• Tidak ada hasil yang ditemukan

siklus krebs.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "siklus krebs.pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SIKLUS KREBS

Posted on 5 Maret 2014 by Bertus under Biokimia

A.  Pengertian Siklus Krebs

Asetil­KoA yang telah terbentuk akan menjadi bahan baku pada siklus selanjutnya, yaitu siklus Krebs.  Oleh  karena  itu,  Asetil  Ko­A  disebut  senyawa  intemediate  atau  senyawa  antara.  Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga siklus asam trikarboksilat. Hal ini disebabkan

Beranda ♦ Perihal

Blog Tugas dan Pengetahuan

(2)

siklus  Krebs  tersebut  menghasilkan  senyawa  yang  mempunyai  3  gugus  karboksil,  seperti  asam sitrat  dan  asam  isositrat.  Asetil  koenzim  A  hasil  dekarboksilasi  oksidatif  memasuki  matriks mitokondria  untuk  bergabung  dengan  asam  oksaloasetat  dalam  siklus  Krebs,  membentuk  asam sitrat.  Demikian  seterusnya,  asam  sitrat  membentuk  bermacam­macam  zat  dan  akhirnya membentuk asam oksaloasetat lagi (Maulana, 2012).

Siklus kreb disebut juga sebagai siklus asam sitrat, yaitu serangkaian reaksi kimia dalam sel pada  mitokondria  yang  berlangsung  secara  berurutan  dan  berulang.  Molekul  Acetyl  CoA  yang merupakan  produk  akhir  dari  proses  konversi  Pyruvate  kemudian  akan  masuk  kedalam  Siklus Asam  Sitrat.  Secara  sederhana  persamaan  reaksi  untuk  1  Siklus  Asam  Sitrat  (Citric  Acid  Cycle) dapat dituliskan :

B.  Tahap­Tahap Proses Siklus Krebs

(3)

Gambar 1. Skema siklus krebs

Karbon  dioksida  (CO2)  terbentuk  asam  α  ­Ketoglutamat  yang  disertai  dengan  pelepasan hidrogen  dan  elektron  yang  ditangkap  NAD  membentuk  NADH.  Selanjutnya  asam  α  ­ Ketoglutamat  juga  melepaskan  gugus  karboksit  (CO2  disertai  dengan  pelepasan  hidrogen  dan elektron  yang  ditangkap  NAD  membentuk  NADH.  Asam  α  ­Ketoglutamat  lalu  berikatan  dengan molekul Ko­A membentuk suksinat Ko–A. KoA kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P) berasal  dari  GTP,  terikat  pada  ADP  membentuk  ATP,  menyebabkan  suksinil  Ko­A  berubah menjadi asam suksinat. Asam suksinat melepaskan 2 hidrogen (2H) dan elektron yang ditangkap FAD membentuk FADH2, asam suksinat berubah menjadi asam fumarat. Kemudian asam fumarat dapat menggunakan air (H2O) menjadi asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron ditangkap oleh NAD+ membentuk NADH. Dan akhirnya asam malat berubah menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer 2 atom karbon (2C) dari asetil Ko­A akan menjadi siklus Krebs kembali.

(4)

Pada siklus krebs ini (terjadi dimatriks mitokondria) asetil KoA diubah menjadi KoA. Asetil KoA  bergabung  dengan  asam  oksaloasetat  membentuk  asam  sitrat.  KoA  dilepaskan  sehingga memungkinkan  untuk  mengambil  fragmen  2C  lain  dari  asam  piruvat.  Pembentukan  asam  sitrat terjadi  diawal  siklus  krebs  ,  sementara  itu  sisa  dua  karbon  dari  glukosa  dilepaskan  sebagai  CO2. Selama  terjadi  pembentukan  –  pembentukan  ,  energi  yang  dibutuhkan  dilepaskan  untuk menggabungkan fosfat denga ADP membentuk molekul ATP. Pada siklus krebs, pemecahan rantai karbon  pada  glukosa  selesai,  Jadi,  sebagai  hasil  dari  glikoslisis  ,  reaksi  antara  dan  siklus  krebs adalah  pemecahan  satu  molekul  glukosa  6  karbon  menjadi  6  molekul  1  karbon,  selain  itu  juga dihasilkan 2 molekul ATP dari glikolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs (Anonim, 2008).

Menurut  Sanamontre  (2005),  ada  beberapa  reaksi­reaksi  dalam  siklus  krebs.  Pertama­tama asetil ko­A bereaksi dengan oksaloasetat dan menjadi sitrat dengan melibatkan enzim sitrat sintase, reaksi berlangsung dengan terjadinya kondensasi asetil ko­A dengan oksaloasetat dan membentuk sitril ko­A, kemudain sitril ko­A dihidrolisis menjadi sitrat dan ko­A.

Karbon  dioksida  (CO2)  terbentuk  asam  α  ­Ketoglutamat  yang  disertai  dengan  pelepasan hidrogen  dan  elektron  yang  ditangkap  NAD  membentuk  NADH.  Selanjutnya  asam  α  ­ Ketoglutamat  juga  melepaskan  gugus  karboksit  (CO2  disertai  dengan  pelepasan  hidrogen  dan elektron  yang  ditangkap  NAD  membentuk  NADH.  Asam  α  ­Ketoglutamat  lalu  berikatan  dengan molekul Ko­A membentuk suksinat Ko–A. KoA kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P) berasal  dari  GTP,  terikat  pada  ADP  membentuk  ATP,  menyebabkan  suksinil  Ko­A  berubah menjadi asam suksinat. Asam suksinat melepaskan 2 hidrogen (2H) dan elektron yang ditangkap FAD membentuk FADH2, asam suksinat berubah menjadi asam fumarat. Kemudian asam fumarat dapat menggunakan air (H2O) menjadi asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen

(5)

dan elektron ditangkap oleh NAD+ membentuk NADH. Dan akhirnya asam malat berubah menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer 2 atom karbon (2C) dari asetil Ko­A akan menjadi siklus Krebs kembali.

Pada siklus krebs ini (terjadi dimatriks mitokondria) asetil KoA diubah menjadi KoA. Asetil KoA  bergabung  dengan  asam  oksaloasetat  membentuk  asam  sitrat.  KoA  dilepaskan  sehingga memungkinkan  untuk  mengambil  fragmen  2C  lain  dari  asam  piruvat.  Pembentukan  asam  sitrat terjadi  diawal  siklus  krebs  ,  sementara  itu  sisa  dua  karbon  dari  glukosa  dilepaskan  sebagai  CO2. Selama  terjadi  pembentukan  –  pembentukan  ,  energi  yang  dibutuhkan  dilepaskan  untuk menggabungkan fosfat denga ADP membentuk molekul ATP. Pada siklus krebs, pemecahan rantai karbon  pada  glukosa  selesai,  Jadi,  sebagai  hasil  dari  glikoslisis  ,  reaksi  antara  dan  siklus  krebs adalah  pemecahan  satu  molekul  glukosa  6  karbon  menjadi  6  molekul  1  karbon,  selain  itu  juga dihasilkan 2 molekul ATP dari glikolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs (Anonim, 2008).

Menurut  Sanamontre  (2005),  ada  beberapa  reaksi­reaksi  dalam  siklus  krebs.  Pertama­tama asetil ko­A bereaksi dengan oksaloasetat dan menjadi sitrat dengan melibatkan enzim sitrat sintase, reaksi berlangsung dengan terjadinya kondensasi asetil ko­A dengan oksaloasetat dan membentuk sitril ko­A, kemudain sitril ko­A dihidrolisis menjadi sitrat dan ko­A.

(6)

Gambar 2. Tahap reaksi pertama

Tahap  kedua,  sitrat  menjadi  cis­sitrat  dengan  melibatkan  enzim  aconitase,  yaitu  dengan menghidrolisis  sitrat  yang  merupakan  isomer  dari  isositrat  dan  menghasilkan  cis­asositat  sebagai intermedietnya.

Gambar 3. Tahap reaksi kedua

Tahap ketiga, cis­aconitate menjadi isositrat, dalam reaksi ini juga melibatkan enzim aconitase dengan saling menukarkan atom H dengan gugus OH dari tahap kedua di atas.

Gambar 4. Tahap reaksi ketiga

Tahap  keempat,  terjadinya  reaksi  isositrat  menjadi  α­ketoglutarat  dengan  melibatkan enzim  isositrat  dehidrogenase,  melalui  proses  dekarboksilasi  oksidatif  dari  isositrat  menjadi

(7)

oksalosuksinat  sebagai  intermedietnya.  Lalu  CO2  meninggalkan  oksalosuksinat  yang kemudian berubah menjadi α­ ketoglutarat. Reaksi ini menghasilkan NADH.

Gambar 5. Tahap reaksi keempat

Tahap  keenam,  suksinil  ko­A  menjadi  suksinat  yang  melibatkan  enzim  suksinil  ko­A sintase,  dengan  reaksi  fosforilasi  ikatan  thioester  dari  suksinil  dan  ko­A  yang  banyak energinya.  Langkah  ini  merupakan  satu­satunya  yang  memberikan  energi  tinggi.  GTP dihasilkan oleh beberapa reaksi thioester dan fosforilasi dari GDP.

Gambar 7. Tahap reaksi keenam

Tahap  ketujuh,  suksinat  menjadi  fumarat  dengan  melibatkan  enzim  suksinat dehidrogenase  dengan  reaksi  oksidasi  dua  atom  hidrogen  dari  suksinat  terlepas  menuju penerima, FAD. Lalu reaksi ini menghasilkan fumarat dan FADH2.

(8)

Gambar 8. Tahap reaksi ketujuh

Tahap kedelapan, fumarat menjadi L­malat dengan melibatkan enzim Lmalase, dimana pada masuknya H2O ke dalam fumarat yang kemudian menghasilkan L­malat.

Gambar 9. Tahap reaksi kedelapan

Tahap  kesembilan,  L­malat  menjadi  oksaloasetat  dimana  pada  reaksi  ini  terjadi oksidasi malet yang dihidrogenasi menjadi bentuk oksaloasetat denganakseptor NAD. Reaksi ini melibatkan enzim malat dehidrogenase dan menghasilkan NADH2.

(9)

Gambar 10. Tahap reaksi kesembilan

Tahap terakhir, reaksi oksaloasetat dengan asetil ko­A menjadi sitrat dengan melibatkan enzim sitrat sintase melalui reaksi kondensasi oksaloasetat dengan asetil ko­A menjadi sitril ko­A. Lalu sitril ko­A dihidrolisis lagi menjadi sitrat dan ko­A.

Gambar 11. Tahap reaksi terakhir

Jika dilihat dari siklus Krebs pada gambar 1 dapat dikatakan kalau setelah terjadi proses terakhir ini reaksi kembali terulang terus­menerus dan menghasilkan energi.

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Budiyanto. 2013. Pengertian Proses Siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat). http://budisma.web.id/pengertian­proses­siklus­krebs­siklus­asam sitrat.html Maulana, Puri. 2012. Siklus Krebs. http://perpustakaancyber.com Sanamontre, A. 2005. Step by Step TCA Cycle. http://www.terravivida.com/vivida/tcasteps Sridianti. 2010. Sejarah Singkat Siklus Krebs. http://www.sridianti.com/uraian­sejarah­ singkat­siklus­krebs.html Bagikan ini:

Twitter Facebook Google

Bookmark the permalink.

Iklan

 Suka

Jadilah yang pertama menyukai ini.

(11)

Kerja Sama Merupakan Salah Satu

Langkah Bangsa Indonesia Untuk

Sejajar dengan Negara­Negara Maju

Di Bidang Kelautan →

META

Daftar Masuk RSS Entri RSS Komentar WordPress.com

KATEGORI

Pilih Kategori

ARSIP

Pilih Bulan

Tinggalkan Balasan

Ketikkan komentar di sini...

(12)

Gambar

Gambar 1. Skema siklus krebs
Gambar 3. Tahap reaksi kedua
Gambar 5. Tahap reaksi keempat
Gambar 9. Tahap reaksi kedelapan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari 50 citra, 49 citra teridentifikasi sebagai citra dengan jenis kerusakan retak, sementara 1 citra teridentifikasi sebagai lubang. Sementara 2 citra

Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dua kelompok, yaitu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Tujuan penelitian ini adalah menentukan dan menganalisis persamaan yang menyatakan hubungan kuantitatif antara struktur elektronik dengan aktivitas antimutagen menggunakan analisis

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pola ruang taman setra di Desa Singakerta dipengaruhi oleh budaya dan adat dari umur, kasta atau klan, dan jumlah banjar

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai pembelajaran IPA Fisika melalui penerapkan model pembelajaran kooperatif bermain jawaban pada materi pemuaian di kelas

merupakan sekretaris yang mampu meningkatkan brand image ( citra merek ).. pada lembaga atau perusahaan

Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berupa prasangka pada komunikan, maka komunikator yang akan menyampaikan pesan melalui media massa sebaiknya komunikator yang netral,

Khalîfah fil ardhi itu (dimulai dengan Nabi Adam `alaihissalam) adalah manusia baru. Nabi Adam dan Siti Hawa Diciptakan langsung oleh Allâh dengan Kedua TanganNya, bukan