• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 5 Pti II 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul 5 Pti II 2013"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Praktikum 5

Analisis Kelayakan Investasi

I. TUJUAN PRATIKUM

1.1 TUJUAN UMUM

 Memahami perhitungan alokasi biaya.

 Memahami analisis kelayakan investasi dalam pendirian usaha.

1.2 TUJUAN KHUSUS

 Praktikan dapat menentukan elemen-elemen biaya.

Praktikan dapat menentukan dan menghitung Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold).

Praktikan dapat menyusun proyeksi Laporan Laba Rugi (Income Statement).

Praktikan dapat menyusun proyeksi Aliran Kas (Cash Flow).

Praktikan dapat menganalisis kelayakan investasi berdasarkan Cash Flow, Payback Period, Internal Rate of Return, Net Present Value, dan Break Even Point.

II. ALAT DAN BAHAN

 Hasil MPS yang telah divalidasi (Hasil praktikum PTI I  akan digantikan dengan MPS yang baru).

(3)

III. DASAR TEORI

3.1 OVERVIEW

Menurut Jones (1985), investasi adalah komitmen untuk pendanaan satu atau lebih aset yang akan didirikan beberapa waktu ke depan. Analisis rencana investasi pada dasarnya merupakan penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek baik besar maupun kecil dapat dilaksanakan dengan berhasil atau suatu metode penjajakan dari suatu gagasan usaha atau bisnis tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan atau usaha tersebut dilaksanakan.

Analisis Kelayakan Investasi (AKI) sangat penting dan harus dilakukan dalam melakukan pengembangan ataupun pendirian usaha baru. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah sebuah investasi menguntungkan secara finansial atau justru merugikan. Selain itu, Analisis Kelayakan Investasi merupakan faktor penentu bagi investor untuk menanamkan modal usaha bagi suatu perusahaan.

Untuk dapat melakukan analisis kelayakan investasi, terlebih dahulu dilakukan perhitungan biaya dan proyeksi pendapatan bagi perusahaan untuk jangka periode waktu tertentu. Kemudian hasil perhitungan ini akan disusun dalam bentuk cashflow yang menunjukan aliran kas yang terjadi dalam perusahaan, yaitu berupa aliran kas keluar untuk biaya yang dikeluarkan dan aliran kas masuk untuk pendapatan yang diterima. Selanjutnya nilai bersih dari aliran kas tiap periodenya (net cashflow) akan digunakan untuk menghitung nilai parameter kelayakan investasi seperti NPV, IRR, dan PBP.

3.2 KLASIFIKASI BIAYA

Menurut hubungan biaya dengan volume produksi, biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost), yaitu biaya yang besarnya tetap tiap periode, tidak tergantung pada volume produksi.

2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost), yaitu biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung volume produksi.

3. Biaya Setengan Berubah (Semi Variable), yaitu biaya yang terdiri dari sebagian biaya tetap (Fixed Cost) dan sebagian lagi biaya tidak tetap (Variable Cost).

3.3 LANGKAH-LANGKAH ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

3.3.1 MENGHITUNG BIAYA INVESTASI

Biaya Investasi adalah biaya yang masa kegunaannya dapat berlangsung untuk waktu yang relatif lama. Biaya ini biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya pembelian mobil, biaya pembelian mesin, peralatan, dan sebagainya. Biaya investasi dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:

(4)

a. Berdasarkan sifatnya: Biaya Produksi

Terjadi pada pembuatan suatu produk (dari saat bahan baku masuk, sampai produk selesai dibuat).

Biaya Komersial

Terjadi setelah produk selesai dibuat sampai terjual (dan juga pelayanan purna jual, bila ada).

b. Berdasarkan hubungan dengan barang yang diproduksi atau dijual: Biaya Produksi Langsung

Terdiri dari biaya bahan langsung untuk biaya pemakaian bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya untuk pemakaian tenaga kerja yang secara langsung digunakan mengerjakan /mengolah bahan dalam menghasilkan barang / jasa.

Biaya Produksi Tidak Langsung

Merupakan biaya yang dikeluarkan yang tidak ada hubungan secara langsung dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Biaya tidak langsung adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, selain biaya baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

3.3.2 MENGHITUNG BIAYA FABRIKASI

Biaya fabrikasi terdiri dari 3 elemen biaya utama, yaitu:

a. Biaya Bahan Langsung

Biaya bahan langsung merupakan nilai semua bahan yang masuk ke dalam proses produksi dan menjadi bagian integral dari produk.

b. Biaya Pekerja Langsung

Biaya pekerja langsung merupakan insentif/upah dari semua pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Biaya bahan langsung dan biaya pekerja langsung disebut biaya primer.

c. Biaya Pabrik Tak Langsung (Overhead)

Biaya pabrik tak langsung adalah semua biaya yang terjadi di pabrik, tetapi tidak termasuk kategori biaya bahan langsung dan biaya pekerja langsung, seperti:

 Biaya bahan tak langsung

 Biaya perawatan bangunan atau mesin

 Biaya pekerja tak langsung

 Depresiasi

 Pajak bangunan

(5)

3.3.3 MENGHITUNG BIAYA DEPRESIASI

Secara umum, depresiasi didefinisikan sebagai pengurangan pada nilai (decrease in value). Pada bidang akuntansi, depresiasi didefinisikan sebagai pengalokasian biaya atas suatu asset berkaitan dengan penurunan nilai aktiva karena keausan atau penurunan kondisi aktiva yang dibebankan selama umur pakai asset tersebut atau selama umur penyusutan yang telah ditentukan sebelumnya. Asset yang biasanya diberlakukan depresiasi yaitu asset yang memiliki umur pakai lebih dari satu tahun dan dapat mengalami keausan (deteriorate dan obsolescene). Dengan demikian tanah tidak pernah dikenakan depresiasi karena tidak mengalami keausan.

Depresiasi bukan merupakan aliran kas, karena hanya berupa pembebanan biaya yang terjadi di atas kertas. Pada laporan keuangan, depresiasi akan muncul pada :

 HPP (Harga Pokok Penjualan) berupa depresiasi aset yang berhubungan langsung dengan produksi

 Laporan laba rugi berupa depresiasi asset yang tidak berkaitan langsung dengan produksi

 Aliran kas berupa pengurangan biaya depresiasi (karena depresiasi bukan merupakan aliran kas)

 Neraca berupa akumulasi depresiasi

Besar depresiasi yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan di laporan laba rugi pada bagian EBIT (Earning Before Interest and Tax) sehingga pajak penghasilan yang dibayarkan dapat berbeda pula. Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan untuk menghitung besarnya depresiasi :

a. Metode Straight Line

Pada metode ini, depresiasi tiap tahun dianggap sama.

N = jumlah tahun

P = nilai aset saat pembelian S = nilai sisa

b. Metode Sum of the Years Digit

Pada metode ini, depresiasi dihitung berdasarkan rasio tahun depresiasi yang tersisa dengan jumlah angka tahun sepanjang periode depresiasi.

c. Metode Double Declining Balance

Disini terdapat persentase tetap (depreciation rate) dimana depresiasi pada suatu periode dihitung dengan mengalikan persentase tersebut dengan nilai buku periode sebelumnya. Depresiasi bernilai besar pada permulaan, kemudian menurun.

(6)

3.3.4 MENGHITUNG HARGA POKOK PENJUALAN (COST OF GOOD SOLD)

Harga Pokok Penjualan adalah laporan keuangan yang menggambarkan rekapitulasi biaya-biaya produksi yang terkandung pada produk-produk yang telah terjual selama suatu perioda waktu tertentu. Perhitungan Harga Pokok Penjualan terdiri dari lima bagian utama:

Biaya bahan langsung merupakan biaya bahan-bahan utama yang digunakan untuk menghasilkan

produk.

Biaya pekerja merupakan biaya pekerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi

(misalnya operator mesin).

Biaya pabrik tak langsung (overhead) merupakan biaya pabrik yang mendukung proses produksi

namun tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, misalnya biaya bahan pendukung, biaya pekerja tak langsung, biaya depresiasi mesin, biaya listrik dan air pabrik.

Biaya produk setengah jadi merupakan biaya yang telah dikeluarkan untuk membuat produk

yang masih berada dalam proses produksi (setengah jadi) di akhir periode.

Biaya produk jadi merupakan biaya membuat produk yang pada akhir periode telah jadi tetapi

belum laku terjual.

(7)

Gambar 1. Contoh Laporan Harga Pokok Penjualan (HPP) PT X Bahan Langsung Persediaan awal Rp -Pembelian Rp -Pengembalian Rp -Bahan tersedia Rp -Persediaan akhir Rp - + Pemakaian bahan Rp -Buruh Langsung Upah, lembur, dst. Rp - + Biaya Primer Rp -Biaya Overhead

Material tak langsung Rp

-Biaya pekerja tak langsung Rp -Depresiasi mesin & peralatan Rp -Asuransi

Asuransi tenaga kerja langsung Rp -Asuransi pekerja kasar Rp -Asuransi supervisor Rp -Asuransi mesin dan gedung Rp

-Konsumsi listrik Rp

-Konsumsi air Rp

-Perawatan

Gedung Rp

-Mesin dan Peralatan Rp

-Packaging Rp

-Pajak Bumi & Bangunan Rp - +

Total biaya overhead Rp - +

Total biaya produksi Rp

-WIP

WIP awal Rp

-WIP akhir Rp -

-Total biaya WIP Rp - +

Cost of Good Manufactured Rp

-Finished goods

Finished good awal Rp - +

Rp

-Finished good akhir Rp -

-Cost of Goods Sold Rp

-PT X

LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN per 31 Desember 200x

(8)

3.3.5 MENGHITUNG BIAYA PENJUALAN, ADMINISTRASI, DAN PEMASARAN

 Biaya penjualan adalah biaya pokok yang secara langsung berhubungan dengan produksi dan penjualan produk.

 Biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan administrasi perusahaan secara umum dan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, termasuk di dalamnya gaji eksekutif pimpinan perusahaan dan pendukung lainnya, serta seluruh pajak yang terkait.

 Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk setelah selesai diproduksi hingga sampai ke produk tersebut sampai ke tangan konsumen akhir. Biaya ini juga mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memotivasi penjualan untuk memperoleh keuntungan sebagai imbalannya.

3.3.6 MEMBUAT PROYEKSI LAPORAN LABA RUGI

Laporan Laba Rugi (Income Statement) adalah suatu laporan yang memberikan gambaran ringkas dan disusun secara sistematis mengenai pendapatan-pendapat dan biaya-biaya dari suatu perusahaan serta profitabilitas (tingkat bunga) perusahaan dalam jangka waktu tertentu tertentu (biasanya selama satu tahun anggaran atau periode akuntansi). Berdasarkan laporan keuangan ini, pimpinan perusahaan dapat mengetahui hal-hal berikut:

 Jumlah pendapatan yang diterima selama periode tersebut dari sumber utama dan sumber-sumber pendapatan lainnya.

 Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan tersebut dan untuk pos-pos apa saja biaya-biaya tersebut dikeluarkan.

 Apakah perusahaan memperoleh keuntungan atau menderita kerugian dalam periode tersebut. Pada dasarnya perhitungan laporan laba rugi terdiri dari:

 Hasil penjualan, yaitu hasil penjualan produk-produk perusahaan

Harga Pokok penjualan (Cost of Good Sold )

Pendapatan Kotor (Gross Profit)

 Pengeluaran operasional (Biaya Administrasi dan Pemasaran)

Bunga Pinjaman (Interest)

Pendapatan dari operasi sebelum pajak (Income from operation before taxes)

Pajak pendapatan (Income Taxes)

Laba bersih (Net Income)

Untuk mengerti kondisi bisnis perusahan yang memproduksi multiproduk dapat digunakan Gross Profit Analysis. Gross Profit Analysis adalah laporan keuangan yang menggambarkan rekapitulasi biaya dan pendapatan yang diharapkan dari setiap produk yang diproduksi. Jika produk yang dihasikan beraneka ragam, disini dapat diketahui perbandingan gross-profit tiap produknya.

(9)

Gambar 2 . Contoh Laporan Laba Rugi PT X

3.3.7 MENENTUKAN SUMBER PENDANAAN

Menentukan sumber pendanaan merupakan pengorbanan atau pengeluaran pada saat sekarang untuk suatu hasil di masa yang akan datang dan di lain pihak muncul risiko karena penanaman modal (investasi) tersebut. Sumber pendanaan dapat diklasifikasi menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Sumber dana jangka pendek

Biasanya digunakan untuk memenuhi modal kerja, terdiri dari pendanaan spontan dan pendanaan tidak spontan. Pendanaan spontan memiliki karakter jika aktivitas perusahan berubah maka sumber pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Pendanaan tidak spontan memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negoisasi atau perundingan secara formal.

b. Sumber dana jangka menengah

Istilah jangka menengah menunjukkan bahwa kredit yang dilakukan menggunakan jaminan dan mempunyai jangka waktu tertentu, biasanya kurang dari 10 tahun. Yang termasuk dalam kelompok sumber dana jangka menengah antara lain adalah leasing dan kredit bank berjangka maksimal lima tahun.

PENJUALAN

Penjualan Kotor Rp

-Ratur Penjualan Pengurangan Harga Rp -

-Penjualan Bersih Rp

-HARGA POKOK PENJUALAN Rp -

-LABA KOTOR PENJUALAN Rp

-BIAYA OPERASIONAL

Biaya Penjualan Rp

-Biaya Umum dan Administrasi Rp

-Biaya Distribusi Rp

-Gaji Pimpinan Staff dan Kantor Rp

-Asuransi Pimpinan Staff dan Kantor Rp

-Depresiasi Gedung dan Peralatan Kantor Rp - +

Total Biaya Operasional Rp -

-PENDAPATAN BERSIH OPERASIONAL Rp

-PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN

Pendapatan Lain-lain Rp

-Biaya Lain-lain Rp - +

Rp - +

PENDAPATAN BERSIH SEBELUM BUNGA (EBIT) Rp

-BUNGA PINJAMAN (INTEREST) Rp -

-PENDAPATAN BERSIH SEBELUM PAJAK (EBT) Rp

-PAJAK Rp -

-LABA BERSIH Rp

-PT X LAPORAN LABA RUGI per 31 Desember 20XX

(10)

c. Sumber dana jangka panjang

Sumber dana jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari 10 tahun. Utang jangka panjang umumnya digunakan untuk membiayai perluasan perusahaan (ekspansi). Adapun bentuk-bentuk utama dari hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman hipotik.

Terdapat prinsip pencocokan (matching principle) dalam menentukan tipe sumber pendanaan yang mana yang akan digunakan. Sumber dana jangka pendek sebaiknya digunakan untuk keperluan jangka pendek, kebutuhan dana jangka panjang sebaiknya dipenuhi dengan sumber dana jangka panjang. Untuk metode pengembalian pinjaman dari pihak luar terdiri dari 4 pilihan sebagai berikut:

a. Tiap tahun dibayarkan bunganya saja, sedangkan pokok pinjamannya dibayarkan sekaligus pada akhir jangka waktu pengembalian.

b. Tiap tahun dibayarkan bunganya dan angsuran sama rata dari pokok pinjamannya.

c. Tiap tahun dibayarkan suatu angsuran sama rata untuk pokok pinjaman beserta seluruh bunganya di akhir periode peminjaman.

d. Tiap tahun tidak dibayarkan apa-apa, sampai akhir jangka waktu pengembalian, baru dibayarkan sekaligus pokok pinjaman beserta seluruh biayanya.

3.3.8 MEMBUAT PROYEKSI ALIRAN KAS (CASHFLOW)

Pada dasarnya aliran kas terdiri dari aliran kas keluar (Cash Outflow) dan aliran kas masuk (Cash Inflow). Aliran kas ini secara umum berasal dari tiga aktivitas utama, yaitu:

a. Kas dari aktivitas operasi, yaitu aktivitas yang terdiri dari produksi, penjualan, dan delivery dari produk. Pada aktivitas ini juga menyangkut pengumpulan pembayaran dari pelanggan. Contoh: pembelian bahan baku, persediaan, piutang usaha,dan lain-lain.

b. Kas dari aktivitas investasi, yaitu aktivitas dalam pembelian aset jangka panjang yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka mendukung aktivitas operasi ataupun penjualan produk.

c. Kas dari aktivitas pendanaan. Aliran kas masuk berasal dari aktivitas pendanaan oleh investor seperti bank ataupun pemegang saham, sedangkan aliran kas keluar kas berupa dividen untuk pemegang saham. Aktivitas lain yang mempengaruhi hutang jangka panjang dan modal perusahaan juga dimasukkan pada aktivitas ini.

Aliran kas dapat ditampilkan dalam bentuk tabel ataupun diagram. Berikut adalah penyajian aliran kas dalam bentuk tabel.

(11)

Gambar 3 . Contoh Tabel Aliran Kas

Pada penyajian diagram, aliran negatif (keluar) biasanya digambarkan ke arah bawah, sedangkan aliran positif (masuk) dengan panah keatas seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4 . Contoh Diagram Aliran Kas

Arus kas dari aktivitas operasi

Laba sebelum pajak penghasilan xxx

Ditambah unsur yang tidak mempengaruhi arus kas

Beban penyusutan dan amortisasi xxx

Arus kas sebelum perubahan modal kerja xxx

Perubahan dalam modal kerja

Piutang usaha (xxx)

Persediaan (xxx)

Hutang usaha xxx

Uang muka penjualan xxx

Hutang pajak xxx

Pembayaran pajak penghasilan (xxx)

Jumlah perubahan dalam modal kerja xxx

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi xxx

Arus kas dari aktivitas investasi

Perolehan aktiva tetap xxx

Hasil penjualan aktiva tetap xxx

Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Pembayaran dividen (xxx)

Pembayaran hutang pembelian aktiva tetap (xxx)

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas

Pendanaan (xxx)

Kenaikan / penurunan bersih kas dan setara kas xxx

Kas dan setara kas awal tahun xxx

Kas dan setara kas akhir tahun xxx

Arus Kas per 31 Desember 200x

(12)

Konsep Time Value of Money

Dalam pembuatan cashflow, dikenal konsep time value of money. Konsep ini menjelaskan bahwa sejumlah uang dapat memiliki nilai yang berbeda pada waktu yang berbeda. Sebagai contoh sederhana, uang sejumlah Rp 1000 saat ini yang dapat digunakan untuk membeli 5 buah permen akan memiliki nilai yang lebih kecil pada tiga tahun mendatang dimana sejumlah uang tersebut hanya dapat membeli 4 buah permen saja. Hal ini disebabkan karena adanya inflasi / kenaikan harga yang terjadi sehingga menyebabkan perubahan nilai uang dari waktu ke waktu. Oleh karena itulah aliran kas yang terjadi pada suatu periode waktu tertentu haruslah dicatat pada periode waktu tersebut, karena akan memiliki nilai berbeda jika dicatat pada periode waktu lain.

Konsep Ekivalensi Nilai

Nilai pada suatu periode waktu tertentu bisa diekivalensi ke dalam bentuk P (Present), A (Annual), F (Future), ataupun G (Geometric). Ekivalensi nilai ke suatu bentuk tertentu, misalnya ke dalam bentuk P (Present), dapat digunakan sebagai parameter dalam pengambilan keputusan.

Proses ekivalensi ini dilakukan dengan mengalikan nilai dengan besarnya tingkat bunga yang berlaku (interest rate) untuk mengkompensasi adanya perbedaan nilai uang karena time value of money. Jika tingkat bunga besarnya i %, maka uang selumlah P yang diterima sekarang ekivalen dengan P(1+i) setelah satu periode. Jika jumlah uang di masa depan adalah F, diperoleh hubungan F = P(1+i)n. Faktor pengali (1+i)n disebut faktor nilai masa depan (future worth factor) dan diberi simbol (F/P,i,n). Nilai faktor ini untuk beberapa harga telah ditabelkan. Hubungan diatas dapat ditulis :

Contoh soal:

LIPO meninjam uang di bank sebesar Rp 10 juta. Bunga yang dikenakan adalah 7% per tahun. LIPO berencana akan melunasi pinjaman tersebut pada akhir tahun ke tiga. Berapakah total uang yang harus dibayarkan oleh LIPO?

P = Rp 10.000.000,- i = 7% n = 3 tahun = ( | , , )

= 10.000.000 ( | ,7%,3) dimana ( | ,7%,3 =1,225 (tabel bunga)) =10.000.000 ×1,225= . .

3.3.9 MENGHITUNG PARAMETER ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

Analisis kelayakan investasi merupakan sebuah metode yang digunakan untuk melakukan penilaian apakah suatu investasi layak dilakukan atau tidak. Parameter yang biasanya digunakan dalam analisis kelaykan investasi adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Periode (PBP).

(13)

Net Present Value (NPV)

NPV merupakan nilai selisih bersih antara pengeluaran dan pemasukan kas untuk beberapa periode waktu ke depan yang diproyeksikan ke masa sekarang (present time) dengan mengkompensasikan nilai tersebut berdasarkan interest rate yang berlaku. Rumus umum yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut.

Ft = Arus kas (keluar dan masuk) pada periode waktu ke t i = Tingkat suku bunga (interest rate)

n = Jumlah tahun periode

Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap analisis kelayakan investasi yang dilakukan.

Arti Kesimpulan

NPV > 0 Investasi yang dilakukan memberikan manfaat

bagi perusahaan Proyek layak untuk dilakukan

NPV < 0 Investasi yang dilakukan akan mengakibatkan

kerugian bagi perusahaan Proyek tidak layak untuk dilakukan

NPV = 0 Investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan

perusahaan untung ataupun rugi

Keputusan proyek bergantung pada investor

Tabel 1 . NPV dan Keputusan Investasi

Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah nilai yang menunjukan tingkat pengembalian yang dapat diberikan oleh suatu investasi. Nilai IRR biasanya dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku umum atau Minimum Attractive Rate of return (MARR) yang diinginkan investor. Pada umunya syarat kelayakan IRR yaitu apabila nilai IRR > MARR. Nilai IRR dihitung ketika nilai NPV = 0, artinya IRR merupakan besarnya tingkat pengembalian suatu investasi yang dihitung terhadap titik impas NPV=0. Pada umumnya untuk menghitung IRR sebelumnya harus dicari nilai dari dua tingkat suku bunga yang menghasilkan nilai NPV positif dan nilai NPV negative dan kemudian dilakukan perhitungan dengan cara interpolasi untuk mencari nilai IRR tersebut.

Keterangan:

IRR = Internal rate of return

i1 = Tingkat suku bunga yang menghasilkan nilai NPV positif i2 = Tingkat suku bunga yang menghasilkan nilai NPV negatif NPV1 = nilai NPV yang bernilai positif

(14)

Payback Period (PBP)

Payback periode (PBP) merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk suatu investasi balik modal (mencapai titik impas). Artinya PBP merupakan periode waktu ketika investasi yang dilakukan dapat memberikan pendapatan yang menutupi biaya investasi awal yang dikeluarkan, atau ketika NPV = 0 (seimbang) pada tingkat suku bunga tertentu. Rumus yang biasanya digunakan dalam menghitung PBP adalah sebagai berikut.

1. Jika memperhitungkan tingkat suku bunga (i)

2. Jika tidak memperhitungkan tingkat suku bunga (i)

Keterangan:

Ct = Akumulasi arus kas bersih pada periode waktu t i = Tingkat suku bunga yang berlaku

n = Payback periode (PBP) / periode waktu untuk balik modal / mencapai titik impas

Break Event Point (BEP)

Titik impas (break even point) adalah kondisi ketika pendapatan yang diterima persis menutup seluruh biaya yang dikeluarkan. Penjelasan Break Even Point ini akan dilakukan dengan menggunakan konsep perhitungan Laba-Rugi yang dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut:

= − ( + )

Dikaitkan dengan sifatnya, Harga Pokok Penjualan dan Biaya Operasi terdiri atas biaya-biaya yang bersifat variabel (ikut berubah jika volume output berubah) dan bersifat tetap. Pada situasi tertentu dijumpai pula kelompok biaya yang bersifat semi variable yaitu mengandung sifat-sifat biaya tetap dan variabel. Biaya semi variable adalah biaya yang mempunyai unsur tetap dan variabel, misalnya saja imbalan untuk salesman yang terdiri atas gaji tetap bulanan ditambah komisi penjualan yang variabel. Biaya semi variable ini dapat dialokasikan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Dengan me-reklasifikasi biaya Harga Pokok Penjualan dan Biaya Operasi menjadi biaya tetap dan variabel, maka :

+ = ( + ) sehingga laba operasi pada persamaan sebelumnya dapat dinyatakan juga sebagai:

(15)

Pada umumnya digunakan model linier dimana diasumsikan bahwa biaya variabel berubah secara linier dengan perubahan volume produksi, demikian juga pendapatan berubah secara linier dengan perubahan volume produksi. Berdasarkan asumsi itu dapat dituliskan persamaan sebagai berikut :

= . ( + . ) Keterangan:

P : harga jual per unit

v : biaya variable per unit output Q : volume output

Pada titik impas (break even point) diperoleh suatu tingkat volume produksi Q yang menjadikan pendapatan yang diterima sebanding dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain BEP merupakan kondisi ketika tingkat volume produksi Q menghasilkan laba yang besarnya nol.

. − − . =

Selisih antara harga jual dengan biaya varibel per unit (P – v) dikenal dengan istilah margin kontribusi. Informasi tentang titik impas dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan volume output dan harga jual. Perusahaan tentu saja berusaha menghindari beroperasi pada tingkat output sama atau lebih rendah dari titik tersebut. Perusahaan berusaha agar outputnya diatas titik impas dan akan merasa lebih aman jika outputnya semakin jauh diatas titik impas tersebut.

(16)

IV. Skenario

Sebuah perusahaan manufaktur, yaitu PT PTI, memproduksi 3 jenis dongkrak, yaitu:  Dongkrak tipe Z-118

 Dongkrak tipe Z-129  Dongkrak tipe Z-154

Data umum yang dimiliki perusahaan antara lain adalah sebagai berikut:

Hari kerja:

 Waktu kerja/bulan : 4 minggu

 Waktu kerja/minggu : 5 hari

 Waktu kerja/hari : 3 shift

 Jam kerja/shift : 8 jam

Stasiun kerja:

Jumlah stasiun kerja ada 6, yaitu Press, Mill, Kerja Bangku, Drill, Bubut, Broaching, Spray Booth, Assembly, dan Packaging.

1 supervisor membawahi 15 operator.

Transportasi produk jadi menggunakan container yang berisi 50 pallet.

Rencana pendanaan dilakukan dalam 2 skenario:

 Skenario 1 : 30% modal sendiri, 70% modal pinjaman.

(17)

V. Struktur Laporan

Lembar Pengesahan Lembar Asistensi Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Bab I – Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Flowchart

Bab II – Pengolahan Data

2.1 Tahap 1. Perhitungan Jumlah Kebutuhan (Sheet 1-2) 2.2 Tahap 2. Penentuan Biaya-Biaya (Sheet 3-8)

2.3 Tahap 3. Penentuan HPP (Sheet 9)

2.4 Tahap 4. Proyeksi Laba Rugi (Sheet 10-14)

2.5 Tahap 5. Analisis Kelayakan Investasi dan PErhitungan BEP (Sheet 15-18)

Bab III – Analisis

Bab IV – Kesimpulan & Saran

4.1 Kesimpulan 4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk Praktikum 4.2.2 Saran untuk Asisten

Daftar Pustaka Lampiran Format Laporan Kertas A4 Margin Kiri-Atas-Kanan-Bwah : 3-2-2-2 Bolak balik Font:

1. Isi laporan Calibri 10

2. Judul dan sub judul Cambria 11 3. Spasi multiple 1.3

Cover laporan sama dengan PTI1

Header kiri: “Modul 5. Analisis Kelaykan Investasi”

Header kanan: Nama Asisten/NIM Footer kiri: Nim Anggota Kelompok (nimnya saja)

Footer kiri: Nomer Halaman Laporan di klip

(18)

SEGALA BENTUK PLAGIATISME MAUPUN KECURANGAN AKADEMIS

LAINNYA AKAN DIKENAKAN SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU

DI ITB DAN TIDAK AKAN KAMI TOLERANSI.

ATURAN DASAR:

HARAP BERKEMEJA DAN BERSEPATU SAAT MENGIKUTI RESPONSI DAN

PRAKTIKUM

KETERLAMBATAN DALAM MENGHADIRI RESPONSI DAN PRAKTIKUM

SERTA

PENGUMPULAN

LAPORAN

AKAN

MENGAKIBATKAN

PENGURANGAN NILAI SECARA LINEAR 1 MENIT = 1 POIN

JIKA SAKIT ATAU BERHALANGAN HARAP MENYIAPKAN BUKTI

TERTULIS DAN SURAT IZIN

DAN MENYERAHKANNYA KE PJ MODUL –

Gambar

Gambar 1. Contoh Laporan Harga Pokok Penjualan (HPP) PT X Bahan LangsungPersediaan awalRp-PembelianRp-PengembalianRp-Bahan tersediaRp-Persediaan akhirRp- +Pemakaian bahan Rp -Buruh LangsungUpah, lembur, dst.Rp- +Biaya PrimerRp-Biaya Overhead
Gambar 2 . Contoh Laporan Laba Rugi PT X
Gambar 3 . Contoh Tabel Aliran Kas
Tabel 1 . NPV dan Keputusan Investasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Upaya rehabilitasi lahan untuk mengatasi kemerosotan produktivitas sumberdaya lahan (vegetasi, tanah dan air) dan mencegah kerusakan fungsi DAS harus dilakukan dengan metode yang

Menurut Rumahorbo (2003) pada kebanyakan pasien hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai.. Perubahan pada

Arus kas bebas berbeda dengan laba bersih, diantaranya yaitu : (1) semua biaya (expense) non kas ditambahkan kembali ke laba bersih untuk mendapatkan aliran kas dari operasi,

Maka dalam hal perlu adanya kebijakan pemerintah kabupaten jember mengatur pengelolaan sampahnya harus berdasarkan mengenai norma, standar, prosedur, dan kreteria

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimasi metode analisis kadar campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dengan menggunakan spektrofotometri derivatif dengan metode

Evaluasi rasionalitas penggunaan diuretik menunjukkan bahwa 42 kasus dari 45 kasus yang dievaluasi termasuk tepat indikasi (93.33%), 41 kasus termasuk tepat obat (91.11%) dari

Pemeriksaan kerokan kulit memiliki sensitifitas bervariasi tergantung lokasi dan cara pengambilan sampel. Skin surface biopsy merupakan metoda pengambilan sampel kulit non

pemilikan manajerial (X2) apabila bank yang bersangkutan memiliki saham yang dikuasai oleh manajemen atau tidak, kepemilikan institu- sional (X3) merupakan porsi