• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pembentukan Hemoglobin Dan Eritrosit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mekanisme Pembentukan Hemoglobin Dan Eritrosit"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

 2 suksinil-KoA + 2 glisin  2 suksinil-KoA + 2 glisin

II.

II. 4 4 pirol pirol protoporfrin protoporfrin IXIX

III.

III. protoporfrin protoporfrin IX IX + + Fe++ Fe++ hemeheme

IV.

IV. heme heme + + polipeptida polipeptida rantai rantai hemoglobin hemoglobin ( ( atau atau !"!"

V.

V. 2 2 rantai rantai   + + 2 2 rantai rantai ! ! hemoglobin Ahemoglobin A A# A# $$ $$ %$$% %$$% & & % %   (pirol"   (pirol" 2 Mekanisme Pembentukan Hemoglobin dan Eritrosit

2 Mekanisme Pembentukan Hemoglobin dan Eritrosit

Pembentukan Hemoglobin (Guyton & Hall, 2008, p. 444-445) Pembentukan Hemoglobin (Guyton & Hall, 2008, p. 444-445)

Sintes

Sintesis is hemoglhemoglobin obin dimuldimulai ai dalam proeritrdalam proeritroblas dan oblas dan berlanberlanjut bahkan jut bahkan dalamdalam sta

stadiudium m retretikuikuloslosit it pada pada pempembenbentuktukan an sel sel dardarah ah mermerah. ah. OleOleh h karkarena ena ituitu, , ketiketikaka retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, retikulosit retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, retikulosit tetap membentuk sejumlah kecil hemoglobin satu hari sesudah dan seterusnya sampai tetap membentuk sejumlah kecil hemoglobin satu hari sesudah dan seterusnya sampai sel tersebut menjadi eritrosit yang

sel tersebut menjadi eritrosit yang matur.matur.

Pada gambar diatas dapat dilihat tahap kimia pembentukan hemoglobin. Pada gambar diatas dapat dilihat tahap kimia pembentukan hemoglobin. Mula-mula, suksinil-o!, yang dibentuk dalam Siklus rebs berikatan dengan glisin untuk  mula, suksinil-o!, yang dibentuk dalam Siklus rebs berikatan dengan glisin untuk  mem

membentbentuk uk molmolekul ekul pirpirol. ol. ememudiudian, an, empempat at pirpirol ol berbergabgabung ung untuntuk uk memmembentbentuk uk   protopor"irin

 protopor"irin #$, #$, yang yang kemudian kemudian bergabung bergabung dengan dengan besi besi untuk untuk membentuk membentuk molekulmolekul heme. !khirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, heme. !khirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yaitu globin yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu submit hemoglobin yang yaitu globin yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu submit hemoglobin yang disebut rantai hemoglobin. %iap-tiap rantai mempunyai berat molekul

(2)

empat rantai ini selanjutnya akan berikatan longgar satu sama lain untuk membentuk  molekul hemoglobin yang lengkap.

%erdapat beberapa )ariasi kecil di berbagai rantai subunit hemoglobin, bergantung  pada susunan asam amino di bagian polipeptidanya. %ipe-tipe rantai itu disebut rantai al"a, rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta. *entuk hemoglobin yang paling umum pada orang de+asa, yaitu hemoglobin !, merupakan kombinasi dari dua rantai al"a dan dua rantai beta. Hemoglobin ! mempunyai berat molekul '..

arena setiap rantai hemoglobin mempunyai sebuah gugus prostetik heme yang mengandung satu atom besi, dank arena adanya empat rantai hemoglobin di setiap molekul hemoglobin, kita dapat menentukan adanya empat atom besi di setiap molekul hemoglobin, setiap molekul ini dapat berikatan longgar dengan satu molekul oksigen, sehingga empat molekul oksigen /atau delapan0 dapat diangkut oleh setiap molekul hemoglobin.

%ipe rantai hemoglobin pada molekul hemoglobin menentukan a"initas ikatan hemoglobin terhadap oksigen. !bnormalitas rantai ini dapat mengubah cirri-ciri "isik  molekul hemoglobin. 1ontohnya pada anemia sel sabit, asam amino )alin, amsing-masing di kedua rantai beta. ika tipe hemoglobin ini terpapar dengan oksigen  berkadar rendah, akan terbentuk ristal panjang didalam sel-sel darah merah yang  panjangnya kadang-kadang mencapai & mikrometer. Hal ini membuat sel-sel tersebut hampir tidak mungkin mele+ati kapilerr-kapiler kecil , dan ujung ristal tersebut yang tajam cenderung merobek membrane sel, sehingga terjadi anemia sel sabit.

(3)

Pembentukan Sel Daa! "ea! (Guyton & Hall, 2008, p. 440-442)

#a!ap-#a!ap Di$een%ia%i Sel Daa! "ea! (Guyton & Hall, 2008, p. 44)

Sel pertama yang dapat dikenali sebagai bagian dari rangkaian sel darah merah adalah proeritroblas, yang tampak pada permulaan. 3engan rangsangan yang sesuai, sejumlah besar sel ini dibentuk dari sel-sel stem 145-E.

*egitu proeritroblas ini terbentuk, maka ia akan membelah beberapa kali, sampai akhirnya membentuk banyak sel darah merah yang matur. Sel-sel generasi pertama ini disebut basofil eritroblas sebab dapat dipulas dengan 6at +arna basa7 sel yang terdapat  pada tahap ini mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Pada generasi berikutnya, sel sudah dipenuhi oleh hemoglobin samapai konsentrasi sekitar 8 persen, nucleus

(4)

memadat menjadi kecil, dan sisa akhirnya diabsorbsi atau didorong keluar dari sel. Pada saat yang sama, reticulum endoplasma direabsorbsi. Sel pada tahap ini disebut retikulosit karena masih mengandung sejumlah kecil materi basogilik, yaitu terdiri dari sisa-sisa apparatus 9olgi, mitokondria, dan sedikir organel sitiplasma lainnya. Selama tahap retikulosit ini, sel-sel berjalan dari sumsum tulang masuk ke dalam kapiler darah dengan cara diapedesis /terperas melalui pori-pori membrane kapiler0.

Materi baso"ilik yang tersisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam +aktu & sampai 2 hari, dan sel kemudian menjadi eritrosit matur . arena +aktu hidup retikulosit ini pendek, maka konsentrasinya di antara semua sel darah merah normalnya sedikit kurang dari & persen.

Pengatuan Po'uk%i Sel Daa! "ea!  Pean itopoietin (Guyton & Hall, 2008, p. 44)

umlah total sel darah merah dalam sistem sirkulasi diatur dalam kisaran batas yang kecil, sehingga /&0 sejumlah sel-sel darah merah yang adekuat selalu tersedia untuk angkut oksigen yang ukup dari paru-paru ke jaringan, namun /20 sel-sel tersebut tidak menjadi berlimpah ruah sehingga aliran darah tidak terhambat.

*k%igena%i +aingan 'ala! pengatu tama Po'uk%i Sel Daa! "ea! (Guyton & Hall, 2008, p. 442)

Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi sejumlah oksigen kejaringan biasanya akan meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah. adi, bila seseorang menjadi begitu anemis akibat adanya perrdarahan atau kondisi lainnya, maka sumsum tulang segera memulai produksi sejumlah besar sel darah merah. Selain itu, bila terjadi kerusakan pada sebagian besar sumsum tulang akibat sebab apapun, terutama oleh terapi dengan sinar-:, dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan sel darah dalam tubuh.

3i dataran yang sangat tinggi, dengan jumlah oksigen dalam udara yang sangat rendah, oksigen jalam jumlah yang tidak cukup itu diangkut ke jaringan, dan produksi sel darah merah sangat meningkat. 3alam hal ini, bukan konsentrasi sel darah merah

(5)

dalam darah yang mengatur produksi sel, melainkan jumlah oksigen yang diangkut ke  jaringan dalam hubungannya dengan kebutuhan jaringan akan oksigen.

*erbagai penyakit pada sistem sirkulasi yag menyebabkan penurunan aliran darah melalui pembuluh darah peri"er, dan terutama yang dapat menyebabkan kegagalan  penyerapan oksigen oleh darah se+aktu mele+ati paru-paru, dapat juga meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah. Hal ini tampak jelas terutama pada keadaan  gagal jantung  yang lama, dan pada kebanyakan  penyakit paru, karena hipoksia  jaringan yang timbul akibat keadaan ini akan meningkatkan produksi sel darah merah,

dengan hasil akhir berupa kenaikan hematokrit dan biasanya juga akan meningkarkan )olume darah total.

itopoiein "eang%ang Po'uk%i Sel Daa! "ea!, 'an Pembentukannya "eningkat Sebagai e%pon% #e!a'ap Hipok%ia (Guyton & Hall, 2008, p. 44/) Stimulus utama yang dapat merangsang produksi sel darah merah dalam keadaan oksigen yang rendah adalah hormone dalam sirkulasi yang disebut eritropoietin, yaitu suatu glikoprotein dengan berat molekul kira-kira 8.(((. tanpa adanya eritropoietin, keadaan hipoksia tidak akan berpengaruh atau pengaruhnya sedikit sekali dalam  perangsangan produksi sel darah merah. !kan tetapi, bila sistem eritropoietin ini  ber"ungsi, maka hipoksia akan menimbulkan peningkatan produksi eritropoietin yang nyata, dan eritropoietin selanjutnya akan memperkuat produksi sel darah merah sampai hipoksia mereda.

Pean Ginal 'alam Pembentukan itopoietin (Guyton & Hall, 2008, p. 44/) Pada orang normal, kira-kira ;( persen dari seluruh eritropoietin dibentuk dalam ginjal7 sisanya terrtama dibentuk di hati. *agian ginjal tempat pembentukan eritropoietin masih belum diketahui dengan pasti. !da suatu kemungkinan yang cukup kuat bah+a eritopoietin disekresi oleh sel epitel tubulus renal, karena darah yang anemis tidak mampu menghantarkan cukup oksigen dari kapiler peritubulus ke sel tubulus yang sangat banyak mengonsumsi oksigen, sehingga merangsang produksi eritropoietin.

(6)

adang-kadang, keadaan hipoksia di bagian tubuh lainnya, tetapi bukan di ginjal, akan merangsang sekresi eritropoietin ginjal. Hal ini menunjukkan bah+a mungkin terdapat beberapa sensor di luar ginjal yang mengirimkan sinyal tambahan ke ginjal untuk diproduksi hormone tersebut. hususnya, baik norepine"rin maupun epine"rin serta beberapa prostaglandin akan merangsang produksi eritropoietin.

D1# PS#

9uyton, !. 1., < Hall, . E. /2((0. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran /&& ed.0. /=. >. ?ahman, H. Hartanto, !. @o)rianti, @. Aulandari, Eds., #ra+ati, 3. ?amadhani, 4. #ndriyani, 4. 3any, #.  @ugroho, S. S. ?ianti, et al., %rans.0 akartaB E91.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh tersebut dilihat dengan membandingkan kadar hematologi (hemoglobin dan eritrosit) pada beberapa waktu penyimpanan darah yaitu mulai hari pertama dilakukan

Mahasiswa dapat melakukan perhitungan sel darah merah (eritrosit) dengan menggunakan metode manual/ kamar hitung dan jumlah normal eritrosit pada manusia..

Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai

Pada kasus yang disebut terakhir, masalahnya dapat terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain IgG dan IgM spesifik, uji aglutinasi dan lisis sel darah merah, RAST, uji pelepasan histamin, uji sensitisasi jaringan (basofil

Kadar Hemoglobin untuk penentuan Status Anemia Gizi besi adalah kadar hemoglobin (konjugasi Fe dengan protein) induvidu dalam sel darah merah yang dalam tulisan ini

Untuk dapat menjalankan fungsinya, sel darah merah memiliki sebuah struktur protein khusus yang disebut hemoglobin.[18] Kadar hemoglobin yang rendah anemia secara teoritis merupakan

Pembuluh darah banyak dijumpai pada lapisan submukosa yang terdiri dari kapiler pembuluh darah dengan lapisan dinding endotel dan tampak berisi sel darah merah.1,2,3 ANATOMI SALURAN