• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Semiotika Identitas Mitos Sakera Di Madura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Semiotika Identitas Mitos Sakera Di Madura"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN SEMIOTIKA IDENTITAS MITOS SAKERA

DI MADURA

SKRIPSI OLEH:

ADE PUTRA LESTARI

1 0 1 1 9 9 6 0 2 4

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2016

i

(2)

Tugas Akhir Skripsi Berjudul:

KAJIAN SEMIOTIKA IDENTITAS MITOS SAKERA DI MADURA

Diajukan oleh Ade Putra Lestari, NIM 1011996024, Program Studi Desain Komunikasi Visual, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, telah dipertanggungjawabkan di depan tim penguji Tugas Akhir pada tanggal 24 Juni 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Pembimbing I / Anggota

Drs. M. Umar Hadi, MS NIP 19580824 198503 1 001 Pembimbing II / Anggota

Dr. I.T. Sumbo Tinarbuko, M.Sn. NIP 19660404 199203 1 002 Cognate / Anggota

Dr. Prayanto WH., M.Sn. NIP 19630211 199903 1 001

Ketua Program Studi DKV / Anggota

Dr. Hartono Karnadi. M.Sn. NIP 19650209 199512 1 001 Ketua Jurusan Desain / Ketua

Drs. Baskoro Suryo Banindro, M.Sn. NIP 19650522 199203 1 003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Seni Rupa

Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Dr. Suastiwi Triatmodjo, M. Des. NIP 1959082 198803 2 002

ii

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir dengan judul: KAJIAN SEMIOTIKA IDENTITAS MITOS SAKERA DI MADURA Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Seni pada Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi atau tugas akhir yang sudah dipublikasikan, kecuali pada bagian sumber informasi yang dicantumkan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 24 Juni 2016.

Ade Putra Lestari NIM 1011996024

iii

(4)

“Untuk Tanah Kelahiran”

iv

(5)

KATA PENGANTAR

Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki kekayaan yang luhur didalamnya. Bangsa yang tumbuh dari kekayaan alam dan berbagai kebudayaan yang ada dari Sabang hingga Merauke. Merupakan kebanggan tersendiri dapat tinggal dalam keanekaragaman suku, bangsa dan agama yang terdapat didalamnya, sehingga dalam penelitian kali ini penulis mampu ikut serta dalam membagikan keanekaragaman tersebut dalam sebuah penelitian yang khususnya mengangkat tema kajian identitas mitos Sakera di Madura secara pendekatan semiotika.

Penulis yang juga selaku peneliti yang berasal dari Jawa Timur tepatnya pulau Madura ingin mengungkapkan makna yang terkandung dalam keberadaan identitas mitos Sakera secara pendekatan desain komunikasi visual yang juga dapat dihubungkan dalam realitas kehidupan masyarakat Madura tersendiri. Masuknya ruang lingkup desain komunikasi visual dalam kehidupan masyarakat Madura menjadikan keunikan tersendiri untuk di kaji, sehingga keberadaan ruang lingkup tersebut tidak lepas dari keberadaan identitas mitos Sakera yang menjadi objek untuk diaplikasikan ke dalam berbagai media desain.

Upaya dalam penelitian kali ini diupayakan untuk membagikan pemahaman makna dan juga pentingnya keberadaan ruang lingkup desain dalam kehidupan masyarakat, khususnya penelitian yang dilakukan terhadap ketokohan Sakera di Madura. Maka diharapkan dengan adanya penelitian ini nantinya dapat membuahkan hasil yang dapat memotivasi dan menjadikan pemahaman yang lebih mendalam bagi masyarakat umum terhadap ketokohan Sakera dalam ruang

v

(6)

lingkup dunia desain, sehingga masyarakat juga mampu terinspirasi dalam keberadaan tokoh Sakera tersebut dan juga mampu menggerakkan masyarakat pada aktifitas yang mampu memunculkan nilai ekonomis dalam industri kreatif untuk membangun Madura yang lebih maju lagi.

Yogyakarta, 24 Juni 2016.

Ade Putra Lestari.

vi

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam proses penelitian hingga terselesaikannya tugas akhir ini sangatlah tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terimakasih yang tulus dan di junjung tinggi kepada:

1. Allah SWT.

2. Rektor Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Bapak Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum.

3. Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Ibu Dr. Suwastiwi Triatmodjo, M.Des.

4. Ketua Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Bapak Drs. Baskoro Suryo Banindro, M.Sn.

5. Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Bapak Drs. Hartono Karnadi, M.Sn.

6. Bapak Drs. M. Umar Hadi, MS. selaku dosen Pembimbing I.

7. Bapak Dr. I.T. Sumbo Tinarbuko, M.Sn. selaku dosen Pembimbing II. 8. Bapak Dr. Prayanto WH., M.Sn. selaku penguji ahli.

9. Seluruh dosen di program studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

10. Ibunda yang selalu ada disisi keluarga. 11. Ayahanda di Surga.

12. Mas Anang yang selalu menjadi pribadi yang hebat.

13. Mas Edy dan mbak Ida yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doa hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

14. Mas Dodi yang mampu merelakan keberadaan hidup yang tidak sesuai dan membantu terselesaikannya tugas akhir ini.

15. Labang Bhuta atas segala informasi dan pengetahuannya. 16. Boeng Sujud yang selalu memberikan motivasinya selama ini. 17. Segala sosok sahabat dan kekasih yang hadir dalam kehidupan.

vii

(8)

ABSTRAK

Keberadaan sosok Sakera yang mulai kembali hadir dalam benak masyarakat Madura dalam pendekatan ruang lingkup desain menunjukkan bahwasanya kehadiran sosok tersebut juga memberikan penanda dalam kehidupan masyarakat saat ini. Bukan hanya sebagai mitos yang disuguhkan dalam bentuk yang lebih baru, melainkan sosok Sakera juga mampu menjadi inspirasi masyarakat dengan berbagai kemaknaan yang terdapat dalam ketokohan tersebut.

Tanda-tanda yang ada dalam keberadaan sosok Sakera dalam berbagai desain akan dibongkar kemaknaannya melalui pendekatan semiotika bertujuan agar memunculkan kemaknaan yang lebih mendalam serta mampu memberikan efektifitas tersendiri bagi masyarakat umum atas keberadaannya.

Pendekatan teori semiotika dari Charles Sanders Peirce tentang ikon, indeks dan simbol akan digunakan sebagai teori yang membantu untuk memunculkan tanda-tanda yang ada dalam sosok Sakera yang terdapat dalam desain. Kemudian pendekatan teori semiotika dari Roland Barthes yang membantu memunculkan makna yang lebih mendalam dengan memanfaatkan pengelompokan kode, meliputi kode narasi, simbolik, heurmeunetik, semantik dan kebudayaan terhadap keberadaan sosok Sakera dalam berbagai desain yang menjadi objek kajian kali ini.

Kata Kunci : Semiotika, Sakera, Madura, Realitas, Tanda dan Makna.

viii

(9)

ABSTRACT

The existence of the figure Sakera that begin to coming back again in the mind of the people of Madura in the aspect of design's environment shows that this figure also participating to marks this society's life recently. Not only as old myth with brand new format, but also it's capabilities to be the inspiration for the people with numerous philosophies of this figure that developed progressively.

The signs within the new existence of this figure that applicated in some design will be introduced semiotically in aim to represents the deeper meaning and also able to give its own particular effectivity to the general society for its existence.

Semiotic theories by Charles Sanders Peirce about icon, Index, and symbol will be used as supporting theories in efforts to show the signs in the Sakera figure that applicated in some design. Then also, semiotic theories by Roland Barthes will helps to show deeper meaning by code-categorizing the narrative, symbolic, hermeneutic, semantic, and cultural code in the figure of Sakera in some designs which is as the object of this this study.

Keywords : Semiotics, Sakera, Realities, Madura, Signs and Meanings.

ix

(10)

DAFTAR ISI Halaman Judul………..……i Halaman Pengesahan……….………..…ii Pernyataan Keaslian………...………..………...iii Ucapan……….…………...iv Kata Pengantar……….………...v

Ucapan Terima Kasih………vii

Abstrak…………...………...…viii Abstract………...ix Daftar Isi………...…x Daftar Gambar………...…xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang…..……….…1 B. Rumusan Masalah…..………7 C. Tujuan Penelitian………...…7 D. Manfaat Penelitian…..…………...………8 E. Batasan Masalah…..………...………...………9 F. Landasan Teori…..……….9 G. Metode Penelitian..………...……...10 H. Sistematika Isi…..………...……11 x

(11)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka…..………...………13

B. Tinjauan Sakera Sebagai Identitas Madura…………...………..17

1. Sakera………...………17

2. Sakera Sebagai Identitas………...19

C. Tinjauan Sakera Dalam Desain Komunikasi Visual………….……..…24

1. Definisi Desain Komunikasi Visual...………...………...24

2. Hubungan Sakera Dengan Desain Komunikasi Visual..……...…...25

3. Penerapan Sosok Sakera Pada Berbagai Media Penelitian...…….30

D. Studi Analisis Semiotika………...…...…44

E. Hubungan Semiotika Dengan Beberapa Ilmu………...…...…48

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian………54

1. Populasi Dan Sample………55

2. Metode Pengumpulan Data……….………..56

3. Metode Analisis……….………...58

BAB IV. ANALISIS DATA A. Sosok Sakera Pada Kaos……….…………60

B. Sosok Sakera Pada Kaos……….…………71

C. Sculpture Gate Sosok Sakera….……….…………80

D. Sosok Sakera Pada Iklan Layanan Masyarakat……….…….……...…87

xi

(12)

E. Sosok Sakera Pada Cover Buku……….……....…93 BAB . PENUTUP A. Kesimpulan……….………..…..100 B. Saran….………..………102 DAFTAR PUSTAKA……….………103 xii

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. (Sample Sosok Sakera) ……….………3

Gambar 2. (Sample Sosok Sakera Pada Berbagai Media)…….…………...…….18

Gambar 3. (Sampel Stationary Kit)…...………..…26

Gambar 4. (Sampel Logo Berikut Aplikasi Penerapannya)...…….…………...…27

Gambar 5. (Sampel Cover Buku)..………...…27

Gambar 6. (Sampel Desain Iklan)………..…..…..29

Gambar 7. (Sampel Objek Sakera)………..……..30

Gambar 8. (Klasifikasi Bentuk Logo)………...……….32

Gambar 9. (Penerapan Logo)……….………..………..34

Gambar 10. (Anatomi Tipografi)………..………...………..37

Gambar 11. (Indeksikalitas Sosok Sakera Pada Sampul Buku)…...…...………..38

Gambar 12. (Sosok Sakera Pada Kaos)…...…...……….…..39

Gambar 13. (Sampel Iklan Layanan Masyarakat)………...………..41

Gambar 14. (Sample Karikatur)………..……….………….42

Gambar 15. (Sample Ambient Media)……….….………44

Gambar 16. (Sample Objek Sosok Sakera Pada Kaos)……….………60

Gambar 17. (Proses Semiotika Roland Barthes)………..….………63

Gambar 18. (Sample Objek Sosok Sakera Pada Kaos)………....……….71

Gambar 19. (Proses Semiotika Roland Barthes)………..….………73

Gambar 20. (Sample Objek Sosok Sakera Sebagai Sculpture Gate)…….……...80

Gambar 21. (Sample ambient media Batman vs Superman)…………...…….….81

Gambar 22. (Proses Semiotika Roland Barthes)………..….………83

Gambar 23. (Sample Sosok Sakera Pada Iklan Layanan Masyarakat)…….……87

Gambar 24. (Proses Semiotika Roland Barthes)………..….……....90

Gambar 25. (Sample Sosok Sakera Pada Cover Buku) ………...………….93

Gambar 26. (Proses Semiotika Roland Barthes)………..….………96

xiii

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang Madura tidaklah lepas dari nilai-nilai kebudayaan yang terdapat didalamnya. Segala Keunikan yang dimiliki masyarakat Madura, melahirkan sesuatu yang dikenal hingga seluruh Nusantara. Tidak hanya dari segi kulinernya saja, melainkan sampai kultur yang mengidentifikasikan tentang tipikal masyarakatnya sehingga mudah dikenali dan dipahami secara topografinya. Semua ini tidaklah lepas dari suatu proses kebudayaan manusia, dimana “kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar” (Koentjaraningrat, 1990: 180).

Masyarakat Madura dikenali sebagai golongan masyarakat yang Keras dan lebih mengacu pada sisi yang negatif dalam stigma masyarakat luas. Stereotip tersebut juga dikemukakan oleh Huub De Jonge yang pernah meneliti tentang orang Madura dan kebudayaannya dalam karya tulisnya yang berjudul garam, kekerasan dan aduan sapi. Salah satu realitas yang sering dijumpai ketika melihat seseorang yang memakai kaos yang bermotif khas adat Madura, bisa saja orang tersebut dianggap sebagai orang Madura dengan stereotip yang ada, padahal belum tentu demikian benarnya. Anggapan tersebut juga menjurus pada stigma kebanyakan masyarakat luas memandang tentang orang Madura itu seperti apa. Anggapan tersebut juga muncul akibat suatu pola dari realitas

1

(15)

masyarakat Madura itu sendiri, dimana bisa diasumsikan sesuatu yang negatif atau juga sebaliknya. Ini juga disebabkan atas pola ruang lingkup yang terdapat di masyarakat Madura, determinisme lingkungan maupun konsep lingkungannya menjadikan masyarakatnya bertipikal sedemikian rupa dalam kehidupan, dimana “pandangan ini memperhatikan ciri-ciri habitat alami bukan sebagai penyandang peran penentu melainkan peran pemberi kemungkinan atau pemberi batas” (Kaplan & Manners, 2012: 105).

Pakaian adat yang telah disampaikan di atas, melekat pada sebuah sosok mitos bernama Sakera yang dikenal oleh sebagian masyarakat Jawa Timur, dimana pakaian tersebut adalah pakaian masyarakat Madura kaum pria pada khususnya secara luas dalam keseharian di masa kolonial terdahulu. Dari apa yang telah Sakera lakukan pada jaman penjajahan Belanda di Indonesia, pakaian adat tersebut bergeser maknanya disebabkan oleh pemerintahan Belanda pada saat itu berusaha memecah belah terhadap eratnya persatuan di Nusantara sebagaimana dikenal sebagai devide et impera atau dapat disebut dengan politik adu domba. Ketika ada masyarakat yang memakai kaos pesa’an

atau kaos loreng tersebut maka akan disebut sebagai sosok Sakera pada saat itu, sehingga pemerintahan Belanda saat itu ingin mencitrakan Sakera sebagai salah satu sosok pemberontak. Pada dasarnya politik maupun propaganda seperti itu mengharapkan masyarakat luas akan timbul kebencian, ketakutan terhadap persamaan diri terhadap sosok Sakera ketika menggunakan item yang menyerupai kekhasan yang digunakannya.

2

(16)

Seiring berjalannya waktu Sakera mulai tersisihkan dibenak pikiran masyarakat luas tentang ketokohannya, yang ada hanyalah sebagai tokoh semu tentang Sakera. Namun pada kenyataannya masyarakat telah lupa atau tidak tahu tentang siapa itu Sakera sebenarnya. Masyarakat Madura sendiripun kini banyak yang kurang memahami benar tentang Sakera itu sendiri dari segi sejarahnya. Hingga makna kelokalan dirinya mulai bergeser dari waktu - kewaktu. Sakera merupakan ikon penting bagi masyarakat Madura, karena ketokohannya juga mewakili spesifikasi cukup besar terhadap masyarakat Madura tersendiri. Tidak hanya sebagai ikon daerah yang biasa saja, karena Sakera juga mengindentifikasi peranannya terhadap pentingnya tokoh di masyarakat yang berani menempatkan dirinya pada kebenaran.

Gambar 1. (Sample Sosok Sakera)

www.flickr.com/seddysuaedi

3

(17)

Realita dalam perkembangannya Terkini, penulis melihat kehidupan masyarakat Madura pada umumnya hanya sedikit yang mampu mengabdikan ketokohannya sebagai peranan yang berbudi pekerti luhur. Sebagian item hingga semboyan yang dimilikinya mulai tergeser kemaknaannya dikarenakan digunakan pada posisi yang kurang layak dalam realita yang terdapat pada masyarakat Madura itu tersendiri. Karena peranan yang membangun itulah Sakera mampu disepakati keberadaannya di benak masyarakat luas. Kini tokoh Sakera juga merupakan revleksi mitologi dalam perkembangannya, dimana mitologi dapat dimengerti sebagai perkembangan versi terhadap karakter mitos “mitologi berasal dari gabungan mythos (pemikiran mitos yang benar) dan logos (pemikiran rasional-ilmiah)” (Danesi, 2011: 173).

Dengan merambahnya ruang lingkup media komunikasi visual di pulau Madura, media-media tersebut pada dasarnya membuahkan hasil tersendiri dalam perkembangannya. Hasilnya dapat secara signifikan membuahkan hasil yang baik ataupun sebaliknya. Keberadaan media desain komunikasi visual dalam kehidupan masyarakat Madura kini tidak hanya dapat di nikmati dari segi visualnya saja sebagai unsur estetik, melainkan segala esensi yang ada pada sebuah desain tersebut membuahkan suatu perubahan tersendiri dalam perkembangan waktunya. Keberadaan ruang lingkup desain juga memunculkan ide terciptanya wadah untuk menyampaikan suatu pesan budaya secara luas tentang nilai - nilai bahasa verbal dan bahasa visual tentang suatu budaya itu seperti apa. Sehingga masyarakat dapat ambil andil dalam kesempatan ini untuk ikut serta menjaga dan melestarikan suatu kebudayaan, dimana

4

(18)

masyarakat juga bisa mengembangkan potensi finansial ekonomi secara kreatif.

Sekitar tahun 2011 hingga 2016 sosok Sakera mulai sering dimunculkan kembali di benak masyarakat Madura pada berbagai alternatif media yang berbeda. Dari beberapa media yang ada tersebut, masyarakat serta para praktisi desain mulai mengangkat dan menceritakan kembali ketokohan Sakera dengan sudut pandang yang lebih beragam. Aspek yang diangkat tidak hanya dari sudut pandang yang positif saja, akan tetapi dalam dua sudut pandang yang berbeda menjadi bagian dalam pengangkatan kembali atas ketokohan tersebut. Realitanya hingga kini masih ditemukan sebagian besar masyarakat yang merasa bingung, bagaimana caranya untuk menunjukkan kepercayaan diri dan memahami akan baiknya kebudayaan yang dimilikinya. Ini merupakan realita sosial yang terjadi dan mereka pahami, segala yang ada membatasi kepribadian masyarakat untuk berkembang dikarenakan masyarakat Madura masih berfikir mereka adalah bagian dari masyarakat yang negatif. Ada unsur ketersinambungan terhadap masyarakat dalam keberadaan media tersebut, dari beberapa pesan dan makna yang terdapat didalamnya menjadikan pemikiran tersendiri bagi masyarakat untuk berkembang serta memahami pentingnya suatu tokoh dalam kehidupan yang bermasyarakat.

Dalam berbagai media yang ada, sosok Sakera saat ini lebih banyak diaplikasikan pada media cetak atas keberadaannya yang terdapat di wilayah Madura. Akan tetapi penulis disini tidak hanya meneliti Sakera dari satu tipe media saja, melainkan dari beberapa media yang beragam. Nantinya penulis

5

(19)

akan meneliti dan menjelaskan beberapa media secara terperinci, dimana media tersebut berupa media iklan luar ruang seperti rontage, desain grafis pada kaos, ambient Media berupa sculpture sosok Sakera pada goa yang terdapat di tempat pariwisata Madura, dan beberapa media lainnya. Penulis akan mencoba meneliti bagaimana media tersebut dapat terhubung dengan masyarakat serta dampak apa yang akan ditimbulkan oleh keberadaan media tersebut bagi masyarakat Madura. Sehingga nantinya dalam penelitian ini akan menghasilkan satu pemikiran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Dari beberapa media yang ada, sosok Sakera juga lebih sering dimunculkan dengan budaya seni pop, Roland Barthes dalam Danesi (2011:251) “menyebut bentuk objektifitas yang berlebihan ini sebagai neomania (Barthes, 1957). Untuk mendorong orang agar mau memperoleh objek, unsur keusangan justru secara berkala dimasukkan ke dalam strategi pemasran sebuah perusahaan, sehingga produk yang sama dapat dijual lagi dan lagi dengan penyamaran yang baru”.

Terkait permasalahan tersebut menjadikan fenomena tersendiri bagi penulis untuk mengadakan sebuah penelitian. Yaitu untuk memahami bagaimana media tersebut berfungsi sebagai media komunikasi visual. Nilai - nilai budaya apa yang dimiliki dan pesan apa yang disampaikan pada masyarakat luas pada setiap desainnya, sehingga masyarakat akan memahami pentingnya keberadaan sebuah tokoh yang kali ini diterapkan pada berbagai media komunikasi visual.

Desain yang mengangkat tokoh Sakera nantinya akan diteliti secara pendekatan semiotika, dimana teori triadik dari Charles Sanders Peirce akan

6

(20)

mengklasifikasikan tentang jenis tanda yang meliputi ikon, indeks dan simbol untuk membentuk kerangka dasar dari sebuah tanda visual dan tanda verbal. Untuk mengembangkan pemahaman tentang pesan dan makna yang terdapat dari sebuah tanda, nantinya peneliti juga menggunakan pendekatan teori dari Marcel Danesi untuk membantu pemunculan makna secara pendekatan psikologi, mitologi, sastra, antropologi serta linguistik didalamnya. Kemudian menggunakan teori dari Roland Barthes yang memanfaatkan pengelompokan lima kode, meliputi kode narasi, simbolik, heurmeunetik, semantik dan kebudayaan untuk membantu memunculkan makna konotasi. Demikian dari latar belakang permasalahan yang akan penulis angkat sebagai bahan penelitian. Berdasarkan sumber yang ada dalam sebuah penelitian, tidak dipungkiri bahwa sosok Sakera mungkin telah banyak di teliti dalam berbagai penelitian secara ilmiah, namun dalam penelitian kali ini sosok Sakera di teliti dalam ranah desain komunikasi visual dan berdasarkan sumber yang ada, penelitian ini belum pernah ada yang memilih sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana memahami pesan dan makna identitas mitos Sakera pada media komunikasi visual yang terdapat di wilayah Madura melalui pendekatan semiotika?

C. Tujuan Penelitian

Melalui beberapa point di atas, penelitian ini ditujukan untuk membuka luas pemahaman mengenai tanda dan makna pada sosok Sakera yang di

7

(21)

aplikasikan kedalam berbagai macam media yang terdapat di Madura dengan pendekatan semiotika. Diharapkan nantinya pada karya tulis ini akan dapat membuahkan hasil yang dapat memotivasi dan menjadikan pemahaman yang lebih mendalam bagi masyarakat umum terhadap ketokohan Sakera dalam ruang lingkup dunia desain.

D. Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian ini diharapkan mendapatkan manfaat bagi penulis maupun pembaca nantinya, sebagai pembelajaran dan kesadaran akan pentingnya memahami makna melalui bahasa visual maupun bahasa verbal khususnya pada sosok Sakera terhadap pengembangan nilai suatu budaya melalui aspek desain komunikasi visual.

1. Manfaat Teoritis.

Diharapkan mampu memperkaya cakupan makna dalam perkembangan ilmu semiotika melalui aspek desain komunikasi visual yang dikaji sehingga memberikan pemikiran gambaran terhadap pembaca tentang pluralitas makna.

2. Manfaat praktis. 1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa akan memahami tentang cara penulisan dan penelitian secara penggunaan teori didalamnya, sehingga penelitian ini dapat menjadi salah satu dokumen yang dapat dijadikan sebuah referensi sebagai tata cara bagaimana langkah untuk

8

(22)

melakukan sebuah penelitian, dimanana nantinya menghasilkan suatu kajian yang baik.

2. Bagi Industri kreatif

Diharapkan dari kajian ini membukakan pemikiran baru dan mampu menggerakkan masyarakat dalam industri kreatif terhadap ketokohan Sakera, yang dimana nantinya akan memiliki kemaknaan yang lebih mendalam kepada masyarakat, sehingga juga mampu menciptakan nilai ekonomis dalam kehidupan masyarakat.

3. Bagi Masyarakat

Akan menjadikan penelitian ini sebagai suatu pemahaman bagi masyarakat umum terhadap pentingnya sebuah peran desain komunikasi visual dalam keikutsertaan untuk membangun identitas suatu kebudayaan.

4. Bagi Civitas Akademika

Diharapkan dari penulisan ini memberikan suatu pemahaman dimana suatu praktek penelitian yang disandingkan dengan suatu teori akan menghasilkan suatu hal yang lebih baik dan bermanfaat dalam ranah desain komunikasi visual.

E. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan membatasi dan memilih sample sosok Sakera pada beberapa media desain komunikasi visual yang terdapat di wilayah Madura sekitar tahun 2012 hingga 2016 untuk dijadikan bahan kajian.

9

(23)

F. Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan oleh penulis adalah teori dari Charles Sanders Peirce tentang ikon, indeks dan simbol. Serta menggunakan teori dari Roland Barthes yang membantu memunculkan makna konotasi dengan memanfaatkan pengelompokan kode, meliputi kode narasi, simbolik, heurmeunetik, semantik dan kebudayaan.

G. Metode Penelitian

Penulisan yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan literatur dengan metode kualitatif.

1. Populasi dan Sampel a. Populasi

Wilayah Madura. b. Sample

Sebagian desain yang menggunakan sosok Sakera yang beredar di Madura.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Dilakukan pengamatan terhadap referensi pustaka yang ada untuk menunjang penelitian secara pendekatan semiotika khususnya terhadap ketokohan Sakera.

b. Dilakukan pengamatan secara langsung tentang peranan tokoh Sakera dalam desain yang terdapat di Madura.

c. Metode Wawancara

10

(24)

Dilakukan sesi wawancara kepada masyarakat akan keberadaan peran media DKV tersebut.

3. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, objek sosok Sakera pada beberapa media komunikasi visual akan dianalisa dan dijabarkan terhadap interpretasi yang muncul di masyarakat secara pendekatan semiotika.

Penulis disini menggunakan teori semiotika sebagai metode penelitian sebagai acuan untuk membongkar tanda-tanda yang terdapat pada sebuah objek desain yang bertemakan Sakera menggunakan pendekatan teori semiotika dari Charles Sander Peirce. Teori semiotika dari Roland Barthes juga digunakan untuk memunculkan makna konotasi yang terdapat pada sebuah desain.

H. Sistematika Isi

Berdasarkan pada kasus desain pada media komunikasi visual yang bertemakan kebudayaan, permasalahan di dalamnya juga merupakan penjabaran tentang suatu pesan dalam kearifan lokal dalam setiap desiannya.

Pada Bagian bab I, Permasalahan dapat diketahui dalam pendahuluan yang dilanjutkan dengan penjabaran dari latar belakang masalah yang menerangkan tentang rangkaian dan awal dari suatu penelitian ini. Dimana hal ini akan dilanjutkan dalam rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah penelitian, metode penelitian dan sistematika isi.

11

(25)

Dalam bab II, merupakan landasan teori dan kerangka pemikiran yang dibagi dalam beberapa sub-bab, untuk mempertajam dan menjabarkan permasalahan yang terdapat pada media komunikasi visual terhadap sosok Sakera sebagai fokus objek dalam penelitian ini. Pada Bagian ini, akan diterangkan latar belakang singkat tentang sosok Sakera sebagai tinjauan identitas Madura serta latar belakang Sakera dalam media komunikasi visual. Pengertian tentang kearifan lokal akan ditinjau dari beberapa teori yang mendasarinya dan hal ini dari literatur ilmu semiotika.

Pada bab III, penjelasan tentang metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan sebuah hasil penelitian yang relevan dengan realita objek sosok Sakera yang terdapat di Madura.

Pada bab IV, penjelasan akan proses penelitian dari beberapa media komunikasi visual sosok Sakera yang dikaji secara sistematis dan menggunakan teori-teori yang digunakan untuk menjawab dan menjabarkan tentang bahan kajian yang dipilih.

Pada bab V, penjelasan tentang hasil dan kesimpulan atas penelitian beberapa media komunikasi sosok Sakera yang menjadi bahan kajian.

12

Gambar

Gambar 1. (Sample Sosok Sakera)   www.flickr.com/seddysuaedi

Referensi

Dokumen terkait

Karena metode penangguhan tidak menggunakan tarif pajak yang akan berlaku saat perbedaan temporer mengalami pembalikan, mereka tidak dapat mengukur kemungkinan manfaat atau

Tujuan dari menambahkan mikrotik pada jaringan warnet terutama warnet yang pakai telkom speedy adalah untuk mempermudah pembagian besaran bandwith tiap-tiap PC atau komputer

kepada faktor permintaan pasaran pekerjaan dan keuntungan ekonomi, matlamat utama pendidikan untuk membina nilai-nilai murni kemanusiaan tidak dapat dicapai (Rosnani, 2007).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen angket, untuk mengukur kreativitas dan kecerdasan emosional serta instrumen tes untuk mengukur

Oleh karena itu dengan kondisi pelemahan ekonomi global yang berdampak pada kondisi ekonomi domestik Indonesia, sehingga mengakibatkan Pemerintah Republik

Dari uraian kajian diatas menurut peneliti pendekatan investigasi adalah cara yang ditempuh guru dalam pembelajaran dengan memberikan kesempatan pada peserta didik

Ketersediaan ruangan ASI di dasari dari adanya faktor terutama pada pegawai yang memiliki bayi usia 0- 6 bulan, mereka dapat memompa ASI di ruang yang tersedia, setelah

Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi