• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. : Lama penyimpanan, Darah donor, Kadar Hemoglobin, dan Kadar Eritrosit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. : Lama penyimpanan, Darah donor, Kadar Hemoglobin, dan Kadar Eritrosit"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

49 “PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DARAH DONOR TERHADAP

KADAR HEMATOLOGI (HEMOGLOBIN DAN ERITROSIT) DI UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA”

Sugireng 1, Moh. Guntur Nangi,2 Febriany Margaretha 3

[email protected] [email protected] ,[email protected]

D-IV TLM, Fakultas Sains dan Teknologi, Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

Universitas Mandala Waluya

ABSTRAK

Pada masa penyimpanan darah akan mengalami perubahan-perubahan komponen darah terutama eritrosit akan mengalami perubahan bentuk yang cukup bermakna seiring lamanya waktu penyimpanan darah. Efek penyimpanan darah akan membuat eritrosit banyak yang mati segera setelah darah ditranfusikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap kadar hemoglobin dan kadar eritrosit. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental. Populasi dalam penelitian adalah orang yang melakukan donor darah pada bulan Juli 2020 sebanyak 15 pasien, dengan jumlah sampel 13 orang. Metode analisis menggunakan uji anova.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap kadar hemoglobin dan eritrosit karena p 0,000 < nilai alfa (0,05) yang berarti Ha diterima. Sebelum adanya permintaan transfusi darah, sebaiknya petugas Unit Transfusi Darah melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dan kadar eritrosit pada sampel darah donor. Diharapkan penelitian selanjutnya melakukan pemeriksaan penunjang hematologi lainnya.

Kata Kunci : Lama penyimpanan, Darah donor, Kadar Hemoglobin, dan Kadar Eritrosit

(2)

50 PENDAHULUAN

Transfusi darah adalah suatu kegiatan memindahkan darah donor kepada resipien atau penerima. Transfusi darah diperlukan sebagai upaya medis untuk memperbaiki kondisi Anemia. Secara keseluruhan, transfusi darah dibutuhkan untuk menangani pasien yang mengalami perdarahan masif, pasien anemia berat, pasien yang hendak menjalani tindakan operasi, pasien dengan kelainan darah bawaan dan

sebagainya. Sebelum darah

ditransfusikan kepada penderita harus dipastikan bahwa darah tersebut aman, yaitu harus bebas dari penyakit menular lewat darah, sehingga setelah darah selesai diperoleh dari tubuh donor maka segera dilakukan tes uji saring darah yang meliputi pemeriksaan HIV (Human Immunodefisiensi Virus), HBs Ag (Hepatitis B surface Antigen), Anti HCV (Hepatitis C Virus), VDRL (Veneral Disease Research Laboratory), Malaria. Pemeriksaan lain yang harus dilakukan sebelum darah ditranfusikan adalah pemeriksaan Crossmatch atau Uji Silang Serasi. Darah yang telah lolos tes uji

saring dan menunjukkan hasil negatif sebelum ada permintaan untuk tranfusi, darah akan disimpan pada refrigerator khusus penyimpanan darah sampai batas masa kadaluwarsa darah (Depkes RI, 2003).

Pada masa penyimpanan darah akan mengalami perubahan-perubahan komponen darah terutama eritrosit akan mengalami perubahan bentuk yang cukup bermakna seiring lamanya waktu penyimpanan darah. Deformabilitas eritrosit juga akan terganggu pada masa menjelang minggu kedua penyimpanan dan ini berlanjut selama penyimpanan lebih lanjut. Efek penyimpanan darah akan membuat eritrosit banyak yang mati segera setelah darah ditranfusikan karena terjadi penurunan kadar ATP (Adenosin Tri Phospat), darah yang telah disimpan selama 3 minggu 20% kandungan eritrosit didalamnya akan mati setelah ditranfusikan. Setelah darah disimpan selama beberapa hari akan mengalami pergeseran kurva disosiasi oksigen kearah kiri. Oksigen terikat kuat dengan hemoglobin dan terlalu sedikit yang diberikan kepada jaringan. Karena sel

(3)

51 eritrosit banyak yang lisis maka

kemungkinan darah yang disimpan akan mengalami kenaikan kadar hemoglobin (Suminingsih, 2017).

Darah lengkap yang disimpan dalam lemari pendingin mempunyai waktu paruh 35 hari. Selama penyimpanan sel darah merah sangat sensitif terhadap pembekuan. Apabila sel darah merah membeku, maka dinding sel darah akan pecah dan hemoglobin akan keluar. Keadaan ini dapat berakibat fatal bagi penerima transfusi darah (Tadjuddin, 2012). Darah donor yang disimpan menggunakan antikoagulan Citrate Phosphat Dextrose (CPD) akan bertahan selama 21 – 28 hari sedangkan darah donor yang disimpan dengan antikoagulan Citrate Phosphat Dextrose Adenin oe (CPDA 1) akan bertahan selama 35 hari setelah aftap (WHO, 2005).

Penyimpanan darah dilakukan mengingat bahwa unit pelayanan darah tidak setiap saat bisa menyediakan darah segar untuk diberikan kepada pasien sesuai permintaan dokter yang merawat. Untuk menjaga kualitas dan mutu darah

maka proses penyimpanan darah harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Depkes, yaitu disimpan dalam refrigerator pada suhu 20 - 60 C dan dapat disimpan selama 21 - 28 hari. Apabila darah tidak disimpan pada suhu antara 2o - 6o C, kemampuannya untuk menyalurkan oksigen sangat berkurang, alasan lain adalah untuk mengurangi

pertumbuhan bakteri yang

mengkontaminasi darah yang disimpan. Penyimpanan pada suhu diatas 6oC menyebabkan pertumbuhan bakteri yang sangat cepat sehingga transfusi darah bisa berakibat fatal bagi penderita yang menerimanya. Batas penyimpanan 2o C juga sangat penting, karena sel darah merah sangat sensitif terhadap pembekuan. Apabila sel darah merah membeku, maka dinding sel darah akan pecah dan hemoglobin akan keluar (hemolisa). Keadaan ini juga berakibat fatal bagi penerima transfusi darah tersebut. Oleh sebab itu suhu ini harus dikontrol setiap hari oleh petugas UTD dan darah disimpan dengan sistim First in first out (FIFO) yaitu suatu sistim yang mengatur pengeluaran darah dimana

(4)

52 darah yang pertama kali masuk maka

akan pertama kali dikeluarkan (Sulung, 2016).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-Experimental. Rancangan penelitian menggunakan One Group Pretest – Posttest Design. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah darah orang yang melakukan donor darah di UTD Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna pada bulan Juli 2020 sebanyak 15 pasien. Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin, dengan besar populasi 15, dan batas toleransi kesalahan 10%.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat

Hasil analisis univariat terdiri dari distribusi frekuensi terkait karakteristik responden dan deskriptif hasil pemeriksaan Hemoglobin dan Erirosit darah mulai hari pertama sampai dengan minggu ke empat.

a. Karakteristik Variabel yang Diteliti

1) Analisis Deskriptif Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan pada darah yang hari pertama diambil, setelah disimpan pada minggu I, minggu II, minggu III, dan minggu IV dengan menggunakan alat

Hematology Analyzer. Adapun

deskriptif hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Deskriptif Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Berdasarkan Waktu Penyimpanan No Kode Sampel Darah Kadar Hemoglobin (g/dl) Hari pertama Minggu I Minggu II Minggu III Mingg u IV 1 U4854980 14.9 15.5 16.2 16.7 17.1 2 U4855003 16 16.5 17.1 17.7 18.2 3 U1952449 14.2 14.4 14.5 15 15.6 4 U1855676 12.5 12.9 13.5 14.1 14.6 5 U1855681 12.1 12.6 13.1 13.7 14.4 6 U5854595 15.8 16.3 16.9 17.6 18.2 7 U5854861 17.1 17.7 18.2 18.9 19.4 8 U5982152 13.3 13.8 14.4 14.8 15.3 9 U1954224 16.2 16.6 17.1 17.8 18.3 10 U5951827 15.9 16.5 17 17.4 18 11 U3951825 14.8 15.4 15.9 16.4 17.1 12 U5952415 14.4 14.6 15.1 15.7 16.3 13 U3952415 17.6 17.9 18.5 19 19.6 Mean (Rata-rata) 14.9 15.5 16.2 16.7 17.1 Standar Deviasi 1.6 1.6 1.7 1.7 1.7

(5)

53

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 1 menunjukkan bahwa diketahui nilai rata-rata kadar hemoglobin pada hari pertama yaitu 14,9, minggu I yaitu 15,5, minggu II yaitu 16,2, minggu III yaitu 16,7 dan minggu IV yaitu 17,1.

2) Analisis Deskriptif Pemeriksaan Kadar Eritrosit

Pemeriksaan kadar eritrosit dilakukan pada darah yang hari pertama diambil, setelah disimpan pada minggu I, minggu II, minggu III, dan minggu IV dengan menggunakan alat Hematology Analyzer. Adapun deskriptif hasil pemeriksaan kadar eritrosit dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Deskriptif Hasil Pemeriksaan Kadar Eritrosit Berdasarkan Waktu Penyimpanan

Tabel 2 menunjukkan bahwa diketahui nilai rata-rata kadar eritrosit pada hari pertama yaitu 5,03, minggu I yaitu 4,96, minggu II yaitu 4,87, minggu III yaitu 4,79 dan paling rendah minggu IV yaitu 4,72.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap kadar hematologi (hemoglobin dan eritrosit) di Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Pengaruh tersebut dilihat dengan membandingkan kadar hematologi (hemoglobin dan eritrosit) pada beberapa waktu penyimpanan darah yaitu mulai hari pertama dilakukan pemeriksaan sampel darah, minggu I, minggu II, minggu III, dan minggu IV. Uji statistik yang digunakan adalah uji perbandingan lebih dari dua kelompok sampel berpasangan yaitu Uji Repeated Anova, dimana lama penyimpanan (X)/faktor dan kadar hemoglobin (Y)/ dependent list. Uji Normalitas

No Kode Sampel

Darah

Kadar Eritrosit (juta/µl) Hari perta ma Ming gu I Ming gu II Ming gu III Ming gu IV 1 U4854980 6.00 5.95 5.89 5.87 5.82 2 U4855003 5.31 5.28 5.25 5.20 5.12 3 U1952449 5.09 5.04 4.99 4.96 4.89 4 U1855676 4.02 3.98 3.83 3.79 3.75 5 U1855681 5.30 5.10 4.98 4.81 4.74 6 U5854595 4.66 4.57 4.53 4.40 4.29 7 U5854861 5.80 5.65 5.52 5.42 5.37 8 U5982152 4.00 3.90 3.83 3.78 3.70 9 U1954224 4.80 4.78 4.70 4.64 4.60 10 U5951827 5.02 4.98 4.91 4.89 4.79 11 U3951825 4.77 4.70 4.58 4.44 4.36 12 U5952415 5.00 4.92 4.81 4.77 4.65 13 U3952415 5.60 5.57 5.50 5.39 5.27 Mean (Rata-rata) 5.03 4.96 4.87 4.79 4.72 Standar Deviasi 0.60 0.59 0.61 0.61 0.61

(6)

54 1) Hemoglobin

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Hari Pemeriksaan Hemoglobin Saphiro-Wilk (sig.) Hari pertama 0.844 HB Minggu I 0.616 HB Minggu II 0.582 HB Minggu III 0.543 HB Minggu IV 0.458

Tabel 3 diatas menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan nilai sig. Saphiro-Wilk. Nilai sig. tersebut dibandingkan dengan nilai alfa (0,05). Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai sig. kadar hemoglobin mulai dari hari pertama sampai minggu IV nilai signifikansinya lebih dari 0,05 yang artinya data bersitribusi normal.

2) Eritrosit

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas

Hari Pemeriksaan Eritrosit Saphiro-Wilk (sig.) Hari pertama 0.726 Minggu I 0.827 Minggu II 0.659 Minggu III 0.833 Minggu IV 0.934

Tabel 4 diatas menunjukkan hasil Uji Normalitas menggunakan nilai sig. Saphiro-Wilk. Nilai sig. tersebut dibandingkan dengan nilai alfa (0,05). Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai sig. Kadar eritrosit mulai dari

hari pertama sampai minggu IV nilai signifikansinya lebih dari 0,05 yang artinya data bersitribusi normal.

b. Uji Repeated Anova

Analisis perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematologi (hemoglobin dan eritrosit) pada minggu I, minggu II, Minggu III, dan Minggu IV terhadap hari pertama penyimpanan darah menggunakan Uji Repeated Anova.

1) Hemoglobin

Tabel 5. Hasil Analisis Uji Repeated Anova

Mean (sd) Nilai sig Kadar Hemoglobin Hari Pertama (n=13) 14,9 g/dl (1,6 g/dl) Kadar Hemoglobin Minggu I (n=13) 15,4 g/dl (1,7 g/dl) Kadar Hemoglobin Minggu II (n=13) 15,9 g/dl (1,7 g/dl) 0,000 < 0,05 Kadar Hemoglobin Minggu II (n=13) 16,5 g/dl (1,7 g/dl) Kadar Hemoglobin minggu IV (n=13) 17,1 g/dl (1,7 g/dl)

Tabel 5 diatas menunjukkan hasil analisis Uji Repeated Anova untuk melihat perbedaan rata-rata kadar hemoglobin pada 5 waktu lama penyimpanan sampel darah. Tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) kadar hemoglobin hari pertama hingga minggu ke IV berbeda

(7)

55 yaitu mengalami peningkatan mulai dari

hari pertama hingga minggu ke IV. Tabel 6. Hasil Analisis Post Hoc Bonferroni

Selisih Nilai sig. Kadar HB Hari Pertama

- Kadar HB Minggu I 0,454 g/dl 0,000 Kadar HB Hari Pertama

- Kadar HB Minggu II 0,977 g/dl 0,000 Kadar HB Hari Pertama

- Kadar HB Minggu III 1,538 g/dl 0,000 Kadar HB Hari Pertama

- Kadar HB Minggu IV 2,100 g/dl 0,000 Kadar HB Minggu I -

Kadar HB Minggu II 0,523 g/dl 0,000 Kadar HB Minggu I -

Kadar HB Minggu III 1,085 g/dl 0,000 Kadar HB Minggu I -

Kadar HB Minggu IV 1,646 g/dl 0,000 Kadar HB Minggu II -

Kadar HB Minggu III 0,562 g/dl 0,000 Kadar HB Minggu II -

Kadar HB Minggu IV 1,123 g/dl 0,000 Kadar HB Minggu III -

Kadar HB Minggu IV 0,562 g/dl 0,000

Analisis perbandingan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin sampel darah pada beberapa waktu lama penyimpanan darah (hari pertama, minggu I, minggu II, minggu III, dan minggu IV dapat dilihat pada Tabel 6 di atas.

Hasil dari sepuluh perbadingan kelompok kadar hemoglobin berdasarkan lama penyimpanan dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu penyimpanan darah, maka dapat meningkatkan kadar hemoglobin artinya ada perbedaan kadar

hemoglobin yang signifikan pada semua kelompok perbandingan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ada pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap kadar hemoglobin di Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.

2) Eritrosit

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Repeated Anova Mean (sd) Nilai sig. Kadar Eritrosit Hari Pertama (n=13) 5,03 (0,60) 0,000 < 0,05 Kadar Eritrosit Minggu I (n=13) 4,96 (0,59) Kadar Eritrosit Minggu II (n=13) 4,88 (0,61) Kadar Eritrosit Minggu III (n=13) 4,80 (0,61) Kadar Eritrosit Minggu IV (n=13) 4,72 (0,61)

Tabel 7 diatas menunjukkan hasil analisis Uji Repeated Anova untuk melihat perbedaan rata-rata kadar eritrosit pada 5 waktu lama penyimpanan sampel darah. Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) kadar eritrosit hari pertama hingga minggu ke IV berbeda yaitu mengalami penurunan mulai dari hari pertama hingga minggu IV.

(8)

56 Tabel 8. Hasil Analisis Post Hoc

Bonferroni

Selisih Nilai sig. Kadar Eritrosit Hari

Pertama - Kadar Eritrosit Minggu I

-0,073 0,003 Kadar Eritrosit Hari

Pertama - Kadar Eritrosit Minggu II

-0,158 0,000 Kadar Eritrosit Hari

Pertama - Kadar Eritrosit Minggu III

-0,232 0,000 Kadar Eritrosit Hari

Pertama - Kadar Eritrosit Minggu IV

-0,309 0,000 Kadar Eritrosit Minggu

I - Kadar Eritrosit Minggu II

-0.085 0,000 Kadar Eritrosit Minggu

I - Kadar Eritrosit Minggu III

-0,158 0,000 Kadar Eritrosit Minggu

I - Kadar Eritrosit Minggu IV

-0,236 0,000 Kadar Eritrosit Minggu

II - Kadar Eritrosit Minggu III

-0,074 0,002 Kadar Eritrosit Minggu

II - Kadar Eritrosit Minggu IV

-0,152 0,000 Kadar Eritrosit

Minggu III – Kadar Eritrosit Minggu IV

-0,078 0,000

Uji Repeated Anova, Analisis PostHocBonferroni

Analisis perbandingan hasil pemeriksaan kadar eritrosit sampel darah pada beberapa waktu lama penyimpanan darah (hari pertama, minggu I, minggu II, minggu III, dan minggu IV dapat dilihat pada Tabel 8 di atas.

Hasil dari sepuluh perbadingan kelompok kadar eritrosit berdasarkan lama penyimpanan dapat disimpulkan

bahwa semakin lama waktu penyimpanan darah, maka dapat menurunkan kadar eritrosit artinya ada perbedaan kadar eritrosit yang signifikan pada semua kelompok perbandingan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ada pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap kadar eritrosit di Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.

Penelitian ini dilakukan di Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap kadar hematologi (hemoglobin dan eritrosit). Pemeriksaan kadar Hematologi menggunakan Hematologi Analyzer ABX Micros ES 60. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan masa penyimpanan darah akan mengalami perubahan-perubahan komponen darah terutama eritrosit akan mengalami perubahan bentuk yang cukup bermakna seiring lamanya waktu penyimpanan darah. Deformabilitas eritrosit juga akan terganggu pada masa menjelang minggu kedua penyimpanan

(9)

57 dan ini berlanjut selama penyimpanan

lebih lanjut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada darah donor

terhadap lama penyimpanan

menunjukkan dari 13 sampel didapatkan nilai rata-rata kadar hemoglobin tertinggi pada minggu IV yaitu 17,1 g/dl sedangkan nilai rata-rata kadar hemoglobin terendah pada hari pertama yaitu 14,9 g/dl. Ini menyatakan bahwa efek penyimpanan darah akan membuat eritrosit banyak yang mati segera setelah darah ditranfusikan karena terjadi penurunan kadar ATP (Adenosin Tri Phospat), darah yang telah disimpan selama 3 minggu 20% kandungan eritrosit didalamnya akan mati setelah ditranfusikan. Setelah darah disimpan selama beberapa hari akan mengalami pergeseran kurva disosiasi oksigen kearah kiri. Oksigen terikat kuat dengan hemoglobin dan terlalu sedikit yang diberikan kepada jaringan. Karena sel eritrosit banyak yang lisis maka kemungkinan darah yang disimpan akan mengalami kenaikan kadar hemoglobin (Suminingsih, 2017).

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar eritrosit pada darah donor terhadap lama penyimpanan, dari 13 sampel didapatkan nilai rata-rata kadar eritrosit tertinggi pada hari pertama yaitu 5,03 juta/µl sedangkan untuk nilai rata-rata kadar eritrosit terendah pada minggu ke IV yaitu 4,72 juta/µl.

Pada penelitian ini ada pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap kadar hemoglobin dan kadar eritrosit. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dari hari pertama sampai minggu ke IV terjadi peningkatan kadar hemoglobin dari 14,9 g/dl menjadi 17,1 g/dl. Hal ini disebabkan karena suhu dapat mempengaruhi kadar hemoglobin dan terjadinya hemolisis pada sampel darah dengan prinsip hematology analyer yaitu reagen sulfolyer melisiskan sel darah merah dan bereaksi dengan hemoglobin membentuk oxyhemoglobin yang dimodifikasi, konsentrasinya diukur

dengan melewatkan cahaya

monokromatis. Menurut Yuniati (2019), suhu maksimum untuk menyimpan darah adalah 60 C. Diatas suhu tersebut terjadi pertumbuhan bakteri. Suhu kurang dari

(10)

58 20 C dapat merusak membran sel karena

terjadi pembekuan darah yang menyebabkan hemolisis. Selain itu menurut Suminingsih (2017) sel eritrosit yang lisis maka darah yang disimpan akan mengalami kenaikan kadar hemoglobin

Hasil pemeriksaan kadar eritrosit dari hari pertama sampai minggu ke IV terjadi penurunan kadar eritrosit dari 5,03 juta/µl menjadi 4,72 juta/µl. Menurut Almac (2017) penurunan eritrosit terjadi karena adanya hemolisis dan beberapa faktor lainnya. Warna merah yang terdapat pada cairan plasma (hemolisis) adalah salah satu parameter visual penerunan kwalitas darah yang berpengaruh secara langsung pada morfologi sel. Selain itu menurut Zandecki (2007) berkurangnya ATP pada plasma sebagai sumber energi bagi eritrosit juga menyebabkan perubahan morfologi pada membran eritrosit. Beberapa faktor tersebut dapat menyebabkan eritrosit mengalami perubahan bentuk sel yang abnormal KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap hasil pemeriksaan hemoglobin yang disimpan di Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna.

2. Tersapat pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap hasil pemeriksaan kadar eritrosit yang disimpan di Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna.

DAFTAR PUSTAKA

Atul, B. M. & Victor, H. (2008). Haemotology at a glance (Edisi 2). Penerjemah: H. Hartanto. Jakarta: Erlangga.

Almac, E. &Ince, C. 2007. The Impact Of Storage On Red Cell Function Blood Transfusion. Best Pract Res Clin Anoesthesiol.

Bain, B. J. 2014. Hematologi : kurikulum inti. Cetakan 20. Edited by A. S. Y.Joko Suyono, Ferdy Sandra. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bakta., IM 2014. Hematologi Klinik

Ringkas. Penerbit Buku

(11)

59 Depkes RI. 2003. Buku Pelayanan

Transfusi Darah: Mutu dan Keamanan dalam Penyediaan Darah. Jakarta. Depkes RI

Depkes RI. 2003. Buku Pedoman Pelayanan Serologi Golongan Darah. Jakarta. Depkes RI

Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi. Edited by D. Juliastuti. Jakarta: Penerbit In Media.

Fuada R, Sulung N, Juwita LV. Perbedaan Rekasi Pemberian Transfusi Darah Whoole Blood (WB) dan Packed Red Cell (PRC) Pada Pasien Sectio Secarea.Jurnal Human Care. 2016; 1(3):1-9

Hoffbrand A.V & Moss P.A.H. 2013. Kapita Selekta Hematologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 379.

Ivan Rachmat B, R. M., Ryadi Fadil, Azhali M. S. 2008. Hubungan

Jumlah Darah Transfusi,

Pemberian Deferoksamin, dan Status Gizi dengan Kadar Seng

Plasma pada Penderita

Thalassemia Mayor Anak

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI: Situasi Kesehatan Kerja. Retrieved from:www.depkes.go.id/download. php?file=download/pusdatin/infoda tin/infodati n-kesja.pdf. Access on: 21 Agustus 2017.

Kiswari,R. 2014. Hematologi dan Transfusi.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nency & Sumanti, 2011. Latar Belakang

Penyakit pada Penggunaan

Transfusi Komponen Darah pada Anak. Vol 13. No 3.

https://saripediatri.org/index.php/saripedi atri/article/download/429/361

Ni Kadek Lestariyani, Sianny Herawati. 2017. Perbedaan Jumlah Trombosit Konsentrat Trombosit Pada Penyimpanan Hari I, III, V Di Unit Donor Darah PMI Provinsi Bali/RSUP Sanglah Denpasar. E-Jurnal Medika, Vol 6 No.3

Nurlia naim. 2014. Pengaruh Lama Penyimpanan Darah Donor Terhadap Hasil Pemeriksaan Trombosit, Eritrosit Dan Hemoglobin Pada Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang. Media Analis Kesehatan Vol. V No. 1

Permenkes, 2014. Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit dan Jejaring Transfusi Darah. Permenkes Republik Indonesia. Permenkes, 2015. Standar Pelayanan

Transfusi Darah. No. 91PMI. (2018). http://www.pmi.or.id/ina. Logo PMI [18 Juni 2014] Rhesus. (2012). Keuntungan Donor.

[Online]. Tersedia :

http://rhesusnegatif.com/page=3& id=50. [15 Februari 2014]

Prawira, AE. 2013. Kesadaran Masyarakat untuk Donor Darah

(12)

60 Masih Kurang.http://health.liputan6.com /read/511127/kesadaran- masyarakat-untuk-donor-darah-masih-kurang

Sacher, R.A. and McPherson, R.A., 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. 11th ed. Jakarta: EGC, pp.47-58, 325-330.

Setyati Julia, Soemantri Ag. 2010. Transfusi Darah Yang Rasional. Pelita Insani ; 19-21, 69

Shah, Rahmat. (2012). Donor Darah.

[Online]. Tersedia :

http://www.pmisumut.or.id/index. php/Itemid=128.

Sulung, et al, 2016. Perbedaan Rekasi Pemberian Transfusi Darah Whoole Blood (WB) dan Packed Red Cell (PRC) Pada Pasien Sectio Secarea. Jurnalhuman care Vol.1 No. 3 tahun 2016

Suminingsih., Ariyadi, T. And Sukeksi, A., 2017. Pengaruh Lama Simpan Kantong Darah Donor pada Suhu 2-60c terhadap kadar Hemoglobin Sebelum Transfusi Darah.

Tadjuddin Naid, Dzikra Arwie, dan Fitriani Mangerangi. 2012. Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Jumlah Eritrosit Darah Donor. As-Syifaa Vol 04 (01) : Hal. 112-120

Wakhidah, 2013. Evaluasi Waktu Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Pasca Transfusi Darah pada Pasien Anemia di Rumah Sakit Islam Kendal. [skripsi].Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

WHO, 2005. Manual One The

Management, Maintenance and Use of Blood Cold Chain Equipment. Safe blood and blood products.

Yuni Andriyani, Serafica Btari C.K, & Wiwit Sepvianti. 2015. Gambaran Jumlah Eritrosit Pada Whole

Blood Selama 30 Hari

Penyimpanan Di Pmi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Conference on Research & Community Services| ISSN 2686-1259

Yuniyati Saidjao, Fridayenti, & Hartini. 2019. Pengaruh Lama Penympanan Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Kantong Darah Donor Di Bank Darah Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. Jurnal Sains Dan Teknologi Laboratorium Medik – Vol. 4 No. 2. Hal 32-38

Gambar

Tabel  1.  Deskriptif  Hasil  Pemeriksaan  Kadar  Hemoglobin  Berdasarkan  Waktu  Penyimpanan  No  Kode  Sampel  Darah  Kadar Hemoglobin (g/dl) Hari
Tabel  1  menunjukkan  bahwa  diketahui  nilai  rata-rata  kadar  hemoglobin pada hari pertama yaitu 14,9,  minggu  I  yaitu  15,5,  minggu  II  yaitu  16,2,  minggu  III  yaitu  16,7    dan  minggu  IV yaitu 17,1
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Tabel  6.  Hasil  Analisis  Post  Hoc  Bonferroni

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dari penelitian ini yaitu pemberian kombinasi vitamin E 1,44 mg/hr dan vitamin C 1,8 mg/hr lebih efektif digunakan untuk mempertahankan kadar hemoglobin dan jumlah

Kesimpulan dari penelitian ini, penggunaan ekskreta walet dalam ransum sampai tingkat 16% tidak berpengaruh terhadap kadar hemoglobin, hematokrit, dan eritosit

Pemberian Pandanus conoideus Lam selama tujuh hari dengan dosis 0,05 ml / hari tidak dapat mencegah penurunan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada mencit Swiss yang

Kesimpulan dari penelitian ini, penggunaan ekskreta walet dalam ransum sampai tingkat 16% tidak berpengaruh terhadap kadar hemoglobin, hematokrit, dan eritosit

Dengan menggunakan SPSS versi 25.0 data penelitian diolah dengan uji Paired Sample T- Test untuk membandingkan rata-rata dari kadar hemoglobin wanita usia produktif pra dan

Pengamatan nilai hematologi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa perhitungan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah puyuh yang diberi

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar hemoglobin dalam darah kambing PE betina pada saat birahi adalah 11,30-12,20 g/100 ml darah, dimana kambing dengan kadar

Data dianalisis dengan uji korelasi T test yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara angka eritrosit sebelum dan sesudah serta kadar hemoglobin sebelum dan sesudah