• Tidak ada hasil yang ditemukan

DILENGKAPI DENGAN LATIHAN PRAKTIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DILENGKAPI DENGAN LATIHAN PRAKTIS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Hanny Muchtar Darta

Langkah Awal untuk Mengembangkan

Budi Pekerti Anak-Anak Indonesia

DILENGKAPI DENGAN LATIHAN PRAKTIS

POSITIVE

CHARACTERS

with

POSITIVE

PARENTING

UNTUK ORANG TUA DENGAN

(3)

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

(1). Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(2). Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3). Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan atau huruf g, untuk penggunaan secra komesial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).

(4). Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000.00 (empat miliar rupiah).

(4)

Hanny Muchtar Darta

Langkah Awal untuk Mengembangkan Budi Pekerti Anak-Anak Indonesia

DILENGKAPI DENGAN LATIHAN PRAKTIS

Penerbit PT Elex Media Komputindo

POSITIVE

CHARACTERS

with

POSITIVE

PARENTING

UNTUK ORANG TUA DENGAN

(5)

POSITIVE CHARACTERS with POSITIVE PARENTING Untuk Orang Tua Dengan Anak 0-12 Tahun Hanny Muchtar Darta

© 2017 Hanny Muchtar Darta Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia – Jakarta Anggota IKAPI, Jakarta

717090097

No ISBN: 978-602-02-9940-2

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

(6)

“Terima kasih Ayah dan Bunda…” adalah ucapan dari seorang anak yang didambakan semua orang tua… karena mereka

telah mengasuh dengan penuh kasih sayang, bijaksana dan selalu positif memainkan peran

sesuai dengan perkembangan anak-anaknya. Pola asuh ini mengantarkan anak-anak menjadi

individu yang memiliki keyakinan, perasaan, pikiran, dan sikap positif. Selain itu, mereka pun

selalu mempunyai pilihan kreatif dalam hidup sehingga dapat mengembangkan segala potensi

yang ada di dalam dirinya yang membawa kebaikan untuk dirinya juga lingkungannya.

(7)

vi

HIS NAME IS TODAY

We are guilty of many errors and many faults But our worst crime is abandoning the children,

neglecting the fountain of life. Many of the things we need we can wait,

the child cannot. Right now is the time. His (her) bones are being formed,

his (her) blood is being made, and his (her) senses are being developed.

To him (her) we cannot answer “tomorrow”.

His (her) name is “Today”.

by Gabriela Mistral 1945 Nobel Prize Winner

(8)

vii

DAFTAR ISI

Pengantar Penulis ... ix

Testimoni ... xi

BAGIAN I: Bersikaplah Positif Positif Agar Anak Mampu Meraih Potensinya ... 1

1. Pentingnya Pola Asuh Positif Berlandaskan Emotional Intelligence ... 2

2. Bersikap Bijaksana untuk Meraih Dambaan Anda ...9

BAGIAN II: Enam Pilar Penopang Kokoh Positive Parenting ... 34

Pilar 1: Pentingnya Kedua Orang Tua Bekerja Sama dengan Baik ...35

Pilar 2: Belaian Stimulasi Penting ...65

Pilar 3: Terapkan Aturan Secara Konsisten ...74

Pilar 4: Pahami Emosi Negatif Anak Sejak Dini ...85

Pilar 5: Pentingnya Gaya Bahasa Positif. ...113

Pilar 6: Pola Asuh Tanpa Hukuman . ...131

BAGIAN III: Jalankan Peran Sesuai Tahap Perkembangan Anak ... 148

1. Jadilah Comforter/Pelindung untuk Anak Usia < 4 Tahun ...149

2. Jadilah Trainer/Pelatih untuk Anak Usia 5-8 Tahun ... 170

3. Jadilah Mentor untuk Anak Pra-Remaja Usia 9-12 Tahun ... 188

(9)

viii

BAGIAN IV : Pendekatan Membesarkan Anak Laki-Laki .... 201

BAGIAN V: Ciptakan Lingkungan Aman Bebas Kekerasan Seksual ... 225

BAGIAN VI: Anak Senang Bertanya, Sikapi Positif ... 235

BAGIAN VII: Mengembangkan Kreativitas Anak ... 242

Latihan Praktis dengan Teknik Go-Vak... 249

CONTOH JAWABAN: Pendekatan Positif ... 265

(10)

BAGIAN I

BERSIKAPLAH Positif Agar Anak

MERAIH Potensinya

(11)

2

Pentingnya

POLA ASUH POSITIF

Berlandaskan

Emotional Intelligence

S

udah lama kita ketahui, adalah dambaan semua orang tua agar anak-anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Kita semua sudah terbiasa dengan dua tolok ukur ini, sehat dan cerdas karena hasilnya sangat mudah terlihat oleh kasat mata kita. Mereka tumbuh dengan tinggi badan, berat badan yang sesuai usianya, dan daya tahan tubuh yang baik sehingga jarang sakit. Begitu pula dengan cerdas, banyak orang tua dengan bangga bercerita tentang anaknya yang berusia lima tahun sudah kelas 1 SD, dan tiga tahun sudah bisa membaca. Usaha orang tua untuk menstimulasi kecerdasan intelektual anak demikian luar biasa, dan saya perhatikan ada anak-anak usia tiga tahun diikutkan les untuk membaca. Karena untuk masuk SD mereka harus sudah bisa membaca dan menulis dan dilakukan test masuk untuk melihat apakah anaknya sudah siap untuk masuk SD.

Penelitian yang dilakukan oleh James R. Flynn dari Universitas Otago, New Zealand yang hasil penelitiannya dikenal dengan nama Flynn effect, membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan

We can not always build the future for

our youth, but we could build our youth

for the future.

(12)

-3

IQ di hampir seluruh negara di dunia sebesar 20 poin sejak alat ukur ini ditemukan lebih dari 100 tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran para orang tua dan pendidik akan pentingnya kesehatan dan pendidikan yang baik. Meningkatnya kesadaran ini terbukti telah mampu meningkatkan kecerdasan intelektual atau telah berhasil mengembangkan bagian dari otak kiri atau cortex yang berperan dalam high thinking order

sehingga nilainya IQ semakin meningkat dan artinya semakin banyak orang pintar.

Para ahli terus menerus berpikir, mengapa peningkatan IQ atau semakin banyaknya orang pintar belum diikuti oleh peningkatan kesejahteraan kehidupan di dunia ini. Permasalahan terus terjadi mulai dari meningkatnya bullying baik di sekolah mau pun juga on line, kehamilan pada remaja, angka bunuh diri, penggunaan narkoba, kekerasan di rumah tangga, perceraian dsb. Prof. Mark Cammack, guru besar hukum dari Southwestern School of Law, Los Angeles USA dalam makalahnya yang berjudul

Recent Divorce Trends in Indonesia menyampaikan bahwa tren perceraian di Indonesia meningkat setelah abad 21. Menurut Gottman, saat ini di Amerika diperkirakan hanya sekitar 25% anak tinggal bersama orang tua biologis lengkap. Semoga keadaan seperti dapat terhindarkan di negeri kita tercinta, Indonesia.

Sebagai orang Asia saya ikut bangga dan sekaligus merasa sedih ketika membaca laporan dari OECD tahun 2015 dimana Korea Selatan merupakan negara dengan peringkat pertama dengan pendidikan terbaik di dunia dan pada saat bersamaan juga Korea Selatan merupakan negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia. Keadaan ini semakin memperkuat mengapa tingkat pendidikan sudah tinggi tetapi masih belum happy dan mengambil tindakan bunuh diri? Disamping itu, semakin banyak orang menyelesaikan masalah dengan jalan pintas, dengan cara tidak etis, hanya baik untuk dirinya, bahkan dengan cara kekerasan tanpa memperhatikan dampak negatif yang dialami

(13)

4

oleh pihak lain. Apa penyebab utama hal-hal yang menyedihkan ini masih terus terjadi dengan trend yang meningkat, bukannya menurun.

Berdasarkan kondisi tersebut, para ahli terus-menerus mengadakan penelitian, akhirnya para ahli menemukan penyebabnya adalah belum dilakukannya stimulasi dengan seimbang terhadap otak kiri dan kanan. Selama ini para ahli, hanya fokus pada IQ atau intellectual atau cognitive development yang memang hasilnya nyata bisa terlihat dengan kasat mata yaitu angka di buku rapor anak misalnya. Adalah Peter Salovey dan Mayer pada tahun 1989an berhasil mengembangkan pendekatan sains terbaru agar individu dapat menggali segala potensi yang ada di dalam dirinya, yaitu dengan mengembangkan kecerdasan emosi. Untuk mengembangkan kecerdasan emosi yang berperan adalah otak bagian kanan atau amygdala. Kecerdasan emosi akan melengkapi stimulasi yang sudah lama dilakukan oleh orang tua dan pendidik yang fokus utamanya pada membangun kecerdasan intelektual anak. Sehingga pendekatan yang menggabungkan kecerdasan emosi dan intelektual akan mendukung perkembangan anak-anak Indonesia menjadi generasi penerus yang lebih utuh jiwa dan raganya. Berikut definisi asli dari Kecerdasan Emosi menurut Peter Salovey dan JackMayer

(14)

5

“the capacity to reason about emotions, and of emotions, to enhance thinking. It includes the abilities to accurately perceive emotions, to access and generate emotions so as to assist thought, to understand emotions and

emotional knowledge, and to reflectively regulate emotions so as to promote emotional and intellectual growth.”

Peter Salovey dan Jack Mayer, University of New Hampshire

Daniel Goleman yang telah memopulerkan Emotional Intelligence melalui bukunya ”Emotional Intelligence Why It Can Matter More than IQ” yang terjual lebih dari 30 juta buku dan diterjemahkan kedalam 40 bahasa, mengatakan bahwa IQ memberikan kontribusi sekitar 20% dalam kesuksesan seseorang, dan bagian terbesar sekitar 80% ditentukan oleh kecerdasan emosi. Howard Gardner juga menyampaikan bahwa kebanyakan orang dengan IQ 160 bekerja untuk orang dengan IQ 110. Model kecerdasan emosi yang dikembangkan oleh Daniel Goleman dibagi menjadi lima bagian (5) adalah membangun kesadaran arti dari ragam emosi, bagaimana kita mengelola emosi, bagaimana membangun hubungan sosial dengan pihak lain, membangun empati dan juga membangun motivasi dari dalam diri.

(15)

6

Para ahli mengatakan kalau IQ gets you hired and EQ gets you promoted. Atau IQ makes you competent and EQ makes you succeed. Keadaan ini memberikan gambaran kepada kita bahwa IQ tentu saja penting, dan EQ membuat seseorang menjadi lebih optimal dalam menggali segala potensi dalam dirinya karena EQ yang juga membuat seseorang memiliki karakter positif.

Kecerdasan emosi mulai dikenal di Indonesia pertengahan tahun 2000-an, ketika itu saya mengusulkan kecerdasan emosi untuk dijadikan salah satu pesan komunikasi yang dikaitkan dengan parenting orang tua. Dan salah satu perusahaan susu terbesar di Indonesia setuju dengan usulan saya dan menggunakan kecerdasan emosi dalam promosinya yaitu hadiah buku cerita untuk anak-anak yang dicetak dalam jumlah jutaan buku. Juga perusaahan tersebut banyak melakukan seminar parenting kepada para orang tua di sekolah juga banyak artikel dimuat di media massa. Sayangnya usaha ini belum dilakukan secara terintegrasi dengan sistem pendidikan di Indonesia. Sebagai orang tua adalah wajar kita mengharapkan hal-hal baik dalam sistem pendidikan hanya keadaan ini di luar dari wewenang kita. Lebih baik kita melakukan usaha dengan mengajarkan kecerdasan emosi kepada anak-anak kita dimulai dari kita yang harus menjadi contoh baik.

Hal penting yang sebaiknya kita lakukan sebagai orang tua untuk mengubah persepi bahwa emosi itu sesuatu yang positif bukan sesuatu yang negatif dan harus dihindari, dibutuhkan usaha dari kita untuk menerima emosi negatif, bagaimana mengelolanya dan membangun kemampuan untuk bisa membaca setiap pesan yang disampaikan oleh emosi negatif sehingga pesan tersebut bisa menjadi kekuatan kita untuk mampu berpikir dan bertindak positif yang membawa kebaikan untuk dirinya dan lingkungan sekitarnya. Orang tua dan pendidik harus membedakan antara emosi negatif dengan perilaku negatif misal merasa sedih dan berdiam diri dan putus asa dan ketakutan untuk berusaha lagi misalnya.

Referensi

Dokumen terkait

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat

Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Jika Anda menyambungkan Stasiun Docking Thunderbolt Dell WD19TBS ke sistem Dell yang didukung, tombol dock berfungsi seperti tombol daya sistem Anda dan Anda dapat menggunakannya

41 1806546 Avida Camila Zahra Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP 42 1807962 Asma Haifa Nurul Adilah Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK 43 1807651 Muhammad Husnan Fadhli Pendidikan

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahap pengembangan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) validitas modul berbasis multirepresentasi termasuk dalam kategori

Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian,

1) Orientasi kepada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya,

Disarankan kepada guru fisika, dalam menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan pendekatan multi kecerdasan, guru harus benar-benar dapat menarik