BERl'RES! ASI PADA PENDER!! A (AC AT FISIK SKRIPSI
wmttii
Disusuii o!eh : ROKY YUI.ITA 9932U0U8 ! AkTLTAS psirouk.ii mvkrsitas isi am indomsia
. j o g j a k a r t a 20U3
HI BINGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
MOTIVASI BERPRESTASI PADA PENDERITA CACAT FISIK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi IJniversitas Islam Indonesia untuk menempuh
sebagian dari syarat-syarat guns memperoleh derajat sarjana S-I Psikologi
Oiefo : Rokv Yuiif-«
99320008
FAKULTAS PSIKOLOGI IJNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
JOGJAKARTA 2003
Memperoleh Derajat Sarjana S-I Psikologi
Dewan Penguji:
1. Dr. Sukarti
2. Hj. Ratna Syifa'a R, S.Psi.,M.Si
3. Retno Kumoiohadi, S.Psi., Psi
Pada tanggal ^ A W V W W } ' -.i i i t f' Mengesahkan Fakultas Psikologi
Ij'iversjtas^lslam Indonesia
Dr. SukarjtiMyiLJlMJW&E^EMtBJlDOW
'Karya sederfiana ini ({ii persemSafi^an untuk^:
• Jlftall S'iW, atas raHmat dan kariinia-iNya
* lNa6ij\tufiammad'SJi'lV, atas ajaran-ajaran I{e6ai({annya.
• Jlyalidiida JifmuliiSa Jfacvaf) dan iSunda 'jYurfiayatiyang sefahi
/ \ r
0, ^rvwJ^r**^ I7* v/j^Ls
Sesutiggufinya sesudafi ({esuCitan itu ada ({emudafian... "
OMam 'Nasyrafi :5)
'Tidaf^ada elevator untuf^menuju f{esuf{sesan,
'Kjta fiarus melalui tatigga untul^tnencapainya.
I C'APAN TKRlAiAKASII!
Alhamdulillahi ruhhi!"alisniisi Segalu pnji dan >,yukur pcnulis panjatkan ke hadirat \!i ;h SWT vang telah memberikan rahinai. Malayan dan bcrbagai kemudahan sehingga maas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat bcriring salam pcnulis -.ampaikan kepada junjuugan Nabs Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya
serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillahi robbiTalamin, skripsi ini dapat seiesai berkat bantuan dan
dukungan dan bcrbagai pihak. Untuk itu penulis inengucapkan tcrimakasih kepada
pihak-pthak yang selama ma telah inemberikan perhatian dan kritikan selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis inengucapkan terimakasih kepada :
Ibu Dr Sukarti. selaku dekan takuitas psikologi IJniversitas Islam Indonesia dan
sekaligus sebagai dosen pembimbing utama bagi pcnulis yang telah banyak inemberikan
bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.Bapak Sus Budihurto S.Psi Psi, selaku dosen pembimbing akademikyang telah
banyak inemberikan bimbingan dan arahan kepada pcnulis selama menyelesaikan studi
S-I di fakultas psikologi Univeritas Islam Indonesia.Ibu Hj. Ratna Syila'a R. S.Psi.. M.Si. selaku dosen penguji yang banyak
inemberikan masukan-masukan kepada pcnulis pada saat pelaksanaan ujian pendadaran.
Ibu Retno Kumoiohadi S.Psi Psi dan Ibu Ully Gusniarti S.Psi selaku dosen
pcmbantu pembimbing yang telah banyak inemberikan bimbingan dan masukan-masukan
Islam Indonesia atas bankian yang telah dibci ikan kepada pcnulis selama menyelesaikan
studi S-I di fakultas Psikologi IIII.
Ibu Sujarwati, selaku ^Coordinator SI.B Negeri Bantu! Bagian Dan (Tuna Daksa)
\ang telah inemberikan i/.m untuk pengambilan data try,,i:i.
Pimpinan dan Maf karyawan Pas,i Kehabihtasi YAKKUM yang telah
memberikan izin untuk mengambil data penelitiaa
feman-te.nan di SLB Negeri BantuI alas bantuannya mengisi angket try out dan
teman-teman di YAKKUM. Mas Muji. Mbak ha. Mbak Nike. Asiimah, Saras dan
scmuanya yang tidak bisa discbutkan salu peisalu. le.imakas.h atas bantuan dan kcrja
samanya dalam pengambilan data pcnelitian.
Ayah dan ibu sang telah banvak memhenkan dorongan dan kasih sayang kepada
pcnulis selama menyelesaikan studi S-I.
Kakak-kakakku Kosv-Zaidan. RoK-Saats \ang selalu memotivasi pcnulis dalam
penyusunan skripsi ini.
Kak Ato\ yang telah banyak memberikan bantuan, masukan-masukan dan
dorongan kepada penulis dalam menyusun skripsi mi.
Bang Yiisuf, atas doa dan dorongan serta momasmya kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi mi
Sahabat terba-kku. Hesn Yunam, sang bamak memberikan bantuan kepada
penulis dalam penysunan skn^i ,m. semoga teup me.nadi sahabat yang terbaik.
Icman-tcmanku AheL Roy. Dom. Yudhi. Uessx. Union, atas dorongan dan
Teman-temanku di fakultas psikologi UII, Ratih, Okky, Dh.no, T.wi, Ova,
. Lian. Furry dan semua teman-tcman di lakultas psikologi UII, khususnya
angkatan '99.
Tcman-teman KKN angkatan 25 H-93 Yavan. Santo, Am, Sabiq, Agung, Darnel,
<^'"- Hcni. I.ia. Dan teman-temanku cks SMUNSA Uurwp >w Rda, qal, Nyoman, Rice,
Mardr. dan semuanya sang hdak bisa disebutkan salu persatu.
Akhir kata penaiis mengucapkan tenmakasih yang sebesar-besarnya kepada
•-u:a pihak yang telah b.nvak memberikan bantuan kepada penulis selama penyusunan
;nusi ijj!Jogjakarta, Oktober 200:
Penulis
IAI.AMAN JUDUI
iAFAMAN PLNGUSAIiAN... HA! A.VIAN PFKSLMB.a! i,'\N. MOTTO
1-:CAPAN THRIMAKAS1H DAFTAR IS!
DAFTAR TABU!
HABI. PENGANTAR
A. I.atar Belakang Masalah.
B. keashan Penelitian
.11!
Vlil
.6
0. Tujuan Penelitian
7
I). Maniaat Peneiman
ABU. IINJAI AN PI SI AkA A. Motivasi Berprcstasi
!. Pengertian
2. Aspek-aspek Motiwisi Berprest.iM
-\ Faktor-taktor Moti\asi Berprestasi
B. kepercayaan Diri
1. Pengertian 18
2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri 20
3. Faktor-faktor Pembentuk Kepercayaan Diri 21
C. Cacat Fisik
1. Pengertian Cacat Fisik 24
2. Sebab-sebab Cacat Fisik 27
3. Kepercayaan Diri pada Pcnderiia Cacat Fisik 28
D. llubungan antiira Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi pada
Pendenta Cacat Fisik 29
H. Hipotesis 30
BAB. Ill METODIJ OCI PFNKLITIAN A. Identilikasi Variabel Penelitian
1. Vanabcl Tergantung 31
2. Variabel Ik-bus 31
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Motivasi Berprestasi 31
2. Kepercayaan Diri 31
C. Subjek Penelitian 32
D. Metode Pengumpulan Data 32
F. Vaiiditusdaa Reliabilitas 37
F. Metode AnabsisDala 39
BAB.IV PELAKSANAAN DAN HASH, PENELITIAN
A.Persiapan Penelitian
I. Oricntasi Kaneah Penelitian
2. Perijiuan Penelitian
3. Persiapan Alat Ukur Penelitian. a.Ska!.. Motivasi Berprestasi .
b. Skala kepercayaan Diri
B. Pelaksanaan Penelitian C. !lasil Peneiiaau
!. DesknpM Data Puiehtiai
"> !!:>Utsii i n AMims:
NormaliUb
w- is i.incaritas
I). Pcmbahasaa.
BAB V. PEN I IIP A. Kesimpulan B. Saran Hipotesis .40 .40 .42 .43 .43 .44 ..45 .46 .46 ..48 .48 .49 49 .50 51 .53
label 1.
Distribusi Sebaran Aitem Skala Moti\asi Berprestasi 34
'1 abe! 2.
Distribusi Sebaran Aitem Skala Kcperca\aan Din . 36
label 3.
Distribusi Sebaran Aitem Skala Motivasi Berprestasi yang sahih 44 label 4.
Distribusi Sebaran Aitem Skala Kepercayaan Diri \ang sahih
45
label 5.
Deskripsi Data Penelitian 46
rabe! 6.
Kategori Skala Motivasi Berprestasi 47
label 7.
Kategori Skala Kepercayaan Diri 48
i abe! 8
BAB I
PiA(,AMAR
A. I.atar Bdaknng Masalah
Semakin iiiaiun\'a perkembangan zaman, maka sangatlah diperlukan
e'lang-oraiiL' >ang ineiinliki pengelaluiiiii dan kelerampilan yang meniadai, serta
diluntut ineinpuiivai karakierislik kepribadiaii dan kepercayaan diri yang kuat untuk mengliadapi tuiitutan \ang seinakin linggi. Hal tersebut mendukung
terciptauya sumbcr daya manusia yang mempunyai motivasi yang linggi untuk berprestasi.
Peinbeniukaii sikap niandiri dan motivasi untuk berprestasi sudah terbentuk sejak masa kaiiak-kanak. Hal ini juga dialami oleh para penderita cacat fisik. karena mereka juga nieinpiinyai kcingiiain untuk mencapai prcstasi yang sebaik iiiungkin. .Adair, a kekurangan alau keieniahan pada salah satu auggola tubuh. ineii\ ebabkan -.emaiiga! dan keingiiau nieiekn untuk berprestasi menjadi turun
dan berkuraiU' Mereka menjadi lidak percava diri dengan kekurangan yang ada
pada diri mereka. Para penderita cacat tisik menjadi tidak yakin dengan
kemampuan yang dimiliki karena kcaclaan fisik mereka yang tidak sempuma.
Kekurangan dan keleinahaii yang meieka alami mciigakibatkan gerak dan aktititas
mereka menjadi terbatas. Mereka selalu dila\aiu oleh orang-orang yang ada di
cacat fisik akan melihat keadaan lubuhnya yang tidak normal, seperti individu
normal vang lain. Bagaimana meieka inanipu mengadakan penyesuaian diri
tcrliadap kecacataimva merupakan piobleina yang nienimbulkan stres tersendiri.
Para
penderita caeai fisik dapat nienunjiikkan rcaksi emosi yang berbeda-beda
dalam kondisi seperii ini. Reaksi yaug ditunjukkan dapat berupa berdiam diri
karena kecewa dengan keadaan dirima yang tidak lagi sempurna, menyalahkan din sendiri karena tidak inainpu mckikukau apa-apa. Mereka menjadi malu, muruug, sediii dan yang paling senng terjadi adalah lulangnya rasa kepercayaan diri mereka. Keadaan ini merupakan S'ase krilis yang menyebabkan perubahan emosi pada penderita cacat fisik (Mangunsong dkk. 1998).
Masaiaii psikologis bisa luuncii; dan leaksi keluarga dan sikap sen a reaksi teman-temau di lingkungan sekitaru\a. Reaksi orang tua dan saudara-saudaranva tcrliadap kecacaian tersebut akan dap.ii inempengaruhi gambaran psikologis para penderita caeai fisik. Pada aual mereka mengalami eacal. orang tua biasanya niengalami kiisis deng;tn sikap meuolak kecacatan >ang diderita oleh anak.
Reaksi-reak-a mi akan mciupe-iigai uiu pciasian d;m gambaian psikologis para pcnderiia cacat fisik Kiisis ini teiilum.a akan dapat bcrubah ineiijadi posinl alau negatif (Manuuiisong dkk. P^N)
Sikap iicgalif biasama scpeiu >ang telah disebutkan di atas tadi. yailu sikap penolakan dan orang tua, saudaia--..;udaia ^\m\ dan lingkungan di sekitarma Bahkan ada >an;e beranggapau halm a penderita cacat llsik merupakan aib bagi keluarga meieka dan menjadi beban \ang mereka anggap sangat niemalukan.
Sebagian dan orang tua bahkan ada yang tidak ingm anaknya diketahui oleh orang
lam. Orang tua vang mennliki anak sang cacat fisik, akan mengalami goncangan
mental. Udak scunia orang tua siap mcnghadapi kenyataan bahwa anaknya cacat.
Orang tua kadang-kadang main meiupunyai anak cacat, menganggap pelaka dan
menjadi beban bagi orang tua baik moid maupun maleril. Reaksi orang lua
tersebut akan mempengaruhi kondisi psikis anak. Orang tua hendaknya
memperlakukan anaknya sama seperti auak-anak lam yang normal. Selain itu.
orang tua jangan terlalu mengasiham anaknya, malah justru sebaliknya, orang tua
hams memberikan kesempatan kepada anaknya yang mengalami cacat fisik untuk
melakukan apa yang dia bisa lakukan untuk dirmya sendiri. Orang lua juga hams
dipersiapkan untuk dapat membantu menngankan beban anaknya sendiri.
Tentunya. biia berhasil anak akan bangga tcrliadap kemampuannya dan secara
tidak langsung akan menimbulkan rasa percaya din pada mereka.
Reaksi teniiin dan lingkungan \ang tidak nienenma penderita cacat fisik
dengan inengejek. menghina, dan mciijaulii penderita cacat fisik akan membuat
mereka merasa tersisih dan pergaulan. Para penderita cacat fisik akan merasa
main dengan keadaannya dan meuarik din dan hugkungannya. Sikap negatif mi
biasanya akan menambah beban psikis anak. Pendenta cacat fisik yang tidak
niampu mengatasi knsis yang terjadi pada dirmya akan merasa lebih tertekan.
menyesali dm terns menems. yang pada akhirnya akan menghilangkan rasa
percaya dm pada meieka. Karena kurangnva rasa percaya diri yang mereka miliki,
mereka tidak man bermteraksi dengan lingkungan di sekitamya, mengurung diri
tidak aman dengan dirmya. Hal seperti ini akan menyebabkan motivasi mereka
untuk mengembangkan diri dan berprestasi menjadi lneiiurun..
Sikap positif dituiijukkan dengan rasa tanggung javvab orang tua terhadap
kesembuhan anak. membantu mermgankan beban psikis anak dan berusaha
memenuhi kebutuhan anak.
Rasa kasih sayang dan sikap perhatian dari orang tua
dan saudara-saudara akan dapat meringankau beban psikis anak. Anak akan lebih
bergairah untuk mengatasi masalah dirmya sendiri dan berkumpul dengan
keluarga dalam suasana yang aman. Saudara-saudara dan anggota keluarga yang
lain juga diharapkan menerima saudaranya yang cacat apa adanya dan man
membantu inemben scmangat dalam belajar dan berkarya. Penderita
cacat llsik
\ang manipu mengatasi krisis awal keadaanny;i, akan dapat menumbuhkan rasa
penerimaau dm dan kepercayaan din tcrliadap kenyataan yang dihadapinya. Sikap
dan berpikir positif akan menyebabkan para pendenta cacat fisik akan berani
bennteraksi dengan lingkungannya. Mereka akan menerima keadaannya dengan
jiwa yang besar, berusaha mandiri dan aktif sesuai dengan kemampuan yang
mereka miliki. Sikap positif ini perlu didukung oleh keluarga, saudara-saudara,
teman-teman dan masyarakat di lingkungannya.
Pengertian dari berbagai pihak sangat dipedukan bagi para pendenta cacat
fisik untuk dapat incngerli keadaan diriuya. karena dengan adanya hal tersebut
kepercayaan din para pendenta cacat fisik akan timbul kembali. Sehingga para
penderita cacat fisik akan kembali termotivasi untuk mengembangkan diri dan
kejadian vang dialami oleh Robin bcnkut ini yang menuujukkan bahwa
penderita cacat
llsik masih mempunsai
keinginan dan dorongan untuk
mengembangkan bakat dan potensinya karena Robin yakin pada dirinya sendiri
dan kemampuan yang dimihki. Mengalami cacat tubuh (ak pernah ada dalam
pikiran Robin. Apalagi membayaugkan mengalaminya.
Pada awalnya Robin
adalah seorang pemusik. Bermam guar dan menyanyi adalah pekerjaannya
schari-han. Namun, tanpa dikehendaki, Rohm mengalami kecelakaan. Dua bulan setelah
mengalami kecelakaan tubuh Robin menjadi lumpuh. Menurut dokter, Robin
terkena stroke akibat benturan pada otak sebelah kanannya. Rupanya benturan itu
terjadi saat kecelakaan dua bulan scbelumnya. dan baru dirasakan akibatnya saat
itu. Akibat stroke itu. bagian tubuh Robin sebelah kin lumpuh. Itu kenyataan yang
sungguh sulit
diterima. Sulit digambarkan pcrasaan Robin saat itu.
Pikiran-pikiran negatif itu menghantui setiap ban. Tak jarang Robin kehilangan motivasi.
ferns terang. kadang-kadang Robin masih merasa minder dan rendah din. Tapi
cepat-cepat pcrasaan negatif itu duisir. Robin berpikir bahwa tidak boleb rendah
din dengan keadaannya sekarang. Dengan tekad seperti itu semangat hidupRobin
bangkil kembali. kini Robin mulai meneoba untuk kembali ke masyarakat dengan
nienekuni prolesinya yang dulu, yaitu menyanyi.
Meskipun sekarang Robin
masih belum mampu memainkan jemarinya di atas dawai-dawai gitar, Robin
yakin suatti saat akan mampu melakukannya lag! (Devvi R Anvvari, Femma 1990).
kejadian sang serupa juga diaiami oleh Anton. Anton adalah seorang
pensandai.g cacat tubuh sang mcmiliki prestasi dibidang seni. Anton mengalami
cacat sejak lalur. Pada awalnya Anton tidak bsa menerima keadaan dirinya, hal ini membuat dm Anton menjadi kehilangan rasa percaya diri. Anton merasa takut tidak diterima oleh lingkungan di sekitarnya sehingga Anton tidak mcmiliki keinginan untuk melakukan aktilitas apa pun. Dukungan dan kasih sayang dari keluarga kin sang membuat Anton Lisa menerima keadaan dirinya serta
meiigmbangkan bakatnya di bidang tank suara. Sekarang ini, Anton adalah
vokalis dan grup vocal Jamaican Cafe sang cukup dikenal pada saat ini. Saat dilakukan wawaneara dalam aeara Had ke llati di TV 7, Anton sangat
bersemangat dan mempunyai keinginan untuk lebih maju, karena la yakin
walaupun mcmiliki kekurangan pada tubuliuya. 1a masih mcmiliki sesuatu yang bisa ia banggakan yaitu suarunya (1 V 7. llati ke llati, 23 Juni 2003, pukul 13.00).
Hal vang sama pun terjadi pula pada seorang penderita cacat fisik. yang
berhasil diwauancarai oleh penulis pada saat melakukan observasi di pusat rehabilitasi pciiyandang cacat tubuh sang ada di Yogyakaita. Pada saat diwawancarai. pendenta cacat fisik tersebut tidak man diketahui identitasnya. Sebut saja namanya Sand. Santi mengalami cacat sejak lahir, dimana gangguan tersebut tcrletak pada kakinya. Santi hainpir tidak bisa menggerakkan kcdua
kakinya karena kelumpuhan sang dialamiuya sejak lahir. Hal inilah yang mengganggu pikiran Santi. Walaupun Sana banyak mendapatkan dukungan dan keluarga uau leinau-temannya, namun hal tciscbul tidak membuat Santi menjadi percaya din dan kehilangan motivasi untuk berbuat sesuatu yang lebih lagi. Setiap
cacat tubuh \\y;'\ akarta 1.
Menuiut Waigito (1903) untuk lnenibnntu mdividu yang kuraug percava dapat dilakukan dengan kebiasaan untuk nieuanamkan sifat percava diri. Hal ini
dapat dilakukan dengan inemberikan vaasma atau kondisi sang demokratis, yaitu
individu dilatih berpikir mandiri dan diben suasaua yang aman sehingga individu
tidak
takui
iknouat kesaiaiian.
Suasaua
sang demokratis
akan dapat
incuyebabkan individu niengevaluasi diri dan belajar dari pengalanian, karena menurut Coleman ( 1080) mcl.ilui csaiuasi dm individu akan dapat memahami diri
sendiri dan akan (aim siapa dumya sang kernudian akan berkembang menjadi
kepercayaan din.Dari uraiau di atas. maka peneliii icnarik untuk mengetahui apakah ada
iiubungan aiuaia kepercayaan diri dengan motisasi berprestasi pada penderita
cacat fisik.
B. keasiian Penelitian
Penelitian tentang kepercayaan diri sudah pernah diteliti sebelumnya.
Vbsalnya oleh Lusi Nuryanti, UG.M dengan judul llubungan Antara Kepercayaan
Din Dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja Penvandang
Cacat Tubuh. Perbcdaan yang terdapat pada penelitian ini adalah pada salah satu
sanabelnya saitu variabel tergantungnya. Penelitian sebelumnya menggunakan
variabel
tergantung kecemasan komunikasi interpersonal, scdangkan pada
dan subjeknya sama. yaitu kepercayaan diri dan subjeknya adalah penyandang
cacat tubuh. Hash sang diperoleh yaitu semakin tmggi kepercayaan diri maka
semakm rendah kecemasan komunikasi interpersonal pada penyandang cacat
tubuh. Selain itu pemah juga diteliti oleh fndesti Puruistasari, UCM dengan judul
llubungan Annua Kepercayaan Diri Dengan Komunikasi Interpersonal Pada
Wiraniaga Jasa Asiiransi. Perbedaan yang terdapat pada penelitian adalah pada
variabel variabel tergantung dan subjeknya. Penelitian sebelumnya menggunakan
variabel tergaiming komunikasi intei personal dan subjeknya adalah wiraniaga jasa
asiiransi. Seckingkiin pada penelitian ini variabel tcrgantungnya adalah motivasi
berprestasi dan Mibjeknsa adalah pendenta cacti lisik Hash sang diperoleh pada
penelitian sebeluinnva vaitu senakm imggi kepereasaau din maka semakin linggi
pula tingkat k.tiiiuuikasi interpersonal pada wuaniaga |a*.a asuiansi Pcnelilian
mengenai llubungan Antaia kepereasaau i)ui Peng.an Moiisasi Berprestasi Pada
PenderitaCac.it I i-nk -..iinpai saat ini beltnn peinah dipubhkasikan
('. Tujuan Pcnelilian
Penelitian mi dilakukan untuk mengeiahiii hubungan antara kepercayaan din
A. Motisasi Berprestasi
1. Pengertian Motivasi Berprestasi
Secara iiinum motivasi dorongan untuk melakukan sualu tindakan. Motivasi
berprestasi adalah dorongan untuk uiencapai suatu presiasi. Istilah motivasi
berprestasi dirumuskan pertama kali oleh Alexander Murray. Dia menggunakan
istilah
kebutuhan
untuk
berprestasi
(Aire/
tor
Achievement)
yang
digambarkanma sebagai hasrat atan tendensi untuk mengerjakan sesuatu yang
suht secepat dan sebaik inungkin (Weinuei. [911).
Motivasi berasal dari kala .iH-vere dalam bahasa latin, yang kcmudian
menjadi to mow: yaitu suatu kala keija dalam bahasa liiggns yang mcmiliki arti
menggerakkan (/mibardo <s: Gcrring. i09(>j. Bcrdasarkan makna secara bahasa
ini. motivasi merupakan kondisi aktif dalam diri manusi sewaktu motif tcrlentu
mendapat keseinpjatan memperoleli pemuasan melalui tingkah laku yang sesuai
dengan tujuan. Xiojij'sendiri meiupakan disposisi laten sang mendorong individu
untuk mencajuii lujuan tcaenlu.
McClelland (P>87i lnengeuiukakan bahwa motif dan motivasi merupakan istilah vang nun]) atau sama. kednansa merupakan suatu faktor utama yang ineinpengaruhi dan merupakan kekuatan vang menyebabkan individu beilingkah laku. Motisasi meiupakan bentuk aktual. sedangkan motif lebih merupakan bentuk poteusiai. Menurui McClelland motisasi berprestasi adalah usaha untuk
mencapai sukses dan bcriujuan untuk herhasil dalam kompelisi terhadap suatu ukuran keiingguian bcrupa prestasi orang lain dan prcstasi dirinya sendiri
W'oollbik (1005) mendetinisikaii inoiisasi sebagai suatu kondisi internal yang meinbangkitkaii (ener^iziih.:). mengarahkan ((///vc7//;g), dan menjaga penlaku (i)hiiniiiuiin^). Menuiut Kartono dan Gulo ( P>82) motif adalah sifat kepribadian stabil sting niemiliki suatu kecendeiungan melakukan
tindakan-tindakan tertenlu atau berusaha mencapai tujiian-tujuan tertentu. Sedangkan motivasi adalah kecendeiungan organisinc untuk melakukan sesuatu serta sikap
atau perilaku sang dipengaruhi oleh kebutuhau dan diarahkan untuk tujuan
tertentu sang iciah direiicanakan.
Atkinson i 1064 ). inenyatakan balnva motif beiprestasi individu di dasarkan pada dua hal. yaiui teudensi untuk meraili sukscs dan lendensi untuk mcnghindari kegagalan. Individu sang mcmiliki teiidensi meraih sukses kuat berarti ia memiliki motif untuk meraih sukses sang lebih kuat daripada motif untuk lnenghindan kegagalan dan responsif dalam bcrbagai situasi dan sebaliknya.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu konsep yang berada di dalam din yang dapat digunakan untuk meiiggambarkan suatu kekuatan agar dapat melakukan suatu aktivitas. Istilah motivasi juga dapat digunakan untuk memperlihatkan perbedaan intensitas dari sualu perilaku (Suhstiorini. 2001).
Motisasi berprestasi adalah suaui kekuatan yang di dalamnya bensi keinginan sesorang untuk menguasai. niemanipulasi, mengatur lingkungan sosial maupun liiiy.'.uiigaii Jisik, mengatasi segala rintangan, mempertahankan kualitas kerpi vanij tmuai dan bersaunr uiekilui usaha-usaha varm keras untuk melebihi
prestasinya sendiri sang pernah dicapai pada masa lampau dan inengungguli
prestasi orang lain ti mdgrcn, I07.C.
Jadi motisasi berprestasi adalah .-.untu dorongan pada diri sescorang sang luengaralikaiiusa untuk mencapai scgala sesuatu yang berkualitas terbaik. terutama sang berkaitan dengan prestasi melalui usaha yang scbaik-baiknya,
pantang inenveiah dan mengatasi riniangaii yang ada, namun dengan tetap memperhatikau kondisi baik fisik innupun social serta dorongan untukmeraih sukses yang lebih kuat dalam nienyelesaiakan tugas-tugas yang dibenkan pada individu tersebut danpada moti! untuk menghindari kegagalan serta berbuat baik dari orang lain..
2. Aspek-asptk Motivasi Berprestasi
Menurut Mc. Clelland. dorongan untuk berprestasi itu dapat ditumbuhkan levval pendidikan. baik itu pendidikan ldrmal niaupun non formal. Pendidikan
fonnal di sekolah-sekolah hams diarahkan pada peinupukan jiwa untuk
berprestasi dengan cara-cara yang dipersiapkan untuk tiijuan tersebut. Pendidikan
non fonnal lewat keluarga dan masyarakat perlu juga dipupuk, antara lain dengan menydiakan centa-ceriia. tontonan-tontonan sang merangsang untuk berprestasi. Dengan pendidikan itu diharapkan anak-anak akan meinpunyai dorongan untuk berprestasi sang tinggi (baik). Dorongan berprestasi yang terbentuk ini biasanya akan terns hadir dalam diri sescorang sampai dia bcrusia tua (dalam Ancok dan
12
Me. ("ielland (1087), mengeinukakau ada beberapa cin-ciri orang yang ineniiliki muiisasi berprestasi tinggi, statu :
a. Mcmiliki keinginan untuk bekerja dengan baik.
b. Mcmiliki keinginan untuk beisuing secara sehat dengan dirinya inaupun orang lain.
c Berpikir reahstis untuk bisa niemahami tentang kelebihan dan kclemahan
din us a
d. Mampu .km man membuat teiobosun dalam berpikir. e. Berpikir strategis dan jangka vsaktu panjang.
f. Mcmiliki tanggiing jawal) pnbadi.
g. Selalu meinanlaatkan uuipan baiik untuk pembalasan.
Heckliaasen (1067) lucnyaiakan bahwa orang yang mcmiliki motivasi berprestasi tinggi nieinpiinyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Meiniliki orientasi dan kcyakman untuk sukses.
2. Memiiiki pemikiran ke masa depan.
3. Memilih tingkat pengambilan dan pcnerimaan tcrliadap suatu tugas yang cenderung moderat.
4. Ttdak suka membuang-buang wakm. 5. Gigih dalam niengei jakan tugas.
6 Mcmiliki motif alihasi sang lebih rendah dibandingkan motif untuk
Atkinson (1085), mengemukakan tingkah laku yang paling menonjol dari
individu yang mempuns ai motivasi berprestasi tinggi yaitu :
1.
Sangat meuscnangi tugas-tugas yang inenuntut tanggung jawab pribadi.
2.
Selaiu mengenakan tugas dengan niemperhitungkan resiko dan segala
undakan vang dilakukannns a. la tidak melakukan tugas yang terlampau
nuidah. karena hal itu tidak meiidatangkan kepuasan bagi dirinya. Tapi ia
juga tidak senang melakukan pekeriaan yang terlampau sukar. karena
menurutnya hal itu banyak bergantuug pada nasib atau kebetulan. Hal itu
mcnvebabkan ia selaiu meiuporlutungkan segala sesuatu yang akan
dilakukan kemampuan sang ada pada dirmya.
3.
Meinpnnyai dorongan yang kuat untuk segera mcngctahui basil yang
konkret dan
segala tindakan sang dilakukannya.
Pengetahuan itu
merupakan uinpan balik sang dapat meiijelaskan sejauh mana keberhasilan
atau prestasi sang telah dicapai. Sebenarnya pengetahuan ini merupakan
evaluasi tcrliadap apayang telah dilakukan.
Menurut Atkinson dan Ravnor (1974). individu dikatakan memiiiki motif
berprestasi tinggi apabila ia mempunyai motive to achieve sueces (Ms) yang lebih
besar daripada motive to avoid failure (Maf). Begitupula sebaliknya, mdividu
dikatakan memiiiki motif berprestasi rendah apabila ia nieinpiinyai motive to
14
4. Faktor-t'aktor vang niempengaruhi Motivasi Berprestasi
Banyak iakior sang niempengaruhi motivasi berprestasi dalam diri individu
baik
faktor
internal
maupun
faktor eksternal.
Beberapa ahli inencoba
ineruniuskan laktor-iaktor sang niempengaruhi motivasi berprestasi. Heckhausen (Martaniah,lo82) utensebutkan ada lima faktor shuasi dan faktor spesifik yang niempengaruhi motivasi berprestasi.
Lima faktor situasi tersebut adalah :
a. Atribusi Kausal
Motivasi berprestasi individu ditcntukan oleh beberapa faktor seperti
kemampuan. daya tarik. kekuatan. usaha dan vvaktu, keberuniungan. besar
atau keciinsa gangguaii.
b. Norma Relerensi
Situasi spe-ifik sang ineiisiimukisi setiap aspek sting aklurnya nienentukan
standai kcbcrhasilan. Keadaan ini akan mencntukan apakah suatu
perfoniKiiisi tertentu dapat iiicniuaskaii dm atau harapan orang lain. Sebagai
contoh, prestasi sisssa lnuiipkin tidak cukup bagus svaktu dibandingkan dengan kcioinpoknya atau beluin ineineiiuhi svaial-svarat tugas walaupun prestasi leisebut nierupaktui |)ciungkaian dan pie.slasi sebelumnya.
C lime i'er^e/'i live ( nnil Sciline,
Motiviisi berprestasi dipengaiuhi oleh jangka vvaktu pencapaian tujuan tersebut.- Oleh sebab itu individu sting menipunyai motivasi berprestasi
Tingkat kesuhtan tugas juga mempengaruhi motivasi berpretasi individu. Tugas sang terlalu sulit atau mudah bagi individu akan menyebabkan
individu tidak mengetahui apakah kesuksesan tersebut karena kemampuannya atau karena laktor lam sedangkan semakin sulit tugas akan menjadikan individu percava pada keinainpuannya sendiri.
e. ()ulcome-( 'onsecjiience-t'.xpectiiiion
1larapan yang akan didapat dan prestasi sang dicapai dari lingkungan.
Individu sang mengharapkan mcndapatkan kesan baik dari prestasi yang
dicapainya maka lingkungan sckitainya akan memberikan kesan yang baik pula.
Lima faktor spesilik mdividu adalah :
a. Motif Intelpretasi Spesilik dan nilai situasi
Masing-masing orang memiiiki pcmnhaman dan penilaian yang berbeda
terhadap faktor situasional. Hal ini tergantung pada motif individu tersebut.
b. Motif Pemiaian Spesilik
faktor stiuiulasi situasional yang diicniuknn oleh adanya evaluasi individu.
c.
Motif Peiidekalan Spesilik dengan fcndensi Menghindar
Kecendeiungan individu untuk niendekat dan menghindar yang merupakan
peneniu perilaku spesilik tersebut.Nilai sliinulatif suatu perl'ormansi akan menjadi lebih jelas jika individu
dapat menerima bahwa
basil sang dieapai adalah lebih disebabkan oleh
faktor internal daripada faktor eksterual.Menurut
Wigfield dan
bccies (1997) dalam model sosial kognitif
menyebutkan motivasi berprestasi sescorang dipengaruhi oleh dunia sosial (lingkungan swsial budaya), proses kognitif (persepsi dan atribusi) dan
kepercayaan motivasi (nilai tugas dan harapan). Harrison (Slavin. 1991)
niengemukakau motivasi berpresuisi nipengaru'm oleh kemampuan sescorang
leimasuk kenuiuipuau intelekliialnya, peugalainan masa lain yang niempengaruhi kepercayaan una. nmu'vasi dan kemampuannsa. dan situasi sekolah sebagai basil
dari seluruh interaksi.
Me. G.eikmd iCaiolina. As-;;/ mengeuiukakan laktor-faktor sting merupengaruiii motivasi berprestasi sescorang achilah :
a. Lingkungan fisik
Sesooniiig. sang tmggal di unciali sejuk mempunyai motivasi berprestasi lebih tmggi dibandingkan sescorang yang liuggal di daerah tropis scbab mereka tidak cepat lelali.
b. Pola Asuli
Pola ristin sang memberikan kebebasan pada anak untuk eksplorasi sehingga meieka terbiasa untuk meughadapi tugas sang lnenantang dan belajar menang.ini masalah sendiri akan membuat anak mempunyai motivasi berprestasi tinggi.
Keluaiga sang tergolong sosial ekonommya meuengali cenderung akan
mendorong anaknva untuk berprestasi sebaik-baiknya sedangkan yang
sosial ekononunva rendah cenderung mementingkan bagaimana mereka
bertahan untuk hidup.d. Intelegensi
Martaiuah (Carolina, 2000) inengatakan bahwa individu yang mempunyai
motivasi berprestasi tinggi reiatif mempunyai kemampuan intelektual yang
tinggi ptiki
Rosen Oaiam Susiati, 1995 j mengeniukakan bahwa motivasi berprestasi
dipengarulu oieii praklek-praktek sosialisasi dalam keluarga, seperti pada aspek
latihan berprestasi dan laiihan iiiandin. Pada latihan berprestasi, peran orang tua
lebih banvak n.e.nbiijuk anak beinacn dengan beberapa ukuran keunggulan.
ineneulukau inju.m sang linggi bagi .mak. menunjiikkan kemampuan yang bagus
dalam niengeijakan tugas. dan meuiben iahu anak bahwa dirmya dapat berprestasi
tinggi. Pada iuiihan mandiri. perau orang tua adalaii menunjiikkan pada anak
bahwa orang lua mengharapkan anak menjadi mdividu yang percaya din dan pada
ssaktu leiieuu. oiang tua memben kebebasau kepada anak untuk membuat
kepuaisan -cikiirr
Meunrm pcnelilian Haditono iik>79). moiivasi berprestasi ditentukan oleh
perilaku orang tua dalam mcndidik anaknva. \uak hams mendapat kesempatau
mengalami suu.isi di mana ia dapat merasa memiiiki adanya suatu koinpetensi
vang akan
memacu perkembangan motisasi berprcstasmya.
katkowsky
18
dengan kognitif anak, dapat membantu teraktuaiisasinya motivasi yang potensial.
Berdasaiktii! beberapa peiidapat di atas, dapat disunpulkan bahwa motivasi
berprestasi mdividu dipengaiuhi oleh beberapa laktor seperti laktor situasi atau
lingkungan lisik.
faktor internal, pola asuh dan tmgkat sosial ekononu.
Kemampuan iniclekiual sting tcrniasnk dalam faktor internal memegang peranan
penting dalam niempengaruhi motivasi berprestasi individu. Individu yang
memiiiki kepercayaan tcrliadap kemampuan intelektual tinggi akan mempunyai
keyakinan serta kepercayaaii diri sang tinggi pula untuk dapat mencapai suatu
prestasi.B. kepercayaan Diri
1. Pengertian kepercayaan Diri
Kumara i 1088) nienvatakan bahwa kepercayaan diri adalah salali satu ciri
kepribadian yang mengandung arti keyakinan tcrliadap kemampuan diri sendiri. Selam itu, Kumara (1988) berpendapat bahwa orang memiiiki kepercayaan diri merasa yakin akan kemampuan dirinya sehingga dapat menyelesaikan permasalahanusa dengan sikap positif karcnti tahu apa-apa yang dibutuhkaii dirmya. Individu tersebut bertanggung javvab atas keputusan yang telah diambil,
serta mampu menatap fakta dan realitas secara objektif didasari oleh kemampuan dan keterampilan sting diunlikinya.
keyakinan yang dimiiiki sescorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang
dibutuhkaii. untuk memperoleh basil seperti sang diharapkan. Rasa percaya din
ditiijiikan pada keyakinan bahwa sescorang dapat menyebabkan sesuatu terjadi
sesuai dengan liarapan-harapaiinya
Lam pula halnya dengan Kocnljaraningrat (1087). ia berpendapat bahwa
pengembangan poiensi suatu bangsa untuk meiictipai taraf dan kualitas kehidupan
sang lebih baik sesogsanya dilandasi oleh rasa percaya din yang kuat. Tosi dkk
(1990) mensatakan bahwa kepereavaan diri merupakan suatu keyakinan dalam
dm sescorang bahwa ia mampu meraih kesuksesan degan berpqak pada usaha
sendiri.
Menurut Schwartz (dalam fhaibsvaii. Iwp kepereavaan din adalah sikap
positif yang berisikan kekuatan.
kemampuan. dan ketcrampilan untuk
menghasilkaii
sesuatu
didasa.i
oleh
keyakinan
akan
kesuksesan
dalam
melaksanakannsa.
Brennecke dan Amick (1978) menjabarkan pengertian kepercayaaii diri
sebagai suatu pcrasaan atau sikap yang tidak perlu membandingkan diri dengan
orang lam, kaicua telah merasa cukup aman dan tahu apa sang dibutuhkaii dalam
hidup ini.Kepercasaan
dm sang diimhk: oleh mdividu akan membuat mereka
mampu mengcnal dan memahaim dm sendiri. Senicntara itu, kurangnya
kepercayaaii dm dapat menghambtit pengembangan potensi diri pribadi. Orang
yang mengalami hal ini akan menjadi orang vang pesinns dalam menghadapi
20
menentukan pilihan dan senang membandingkan dirinya dengan orang lam
(Lauster,1978).
Berchisarkan
beberapa pendapat
di
atas. dapat disimpulkan
bahwa
kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiiiki seseorang bahwa
dirinya mampu berperilaku seperti sang dibutuhkan untuk memperoleh basil
seperti yang diharapkan. yaitu menyampaikan sesuatu yang dapt bermanfaat bagi
orang lain dengan pcrasaan optimis dan dapat dipercaya.
2. Aspek-aspek kepercayaan Diri
Seperti vang telah dikemukakan oleh Guilford (1959), dan Instone (1983),
bahwa indisidu yang memiiiki kepereavaan din akan memiiiki ciri-cin sebagai
berikut :
1. Individu merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan. Hal ini didasari
oleh adanva keyakinan terhadap kekuatan. kemampuan dan kcterampilan
sang dimiiiki. la merasa optimis. cukup ambisius, tidak selaiu memerlukan
bantuan orang lain, sauggup bekerja keras, mampu menghadapi tugasdengan baik dan bekerja secara efektif serta bertanggung jawab atas keputiisan dan pcrbuatannya.
2. Individu merasa diterima oleh kelompoknya. Hal ini didasari oleh adanya kesakman terhadap kemampuannya dalam berhubungan sosial. Ia merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya, aktif menghadapi lingkungan, berani mengemukakan kehendak atau ide-idenya secara
Hal
ini
didasari
oleh
adanya
keyakinan
tcrliadap
kekuatan
dan
kemainpuanusa. la bersikap tenang. tidak mudah gugup, cukup toleransi
terhadap bcibagai macain situasi.
Menurut pendapat Peter Laustei ( 1078) tentang kepercayaan diri.bahwa
orang yang inemptinyai rasa percava diri mempunyai ciri-ciri: memiiiki rasa
aman, ambisi sang normal, yakin pada kemampuan diri sendiri, mandiri. tidak
mementingkan diri sendiri dan tola an, optimis.Menurut Kumara (1988). ciri-cin kepercayaan diri adalah mampu berpikir secara original, beipresiasi. aktifi agiesit dalam mendekati pemecahan masalah
dan tidak lepas dari situasi lingkungan sting mendtikuiigriya. berianggung jawab
atas kepuiiis.iu sting telah diambil. manipu menatap fakta dan realita secara
objektif yang didasari kemampuan dan keterainpilan.
3 Kaktor-taktor vang meiiipcngaruhi pemhentukan dan perkembangan
kepercapns diri.
Kepereasaau diri berawal dan tekad sescorang untuk nieiakukan segala hal sang dnugiukaii dau dibutuhkan dttiam hidup. teibma dan keyakinan diri sendiri
bukan dari kaisa-kars.i sescorang. v.ahiupun kaiva teiscbut sukses Kepereasaau
dm merupakan aspek ke|iribadian inanusiu. saitu keyakinan akan keniampuan din
sendiri sehingga tidak menjtuh terpengaruh dengan dengan sesuatu hal terutama hal-hal negaiif.
J l
penerimaan, penghargaan. dan kasih sayang dan keluarga. Namun tidak sampai disitu saja, karcnti anak-anak akan mengalami masa remaja, devvasa dan seterusnya. Pada setiap masa ini. lingkungan dan masalah yang dihadapi juga berubah dan niemberi andil bagi perkembangan kepribadian sescorang. Bagaimana lingkungan mempeiiakukannsa dan bagaimana cara dia mengatasi masalali, menjadi suatu acuan dalam inenilai diri sendiri sebagai orang yang mampu atau tidak.
Kepereavaan diri berkeiubang melalui mteiaksi dengan lingkungannya.
Lingkungan psikologis dan sosiologis sang kondusif akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri sescorang. Lingkungan psikologis dan sosiologis
yang kondusif adalah lingkungan dengan suasaua demokratis, yaitu adanya
suasana penuli penerimaan, kepercayaan, rasa aman dan kesempatan untuk
mengekspresikan ide-ide dan pcrasaan. Lingkungan psikologis dan sosiologis
yang tidak kondusif adalah lingkungan dengan suasana penuh tuntutan, tidakmenghargai pendapat orang lain dan tidak ada kesempatan untuk mengeskpresikan ide dan perasaan (.Atlatin dan Martaniah.,1999).
kepereasaau dm juga dapat dilumbulikan dan ditingkatkan melalui penanaman sifat-sifat percaya diri dengan belajar penlaku bam, yaitu perilaku
percaya diri. Penlaku ini dapat dipekijari dengan mengobservasi perilaku orang
lain, selanjutnsa berlatih untuk menirunya (.Atlatin dan Martaniah,i999).
Terbentuknya kepercayaan diri tidak dapat dilepaskan dari prkembangan
manusia pada timumnya. Kepercastian dm sudah terbentuk pada tahun pertamakeludupan manusia yang diperoleh dan perlakuan orang yang ineravvat, mengasuh
akan menyebabkan rasa percaya din menjadi bcrkurang, karena sikap tersebut
membatasi pengalainan anak (Gunarsti A: Gunaisa. 1985).
Sarason dan Samson (1993) mensatakan bahwa kepercayaan diri terbentuk
ilan berkcmbang melalui proses belajar secara individual maupun sosial. Proses
belajar secara individual berluibiingan dengan umpau balik dari lingkungan
melalui pengalainan psikologis. Proses belajar secara sosial diperoleh melalui
interaksi individu dalam kegiatannya bersama rang lain.
Kepercastian diri bukanlah sesuatu yang bersifat bawaan, namun berkcmbang seiaian dengan perkembangan manusia. Perkembangan kepercayaan diri berkembang melalui pemahaman dm (Rogers. 105 1). Perkembangan tersebut diawali den.-.:.: pcimeuainu diri secaia fisik. btigaiman sescorang memlai dirinya sendm, dan hcunidian ineiieriina aian meuolakuya. Bila mdividu dapat menerima
dirinya. maka ;,s.an lueiiiinbulkan rtsa putts terhadap apasnag dimilikinya, namun Ilka ia tidak dapat inencrima dinnsa. akan liiubul utsa rendah diri dan kecevva. Pemahaman din merupakan media bagi pengembangan rasa percaya dm. kepercasa.i!; mil juga sangal dipcugaruhi oleh proses belajar individu. secara individual maupun sosial. Seseoiang. bc'lapi! iiieugenal diri sendiri melalui interaksi tauusung dan kompatasi sosial (Markus & Wurf.1987 ;
McKeachi.dkk.i066). Dari interaksi langsung akan diperoleh informasi tentang
diri sendm. sedangkan melalui komparasi sosial individu dapat mengevaluasi diri
dan membaudmgkannsa dengan orang lain, bvaluasi diri ini akan membuat
24
kepercayaan dm
Berdasark;.:-! uraiaii di atas dapat distnipulkan btiiiwa kepercayaan
diri
merupakan sna-n kcs-akinan sang dimiiiki scseoraug bahwa dirinya mampu
berperilaku scpcu sang dunginkan
unluk memperoleh hasil
seperti yang
diharapkau. >auu mcuyampaikan sesuatu sting dapat bermanfaat bagi orang lain
dengan perasann sting optimis dan ttapat dipercaya. Kepercayaan diri berawal dan
tckad sescorang untuk melakukan segala sang dmgmkan dan dibutuhkan dalam
hidup. terbma data keyakinan dm sendiri bukan dan karya-kaiya orang lain,
walaupun karva-karya itu sukses. Kepercayaaii diri merupakan aspek kepnbadian
manusia. yaitu kesakman akan kemampuan diri sendiri sehingga tidak menjadi
terpengaruh dengan sesuatu hal terutama hal-hal yang negatif.
<'. ("neat fisik
1. Pengertian Cacat lisik
Cacat lisik atau cacat tubuh mempunyai pengertian yang luas di mana secara unuim dikatakan ketidak mampuan tubuh secara fisik untuk menjalaukan
fungsi tubuh seperti dalam keadaan normal. Dalam hal mi yang tennasuk cacat
llsik adalah anak-anak yang lahir dengan cacat fisik bavvaan, seperti anggota
tubuh sang tidak lengkap, anak yang kehilangan anggota badan karena amputasi,
anak dengan gangguan ncuro inuscukir seperti cerebral palsy, anak-anak dengan
gangguan scusomotorik (alat pengiuderaan) dan anak-anak yang mendenta penyakit kroms (frieda Maiiguusong dkk. I008).
Hasil
Seminar
N'asional
Puskurundik
Balitbang
Depdikbud
(1981)
ineiigungktipkan pengertian anak tuna daksa sebagai anak yang menderita cacat
akibat polio mseh'tis. akibat kecelakaan akibat keturuuan. cacat sejak lahir.
kelayuan otoi~. mi. akibat peradangan otak. dan kelaman motonk yang disebabkan
oleh kenisakaii pada svaraf atau ceiebrum (dalam Mangunsong, i908). Sementara
itu. cacat lisik menurut Departernen Kesehatan adalah anak yang menderita
kekurangan sang sifalnya nieneiap pada alat gcrak ( tubing, otot, scndi )
sedemikian
nipa
seiiiugga
untuk
beriiasihipi
pendidikan
mereka
perlu
mcndapatkan peiiakuan kluisus (dalam Mangunsong. 1998).
Cacat ii-ik juga bisa dilihat dan keiainan ncuro muscular, di man a kelainan
mi terdapat pada sssicni svaraf pusal di oiak yang dapat meniinbulkan berbagai
kelaman pada fungsi motonk dan oioi-otot lubuh. Kerustikan system syarat dapat
disebabkan karena kerustikan susunai. svaraf pusat dan sumsum tulang bclakang. Keadaan mi mciumbulkan gangguan yang. kompleks dan lungsi tubuh.
Konsep dasar vang lebih mendalani mengeiiai pengertian cacat tubuh
dikemukakan oleh Htimmermaii dan Minkowski (dalam Daniayanti, 1992).Konsep dasar tersebut adalah :
1.
Impairment, yaitu keadaan sang disebabkan adanya abnormalitas secara
fisik maupun struktur dan fungsi anatomisnya yang dapat terjadi sementara
atau in en clap.
2. Disability, yaitu adanya keadaan yang disebabkan keterbatasan atau
beikuiangnva suatu keinampuan untuk nienuiijukkan atau melakukan
26
impairment.
3. Handycap. saitu keadaan merugikan sang didcrita oleh individu sebagai
akibat yang disandangnya. Suatu impairment maupun disability
menghambat atau menghalangi penienuhan suatu peran sesuai denagn usia.
jems kekimm seila laktor sosio kultural.
Individu sang menderita kelaman dengan masalah kesehatan khusus adalah mdividu yang menderita gangguan jasniani sedcmikian rupa sehingga membutiihkan peihatian dan penangauan khusus. Pada masa sekarang, anak cacat lisik tidak selaiu mcnimbulkan liand\eap Beikembangnya llmu dan tcknologi menyebabkan anak-anak dengan cacat link dapat dihaiitu dengan alat bantu vang canggih untuk mendorong mereka dalam incnialankan aktititas llsiknva (Anam.
10X3).
Herat raigannsa keadaan cacat fi-nk dapat dihhtil dan keinainpuan pendenta cacat fisik teisebut untuk melakukan kcgialan selitiu-liari atau diistilahkati A1.)I
[Activity of f)a:,\ / ivmy). AOL juga meiupakan tujuan dilakukannya reiiabilitasi.
selam diharapkaiiusa pendenta cacat lisik dtip.il kembali ke inasyarakat dan hidup normal seperti mdividu lainnya. Walaupun semtikiu berat suatu kecacatan sting
disandangnya. maka semakin sedikit API. yang dapat dilakukan oleh individu
yang bersangkutan Karaktenstik yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah
pendenta cacat lisik vang tergoloug dalam bagiau D(Sl.B D), yaitu individu yang
menderita cacat polio atau lainnya seperti cacat anggota tubuh yang terjadi karena
bawaan sejak lahir. sehingga mengalami ketidak normalan dalam fungsi tulang.
tersebut bisa berupa anggota tubuh tidak lengkap misalnya tangan atau kaki yang
buntung, jan-ian sang tidak lengkap, atau jari-jari sang tumbuh lebih (polidactih),
sclam itu bisa juga cacat tubuh yang terjadi karena kecelakaan yang menyebabkan
kaki barns diamputasi (dipotong). Amputasi juga dapat dilakukan karena penyakit
lam. misalnya kaki sang membusuk (gangrcn). yang barns dipotong supaya tidak
menular pada kaki sang sehat.
Dan uiaian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa cacat fisik atau cacat
tubuh adalah ketidakmanipuan tubuh secara llsik untuk menjalankan fungsi
tubuhnva dalam keadaan normal, letapi dengan kemajuan teknoiogi, individu
yang mendeuia cacat fisik dapal dibantu dengan alat bantu yang canggih untuk
meiidorong mereka nienjalaukaii akiililas iisiknya.
2. Sebab-scbab Cacat lisik
Seseorann sang mengalami keadaan cacat tubuh atau cacat fisik tentu ada
laktor-faktor penvebabnya, yang niasing-masing berbeda ablara penderita cacat
fisik sang satu dengan sang lainnya. Mc Bridge (dalam Damayanti, 1992)
mengklasilikasikan sebab-sebab caeai fisik sebagai berikut :
1. Keadaan cacat lisik karena faktor bavvaan, yaitu sebagai akibat kondisi kelalmannya. misalnya kelainau pangkal paha dan kelaman tulang belakang. 2. Keadaan caeai lisik karena adanya perubahan perkembangan dan
metaboiisme tubuh sebagai akibat kekurangan gizi dan kelainan kclenjar,
misalm a kaki pengkar. dada sang tidak sunetris, tulang punggting yang
28
Keadaan cacat lisik karena adanya perlumbuhan tumor.
4.
Keadaan cacat fisik karena adanya pcradangan atau penyakit yang merusak
jaringan tubuh.
5.
Keadaan cacat lisik akibat ainputasi atau kelaman struktur tubuh.
3. kepercayaan Diri pada Penderita Cacat I isik
Para pendenta cacat fisik niemiliki masalah yang lebih kompleks
dibanding dengan mdividu yang normal. Para penderita cacat fisik senng
mengalami penolakan sosial dan lingkungannya. sehingga cenderung merasa
inferior (Saw rev dan Telford, dalam Damayanti. 1992). Sycch (dalam Heriastanti.
1997) meuvebuikan populasi penyandang cacat di Indonesia sekitar lima setengah
jtita jiwa. Sebauvak 1.487.500 jiwa adalah penyandang cacat tubuh/cacat llsik.
Cacat fisik
mempunyai implikasi psikologis, berkaitan dengan tanggapan
penderita cacat llsik dengan orang lain terhadap kondisi Iisiknya. Mereka
cenderung menuujukkaii penlaku minder sehingga membatasi kontak sosial.
Kadang mereka mengalami hambatan atau keterbatasan dalam berbagai fungsi
psikis, llsik daii sosialnsa. Hal mi berpengaruh terhadap kondisi psikologis yang
niempengaruhi htibungan dengan orang lain.
Johnston dan Medinus (1974) mengemukakan bahwa masalah rendahnya rasa percaya diri senng dialami oleh pendenta cacat fisik. individu yang menderita cacat lisik mempunyai kecemasan yang berhubungan dengan keterbatasan sting diakibatkan oleh anggota tubuhnva yang cacat. Keterbatasan tersebut tidak jarang menyebabkan tumbuhnya sikap negatif seperti egosentrismc.
u,Mka, kePe,a,a,a„ din nada Snb,ck. dan «•» «—" .endai, *., .0*
eh n,aka sen.akn, rendah .m^, kepacavaan diri pada snbjek.
, ang diprol
C. Subjek Penelitian
S„bi* » dipakai dak,, pa.*"* «« *'«" "*""' ^ "****
de,„a„ kek.nana,,, a,an kehdaklen.k
, an,,,,., .ub ya . ^ a,a„
dengan „«,odc ,...,»«»•,
,•/..« d«-» k,„a,a „„„ek scbag.1 benk.u :
1.
Subjek bcrusia antara 12-23tahun
Tidak mcnipunsai cacat lain selam caeai t.Mk
C
Subiek bei pendidikan minimal Sckoiah I)u>ai
D. Metode Penguinpulan Data
Meiode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
, ,. -k,h Skala dmunakan untuk mengungkap taraf
inenggunakan
metode skala. ^k.ua uila
kepercayaan dm dan motivasi berprestasi.
Metode skala merupakan pemmusan bulu-butir pernyataan yang
d,u,miska,i berdasarkan landasan ,c,,i. Alasan penggunaan metode skala adalah
berdasarkan adansa anggapan uicngcuai kcuntungan metode ini, yaitu :
i
Subiek adalah orang sang paling tahu dirinya sendiri.
2. APa van,' dikatakan subjek kepada pcncliti adalah benar dan dapat
dipercasa
3.
intcrprclas, subjek tentang pernsalaan atau pertanyaan yang diajukan sama
dengan sang dunaksudkan oleh penehti Uladi, 2002).
Metode skala mi juga mengandung beberapa kclemahan, antara lam adanya
unsur-unsur sang tidak disadari tidak dapat diungkapkan, jawaban dapat
d.pengaruh. oleh keinginan pribadi. kcsukaran merumuskau keadaan din sendiri
ke dalam bahasa dan adansa kecendeiungan untuk mengkonlruks. secara logik
(Hadi. 2002). Mengatasi hal tersebut maka skala yang disajikan diben pengantar
sang menerangkan bahwa subiek umuiua meinben jawaban secara jujur, apa
adanya, semua jawaban dianggap benar dan jawaban subiek akan dijamin
kerahasiaannsa. Secara terporinci. alai pengumpukm data yang digunakan adalah :
I. Skala Motivasi BerprestasiPada pe.ielilian ini. alat ukur sang digunakan adalah The Mehralvan
Measure OI Achieving tendency dan Mehrabian. Skala ini disusun pertamakali
oleh Mehrabian pada uiliun 1V(,8 dengan hc.dasarkan model molif berprestasi dan
.Atkinson), yaitu berdasarkan atas motif untuk meraih sukses (Ms) dan motif untuk
nienghmdari kegagalan (MaO. Taliun \9(D Mehrabian mercvisi skala tersebut dan
pada akhirnsa menjadi 38 butir. Penulis melakukan perubahan pada beberapa
aitem yang ada sang beruijuan untuk menyestiaikan dengan kondisi subjek. hal
ini dikarenak.iii skala sebelumnya dipergunakan untuk populasi Sekolah
Menengah Atas. sedangkan penelitian mi dilakukan pada populasi penyandang
Skala motisasi berprestasi mi terdin dan 38 but.r pernyalaan dan sudah
dimodifikasi discsuaikan dengan keadaan subjek.
label 1.
Penyebaran butir peniyataan favorabel dan unfavorabel skala
motivasi berprestasi
Aspek
1. Motif untuk meraih
sukses (Ms). 2. Motif untuk menghindari kegagalan (Maf). No. Butir 1, 2, 3, 5, 7. 11, 14, 15. 16.24,20,27.29,30,32, 33. 34. 35. 37.
TTTT, 10. 12. 137l7,
18, 19,20. 21, 22.23,25, 28, 31,36,38 Total 19Skala motivasi berprestasi terdin dan empat alternatif jawaban, yaitu
Sangat Tidak Setuju (SI'S), Tidak Setuju (IS). Setuju (S), dan Sangal Setuju
(SS). Skormg sang dibenkan bergerak dan 1-4 untuk peniyataan favorabel.
respon STS mcndapatkan nilai 1- IS bermlat 2. S bcrmlai 3 dan SS bemilai 4.
Skoring yang dibenkan untuk peniyataan unfavorabel bergerak dan 4-1, respon
STS mcndapatkan nilai 4, IS bemilai 3, S bemilai 2, SS bemilai I. Pada skala
motisasi berpreswisi mi. semakin tinggi skor total yang dicapai subjek berarti
semakin tmggi tmgkat motivasi berprestasi subiek. dan sebaliknya semakin
icndah skor total sang dicapai subjek berarti semakin rendah tingkat motivasi
35
2.
Skala kepeicayaan Diri (SKD)
Skala Kepereavaan Diri (SKD) dalam peneht.an ini digunakan untuk
mengungkap kepereasaau diri subjek. SKD yang digunakan adalah skala yang
disuSun penehti. berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri vang merupakan has,,
m0d,fikas, Surfim ,IW5> dari tcor, Peter fauster tentang kepercayaan diri.
Skala in, icrdiri dari 4S aitem dengan aspek-aspek vang dnmgkap adalah :
1. Memiiiki rasa aman
Terbebas dan pcrasaan takut dan ragu.agu terhadap situasi atau
orang-orang di sckitainsa 2. Ambisi sang normal
Aiiibis, stmg disesua.kan dengan kemampuan. tidak ada kompensas. dan
anibisi wng berlcbihan, dapat mens lesttikan tugas dengan baik dan
bertanggnugjavvub
5.
Yakin pada kemam|Hian din scudu i.
, ,,,, ,, ,!.,im;i deiuian orang, dan tidak mudah
Merasa tidak perlu membandmgKaii d.nnsa uaigaii ui<mt.
terpengaiuh orang lain.
4. Man diri
Tidak lergantung pada orang fan dan tidak memerlukan dukungan orang
lain dalam melakukan sesuatu.
5.
Tidak mementingkan din sendiri dan toicran
6. Optimis
Memiiiki pandangan dan harapan yang positif tentang diri dan masa
depannsa.
Persebaran butir SKD adalah 24 aitem bersifat favorable dan 24 aitem bersifat unfavorable. Persebaran berdasarkan komponen aspek-aspek
kepercayaan din. Secara lengkap dapat dilihat pada table berikut ini :
label 2.
Penyebaran butir peniyataan favorabel dan unfavorabel skala
kepercayaan tliri
Aspek
Rasa aman
Ambisi normal
Yakin pada kemampuan
sendiri
{ Mandiri
| Tidak mementingkan diri
sendiri dan toleran
I Optimis No. Aitem favorabel Unfavorabel 4,20.41,42 7,26,28,29 3,15,33,48 8,22,45,47 9.17.39,40 | 5,21,34,35 I, 13. 14, 16 ~> 1 ~\ ">~> i t 11,27,37,38 12" 30, 31,46 10,24,25.36 i 6, 18, 19,43
SKD ini terdin dari 48 aitem peniyataan, yang disajikan dalam bentuk kalimat peniyataan favorable dan unfavorable, yang hams direspon oleh subjek
dengan 4 alternatif atau pilihan respon, yaitu :
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (IS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
Subjek bebas memilih salah satu dari keempat respon tersebut, sesuai dengan
keadaan din dan perasaannya sendiri. Skonng yang diberikan bergerak dari 1-4. untuk pernyalaan favorabel, respon SI'S mcndapatkan nilai 1, TS bemilai 2, S
37
mendapatkan nilai T IS bemilai 3. Sbemilai 2. dan SS bemilai 1.
Pada SKD ini semakin tinggi skor total sang dicapai subjek berarti semakin
tinggi juga tingkat kepercastian dirmsa. dan sebaliknya semakin rendah skor total
vang diperoleh subjek semakin rendah tingkat kepercayaan dirmya.
K. Yaliditasdan Keliabilitas
Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian sosial, khususnya
psikologi adalah cara memperoleh data sang akurat dan objektif Hal ini menjadi
sangat pentuig. karena kesiinpulan penelitian hanva akan dapat dipercaya apabila
didasarkan pada mformasi yang juga dapat dipercaya (A/.wai, 2003).
Memperhalikan kondisi yang ada. maka tampak bahwa peran alat pengumpul data
dalam mengungkap Cndisi sang ingin diukur. tergantung pada vahditas dan
reliabihtas alai ukur sang akan digunakan.SiPat valid dan reliabel diperhiiatkan oleh tmgginya validilas dan reliabihtas
basil ukur alat pengumpul data. Suatu alat pengumpul data yang tidak valid dan
tidak reliabel akan memberikan informal vang. tidak akurat mengenai keadaan
subjek yang dikenai alat pengumpul data tersebut. Apabila intbrniasi yang kehru
ttu dengan sad;;;
pertunbangan dalam pengambilan suatu kesiinpulan, maka
tenuilah kesiinpulan itu bukan merupakan kesininnian yang tepat (Azvvar. 2003).
1. Vahditas skala dan seleksi lutein
Validitas . berasal dan kata validits sang mempunyai arti sejauhmana
kctepatan d.m kecennatan suatu ala: pengumpul data dalam melakukan fungsi
tinggi apabila insirumen tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya, atau
inemberikan ha-al ukur sting sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
lei'sebut (A/war. 20o3).
Pengujian ierhadtiji vahditas sktiia dilakukan dengan menggunakan vahditas logik vaitti vahditas santi ineiuiujukkan sejauhmana isi tes merupakan representasi dan tispek van;.' heiidak diukur. Vaiiditas logik vang tinggi diperoleh jika skala-skaia dalam pcuchtiaii ini duancang scncuiikian rnpa sehingga aitem-aitem yang
relevan dan pcriu menjadi bagian tes secara keseiuruhan (A/war, 2003). Prosedur validilas logik ini tidak mclibatkan pcriiuungan slatistik apapun. Vaiiditas logik dapat dicapai apabila snatu ebjek ukur sang hendak diungkap oleh tes dibatasi lebih dahulu kavvasan perilakunya secnia seksama dan kongkrit.
Seieksi ieihadap aitem-aitem sang akan digunakan dalam penelitian dilakukan dengan cara menghituiig koelisieu korclasi antara skor subjek pada aitem sang bei^angkutan dengan skor total tes. Dengan melihat indeks daya beda
aitem dapat ditcntukan aitem yang digunakan dalam penelitian dan
aitem-aitem yang gugur dalam penelitian. Icknik sang digunakan adalah korclasi product moment dari Karl Pearson
2. Reliabihtas skala
Reliabihtas merupakan terjemahaii dan kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Walaupun reliabihtas memiiiki berbagai nama lain
seperti kepercayaan. keandalan, keajegan, kestabilan, konsislensi, namun ide
pokok yang terkandung dalam konsep reliabihtas adalah sejauhmana hasil
39
Hasil pengukuran hanva dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kclompok subjek yang sama diperoleh hasil
sang reiatif sama. selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum
berubah. Reiatif sama berarti tetap adansa korclasi terhadap perbedaan-perbedaan
kecil diantani hasil beberapa kali pengukuran Uila perbedaan itu sangat besar dan
vvaktu ke svakiu. maka pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya dan dikatakan
sebagai tidak reliabel (A/war, 2003).
Reliabihtas aiai pengiimpui data sang ditunjukkan dengan koefisien
reliabihtas dalam penelitian ini menggunakan ickmk Alpha Cronbach.
F. Metode Analisis Data
Metode nuahsis data yang digunakan daiam penelitian ini digunakan untuk
melihat hubum..sin antara kepereavaan dm dengan motivasi berprestasi sang
dilakukan dcn^ai batutm komputer SPSS 10.00 for Windows.PUUAkSANAAN DAN HASH. PIMvlJI IAN A. Persiapan Penelitian
l.Orientasi kancah Penelitian
Pengambilan data penelitian diiakukan di Pusat Reiiabilitasi YAKKUM
vang berlokasi di jalan Kaliurang km 13.5 Yogyakarla. Adapun subjek penelitian
sang digunakan di dalam penelitian ini adalah parti penyandang cacat tubuh yang
adadi Pusat Rehabiliiasi YAKKUM.
Pusat Reiiabilitasi YAKKUM adalah sebtiah yayasa sosial Kristen di bavvah naungan YAKKUM (Yavasan Knsteii l.uiuk Kesehaian Umum) sang
inenangani pelas.inan reiiabilitasi anak-unak dan reinaja penyandang cacat tubuh. Pusat Reiiabilitasi YAKKUM berdin sejak tahun 1082 dan mcmiliki karyawan vang sebagian besar adalah penyandang. cacat tubuh
Pusat Kchabihtasi YAKKI M l<a iii|tiaii untuk nieiigustihakan reiiabilitasi
bag! anak-ainih. dan iciiiaja penyandang caeai tubuh. khtisusiiva sang berasal dan
keluarga yang kuiang mampu. stitnn piatn atau tcrlantar dengan berbagai caia sehingga mereka bisti iiinndiri baik vsaiti lisik in.iupiin ckonoini Mandiri secara
lisik misalnva melatih meieka uuiuk mengcij.ikan pekcrjaau sehari-haii ttinpa
bantuan orang lain. Mandiri secaia ekonoim misalnva dengan inemberikan
pelatihan-pelaiihan keteranipilan untuk menghasilkan suatu karva vang dapat
41
Penyandang cacat tubuh yang dibantu di Pusat Rehabihtasi YAKKUM
adalah mereka vang ineiniliki kecacatan lisik : Amputasi.
Kaki bengkok.
Layu anggota badan akibat polio.
kelainan bentuk anggota badan sejak lahir. Kenisakaii tulang belakang.
Fasilitas sang ada di Pusat Rehabihtasi YAKKUM meliputi :
1. Medik
Ravvat inap rumaii sakit dan operas!.
fisioterapi untuk anak, dan pelajaran lisioterapi bagi orang tua pasien untuk
nierawat anak.
Pemberian alai-alat bantu anggoia badan buatan seperti brace, sepalu onophedi. kruk. kursi roda, prolhese sang hampir seluruhnya dibuat di senlra
Pusat Rehabihtasi YAKKUM.
Melayani perawatan kesehatan gigi.
Menanggung seluruh atau sebagian biaya perawatan.
2. Pendidikan
Mengusahakan pendidikan dasar bagi anak sang behiin pernah sekolah.
Mengusahakari agar anak dapat doterima di sekolah umum setempat.
Mengusaiiakaii pendidikan samp.u tingkat iertmggi bagi anak yang memiiiki
kemainpuai! belajar.Menyediakan fasilitas alatbantu belajar dan perpuslakaan. Menanggung sebagian atau seluruli biasa sekolah.
3. kursus keterampilan.
Pusat Rehabihtasi YAKKUM menselenggaiakan aneka kursus keterampiian seperti menjahit. komputer, kerajinan kulil. membuat sepalu. ukir kayu, baik di dalam maupun di luar senlra Pusat Rehabihtasi YAKKUM. Pusat Rehabihtasi
YAKKUM juga inenyediakan pcralat.in kerja dan meinperkenalkan hasil kerja mereka ke pei usahaaii-perusahaan seita pcmberian modal sesuai dengan keierampilan sang dimiiiki oleh meieka
4 Sosiah'sasi
Memotivasi paia pcnvandang cacat tigai mereka dapat liidup berdainpingan dengan mass,.• .Tai di sekitar icnip.:-. onggal meialui program rehabihtasi yang bersumber .ia;...: masyarakut. Pusat Kcu.ibdii.isi YAKKUM juga inenyediakan asrama dan akomodasi selama nienjtilam proses rehabihtasi.
Ala.san pcmililiaii lokasi pjuciib.in ini karena Pusat Rehabiliiasi iAKKUM iiieiupakan pusat rehabiliiasi pcnvandang cata tubuh yang besar di . ogyakarta senn.gga mudah niendapaik.iu subjek.
2. Perijinan Pcnt-iitian
Pengurn-an perijman dunnis. .langaii menibawa sural pernioiionan
penelitian dan fakultas Psikologi Univeisitas Islam Indonesia nomor
294, Dek/70 PP V 2003 yang sekiuiumva digunakan sebagai syarat untuk pengatnbilan data di Pusat Rehabiliiasi \ AKKl M dan sebagai syarat untuk
43
melakukan trv uiti di S1..B Negeri Bantul. Setclah memperoleh ijin dari Pusat
Rehabihtasi \AKKUM dan SIB Negeri Btintui bagian D (tuna daksa). peneiiti
dinimta berhubungan laiigstmg dengan koordnuitor vang mengatur masalah yang
berkaitan deng.tiii apa sang akan dilclui.3. Persiapan Alat Ukur Penelitian
Alat ukur vang digunakan dalam penelitian ini adalah skala motivasi
berprestasi dan skala kepercayaan diri. Uji coba dilakukan pada tanggal 28 Juni
2003 di SLB Negeri Bantul bagian I) secara klasikal dalam satu ruangan kelaskepada subjek. histruksi diberikau secara lisan dan juga secara tertulis pada
bagian awal skala. Subjek yang terhbat dalam uji coba sebanyak 45 subjek.
Berdasarkan uji coba alat uktu pada subjek penelitian ini, didapatkan
hasilnya sebagai berikut • a. Skala Motivasi Berprestasi
Aitem dinvatakan sahih jika inciiiiliki i\, • 0,3 dengan peiuang kesalahan
lebih kecil dan 0.05 (p- 0.05). Hasil analisis aitem skala motivasi berprestasi
menunjukkan bahwa dan 38 aitem yang diujicobakan 20 sahih dan 18 gugur.
Koefisien korclasi antar aitem berkisar antara 0.3098-0.5200 dan nilai koefisien
alpha sebesar D.7D2 1. Sebaran aitem skala motivasi berprestasi yang terpilih dapat
'I'abe! 3
Distribusi Sebaran Ahem Skala Motivasi Berprestasi yang Sahih
""
Aspek
" '
No. Butir
j
kimlah
I
1.
Motif
untuk 1(1). 11(0). 14(6). 15(7)7
10
j
meraih
Mikses
16(8).
24(14).
29(15),'
|
(Ms).
32(17). 33(18). 34l 19).
j
2.
Motif untuk 8(2). 9(3). 13(5). 17(19). '.
10
|
nieimhiiidaii 18(10). 19(1 I). 20(12). i , keuaualan(Maf). 23( 13).). M( 16). 38(20). : |" Jumlah
20
; .
__20
\
Keterangan : ( ) uoiiior aitem barn
b. Skala kepercayaan Diri
Hasil analisis aitem skala kepereavaan din iiieiiunjukkan bahwa dan 48
aitem vang diujieobakan 34 sahih dan II gugur. Koefisien korclasi antar aitem
berkisar antara 0,5084-06308, dan nilai koefisien alpha sebesar 0,9006. Sebaran
label 4
Distribusi Sebaran Aitem Skala kepercayaan Diri yang Sahih
Aspek Favorabel Unfavorabel
Rasa aman Ambisi normal 20(13). 41(28). 28( 19). 29(20). 42(29).
"45437
15(9), ._; 48(340 Yakin pada ' 9(3). kemampuan j 40(27). sendiri.Mandiri
LlMi\M.!.iliJI" \ ' i\5), 1H7).
Tldak
23(16),
32(22), j V2(6)".
37(7u7
mementingkan din 44(30). '• 46(32).
sendiri dan toleran
Optimis
10(4),
24(17)7 6(2),
18(11),
: 25(18), 36(25_)_.
, 19(12).
Jumlah
:
j 8
'
16
keterangan : ( ) nomor aitem baru
33(23). 22(15). i 4773).