• Tidak ada hasil yang ditemukan

Blok 01 ISBD - Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Blok 01 ISBD - Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.docx"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Ilmu Sosian dan Budaya Dasar dengan judul ”Manusia dan Peradaban”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak pengetahuan baru dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Allah SWT ,orang tua penulis, dosen-dosen, serta teman-teman yang sudah mendukung, dan menyemangati penulis dalam penyelesaian makalah. Semoga semua ini bisa memberikan pencerahan dan juga pengetahuan baru dalam pembelajaran.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah yang terkait dalam peradaban, apa saja yang pengaruh yang diberikan oleh peradaban terhadap masa yang akan datang, juga mengerti tentang modernisasi seperti yang sedang dirasakan pada masa kini.

(2)

Bab 1. Pendahuluan

1.1.Latar Belakang

Masyarakat telah mencapai tahap kebudayaan tertentu dan telah maju berarti masyarakat tersebut telah mencapai tingkat peradaban tinggi yang bercirikan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan lain-lain. Peradaban merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah, dan maju. Misalnya perkembangan kesenian, IPTEK, kepandaian manusia, dan sebagainya di mana tiap bangsa di dunia memiliki karakter kebudayaan yang khas maka tak heran bila sebuah negara hanya unggul IPTEK-nya saja atau keseniannya saja misalnya.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Peradaban ? 2. Jelaskan Hakikat Hidup Manusia !

3. Bagaimana Peradaban dan Perubahan Sosial 4. Apa yang dimaksud dengan Modernisasi?

1.3.Tujuan

1. Mengetahui peradaban dan perubahan sosial 2. Mengetahui lebih dalam pengertian peradaban 3. Mengkaji lebih jauh hakikat hidup manusia

4. Mengerti pentingnya pengetahuan tentang modernisasi 5. Memenuhi tugas individu ISBD USU

(3)

Bab 2. Pembahasan

2.1.Pengertian Peradaban

Peradaban berasal dari kata adab yang dalam pengertian ini mengandung pengertian tata krama, perilaku atau sopan santun. Adapun istilah “peradaban” dalam bahasa Inggris disebut civilization Dengan demikian peradaban adalah segenap perilaku sopan santun dan tata krama yang diwujudkan oleh umat Muslim dari waktu ke waktu baik dalam realitas politik, ekonomi dan sosial lainnya. Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi. Pengertian yang lain menyebutkan bahwa peradaban adalah kumpulan seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya, maupun iptek).

Jadi, konsep peradaban bersifat mencakup semua. Oleh karena itu, menjadi beradab adalah menjadi santun dan berakhlak baik dan peduli pada orang lain, bersih dan sopan dan higienis dalam kebiasaan pribadi dan sebagainya. Sebuah peradaban tinggi seharusnya bisa menjaga keagungan manusianya, memberikan kepuasan terhadap fisik, estetika psikis, dan kreativitas manusianya. Oleh sebab itu, ia meniscayakan adanya fleksibilitas yang saling menunjang antara manusia dan peradabannya. Sebenarnya peradaban sudah ada dari zaman dahulu kala yang disebut dengan peradaban dunia; kuno atau klasik pra-Islam. Di antara peradaban-peradaban itu adalah:

1. Peradaban Irak, di antara peradaban yang terpenting adalah Sumeria, Akkadia, Ayalamiyah, Babilonia, Asyuriah, dan Kaldaniah

2. Peradaban Syam, di antara peradaban yang terpenting adalah Amuriyah, Vinikia, Kan‟an, Aramiyah, Anbath, Tadmur, Ghassan, dan Munazarah.

3. Peradaban Mesir, peradaban yang terpenting adalah peradabaan Fir‟aun dan peradaban Heksus

4. Peradaban Yaman, di antaranya Ma‟in, Saba‟, Himyar, dan Qatban. 5. Peradaban Persia

6. Peradaban Yunani dan Romawi

7. Peradaban Fir‟aun dan Sumeria adalah dua peradaban paling awal yang ada dalam sejarah manusia.

(4)

[1]

Eduard Spranger, History and Phylosophy (1971) [2]

Menurut Socratos [3]

Menurut Max Schaller [4]

Menurut Charles Darwin

Dari beberapa pengertian “kebudayaan” dan “peradaban” tersebut di atas tampak sekali terdapat perbedaan di antara keduanya. Di sini pemikiran yang lebih jelas tentang perbedaan “kebudayaan” dan “peradaban” dapat dijumpai dalam filosof mazhab Jerman[1] yang mengartikan “kebudayaan” sebagai segala bentuk atau ekspresi dari kehidupan batin masyarakat. Sedangkan peradaban ialah perwujudan kemajuan teknologi dan pola material kehidupannya.

Adapun “peradaban” ialah khazanah pengetahuan terapan yang dimaksudkan untuk mengangkat dan meninggikan manusia agar tidak menyerah terhadap kondisi-kondisi di sekitarnya. Di sini „peradaban‟ meliputi semua pengalaman praktis yang diwarisi dari satu generasi ke generasi lain. Peradaban tampak dalam bidang fisika, kimia, kedokteran, astronomi, ekonomi, politik praktis, fiqih mu‟amalah, dan semua yang berkaitan dengan penggunaan ilmu terapan dan teknologi.

2.2.Hakikat Hidup Manusia

Manusia dalam kehidupannya memiliki 3 fungsi, yaitu manusia sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu dan sosial-budaya. Yang kaitannya ialah di mana kepada Tuhan memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai makhluk sosial-budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupannya yang selaras dan saling membantu.

Sifat hakekat manusia merupakan ciri-ciri yang karakteristik, yang secara principal membedakan manusia dengan hewan, walaupun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama secara biologis (Orang utan misalnya). Karenanya banyak filsuf menamakan manusia identik dengan heawan seperti [2]Manusia sebagai Zoon Politico (hewan yang bermasyarakat); [3]Das Krantetier (Hewan yang Selalu Bermasalah); demikian pula [4]

Teori evolusi yang membuktikan bahwa manusia berasal dari kera (Primata) tetapi gagal dan kemudian disebut sebagai The Missing Link.

Wujud sifat Manusia ialah sebagai berikut : 1. Kemampuan menyadari diri

(5)

[5]

Max Weber, Berger (2004)

3. Kata hati (Consuence of Man) 4. Kecerdasan moral

5. Tanggung jawab 6. Rasa kebebasan 7. Kewajiban dan hak

8. Kemampuan menghayati kebahagiaan

2.3.Peradaban dan Perubahan Sosial

A. Pengertian dan Cakupan Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap:

1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan

2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial. 3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai

akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.

Dalam menghadapi perubahan sosial budaya tentu masalah utama yang perlu

diselesaikan ialah pembatasan pengertian atau definisi perubahan sosial itu sendiri. Ahli-ahli sosiologi dan antropologi telah banyak membicarakannya.

[5]

Tindakan sosial atau aksi sosial (social action) tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh pelaku. Tindakan sosial dapat dipisahkan menjadi empat macam tindakan menurut motifnya: (1) tindakan untuk mencapai satu tujuan tertentu, (2) tindakan berdasar atas adanya satu nilai tertentu, (3) tindakan emosional, serta (4) tindakan yang didasarkan pada adat kebiasaan (tradisi).

Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola perubahan, yaitu: (1)

Unfreezing, merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya, atau adanya kebutuhan

untuk berubah, (2) Changing, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving forces maupun memperlemah resistences, dan (3) Refreesing, membawa kembali kelompok

(6)

[6]

Menurut V. Gordon Childe

kepada keseimbangan yang baru (a new dynamic equilibrium). Pada dasarnya perilaku manusia lebih banyak dapat dipahami dengan melihat struktur tempat perilaku tersebut terjadi daripada melihat kepribadian individu yang melakukannya. Sifat struktural seperti sentralisasi, formalisasi dan stratifikasi jauh lebih erat hubungannya dengan perubahan dibandingkan kombinasi kepribadian tertentu di dalam organisasi.

B. Perubahan Peradaban

Perubahan adalah keniscayaan, dan perubahan ke arah yang lebih baik tentunya merupakan hasrat dari setiap individu maupun organisasi. Keharusan sejarah, kita semua terus menerus berhadapan dengan sejarah perkembangan peradaban bangsa yang bergerak ke depan dan tak pernah balik. [6]Seorang arkeolog, mendefinisikan peradaban sebagai suatu transformasi elemen-elemen budaya manusia, yang berarti transformasi dalam penguasaan tulis-menulis, metalurgi, bangunan arsitektur monumental, perdagangan jarak jauh, standar pengukuran panjang dan berat, ilmu hitung, alat angkut, cabang-cabang seni dan para senimannya, surplus produksi, system pertukaran atau barter dan penggunaan bajak atau alat bercocok tanam lainnya.

Bila kita amati secara lebih mendasar lagi, tingkat peradaban manusia terekspresikan dalam tiga indikator utama yaitu bahasa, budaya (segala bentuk dan ragam seni, ilmu pengetahuan dan teknologi) dan agama. Selanjutnya, ketiganya menjadi ciri suatu ras atau bangsa tertentu, beserta suku-sukunya dalam perwilayahan geografisnya masing-masing. Akan tetapi dalam memaknai perubahan peradaban kita harus berpedoman bahwa tidak semua yang kontemporer itu baik dan sebaliknya tidak semua yang lama itu usang dan tidak relevan dengan kehidupan saat ini. Dalam kacamata budaya, bangsa yang besar belajar untuk mengganti apa yang buruk dari budayanya, dan menjaga hal yang baik dari budayanya.

Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan perubahan-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan, dan sebagainya. Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti keyakinan, nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya. Sedangkan perubahan sosial terbatas pada aspek-aspek hubuingan sosial dan keseimbangannya.

Meskipun begitu perlu disadari bahwa sesuatu perubahan di masyarakat selamanya memiliki mata rantai diantaranya elemen yang satu dan eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang lainnya.

(7)

[7]

Menurut Smith, modernisasi adalah proses yang di landasi dengan seperangkt rencana dan kebijaksanaan yang di sadari untuk mengubah masyarakat kearah kehidupan yang kontenporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat kehormatan tertentu.

2.4.Modernisasi

a. Konsep Modernisasi

Modernisasi masyarakat adalah suatu proses trasformasi yang mengubah:

 Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industry yang besar, dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.

 Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat nasional dengan intergrasi yang baik.

Modernisasi menimbulkan pembaruan dalam kehidupan. Oleh karena itu modernisasi sangat diharapkan berlangsung di dalam masyarakat.[7]

b. Syarat – syarat modernisasi

Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu:

 Cara berfikir ilmiah dalam kelas penguasa maupun masyarakat.

 System administrasi Negara yang baik dan yang benar-benar mewujudkan birokrasi.

 Adanya system pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga tertentu.

 Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara pengguanaan alat komunikasi massa.

 Tingkat organisasi yang tinggi.

 Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya. c. Ciri – ciri modernisasi

Modernisasi merupakan salah satu modal kehidupan yang ditandai dengan ciri-ciri:

 Kebutuhan materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia.

 Kemajuan teknologi dari industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferentsiasi, danakulturasi.

 Modernisasi banyak memberiakan kemudahan bagi manusia.

 Berkat jasanya, hampir semua keinginan manusia terpenuhi.

 Modernisasi juga memberikan melahirkan teori baru.

 Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi kebendaaan yang berlebihan

 Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kejayaan.

(8)

Bab 3. Penutup

3.1.Kesimpulan

Peradaban adalah merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju. Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk Tuhan, individu dan social budaya. Yang saling berkaitan dimana kepada Tuhan memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagia mahluk social budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu.Sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama dengan manusia lain yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan.

Perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani melakukan perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan aspirasinya.

3.2.Saran

Untuk mempermudah perubahan sosial, perubahan kebudayaan dengan peradaban akan lebih mudah jika kita aplikasikan pada suatu bentuk nyata. Contohnya alat transportasi: Alat trasportasi dokar menjadi mobil. Perubahan sosialnya masyarakat yang meninggalkan trasportasi lama. Perubahan kebudayaannya ialah keinginan masyarakat akan transportasi yang lebih efisien. Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan perubahan-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan, dan sebagainya.Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti keyakinan, nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya. Sedangkan perubahan sosial terbatas pada aspek-aspek hubungan sosial dan keseimbangannya.

(9)

Daftar Pustaka

Spranger, Eduard (1971): Philosopy and History 4 (1) 50-51

http://awandragon.blogspot.com/2012/03/pengertian-kebudayaan-budaya.html (Selasa, 01 Oktober 2013, 11.43PM)

(http://www.scribd.com/doc/57917388/Pengertian-Peradaban-Fix (Selasa, 01 Oktober 2013, 11.43PM)

http://richardgirsang.blogspot.com/2012/04/pengertian-hakikat-manusia.html (Rabu, 02 Oktober 2013, 07.19AM)

http://prasetyowidi.wordpress.com/2010/01/03/definisi-perubahan-sosial-dan-tipe-tipe-perubahan-sosial/ (Rabu, 02 Oktober 2013, 07.46AM)

http://megadalambingkai.blogspot.com/2012/12/makalah-isbd-manusia-peradaban-dan.html (Rabu, 02 Oktober 2013, 08.15AM)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar remaja usia 17 dan 18 tahun mampu berfikir abstrak dan menyelesaikan masalah pada dirinya di dukung dengan hasil penelitian

Bentuk dan dimensi ruang dalam ternyata merupakan unsur-unsur yang paling penting untuk dapat memperkaya karakter akustik suatu ruang, yaitu dalam menghasilkan pantulan bunyi

Ahli – ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan prifesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua

Oleh karena itu supaya bauran pemasaran berhasil dilakukan maka setiap elemen-elemen yang ada di perusahaan sebaiknya bekerja secara

Selain itu, rasa nyeri yang berat pada skleritis dapat dibedakan dari rasa nyeri ringan yang terjadi pada episkleritis yang lebih sering dideskripsikan pasien

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem klasifikasi multi-label dengan menggunakan TAN, menganalisis pengaruh penggunaan MI dalam pemabngunan struktur TAN,

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Nah, seminar FKMTHI tahun 2005, yang penulis ceritakan diawal, bertujuan agar kajian-kajian Qur’an as living phenomenon ini diakui secara akademis sebagai wilayah kajian