• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBELAJARAN MODEL BERCERITA BAGI ANAK DIDIK DI RA MUSLIMAT DESA WULED TIRTO PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBELAJARAN MODEL BERCERITA BAGI ANAK DIDIK DI RA MUSLIMAT DESA WULED TIRTO PEKALONGAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PEMBELAJARAN MODEL BERCERITA BAGI ANAK DIDIK DI RA MUSLIMAT DESA WULED TIRTO PEKALONGAN

A. Gambaran Umum RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan

Keberadaan RA Muslimat Desa Wuled Tirto Kabupaten Pekalongan yang sekarang telah menjadi salah satu satuan pendidikan bagi pendidikan prasekolah yang cukup di minati oleh masyarakat Desa Wuled dan sekitarnya. Hal ini menjadi menjadi menarik untuk diketahui secara umum dan utuh tentang keberadaan RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan sebagai berikut:

1. Sejarah Berdirinya

Pada mulanya masyarakat desa Wuled Kecamatan Tirto belum menyadari pentingnya pendidikan prasekolah. Pada masa itu pendidikan belum mempunyai arti penting bagi mereka. Penduduk desa hanya memikirkan bagaimana caranya agar mereka bisa makan, untuk bertahan hidup, sehingga putra-putri mereka banyak yang buta huruf, karena tidak memperleh pendidikan di prasekolah, waktu hanya dihabiskan untuk bermain dan membantu orang tua mereka.1

Selanjutnya pada tahun 1994-an, dengan bertambah majunya teknologi dan komunikasi serta pembangunan pedesaan yang memudahkan transportasi, masyarakat Desa Wuled Kecamatan Tirto sudah mulai sadar tentang perlunya pendidikan prasekolah bagi anak-anak mereka berinisiatif untuk membangun

1 Wawancara Ibu Mukaromah sebagai Tokoh Masyarakat desa Wuled Tirto, Pada tanggal 20

(2)

sebuah Taman Kanak-kanak di desa tersebut. Gagasan tersebut muncul dari kegelisahan Jamiyah Muslimat desa Wuled Kecamatan Tirto dengan menyaksikan banyak anak-anak kecil yang belum bisa membaca dan menulis. Sementara di desa lain yang berada di perkotaan anak-anak kecilnya sudah pandai membaca dan menulis.

Kegelisahan tersebut berlangsung selama sekitar 2 tahun, kemudian kepala desa Wuled Kecamatan Tirto terketuk hatinya mendengarkan keluhan dari warganya yang memang secara geografis wilayah desa Wuled agak berjauhan dengan desa-desa lain di Kecamatan Tirto Pekalongan. Pada tahun 1994 masyarakat di desa Wuled bekerjasa dengan Muslimat NU dengan didukung Kepala Desa mendirikan bangunan untuk Raudhatul Athfal (RA) Muslimat Wuled Kecamatan Tirto.2

Bangunan di atas luas tanah 603 M2 tersebut dibanguan tiga lokal gedung yang pengelolaannya diserahkan kepada ibu-ibu muslimat dengan bekerjasama kepada pihak pemerintahan desa setempat. Adapun biayanya ditanggung antara Pengurus Anak Cabang Muslimat NU Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan dan donator masyarakat desa Wuled Kecamatan Tirto ersebut.

Setelah pembanguan selesai, maka gedung tersebut difungsikan untuk kegiatan pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah dan RA tersebut dinamakan dengan RA Muslimat Desa Wuled Tirto Kabupaten Pekalongan. Masyarakat setempat pun menyambut baik dengan adanya gedung RA

2 Wawancara Ibu Mukaromah sebagai Tokoh Masyarakat desa Wuled Tirto, Pada tanggal 20

(3)

tersebut dan berbondong-bondong mendaftarkan anak-anaknya yang masih balita untuk belajar dan mendapatkan pendidikan anak prasekolah di RA Muslimat Desa Wuled Tirto tersebut.

RA Muslimat Desa Wuled Tirto resmi didirikan pada Tahun 1996 dengan NSS: Wk/5-b/RA/001/Pgm/1996 dan Nomor Statistik Sekolah: 012332615086 dan mendapat respon masyarakat yang tinggi pula, sehingga dari tahun ke tahun jumlah anak didiknya juga semakin banyak. RA Muslimat NU Desa Wuled Tirto hingga saat ini jumlah gedungnya ada 3, yaitu 2 rung kelas, 1 ruang guru dan Kepala RA. Jumlah guru ada 4 orang dan seoarang sebagai penjaga sekolah.

RA Muslimat Desa Wuled Tirto juga dapat disejajarkan dengan TK/RA atau Pendidikan Prasekolah yang lain di wilayah kecamatan Tirto karena cukup mampu mengimbangi, baik segi kualitas akademik maupun non akademik. Keberadaan RA Muslimat Wuled Tirto juga dikembangkan dengan program peningkatan mutu pendidikan agama Islam sebagai program unggulan.

2. Letak geografis RA Muslimat Desa Wuled Tirto

RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan merupakan suatu pendidikan formal. RA Muslimat Desa Wuled Tirto terletak di desa Wuled Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Adapun batas wilayah Kecamatan Tirto3 adalah sebagai berikut :

3

(4)

a) Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Kedungwuni b) Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Buaran Pekalongan c) Sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa

d) Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Wiradesa

Adapun letak RA Muslimat Desa Desa Wuled Tirto, sangat strategis, di mana letaknya di tengah-tengah desa Wuled, dan dekat jalan raya jurusan Kecamatan Tirto sehingga dengan dorongan para tokoh masyarakat dikalangan muslimat NU, para orang tua di desa Wuled berminat untuk mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah tersebut.4

3. Struktur Organisasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto

Sekolah adalah lembaga yang di dalamnya memiliki berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Di dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sekolah agar dapat berjalan dengan lancar dan baik diperlukan kerja sama dengan semua staf yang termasuk dalam Struktur Organisasi Sekolah.

Berikut ini merupakan sajian bagan RA Muslimat Wuled Tirto Kabupaten Pekalongan yang berperan sebagai motor penggerak dari keseluruhan penyelenggaraan RA Muslimat Wuled Tirto yang juga didukung oleh pengurusan muslimat NU Ranting Desa Wuled Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan 5, yaitu:

4 Wawancara Ibu Mukaromah sebagai Tokoh Masyarakat Desa Wuled Tirto, Pada tanggal

20 September 2013.

5 Dokumentasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto, yang dikutip pada tanggal 20 September

(5)

Gambar 1

Struktur Organisasi Pelaksana Pendidikan di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan

Adapun sistematika hubungan kerja dalam organisasi RA Muslimat Desa Wuled Tirtoialah melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang saling terkait dari jajaran tinggi sampai jajaran terendah berperan sebagai penggerak dalam proses penyelenggaran kegiatan pendidikan bagi anak prasekolah di RA Muslimat Desa Wuled Tirto tersebut.

4. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan di RA Muslimat Desa Wuled Tirto

Adapun visi dan misi serta tujuan kelembagaan RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan6 adalah sebagai berikut:

a. Visi

Membentuk peserta didik yang beriman, bertaqwa kepada Allah Swt serta kreatif, mandiri, dan berakhlakul karimah.

6

Dokumentasi Kurikulum RA Muslimat Desa Wuled Tirto yang dikutip pada tanggal 20 September 2013.

Ketua Ancab Muslimat NU

Ancab

Kepala TK Ketua Komite

Guru Kelas Kelompok A Siswa Masyarakat Penjaga RA Guru Kelas Kelompok B Sekkretaris Ancan Muslimat NU Bendahara Ancab Muslimat NU

(6)

b. Misi

1. Membekali pondasi keimanan kepada anak

2. Mencerdaskan peserta didik yang kreatif, mandiri dan cinta tanah air 3. Melestarikan budaya bangsa, yang sesuai dengan norma-norma agama,

agar menjadi anak yang berakhlakul karimah. c. Tujuan RA Muslimat Wuled Tirto

Adapun tujuan penyelenggaran pendidikan di RA Muslimat Wuled Tirto adalah menjadikan anak yang beriman, bertaqwa kepada Allah Swt, cerdas, kreatif, mandiri dan berakhlakul karimah. RA Muslimat Wuled Tirto menjadi tempat belajar yang bermutu, berkualitas, menyenangkan dan menjadi yang terdepan di desa Wuled. Untuk menunjukkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di RA Muslimat Wuled Tirto berikut adalah data prestasi yang diraih anak didiknya antara lain:

1. Juara II lomba mewarnai dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun 2002.

2. Juara II lomba melukis dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun 2004.

3. Juara II lomba cerita guru dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun 2006.

4. Juara I lomba Hafalan Asmaul Husna dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun 2007.

5. Juara II lomba Tartil Juz Amma dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun 2008.

(7)

6. Juara I lomba melukis dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun 2009.

7. Juara harapan II lomba menyanyi dalam rangka PORSENI PGTK/RA tingkat Kabupaten tahun 2010.

8. Juara II lomba senam guru dalam rangka PORSENI PGTK/RA tingkat Kabupaten tahun 2011.7

5 Keadaan Guru dan Karyawan serta Anak Didik RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan

Dalam proses pendidikan di RA, guru dengan status apa pun memegang peran kunci karena hanya guru yang mampu memperdayakan segala sumber daya yang ada di RA mendatangkan manfaat bagi tumbuh-kembangnya peserta didik menyongsong masa depan mereka. Oleh karena itu, guru yang mengajar di RA Muslimat Desa Wuled Tirto, walaupun hanya berasal dari lulusan SMA tetapi mereka sangat menguasai bidang yang diajarkan karena sesuai dengan keahliannyan dan semangat guru-guru untuk mencari pengetahuan dan saat ini sudah melanjutkan ke perguruan tinggi.

Adapun karyawan di RA Muslimat Wuled Tirto di maksud di sini Penjaga Sekolah (bu bon) yang membantu pelaksanaan proses belajar mengajar. Adapun keseluruhan jumlah guru yang mengajar di RA Muslimat Desa Wuled Tirtoberjumlah 4 orang dengan Kepala RA dan jumlah karyawan penjaga sekolah hanya 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

7 Dokumentasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto yang dikutip pada tanggal 20 September

(8)

Tabel I

Daftrar Personalia Kepala RA, Guru dan Karyawan RA Muslimat Desa Wuled Tirto8

No Nama L/P Ijazah Status Jabatan Ket

1. 2. 3. 4. 5. Badriyah Dewi Listiani Dewi Adawiyah Kasrifah Maghfiroh P P P P P MAS MA S.1 SMK MTs Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Kepala RA GTY Guru Kelas Kelompok A GTY Guru Kelas Kelompok B GTY Guru Adminstrasi GTY Penjaga TK Sidang Proses S.1 Sidang Proses S.1 S.1 bidang Pendidikan Sidang Proses S.1

Selanjutnya, terkait dengan anak didik yang merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan pendidikan, karena tanpa adanya anak didik tidak mungkin ada proses belajar-mengajar. Perkembangan jumlah peserta didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto dari tahun ke tahun pendaftaran anak didik bertambah. Adapun keadaan anak didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:9

Tabel II

Data Peserta Didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto

No Kelas Jumlah Anak Didik Tahun Ajaran

L P Jumlah 1. A B JML 7 6 13 17 11 28 24 17 41 2010/2011

8 Dokumentasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto yang dikutip pada tanggal 20 September

2013.

9 Dokumentasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto, yang dikutip pada tanggal 20 September

(9)

2. A B JML 7 8 15 13 16 29 20 24 44 2011/2012 3. A B JML 13 15 28 9 10 19 22 25 47 2012/2013

6 Sarana dan Prasarana RA Muslimat Desa Wuled Tirto

Dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar diperlukan sarana dan prasarana yang cukup memadai. Karena dengan terpenuhinya sarana dan prasarana yang diperlukan maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan mudah dan lancar. Adapun keadaan sarana dan prasarana di RA Muslimat desa Wuled TirtoPekalongandapat dilihat pada tabel berikut ini :10

Tabel III

Data Sarana Prasarana di RA Muslimat Desa Wuled Tirto

No Jenis Ruang Banyaknya Luas M2 Ket

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 Ruang belajar Ruang tamu Ruang guru Ruang Kepala TK Kamar mandi Gudang Dapur Perpustakaan Ruang tunggu

Halaman dan tempat bermain

2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 66 M2 6 M2 6 M2 5 M2 4 M2 3 M2 2 M2 3 M2 14 M2 72,9 M2

10 Dokumentasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto, yang dikutip pada tanggal 20 September

(10)

B. Pola Pembelajaran Metode Bercerita dalam Menanamkan Nilai-nilai Kejujuran di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan

Sebagaimana diketahui bahwa perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua dan juga lingkungan yang berupa lingkungan pendidikan. Kegiatan pendidikan sebagai suasana yang sengaja dibentuk dalam rangka memberikan bimbingan dan pembinaan anak agar mencapai komptensi yang diharapkan sedini mungkit. Termasuk di tingkatan pendidikan prasekolah berupa TK/RA

Begitu juga dengan upaya menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan tentunya para pendidik dituntut untuk mampu membawa pada perubahan anak terutama ketika bersikap dan bergaul dalam kehidupan sehari-harinya untuk mengembangkan nilai-nilai kejujuran. Diperlukan cara atau metode yang membawa pada penguatan nilai-nilai kejujuran tersebut.

Dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan perlu dilakukan metode pembelajaran yang tepat bagi anak-anak usia prasekolah, salah satunya dengan metode bercerita. Metode bercerita merupakan metode yang mencoba menggugah semangat anak didik dengan kemampuan guru dalam mebawakan cerita yang menarik dan hal itu memang sangat digemari oleh anak-anak.

Anak yang berada dalam usia yang memiliki imajinasi yang tinggi dan cenderung mudah diarahkan sehingga pengembangan metode bercerita sangat tepat dalam membina atau mebentuk karakter anak, salah satunya dengan

(11)

menanamkan nilai-nilai kejujuran. Dengan bercerita, maka halusinasi anak akan terbawa pada tokoh cerita dengan karakter yang kuat tersebiut sehingga akan membawa kesan pada kemauan dan minat anak untuk mencontoh atau meniru sikap-sikap yang dimiliki oleh tokoh dalam cerita tersebut

Menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak usia prasekolah termasuk yang ada di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan merupakan hal terpenting dalam membina kepribadian anak sedini mungkin agar berkarakter jujur. Langkah ini selaras dengan pengembangan pendidikan saat ini yang mengarah pada pembinaan dan pembentukan karakter bangsa, salah satunya berupa kejujuran.

Kemampuan guru di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan dalam mengembangkan metode bercerita tentu akan membawa pada harapan dan tujuan kegiatan pembelajaran bagi anak-anak dalam usia prasekolah agar memiliki bekal berupa nilai-nilai kejujuran yang kuat sebagai dasar kepribadian mereka.

Pengembangan metode bercerita juga harus diimbangi dengan memberikan keteladanan bagi anak-anak didik dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Karenanya kemampuan bercerita yang luar biasa di hadapan anak-anak sebagai rangsangan dan sugesti menjadi sia-sia belaka, apabila tidak diimbangi dengan kemampun untuk menunjukkan bukti nyata berupa keteladanan. Hal ini merupakan dasar bagi pembinaan nilai-nilai kejujuran bagi anak. Dengan keteladanan yang ditunjukkan guru akan dapat membina kepribadian berupa nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak.

(12)

Untuk mengetahui secara mendalam terhadap pengembangan metode bercerita yang dilakukan oleh para guru di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak didiknya sebagaimana diungkapkan oleh beberapa guru di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan, antara lain.

Pengembangan metode bercerita sangat cocok digunakan dalam kegiatan pembelajaran bagi anak-anak di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan. Sebab pada umumnya anak-anak begitu menyukai cerita. Sebab cerita adalah hal menarik bagi anak-anak dalam memenuhi rasa keingintahuannya. Dari rasa penasaran atau keingintahuan anak-anak itu, maka mereka akan antusias dan sungguh-sungguh untuk mendengarkan sebuah cerita sebagai metode yang dikembangkan para pendidik dalam kegiatan belajar mengajar.11

Pelaksanaan metode bercerita yang dilakukan di RA Muslimat Desa Wuled Tirto bisa secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung guru bisa memberikan materi yang ingin ditanamkan melalui metode bercerita setelah anak-anak didik fokus untuk mendengarkan cerita. Pengembangan dari metode bercerita secara langsung bisa ditambah dengan menggunakan alat peraga berupa gambar atau boneka. Adapun yang tidak langsung bisa dilakukan dengan melalui pemutaran film animasi atau kartun kepada anak-anak.12

Kelebihan dari pengembangan pola pembelajaran dengan metode bercerita bagi anak-anak didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto adalah kemudahan untuk menanamkan nilai-nilai tertentu dalam cerita tersebut, terutama nilai kejujuran yang mesti ditanamkan pada anak sedini mungkin. Sebab melalui bercerita, para guru bisa membawa pesan melalui figur yang ditokohkan dengan kebaikan agar dapat diikuti dan diteladani karena nasibnya akan mencapai kebahagian dan kemenangan, sedangan figur yang ditokohkan sebagai yang jahat agar jangan dicontoh karena akan berujung pada penderitaan dan kesengsaraan.13

11 Dewi Listiani, Guru RA Muslimat NU Wuled Tirto Pekalongan, Wawancara Pribadi,

Tirto, 29 September 2013

12 Dewi Adawiyah, Guru RA Muslimat NU Wuled Tirto Pekalongan, Wawancara

Pribadi, Tirto, 1 Oktober 2013

13 Kasrifah, Guru RA Muslimat NU Wuled Tirto Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tirto,

(13)

Selanjutnya menurut pengurus Muslimat NU Anak Cabang Tirto Kabupaten Pekalongan yang menjadi penyelenggara kegiatan pendidikan prasekolah di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan, diantaranya:

Penggunaan metode bercerita dalam kegiatan pembelajaran bagi anak-anak didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan cukup efektif dalam rangka memenuhi tujuan pendidikan berupa penanaman nilai-nilai kejujuran bagi anak sedini mungkin.14

Pembelajaran bagi anak-anak didik dengan metode bercerita sudah tepat dalam upaya membawa pemahaman mereka yang memiliki rasa penasaran yang tinggi dan suka dengan dongen atau cerita.15

Bercerita menjadi cara yang tepat dan pas bagi anak-anak usia prasekolah atau di tingkat RA, melalaui cerita anak-anak akan menyimpan memori dari gambaran akan hal-hal yang disampaikan oleh para guru selaku pendidik. Mereka akan termotivasi untuk mencntoh yang digambarkan oleh guru dan juga takut atau menjauhi hal-hal yang dianggap tidak baik dan merupgikan diri sendiri.16

Hal senada juga dinyatakan para orang tua dari anak didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan, diantaranya:

Anak saya yang belajar di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan mulai tertanam untuk memiliki sikap jujur. Hal ini karena didukung oleh kegiatan pembelajaran yang mengarah pada penanaman nilai-nilai kejujuran yang dikembangkan dalam kegaiatan pembelajaran di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan tersebut.17

14

Hj. Nafiah, Pengurus Muslimat NU Tirto, Wawancara Pribadi, Tirto, 27 September 2013.

15 Alawiyah, Pengurus Muslimat NU Tirto, Wawancara Pribadi, Tirto, 27 September

2013.

16

Titin Suharti, Pengurus Muslimat NU Tirto, Wawancara Pribadi, Tirto, 27 September 2013.

17 Khusnul Khotimah, Orang tua anak didik RA Muslimat Desa Wuled Tirto, Wawancara

(14)

Belajar di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan membuat anak saya dapat berkembang sesuai dengan harapan. Artinya secara bertahap anak saya memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, bergaul secara baik dan memiliki sikap atau perilaku yang diharapkan.18

Anak saya mengalami perkembangan mental dan sikap sesuai dengan penanaman yang dilakukan oleh pendidik, di mana proses pembelajaran yang dilaksanakan di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan dikembangkan pola pembelajaran yang cukup efektif bagi anak berupa pelaksanaan metode bercerita yang mendorong dan memotivasi anak-anak didik untuk memiliki perilku terpuji, salah satunya berlaku jujur. 19

Dengan demikian, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan dengan mengembangkan metode bercerita yang diarahkan dalam upaya menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak didik. Melalui metode bercerita dalam pembelajaran, nilai-nilai kejujuran yang bisa dimasukkan dalam isi cerita yang disampaikan oleh guru kepada anak-anak didik yang dhadapinya.

Indikasi-indikasi yang menunjukkan karakter kejujuran seperti berkata benar dan tidak mengucapkan kata-kata yang mengandung unsur kebohongan dapat ditanamkan melalui metode bercerita tersebut. Anak-anak yang menjadi peserta didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan didorong untuk senantiasa menjaga kejujuran dengan selalu berkata benar sebagai ciri orang baik dan tentunya akan disayang kepada Tuhan dan berusaha untuk menghindari berkata dusta atau bohong yang merupakan tindakan tercela dan akan dibenci oleh Tuhan.

18 Lestari, Orang tua anak didik RA Muslimat Desa Wuled Tirto, Wawancara Pribadi.

Tirto, 2 Oktober 2013.

19 Vina Septiana, Orang tua anak didik RA Muslimat Desa Wuled Tirto, Wawancara

(15)

Melalui penekanan-penekanan untuk berlaku jujur dalam segala ucapan atau perkataan, pembuatan atau tindakan dan ketika dalam berjanji kepada orang lain yang dikemas dalam cerita dalam kegiatan pembelajaran di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan tentu membawa pada prinsip-prinsip kejujuran yang tertanam pada diri anak-anak yang menjadi peserta didiknya sehingga karakter kejujuran ini diharapkan akan terus dibawa sepanjang hidupnya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan bertambahnya usia anak-anak tersebut.

Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan di lapangan atau di RA Muslimat desa Wuled Tirto menunjukkan bahwa upaya guru selaku pendidik dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran dalam proses pembelajaran lebih banyak ditekankan melalui metode bercerita. Dengan metode bercerita, para guru selaku pendidik bisa memunculkan sosok yang jujur dalam tokoh cerita dengan keberhasilan yang akan dicapai, sementara sosok yang curang akan memperoleh kerugian. Nilai-nilai kejujuran ini mudah untuk dimasukka dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita.

C. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pola Pembelajaran Metode Bercerita dalam Menanamkan Nilai-nilai Kejujuran pada Anak Didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan

Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat pada pola pembelajaran metode bercerita dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan berdasarkan wawancara dengan para guru dapat dikategorikan sebagai berikut:

(16)

a. Faktor pendukung

Diantara hal-hal yang menjadi faktor pendukung pola pembelajaran metode bercerita dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan, diungkapkan oleh salah satu guru atau pendidik di RA tersebut antara lain:

1) Kesiapan guru dalam melakukan persiapan-persiapan dalam melakukan strategi pembelajaran yang mengarah pada upaya pembinaan atau penanaman nilai-nilai kejujuran yang diselipkan dalam prosese pembelajaran metode bercerita tersebut.

2) Kesiapan anak didik dalam mengikuti pembelajaran yang mengembangkan nilai-nilai kejujuran dengan metode bercerita disampaikan oleh gurunya dengan penuh perhatian

3) Suasana pembelajaran yang mampu diciptakan dengan sebaik-baiknya dan mampu memotivasi para siswa untuk mengikuti pembelajaran melalaui metode bercerita tersebut.

4) Pengembangan manajemen yang diterapkan oleh Kepala Madrasah dalam mengatur jadwal pembelajaran dan menerapkan kurikulum yang memperhatikan pada tingkat kemampuan anak didik di tingkat TK/RA.20

b. Faktor Penghambat

Diantara hal-hal yang menjadi faktor penghambat pola pembelajaran metode bercerita dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan, seperti yang diungkapkan oleh salah satu guru atau pendidik di RA antara lain:

1) Fasilitas dan sarana yang masih belum memadai secara optimal dalam kegiatan pembelajaran dengan pengembangan metode bercerita seperti alat peraga yang memunjang dan membantu dalam proses bercerita yang dilakukan guru kepada anak-anak didik.

2) Jumlah anak didik dalam kelas yang terlalu banyak sehingga proses pembelajaran kurang efektif untuk pengembangan pola pembelajran dengan metode bercerita tersebut.

20 Dewi Listiani, Guru RA Muslimat NU Wuled Tirto Pekalongan, Wawancara Pribadi,

(17)

3) Ketersediaan media pembelajaran yang belum optimal sehingga kurang mendukung pengembangan pola pembelajaran dengan metode bercerita yang efektif dan efesien.21

21 Kasrifah, Guru RA Muslimat NU Wuled Tirto Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tirto,

Gambar

Tabel II
Tabel III

Referensi

Dokumen terkait

Solihin, tasawuf mempunyai peranan penting dalam penyebarluasan agama Islam di nusantara, karena para pembawa dan penyebar agama islam pada umumnya adalah para sufi, dengan

Akuisisi Dan Pengolahan Data “Continental Current Profiler” (Studi Kasus Perairan Toli-Toli Sulawesi Tengah); Processing Data Multibeam Echosounder Menggunakan

Bahkan untuk uang panjar dibawah 500.000 ribu rupiah sama sekali tidak dikenai potongan harga, hal ini disebabkan karena jumlah hasil panen yang terlalu minim (wawancara

Jadi, dari berbagai penelitian maupun karya tulis yang penulis temukan belum ada yang secara spesifik mengupas proses penyusunan Kompilasi Hukum Islam dalam persepektif

Manfaat subyektif dari penelitian ini adalah sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai perbankan syariah, khususnya, tentang kronologi

Adapun data penelitian ini berupa kutipan pernyataan atau kalimat-kalimat yang mengandung nilai moral yang terdapat dalam novel tetralogi Laskar Pelangi karya

Total pemicu biaya jam peralatan yang digunakan untuk training pumping teacher inhouse dan pumping power inhouse dapat dilihat pada Tabel 14.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran