 57 58 59 60 6t 62 63 64 65 66 67 68 69 70 7t 72 73 74 75 76 77 78 79Generator Bolak-Balik dengan Eksitasi Sendiri
Generator Bolak-Balik Tanpa-Sikat
Respon Penguat Nominal
Batas Stabilitas Keadaan Tetap (Tanpa Respon Cepat AVR)
Batas Daya Keluar Generator
Generator Bolak-Balik Majemuk dengan Eksitasi Sendiri
Berbagai Sistim Generator Bolak-Balik Majemuk dengan Eksitasi Sendiri
Contoh Percobaan Simulasi Transmisi
Contoh Sistim Hubungan Rangkaian Utama. Contoh Rangkaian Pemakaian Sendiri
Ril dalam Kotak Logam Hubungan Kapasitor Pelindung
Gedung Sentral Pasangan Dalam
Gedung Sentral Pasangan Setengah-Luar
...
...
lO2GedungSentralBawah-Tanah....
...
I03LamanyaPemasanganFasilitasPlTA
.. lll
Contoh Jadwal Pemasangan Peralatan
PLTA
.. llz
UrutanPekerjaanPemasanganpadaPLTA
....
llg
Cara Pemusatan
.
...
ll9
Cara Pengeringan Hampa Udara dengan Sistim
Sirkulasi
. . ..
l2l
Hubungan antara Tahanan Isolasi dan Suhu
Gulungan
. ...
..
126tan d sebagai Fungsi dari Tegangan
Pengujian
..
n6
80 81 82 83 84 85 Daftar Gambar
Tinggi Terjun Efektif suatu Turbin Reaksi
Tinggi Terjun Efektif suatu Turbin Impuls Tahanan
Air...
Pengatur Daya Reaktif Otomatis (AQR)
Biaya Perbaikan Umum untuk Peralatan PLTA
Hubungan antara Kapasitas PLTA dan Jumlah Karyawan yang Diperlukan
.. ..
. .(le) 134 134 139 143 148 150
BAB
1.
UMUM
1.1
Prinsip
Pembangkitan
Tenaga
Air
Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air
dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga
listrik,
dengan menggunakanturbin
air
dan generator. Daya (power) yang dihasilkan dapat dihitung berdasarkanrumus berikut:
P:
9,8r10
GW)di
mana
P:
tenaga yang dikeluarkan secara teoritis11
:
tinggi jatuh air efektif (m)0
:
debit air (m3/s)Daya yang keluar dari generator dapat diperoleh dari generator dengan daya yang keluar secara teoritis.
perkalian efisiensi turbin dan Sebagaimana dapat dipahami dari rumus tersebut
di
atas, daya yang dihasilkanadalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air; oleh karena itu berhasilnya pembangkit-an tenaga air tergantung daripada usaha untuk mendapatkan tinggi jatuh air dan debit
yang besar secara efektif dan ekonomis. Pada umumnya debit yang besar membutuhkan
fasilitas dengan ukuran yang besar untuk, misalnya, bangunan ambil
air
(intake), saluran air dan turbin; oleh karena itu tinggijatuh yang besar dengan sendirinya lebihmurah.
Di
hulu sungai di mana pada umumnya kemiringan dasar sungai lebih curam akan mudah diperoleh tinggi jatuh yang besar. Sebaliknya di sebelah hilir sungai, tinggijatuh
rendah dan debit besar. Oleh karenaitu
bagian hulu sungai lebih ekonomis,sedangkan bagian hilirnya kurang ekonomis mengingat tinggi
jatuh
yang kecil dandebit yang besar tadi. Lagi pula di bagian
hilir
tersebut penduduknya padat, sehinggaakan timbul masalah pemindahan penduduk, dan karena
itu
dalam banyak hal tak dapat dihindari tambahnya biaya untuk konstruksi.Akhir-akhir
ini
giat
dilakukanpengembangan sungai secara serba-guna (multipurpose) dan serentak
di
daerahhilir
sungai. Bangunan-bangunan
air
semacamitu
pada umumnya dipergunakan untuk berbagai kepentingan, misalnya,untuk
pengaturanbanjir,
perairankota,
industri,pengairan
dan
pembangkitan tenaga.Jika
biaya pembangunannya dapat dipikulbersama oleh karena digunakan untuk banyak tujuan, maka mungkin untuk
meman-faatkan sumber-sumber alam
itu
secara ekonomis; sebaliknya, biaya tersebut akanmenjadi mahal kalau dipergunakan hanya
untuk
satl
tujuan saja, misalnya untukpembangkitan tenaga listrik.
1.2
Potensi
Tenaga
Air
Sebagaimana disebutkan di atas, pembangkitan tenaga air tergantung pada kondisi
geografis, keadaan curah hujan dan areal (penampungan) aliran (catchment area). Jadi, pembangunan pembangkit tenaga air dapat dilaksanakan di banyak daerah dengan skala kapasitas yang bermacam-macam. Di Kanada, Norwegia dan Swedia, misalnya, tenaga
air
merupakan sumber tenaga utama. Ditinjau dari segi luasnya daerah, Jepang danIndonesia dikaruniai dengan kekayaan akan sumber-sumber tenaga air yang besar.
Untuk mengembangkan sumber-sumber tenaga
air
secara wajar, perlu diketahui'tF
Bab
L
Umumsecara jelas seluruh potensi sumber tenaganya. Jumlah potensi tenaga air di permukaan
tanah disebut potensi tenaga air teoritis, sumber-sumber yang dapat dikembangkan
ditinjau dari segi teknis disebut potensi tenaga air teknis, sedangkan sumber-sumber
yang dapat dikembangkan secara ekonomis disebut potensi tenaga ait ekonomis.
Pada umumnya potensi tenaga
air
ekonomislah yang dianggap sebagai potensitenaga air. Namun dengan kemajuan di bidang teknologi dan perubahan konsep tentang
ekonomi potensi tenaga air, maka kategori potensi tenaga air ekonomis dan potensi tenaga air teknis diperluas hingga meliputi potensi tenaga air teoritis, dan
tidak
adaperbedaan yang tegas
di
antara ketiganya. Perbandingan antara potensi tenaga airteknis dan ekonomis terhadap potensi tenaga air teoritis diperkirakan, berturut-turut, adalah 34-40% dan
20-30\,
berubah-ubah tergantung pada tingkatan teknik danekonomi setempat. Penyelidikan
di
Jepang mengenai perubahan potensi tenaga air diperlihatkan dalam Tabell.
Potensi tenaga air ekonomis dari sebagian besar negara-negara di dunia diperlihatkan dalam Tabel 2. Dengan kemajuan-kemajuan yang telahTabet
1.
Sejarah Penyelidikan Potensi TenagaAir untuk Lishik di Jepang Penyelidikan Masa Tahun
Sudah Dibangun* Belum Dibangun Jumlah (MW) (Mw) (Mw) (Gwh) Pertama Kedua Ketiga Keempat 1910-191 3 t9t8-1922 1937-1941 1956-1959 480 1.030 6.566 t4.116 2.940 6.400 13.474 21.254 3.420 7.430 20.040 35.370 130.000
+
Termasuk yang sedang dibangundicapai oleh pusat-pusat
listrik
Tabel 2'tenaga termis dan
nuklir
dengan kapasitas yang besar akhir-akhir ini, diharapkan akan timbulkele-bihan tenaga
listrik
pada waktutengah malam pada waktu yang akan datang. Surplus tenaga listrik
itu, karenanya dapat
dimanfaat-kan untuk memompa air ke atas
kembali ke kolam tando(pumped-storage),
untuk
digunakankee-sokan
harinya.
Karenaitu
halitu perlu diselidiki penerapannya lebih lanjut, juga dengan memakai
air laut dan dalam hubungannya dengan pengembangannya secara
serba-guna,
sehingga
denganPotensi Ekonomis Tenaga Air untuk Listrik
di Beberapa Negara di Dunia
Negara Potensi Ekonomis Air (Gw)Tenaga
Uni
Soviet
I
1.100 AmerikaSerikat I
648 (termasukAlaska)
|Kanada
I
zr aJepang
i
130Norwegia
I
tOSSwedia
I
85Perancis
I
76Italia
I
60Austria
I
ql
SwisIff
JermanBarat
I
25demikian potensi tenaga air ekonomis dapat dipastikan akan menjadi lebih besar.
1.3
Pembangkitan
Tenaga
Air
dan Tenaga
Termis
Jumlah kapasitas terpasang
dari
peralatan pembangkit tenagadan
jumlahpembangkitan tenaga listrik di berbagai negara di dunia diperlihatkan dalam Tabel 3.
Negara Daya TerpasanS (MW) Produksi 006 kwh) Tenaga Air Tenaga Termis Jumlah Jepang Amerika Serikat Uni Soviet Inggris Jerman Barat Kanada Perancis Italia Swedia India Swis Indonesia* 16.301 4.492 22.24 t.7Q 4.O72 2t.771 12.683 14.297 9.070 3.570 8.120 309 24.948 zto.o28 92.74 47.58t 36.562 7.577 t5.526 I1.057 2.245 3.955 380 480 41.005 254.520 I14.988 49.341
q.$4
29.348 28.209 2s.354 11.315 8.397 8.500 789 192.123 1.157.583 s06.709 196.027 t723N 144.274 101.255 82.968 49.093 35.980 24.462 2.498*
Data tahun 1972 dari Perusahaan Umum Listrik Negara dan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur1.3
Pembangkitan Tenaga Air dan Tenaga Termis Tebel3.
Daya Terposang dan Produksi Listrik di Dunia (1965)Di Jepang, sebegitu jauh pembangkitan tersebut ditekankan pada pembangkitan tenaga
air. Pemikirannya
di
Jepang waktuitu
adalah agar sumber-sumber teflagaair
dapatdimanfaatkan dengan baik, dipakai debit yang lebih besar dari aliran air sungai sebagai
debit maksimum dari Pusat Listrik Tenaga
Air
(PLTA). Pusat Listrik Tenaga Termis(PLTT) waktu
itu
dianggap lebih ekonomis untuk memenuhi kebutuhan akan tenagapada waktu musim kemarau dan pada waktu beban puncak.
Untuk
membangun PLTA diperlukan beaya yang besar dan waktu yang lama,tetapi sesudah selesai biaya operasinya rendah. Selama tekno-ekonomis memungkinkan,
kiranya akan
lebih
menguntungkanuntuk
terus membangunPLTA,
oleh karenapembangkitan tenaga termis, walaupun lebih murah pembangunannya, tetapi tidak
tahan lama dan tambahan lagi masih memerlukan bahan bakar sehinggabiaya
opera-sinya mahal.
Keuntungan-keuntungan dari kedua macam pembangkit tenaga hendaknya dapat dikombinasikan, sehingga dengan demikian dapat dimanfaatkan secara effektif
sumber-sumber tenaga
air
yang ada. Namum dalam tahun-tahun terakhirini
lokasi yangmenguntungkan bagi pusat listrik tenaga
air
lebih sulit diperoleh di Jepang, sehinggamengakibatkan harga
listrik
per
kWh
menjadilebih tinggi.
Sebaliknya teknologi pembangkitan tenaga termis telah mengalami kemajuan yang pesat. Dengan memakaimesin-mesin dengan temperatur dan tekanan tinggi, kapasitas tiap
unit
pembangkit tenaga termis menjadi semakin tinggi. Jadi, efisiensi pembangkit tenaga termis dapatdipertinggi
dan biaya
konstruksinya terus menurun.Namun
demikian alat-alatbertekanan dan bersuhu tinggi tidak sesuai untuk operasi "start-and-stop" yang sering harus dilakukan dan variasi beban secara cepat.
Oleh karena itu akhir-akhir ini di luar negeri ada kecenderungan untuk membangun
PLTT
dengan beban yang tetap,untuk
memikul beban dasar; sedangkan untukmemenuhi beban puncak dipergunakan PLTA dengan waduk atau sistim kolam tando
yang dapat diatur. Untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber tenaga air yang sangat
terbatas tadi dengan efektif, waduk itu dibuat sebesar-besarnya. Karena kapasitas tiap
unit
dari
PLTTjuga
menjadi semakin besar, maka secara keseluruhan prosentase1,4
Bab
L
Umumpusat listrik yang lain. Di Jepang dalam tahun 1968, 70fu dali seluruh kapasitas
terpa-sangnya merupakan pusat listrik tenaga termis.
Di
Indonesia perbandingannya dalamtahun 1972 adalah PLTA 39,2%, PLT Diesel 27,0%, PLT Uap 28,5% dan
pLT
Gas5,3%."
Cara operasi di atas, yaitu yang memanfaatkan keuntungan-keuntungan
pembang-kitan tenaga air dan tenaga termis banyak diterapkan di berbagai negara, terutama di negara-negarl yang
tidak
mempunyai sumber-sumber tenagaair
yangmelimpah-limpah. Oleh karena
itu
penerapannyadi
Indonesia perlu dipelajari lebih mendalam, mengingat bahwa potensinya diperkirakan mencapai 28.000 MW.2) Teknologipembang-kitan
tenaganuklir
terus mengalami kemajuan, sehingga mengakibatkan biayapembangunan PLTN terus menurun. Untuk
unit
sebesar 600MW
biaya pembangu-nannya dapat ditekan menjadi kurang lebih $230/kW.3)Karenaitupembangkitantenaganuklir pada waktu
ini
banyak dibangundi
beberapa negara, sehingga dalam waktudekat ini dapat diharapkan bahwa pembangkit tenaga nuklir akan merupakan mayoritas
dari pembangkit-pembangkit tenaga yang ada. Jumlah kapasitas PLTN dalam tahun
2000 diperkirakan akan mencapai
50\
dari jumlah kapasitas terpasangdi
dunia.a)Sekarang terlihat kecenderungan
untuk
mempergunakan pembangkitlistrik
tenaganuklir
untuk memenuhi beban dasar danPLTA
dipompa (pumped storage) untukmemenuhi kebutuhan pada waktu beban puncak.
Kecuali itu ada jenis pembangkitan tenaga termis lain, yaitu yang memanfaatkan
tenaga yang berasal dari panas bumi (geothermal energy). Pusat Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) memanfaatkan uap atau air panas yang berasal dari dalam bumi secara
langsung atau tidak langsung guna memutar turbo-generator pembangkit tenaga listrik. PLTP mengkombinasikan keuntungan
PLTU
yang biaya investasinya relatip murahdan keuntungan PLTA yang biaya operasinya relatip murah. Penerapannya di lndonesia
dewasa ini sedang dipelajari dengan seksama, mengingat bahwa potensinya diperkirakan cukup besar (di Jawa saja 7000 Mw).s'}
Karakteristik
Beban dan
Faktor
Pusat
Listrik
Mengingat bahwa tenaga listrik tak dapat disimpan, maka perlu dijamin agar daya
yang dibangkitkan oleh generator sama dengan kebutuhan (beban). Pada umumnya
beban selalu berubah sehingga daya yang dihasilkan
oleh generator selalu harus disesuaikan
dengal
s0aobeban
yang
berubah-rubah tersebut' Beberapakarakteiistik beban dan faktor pusat
listrik
(plant
/wufactor) akan dijelaskan lebih
lanjut.
6000Lengkung beban (load curve) menunjukkan variasi
dari
beban setiap saat. Bentuk lengkung boban tersebut tergantung dari jenis beban yangada. Dalam banyak
hal
dipergunakan lengkungbeban
untuk
24jam
dalam sehari dan disebutlengkung beban
harian.
Demikian pula dipakailengkung beban bulanan dan tahunan. Lengkung
beban
ini
merupakan unsur dasar yang penting, bukan saja untuk operasi sistim tenaga, tetapi jugasebagai bahan perancangan,
pertimbangan-pertim-bangan ekonomis pembangkitan, dan sebagainya. Sesuatu contoh lengkung beban dapat dilihat dalam
Gbr. 1. ^ 5000
'
i
4@0 .Et
'' 3000 o Gbr. 1 6L2IE21 Jritrkngkung Bebetr II$irD.
L
5
Perkembangan Pusat Listrik Tenaga Air Dewasa IniLengkung lama beban (load duration curve) dibuat dengan mengatur lagi beban pada lengkung beban dalam suatu urutan mulai dari yang besar sampai ke yang kecil,
tanpa
memperhatikanwaktu.
Lengkungini
dipergunakan bersama-sama denganlengkung beban.
Faktor beban (load, factor) adalah perbandingan antara beban rata-rata dalam suatu jangka waktu tertentu dan beban maksimum dalam jangka waktu tersebut.
Jangka waktu tersebut mungkin sehari, sebulan ataupun setahun. Dengan demikian
ada faktor beban harian, bulanan, dan tahunan. Faktor beban itu berbeda-beda sesuai
dengan macam beban, musim, situasi sosial pada umumnya, dan lain-lainnya. Faktor
ini
sangat penting untuk dapat mengetahui ciri-ciri dari beban. Tabel 4 menunjukkanfaktor beban dari beberapa industri, dan Tabel 5 menunjukkan faktor beban tahunan
di negara-negara besar di dunia.
Tabel
4.
Faktor Beban untuk Industri Tabel5. Faktor Beban Tahunan diBebe-rapa Negara
di
Dunia (1964)Industri Faktor Beban Bulanan (%) Tambang Batubara Makanan Tekstil Kertas Kimia Pengilangan Minyak Keramik
Besi dan Baja
Aluminium Mesin 60-70 50-6s 55-85 70-80 70-90 75-80 @-85 40-65 90-95 20-50
Faktor pusat listrik (plantfactor) adalah perbandingan antara dayaruta-rata dalam
jangka waktu tertentu (biasanya setahun) dan jumlah kapasitas terpasang pada suatu
pusat
listrik.
Faktor
pusatlistrik
menunjukkan bagaimana peralatanlistrik
telah dimanfaatkan; faktorini
dipakai sebagai standar dalam membuat penilaian ekonomisdari pusat listrik. Faktor
ini
dapat dipakai juga untuk menunjukkan dan menentukanketepatan kapasitas dari peralatan. Nilainya sekarang menjadi semakin kecil, karena
banyak PLTA yang kini hanya bertugas memenuhi kebutuhan beban puncak. Sebagai
contoh dapat dikemukakan bahwa pada
PLTA
pompa perbandingannyakadang-kadang tidak lebih dari
l0l.
Beban pada suatu sistim tenaga terjadi karena adanya permintaan tenaga yang
sifatnya berbeda-beda. Karenanya karakteristik beban tergantung dari permintaan ini dan beberapa kondisi lainnya, misalnya, cuaca, musim, situasi sosial dan keadaan
ekonomi. Dalam suatu sistim tenaga di mana kebutuhan listrik untuk penerangan besar,
variasi beban dalam satu hari juga besar, dengan puncaknya pada waktu petang hari.
Lengkung beban akan menunjukkan garis yang hampir datar, apabila langganan
kebanyakan adalah industri listrik dan kimia. Variasi karena musim lain lagi sifatnya;
pada musim panas umumnya beban rendah, sedangpada musim dingin besar. Walaupun
tidak sama untuk tiap negara, namum pada umumnya beban puncak maksimum dalam satu tahun terjadi dalam bulan Desember.
Di
Jepang akhir-akhirini
beban puncak maksimum terjadi dalam bulan Agustus, karena permintaan untuk pendinginan (air conditioning) menunjukkan kenaikan yang sangat tajam.Negara Faktor Beban Tahuna'n Amerika Serikat Perancis Austria Belgia Jerman Barat Italia Inggris Jepang 64,2 66,2 75,5 63,7 59,4 68,5 50,2 66,9
6
BabI.
Umum1.5
Perkembangan
Pusat
Listrik
Tenaga
Air
Dewasa
Ini
Pembangkitan tenaga air akhir-akhir
ini
menunjukkan ciri-ciri pengembangannyasecara besar-besaran, konstruksi dam yang tinggi, kapasitas unit yang makin besar dan
penggunaan teknologi terbaru.
Juga
terlihat
peningkatan kecenderungan dalam pembangunan pembangkit tenaga yang digabungkan dengan keperluan irigasi atau pengendalian banjir (proyek serba-guna).Tabel
6.
Pusat Listrik Tenaga Air dengan Kapasitas BesarDengan bertambah majunya teknik pekerjaan sipil sebagai akibat mekanisasi maka proyek-proyek kemudian dikembangkan secara ekstensip dan besar-besaran. Tabel 6
menunjukkan pusat-pusat listrik tenaga air berkapasitas besar yang ada
di
dunia ini.Beberapa
di
antaranya mempunyai kapasitas melebihi 5.000MW.
Sampai beberapatahun yang lalu hampir semua bendungan konvensionil adalah dari jenis gaya berat
(gravity type), namun akhir-akhir
ini
beberapa jenislain
telah digunakan, seperti bendungan busur (arch dam) dan bendungan urugan batu (rock-fill dam), yangdisesuai-kan dengan keadaan topografi dan geologi setempat dan menghasilkan biaya konstruksi yang rendah.
Dewasa ini makin banyak terlihat penggunaan PLTA yang airnya dipompa ke atas
waktu bebannya rendah (pumped storage). Sistim
ini
sangat menguntungkan untukmemenuhi kebutuhan sistim tenaga
listrik;
beban dasar dan beban puncak dipenuhi, masing-masing oleh pembangkit tenaga termis berkapasitas tinggi dan tenaga air. Dengan demikian, maka kombinasi antara kedua sistimini
dapat dilakukan denganstabil dan ekonomis. Tabel T menunjukkan contoh-contoh kombinasi yang terdapat di
Jepang.
Perkembangan lain adalah pembangunan PLTA di bawah tanah. Kadang-kadang
P.L.T.A. Negara
Daya TerpasanC (MU/)
Mulai Beroperasi Keadaan Akhir Keadaan Sekarang Krasnoyarsk Bratsk Solteira Island Nurek Volgograd High Aswan Kuibyshev Portage Mountain Iron Gate Grand Coulee Robert Moses, Niagara St. Laurence Guri Dalles Day Uni Soviet Uni Soviet Brasil Amerika Serikat Uni Soviet Uni Soviet Mesir Uni Soviet Kanada Amerika Serikat Amerika Serikat Amerika Serikat Kanada Yenesuela Amerika Serikat 6.000 4.500 3.200 2.700 2.7W 2.576
2.M
23W 2.300 2.050 1.974 1.950 t.824 1.754 1.749 6.000oy
r.350 2.5762.m
2.3W 1.150 1.974 1.950 l.8vt 527 1.1 19 Sedang dibangun t96t Sedang dibangun -il-_il_ 1958 Sedang dibangun 1955 Sedang dibangun 1962 t94t 1961 1958 Sedang dibangun 19591.5
Perkembangan Pusat Listrik Tenaga Air Dewasa Ini |!s
t
.o R ilr*
b.& t\ s=E{
<ilil>
E t o0 cl a a)n
6la
oe
(E 00 6l a) tr ,ll o F1 al 0e
t. q) H\
\{
E>os
il{
()l
\!s
s\
ig
Ir a,S I 6is
Rrril>
tO
I'tE
o-c 'ii .(6 ahts ddth9h60\o\ h€€\oE€E\O\O\O o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\ o\ o o (, o (t o o o.loottc.lrirtxi
se
O (5>> h 6h h \o\o or 6\0 €t o\o hh oo oo o\o\ ooo>
l)2o> o>
o>
o> o>
o>
o>
o> o>
d o A 6d -o F
:rE
Noo*tan-ct8EE
o= o 11E],
hn88 88 88 83 88 88 Fr 88
E.B
FF
6rA d\6\ NN Oo e.lN Nol
€i
N€ ra OO @\t OO OO 6n Oo OO ioe.t: Q6 c{N OO OO t$ al€ O\O\ r\O
S.5
=
,E FF_b'5 nh oH NH Ho on rh Oio o\O rj- hr 9@ Or N+ OO rr 6€ NO h€ O- 66 6o NN de.t$:e
O ol.@.v1 o"q o.o- .\\o- dis" <r @A rN OO Oa 60 rO\ ra rfo. O-O.
OO 60\ otN h$
FPr Fq tr& Fo. F0. lr 0. Fcr FA F.A F{g t<a
o.E '=oLO hz J-LJ
F+ O- g
g
(,
o
e
e
O
gIO >F >L >L >h. >L >h. >ir. >L
>4. ov
E d,
d ca."1
a
datr o d.-d-x. Y 6\o\oorNoo too\c)c)\ot\o 6h d ..1 -doE o (€.^e-6
Xa
6lor€o hoo6oo6{h €ohh.lNo\n NN iu J d.:.,,Ea
ES
EExR8K8$8€e8
60Nho oo= ^ U,= -' .E b'9FF
hhh hpN-ido.dhh NOr6NhO\60 a.l C.l5:e
aja
\0. 60rroooo60 *ho+nhNa.l .+ N O C.l a.l \o .a q, tr dz
E o e.l ciEZ
!dzd2
*.2*'
€.c,
f;*'*ii.Hoz
E
E
E
E
g} i
B
E
i
2;fiis-gE1xE
1.6
Bab
1.
Umumsistim ini merupakan jalan keluar dalam pemilihan jenis-jenis pembangkit tenaga yang tepat dan ekonomis oleh karena beberapa macam keadaan, misalnya, keadaan geologi,
topografi, cuaca, dan lain-lain. Dalam banyak
hal PLTA
dipompa ditempatkan dibawah tanah untuk menghindari timbulnya kavitasi.
Dengan berkembangnya teknik pembuatan dan dengan demikian juga keandalan
hasilnya, maka kapasitas
tiap
unitnya dapat ditingkatkan.Agar
dapat dibangun pembangkit-pembangkit tenaga secara ekonomis, telah banyak direncanakan unit-unityang besar (sampai 500-600 MW).
Dalam pengembangan peralatan telah dapat dikembangkan turbin diagonal dan turbin-pompa yang dapat dibalik (reversible). Pengaturan dari
iauh
(remote control)telah diterapkan, sehingga beberapa PLTA dapat dikontrol dari satu pusat pengatur.
Referensi
Di
dalam Babini
digunakan referensi terhadap karya-karya (dalam naskahdinya-takan sebagai angka-angka "superscript") berikut ini:
l)
Grafik-Grafik Tahun Kerja 1972, Perusahaan Listrik Negara Pusat, Jakarta, 1973.Data untuk PLTA ditambah PLTA Juanda sebesar 125 MW.
2)
C.
S. Hutasoit "sebuah Studi tentang Sumber-Sumber Tenagadi
Indonesia", PublikasiLMK,
Mon. No. 06-ER-68, 1968.3)
M. A.
Khan, J.T.
Roberts, "small and Medium Power Reactors: Technical andFinancial Requirements" Proceedings, Fourth International Conference on the
Peaceful Uses of Atomic Energy, UN and
IAEA,
1971, vol. 6,hal. 57.4)
Nuclear Power and the Environment,IAEA
and WHO, 1972,hal- 4.5)
H. Tsvi Meidav, Report on Geothermal Prospects of Indonesia, United Nations, New2.1
BAB
2.
PEMBANGKITAN
TENAGA
AIR
DAN
ALIRAN
SUNGAI
Curah
Hujan
dan
Aliran
Sungai
2,1.1
Curah HujanAngin
yang mengandung uapair
dannaik
ke atas, karena suhu yang makinrendah, kemudian mengembun dan berkumpul. Kumpulan embun tersebut membentuk awan. Kumpulan embun
ini
bergabung menjadititik-titik
air dan kemudian jatuh ke tanah.Pada umumnya, jatuhnya
titik-titik
airini
disebut hujan, dan jumlah hujan yangjatuh disebut curah hujan (precipitation). Salju, badai, dan lainJain, yang telah berubah
menjadi
air
harus.ditambahkan pada curah hujan. Sebagiandari
curah hujan tadimenghilang karena menguap atau karena meresap
ke
dalam tanah. Sebagian lagimengalir pada permukaan tanah menuju ke sungai-sungai.
Ada
hubungan tertentu antara curah hujan dan aliran sungai, meskipun halini
tergantung kepada keadaangeologis dan hutan
di
sekitar sungai. Perbandingan antara curah hujan dan aliransungai disebut faktor kedap (run-off coefficient).
2.1.2
Pengukuran Curah HujanCurah hujan dinyatakan dengan tingginya air dalam suatu tabung, biasaya dalam
mm.
Untuk
mengukur curah hujan digunakan alatukur
hujan (rain gauge); yangdikenal, antara lain, adalah alat
ukur
hujan yang dapat mengukur sendiri dan alatukur hujan biasa. Alat pengukur hujan biasa, digunakan untuk mengukur curah hujan dalam satu hari dan kurang tepat untuk mengetahui intensitasnya dan lamanya hujan itu
berlangsung.
Alat
pengukur hujan yang mencatat sendiri sesuaiuntuk
mengukurintensitas dan lamanya hujan. Alat ini sangat cocok dan tepat untuk pengukuran hujan denganjangka waktu yang lama di daerah-daerah pegunungan di mana para pengamat
sulit untuk tinggal lama di daerah itu. Dewasa ini jenis tersebut banyak digunakan di waduk-waduk besar
di
hulu sungai. Tabel8
menunjukkan curah hujan tahunan dibeberapa tempat
di
dunia.2,1.3
Aliran Sungai (Debit)Yang dimaksud dengan aliran sungai atau debit adalah jumlah air yang mengalir
melalui suatu penampang sungai tertentu per satuan waktu. Debit dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya, oleh curah hujan, keadaan geologi, flora, temperatur, dan
lain-lain,
di
sebelah hulu sungai. Debit selalu berubah dari musim ke musim dan dari hari ke hari. Kecenderungan karakteristik dan besarnya debit secara kasar dapatdi-ketahui dengan pengamatan dalamjangka waktu yang lama. Pengukuran debit sungai
sangat penting
untuk
dapat menentukan tenaga yang dihasilkan oleh pusat listriktenaga
air.
Pengetahuan tentang debit pada waktu banjir mutlak diperlukan untukkeamanan dalam perencanaan dan pembangunan
PLTA. Untuk
maksudini
sangatt0 Bab
2.
Pembangkitan Tenga Air Dan Aliran Sungai TabelE.
Ctrah Hujan Tahnnan Beberapa Kota di DuniaJepang data-data sebagai hasil observasi jangka panjang ini dapat diperoleh mengingat adanya jaringan observasi di seluruh negara yang berjumlah kira-kira 800 buah. Pada
umumnya hanya data-data lebih
dari
l0
tahun saja yang dapat dipergunakan untukperencanaan
PLTA.
Apabila data semacamitu
tidak
dapat diperoleh, maka perludibuat perkiraan atas dasar data-data lainnya, misalnya data-data aliran yang diukur di tempat lain dengan kondisi yang sama, atau data-data curah hujan.
2,1.4
Hubungan antara Curah Hujan dan Aliran SungaiSebagian dari air hujan mengalir pada permukaan tanah menuju ke sungai. Yang lain menguap atau meresap ke dalam tanah dan diisap oleh akar tanaman atau menjadi
air tanah. Hubungan antaru curah hujan dan aliran sungai tergantung dari berbagai
faktor
antaralain,
sifat menahanair
dari
tanah (misalnya karena adanya pohon-pohonan, keadaan tanah pada permukaan, apakah bergunung-gunung atau merupakan daerah yang telah dikerjakan), keadaan geologi, curah hujan, waktu datangnya hujan,dan lain-lain. Oleh karenanya sulit sekali untuk menjelaskan hubungan itu dengan cara
yang sederhana. Dalam banyak hal faktor kedap adalah kira-kira
di
atas80/"
untukhujan lebat, dan di bawah 40/o untuk hujan gerimis.
2.2
Lengkung
Debit
2,2.1
HidrografHidrograf adalah lengkung yang menunjukkan aliran air sehari-hari, diukur pada suatu
titik
pengamatan tertentu selama jangka waktu 365 hari dalam setahun. Harinya dinyatakan pada sumbu horisontal dan aliran air pada sumbu vertikal. Hidrograf inisebaiknya dibuat sesuai dengan bentuk tertentu. Pada hidrografitu cuaca, temperatur, curah hujan dan permukaan air pada alat pengukurjuga dicatat.
2.2.2
kngkung DebitUntuk
menyelidiki aliran sungai, maka lengkung debit (duration curve) harusdibuat berdasarkan hidrograf agar dapat diketahui dengan jelas kondisi dari aliran
sungai tersebut. Hal ini diperlukan untuk mengetahui aliran sungai yang dapat
diguna-kan dalam 365 hari. Lengkung debit mempunyai jumlah hari 365 pada sumbu horisontal
Tempat Curah Hujan
Tahunan (mm) Tempat Curah Hujan Tahunan (mm) Bandung (1962) Bangkok Berlin Bogor (1964) Denver Jakarta (1967) Kairo Karaci Melboume Moskow 2.399 1.247 587 3.592 361 r.899 28 207 652 34 New York Peking Rangoon Roma San Francisco San Paolo Shanghai Stockholm Surabaya (1967) Taipei Znrich 1.068 586 2.812 828 521 o'r, 1.134 548 1.197 1.778 t.044
2.3
Pengukuran DebitSungai
11dan debit sungai pada sumbu vertikal, dengan urutan mulai dari yang terbesar sampai
yang terkecil,
lihat
Gbr. 2. Lengkungini
merupakan data dasar yang penting untukmerencanakan pusat listrik tenaga air. Tentu saja lengkung debit ini berbeda-beda untuk
setiap sungai. Bahkan untuk sungai yang sama, lengkungnya berbeda untuk tiap tahun.
Pada umumnya lengkung debit itu rata untuk sungai-sungai yang memiliki hutan lebat.
danau dan waduk di sebelah hulunya (contoh dapat dilihat dalam Gbr. 2). Lengkung
debit tahunan rata-rata dari aliran sungai dapat diperoleh dari lengkung debit selama
l0
tahun. Tiga metoda berikutini
digunakanuntuk
mendapatkan lengkung debit tahunan rata-rata:(a) Lengkung debit seri: Debit harian rata-rata selama sepuluh tahun ditempatkan berurutan dari yang terbesar sampai yang terkecil. Kekurangan dari
cara
ini
adalah bahwa debitair
waktubanjir
dan pada musim kemarau terlihat secara berkelebihan.(b)
Lengkung debit paralel:Di
sini untuk setiaptahun selama sepuluh tahun dibuat lengkung debit
bulanan. Kemudian harga rata-rata dari sepuluh tahun
tersebut dihitung untuk satu bulan tertentu dari
tiap-tiap
tahun.
Kekurangan menurutcara
ini
adalah bahwa debit air pada waktu banjir dan musim kemaraudinilai terlalu kecil.
(c) Lengkung debit seri-paralel: Di sini untuk menghindari kekurangan dari kedua cara tersebut di atas, lengkung debit disusun atas dasar harga rata-rata dari pada nilai
rata-rata tahunan dan bulanan dari Iengkung debit yang dibuat dengan kedua cara tersebut di atas.
2.3
Pengukuran
Debit
Sungai
Debit sungai, yang merupakan data pokok untuk perencanaan pusat listrik tenaga
air, harus diukur secara teliti dan dalam jangka waktu yang sepanjang mungkin. Ada
beberapa cara untuk mengukur debit sungai:
(a) kecepatan rata-rata dari aliran sungai pada suatu bagian dari penampangnya
diukur, kemudian dikalikan dengan luas penampang pada bagian itu. Hasil perkalian
luas penampang dengan kecepatan tersebut adalah debit sungai.
(b)
debit sungai diperoleh dari pengamatan tinggi permukaan air, denganmemper-gunakan lengkung debit-tinggi-air di gardu pengukur.
Pada umumnya cara
(b)
dipergunakandi
gardu-gardu pengamatan. Cara lain adalah yang disebut metoda sekat (weir), yang hanya dipakai pada sungai-sungai yangkecil. Pengukuran cara (a) dan (b) dilakukan di tempat di mana aliran sungai seragam
dan tidak menyebabkan kerusakan pada stasiun pengamat tersebut.
Di
Jepang kete-rangan-keterangan terperinci mengenai instalasi dan cara-cara pengukuran daristasiun-stasiun pengamat
itu,
ditentukan syaratnya dan diuraikan dalam peratwan mengenaipengukuran debit untuk PLTA. Persiapan dan pengecekan pada lengkung
debit-tinggi-air, yaitu pengukuran debit sungai harus sebanyak mungkin dilakukan pada beberapa
tinggi permukaan air. Dasar sungai mungkin berubah karena adanya banjir dan hal-hal
ini.
Karenaitu
lengkung debit+inggi-muka-air akan berubah pula; karenaitu
perlu diadakan pengukuran ulangan untuk merubah lengkung tadi.Di bawah
ini
diberikan beberapa cara untuk mengukur kecepatan aliran:(a) Dengan alat ukur arus (current meter): Di sini kecepatan aliran dihitung dengan mengukur jumlah putaran alat tersebut dalam suatu satuan waktu. Alat ini
mengguna-95 t85 275 355
Hari
Gbr.
2
Contoh Lengkung Debit.Sungai Sungai
S
Bab
2.
Pembangkitan Tenga Air Dan Aliran Sungaikan baling-baling berbentuk
pipih
atau lengkung; periksaGbr. 3.
Jumlah putarandiukur
dengan membukaatau
menutupnya suatu hubunganlistrik
atau
dengantachometer.
Alat
pengukur aliran tersebut harus ditera paling sedikit sekali setahun.Untuk mengukur debit, sungai dibagi oleh beberapa garis tegak dengan
jarak
l-3
m,tergantung dari lebar penampang melintang aliran. Tiap garis vertikal kemudian dibagi oleh beberapa garis mendatar. Kecepatan air diukur pada tiap
titik
potong dari garis-garis tegak dan mendatar tadi. Dari kecepatan aliran air pada garis tegak dapat dibuat grafik seperti terlihat pada Ghr. 4; kemudian dapat dihitung kecepatan rata-rata pada penampang melintangdi
bagian tegak tersebut. Debit sungai diperoleh denganmen-jumlah debit
dari tiap
penampang tegak. Jarak antaratitik-titik
pengukuran harusdibuat lebih pendek pada tempat yang dekat dasar sungai dan dinding sungai.
Keceprtan Alirs
Rrtr-Rrt.
Gbr.4
Pengukuran dengan Alat Ukur Arus.Berikut
ini
adalah cara yang sederhana untuk menghitung kecepatan aliran rata-rata:metoda
3-titik:
V^:
(Vo,z*
2Vo.n+
Voil4
metoda
2-titik:
V^:
(Vo,,+
Voilz
metodal-titik:
V^:
Yo.o(2) (3) (4) metoda
permukaan:
Y^:
0,8x
(kecepatan aliran padapermukaan)
(5)metoda
ganda: Alat
ukur
arus dibenamkan ke dalamair
dengan kecepatanseragam tertentu sampai mencapai dasar sungai, dan kemudian
diangkat
lagi
sampai mencapai permukaanair;
kecepatanaliran rata-rata dihitung dari jumlah putaran dan waktu selama
alat dibenamkan.
di
mana
V^:
kecepatan aliran tata-rata,(6)
Vo,r, Vo,r, Vo,c
:
kecepatan aliran air pada kedalaman berturut'tutut201,
N%,60%
dari permukaan air.(b)
Dengan alat ukur apung (float): Ada dua macam alat: alat ukur apung (surfacefloat) dan tongkat ukur apung (rod float). Dalam metoda ini alat apung dihanyutkan di
bagian sungai yang lurus untuk mengetahui kecepatannya. Kemudian kecepatan aliran
rata-rata pada
tiap
penampang dihitung. Seperti pada metoda pengukuran denganmeter, pengukuran dilaksanakan dengan membagi penampang melintang sungai
menjadi beberapa bagian oleh garis-garis tegak. Kecepatan aliran rata-rata dihitung (periksa