A.
A. KONKONSEP SEP DASDASAR PENAR PENYYAAKITKIT 1.
1.DEFINDEFINISI ISI PENGEPENGERTIRTIANAN
Kolelitiasis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya berhubungan Kolelitiasis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya berhubungan deng
dengan an batbatu u empempedu edu yanyang g tertersansangkut gkut pada pada duktduktus us kiskistiktik, , menmenyebyebabkaabkan n disdistentensi si kandkandungung empedu. (Doenges, Marilynn, E., 1999)
empedu. (Doenges, Marilynn, E., 1999)
Kolelitiasis adalah (kalkulus atau kalkuli, batu empedu) biasanya terbentuk dalam kandung Kolelitiasis adalah (kalkulus atau kalkuli, batu empedu) biasanya terbentuk dalam kandung emp
empedu edu dardari i unsunsur-ur-unsunsur ur padapadat t yanyang g memmembentbentuk uk aiairan ran empempedu. edu. !at!atu u empempedu edu memmemiliilikiki ukuran, bentuk dan komposisi yang sangat ber"ariasi. (#melt$er, #u$anne, %. &''1).
ukuran, bentuk dan komposisi yang sangat ber"ariasi. (#melt$er, #u$anne, %. &''1). Kolel
Kolelitiasitiasiskoiskoledokolledokolitiasitiasis is merumerupakan pakan adanyadanya a batu batu dikanddikandung ung empedu empedu atau atau pada pada salursaluranan kandung empedu yang
kandung empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah pada umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol (ikolesterol (illiams,&''*).lliams,&''*). 2.
2.EPIDEMEPIDEMIOLOGIOLOGI/ I/ INSIDEINSIDEN KASUSN KASUS
Distribusi dan Fr!unsi K"##itiasis $rdasar!an Oran% Distribusi dan Fr!unsi K"##itiasis $rdasar!an Oran% Di negara
Di negara baratbarat, , batu empedu mengenai 1'+ batu empedu mengenai 1'+ orang deasa. ngkorang deasa. ngka a pre"alpre"alensin orang deasaensin orang deasa lebih tinggi. ngka pre"alensi orang deasa lebih tinggi di egara merika /atin (&'+ hingga lebih tinggi. ngka pre"alensi orang deasa lebih tinggi di egara merika /atin (&'+ hingga 0'+
0'+) ) dan dan renrendah dah di di neganegara ra ssia ia (*+ hingga (*+ hingga 0+)0+). . !at!atu u empempedu edu menmenimbimbulkulkan an masmasalaalahh kesehatan yang
kesehatan yang ukup besar, seperti ditunukkan oleh ukup besar, seperti ditunukkan oleh statistik statistik # ini2# ini2
a. /ebih dari &' uta pasien diperkirakan mengidap batu empedu, yang total beratnya a. /ebih dari &' uta pasien diperkirakan mengidap batu empedu, yang total beratnya
beberapa ton. beberapa ton. b.
b. #ekitar #ekitar 1 1 uta uta pasien pasien baru baru terdiagnosis terdiagnosis mengidap mengidap batu batu empedu empedu per per tahun, tahun, dengan dengan duadua pertiganya menalani pembedahan
pertiganya menalani pembedahan Ko
Kolelelilititiasasis is tetermrmasasuk uk penpenyayakikit t yayang ng aararang ng papada da ananakak. . MeMenunururut t 3a3anenesh sh et et al al dadalalamnmn pengamatannya
pengamatannya dari tahun dari tahun anuari 1999 anuari 1999 sampai desember sampai desember &''* di &''* di Kanhi kamakoti Kanhi kamakoti %hild trust%hild trust hos
hospitpital, al, memendapndapatkatkan an dardari i 1*.41*.456 56 anaanak k yanyang g menmendapadapatkatkan n pempemerieriksaksaan an 7#37#3, , (',(',*+)*+) terdeteksi memiliki batu kandung empedu. #emua ukuran batu sekitar kurang dari 6 mm, dan terdeteksi memiliki batu kandung empedu. #emua ukuran batu sekitar kurang dari 6 mm, dan 64+ batu merupakan batu soliter. Empat puluh satu anak (96,*+) dengan geala asimptomatik 64+ batu merupakan batu soliter. Empat puluh satu anak (96,*+) dengan geala asimptomatik dan hanya & anak dengan geala (3ustaan, &''5).
dan hanya & anak dengan geala (3ustaan, &''5).
Distribusi dan &r!unsi !"##itiasis brdasar!an t'(at Distribusi dan &r!unsi !"##itiasis brdasar!an t'(at
8iap tahun 6''.''' kasus baru dari batu empedu ditemukan di merika #erikat. Kasus tersebut 8iap tahun 6''.''' kasus baru dari batu empedu ditemukan di merika #erikat. Kasus tersebut sebagian besar didapatkan di atas usia pubertas, sedangkan pada anak-anak arang. nsiden sebagian besar didapatkan di atas usia pubertas, sedangkan pada anak-anak arang. nsiden kolelitiasis atau batu kandung empedu di merika #erikat diperkirakan &' uta orang yaitu 6 kolelitiasis atau batu kandung empedu di merika #erikat diperkirakan &' uta orang yaitu 6 uta
ditemukan pada &'+ anita dan ;+ pria.16 :ada pemeriksaan autopsy di %hiago, ditemukan ditemukan pada &'+ anita dan ;+ pria.16 :ada pemeriksaan autopsy di %hiago, ditemukan 4,*+
4,*+ yayang ng menmenderderita ita kolkolelielitiatiasissis. . #eki#ekitar tar &'+ &'+ dardari i pendpenduduk uduk negenegeri ri !el!elandanda a menmengidgidapap penyakit
penyakit batu batu empedu empedu yang yang bergeala bergeala atau atau yang yang tidak. tidak. :ersentase :ersentase penduduk penduduk yang yang mengidapmengidap penyakit
penyakit batu batu empedu empedu pada pada penduduk penduduk egro egro Masai Masai ialah ialah 16-6' 16-6' +. +. :ada :ada orang-orang orang-orang ndianndian :ima di merika 7tara, frekuensi batu empedu adalah ;'+.
:ima di merika 7tara, frekuensi batu empedu adalah ;'+.
Di ndonesia, kolelitiasis baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi penelitian Di ndonesia, kolelitiasis baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi penelitian batu
batu empedu empedu masih masih terbatas. terbatas. #ebagian #ebagian besar besar pasien pasien dengan dengan batu batu empedu empedu tidak tidak mempunyaimempunyai keluhan
keluhan
).
).PENYE$A$/FAPENYE$A$/FAKTOR KTOR PREDISPOSISIPREDISPOSISI Eti"#"%i
Eti"#"%i
!atu-batu (kalkuli) dibuat oleh kolesterol, kalsium bilirubinat, atau ampuran, disebabkan oleh !atu-batu (kalkuli) dibuat oleh kolesterol, kalsium bilirubinat, atau ampuran, disebabkan oleh perubahan
perubahan pada pada komposisi komposisi empedu. !atu empedu. !atu empedu empedu dapat dapat terdi terdi pada pada duktus duktus koledukus, koledukus, duktusduktus hepatika, dan duktus pankreas. Kristal dapat uga terbentuk pada submukosa kandung empedu hepatika, dan duktus pankreas. Kristal dapat uga terbentuk pada submukosa kandung empedu menyebabkan penyebaran inflamasi. #ering diderita pada usia di atas 0' tahun, banyak teradi menyebabkan penyebaran inflamasi. #ering diderita pada usia di atas 0' tahun, banyak teradi pada anita. (Doenges, Marilynn, E. 1999)
pada anita. (Doenges, Marilynn, E. 1999) Fa!t"r risi!"
Fa!t"r risi!"
<aktor risiko untuk kolelitiasis, yaitu2 <aktor risiko untuk kolelitiasis, yaitu2
a
a.. 77ssiiaa
=isiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sealan dengan bertambahnya usia. >rang =isiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sealan dengan bertambahnya usia. >rang dengan usia ? 0' tahun lebih enderung untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan dengan usia ? 0' tahun lebih enderung untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang degan usia yang lebih muda. Di merika #erikat, &' + anita lebih dari 0' tahun orang degan usia yang lebih muda. Di merika #erikat, &' + anita lebih dari 0' tahun mengi
mengidap dap batu empedu. batu empedu. #emak#emakin in meninmeningkat usia, gkat usia, pre"alpre"alensi batu ensi batu empedempedu u semaksemakinin tinggi. @al ini disebabkan2
tinggi. @al ini disebabkan2 1.
1. !at!atu emu empedpedu sanu sangat gat ararang mang mengaengalamlami disi disoluolusi ssi sponpontantan.. &.
&. MeniMeningkngkatnyatnya sekra sekresi kesi koleolestesterol krol ke dale dalam emam empedpedu sesuu sesuai deai denganngan bertambahnya usia.
bertambahnya usia. *.
*. EmpEmpedu meedu menanadi semdi semakiakin liton litogenigenik bila usk bila usia semia semakin beakin bertartambambah.h. b.
b. Aenis KelaminAenis Kelamin
anita mempunyai risiko dua kali lipat untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan anita mempunyai risiko dua kali lipat untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan pria. ni
pria. ni dikarenakan dikarenakan oleh holeh hormon esterogen ormon esterogen berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap peningkatan peningkatan eskresieskresi kolesterol oleh kandung empedu. @ingga dekade ke-4, &' + anita dan 1' + pria kolesterol oleh kandung empedu. @ingga dekade ke-4, &' + anita dan 1' + pria men
menderderita ita batbatu u empempedu edu dan dan prepre"al"alensensinyinya a menmeningingkat kat dengdengan an berbertamtambahbahnya nya usiusia,a, alaupun umumnya selalu pada anita.
. !erat badan (!M).
>rang dengan !ody Mass ndeB (!M) tinggi, mempunyai resiko lebih tinggi untuk teradi kolelitiasis. ni karenakan dengan tingginya !M maka kadar kolesterol dalam kandung empedu pun tinggi, dan uga mengurasi garam empedu serta mengurangi kontraksi pengosongan kandung empedu.
d. Makanan.
Konsumsi makanan yang mengandung lemak terutama lemak heani berisiko untuk menderita kolelitiasis. Kolesterol merupakan komponen dari lemak. Aika kadar kolesterol yang terdapat dalam airan empedu melebihi batas normal, airan empedu dapat mengendap dan lama kelamaan menadi batu. ntake rendah klorida, kehilangan berat badan yang epat mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia dari empedu dan
dapat menyebabkan penurunan kontraksi kandung empedu. e. ktifitas fisik.
Kurangnya aktifitas fisik berhubungan dengan peningkatan resiko teradinya kolelitiasis. ni mungkin disebabkan oleh kandung empedu lebih sedikit berkontraksi. *. PATOFISIOLOGI TER+ADINYA PENYAKIT
Ti%a ,a# -an% ''uda,!an tradin-a batu !"#str"# di !andun% '(du -aitu su(rsaturasi
!"#str"# ('btu!an inti !"#str"# dan dis&un%si !andun% '(du. Su(rsaturasi !"#str"#
S0ara n"r'a# !"'("sisi '(du trdiri atas 3 %ara' '(du 223 &"s&"#i(id 4truta'a
#sitin5 *3 !"#str"# )3 (r"tin dan )3 bi#irubin.16 Trbntu!n-a batu '(du tr%antun% dari
!si'ban%an !adar %ara' '(du !"#str"# dan #sitin. S'a!in tin%%i !adar !"#str"# atau
s'a!in rnda, !andun%an %ara' '(du a!an ''buat !"ndisi di da#a' !andun% '(du nu,
a!an !"#str"# 4su(rsaturasi !"#str"#5. K"#str"# disintsis di,ati dan di!s!rsi!an da#a' bntu!
%ara' '(du. Dn%an 'nin%!atn-a sintsis dan s!rsi !"#str"# rsi!" trbntu!n-a '(du
u%a 'nin%!at. Pnurunan brat badan -an% tr#a#u 0(at 4!arna ,ati 'nsintsis !"#str"# #bi,
ban-a!5 'a!a str"%n dan !"ntras(si 4'nurun!an sintsis %ara' '(du5 'n-bab!an
su(rsaturasi !"#str"#.
2.*.1.2. P'bntu!an inti !"#str"#
Na'(a!n-a &a!t"r ('bntu!an inti !"#str"# ''(un-ai (ran #bi, bsar da#a' (r"ss
('bntu!an dibandin%!an &a!t"r su(rsaturasi. K"#str"# baru da(at di'tab"#is' di da#a' usus
da#a' bntu! tr#arut air. Dan '(du ''ain!an (ran trsbut. K"#str"# dian%!ut da#a' bntu!
'is# dan 7si!#. Mis# 'ru(a!an a%r%at -an% brisi &"s&"#i(id 4truta'a #sitin5 %ara' '(du
dan !"#str"#. A(abi#a saturasi !"#str"# #bi, tin%%i 'a!a a!an dian%!ut da#a' bntu! 7si!#.
8si!# ibarat sbua, #in%!aran dua #a(is. A(abi#a !"sntrasi !"#str"# san%at ban-a! dan su(a-a
!"#str"# da(at tran%!ut 'a!a 7si!# a!an ''(rban-a! #a(isan #in%!arann-a s,in%%a disbut
sba%ai 7si!# br#a(is9#a(is 47si0#s 'u#ti#a'##ar5. Pada a!,irn-a di da#a' !andun% '(du
(n%an%!ut !"#str"# bai! 'is# dan 7si!# a!an br%abun% 'nadi 7si!# 'u#ti#a(is. 8si!# ini
dn%an adan-a (r"tin 'usin a!an ''bntu! Krista# !"#str"#. Krista# !"#str"# -an% tr&ra%'ntasi (ada a!,irn-a a!an di #' 4disatu!an5 "#, (r"tin '(du ''bntu! batu
!"#str"#.
2.*.1.). Pnurunan &un%si !andun% '(du
Mnurunn-a !'a'(uan !"ntra!si dan !rusa!an dindin% !andun% '(du ''uda,!an
ss"ran% 'ndrita batu '(du. K"ntra!si !andun% '(du -an% '#'a, a!an 'n-bab!an
stasis '(du. Stasis '(du a!an ''buat 'usin -an% di (r"du!si di !andun% '(du tra!u'u#asi sirin% dn%an #a'an-a 0airan '(du trta'(un% da#a' !andun% '(du. Musin
trsbut a!an s'a!in !nta# dan s'a!in (!at s,in%%a s'a!in 'n-u#it!an (r"ss (n%"s"n%an
0airan '(du. $i#a da-a !"ntra!si !andun% '(du 'nurun dan di da#a' !andun% '(du trsbut
suda, ada Krista# 'a!a Krista# trsbut tida! a!an da(at dibuan% !#uar ! du"dnu'. $bra(a
!"ndisi -an% da(at 'n%an%%u da-a !"ntra!si !andun% '(du -aitu ,i("'"ti#itas (arntra# t"ta#
4'n-bab!an a#iran '(du 'nadi #a'bat5 !,a'i#an 0dra 'du##a s(ina#is dan diabts
'#itus
PAT:;AY 4Tr#a'(ir5 <. KLASIFIKASI
Ti( $atu E'(du
da * tipe batu Empedu, yaitu2 1. $atu E'(du K"#str"#
!atu kolesterol mengandung paling sedikit 5'+ kolesterol, dan sisanya adalah kalsium karbonat, kalsium palmitit, dan kalsium bilirubinat. !entuknya lebih ber"ariasi dibandingkan bentuk batu pigmen. 8erbentuknya hampir selalu di dalam kandung empedu, dapat berupa soliter atau multipel. :ermukaannya mungkin liin atau multifaset, bulat, berduri, dan ada yang seperti buah murbei. !atu Kolesterol teradi kerena
darah ukup tinggi. Aika kolesterol dalam kantong empedu tinggi, pengendapan akan teradi dan lama kelamaan menadi batu. :enyebab lain adalah pengosongan airan empedu di dalam kantong empedu kurang sempurna, masih adanya sisa-sisa airan empedu di dalam kantong setelah proses pemompaan empedu sehingga teradi pengendapan.
2. $atu E'(du Pi%'n
:enampilan batu kalsium bilirubinat yang disebut uga batu lumpur atau batu pigmen, tidak banyak ber"ariasi. #ering ditemukan berbentuk tidak teratur, keilkeil, dapat berumlah banyak, arnanya ber"ariasi antara oklat, kemerahan, sampai hitam, dan berbentuk seperti lumpur atau tanah yang rapuh. !atu pigmen teradi karena bilirubin tak
terkonugasi di saluran empedu (yang sukar larut dalam air), pengendapan garam bilirubin kalsium dan akibat penyakit infeksi.
). $atu E'(du =a'(uran
!atu ini adalah enis yang paling banyak diumpai (C;'+) dan terdiri atas kolesterol, pigmen empedu, dan berbagai garam kalsium. !iasanya berganda dan sedikit
mengandung kalsium sehingga bersifat radioopaue. *. GE+ALA KLINIS
%holedoholithiasis yang tanpa kelainan atau sebagai batu tersembunyi (silent stone) tidak memberikan geala sama sekali. !ila menimbulkan tanda sumbatan baru memberikan geala ikterus holestati. :ada umumnya ikterusnya ringan, dan sifatnya sementara, karena yang sering menimbulkan sumbatan sebagian, arang menimbulkan sumbatan lengkap.
3eala batu empedu yang dapat diperaya adalah kolik bilier (holeystitis akut sering disertai sumbatan batu dalam duktus sistikus), suatu nyeri yang sangat spesifik. #ekitar penderita mengeluh nyeri yang letaknya di perut kanan atas berlangsung lebih dari *' menit dan kurang dari 1& am. /okasi nyeri bisa uga di kiri dan prekordial. :ada saat serangan timbul kolik empedu yang intermiten, sehingga membuat gelisah penderita. Kadang-kadang sifat nyeri tersebut menetap yang menalar ke punggung dan di daerah sapula kanan, sering disertai muntah. :ada palpasi teraba nyeri tekan di epigastrium dan perut kanan atas.
:enderita dapat berkeringat banyak atau beralan mondar-mandir atau berguling ke kanan dan ke kiri di atas tempat tidur. :asien sering memiliki riayat dispepsia, intoleransi lemak, nyeri ulu hati, atau flatulen yang berlangsung lama.
>bstruksi aliran empedu uga akan mengganggu absorbsi "itamin ,D,E,K yang larut lemak. Karena itu pasien dapat memperlihatkan geala defisiensi "itamin-"itamin ini ika obstruksi biliaris berlangsung lama. Defisiensi "itamin K dapat mengganggu pembekuan darah yang
normal. Di samping adanya regurgitasi gas berupa flatus dan sendaa. <. PEMERIKSAAN FISIK
8anda murphy positif ditemukan pada pemeriksaan fisik. Kulit atau mata menguning merupakan suatu tanda penting untuk obstruksi biliaris. Dan pada holedoholithiasis atau pankreatitis sering ditemukan pula adanya ikterus, feses yang tidak lagi diarnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu, dan biasanya pekat yang disebut Flay-oloredG. Ekskresi pigmen empedu oleh ginal akan membuat urin berarna sangat gelap. #elain tanda-tanda tersebut, ika didapatkan demam dan menggigil, maka diagnosa yang dipertimbangkan adalah holangitis asendes.
>. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUN+ANG P'ri!saanRadi"#"%is
Manfaat pemeriksaan radiologi inter"ensional, diantaranya2 Digunakan pemeriksaan endosopi retrograde holangiopanreatography dan perutaneous transhepati holangiography. =adiologi inter"ensional memiliki keakuratan yang sangat tinggi untuk mendeteksi holedoholithiasis dan sebagai akses dalam memberikan terapi. Merupakan suatu tataara yang in"asif dengan risiko teradinya pankreatitis, hemoragik dan sepsis.
:emeriksaan untuk menunukkan lokasi batu dalam saluran empedu, antara lain24 a. %8 #an bdominal
b. Endosopi retrograde holangiography (E=%:)
. Magneti resonane holangiopanreatography (M=%:) d. :erutaneous transhepati holangiogram (:8%)
U#tras"n"%ra&i
!atu empedu yang terletak di dalam saluran empedu utama (duktus holedohus) akan menyebabkan timbulnya sumbatan dengan segala geala-gealanya. 8etapi bila batunya keil belum tentu menyebabkan sumbatan, oleh karena itu sulit dideteksi. @anya saa batu keil tersebut dapat menimbulkan tanda peradangan, atau menimbulkan kolik. Hisualisasi batu yaitu dikelilingi oleh ehogeni, ukurannya antara & sampai ? &' mm dan bayangannya mungkin lebih sulit untuk didapatkan daripada batu pada kandung empedu. #elain itu, harus uriga
meningkatnya umlah batu empedu khususnya ika multipel dan berukuran keil.
!atu yang terletak di dalam saluran empedu utama yang mengakibatkan sumbatan, seara 7#3 akan tampak pelebaran saluran empedu. /etak saluran empedu seara anatomi di depan dan beralan seaar dengan "ena porta, sehingga tampaknya seperti ada dua saluran. Diameter
saluran empedu yang normal kurang dari * mm, dan diameter saluran empedu utama yang kurang dari ; mm. #aluran empedu yang melebar diameternya akan melebihi ukuran normal. 7ntuk usia dekade di atas 4' tahun dilatasi saluran empedu ? 4 mm I 1 mm, dan ? 1' mm post-holeystetomy. :ada holedoholithiasis, akan tampak pelebaran duktus holedohus
dan uga tampak massa gema padat dengan densitas meninggi disertai bayangan akustik. #elain daripada itu uga terlihat dilatasi saluran empedu intrahepatik dan pembesaran kandung empedu. 3ambaran 7#3 demikian merupakan tanda khas dari holestays ekstrahepatal.
:elebaran saluran empedu merupakan tabung (tubulus) yang anekoik (airan) dengan dinding hiperekoik yang berkelok-kelok dan sering berlobulasi. Kadang-kadang berkonfluensi membentuk gambaran stellata yang tidak terdapat pada "ena porta. :ada dinding baah bagian posteriornya mengalami penguatan akustik (aousti enhanement). !ila kita ragu-ragu apakah suatu duktus holedohus melebar atau tidak, maka pemeriksaan dilakukan setelah penderita diberi makan lemak terlebih dahulu. :ada keadaan obstruksi duktus holedohus, maka setelah fatty meal tersebut akan terlihat lebih lebarJ sedangkan pelebaran fisiologik, misalnya pada usia tua, di mana elastisitas dinding saluran sudah berkurang, maka diameternya akan menadi lebih keil. :rosedur ini akan memberikan hasil yang paling akurat ika pasien sudah berpuasa pada malam harinya sehingga kandung empedunya berada dalam keadaan distensi. F"t" P"#"s Abd"'n
:ada foto polos abdomen kadang-kadang ditemukan batu yang radioopak. !atu radioopak merupakan batu pigmen hitam yang bisa dideteksi oleh B-ray, sedangkan batu pigmen oklat tampak radiolusen dan tidak bisa dideteksi dengan sinar B-ray. !atu berpigmen hitam biasanya ditemukan pada kandung empedu dan batu berpigmen oklat lebih sering terlihat di saluran empedu. >leh karena itu, dilakukan E=%: yang tampak elas adanya batu di duktus holedohus. Demikian pula :8% dapat membantu menentukan diagnosis, yaitu akan tampak batu radiolusen di duktus holedohus. #ering pula ditemukan gambaran batu di kandung
empedu. #ebagaimana diketahui sebagian besar di duktus holedohus berasal dari kandung empedu yang mengalami migrasi.
="'(utd T"'"%ra(,- 4=T5
%8 sensitif dalam mendeteksi kalsifikasi, dilatasi biliaris, menentukan komposisi batu, dan kadang-kadang kurang sensitif daripada 7# untuk kalkulus yang memiliki keuntungan "isualisasi pada bagian distal biliaris ketika dikaburkan oleh 7#. %8 bisa uga mendeteksi dengan akurat adanya tumor obstruktif.
=ata-rata &'+ holedoholithiasis teradi bersama kasus-kasus ikterus obstruksi pada orang deasa. 1'+ populasi didapatkan adanya batu empedu di dalam kandung empedu, akan tetapi batu ini tidak diartikan penyebabnya adalah obstruksi saluran. Dalam keadaan tertentu, 1+
sampai *+ pasien dengan holedoholithiasis tidak memiliki batu dalam kandung empedu. P'ri!saan
=,"#0-st"%ra(,-%holeystography sukar menemukan batu di duktus holedohus. >ral holeystography ditemukan pertama kali 5' tahun yang lalu dan banyak diadakan perubahan kontras nontoBi iodinated organi ompound diberikan oral yang diserap di dalam usus keil, diekskresi oleh hati dan dipekatkan di dalam empedu memberikan kesempatan untuk menemukan batu kandung empedu yang tidak mengapur sebelum operasi.
ntra"enous holeystography dikerakan sebagai pengganti oral holeystography. !ahan kontras dipergunakan adalah iodipamide (biligrafin yang mengandung iodine 6'+).
End"s0"(i0 Rtr"%rad =,"#an%i"(an0rat"%ra(,- 4ER=P5
E=%: terutama digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati penyakit-penyakit saluran empedu termasuk batu empedu. #ampai saat ini, endosopi retrograde holangiopanreatography (E=%:) menadi kriteria standar untuk diagnosis dan terapi holedoholithiasis. Karena E=%: merupakan pedoman tehnik diagnostik untuk "isualisasi lithiasis traktus biliaris. !agaimanapun ini merupakan teknik yang in"asif dan dihubungkan dengan kelahiran maupun kematian.
E=%: merupakan kombinasi antara sebuah endoskopi (panang,fleksibel, pipa berahaya) dengan prosedur fluoroskopi yang menggunakan sinar pada biliaris memberikan efek yang sama seperti M=%:, tetapi keuntungan yang didapatkan pada sesuai dengan prosedur terapi seperti sfingterotomi dengan pengangkatan batu dan penempatan biliaris. E=%: dikerakan dengan menyuntikkan bahan kontras di baah fluoroskopi melalui arum sempit, gauge berada di dalam parenkim hati. ni penting, keuntungannya memungkinkan operator mengadakan drainage empedu, bila perlu biopsi arum (needle biopsy). Drainage dari kumpulan airan dan menempatkan eksternal dan internal drainage stents dapat dikerakan seara perkutan.
:emeriksaan E=%: memerlukan aktu sekitar *' menit hingga & am. #ebaiknya untuk prosedur yang aman dan akurat, perut dan duodenum harus dikosongkan. 8idak boleh makan
atau minum apapun setelah tengah malam sebelum malam melakukan prosedur, atau untuk 4 hingga ; am sebelumnya, tergantung dari aktu sesuai dengan prosedur dan uga operator harus mengetahui adanya alergi atau tidak, khususnya terhadap iodine.&'
Ma%nti0 Rs"nan0 =,"#an%i"(an0rat"%ra(,- 4MR=P5
M=%: adalah sebuah teknik penitraan terbaru yang memberikan gambaran sama seperti E=%: tetapi tanpa menggunakan $at kontras medium, instrument, dan radiasi ion. :ada M=%: saluran empedu akan terlihat sebagai struktur yang terang karena mempunyai intensitas sinyal tinggi sedangkan batu saluran empedu akan terlihat sebagai intensitas sinyal rendah yang dikelilingi empedu dengan intensitas sinyal tinggi, sehingga metode ini ook untuk mendiagnosis batu saluran empedu. M=%: merupakan non-in"asif dan tidak menyebabkan kematian, memberikan indikasi yang terbatas terhadap yang diamati.
M=%: memainkan peranan penting atau fundamental untuk diagnosis pasien yang memiliki kemungkinan keil adanya holedoholithiasis, situasi ini sama seperti E=%: yang mengalami kegagalan untuk mendeteksi holedoholithiasis. #ebagai tambahan, M=%: uga memiliki peranan penting untuk mengkonfirmasi adanya eliminasi holedoholithiasis yang spontan sesudah E=%: dan sfingterotomi dan pasien suspek holedoholithiasis dengan pembedahan gastritis atau kandung empedu.
Pr0utan"us Trans,(ati0 =,"#an%i"%ra(,- 4PT=5
:8% mungkin merupakan pilihan untuk pasien yang tidak bisa menggunakan pemeriksaan E=%: (misalnya, dengan pembedahan gastritis atau obstruksi batu %!D bagian distal atau kurang berpengalamannya operator) dan uga pada pasien dengan penyakit batu intrahepatik yang ekstensif dan holangiohepatitis. Maka diperlukan needle yang panang dan besar untuk dimasukkan ke dalam duktus intrahepatik dan holangiografi. Kontraindikasi untuk :8% yaitu tidak teradi koagulopati dan ukuran duktus intrahepatik yang normal menyulitkan pemeriksaan ini. ntibiotik propipaktik direkomendasikan untuk faktor risiko holangitis. ngka keaatan rata-rata 1' +, dan kematian 1+. Komplikasi :8% adalah perdarahan, luka pada duktus, kebooran kandung empedu, dan holangitis. Keberhasilan pemeriksaan ini antara 56-;6+. P'ri!saan Lab"rat"riu'
8es laboratorium sangat membantu, tetapi memberikan hasil yang tidak spesifik untuk diagnosis holedoholithiasis. Karena pasien dengan holedoholithiasis tidak menimbulkan geala atau sering asimptomatik sehingga hasil tes laboratorium normal berarti tidak ditemukan
kelainan. :ada pasien dilakukan pemeriksaan darah yaitu bilirubin, tes fungsi hati, dan en$im pankreatik. @asil yang diperoleh, diantaranya 2
• Meningkatnya serum kolesterol • Meningkatnya fosfolipid
• Menurunnya ester kolesterol
• Meningkatnya protrombin serum time
• 8es fungsi hati J meningkatnya bilirubin total lebih dari *mgd/, transaminase (serum glumati-pyru"i transaminase dan serum glutami-oBaloaeti transaminase) meningkat pada pasien holedoholithiasis dengan komplikasi holangitis, pankreatitis atau keduanya.
• Menurunnya urobilirubin
• Aumlah darah J meningkatnya sel darah putih sebagai tanda adanya infeksi atau inflamasi, tapi penemuan ini non-spesifik.
• Meningkatnya serum amylaselipase, bila pankreas terlibat yaitu pankreatitis akut akibat komplikasi holedoholithiasis atau bila ada batu di duktus utama.
• Kultur darah J seringkali positif pada holangitis. . DIAGNOSIS/ KRITERIA DIAGNOSIS
Ana'nsis
#etengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah asimtomatis. Keluhan yang mungkin timbul adalah dispepsia yang kadang disertai intoleran terhadap makanan berlemak. :ada yang simtomatis, keluhan utama berupa nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau perikomdrium. =asa nyeri lainnya adalah kolik bilier yang mungkin berlangsung lebih dari 16 menit, dan kadang baru menghilang beberapa am kemudian. 8imbulnya nyeri kebanyakan perlahan-lahan tetapi pada *'+ kasus timbul tiba-tiba. /ebih kurang seperempat penderita melaporkan baha nyeri berkurang setelah menggunakan antasida. Kalau teradi kolelitiasis, keluhan nyeri menetap dan bertambah pada aktu menarik nafas dalam.
USG atau P'ri!saan U#tras"n"%ra&i
7#3 ini merupakan pemeriksaan standard, yang sangat baik untuk menegakkan diagnosa !atu Kantong Empedu. Kebenaran dari 7#3 ini dapat menapai 96+ di tangan hli =adiologi. =T S0annin%.
:emeriksaan dengan %8 #anning dilakukan bila batu berada di dalam saluran empedu. Ma%nti0 Rs"nan0 I'a%in% 4MRI5
Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan ini apabila ada komplikasi sakit kuning.
!atu kandung empedu yang asimptomatik, umumnya tidak menunukkan kelainan laboratorik. Kenaikan ringan bilirubin serum teradi akibat penekanan duktus koledokus oleh batu, dan penalaran radang ke dinding yang tertekan tersebut.
6. T:ERAPY/TINDAKAN PENANGANAN Pnan%%u#an%an n"n bda,
1. Dis"#usi Mdis
Disolusi medis sebelumnya harus memenuhi kriteria terapi non operatif diantaranya batu kolesterol diameternya L&'mm dan batu kurang dari 0 batu, fungsi kandung empedu baik, dan duktus sistik paten.
2. End"s0"(i0 Rtr"%rad =,"#an%i" Pan0rat"%ra(,- 4ER=P5
7ntuk mengangkat batu saluran empedu dapat dilakukan E=%: terapeutik dengan melakukan sfingterektomi endoskopik. 8eknik ini mulai berkembang seak tahun 1950 hingga sekarang sebagai standar baku terapi non-operatif untuk batu saluran empedu. #elanutnya batu di dalam saluran empedu dikeluarkan dengan basket kaat atau balon ekstraksi melalui muara yang sudah besar tersebut menuu lumen duodenum sehingga batu dapat keluar bersama tina. 7ntuk batu saluran empedu sulit (batu besar, batu yang terepit di saluran empedu atau batu yang terletak di atas saluran empedu yang sempit) diperlukan beberapa prosedur endoskopik tambahan sesudah sfingterotomi seperti pemeahan batu dengan litotripsi mekanik dan litotripsi laser.
). E?tra0"r("ra# S,"0! ;a7 Lit,"tri(s- 4ES;L5
/itotripsi 3elombang Elektrosyok (E#/) adalah :emeahan batu dengan gelombang suara. E#/ #angat populer digunakan beberapa tahun yang lalu, analisis biaya manfaat pada saat ini memperlihatkan baha prosedur ini hanya terbatas pada pasien yang telah benar-benar dipertimbangkan untuk menalani terapi ini.
Pnan%%u#an%an bda,
1. K"#sist!t"'i trbu!a
>perasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien dengan kolelitiasis simtomatik. ndikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut.
2. K"#sist!t"'i #a(ar"s!"(i!
Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 199' dan sekarang ini sekitar 9'+ kolesistektomi dilakukan seara laparoskopik. Delapan puluh sampai sembilan puluh persen batu empedu di nggris dibuang dengan ara ini. Kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan leat sayatan keil di dinding perut. ndikasi
pembedahan batu kandung empedu adalah bila simptomatik, adanya keluhan bilier yang mengganggu atau semakin sering atau berat. ndikasi lain adalah yang menandakan stadium lanut, atau kandung empedu dengan batu besar, berdiameter lebih dari & m, sebab lebih sering menimbulkan kolesistitis akut dibanding dengan batu yang lebih keil. Kolesistektomi laparoskopik telah menadi prosedur baku untuk pengangkatan batu kandung empedu simtomatik. Kelebihan yang diperoleh pasien dengan teknik ini meliputi luka operasi keil (&-1' mm) sehingga nyeri pasa bedah minimal.
). KOMPLIKASI
1. K"#sistisis
Kolesistisis adalah peradangan kandung empedu, saluran kandung empedu tersumbat oleh batu empedu, menyebabkan infeksi dan peradangan kandung empedu.
2. K"#an%itis
Kolangitis adalah peradangan pada saluran empedu, teradi karena infeksi yang menyebar melalui saluran-saluran dari usus keil setelah saluran-saluran menadi terhalang oleh sebuah batu empedu.
). :idr"(s
>bstruksi kronis dari kandung empedu dapat menimbulkan hidrops kandung empedu. Dalam keadaan ini, tidak ada peradangan akut dan sindrom yang berkaitan dengannya. @idrops biasanya disebabkan oleh obstruksi duktus sistikus sehingga tidak dapa t diisi lagi empedu pada kandung empedu yang normal. Kolesistektomi bersifat kuratif.
*. E'(i'a
:ada empiema, kandung empedu berisi nanah. Komplikasi ini dapat membahayakan ia dan membutuhkan kolesistektomi darurat segera.
$. KONSEP DASAR ASU:AN KEPERA;ATAN
1. PENGKA+IAN 4DATA SU$+EKTIF DAN O$+EKTIF5 Ana'nsa
1. Idntitas Pasin 2. Sara,/Ri@a-at
Menentukan berat, ras, enis kelamin, umur. =iayat kehamilan, pil K!, esterogen, atau hormone suplemen. Keenderungan makan (kesenangan makan) menentukan apakah dietnya berlebihan lemak dan kolesterol.
=iayat keluarga 2 !atu empedu, pengobatan medis, dan operasi ). P'ri!saan U'u'
a. kti"itas dan istirahat2 #ubyektif 2 kelemahan >byektif 2 kelelahan b. #irkulasi 2
>byektif 2 8akikardia, Diaphoresis . Eliminasi 2
#ubyektif 2 :erubahan pada arna urine dan fees
>byektif 2 Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atasuadran kanan atass urine pekat .
d. Makan minum (airan)
#ubyektif 2 noreksia, ausea"omit.
8idak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas. =egurgitasi ulang, eruption, flatunasi.
=asa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn). da peristaltik, kembung dan dyspepsia.
>byektif 2
Kegemukan.
Kehilangan berat badan (kurus). e. yeri Kenyamanan 2
#ubyektif 2
yeri abdomen menalar ke punggung sampai ke bahu. Dirasakan tiba-tiba yeri epigastrium setelah makan.
f. =espirasi 2
>byektif 2 :ernafasan panang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. g. Keamanan 2
>byektif 2 demam menggigil, Aundie, kulit kering dan pruritus , enderung perdarahan ( defisiensi Hit K ).
*. P'ri!saan Pnunan%
#3>8, /D/ (/o Density /ipoprotein) meningkat
/ekosit meningkat sebagai tanda radang.
!ila ada keterlibatan panreas, emylase darah dan amylase urin meningkat. mylase adalah 2 suatu en$im penernaan yang diproduksi oleh pankreas. =ontgen
>ral holeystogram M=
%8 #an
7#3 2 adalah yang paling sensiti"e atau spesifik dan in"asi"e dan tidak mahal. 7ntuk mendetksi batu empedu.
E=%: membutuhkan pemeriksaan pada saluran empedu dalam prosedur ini sebuah alat endosopy dimasukkan melalui duodenum dan papilla "ater, airan kontras radiopague dimassukkan pada saluran empedu memunulkan bayangan kontras pada -=ay. !atu pada empedu meunul sebagai <illing defets (batunya) pada saluran yang putih (opak) sekarang E=%: biasanya digunakan bersama-sama dengan E=# (endosopi
retrograde sphinteromy) dan pengeluaran batu empedu. $. Dia%n"sa K(ra@atan
1. yeri akut berhubungan dengan obstruksi spasmeduktus, proses inflamasi, iskemia aringan nekrisis
&. Kekurangan "olume airan (resiko tinggi terhadap) berhubungan dengan muntah, distensi dan hipermotilitas gaster, gangguan proses pembekuan
*. =esiko tinggi perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan gangguan penernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri
0. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosa, pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi
=. Intr7nsi K(ra@atan
1. N-ri a!ut br,ubun%an dn%an "bstru!si / s(as'du!tus (r"ss in&#a'asi is!'ia arin%an / n!risis
8uuan 2 yeri terkontrol, teradaptasi Kriteria hasil 2
:enurunan respon terhadap nyeri (ekspresi) /aporan nyeri terkontrol
=enana inter"ensi 2
a. >bser"asi atat lokasi, tingkat dan karakter nyeri
= membantu mengidentifikasi nyeri dan memberi informasi tentang teradinya perkembangannya
b. %atat respon terhadap obat nyeri
= nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunukkan teradinya komplikasi
. 8ingkatkan tirah baring (foler) posisi yang nyaman = posisi foler menurunkan tekanan-tekanan intra abdominal d. arkan teknik relaksasi (nafas dalam)
= meningkatkan istirahat dan koping
e. %iptakan lingkungan yang nyaman (turunkan suhu ruangan) = mendukung mental psikologik dalam persepsi tentang nyeri f. Kompres hangat
= dilatasi dingin empedu spasme menurun g. Kolaborasi
ntibiotik nalgetik #edatif
=elaksasi otot halus
2. K!uran%an 7"#u' 0airan 4rsi!" tin%%i tr,ada(5 br,ubun%an dn%an 'unta, distnsi dan ,i(r'"ti#itas %astr %an%%uan (r"ss ('b!uan
8uuan 2 Menunukkan keseimbangan airan yang adekuat Kriteria hasil 2
8urgor kulit yang baik Membran mukosa lembab :engisian kapiler baik 7rine ukup
88H stabil
8idak ada muntah =enana inter"ensi 2
a. :ertahankan intakke dan output airan = mempertahankan "olume sirkulasi
b. asi tanda rangsangan muntah
= muntah berkepanangan, aspirasi gaster dan pembatasan pemasukan oral menimbulkan degfisit natrium, kalium dan klorida
. nurkan ukup minum (1 botol aua 16'' mlhr) = mempertahankan keseimbangan airan dalam tubuh d. Kolaborasi 2
:emberian antiemetik :emberian airan H :emasangan 38
). Rsi!" tin%%i (ruba,an nutrisi 4!uran% dari !butu,an5 br,ubun%an dn%an %an%%uan (n0rnaan #'a! 'ua# 'unta, dis((sia n-ri
8uuan 2 Menunukkan kestabilan !!
Kriteria hasil 2 !! stabil, laporan tidak mual muntah =enana inter"ensi 2
a. Kai perkiraan kebutuhan kalori tubuh
= mengidentifikasi umlah intake kalori yang diperlukan tiap hari b. 8imbang !! sesuai indikasi
= mengaali keseimbangan diet
b. Diskusi menu yang disukai dan ditoleransi = meningkatkan toleransi intake makanan
. nurkan gosok gigi sebelum atau sesudah makan
= menaga kebersihan mulut agar tidak bau dan meningkatkan nafsu makan d. Konsultasi pada ahli gi$i untuk menetapkan diit yang tepat
= berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi indi"idual melalui rute yang paling tepat
e. nurkan mengurangi makan na berlemak dan menghasilkan gas
= pembatasan lemak menurunkan rangsangan pada kandung empedu dan nyeri f. !erikan diit rendah lemak
g. Kai distensi abdomen, berhati-hati, menolak gerak
= menunukkan ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguan penernaan, nyeri gas h. mbulasi dan tingkatkan akti"itas sesuai toleransi
= membantu dalam mengeluarkan flatus, penurunan distensi abdomen i. Kolaborasi 2
utrisi total 3aram empedu
*. Kuran% (n%ta,uan tntan% (n-a!it (r"%n"sa (n%"batan br,ubun%an dn%an sa#a, intr(rtasi in&"r'asi
8uuan 2 menyatakan pemahaman klien
Kriteria hasil 2 Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan =enana inter"ensi 2
a. Kai informasi yang pernah didapat = mengkai tingkat pemahaman klien
b. !eri penelasn tentang penyakit, prognosa, dan tindakan diagnostik = memungkinkan teradinya partisipasi aktif
. !eritahukan diit yang tepat, teknik relaksasi, untuk persiapan operasi d. nurkan teknik istirahat yang harus dilaporkan tentang penyakitnya e. nurkan untuk menghindari makanan atau minuman tinggi lemak = menegah membatasi terulangnya serangan kandung empedu
f. Diskusikan program penurunan berat badan
= kegemukan adalah faktor resiko teradinya olesistitis g. Kai ulang program obat, kemungkinan efek samping = batu empedu sering berulang, perlu terapi angka panang
kti"itas dan istirahat2 subyektif 2 kelemahan >byektif 2 kelelahan &.
#irkulasi 2 >byektif 2 8akikardia, Diaphoresis *. Eliminasi 2 #ubektif 2 :erubahan pada arna urine dan fees >byektif 2 Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atasuadran kanan atas, urine pekat . 0. Makan minum (airan) #ubyektif 2 noreksia, ausea"omit. 8idak ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas. =egurgitasi ulang, eruption, flatunasi. =asa seperti terbakar pada epigastrik (heart burn). da peristaltik, kembung dan dyspepsia. >byektif 2 Kegemukan. Kehilangan berat badan
(kurus). 6. yeri Kenyamanan 2 #ubyektif 2 yeri abdomen menalar ke punggung sampai ke bahu. yeri apigastrium setelah makan. yeri tiba-tiba dan menapai punak setelah *' menit. >byektif 2 %enderung teraba lembut pada klelitiasis, teraba otot meregang kaku hal ini dilakukan pada pemeriksaan =7N dan menunukan tanda marfin (I). 4. =espirasi 2 >byektif 2 :ernafasan panang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman. 5. Keamanan 2 >byektif 2 demam menggigil, Aundie, kulit kering dan pruritus , enderung perdarahan ( defisiensi Hit K ). ;. !elaar mengaar 2 >byektif 2 :ada keluarga uga pada kehamilan enderung mengalami batu kandung empedu. Auga pada riayat DM dan
gangguan peradangan pada saluran erna bagian baah. :rioritas :eraatan 2 a. Meningkatkan fungsi pernafasan. b. Menegah komplikasi. . Memberi informasipengetahuan tentang penyakit, prosedur, prognosa dan pengobatan 8uuan suhan :eraatan 2 a. Hentilasioksigenasi yang adekat. b. Menegahmengurangi komplikasi. . Mengerti tentang proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis dan pengobatan Diagnosa :eraatan2 . :ola nafas tidak efektif sehubungan dengan nyeri, kerusakan otot, kelemahan kelelahan, ditandai dengan 2 8akipneu :erubahan pernafasan :enurunan "ital kapasitas. :ernafasan tambahan !atuk terus menerus !. :otensial Kekurangan airan sehubungan dengan 2 Kehilangan airan dari nasogastrik. Muntah. :embatasan intake 3angguan koagulasi, ontoh 2 protrombon menurun, aktu beku lama. %. :enurunan integritas kulitaringan sehubungan dengan :emasanagan drainase 8 8ube. :erubahan metabolisme. :engaruh bahan kimia (empedu) ditandai dengan 2 adanya gangguan kulit. D. Kurangnya pengetahuan tentang prognosa dan kebutuhan pengobatan, sehubugan dengan 2 Menanyakan kembali tentang imformasi. Mis nterpretasi imformasi. !elumtidak kenal dengan sumber imformasi. ditandai 2 . pernyataan yang salah. . permintaan terhadap informasi. . 8idak mengikuti instruksi.
<. DIAGNOSA KEPERA;ATAN YANG MUNGKIN MUN=UL >. REN=ANA ASU:AN KEPERA;ATAN
. E8ALUASI
Kolelitiasis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya berhubungand engan batu empedu yang tersangkut pada duktus kistik, menyebabkan distensi kandung empedu.
(Doenges, Marilynn, E., 1999)
Kolelitiasis adalah (kalkulus atau kalkuli, batu empedu) biasanya terbentuk dalam kandung empedu dari unsur-unsur padat yang membentuk airan empedu. !atu empedu memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang sangat ber"ariasi. (#melt$er, #u$anne, %. &''1)
$. Eti"#"%i
=. Pat"&isi"#"%i
da dua tipe utama batu empedu 2 batu yang tersusun dari pigmen dan batu yang tersusun dari kolesterol.
1. !atu pigmen 2 kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tak terkonugasi dalam empedu mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga teradi batu-batu ini tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan alan operasi.
&. !atu kolesterol 2 kolesterol sebagai pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air, kelarutannya tergantung pada asam empedu dan lesitin (fosfolipid) dalam empedu. :asien penderita batu empedu akan teradi penurunan sintesis asam empedu dan peningkatan sintesis kolesterol dalam hati, keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah empedu yang enuh oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah empedu, mengendap dan membentuk batu dan menadi iritan yang menyebabkan peradangan dalam kandung empedu (#melt$er, #u$anne %., &''')
D. Mani&stasi K#inis 1. ktifitas atau istirahat 3eala 2 kelemahan
8anda 2 gelisah &. #irkulasi
8anda 2 takikardi, berkeringat *. Eliminasi
3eala 2 perubahan arnaa urin dan feses
8anda 2 distensi abdomen, teraba massa pada kuadran kanan atas, urin gelap, pekat, feses arna tanah liat, steaforea.
0. Makanan airan
3eala 2 anoreksia, mual atau muntah, regurgitasi berulang, nyeri epigastrium, tidak dapat makan, flatus, dispepsia
8anda 2 kegemukan, adanya penurunan berat badan 6. yeri kenyamanan
3eala 2 nyeri abdomen atas berat, dapat menyebar ke punggung atau bahu kanan, kolik epigastrium tengah sehubungan dengan makan.
8anda 2 nyeri lepas, otot tegang atau kaku bila kuadaran kanan atas ditekan 4. :ernafasan
8anda 2 peningkatan frekuensi pernafasan, nafas pendek, dangkal 5. Keamanan
8anda 2 demam, menggigil, ikterik, berkeringat dan gatal, perdarahan (kekurangan "itamin K) (Doenges, Marilynn E, 1999)
E. P'ri!saan Dia%n"sti!
1. :emeriksaan sinar -bdomen &. 7ltrasonografi (7#3)
*. :emeriksaan penitraan radionukleida atau koleskintografi 0. Kolesistogragi
6. Kolanlopankreatogragi retrogad endoskopik %E=%: 2 Endosopi =etrograde %holangiopanreatography) 2 pemeriksaan ini meliputi insersi endoskop serat-optik yang fleksibel ke dalam esofagus hingga menapai duodenum pars desendens.
4. Kolangiografi transhepatik perkutan 2 penyuntikan bahan kontras langsung ke dalam perabangan bilier.
(#melt$er, #u$anne, %. &''1)
5. Darah lengkap 2 lekositosis sedang ;. !ilirubin dan amilase serum meningkat
9. En$im hati serum O#8 (#3>8), /8 (#3:8), /D@ meningkat 1'. Kadar protrombin 2 menurun
11. %8-san
(Doenges, Marlynn, E, 1999)
F. Pnata#a!sanaan
1. :enatalaksanaan non bedah
a. :enatalaksanaan pendukung dan diet
;'+ dari pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh dengan istirahat, airan infus, pengisapan nasogastrik, analgesik dan antibiotik. Diit yang dianurkan adalah tinggi protein dan karbohidrat. b. <armakoterapi
sam ursodeoksikolat (urdafalk) dan kenodeoksikolat (henodial, henofalk). <ungsinya untuk menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan sekresinya dan tidak d esaturasi getah empedu. . :engangkatan batu empedu tanpa pembedahan
:engangkatan batu empedu 2 menginfuskan bahan pelarut (monooktanoin atau metil tertier butil eter (M8!E) ke dalam kandung empedu.
:engangkatan non bedah 2 dengan leat saluran 8-tube dan dengan alat aring untuk memegang dan menarik keluar batuyang terepit dalam duktus koleduktus.
d. EBtraorporal shok-a"e lithotripsy (E#/) 2 gelombang keut berulang yang diarahkan kepada batu empedu yang gelombangnya dihasilkan dalam media airan oleh perikan listrik.
Efek samping 2 petekia kulit dan hematuria mikroskopis &. :enatalaksanaan bedah
a. Kolesistektomi 2 paling sering digunakan atau dilakukan 2 kandung empedu diangkat setelah arteri dan duktus sistikus diligasi.
b. Minikolesistektomi 2 mengeluarkan kandung empedu leat luka insisi selebar 0 m.
. Kolesistektomi laparoskopik (endoskopik) 2 leat luka insisi keil melalui dinding abdomen pada umbilikus.
d. Koledokostomi 2 insisi leat duktus koledokus untuk mengeluarkian batu empedu. (#melt$er, #u$anne %, &''1)
G. Pat,@a- dan Masa#a, K(ra@atan Ekskresi kolesterol bilirubin ↓ Kristalisasi kolesterol bilirubin ↓ 8erbentuk batu ↓ Menyumbat holeduktusistikus ↓
liran asam empedu ↓
Kontriksi kantong empedu ↓
Distensi kandung empedu ↓
#ensiti"itas syaraf nyeri ↓ yeri kumulasi asam / Mual ambung ↓
ritasi mukosa lambung
↓
:ergerakan batu ↓
ritasi mukosa empedu ↓
kti"itas syaraf nyer organ "iseral dan akti"itas simpatis ↓ Motilitas lambung menurun ↓ :engosongan lambung lambat ↓
:erut terasa penuh ↓
afsu makan menurun ↓
utrisi kurang dari kebutuhan tubuh E. oli ↓ Masak dalam empedu ↓ !ilirubin glukoronis diubah adi bilirubin bebas ↓ liran bilirubin terkonugasi ↓ :enumpukan bilirubin ↓
Masuk aliran darah ↓ Menumpuk pada subkutis ↓ Merangsang produksi histamin ↓ 3atal ↓ =esiko kerusakan integritas kulit
↓
Merangsang pusat muntah ↓
:. K"'(#i!asi
1. Kolistitis obstruksi pada duktus sistikus atau duktus koleduktus &. :eritonitus
*. =uptur dinding kandung kemih (rif Mansoer, &''1)