Latar belakang :
Ditetapkannya UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
serta Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah merupakan salah satu tonggak
pelaksanaan dan perkembangan otonomi daerah di Indonesia.
Jadi daerah diberikan kebebasan dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki tanpa pengaruh dari pemerintah pusat, sehingga daerah mempunyai wewenang dalam memungut pajak daerah dan retribusi daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang kemudian disempurnakan dengan Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 dan sebagai aturan pelaksanaannya Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 yang berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001.
NO TAHUN JUMLAH (Rp) 1. 1999 3.354.971.241 2. 2000 4.370.483.552 3. 2001 4.485.390.345 4. 2002 6.840.140.000 5. 2003 7.219.013.532 6. 2004 6.863.045.052
Peraturan Daerah pada tahun 2003 tentang pajak
hotel, pajak restoran dan pajak hiburan, ketiga pajak ini selalu memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi penerimaan Kota Batu.
Menurut Undang-Undang nomor 18 tahun 1999 Pasal 2 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa jenis pajak
daerah serta pada pasal 3 ayat (1) yaitu :
1. Jenis pajak daerah Tingkat I terdiri dari :
a. Pajak kenderaan bermotor → 5%
b. Bea balik nama kenderaan bermotor → 10% c. Pajak bahan bakar kenderaan bermotor → 5%
2. Jenis pajak dearah Tingkat II terdiri dari : a. Pajak hotel dan restoran → 10%
b. Pajak hiburan → 35% c. Pajak reklame → 25%
d. Pajak penerangan jalan → 10%
e. Pajak pengambilan dan pengelolaan bahan galian golongan C.
f. Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan→ 20%
Sumber – sumber PAD kota Batu yang berasal dari pajak meliputi ; Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan Pajak Parkir
Bagaimana efektifitas kontribusi sektor
pariwisata terhadap pendapatan daerah asli Kota Batu?
Seberapa pengaruh sektor pariwisata terhadap
pendapatan asli daerah Kota Batu?
Faktor-faktor apakah dari sektor pariwisata yang
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Batu?
Mengukur seberapa besar efektifitas kontribusi
sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah Kota Batu.
Menghitung besarnya pengaruh sektor
pariwasata terhadap pendapatan asli daerah Kota Batu.
Mengidentifikasi faktor-faktor dari sektor
pariwisata yang berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Batu.
Manfaat akademik
Memperluas wawasan menegenai peran sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah Kota Batu.
Manfaat praktis
Memberikan informasi mengenai faktor-faktor dari sektor pariwisata sebagai masukan kepada pemerintah Kota Batu.
Menurut undang-undang perimbangan keuangan sebagai berikut:
Sumber Pendapatan Asli Daerah Pasal 4
Sumber Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, terdiri dari : a. hasil pajak Daerah;
b. hasil destribusi Daerah;
c. hasil perusahaan milik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan Daerah lainnya yang dipisahkan;
Pasal 5
(1) Ketentuan mengenai pajak Daerah dan retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dan huruf b, diatur dengan undang-undang.
(2) Ketentuan mengenai perusahaan milik Daerah dan pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu:
Hasil pajak Daerah. Hasil retribusi Daerah
Hasil perusahaan milik Daerah, dan hasil pengelolaan
kekayaan Daerah yang dipisahkan.
Dana Perimbangan, yaitu: Bagian Daerah dari
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan penerimaan dari sumber daya alam.
Dana Alokasi Umum (DAU). Dana Alokasi Khusus (DAK). Pinjaman Daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) bersumber dari pajak dan retribusi Daerah serta hasil usaha Daerah sendiri. Sedangkan jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diatur lebih lanjut oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang merupakan perubahan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997.
Pajak Daerah Kabupaten/Kota menurut UU 34/2000 terdiri dari:
Pajak Hotel. Pajak Restoran. Pajak Hiburan. Pajak Reklame.
Pajak Penerangan Jalan.
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Pajak Parkir.
Selain jenis Pajak Daerah di atas dapat ditetapkan Pajak Daerah lainnya dengan Peraturan Daerah dengan memenuhi kriteria tertentu, antara lain; bersifat pajak dan bukan retribusi, objek pajak berada dalam wilayah Kabupaten/Kota serta dasar pengenaan tidak bertentangan dengan kepentingan umum, bukan merupakan objek Pajak Propinsi atau Pajak Pusat, tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif, memperhatikan aspek keadilan, dan menjaga kelestarian lingkungan.
Sedangkan Retribusi daerah dibagi atas 3 (tiga)
golongan yaitu; Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu.
Jenis-jenis ketiga golongan retribusi tersebut ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
berdasarkan kriteria tertentu. Selain jenis Retribusi Daerah yang ditetapakn dengan Peraturan
Pemerintah tersebut juga dapat ditetapkan Retribusi daerah lainnya dengan Peraturan Daerah sesuai
dengan kewenangan Otonomi Daerah dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Dari jenis pajak, Kabupaten atau Kota boleh tidak memungut salah satu dari beberapa jenis pajak yang telah ditentukan apabila potensi pajak di daerah Kabupaten atau Kota tersebut dipandang kurang memadai.
Kota Batu memiliki obyek wisata yang sangat beragam. Hal ini menmiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah tersebut. Jika melihat dari kenyataan tersebut,
seharusnya sektor pariwaisata memegang peranan penting dalan menyumbang pendapatan asli daerah. Faktor-faktor dari sektor pariwisata yang berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah antara lain: Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, dan Pajak Parkir.
Selain dari pajak yang ikut menyumbang pendapatan asli
daerah, retribusi juga ikut memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kota Batu.
METODOLOGI
PENELITIAN
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah
menggunakan batasan wilayah Kota Batu.
Jenis data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui media atau sumber informasi yang ada. Data sekunder dapat diperoleh melalui media massa, artikel, jurnal serta hasil publikasi lembaga instansi menurut runtut waktu ( time series ) dalam bentuk tahunan dari tahun 1999-2004. Data yang digunakan dalam penelitian adalah : besarnya PAD pmerintah Kota Batu tahun 1999-2004.
Untuk memperoleh data yang diperlukan
maka peneliti menggunakan beberapa
metode pengumpulan data, yaitu:
Kepustakaan
Dokumentasi
Diskusi
Untuk memudahkan proses pengkajian dan pembahasan, maka penelitian ini hanya membahas pada hal-hal
berikut:
Kontribusi sektor pariwisata dalam pembahasan ini
meliputi : pajak dan retribusi yang taerkait dengan sector pariwisata.
PAD yang digunakan adalah PAD Kota Batu.
Periode atau tahun pengamatan yang akan digunakan
dalam proses analisis data adalah rentang tahun 1999-2004 ( lima tahun ).
Adapun proses analisis data yang dilakukan dalam pengolahan data-data yang diperoleh terjadi secara bolak-balik serta interaktif, yang terdiri dari :
Pengumpulan data (data collection) Reduksi data (data reduction)
Penyajian data (data display)
Pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclusion
Berdasarkan pada tujuan yang ditetapkan maka metode analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi majemuk dipergunakan untuk
mempengaruhi besarnya pengaruh tingkat pajak dan tingkat retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu.
Mengukur tingkat pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Untuk menghitung pertumbuhan PAD dilakukan melalui
metode rata-rata pendapatan Asli Daerah tahunan (Widodo, 1990 : 30) dalam berti (2006 : 66),