• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAINTEK VOL 2 NO 2 JULI DESEMBER 2015 I SSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAINTEK VOL 2 NO 2 JULI DESEMBER 2015 I SSN :"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS OPEN SHORT PARTH FIRST (OSPF)

DENGAN ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP)

UNTUK MEMINIMALISASI KETIDAKSTABILAN RUTE YANG TIMBUL AKIBAT

PERUBAHAN TOPOLOGI

Abdul Jabbar Lubis

Program Studi Teknik Informatika

Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan JL.HM Jhoni No 70 Medan, Indonesia Email : abduljabbarlbs@gmail.com

Abstrak

Dalam suatu jaringan sering di singgung mengenai routing protokol. Istilah routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat danmengirimkannyamelalui network ke alat lain di sebuah network yang berbeda. Protokol (protocol) tidak lain merupakn set rule yang memberi tahu caradevice-divicedalam jaringan bertukar informasi. Adapun protokol routing (routing protocol) adalah protokolprotokol yang digunakan untuk merawat tabel routing pada router-router. Ada duakategori protokol routing yaitu Interior Gateway Protocol (IGP) dan Exterior Gateway Protocol (EGP). Interior Gateway Protocol merupakan protokol routing yang menanganirouting jaringaninternet dalam suatu autonomous system. Exterior Gateway Protocol merupakan protokol routing yang menangani routing jaringan internet antar automous system. Exterior Gateway Protocol diperlukan karena Interior Gateway Protocol tidak dirancang untuk suatu jaringan yang sangat besar sehingga jaringan internet perlu dibentuk ke dalam suatuhirarki denganmembagi jaringan internet tersebut ke dalam autonomous systems. Autonomous System (AS) secara umum didefinisikan sebagai jaringan internet yang berada dalam satu kendaliadministrasi dan teknis. Beberapa jenis protokol routing dinamis adalahOpen Shortest Path First (OSPF) dan Enhanched Internet Gateway Routing Protocol (EIGRP). Penulisan ini akan memberikan referensi mengenai routing protokol mana yang tepat antara OSPF dan EIGRP untuk digunakan pada sebuah jaringan.

Keyword : EIGRP, OSPF, Routing, Protocol

Abstract

In a network often on a tangent about the routing protocol. The term used for the process of making routing a packet from a network danmengirimkannyamelalui tool to another tool in a different network. Protocol (protocol) is nothing but a set of rules merupakn tell divicedalam caradevice-network exchange information. The routing protocols (routing protocol) is used for treating protokolprotokol routing table on routers. There duakategori the Interior Gateway Protocol routing protocol (IGP) and Exterior Gateway Protocol (EGP). Interior Gateway Protocol is the routing protocol that menanganirouting jaringaninternet within an autonomous system. Exterior Gateway Protocol is the routing protocol that handles routing between automous internet network system. Exterior Gateway Protocol is necessary because the Interior Gateway Protocol is not designed for a very large network that the Internet needs to be molded into suatuhirarki denganmembagi the Internet network into autonomous systems. Autonomous System (AS) is generally defined as an Internet network that are within one kendaliadministrasi and technical. Several types of dynamic routing protocols adalahOpen Shortest Path First (OSPF) and Enhanched Internet Gateway Routing Protocol (EIGRP). This writing will give references to where the proper routing protocols between OSPF and EIGRP for use on a network.

Keyword: EIGRP, OSPF, Routing, Protoco

l

1. Pendahuluan

Latar belakang perkembangan teknologi dan kebutuhan akan koneksi jaringan yang stabil belakangan ini mendorong para vendor berlomba-lomba memasarkan produk produk jaringan yang mereka miliki seperti router. Karena persaingan itulah para vendor bekerja keras untuk menghasilkan produk router dengan berbagai macam teknologi yang mereka katakan memiliki keunggulan tertentu dibandingkan dengan produk

lainnya. Router merupakan alat yang digunakan untuk melakukan proses routing. Routing itu sendiri adalah suatu proses pemilihan jalur dalam suatu jaringan yang akan digunakan untuk mengirimkan paket

data.

Dalam melakukan routing, router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Agar keputusan routing tersebut

(2)

benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ada dua buah tipe routing yang dapat digunakan yaitu routing secara dinamis dan routing secara static. Routing dinamis mendapatkan semua informasi dari router lainnya, sedangkan untuk routing static seorang administrator jaringan harus mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. Salah satu contoh produk router tersebut adalah produk router buatan cisco. Dalam router terdapat berbagai macam protokol untuk melakukan routing yang disebut dengan routing protocol. Routing protocol EIGRP dinyatakan oleh pihak cisco memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan routing protocol OSPF yang merupakan routing protocol bersifat terbuka yang banyak digunakan oleh setiap perangkat router selain cisco.

2. Metode Penelitian

Adapun metodologi yang digunakan digunakan untuk penulisan karya ilmiah ini adalah :

1 Study Literatur

Yaitu mempelajari buku – buku dan referensi yang dibutuhkan sesuai dengan perancangan. 2 Perancangan Simulasi

Yaitu membuat desaign simulasi sesuai dengan yang telah direncanakan

3 Implementasi

Yaitu mewujudkan hasil simulasi yang telah dirancang

4 Pengujian Simulasi

Yaitu Menguji simulasi yang telah dirancang apakah telah sesuai dengan yang diinginkan menggunakan aplikasi cisco packet tracert.

3. Landasan Teori

3.1 Jaringan Komputer

Perkembangan teknologi komputer meningkat dengan cepat, hal ini terlihat pada era tahun 80-an jaringan komputer masih merupakan teka-teki yang ingin dijawab oleh kalangan akademisi, dan pada tahun 1988 jaringan komputer mulai digunakan di universitas-universitas, perusahaan-perusahaan, sekarang memasuki era milenium ini terutama world wide internet telah menjadi realitas sehari-hari jutaan manusia di muka bumi ini. Selain itu, perangkat keras dan perangkat lunak jaringan telah benar-benar berubah, di awal perkembangannya hampir seluruh jaringan dibangun dari kabel koaxial, kini banyak telah diantaranya dibangun dari serat optik (fiber optics) atau komunikasi tanpa kabel. Sebelum lebih banyak lagi dijelaskan mengenai jaringan komputer secara teknis, pada bab pendahuluan ini akan diuraikan terlebih dahulu definisi jaringan komputer, manfaat jaringan komputer, dan macam jaringan komputer.

3.2 Definisi Jaringan Komputer

Dengan berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi suatu model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya, sistem seperti ini disebut jaringan komputer (computer network).

Dalam buku ini kita akan menggunakan istilah jaringan komputer untuk mengartikan suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer yang

autonomous. Dua buah komputer dikatakan

terinterkoneksi bila keduanya dapat saling bertukar informasi. Bentuk koneksinya tidak harus melalui kawat tembaga saja melainkan dapat menggunakan serat optik, gelomabng mikro, atau satelit komunikasi. Untuk memahami istilah jaringan komputer sering kali kita dibingungkan dengan sistem terdistribusi (distributed system). Kunci perbedaannya adalah bahwa sebuah sistem terdistribusi, keberadaan sejumlah komputer autonomous bersifat transparan bagi pemakainya. Seseorang dapat memberi perintah untuk mengeksekusi suatu program, dan kemudian program itupun akan berjalan dan tugas untuk memilih prosesor, menemukan dan mengirimkan file ke suatu prosesor dan menyimpan hasilnya di tempat yang tepat mertupakan tugas sistem operasi. Dengan kata lain, pengguna sistem terditribusi tidak akan menyadari terdapatnya banyak prosesor

(multiprosesor), alokasi tugas ke prosesor-prosesor,

alokasi file ke disk, pemindahan file yang dfisimpan dan yang diperlukan, serta fungsi-fungsi lainnya dari sitem harus bersifat otomatis.

Pada suatu jaringan komputer, pengguna harus secara eksplisit log ke sebuah mesin, secara eksplisit menyampaikan tugasnya dari jauh, secara

eksplisity memindahkan file-file dan menangani

sendiri secara umum selusurh manajemen jaringan. Pada sistem terdistribusi, tidak ada yang perlu dilakukan secara eksplisit, sermunya sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem tanpa sepengetahuan pemakai.

Dengan demikian sebuah sistem terdistribusi adalah suatu sistem perangkat lunak yang dibuat pada bagian sebuah jaringan komputer. Perangkat lunaklah yang menentukan tingkat keterpaduan dan transparansi jaringan yang bersangkutan. Karena itu perbedaan jaringan dengan sistem terdistribusi lebih terletak pada perangkat lunaknya (khususnya sistem operasi), bukan pada perangkat kerasnya.

3.3 Beberapa Jenis Jaringan Komputer

Dalam mempelajari macam-macam jaringan komputer terdapat dua klasifikasi yang sangat penting yaitu teknologi transmisi dan jarak. Secara garis besar, terdapat dua jenis teknologi

(3)

transmisi yaitu jaringan broadcast dan jaringan point-to-point. Jaringan broadcast memiliki saluran komunikasi tunggal yang dipakai bersama-sama oleh semua mesin yang ada pada jaringan.

Pesan-pesan berukuran kecil, disebut paket, yang dikirimkan oleh suatu mesin akan diterima oleh mesin-mesin lainnya. Field alamat pada sebuah paket berisi keterangan tentang kepada siapa paket tersebut ditujukan. Saat menerima paket, mesin akan mencek field alamat. Bila paket terserbut ditujukan untuk dirinya, maka mesin akan memproses paket itu , bila paket ditujukan untuk mesin lainnya, mesin terserbut akan mengabaikannya.

Jaringan point-to-point terdiri dari beberapa koneksi pasangan individu dari mesin-mesin. Untuk mengirim paket dari sumber ke suatu tujuan, sebuah paket pad ajringan jenis ini mungkin harus melalui satu atau lebih mesin-mesin perantara. Seringkali harus melalui baynak route yang mungkin berbeda jaraknya. Karena itu algoritma rout memegang peranan penting pada jaringan point-to-point. Pada umumnya jaringan yang lebih kecil dan terlokalisasi secara geografis cendurung memakai broadcasting, sedangkan jaringan yang lebih besar menggunakan point-to-point. Kriteria alternatif untuk mengklasifikasikan jaringan adalah didasarkan pada jaraknya. Tabel berikut ini menampilkan klasifikasi sistem multiprosesor berdasarkan ukuran-ukuran fisiknya.

Tabel Klasifikasi prosesor interkoneksi berdasarkan jarak Jarak antar prosesor Prosesor di tempat yang sama Contoh 0,1 m Papan rangkaian

Data flow machine 1 m Sistem Multicomputer 10 m Ruangan

100 m Gedung Local Area Network

1 km Kampus

10 km Kota Metropolitan Area

Network 100 km Negara

Wide area Network 1.000 km Benua

10.000 km Planet The Internet

Dari tabel di atas terlihat pada bagian paling atas adalah dataflow machine, komputer-komputer yang sangat paralel yang memiliki beberapa unit fungsi yang semuanya bekerja untuk program yang sama. Kemudian multicomputer, sistem yang berkomunikasi dengan cara mengirim pesan-pesannya melalui bus pendek dan sangat cepat. Setelah kelas multicomputer adalah jaringan sejati, komputer-komputer yang bekomunikasi dengan cara bertukar data/pesan melalui kabel

yang lebih panjang. Jaringan seperti ini dapat dibagi menjadi local area network (LAN), metropolitan area network (MAN), dan wide area network (WAN). Akhirnya, koneksi antara dua jaringan atau lebih disebut internetwork. Internet merupakan salah satu contoh yang terkenal dari suatu internetwork.

3.4 Local Area Network

Local Area Network (LAN) merupakan

jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama resource (misalnya, printer, scanner) dan saling bertukar informasi. LAN dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik: ukuran, teknologi transmisi dan topologinya. LAN mempunyai ukuran yang terbatas, yang berarti bahwa waktu transmisi pada keadaan terburuknya terbatas dan dapat diketahui sebelumnya. Dengan mengetahui keterbatasnnya, menyebabkan adanya kemungkinan untuk menggunakan jenis desain tertentu. Hal ini juga memudahkan manajemen jaringan. LAN seringkali menggunakan teknologih transmisi kabel tunggal. LAN tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik) dengan delay rendah (puluhan mikro second) dan mempunyai faktor kesalahan yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi, sampai ratusan megabit/detik.

Gambar 1 Dua jenis jaringan broadcast. (a) Bus. (b) Ring

(Sumber : Tanenbaum, AS, Computer Networks, Prentise Hall, 1996)

Terdapat beberapa macam topologi yang dapat digunakan pada LAN broadcast. Gambar 2.1 menggambarkan dua diantara topologi-topologi yang ada. Pada jaringan bus (yaitu kabel liner), pada suatu saat sebuah mesin bertindak sebagai master dan diijinkan untuk mengirim paket. Mesin-mesin lainnya perlu menahan diri untuk tidak mengirimkan apapun. Maka untuk mencegah terjadinya konflik, ketika dua mesin atau lebih ingin mengirikan secara bersamaan, maka mekanisme pengatur diperlukan. Me4kanisme

Komputer

Kabel (a)

Komputer

(4)

pengatur dapat berbentuk tersentralisasi atau terdistribusi. IEEE 802.3 yang populer disebut Ethernet merupakan jaringan broadcast bus dengan pengendali terdesentralisasi yang beroperasi pada kecepatan 10 s.d. 100 Mbps. Komputer-komputer pada Ethernet dapat mengirim kapan saja mereka inginkan, bila dua buah paket atau lebih bertabrakan, maka masing-masing komputer cukup menunggu dengan waktu tunggu yang acak sebelum mengulangi lagi pengiriman.

Sistem broadcast yang lain adalah ring, pada topologi ini setiap bit dikirim ke daerah sekitarnya tanpa menunggu paket lengkap diterima. Biasanya setiap bit mengelilingi ring dalam waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan beberapa bit, bahkan seringkali sebelum paket lengkap dikirim seluruhnya. Seperti sistem broadcast lainnya, beberapa aturan harus dipenuhi untuk mengendalikan access simultan ke ring. IEEE 802.5 (token ring) merupakan LAN ring yang populer yang beroperasi pada kecepatan antara 4 s.d 16 Mbps.

Berdasarkan alokasi channelnya, jaringan broadcast dapat dibagi menjadi dua, yaitu statik dan dinamik. Jenis al;okasi statik dapat dibagi berdasarkan waktu interval-interval diskrit dan algoritma round robin, yang mengijinkan setiap mesin untuk melakukan broadcast hanya bila slot waktunya sudah diterima. Alokasi statik sering menyia-nyiakan kapasitas channel bila sebuah mesin tidak punya lgi yang perlu dikerjakan pada saat slot alokasinya diterima. Karena itu sebagian besar sistem cenderung mengalokasi channel-nya secara dinamik (yaitu berdasarkan kebutuhan).

Metoda alokasi dinamik bagi suatu channel dapat tersentralisasi ataupun terdesentralisasi. Pada metoda alokasi channel tersentralisasi terdapat sebuah entity tunggal, misalnya unit bus pengatur, yang menentukan siapa giliran berikutnya. Pengiriman paket ini bisa dilakukan setelah menerima giliran dan membuat keputusan yang berkaitan dengan algoritma internal. Pada metoda aloksi channel terdesentralisasi, tidak terdapat entity sentral, setiap mesin harus dapat menentukan dirinya sendiri kapan bisa atau tidaknya mengirim.

3.5 Metropolitan Area Network

Metropolitan Area Network (MAN) pada

dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang berdekatan dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN biasanya mamapu menunjang data dan suara, dan bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. MAN hanya memiliki sebuah atau dua buiah kabel dan tidak mempunyai

elemen switching, yang berfungsi untuk mengatur paket melalui beberapa output kabel. Adanya elemen switching membuat rancangan menjadi lebih sederhana. Alasan utama memisahkan MAN sebagai kategori khusus adalah telah ditentukannya standart untuk MAN, dan standart ini sekarang sedang diimplementasikan. Standart tersebut disebut DQDB (Distributed Queue Dual Bus) atau 802.6 menurut standart IEEE. DQDB terdiri dari dua buah kabel unidirectional dimana semua komputer dihubungkan, seperti ditunjukkan pada gambar 2.2. Setiap bus mempunyai sebuah head– end, perangkat untuk memulai aktivitas transmisi. Lalulintas yang menuju komputer yang berada di sebelah kanan pengirim menggunakan bus bagian atas. Lalulintas ke arah kiri menggunakan bus yang berada di bawah.

Gambar 2 Arsitektur MAN DQDB (Sumber : Stallings, W. Local Network, Macmillan

Publishing Company, 1985)

3.6 Wide Area Network

Wide Area Network (WAN) mencakup

daerah geografis yang luas, sertingkali mencakup sebuah negara atau benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk mejalankan program-program aplikasi. Kita akan mengikuti penggunaan tradisional dan menyebut mesin-mesin ini sebagai host. Istilah End System kadang-kadang juga digunakan dalam literatur. Host dihubungkan dengan sebuah subnet komunikasi, atau cukup disebut subnet. Tugas subnet adalah membawa pesan dari host ke host lainnya, seperti halnya sistem telepon yang membawa isi pembicaraan dari pembicara ke pendengar. Dengan memisahkan aspek komunikasi murni sebuah jaringan (subnet) dari aspek-aspek aplikasi (host), rancangan jaringan lengkap menjadi jauh lebih sederhana.

Pada sebagian besar WAN, subnet terdiri dari dua komponen, yaitu kabel transmisi dan elemen switching. Kabel transmisi (disebut juga sirkuit, channel, atau trunk) memindahkan bit-bit dari satu mesin ke mesin lainnya.

Element switching adalah komputer khusus yang dipakai untuk menghubungkan dua kabel transmisi atau lebih. Saat data sampai ke kabel penerima, element switching harus memilih kabel pengirim untuk meneruskan pesan-pesan tersebut. Sayangnya tidak ada terminologi standart dalam menamakan

Bus B Bus A

Komputer

1 Head end

Arah arus pada bus A

Arah arus pada bus B

(5)

komputer seperti ini. Namanya sangat bervariasi disebut paket switching node, intermidiate system, data switching exchange dan sebagainya.

Host Router

LAN Subnet

Gambar 3 Hubungan antara host-host dengan subnet

Sebagai istilah generik bagi komputer switching, kita akan menggunakan istilah router. Tapi perlu diketahui terlebih dahulu bahwa tidak ada konsensus dalam penggunaan terminologi ini. Dalam model ini, seperti ditunjukkan oleh gambar 2.3 setiap host dihubungkan ke LAN tempat dimana terdapat sebuah router, walaupun dalam beberapa keadaan tertentu sebuah host dapat dihubungkan langsung ke sebuah router. Kumpulan saluran komunikasi dan router (tapi bukan host) akan membentuk subnet. Istilah subnet sangat penting, tadinya subnet berarti kumpulan kumpulan router-router dan saluran-sakuran komunikasi yang memindahkan paket dari host host tujuan. Akan tatapi, beberpa tahun kemudian subnet mendapatkan arti lainnya sehubungan dengan pengalamatan jaringan. Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router. Bila dua router yang tidak mengandung kabel yang sama akan melakukan komunikasi, keduanya harus berkomunikasi secara tak langsung melalui router lainnya. ketika sebuah paket dikirimkan dari sebuah router ke router lainnya melalui router perantara atau lebih, maka paket akan diterima router dalam keadaan lengkap, disimpan sampai saluran output menjadi bebas, dan kemudian baru diteruskan.

Gambar 4 bebarapa topologi subnet untuk poin-to-point .

(a)Bintang (b)Cincin (c)Pohon (d)Lengkap (e) Cincin berinteraksi (f)Sembarang.

Gambar 2.4 menjelaskan beberapa kemungkinan topologi. LAN biasanya berbentuk topologi simetris, sebaliknya WAN umumnya bertopologi tak menentu. Subnet yang mengandung prinsip seperti ini disebut subnet point-to-point, store-and-forward, atau packet-switched. Hampir semua WAN (kecuali yang menggunakan satelit) memiliki subnet store-and-forward. Di dalam menggunakan subnet point-to-point, masalah rancangan yang penting adalah pemilihan jenis topologi interkoneksi router.

3.6 Jaringan Tanpa Kabel

Komputer mobile seperti komputer notebook dan personal digital assistant (PDA), merupakan cabang industri komputer yang paling cepat pertumbuhannya. Banyak pemilik jenis komputer tersebut yang sebenarnya telah memiliki mesin-mesin desktop yang terpasang pada LAN atau WAN tetapi karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat terbang, maka banyak yang tertarik untuk memiliki komputer dengan jaringan tanpa kabel ini. Jaringan tanpa kabel mempunyai berbagai manfaat, yang telah umum dikenal adalah kantor portable. Orang yang sedang dalam perjalanan seringkali ingin menggunakan peralatan elektronik portable-nya untuk mengirim atau menerima telepon, fax, e-mail, membaca fail jarak jauh login ke mesin jarak jauh, dan sebagainya dan juga ingin melakukan hal-hal tersebut dimana saja, darat, laut, udara. Jaringan tanpa kabel sangat bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah di atas.

Tabel Kombinasi jaringan tanpa kabel dan komputasi mobile (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wirel ess Mo bile Aplikasi Tida k Tida k

Worksation tetap di kantor Tida

k

Ya Komputer portable terhubung ke len telepon

Ya Tida k

LAN dengan komunikasi wireless

Ya Ya Kantor portable, PDA untuk persediaan

(6)

Walaupun jaringan tanpa kabel dan sistem komputasi yang dapat berpindah-pindah sering kali berkaitan erat, sebenarnya tidaklah sama, seperti yang tampak pada tabel 1.2. Komputer portabel kadang-kadang menggunakan kabel juga, yaitu disaat seseorang yang sedang dalam perjalanan menyambungkan komputer portable-nya ke jack telepon di sebuah hotel, maka kita mempunyai mobilitas yang bukan jaringan tanpa kabel. Sebaliknya, ada juga komputer-komputer yang menggunakan jaringan tanpa kabel tetapi bukan portabel, hal ini dapat terjadi disaat komputer-komputer tersebut terhubung pada LAN yang menggunakan fasilitas komunikasi wireless (radio). Meskipun jaringan tanpa kabel ini cukup mudah untuk di pasang, tetapi jaringan macam ini memiliki banyak kekurangan. Biasanya jaringan tanpa kabel mempunyai kemampuan 1-2 Mbps, yang mana jauh lebih rendah dibandingkan dengan jaringan berkabel. Laju kesalahan juga sering kali lebih besar, dan transmisi dari komputer yang berbeda dapat mengganggu satu sama lain.

(Sumber : Stallings, W. Data and Computer Communications, Macmillan Publishing Company, 1985)

3.7 Model Referensi OSI

Model referensi OSI (Open System

Interconnection) menggambarkan bagaimana

informasi dari suatu software aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lain. Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik, seperti yang dijelaskan oleh gambar 2.5 (tanpa media fisik). Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh the International Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai layer . Model ini disebut ISO OSI (Open System Interconnection) Reference Model karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya. Untuk ringkas-nya, kita akan menyebut model tersebut sebagai model OSI saja. Application Presentation Session Transport Network Data Link Phy sical Host B Network Network Phy sical Router Network Data Link Phy sical Router Bit Frame Packet TPDU SPDU PPDU APDU Nama unit y ang dipertukarkan

Internet subnet protocol Communication subnet boundary

Application protocol Presentation protocol Session protocol Transport protocol

Network lay er host-router protocol Data Link lay er host-router protocol Phy sical lay er host-router protocol Interf ace Interf ace 7 6 5 4 3 2 1 Lay er Application Presentation Session Transport Network Data Link Phy sical Host A

Gambar 5 Model Referensi OSI

(Sumber : Tanenbaum, AS, Computer Networks, Prentise Hall, 1996)

Model OSI memiliki tujuh layer. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer tersebut adalah :

1. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.

2. Setiap layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu.

3. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar protocol internasional.

4. Batas-batas layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati interface.

5. Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer diluar keperluannya. Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai.

Di bawah ini kita membahas setiap layer pada model OSI secara berurutan, dimulai dari layer terbawah. Perlu dicatat bahwa model OSI itu sendiri bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak menjelaskan secara pasti layanan dan protokolnya untuk digunakan pada setiap layernya. Model OSI hanya menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sebuah layer. Akan tetapi ISO juga telah membuat standard untuk semua layer, walaupun standard-standard ini bukan merupakan model referensi itu sendiri. Setiap layer telah dinyatakan sebagai standard internasional yang terpisah.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Pengujian Koneksi Route OSPF

Untuk pengujian koneksi route untuk networknya bisa dilakukan dengan cara mengetikkan perintah show IP Route. Maka akan terlihat tampilan dibawah ini. Dalam layar akan terlihat bahwa koneksi yang terhubung adalah :

1. Koneksi router ke fast ethernet serial 0/0

(7)

2. Koneksi router ke fast ethernet serial 0/1

3. Koneksi router ke fast ethernet serial 1/0

4. Koneksi router ke fast ethernet serial 0/0 dengan IP Route 192.168.3.0

Gambar 6 Tampilan koneksi ke router

4.2 Pengujian Koneksi Antar PC

Untuk pengujian ke alamat PC masing – masing yang berada pada router yang berbeda bisa menggunakan perintah :

“ Ping (Alamat IP) ”

Perintah yang dimasukkan adalah Ping 192.168.1.1 (PCAA). Adapun hasil yang muncul pada aplikasi cisco paket tracert adalah sebagai berikut :

Gambar 7 Tampilan Ping ke alamat IP 192.168.1.1

Selanjutnya ping ke alamat IP 192.168.2.1 (PCBB). Perintah yang dimasukkan adalah Ping 192.168.1.1. Adapun hasil yang muncul pada aplikasi cisco paket tracert adalah sebagai berikut :

Gambar 8 Tampilan Ping ke alamat IP 192.168.2.1

Selanjutnya ping ke alamat IP 192.168.3.1 (PCCC). Perintah yang dimasukkan adalah Ping 192.168.3.1. Adapun hasil yang muncul pada aplikasi cisco paket tracert adalah sebagai berikut :

Gambar 9 Tampilan Ping ke alamat IP 192.168.3.1

Selanjutnya ping ke alamat IP 192.168.3.1 (PCDD). Perintah yang dimasukkan adalah Ping 192.168.4.1. Adapun hasil yang muncul pada aplikasi cisco paket tracert adalah sebagai berikut :

Gambar 10 Tampilan Ping ke alamat IP 192.168.4.1

(8)

4.3 Pengujian Hop koneksi

Pengujian hop koneksi adalah menguji step perjalanan selama proses routing dan jalur mana saja yang dilewati oleh router serta berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke PC yang dituju. Adapun perintah yang dimasukkan adalah :

“ Tracert ( Alamat IP ) “

Misalkan dicoba tracert ke alamat IP 192.168.2.1 dan alamat IP 192.168.3.1, Maka akan muncul tampilan sebagai berikut :

Gambar 11 Tampilan Tracert Hop

Dari tampilan diatas terlihat bahwa route yang dilalui alamat IP 192.168.2.1 adalah maksimal 30 Hop. Dan route melalui alamat IP 192.168.4.10 (PCDD) serta melewati Ruouter DD kemudian menuju PCBB dengan alamat IP 192.168.2.1.

4.4 Pengujian Pengiriman Data Dengan

Efisiensi Traffik

Pada aplikasi ini bisa dilakukan simulasi pengiriman paket data dengan cara :

1. Click Add Simple PDU

2. Lalu tempelkan icon amplop pada salah satu computer client. 3. Kemudian pilih even list

simulation. 4. Lalu Jalankan

5. Maka akan terlihat hasilnya seperti gambar dibawah ini.

Gambar 12 Tampilan Proses Pengiriman Data dengan Simulasi

4.5 Pengujian EIGRP

Pengaturan ip addres pada setiap router sudah dilakukan, namun PC 01 dan PC 02 tidak langsung terhubung, uji coba dengan melakukan perintah ping ,hasilnya akan menunjukkan RTO atau ‘Request Time Out’

Gambar 13 Hasil Ping RTO (Request Time Out)

Gambar 4.2 : Hasil Pengujian Ping antara PC1

dan PC2

Bila sudah demikian, lakukan setingan router dengan teknik EIGRP, sesuai dengan yang telah dijelaskan dibab III. Bila sudah lakukan pengujian ping dari PC01 ke PC02, jika pengaturannya sudah benar, maka akan kelihatan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.3 Hasil Ping PC 1 ke PC 2 yang sudah berhasil

EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Menggunakan protokol routing enhanced distance vector

2. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama

3. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link state

(9)

4. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek

4.6 Pengujian Statistik Perbandingan EIGRP

dan OSPF

Berikut tabel perbandingan pengujian OSPF dan EIGRP

Tabel 4.1 Pengujian Statistik EIGRP

Device (Source) Tujuan (Destination ) Waktu Pengiriman Data (Approximate ) 192.168.1. 3 (PC) 192.168.0.1 (Router) 1 ms 192.168.1. 3 (PC) 192.168.0.2 (Router) 31 ms 192.168.1. 3 (PC) 172.10.10.1 0 (PC) 13 ms

Tabel 4.2 Pengujian Statistik OSPF

Device (Source) Tujuan (Destination ) Waktu Pengiriman Data (Approximate ) 192.168.1. 1 (PC AA) 192.168.2.1 (PC BB) 8 ms 192.168.1. 1 (PC AA) 192.168.3.1 (PC CC) 10 ms 192.168.1. 1 (PC AA) 192.168.4.1 (PC DD) 14 ms 192.168.2. 1 (PC BB) 192.168.3.1 (PC CC) 3 ms 192.168.2. 1 (PC BB) 192.168.4.1 (PC DD) 11 ms 192.168.3. 1 (PC CC) 192.168.4.1 (PC DD) 4 ms

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. Routing protokol OSPF merupakan routing protokol

berbasis link state. Menggunakan algoritma Dijkstra untuk menghitung Shortest Path First (SPF). Menggunakan cost sebagai routing metric. Routing protokol EIGRPadalah routing protokol yang hanya diadopsi oleh router Cisco. EIGRP menggunakan formula berbasisbandwidth dan delay untuk menghitung metric yang sesuai dengan suatu rute dan tidak membutuhkan desain ekstra. Penelitian pada tugas akhir ini membandingkan kedua routing protokol tersebut denganmenggunakan program simulasi jaringan Cisco Packet Tracer. Hasil dari penelitian ini memberikan referensi routing protokol mana yang baik untuk digunakan pada jaringan.

5 Kesimpulan & Saran

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan yaitu

1. OSPF dan EIGRP sama - sama menemukan routing neighbor sebelum exchangin informasi routing.

2. OSPF dan EIGRP juga memiliki persamaan membangun beberapa bentuk tabel topologi selain menambah rute ke tabel routing.

3. EIGRP menggunakan metrics berdasarkan bandwidth dan delay secara default, sedangkan OSPF tidak.

4. EIGRP dan OSPF sama – sama tidak memiliki kemampuan mengirimkan informasi routing yang lengkap pada setiap siklus routing update.

5. EIGRP dan OSPF sama – sama tidak membutuhkan distance vector fitur loop penghindaran.

6. EIGRP tidak menggunakan standart pubilk sedangkan OSPF menggunakan standart Publik.

7. Penggunaan OSPF area dapat memecahkan banyak (tidak semuanya) permasalahan mendasar ketika menjalankan OSPF pada jaringan besar. OSPF area memecah-mecah jaringan sehingga router dalam satu area lebih sedikit mengetahui informasi topologi mengenai subnet pada area lainnya. Dengan database topologi yang lebih kecil, router akan mengkonsumsi memory dan proses yang lebih sedikit.

8. EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metrik yang bersesuaian dengan suatu rute. Formula ini mirip dengan yang digunakan oleh EIGRP, tetapi jumlahnya dikalikan dengan 256 untuk mengakomodasi perhitungan ketika nilai bandwidth yang digunakan sangat tinggi.

(10)

5.2 Saran

Untuk pengujian yang lebih akurat sebaiknya rancangan diimplementasikan dengan menggunakan aplikasi yang sebenarnya. Namun hal ini tentu akan membutuhkan biaya yang cukup besar. Sebaiknya untuk implementasi kedua jenis router ini diterapkan pada jaringan multivendor, karena salah satu kelemahan utama EIGRP adalah protokol ini Cisco-proprietary, diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution. Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router diantara dua protokol link-state (OSPF dan EIGRP).

Daftar Pustaka

1. Jusuf Kurniawan, Kriptografi, Keamanan

Internet dan Jaringan Komunikasi, Penerbit

Informatika Bandung, 2008.

2. Green, D.C., Komunikasi Data, Andi, Yokyakarta, 2007

3. William Stallings, Dasar-dasar Komunikasi

Data, Salemba Teknika, 2009.

4. Bertsekas, D., dan Gallagher, Data Network, Prentice Hall, 1992.

5. Bambang Sridadi, (2009), “Pemodelan dan

Simulasi Sistem teori, aplikasi, dan contoh program dalam bahasa C”, Informatika

(11)

Gambar

Tabel  Klasifikasi prosesor interkoneksi  berdasarkan jarak  Jarak  antar  prosesor  Prosesor  di tempat  yang sama  Contoh  0,1 m  Papan  rangkaian
Gambar 2  Arsitektur MAN DQDB  (Sumber : Stallings, W. Local Network, Macmillan
Gambar 3 Hubungan antara host-host dengan  subnet
Gambar 5  Model Referensi OSI  (Sumber : Tanenbaum, AS, Computer Networks,
+4

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Perancangan Proyek Akhir 06

Pertimbangan Hakim yang mengacu Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 4/PUU-V/2007 yang menyatakan Pasal 76 Undang Undang Praktik Kedokteran bukan merupakan tindak

Hasil analisis ragam dengan menggunakan selang kepercayaan 99%, dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan yang sangat nyata antara jenis jamur, dan contoh uji kayu

(1) Penambahan effervescent mix dalam pembuatan serbuk effervescen sari daun pegagan berpengaruh nyata terhadap waktu larut, kadar air, pH, kandungan klorofil,

Berdasarkan latar belakang dan berbagai faktor yang telah diuraikan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan sikap seks pranikah pada mahasiswa semester 4 program

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang