• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL ORGANISASI

DENGAN FAKTOR KINERJA KARYAWAN

PT BEESCO INDONESIA

JISE HARI S SITOMPUL

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Jise Hari S Sitompul

(4)

RINGKASAN

JISE HARI S SITOMPUL. Analisis Hubungan Pola Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor-faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia. Dibimbing oleh SITI RAHMAWATI

Pengelolaan perusahaan yang optimal. Pengelolaan perusahaan melibatkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuannya, antara lain sumber daya finansial, fisik, manusia, kemampuan teknologi dan sistem. PT Beesco Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi sepatu olahraga untuk permintaan pasar luar negeri. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 6.500 karyawan. Banyaknya karyawan yang dipekerjakan di perusahaan ini menuntut pihak manajemen untuk menerapkan manajemen SDM strategik, salah satunya melalui hubungan dan komunikasi karyawan yang baik agar kinerja perusahaan meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan komunikasi formal organisasi PT Beesco Indonesia, mengidentifikasi faktor-faktor kinerja yang diterapkan di PT Beesco Indonesia sekaligus menganalisis hubungan komunikasi formal perusahaan PT Beesco Indonesia dengan kinerja karyawan.

Peningkatan jumlah perusahaan sepatu akan meningkat persaingan pada industri sepatu, dimana setiap setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas dari produk yang mereka hasilkan untuk dapat menguasai pengsa pasar. Persaingan dalam industri dapat terlihat dari fluktuasi produksi yang dihasilkan sebuah perusahaan

Data yang digunakan dalam penelitan ini terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari perusahaan dengan wawancara langsung dengan manajer human resources dan karyawan PT Beesco Indonesia. Data primer juga diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk diisi oleh karyawan PT Beesco Indonesia. Data sekunder diperoleh dari litertatur seperti buku dan internet serta data yang membuat tentang PT Beesco Indonesia yang diperoleh dari dokumen dan situs resmi PT Beesco Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan berlandaskan pada pendapat Slovin. Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebesar 99 sampel. Pengolahan data menggunakan Statistical Package for The Social Sciences 17.0 for windows pada taraf alpha 5%.

(5)

ABSTRAK

JISE HARI S SITOMPUL. Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia. Dibimbing oleh SITI RAHMAWATI

Pengelolaan sumber daya manusia sebuah perusahaan tidak terlepas dari masalah interaksi dan komunikasi. PT Beesco Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi sepatu yang mempekerjakan karyawan dengan jumlah yang banyak, sehingga diperlukan penerapan manajemen SDM strategik melalui hubungan komunikasi formal organisasi dengan faktor kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi hubungan komunikasi formal organisasi PT Beesco Indonesia, (2) Mengidentifikasi faktor kinerja yang diterapkan di PT Beesco Indonesia, (3) Menganalisis hubungan komunikasi formal perusahaan PT Beesco Indonesia dengan kinerja karyawan. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi Pearson product Moment. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan persepsi karyawan mengenai komunikasi formal organisasi dan faktor kinerja karyawan adalah sangat baik. Hasil uji korelasi pearson product moment menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat, positif antara komunikasi formal dengan faktor kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa indikator komunikasi formal organisasi mampu meningkatkan kinerja karyawan PT Beesco Indonesia.

Kata kunci: Komunikasi Formal Organisasi, Kinerja Karyawan, PT Beesco Indonesia.

ABSTRACT

JISE HARI S SITOMPUL. Relationship between Organizational Formal Communication with Human Performance Factor PT Beesco Indonesia. Guided by SITI RAHMAWATI

The operation of human resource development in a company can't be seperated with the interaction and communication problems. PT Beesco Indonesia is a company that engages in footware production and employs labour intensive, so it needs to implement human research development strategic management through the relations between formal organization communication and factors of human performance. The aims of this research are (1) To identify the relation of formal organization at PT Beesco Indonesia, (2) To identify performance's factor which PT Beesco Indonesia applies, (3) To analize the relation between formal communication of PT Beesco Indonesia and the employees performance. The data used in this study are primary data and secondary data. This study used Pearson product Moment correlation analysis. The results obtained based on employee perceptions about formal communication and organizational factors of employee performance very impressive. The results of Pearson product moment correlation test show that there is a strong, positive association between formal communication with employee performance factors. This means that the indicator formal organizational communication can improve the performance of employees of PT Beesco Indonesia.

Keyword : Organization’s formal communication, working factors of workers, PT Beesco

(6)

HUBUNGAN KOMUNIKASI FORMAL ORGANISASI

DENGAN FAKTOR KINERJA KARYAWAN

PT BEESCO INDONESIA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen

JISE HARI S SITOMPUL

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(7)
(8)

Judul Skripsi : Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia.

Nama : Jise Hari S Sitompul NIM : H24090073

Disetujui oleh

Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. Pembimbing

Diketahui oleh

Dr .Ir. Jono Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 adalah manajemen sumberdaya manusia, dengan judul Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan PT Beesco Indonesia.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dra. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Suwarti selaku Manager Human Resources PT Beesco Indonesia yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Tidak lupa kepada teman-teman Manajemen 46 khususnya Natasha, Dhanti, Arina, Cipuy, Dafid, Wilda dan teman-teman satu bimbingan skripsi (Annisa, Citra, Juwita, Tiara, Nada) dan juga sahabat yang paling baik (Noldy, Nasib Pola, Margaretta, Ratnasari, Saima) serta yang teristimewa Viana Simanjuntak yang selalu meluangkan waktunya dan memberikan dukungan dan bantuan dalam pembuatan skripsi ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

METODE PENELITIAN 4

Kerangka Penelitian 4

Lokasi dan Waktu Penelitian 5

Metode Pengumpulan Data 6

Metode Penarikan Sampel 6

Metode Pengolahan dan Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Gambaran Umum PT Beesco Indonesia 11

Karakteristik Responden 12

Persepsi Karyawan Terhadap Komunikasi Formal PT Beesco Indonesia 14

Persepsi Karyawan terhadap Faktor kinerja 19

Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja

Karyawan 24

Implikasi Manajerial 28

KESIMPULAN DAN SARAN 29

Kesimpulan 29

Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

(11)

DAFTAR TABEL

1 Data Karyawan aktif PT Beesco Indonesia 7

2 Tingkat Reliabilitias metode Alpha Cronbach’s 9

3 Skala Likert pada Penelitian 9

4 Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi Atas Ke bawah 15 5 Pesepsi Karyawan terhadap Komunikasi Bawah ke Atas 16 6 Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi Diagonal 17 7 Pesepsi Karyawan terhadap Komunikasi Horizontal 18

8 Persepsi Karyawan terhadap Pengetahuan 19

9 Pesepsi Karyawan terhadap Keterampilan 20

10 Persepsi Karyawan terhadap Motivasi 22

11 Pesepsi Karyawan terhadap Peran 23

12 Hubungan Komunikasi Formal dengan Kinerja Karyawan 24 13 Hubungan Komunikasi Atas ke bawah dengan Faktor Kinerja Karyawan 24 14 Hubungan Komunikasi Bawah ke atas dengan Faktor Kinerja Karyawan 25 15 Hubungan Komunikasi Vertikal dengan Faktor Kinerja Karyawan 26 16 Hubungan Komunikasi Horizontal dengan Faktor Kinerja Karyawan 27

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran 6

2 Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin 12

3 Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan 13 4 Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Pernikahan 13

5 Jumlah Karyawan Berdasarkan Usia 14

DAFTAR GRAFIK

1 Tingkat produksi sepatu PT Beesco Indonesia Januari 2012 –

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri alas kaki merupakan salah satu industri yang potensial untuk dikembangkan. Alas kaki berupa sepatu dan sandal dapat terbuat dari bahan dasar kulit hewan ataupun kulit imitasi. Sepatu dan sandal merupakan jenis barang yang diperlukan oleh setiap orang dan sudah merupakan kebutuhan pokok manusia. Segmen pasarnya pun tidak terbatas, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa dalam setiap lapisan masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat dan perubahan gaya hidup masyarakat akan menyebabkan permintaan alas kaki semakin meningkat. Industri alas kaki nasional dinilai mampu bersaing di era perdagangan bebas karena kualitas masih jauh lebih unggul.

Menurut Kementrian Perdagangan dan Industri, perkembangan industri persepatuan di Indonesia, pada tahun 2002 jumlah unit usaha industri sepatu kulit, sepatu olah raga dan alas kaki lainnya baik dalam skala kecil, menengah maupun besar mencapai 6.125 unit dengan menyerap 389.732 tenaga kerja dan realisasi produksi sebesar 705 juta pasang. Lokasi utama industri sepatu kulit atau sepatu olah raga dan alas kaki lainnya tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa tengah, Riau, Sumatera Barat dan DKI Jakarta. Realisasi ekspor rata-rata sepatu kulit/olah raga dan alas kaki lainnya tahun 1998 sampai tahun 2002 bernilai US$ 1.450 juta dengan laju pertumbuhan 1.8 per tahun. Dengan negara tujuan utama USA (41.4%), Inggris (9.1%), Belgia (7.1%), Jerman (4.8%), Jepang (4%) dan lain-lainnya (33.6%). Negara tujuan ekspor alas kaki Indonesia tahun 2008 adalah Uni Eropa senilai US$ 946 juta (50.17%), AS senilai US$ 393.95 juta (20.89%), Jepang senilai US$ 90.23 juta (4.79%), RRT senilai US$ 64.36 juta (3.41%) dan ASEAN senilai US$ 72.67 (3.85%). Selaras dengan kinerja ekspor, kinerja investasi di sektor alas kaki juga semakin meningkat. Saat ini industri alas kaki semakin diminati oleh investor asing. Pada tahun 2008, sedikitnya 25 perusahaan sepatu asing sudah menandatangani kontrak untuk berinvestasi di Indonesia. Perusahaan tersebut yaitu 10 perusahaan melakukan perluasan usaha dan 15 perusahaan lain merupakan investor baru. Total investasi yang akan ditanamkan oleh ke-25 perusahaan tersebut mencapai US$ 170 juta dengan total kapasitas produksi per tahun mencapai 287 juta pasang (BPS 2010).

(13)

2

Kegiatan pengelolaan sumber daya manusia sebuah perusahaan tidak terlepas dari masalah interaksi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan adanya kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan orang lain serta tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Interaksi antar sumber daya manusia sebuah perusahaan akan berjalan efektif apabila terjalin komunikasi yang lancar di dalamnya. Komunikasi dalam perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi manajemen dan karyawan perusahaan serta stakeholders yang terkait, karena melalui proses komunikasi fungsi-fungsi manajerial dapat dicapai. Hambatan dalam komunikasi dan interaksi akan menyebabkan kerja sama yang seharusnya terjalin dengan baik diantara karyawan menjadi terhambat sehingga pencapaian tujuan perusahaan tidak sesuai harapan.

Komunikasi akan efektif jika terdapat persamaan makna antara komunikator dengan komunikan. Pemilihan saluran, media komunikasi, dan keterampilan komunikasi yang tepat dapat meningkatkan keefektifan komunikasi perusahaan. Efektifitas komunikasi dapat dinilai dari kinerja sumber daya manusia dalam perusahaan. Unsur penting dalam peningkatan kinerja dalam perusahaan adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, seperti produktifitas, etos kerja yang tinggi, dan kontribusi yang optimal kepada perusahaan. Penerapan komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan memperhatikan pola komunikasi baik komunikasi formal maupun informal. Komunikasi yang efektif berpengaruh terhadap kinerja karyawan karena kinerja karyawan merupakan pencerminan kinerja perusahaan sehingga diperlukan upaya peningkatan kinerja karyawan agar kinerja perusahaan meningkat.

Peningkatan kinerja karyawan berhubungan langsung terhadap peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus memiliki pola komunikasi yang baik dan sesuai dengan lingkungan kerja sebagai sumber informasi untuk pengembangan perusahaan. PT Beesco Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi sepatu olahraga untuk permintaan pasar luar negeri. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 6.500 karyawan. Banyaknya karyawan yang dipekerjakan di perusahaan ini menuntut pihak manajemen untuk menerapkan manajemen SDM strategik, salah satunya melalui hubungan dan komunikasi karyawan yang baik agar kinerja perusahaan meningkat.

(14)

3

Grafik 1. Tingkat produksi sepatu PT Beesco Indonesia Tahun 2010-2012 (Annual Report PT Beesco Indonesia, 2010-2012)

(15)

4

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini secara umum: (1) Bagaimana komunikasi formal perusahaan pada PT Beesco Indonesia; (2) Bagaimana faktor kinerja karyawan pada PT Beesco Indonesia; dan (3) Bagaimana hubungan antara komunikasi formal perusahaan dengan faktor kinerja karyawan di PT Beesco Indonesia.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penelitian antara lain, (1) Mengidentifikasi komunikasi formal perusahaan pada PT Beesco Indonesia; (2) Mengidentifikasi faktor kinerja karyawan pada PT Beesco Indonesia; dan (3) Menganalisis hubungan komunikasi formal perusahaan PT Beesco Indonesia dengan faktor kinerja karyawan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan agar PT Beesco Indonesia dapat mempertahankan kinerja karyawan yang baik melalui komunikasi formal perusahaan

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memfokuskan untuk menganalisis hubungan komunikasi formal organisasi dengan faktor kinerja karyawan PT Beesco Indonesia berdasarkan persepsi karyawan. Variabel pada penelitian ini adalah komunikasi formal organisasi dan faktor kinerja karyawan. Indikator komunikasi formal organisasi adalah upward communication, downward communication, diagonal communication, dan horizontal communication. Sedangkan indikator faktor kinerja karyawan adalah pengetahuan, keterampilan, motivasi dan peran.

METODE PENELITIAN

Kerangka Penelitian

(16)

5 lingkungan, Oleh karena itu dibutuhkan komunikasi yang baik untuk memperlancar jalinan kerja sama perusahaan. Kerjasama yang baik akan terwujud apabila didukung oleh sumberdaya yang baik dan memiliki kinerja yang tinggi serta intergritas kepada perusahan. Sumber daya manusia yang baik menentukan keberlangsungan perusahaan karena sumber daya manusia sebagai pengolah sistem, agar berjalan dengan baik. Dalam pengolahannya sumber daya manusia memperhatikan aspek penting seperti pelatihan dan pengembangan motivasi. Sumber daya manusia sebagai asset yang vital bagi suatu perushaan, oleh sebab itu peran dan fungsinya tidak bisa di gantikan oleh sumber daya yang lain.

Penelitan ini dilaksanakan pada PT Beesco Indonesia yang bertempat di Karawan Jawa Barat. Terdapat tiga belas unit kerja di dalam organisasi ini, diantaranya: Assembling, Material, Office & Driver, Phylon/Insole, Planning, Press/Roll, Quality Control, Sewing, Cutting, Development, Enginering, Security, Stockfit. Penelitian dilakukan keseluruh unit kerja yang ada di PT Beesco Indonesia.

Komunikasi Formal memiliki beberapa aspek yaitu downward communications, upward communications, diagonal communications, Horizontal communications. Downward communications menunjukkan komunikasi atasan kepada bawahan. Upward communications menunjukkan komunikasi yang dilakukan antara bawahan terhadap atasan. Diagonal Communications

menunjukkan komunikasi antara dua tingkat (level) perusahaan yang berbeda.

Horizontal Comunications menunjukkan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat. Sedangkan, faktor-faktor kinerja memiliki empat aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, motivasi, peran. Pengetahuan menunjukkan informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk bertindak. Ketrampilan menunjukkan kecakapan untuk melaksanakan tugas dalam usaha memperoleh pengetahuan. Motivasi menunjukkan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan agar terarah atau tertujuh untuk mencapai tujuan perusahaan perusahaan. Peran menunjukkan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu perusahaan. Pada kedua variabel komunikasi formal dan faktor-faktor kinerja karyawan dilihat hubungan antara kedua variabel tersebut. Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Lokasi dan Waktu Penelitian

(17)

6

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam rancangan penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner yang diberikan kepada responden bersifat tertutup dimana terdapat serangkaian alternatif yang disediakan.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan terdiri dari wawancara langsung terhadap manajer human resourses dan karyawan PT Beesco Indonesia.

Metode Penarikan Sampel

Jumlah sampel yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan perhitungan rumus slovin, yaitu:

Visi, Misi

Sumber Daya Manusia

Komunikasi Formal 1. Upward Communications

2. Downward communications

3.Sideways communications

4.Diagonal communications

Faktor-faktor kinerja Karyawan

1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Motivasi 4. peran

Hubungan Komunikasi Formal Perusahaan dengan Faktor Kinerja Karyawan

(18)

7

n =

Dimana:

n = Ukuran sampel yang diambil N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat ditolelir (10%) Menghasilkan,

n =

= 99 responden

Berdasarkan hasil Slovin diatas diperoleh jumlah responden sebesar 99 responden. Teknik cluster random sampling merupakan salah satu teknik

probability sampling. Teknik ini digunakan karena populasi terlalu banyak dan ukuran sampel yang akan diambil telah ditetapkan menggunakan rumus slovin serta pengambilan sampel berdasarkan kelompok-kelompok yang dilakukan secara acak.

Tabel 1. Penentuan jumlah responden dengan cluster random sampling

Departemen Total

Tabel 1 menunjukkan bahwa penentuan jumlah responden menggunakan

cluster random sampling, dimana penentuan jumlah persentase dengan cara jumlah karyawan dibagi total populasi dikali 100%. Adapun contoh perhitungan penentuan jumlah persentase adalah sebagai berikut:

Persentase =

x 100%

=

x 100%

= 12%

Penentuan jumlah sampel dengan cara perkalian persentase dikali total sampel yang diperoleh. Adapun contoh perhitungan penentuan jumlah sampel adalah sebagai berikut:

(19)

8

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Uji Validitas

Menurut Sulianto (2005) validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Langkah-langkah dalam melakukan pengujian validitas, adalah sebagai berikut (Umar 2003):

1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Konsep yang akan diukur hendaknya dijabarkan terlebih dahulu sehingga operasionalnya dapat dilakukan, dengan cara sebagai berikut:

a. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang terlulis dalam literatur.

b. Jika definisi konsep yang ingin diukur tidak diperoleh dari literature, peneliti harus mendefinisakan sendiri konsep tersebut. Sebaiknya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik disarankan utnuk mendiskusikannya dengan para alhi. Kemudian mencari kesamaan pendapat ahli dan peneliti. c. Apabila langkah diatas tidak ditemukan solusinya, maka peneliti dapat

menanyakan langsung definisi konsep yang akan diukur pada calon responden.

2. Melakukan uji coba alat pengukur pada sejumlah responden, disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang, karena distribusi skor akan lebih mendekati kurva normal

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-msing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

r

hitung =

(1)

Dimana:

rhitung = nilai koefisien korelasi

N = jumlah responden

X = Skor masing-masing pernyataan Y = Skor total

5. Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik table korelasi nila r. bila rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut valid atau signifikan

dalam penelitian ini, angka kritik table korelasi untuk nilai r adalah r ( N-2;α). Hasil uji validitas yang diperoleh dibandingkan dengan α pada tabel, yaitu α = 5% sebesar 0,361. Nilai validitas yang lebih besar dari 0,361 berarti valid dan jika hasilnya lebih kecil dari 0,361 berarti tidak valid. Hasil uji validitas menunnjukkan rentang nilai untuk seluruuh pernyataan 0,378-0,845. Dapat disimpulkan (0,378-0,845) > (0,361) pada taraf alpha 5%, yang artinya seluruh pernyataan mampu mengukur apa saja yang ingin diukur dan terbukti valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.

Uji Reliabilitas

(20)

9 alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenik Alpha Cronbach (Umar, 2005).

Rumusnya adalah sebagai berikut: Rumus Varian dapat diperoleh dari rumus :

Tingkat Reliabiltias menggunakan metode Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1 yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 2. Tingkat Reliabilitias metode Alpha Cronbach’s

Klasifikasi Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas 0.00 – 0,20 Kurang Reliabel 0,21 – 0,40 Agak Reliabel 0,41 – 0,60 Cukup Reliabel 0,61 – 0,80 Reliabel 0,81 – 1,00 Sangat Reliabel

Hasil uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pernyataan komunikasi formal dan faktor-faktor kinerja. Hasil menunjukkan nilai alpha crobanch untuk seluruh peryataan saluran komunikasi formal 0,666 dan kinerja sebesar 0,772 nilai ini menunjukkan pernyataan berada pada tingkat sangat reliable yang artinya seluruh pernyataan dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulang. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3.

Analisis Deskriptif

Data yang akan dianalisis deskriptif dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner oleh pegawai dengan menggunakan skala likert. Pembobotan skala

likert pada kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Skala Likert pada Penelitian

(21)

10

Persepsi karyawan dalam penelitian ini dapat diketahui dengan menggunakan Modus. Modus mengambarkan nilai paling sering muncul atau memiliki frekuensi terbanyak. Pemakaian kata “kebanyakan”, “padahal”, “paling banyak”, atau “sebagian besar” mengindikasikan penggunaan modus dalam analisis deskriptif.

Uji Korelasi Pearson Product Moment

Penelitian ini menganalisis hubungan pola komunikasi formal organisasi terhadap faktor-faktor kinerja dengan menggunakan analisis korelasi Pearson

Product Moment. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17,0 for Windows. Analisis korelasi digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain dengan tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lain.

Nilai koefisien korelasi r berkisar santara -1 sampai +1, kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut:

1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear positif, yaitu makin besar nilai variabel X (independen), maka makin besar pula nilai vafriabel Y (dependen). Atau sebaliknya makin kecil nilai variabel X(independen), maka makin kecil pula nilai variabel Y.

2. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear negative, yaitu makin kecil nilai variabel X (independen), maka makin besar nilai variabel Y (dependen). Atau sebaliknya, makin besar nilai variabel X (independen), maka makin kecil pula nilai varfiabel Y (dependen).

3. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dan Variabel Y (dependen).

4. Jika, nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linier sempurna, sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0 maka hubungannya makin melemah.

Sifat korelasi akan menetukan arah dari korelasi. Keerataan korelasi dapat dikelompokkan sebagi berikut:

1. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keerataan sangat lemah. 2. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.

3. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat. 4. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat. 5. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali. 6. 1 berarti korelasi sempurna.

Dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan uji hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak ada hubungan nyata antar komunikasi formal organisasi

dengan faktor-faktor kinerja karyawan.

H1 : Terdapat hubungan nyata antara komunikasi formal organisasi dengan

faktor-faktor kinerja kayawan.

Tolak H0 dan terima H1 jika nilai signifikansinya < 0,05 dan begitu

sebaliknya terima H0 dan tolak H1 jika nilai signifikansinya > 0,05. Jadi dalam

(22)

11 untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum PT Beesco Indonesia

PT Beesco merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sepatu yang telah memiliki kepercayaan tinggi dari konsumen. PT Beesco didirikan pada tahun 1981 yang berlokasi di Qingdao Korea Selatan. Pada mulanya kegiatan produksi perusahaan hanya dilakukan di Korea Selatan, tetapi pada tahun 1982 PT Beesco membangun perusahaan baru yang berlokasi di China walaupun pada saat itu korea tidak menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan China. Setelah perusahaan di China didirikan, kegiatan produksi dilakukan di China. Perusahaan yang berada di Korea hanya sebagai kantor pusat. PT Beesco juga memiliki anak perusahaan di Indonesia. PT Beesco Indonesia awalnya bernama PT Bukyung yang juga memproduksi sepatu. Pada tahun 2011 PT Bukyung berganti nama menjadi PT Beesco karena perpindahan hak kepemilikan . PT Beesco Indonesia berlokasi di Jl. Raya Karawang-Cikampek KM87,7 Desa Tamelang Purwasari Karawang yang berdiri pada tanggal 25 Oktober 2006. PT Beesco Indonesia memproduksi sepatu olahraga untuk anak – anak dan dewasa,sepatu untuk dewasa terbagi menjadi sepatu man dan woman. Perusahaan ini memulai produksi pada bulan November 2006 untuk merek HEEL YS dan melakukan ekspor produk untuk pertama kalinya pada bulan desember 2006 sebanyak 225.000 pasang sepatu. Kemudian di tahun berikutnya perusahaan ini menambah tiga deret meja produksi untuk menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak. Saat ini PT Beesco sudah memproduksi beragam merek sepatu terkenal seperti Lacoste, Ted Baker, Hi-tec, Asics, Fila, dan Machbet. Merek sepatu terbanyak yang sedang diproduksi adalah Asics. PT Bessco Indonesia memiliki beberapa cabang di Indonesia yaitu PT Sukses Indonesia di Surabaya, PT UNICORN Indonesia di Bandung dan PT Woojin di Tangerang.

(23)

12

Visi dan Misi PT Beesco Indonesia

Suatu perusahan memiliki pedoman dalam mengelola usahanya, PT Beesco Indonesia telah menetapkan Visi dan Misi PT Beesco Indonesia yang wajib diketahui, dihayati dan diamalkan oleh setiap karyawannya.Visi PT Beesco Indonesia adalah menjadi pabrik sepatu yang paling kompetitif dan dapat diandalkan di Indonesia. Sedangkan misi PT Beesco Indonesia adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada kosumen PT Beesco Indonesia, dengan berfokus kepada:

a. Memberikan harga yang paling kompetitif b. Memberikan jaminan kualitas

c. Tepat waktu dalam pengiriman produk

d. Menjalin hubungan yang baik antar sesama dan lingkungan Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses penerimaan kerja. Jumlah karyawan yang dijadikan sebagai responden sebanyak 99 orang dengan persentase jenis kelamin adalah laki-laki sebanyak 12 orang (12 persen) dan perempuan sebanyak 88 orang (88 persen), dimana PT Beesco ini umumnya memiliki karyawan berjenis kelamin wanita karena PT Beesco Indonesia menilai bahwa wanita dalam melakukan proses pekerjaannya lebih telaten dibanding dengan laki-laki serta dalam perusahaan ini karena jumlah karyawan paling banyak di divisi sewing yang membutuhkan tingkat keterampilan dan kecepatan dalam menjahit produk-poduk sepatu, sedangkan laki-laki berada dibagian office dan dibagian gudang untuk mengangkat barang-barang yang siap untuk di kirimkan ke luar negeri. Persentase jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Jumlah Karyawan berdasarkan Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu yang menjadi tolak ukur dalam melakukan proses penerimaan karyawan dalam suatu perushaan. Biasanya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan berbanding lurus dengan tingkat jenjang karir yang akan diterimanya. Persentase tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 4.

12%

88%

laki-laki

(24)

13

Gambar 4. Jumlah Karyawan berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan bahwa hasil persentase tingkat pendidikan karyawan berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, tingkat pendidikan karyawan umumnya adalah tingkat pendidikan jenjang SMA sebanyak 86 orang (87 persen), selanjutnya adalah tingkat tingkat pendidikan jenjang D1 sebanyak 9 orang (9 persen), sementara itu karyawan dengan tingkat pendidikan D3 sebanyak 3 orang (3 persen) dan tingkat pendidikan S1 sebanyak 1 orang (1 persen) . Artinya jumlah karyawan di PT Beesco Indonesia umumnya berpendidikan SMA, karena PT Beesco Indonesia menerima karyawan yang mempunyai kemauan dan mampu berkinerja optimal dengan skill yang dimiliki oleh karyawan tersebut.

Status Pernikahan

Karakteristik karyawan berdasarkan status pernikahan yang diambil secara acak dari setiap divisi menunjukkan tingkat persentase seperti yang dihasilkan oleh Gambar 5.

Gambar 5. Jumlah Karyawan berdasarkan Status Pernikahan

Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan bahwa hasil dari jumlah persentase berdasarkan status pernikahan yang dihasilkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah persentase yang paling besar berada pada status menikah sebanyak 51 orang (52 persen), kemudian jumlah status yang belum menikah sebanyak 46 orang (46 persen) dan nilai persentase paling rendah yaitu pada status janda sebanyak 2 orang (2 persen). Artinya status karyawan pada tingkat pernikahan di Perusahaan Beesco Indonesia secara keseluruhan menunjukkan pada tingkat sudah menikah atau berkeluarga.

87% 9%

3% 1%

SMA

D1

D3

S1

52% 46%

2% Menikah

Belum Menikah

(25)

14 Usia

Usia dalam suatu perusahan merupakan suatu syarat penting yang dalam proses penerimaan karyawan dalam suatu perusahaan. Karateristik reponden berdasarkan usia pada PT Beesco Indonesia dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Jumlah Karyawan berdasarkan Usia

Berdasarkan Gambar 6 menunjukkan bahwa hasil dari persentase tingkat usia pada PT Beesco Indonesia yang dilakukan pada karyawan menunjukkan hasil bahwa persentase tertinggi berada pada usia 21-30 tahun sebanyak 46 orang (47 persen), sementara itu pada tingkat usia 31-40 tahun sebanyak 28 orang (persen), kemudahan pada tingkat usia 20 tahun sebanyak 21 orang (21 persen) dan nilai angka paling rendah berada pada usia 41-50 tahun sebanyak 4 orang (4 persen). Artinya pada PT Beesco Indonesia secara keseluruhan menunjukkan bahwa tingkat usia karyawan yang banyak bekerja pada perusahaan berada pada usia 21-30 tahun, karena karyawan pada usia ini dinilai masih muda dan masih memiliki semangat kerja yang tinggi.

Persepsi Karyawan Terhadap Komunikasi Formal PT Beesco Indonesia

Analisis persepsi karyawan terhadap komunikasi formal organisasi yang dilakukan di PT Beesco Indonesia dengan menggunakan metode modus untuk mengetahui mayoritas jawaban karyawan.

Persepsi terhadap Komunikasi Atas ke Bawah

Komunikasi atas ke bawah terjadi antara pimpinan melakukan alih pesan kepada bawahan secara terstruktur dan seswaktu-waktu dengan tujuan dapat menumbuhkan suasana kerja yang nyaman dan secara tidak langsung meningkatkan produktivitas perusahaan. Persepsi karyawan terhadap komunikasi atas ke bawah dapat dilihat pada Tabel 3.

21%

47% 28%

4%

≤20 Tahun

21-30 Tahun

31-40 Tahun

(26)

15 Tabel 3. Persepsi karyawan terhadap komunikasi atas ke bawah

No Komunikasi atas ke bawah Mayoritas Jawaban Persentase

1. Atasan memberikan pengarahan atau

instruksi secara lisan kepada bawahan

Setuju 67.68%

2. Atasan memberikan pengarahan atau

instruksi secara tulisan kepada bawahan

Setuju 46.46%

3. Atasan memberikan informasi mengenai

suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan kepada bawahan secara langsung

Setuju 62.63%

4. Memberikan pujian secara langsung atas pekerjaan yang diselesaikan oleh bawahan

Setuju 65.66%

5. Atasan memberikan ide dan gagasan

secara langsung kepada bawahan

Setuju 66.67%

6. Penjelasan mengenai pekerjaan secara langsung dari atasan

Setuju 63.64%

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan yang diajukan.

1. Sebesar 67.68% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan bahwa atasan memberikan pengarahan atau instruksi secara lisan kepada bawahan, dimana instruksi yang diberikan dengan lisan memudahkan karyawan untuk mengerti dan paham dalam mengerjakan tugasnya jika ada instruksi maupun penjelasan langsung dari atasan.

2. Sebesar 46.46% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan atasan memberikan pengarahan atau instruksi secara tulisan kepada bawahan. Intruksi dalam bentuk tulisan yaitu berupa nota dinas. Nota dinas diberikan oleh atasan kepada bawahannya dalam penyampaian keperluan perusahaan kepada perusahaan cabang. Penyampaikan tugas kepada bawahan atasan juga dapat melalui email terhadap tugas yang ingin diselesaikan.

3. Suatu pekerjaan dilakukan oleh karyawan berdasarkan informasi yang diterima oleh karyawan dari atasan. Sebesar 62.63% karyawan menjawab setuju terhadap atasan memberikan informasi mengenai suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan kepada bawahan secara langsung. Namun hal ini tidak dirasakan oleh 37.37% karyawan lainnya. Melakukan rapat terhadap pekerjaan yang akan dilakukan bawahan akan memudahkan penyampaian informasi kepada bawahan sehingga tugas dan tanggung jawab karyawan dapat dilakukan dengan optimal.

4. Pujian merupakan suatu penyemangat bagi karyawan atas hasil kerja yang dilakukan dengan baik. Sebesar 65.66 % karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan memberikan pujian secara langsung atas pekerjaan yang diselesaikan oleh bawahan. Dalam meningkatkan gairah bekerja karyawan atasan dapat memberikan pujian atas hasil kerja yang dilakukan karyawan sehingga karyawan merasa senang dan termotivasi untuk lebih baik lagi dalam bekerja.

(27)

16

6. Pekerjaan yang dijelaskan secara baik dan benar akan berdampak pada pencapaian hasil kerja yang maksimal. Sebesar 63.64 karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan saya mendapatkan penjelasan mengenai pekerjaan secara langsung dari atasan. Penjelasan pekerjaan bisa dilakukan pada saat briefing sebelum melakukan pekerjaan.

Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi bawah ke atas

Komunikasi bawah ke atas menyatakan karyawan memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat, ide dan gagasan mereka kepada atasan baik langsung maupun tulisan untuk keberlanjutan perusahaan. Pernyataan karyawan terhadap komunikasi bawah ke atas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Persepsi karyawan terhadap komunikasi bawah ke atas

No Komunikasi bawah ke atas Mayoritas Jawaban Persentase

(%) 1. Bawahan mengajukan ide dan gagasan

kepada atasan secara langsung

Setuju 71.72

2. Bawahan mengutarakan pendapat

mengenai permasalahan pekerjaan kepada atasan secara langsung

Setuju 69.70

3. Bawahan memberikan laporan hasil

pekerjaan secara langsung kepada atasan

Setuju 72.73

4. Memberikan pujian secara langsung atas pekerjaan terhadap atasan

Ragu-ragu 49.49

5. Bawahan mengemukakan permasalahan

pekerjaan secara langsung kepada atasan

Setuju 73.74

Berdasarkan Tabel 4 hasil persepsi karyawan terhadap komunikasi bawah ke atas secara keseluruhan menunjukkan mayoritas jawaban setuju terhadap semua pernyataan.

1. Sebesar 71.72% karyawan menyatakan bahwa bawahan mengajukan ide dan gagasan kepada atasan secara langsung. Ide dan gagasan untuk meningkatkan hasil kerja yang disampaikan karyawan kepada atasan dapat dipertimbangkan oleh atasan, dimana atasan menerima segala ide yang diberikan oleh karyawan terkait dengan kelancaran pekerjaan.

2. Masalah dalam pekerjaan merupakan suatu hal yang sering terjadi, sehingga dilakukan upaya untuk menghindarinya. Sebesar 69.70% karyawan berpendapat bahwa bawahan mengutarakan pendapat mengenai permasalahan pekerjaan secara langsung. Permasalahan yang disampaikan karyawan berupa terjadinya kerusakan mesin, kekurangan bahan baku dan hal-hal kerja yang dianggap karyawan tidak dimengerti untuk diselesaikan. Namun, bagi 30.30% karyawan lainnya tidak merasakan hal itu.

3. Sebesar 72.73% karyawan merasa bahwa memberikan laporan pekerjaan secara langsung kepada atasan. Laporan sebagai bukti hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan sehingga perlu untuk menyampaikan laporan secara jelas supaya dapat dipahami oleh atasan dengan baik.

(28)

17 5. Sebesar 73.74 % karyawan menyatakan bahwa bawahan mengemukakan permasalahan pekerjaan secara langsung kepada atasan. Adanya permasalahan secara sigap untuk diatasai oleh karyawan dengan memberitahukan segala kekurangan yang menjadi masalahnya kepada atasan secara langsung.

Persepsi karyawan terhadap Komunikasi Diagonal

Analisis persepsi karyawan terhadap komunikasi diagonal mengenai pola komunikasi diagonal pada PT Beesco Indonesia dengan persentase jawaban karyawan dapat diketahui melalui tiga pernyataan komunikasi diagonal. Pernyataan komunikasi diagonal ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Persepsi karyawan terhadap komunikasi diagonal

No Komunikasi Diagonal Mayoritas Jawaban Persentase

(%)

1. Individu dari berbagai bagian atau

departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi

Setuju 51.52

2. Terdapat saling ketergantungan diantara bagian yang ada dalam perusahaan

Setuju 51.52

3. Komunikasi diagonal dapat mengganggu

jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal

Setuju 52.53

Berdasarkan Tabel 5 mengenai hasil persepsi karyawan terhadap komunikasi Diagonal secara keseluruhan menunjukkan mayoritas jawaban setuju yang telihat dari beberapa pernyataan.

1. Sebesar 51.52% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelsaikan masalah dalam organisasi. Adanya koordinasi yang baik diantara setiap departemen yang terkait akan menjadikan masalah dalam organisasi dapar teratasi, sehingga memudahkan dalam kelancaran proses kerja perusahaan.

2. Karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan terdapat saling ketergantungan diantara bagian yang ada dalam perusahaan sebesar 51.52%. Komunikasi yang baik diantara bagian-bagian perusahaan merupakan hal yang menjadi ketergantungan dan menimbulkan interaksi diantara karyawan dalam mengkoordinasikan pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan bidang yang satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaanya.

3. Sebesar 52.53% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Adanya struktur organisasi tata jenjang yang menjadi patokan dalam penyampaian informasi dalam perusahaan, dimana pelaksana tidak dapat menyampaikan informasi secara langsung kepada atasan di departemen lain, melainkan harus terlebih dahulu kepada yang mengatur pertemuan dengan atasan.

Persepsi Karyawan terhadap Komunikasi Horizontal

(29)

18

melakukan interaksi satu sama lain. Pernyataan komunikasi horizontal ditunjukkan pada Tabel 6.

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat hasil persepsi karyawan terhadap komunikasi bawah ke atas secara keseluruhan menunjukkan mayoritas jawaban setuju.

1. Sebesar 64.65% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan karyawan atau manajer suatu unit bertemu dengan karyawan unit lain untuk berbagi informasi. Dalam proses penyampaian informasi karyawan dapat melakukan

meeting antar karyawan yang dilakukan guna untuk keberlangsungan perusahan serta bertukar informasi disaat jam makan siang di kantin yang telah difasilitasi oleh perusahan.

2. Sebesar 61.62% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Alur informasi dalam perusahaan sebaiknya harus terbuka antar setiap departemen, supaya setiap departemen mengetahui kebutuhan dan kekurangan dari masing-masing departemen dalam perusahaan. Serta koordinasi yang baik yang dilakukan oleh perusahaan .

3. Informasi sangat diperlukan untuk mengetahui adanya kekurangan dalam perusahaan. Sebesar 63.64% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan melakukan tukar menukar informasi untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam perusahaan pada kedudukan yang sejajar. Kebutuhan akan informasi mengharuskan setiap karyawan perusahan untuk saling memberitahu informasi. Koordinasi tugas biasanya dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan seperti pada saat meeting, kumpul dengan tim kerja lainnya.

4. Sebesar 70.74% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan karyawan dalam tingkatan yang sama rapat untuk mendiskusikan konflik dalam antar unit. Hal ini mengidentifikasi bawahan dalam mengalami kesulitan dalam kerja selalu selalu mendiskusikan dengan teman unit kerja untuk mengatasi masalah seperti mengadakan rapat ataupun diskusi, tetapi terkadang diskusi atau rapat tidak selalu berjalan mulus dan lancar karena adanya perbedaan pendapat dan perbedaan pola pikir dari masing-masing individu.

Tabel 6. Persepsi karyawan terhadap komunikasi horizontal

No Komunikasi Horizontal Mayoritas Jawaban Persentase

(%) 1. Karyawan atau manajer suatu unit bertemu

dengan karyawan unit lain untuk berbagi informasi

Setuju 64.65

2. Memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar

Setuju 61.62

3. Melakukan tukar menukar informasi untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam perusahaan pada kedudukan yang sejajar

Setuju 63.64

4. Karyawan dalam tingkatan yang sama rapat untuk mendiskusikan konfilik dalam atau antar unit kerja

(30)

19 Persepsi Karyawan terhadap Faktor kinerja

Persepsi karyawan terhadap kinerja sangat baik, dimana karyawan memberi tanggapan setuju dengan kondisi kerja yang ditetapkan PT Beesco Indonesia.

Persepsi Karyawan terhadap Pengetahuan

Analisis persepsi karyawan mengenai kinerja berdasarkan pengetahuan pada PT Beesco Indonesia dengan persentase jawaban karyawan diketahui melalui jumlah lima pernyataan. Pernyataan kinerja berdasarkan pengetahuan ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Persepsi karyawan terhadap pengetahuan

No Pengetahuan Mayoritas Jawaban Persentase

(%) 1. Memiliki pengetahuan untuk menyelesaikan

pekerjaan yang diberikan

Setuju 83.84

2. Bekerjasama dengan rekan lain (kerjasama tim) sangat membantu untuk mengetahui seluk beluk pekerjaan

Setuju 59.60

3. Selalu belajar dan mencari informasi

merupakan suatu cara untuk menambah pengetahuan

Sangat Setuju 52.53

4. Hasil evaluasi kerja menjadi semangat dalam memperbaiki pengetahuan dan wawasan untuk lebih baik lagi dalam bekerja

Setuju 60.61

5. Pekerjaan baru atau tugas baru yang diberikan peusahaan untuk menambah pengetahuan

Setuju 63.64

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa hasil persepsi karyawan terhadap pengetahuan menunjukkan jawaban setuju terhadap keseluruhan pernyataan yang diajukan.

1. Sebesar 83.84% karyawan merasa memiliki pengetahuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Sebelum karyawan menjadi bagian dari anggota perusahaan terlebih dahulu dilakukan training sebagai bekal pengetahuan untuk melakukan kerja sesuai bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Pengetahuan karyawan akan bertambah bila karyawan dengan tekun mempelajari segala sesuatu yang yang telah diajarkan oleh trainer.

2. Sebesar 59.60% karyawan menjawab setuju terhadap pernyataan bekerjasama dengan rekan lain (kerjasama tim) sangat membantu saya untuk mengetahui seluk beluk pekerjaan. Hubungan yang baik antar tim akan membantu proses kerja yang lebih cepat. Adanya tolong menolong diantara karyawan disaat seorang karyawan meninggalkan pekerjaanya karena adanya halangan yang mendesak membuat kerja sama diantaranya semakin baik. Namun, hal ini tidak dirasakan oleh 40.40% karyawan lainnya karena mereka mengganggap akan terasa merepotkan untuk bekerja dengan orang lain dibanding sendiri. 3. Karyawan beranggapan bahwa belajar dan mencari informasi merupakan

(31)

20

karyawan semakin bertambah. Disamping itu karyawan bisa mempelajari pekerjaan lainnya dengan bertanya kepada patner kerja yang beda departemen dengan karyawan tersebut.

4. Evaluasi dan hasil kerja menjadi suatu tolak ukur bagi karyawan untuk mengetahui sebagai mana hasil kerja yang dicapai sudah mencapai target produksi atau tidak. Sebesar 60.61% karyawan menjawab setuju dengan pernyataan hasil evaluasi membuat saya bersemangat memperbaiki pengetahuan dan wawasan saya untuk lebih baik lagi dalam bekerja. Evaluasi kerja biasanya dilakukan oleh manajer tiap unit terhadap mandor yang dipercayakan mengatur produksi karyawan, setalah itu mandor memberikan arahan kepada karyawan untuk berkinerja dengan maksimal. Jika hasil yang diberikan oleh mandor mengalami penurunan maka manajer memberikan teguran kepada mandor beserta karyawan di setiap unit kerja tersebut.

5. Pekerjaan baru atau tugas baru yang diberikan perusahaan menambah pengetahuan karyawan, dimana jawaban karyawan menunjukkan 63.64% menyatakan setuju. Proses penambahan pekerjaan baru pada PT Beesco Indonesia ini yaitu terjadi pada saat pemberian posisi jabatan karyawan, misalnya dari karyawan biasa beralih menjadi mandor. Hal ini mengakibatkan pekerjaan lebih banyak dari sebelumnya. Serta pada saat seorang karyawan melakukan perpindahan divisi kerja akan menjadikan pengetahuan karyawan meningkat dengan adanya pekerjaan baru yang dilakukannya.

Pesepsi Karyawan terhadap Keterampilan

Faktor kinerja karyawan pada PT Beesco Indonesia memiliki empat indikator kinerja pada perusahaan salah satunya indikator keterampilan menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki setiap karyawan dalam menjalankan tugas dan perannya dalam perusahaan. Persepsi karyawan terhadap keterampilan terhadap pernyataan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Persepsi karyawan terhadap keterampilan

No Keterampilan Mayoritas Jawaban Persentase

(%)

1. Pekerjaan dapat diselesaikan sesuai

keterampilan yang dimiliki

Setuju 67.68

2. Semua keterampilan yang dimiliki

digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin

Setuju 60.61

3. Selalu dapat menemukan ide baru dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan efektif

Setuju 73.74

4. Pekerjaan yang baru selain pekerjaan rutin

yang diberikan dapat menambah

ketrerampilan saya

Setuju 70.71

5. Keterampilan yang dimiliki akan meningkat selama bekerja di perusahaan

Setuju 73.74

Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa hasil persepsi karyawan terhadap keterampilan secara keseluruhan terhadap pernyatan menunjukkan jawaban setuju.

(32)

21 dapatkan setelah diberikan training oleh trainer masing-masing departemen. Sehingga mereka dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan keterampilan yang dimiliki.

2. Karyawan merasa bahwa semua keterampilan yang dimiliki digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin dengan persentase mayoritas jawaban sebesar 60.61 menyatakan setuju. Semua pelatihan yang diberikan kepada karyawan menjadi suatu patokan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin. Namun, hal ini tidak dirasakan oleh 39.39% karyawan lainnya, disebabkan mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya tidak menggunakan seluruh keterampilan yang dimiliki.

3. Sebesar 73.74% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan karyawan selalu dapat menemukan ide baru dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan efektif. Tugas dari setiap karyawan sudah ditentukan oleh masing-masing atasan yang menaungi karyawan tersebut. Dituntut ke sigapan karyawan untuk berkinerja sesuai dengan keterampilan karyawan seperti menemukan ide atau jalan singkat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada karyawan setiap harinya.

4. Karyawan merasa bahwa pekerjaan yang baru selain pekerjaan rutin yang diberikan dapat menambah keterampilannya, yaitu dengan mayoritas jawaban setuju sebesar 70.71%. Suatu pekerjaan baru yang diberikan atasan kepada bawahan seperti manajer memberikan tugas kepada asisten manajer untuk mengurus keperluan kepada departemen lain. Misalnya dalam pembagian gaji asisten manajer mendapat tanggung jawab untuk mengurus segala gaji yang berkaitan dengan anggota departemennya.

5. Sebesar 73.74% karyawan menyatakan bahwa keterampilan yang dimiliki akan meningkat selama bekerja diperusahaan. Perusahan memberikan proses pelatihan yang baik dan benar terhadap karyawan sehingga karyawan merasa senang untuk selalu berkinerja dengan optimal. Namun, hal ini tidak dirasakan oleh 26.26% karyawan lainnya dikarenakan jikalau mereka selalu bekerja ditempat yang sama dan jabatan yang sama maka keterampilan yang dimilki tidak meningkat.

Persepsi Karyawan terhadap Motivasi

(33)

22

Tabel 9. Persepsi karyawan terhadap Motivasi

No Pernyataan Mayoritas Jawaban Persentase

(%) 1. Pendapatan yang diterima menjadi motivasi

untuk bekerja lebih baik

Setuju 56.57

2. Atasan menghargai hasil kerja karyawan sehingga termotivasi untuk bekerja lebih baik

Setuju 59.60

3. Program promosi jabatan yang dilakasanakan di tempat kerja sangat memotivasi karyawan untuk berkinerja dengan lebih baik

Setuju 52.53

4. Posisi/jabatan saya saat ini sangat memotivasi untuk bekerja lebih baik

Setuju 68.69

5. Sistem penilaian kinerja yang telah

diterapkan sangat memotivasi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja

Setuju 62.63

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa hasil persepsi karyawan terhadap motivasi secara keseluruhan menunjukkan persepsi karyawan terhadap penyataan setuju.

1. Sebesar 56.57% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan pendapatan yang diterima memotivasi karyawan untuk berkinerja lebih baik. Pendapatan merupakan bayaran yang diterima karyawan atasa hasil kerja yang dilakukan dan kedudukannya dalam organisasi. PT Beesco Indonesia telah menetapkan gaji yang diterima setiap karyawan, dimana semakin besar tingkatan atau kedudukan yang dimiliki karyawan maka gaji yang diterimanya akan tinggi. Disamping itu PT Beesco Indonesia juga mengadakan lembur setiap harinya dan uang dari hasil lembur tersebut akan diakumulasikan pada saat penrimaan gaji setiap bulannya.

2. Karyawan merasa atasan menghargai hasil kerja sehingga karyawan termotivasi untuk berkinerja lebih baik. Manajer maing-masing divisi PT Beesco Indonesia akan memperhatikan setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, jika menajer melihat kekurangan dari laporan hasil kerja dari masing-masing karyawan maka karyawan tersebut dipanggil ke ruangan dan diberikan nasehat serta motivasi kepada karyawan yang bersangkutan.

3. Sebesar 52.53% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan program promosi jabatan yang dilaksanakan ditempat kerja sangan memotivasi untuk berkinerja dengan baik. Program promosi di PT Beesco Indonesia diberikan kepada karyawan yang memiliki kompetensi yang sesuai syarat dan ketentuan yang ditetapkan perusahaan. Atasan memperhatikan kinerja dari bawahan kemudian menawarkan jabatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 4. Karyawan merasa posisi/jabatan saat ini sangat memotivasi untuk berkinerja lebih baik. Sebesar 68.69% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut, sedangkan 31.31% karyawan lainnya tidak merasakan hal tersebut. 5. Sebesar 62.63% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan sistem

(34)

23 Persepi Karyawan Terhadap Peran

Faktor kinerja karyawan pada PT Beesco Indonesia memilki empat indikator kinerja pada perusahaan, dimana empat indikator tersebut diantaranya Pengetahuan, Keterampilan, Motivasi, Peran. Pada indikator peran merupakan salah satu indikator yang dibutuhkan dalam kerja yang berpengaruh pada pengikatan hasil dan mutu dari perusahaan. Hal ini terlihat dari peran karyawan pada saat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Berdasarkan penilaian dari karyawan, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai motivasi yang dapat dilihat persepsi karyawan pada Tabel 10.

Tabel 10. Persepsi karyawan terhadap Peran

No Pernyataan Mayoritas Jawaban Persentase

(%)

untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan

Setuju 65.66%

4. Mengutamakan kepentingan kelompok

diatas kepentingan pribadi dalam

pelaksanaan pekerjaan

Setuju 56.57%

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat hasil mayoritas jawaban karyawan terhada peran secara keseluruhan berdasarkan pernyataan diatas menyatakan jawaban setuju.

1. Sebesar 64.65% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan peran kinerja karyawan berpengaruh dalam meningkatkan kinerja kelompok. Karyawan PT Beesco Indonesia dalam melakukan segala pekerjaannya tidak lepas dari masalah adanya bantuan dari kelompok untuk menyelesaikan pekerjaan. Kinerja karyawan dalam kelompok memudahkan untuk menyelesaikan segala pekerjaan yang ada dalam kelompok itu.

2. Karyawan merasa peran kinerja berpengaruh dalam meningkatkan kinerja organisasi. Sebesar 54.55% karyawan menyatakan setuju bahwa karyawan dalam perusahaan selalu memiliki dampak untuk keberlanjutan suatu perusahan.

3. Karyawan merasa menawarkan bantuan kepada rekan kerja untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Sebesar 65.66% karyawan menyatakan setuju terhadap pernyataan dengan memperhatikan bahwa tujuan perusahaan yaitu untuk mendapatkan profit untuk keberlanjutan perusahaan.

(35)

24

Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Faktor Kinerja Karyawan

Uji korelasi Pearson Product Moment adalah antara pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment

dapat dilihat pada tabel 11 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 11. Hubungan Pola Komunikasi Formal Organisasi dengan Kinerja

Karyawan

Berdasarkan Tabel 11 hasil pengolahan data dengan uji korelasi Pearson memperlihatkan bahwa nilai korelasi antara Pola komunikasi formal organisasi dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0.682. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan kuat dan positif antara pola komunikasi formal dengan kinerja, yaitu semakin baik pola komunikasi yang diterpakan pada PT Beesco Indonesia maka akan semakin baik juga kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Tingkat signifikansi koefisien yang dihasilkan pada tabel sebesar 0.000. Dengan demikian, output signifikansi kedua variabel tersebut kurang dari α = 0.05 maka dapat diambil keputusan bahwa ditolak. Artinya ada hubungan antara pola komunikasi dengan faktor-faktor kinerja karyawan yang di terapkan di PT Beesco Indonesia, dimana dengan adanya komunikasi yang baik antara karyawan mampu meningkatkan motivasi kerja bagi karyawan seperti pemberian reward kepada karyawan dan pelaksanaan makan besar bersama yang dilakukan setiap sebulan sekali dalam peusahaan mampu meningkatkan karyawan memberikan kinerja yang optimal.

Hubungan Komunikasi Atas ke Bawah dengan Faktor Kinerja

Analisis hubungan komunikasi atas ke bawah dengan faktor kinerja dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hubungan Komunikasi Atas ke Bawah dengan Faktor Kinerja Karyawan

No Faktor-faktor Kinerja Nilai Korelasi Nilai Sginifikansi Kategori Korelasi

1. Pengetahuan 0.530 0.000 Kuat

2. Keterampilan 0.371 0.000 Lemah

3. Motivasi 0.451 0.000 Kuat

4. Peran 0.343 0.001 Lemah

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment pada Tabel 12, angka nilai korelasi pengetahuan terhadap komunikasi atas ke bawah adalah sebesar 0.530. Angka ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan kuat antara dua indikator tersebut. Korelasi positif menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik dan semakin tinggi maka akan memiliki komunikasi dari atas ke bawah yang baik. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua indikator.

(36)

25 keduanya berarti semakin baik komunikasi atas ke bawah maka pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan keterampilan yang dimiliki karyawan sebaik mungkin. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkann bahwa terdapat hubungan yang nyata antara kedua indikator.

Hasil perhitungan pada motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.451. Angka ini menunjukkan hubungan yang kuat antara dua indikator komunikasi atas ke bawah dengan motivasi karyawan. Korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi terhadap bawahan berarti karyawan termotivasi untuk berkinerja optimal. Hal ini didasarkan bahwa setiap tugas yang yang didapatkan karyawan langsung diberikan atasan dengan jelas sehingga dapat memaksimalkan kemampuan karyawan. Jika hasil kerja si karyawan baik maka karyawan akan diberikan reward, yang bertujuan untuk memotivasi karyawan. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata diantara kedua indikator.

Nilai korelasi dalam Indikator peran dengan komunikasi atas ke bawah adalah sebesar 0.343. Angka nilai korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan lemah antara kedua indikator tersebut. Korelasi positif antara keduanya bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi dengan memberikan informasi mengenai suatu pekerjaan yang harus dilakukan sehingga karyawan merasa peran kinerjanya berpengaruh dalam meningkatkan organisasi. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.001 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata diantara kedua indikator.

Hubungan komunikasi Bawah ke Atas dengan Faktor Kinerja

Analisis hubungan komunikasi bawah ke atas dengan faktor kinerja dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Hubungan Komunikasi Bawah ke Atas dengan Faktor Kinerja Karyawan

No Faktor-faktor Kinerja Nilai Korelasi Nilai Sginifikansi Kategori Korelasi

1. Pengetahuan 0.564 0.000 Kuat

2. Keterampilan 0.522 0.000 Kuat

3. Motivasi 0.373 0.000 Lemah

4. Peran 0.497 0.000 Kuat

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment pada Tabel 13, angka nilai korelasi pengetahuan terhadap komunikasi bawah ke atas adalah sebesar 0564. Angka ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan kuat antara dua indikator tersebut. Korelasi positif menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik dan semakin tinggi maka akan memiliki akibat komunikasi dari bawah ke atas yang baik, dimana karyawan mengutarakan pendapat mengenai permasalahan dalam perusahaan kepada atasan yang membuat karyawan bersemangat menambah pengetahuan dan wawasan untuk lebih baik lagi dalam bekerja. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua indikator.

(37)

26

gagasan kepada atasan secara langsung. Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkann bahwa terdapat hubungan yang nyata antara kedua indikator.

Hasil perhitungan pada motivasi kerja karyawan adalah sebesar 0.373. Angka ini menunjukkan hubungan yang lemah antara dua indikator komunikasi bawah ke atas dengan motivasi karyawan. Korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi terhadap bawahan berarti karyawan termotivasi untuk bekerkinerja optimal. Hal ini didasarkan bahwa karyawan langsung memberikan laporan hasil pekerjaan secara langsung sehingga berpengaruh dalam meningkatkan kinerja organisasi. Jika hasil kerja si karyawan baik maka karyawan akan diberikan reward, yang bertujuan untuk memotivasi karyawan. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata diantara kedua indikator.

Nilai korelasi dalam Indikator peran dengan komunikasi atas ke bawah adalah sebesar 0.495. Angka nilai korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat antara kedua indikator tersebut. Korelasi positif antara keduanya bahwa semakin tinggi atau sering melakukan komunikasi dengan memberikan informasi mengenai suatu pekerjaan yang harus dilakukan sehingga karyawan merasa peran kinerjanya berpengaruh dalam meningkatkan organisasi. Nilai signifikan di dapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata diantara kedua indikator.

Hubungan komunikasi Diagonal dengan Faktor kinerja

Analisis hubungan komunikasi diagonal dengan faktor kinerja dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hubungan Komunikasi Diagonal dengan faktor Kinerja Karyawan No Faktor-faktor Kinerja Nilai Korelasi Nilai Siginifikansi Kategori Korelasi

1. Pengetahuan 0.377 0.000 Lemah

2. Keterampilan 0.422 0.000 Kuat

3. Motivasi 0.277 0.006 Lemah

4. Peran 0.388 0.000 lemah

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment pada Tabel 14, angka nilai korelasi pengetahuan terhadap komunikasi Diagonal adalah sebesar 0.377. Angka ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan lemah antara dua indikator tersebut. Korelasi positif menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik dan semakin tinggi maka akan memiliki akibat komunikasi dari bawah ke atas yang baik, dimana karyawan dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah organisasi dan bekerjasama dengan rekan lain . Nilai signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara kedua indikator.

Gambar

Grafik 1. Tingkat produksi sepatu PT Beesco Indonesia Tahun 2010-2012
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Penentuan jumlah responden dengan cluster random sampling
Tabel 2. Tingkat Reliabilitias metode Alpha Cronbach’s
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sama dengan perilaku konsumtif pelajar SMA, mereka selalu membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang tidak mereka butuhkan, mereka kurang menyukai makanan

Hasil uji validitas terhadap skala regulasi emosi yang terdiri dari 24 item, diperoleh 16 item valid dan 8 item gugur. Kriteria pemilihan item tersebut berdasarkan pada

Berdasarkan hasil penelitian pada lahan penelitian diketahui pada lahan dataran tinggi gulma yang dominan adalah gulma berdaun lebar dapat direkomendasi-kan pengendalian

Berikut ini adalah hasil mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap keputusan pembelian atau dependen: Diduga Terdapat Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan

[r]

Data (10) BSa adalah tindak tutur komisif yang berbentuk tuturan pemberian sanksi atau ancaman atas keterlambatan pembayaran akan dikenakan penalty dan

Program “Wisma Beling- (Wisata Mandiri Belajar Lestarikan Lingkungan)” pada Taman Kanak- kanak Sebagai Penanam Karakter Diri Berwawasan dan Berbudaya Lingkungan ini membutuhkan

Berdasarkan hasil uji parsial ( t test ) untuk variabel moderasi dewan komisaris independen menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,413 yang membuktikan bahwa