ABSTRAK
Fascioliosis pada sapi di Indonesia disebabkan oleh cacing Fasciola gigantica yang berpredileksi di saluran empedu dan hati. Infeksi cacing ini menyebabkan gangguan fungsi hati dan kerusakan saluran empedu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek infeksi cacing Fasciolia gigantica terhadap total eritrosit, hemoglobin, dan packed cell volume sapi Bali. Penelitian ini menggunakan 60 sampel darah sapi Bali di RPH Pesanggaran Denpasar, 30 sapi Bali positif penderita Fascioliosis dan 30 sapi Bali negatif Fascioliosis. Sampel darah diambil pada saat pemotongan berlangsung dengan mengunakan tabung EDTA. Data dianalisis dengan menggunakan Independent Samples T Test . Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata total eritrosit sapi Bali yang positif menderita Fascioliosis 5,26x106/µl, efek sangat nyata (p<0,01) lebih rendah dibandingkan dengan sapi Bali negatif Fascioliosis 6,12x106/µl, tetapi masih dalam rentang nilai normal. Untuk kadar hemoglobin sapi bali yang positif menderita Fascioliosis 11,75 g/dL, efek sangat nyata (p<0,01) lebih rendah dibandingkan dengan sapi Bali negatif Fascioliosis 14,48 g/dL. Sedangkan untuk nilai pakced cell volume eritrosit sapi Bali yang positif menderita Fascioliosis 33,43 %, lebih rendah dibandingkan dengan sapi Bali negatif Fascioliosis 42,00%. Namun gambaran darah merah masih dalam rentang nilai normal, baik itu total eritrosit, kadar hemoglobin, dan pakced cell volume, namun secara statistik menunjukkan lebih rendah (p<0,01) dibandingkan sapi yang tidak menderita fasciola. Simpulan infeksi Fasciola gigantica dapat mempengaruhi penurunan total eritrosit, kadar hemoglobin, dan pakced cell volume.
Kata kunci: Fascioliosis, total eritrosit, kadar hemoglobin,pakced cell voleme, Sapi Bali
ii
ABSTRAK
Fascioliosis in Indonesian cattle caused by Fasciola gigantica that found in bile and liver. The infection of this worm is causing liver disorder and bile disease. The prupose of this research is to know the influence of Fasciola gigantica to total erythrocytes, hemoglobin,and packed cell volume of bali cattle. This research used 60 samples of Balinese cattle’s blood in RPH Pesanggaran Denpasar, 30 Balinese cattle was positive suspected Fascioliosis and 30 others negative Fascioliosis. Blood samples were taken when the cutting proccess which used EDTA tube. The analysis of these datas were using Independent Samples T-test. The result of this research showed that the average of erythrocytes Bali cattle positive suffer Fascioliosis 5,26x106/µl, very real effect (p<0,01) lower compared to negative Fascioliosis Bali cattle 6,12x106/µl, but still in the range of normal values. For levels of hemoglobin positive Bali cattle suffered Fascioliosis 11,75 g/dL, very real effect (p<0,01 lower compared to negative Fascioliosis Bali cattle 14,48 g/dL. As for the value of the cell volume of erythrocytes pakced Bali cattle positive suffer Fascioliosis 33,43 %, lower compared to negative Fascioliosis Bali cattle 42,00%. But the image of red blood still in the range of normal values, be it a total of erythrocytes, haemoglobin levels, and pakced cell volume, however, statistically showed lower (p<0,01) than cows that did not suffer fasciola. Fasciola gigantica summary infection can affect the total decline of erythrocytes, haemoglobin levels, and pakced cell volume.
Keyword: Fascioliosis, haemoglobin levels, total erythrocytes, pakced cell voleme, Bali cattle
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
RIWAYAT HIDUP ... iv
ABSTRAK-ABSTRACT ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1 Sapi Bali ... 5
2.2 Fascioliosis ... 7
2.3 Darah Merah ( Eritrosit, Hb, PCV) …... 10
a. Eritrosit ………. 12
b. Hemoglobin (Hb)……… 14
c. Pakced cell volume (PCV)……… 16
2.4 Kerangka Konsep ... 17
2.5 Hipotesis ... 19
BAB III MATERI DAN METODE ... 20
3.1 Bahan ... 20
3.2 Alat ... 20
3.3 Rancangan Penelitan ... 20
3.4 Variabel Penelitian ... 20
3.5 Cara Pengumpulan Data ... 21
3.6 Prosedur Penelitian ... 21
3.6.1 Penentuan Total eritrosit ... 21
3.6.2 Pemeriksaan packed cell volume………... 22
3.6.3 Pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb)………. 22
3.6.4 Pengamatan………. 23
3.7 Analisis Data ... 23
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24
4.1 Hasil ... 24 4.1.1 Total eritrosit ... 24 4.1.2 Kadar hemoglobin ... 24 4.1.3 PCV……… 25 4.2 Pembahasan ... 25 4.3 Uji Hipotesis ... 27
iv
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 29
5.1 Simpulan ... 29
5.2 Saran ... 29
DAFTAR PUSTAKA... 30 LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Peternakan sapi di Indonesia terus berkembang seiring meningkatnya pengetahuan dan teknologi di bidang peternakan. Tingginya permintaan masyarakat atas kebutuhan daging membuat pemerintah harus melaksanakan swasembada daging. Jenis sapi yang umum dipelihara dan digemukkan di Bali khususnya dan Nusa Tenggara pada umumnya adalah jenis sapi bali yang mempunyai banyak keistimewaan. Hal ini menyebabkan sapi bali berpotensi untuk dikembangkan di seluruh Indonesia.
Sapi bali merupakan hewan ternak asli Indonesia yang keberadaannya sangat penting bagi masyarakat di Bali karena memiliki keunggulan sebagai ternak kerja dan ternak potong (Oka, 2003). Gangguan penyakit pada ternak merupakan salah satu hambatan yang dihadapi dalam pengembangan peternakan. Peningkatan produksi dan reproduksi akan optimal, bila secara simultan disertai penyediaan pakan yang memadai dan pengendalian penyakit yang efektif. Diantara sekian banyak penyakit hewan di Indonesia, penyakit parasit masih kurang mendapat perhatian dari para peternak. Penyakit parasitik biasanya tidak mengakibatkan kematian hewan ternak, namun menyebabkan kerugian yang cukup besar berupa penurungan kondisi tubuh dan daya produktivitas hewan. Di antara penyakit parasit yang sangat merungikan
2
adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing hati Fasciola sp yang dikenal dengan distomatosis, fascioliasis atau fascioliosis (Mukhlis, 1985).
Fasciolosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing Fasciola hepatica( F. Hepatica) atau Fasciola gigantica ( F. Gigantica), yang biasa disebut cacing hati. Cacing-cacing ini bersifat parasit dan menyerang hati dan saluran empedu (Soeprapto dan Zainal, 2006). Ketahanan dan malfungsi tubuh didasarkan pada ketidakmampuan hewan untuk menahan konsekuensi patogen dari infeksi endoparasit dan ini dapat dievaluasi dengan mengamati parameter haematologis dan indeks biokimia (Keyyu et al., 2005). Menurut Hoffbrand dan Pettit (1987), parameter hematologi darah pada hewan juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, ras, penyakit, temperatur lingkungan, keadaan geografis, dan kegiatan fisik. Uji hematologis dapat membantu untuk menunjukkan efek dari penyakit pada komponen darah. Fascioliasis dapat mengakibatkan kerugian darah pada sapi yang signifikan dengan semua konsekuensi yang terkait, meskipun efek samping tergantung pada beban parasit (Soun et al, 2006.) (Coop dan Kryziakis, 2001;. Wiedosari et al, 2006).
Fasciola hepatica (F. hepatica) atau Fasciola gigantica (F. gigantica) bermigrasi melalui parenkim hati dan jaringan empedu , cacing Fasciola gigantica bersifat hematofagus/pemakan darah pada tingkat 0,2 sampai 0,5 ml per hari(Wiedosari et al., 2006), yang mengakibatkan anemia. Dengan demikian, penentuan konsentrasi parameter darah (jumlah eritrosit, pakced cell volume dan kadar hemoglobin) untuk sapi akan memberikan informasi yang berfungsi sebagai dasar untuk diagnosis, pengobatan dan prognosis dari penyakit yang dapat mempengaruhi sapi bali (Yokus dan Cakir, 2006). Keberadaan parasit F. gigantic dalam tubuh yang berlokasi dalam organ hati, menyebabkan kerusakan jaringan hati dan timbulnya perdarahan sehingga terjadi anemia, yang di maksud dengan anemia
3
adalah penurunan jumlah sel darah merah (RBC) sampai dibawah normal, kadar heamoglobin (Hb) dan haemotokrit (PCV).
Produktivitas ternak sangat ditentukan oleh kemampuan reproduksi yang ditunjang hampir seluruh komponen fisiologis tubuh. Salah satu parameter fisiologis tubuh yang penting dan mencerminkan kondisi ternak adalah darah. Darah merupakan salah satu parameter dari status kesehatan hewan karena darah merupakan komponen yang mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pengaturan fisiologis tubuh. Fungsi darah secara umum berkaitan dengan transportasi komponen di dalam tubuh seperti nutrisi, oksigen, karbondioksida, metabolisme, hormon dan kelenjar endokrin, panas, dan imun tubuh (Hoffbrand dan Pettit, 1987). Darah memiliki peranan yang sangat kompleks supaya terjadinya proses fisiologis yang berjalan dengan baik, sehingga produktivitas ternak dapat optimal.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah infeksi cacing Fasciola Gigantica pada sapi bali dapat mempengaruhi total eritrosit?
2. Apakah infeksi cacing Fasciola Gigantica pada sapi bali dapat mempengaruhi kadar Hemoglobin(HB)?
3. Apakah infeksi cacing Fasciola Gigantica pada sapi bali dapat mempengaruhi Packed Cell Volume (PCV)?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh infeksi cacing fasciola gigantica dengan total erotrosit. 2. Untuk mengetahui pengaruh infeksi cacing fasciola gigantica dengan kadar
Hemoglobin (Hb).
3. Untuk mengetahui pengaruh infeksi cacing fasciola gigantica dengan Packed Cell Volume (PCV).
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan didapatnya gambaran darah merah dari sapi bali yang terinfeksi fasciola gigantica, nantinya dapat membantu dalam penanganan penyakit bagi kalangan praktisi dan sebagai pengetahuan atau informasi bagi masyarakat khususnya peternak.