• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Ulkus Diabetikum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Ulkus Diabetikum"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Ulkus diabetikum, sesuai dengan namanya, adalah ulkus yang terjadi pada kaki penderita Ulkus diabetikum, sesuai dengan namanya, adalah ulkus yang terjadi pada kaki penderita diabetes dan merupakan komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes itu sendiri. diabetes dan merupakan komplikasi kronik yang diakibatkan oleh penyakit diabetes itu sendiri. Diabetes Melitus (DM) memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling sering Diabetes Melitus (DM) memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling sering dijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot). Di Amerika Serikat, penderita kaki diabetik dijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot). Di Amerika Serikat, penderita kaki diabetik mendekati angka 2 juta pasien dengan diabetes setiap tahunnya.2 Sekitar 15% penderita DM di mendekati angka 2 juta pasien dengan diabetes setiap tahunnya.2 Sekitar 15% penderita DM di kemudian hari akan mengalami ulkus pada kakinya.

kemudian hari akan mengalami ulkus pada kakinya.

Insiden ulkus diabetikum setiap tahunnya adalah 2% di antara semua pasien dengan Insiden ulkus diabetikum setiap tahunnya adalah 2% di antara semua pasien dengan diabetes dan 5

diabetes dan 5  –  –   7,5% di antara pasien diabetes dengan neuropati perifer. Meningkatnya  7,5% di antara pasien diabetes dengan neuropati perifer. Meningkatnya  prevalensi

 prevalensi diabetes diabetes di di dunia dunia menyebabkan menyebabkan peningkatan peningkatan kasus kasus amputasi amputasi kaki kaki karena karena komplikasikomplikasi diabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada diabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada  penyandang diabetes

 penyandang diabetes setiap tahunnya. setiap tahunnya. Ini berarti, setiap Ini berarti, setiap 30 detik 30 detik ada kasus ada kasus amputasi kaki amputasi kaki karenakarena

diabetes di seluruh dunia.

diabetes di seluruh dunia.

Sebanyak 85% amputasi pada ekstremitas bawah pada pasien diabetes didahului oleh ulkus pada Sebanyak 85% amputasi pada ekstremitas bawah pada pasien diabetes didahului oleh ulkus pada kaki. Oleh sebab itu, pencegahan dan manajemen yang tepat dari lesi-lesi kaki merupakan hal kaki. Oleh sebab itu, pencegahan dan manajemen yang tepat dari lesi-lesi kaki merupakan hal yang terpenting. Ulserasi disebabkan oleh interaksi beberapa faktor, tetapi terutama adalah yang terpenting. Ulserasi disebabkan oleh interaksi beberapa faktor, tetapi terutama adalah neuropati.

neuropati.

B.

B. TujuanTujuan a.

a. Tujuan Instruksional UmumTujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan seminar dan pembahasan mahasiswa diharapkan mengerti tentang Setelah dilakukan seminar dan pembahasan mahasiswa diharapkan mengerti tentang asuhan keperawatan dengan ulkus Deabetikum

asuhan keperawatan dengan ulkus Deabetikum

b.

b. Tujuan Instruksional KhususTujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan seminar dan pembahasan mahasiswa diharapkan mengetahui : Setelah dilakukan seminar dan pembahasan mahasiswa diharapkan mengetahui : a.

a. Pengertian Ulkus DMPengertian Ulkus DM  b.

(2)
(3)

c.

c. Etiologi Ulkus DMEtiologi Ulkus DM d.

d. Patofisiologi Ulkus DMPatofisiologi Ulkus DM e.

e. Manifestasi Klinis Ulkus DMManifestasi Klinis Ulkus DM f.

f. Pemeriksaan Penunjang Ulkus DMPemeriksaan Penunjang Ulkus DM g.

g. Penatalaksanaan Ulkus DMPenatalaksanaan Ulkus DM h.

h. KomplikasiKomplikasi i.

i. Asuhan Keperawatan Ulkus DMAsuhan Keperawatan Ulkus DM

DIAGNOSA BANDING DIAGNOSA BANDING

Diagnosa banding dari sutu gangren diabetik adalah gangren yang disebabkan oleh “ Diagnosa banding dari sutu gangren diabetik adalah gangren yang disebabkan oleh “ arteriosclerosis obliterans” pada penderita non diabetes.

arteriosclerosis obliterans” pada penderita non diabetes.

Pada gangen non-diabetik dijumpai tanda sebagi berikut: Pada gangen non-diabetik dijumpai tanda sebagi berikut:

 Claudicatio intermittent, yaitu rasa sakit yang timbul, biasanya pada telapak kaki setelahClaudicatio intermittent, yaitu rasa sakit yang timbul, biasanya pada telapak kaki setelah  berjalan beberapa saat dan segera hilang bila istirahat.

 berjalan beberapa saat dan segera hilang bila istirahat.

 Hilangnya denyut nadiHilangnya denyut nadi

 Kaki terasa dinginKaki terasa dingin

 Bila aliran darah tersumbat total, tidaka menyebabkan tulang-tulang segera menjadiBila aliran darah tersumbat total, tidaka menyebabkan tulang-tulang segera menjadi buruk.

(4)
(5)

Pada gangrene diabetik, bila aliran darah tersumbat total maka tulang akan mengalami Pada gangrene diabetik, bila aliran darah tersumbat total maka tulang akan mengalami osteomyelitis, selain itu pada gangrene diabetik, Claudicatio intermittent juga timbul pada waktu osteomyelitis, selain itu pada gangrene diabetik, Claudicatio intermittent juga timbul pada waktu istirahat, baik siang atau malam hari, disertai perasaan terbakar, kebas,

istirahat, baik siang atau malam hari, disertai perasaan terbakar, kebas, dingin.dingin.

Salah satu diagnosa banding dari ulkus diabetik adalh ulkus tropikum, sebab pada ulkus Salah satu diagnosa banding dari ulkus diabetik adalh ulkus tropikum, sebab pada ulkus ini biasanya terdapat pada daerah yang terbuka terutama daerah tungkai yang bentuknya bulat, ini biasanya terdapat pada daerah yang terbuka terutama daerah tungkai yang bentuknya bulat,  bergaung, kotor dan dikelilingi tanda radang. Biasanyanya tukak ini disertai demam dan

 bergaung, kotor dan dikelilingi tanda radang. Biasanyanya tukak ini disertai demam dan

limfadinitis. Tukak ini biasanya sembuh spontan tanpa nyeri lagi dengan menyisakan ulkus yang limfadinitis. Tukak ini biasanya sembuh spontan tanpa nyeri lagi dengan menyisakan ulkus yang indolen.

(6)
(7)

BAB II BAB II TINJAUAN TEORI TINJAUAN TEORI A. A. PengertianPengertian

Gangren atau pemakan luka didefinisikan sebagai jaringan nekrosis atau jaringan mati Gangren atau pemakan luka didefinisikan sebagai jaringan nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif (arteriosklerosis) atau (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999).

gangguan metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999).

Ganggren diabetik adalah nekrosis jaringan pada bagian tubuh perifer akibat penyakit Ganggren diabetik adalah nekrosis jaringan pada bagian tubuh perifer akibat penyakit diabetes mellitus. Biasanya gangren tersebut terjadi pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandai diabetes mellitus. Biasanya gangren tersebut terjadi pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandai dengan pertukaran sekulitis dan timbulnya vesikula atau bula yang hemoragik kuman yang biasa dengan pertukaran sekulitis dan timbulnya vesikula atau bula yang hemoragik kuman yang biasa menginfeksi pada gangren diabetik adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999).

menginfeksi pada gangren diabetik adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999).

Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau  busuk akibat sumbatan

 busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluyang terjadi di pembuluh darah sedang h darah sedang atau besar di atau besar di tungkai. ( Askandar,tungkai. ( Askandar, 2001).

2001).

B.

B. KlasifikasiKlasifikasi

Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu: Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu: Derajat

Derajat 0 0 : : Tidak Tidak ada ada lesi lesi terbuka, terbuka, kulit kulit masih masih utuh utuh dengan dengan kemungkinan kemungkinan disertaidisertai kelainan bentuk kak 

kelainan bentuk kak i seperti “ claw,callus “.i seperti “ claw,callus “. Derajat

Derajat I I : : Ulkus Ulkus superfisial superfisial terbatas terbatas pada pada kulit.kulit. Derajat

Derajat II II : : Ulkus Ulkus dalam dalam menembus menembus tendon tendon dan dan tulang.tulang. Derajat

Derajat III III : : Abses Abses dalam, dalam, dengan dengan atau atau tanpa tanpa osteomielitis.osteomielitis. Derajat

Derajat IV IV : : Gangren Gangren jari jari kaki kaki atau atau bagian bagian distal distal kaki kaki dengan dengan atau atau tanpa tanpa selulitis.selulitis. Derajat

(8)
(9)

Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi dua golongan Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi dua golongan ::

a.

a. Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )

Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati ( arterosklerosis ) Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati ( arterosklerosis ) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daerah betis.

dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daerah betis. Gambaran klinis KDI :

Gambaran klinis KDI :

 Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat. 

 Pada perabaan terasa dingin.Pada perabaan terasa dingin. 

 Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.Pulsasi pembuluh darah kurang kuat. 

 Didapatkan ulkus sampai gangren.Didapatkan ulkus sampai gangren.

 b.

 b. Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )

Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari sirkulasi. Klinis di Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari sirkulasi. Klinis di  jumpai

 jumpai kaki kaki yang yang kering, kering, hangat, hangat, kesemutan, kesemutan, mati mati rasa, rasa, oedem oedem kaki, kaki, dengan dengan pulsasi pulsasi pembuluhpembuluh darah kaki teraba baik.

darah kaki teraba baik.

C.

C. Anatomi FisiologiAnatomi Fisiologi

Pankreas adalah kelenjar berwarna merah muda keabuan dengan panjang 12

Pankreas adalah kelenjar berwarna merah muda keabuan dengan panjang 12 –  –  15 cm dan 15 cm dan tranversal membentang pada dinding abdomen posterior dibelakang lambung, kelenjar inilah tranversal membentang pada dinding abdomen posterior dibelakang lambung, kelenjar inilah yang mengekresikan insulin melalui pulau langerhans yang berada dalam kelenjar pankreas. yang mengekresikan insulin melalui pulau langerhans yang berada dalam kelenjar pankreas. Didalam kelenjar pankreas terdapat sel beta yang menghasilkan insulin, didalam penkreas Didalam kelenjar pankreas terdapat sel beta yang menghasilkan insulin, didalam penkreas mengandung lebih kurang 100.000 pulau langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta. Selain itu mengandung lebih kurang 100.000 pulau langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta. Selain itu  pankreas

 pankreas juga juga terdapat terdapat sel sel alfa, alfa, yang yang bekerja bekerja sebaliknya sebaliknya insulin, insulin, sel sel ini ini menghasilkan menghasilkan glukagonglukagon yang berfungsi untuk meningkatkan gula darah.

yang berfungsi untuk meningkatkan gula darah.

Insulin adalah suatu hormon yang menurunkan kadar gula darah dengan meransang Insulin adalah suatu hormon yang menurunkan kadar gula darah dengan meransang  perubahan glukosa menjadi glukagen untuk

 perubahan glukosa menjadi glukagen untuk disimpan dan dengan meningkatkan ambilan glukosadisimpan dan dengan meningkatkan ambilan glukosa selular. Dan berfungsi memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan selular. Dan berfungsi memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa serta lemak. Asupan glukosa yang terdapat dalam darah dihasilkan dari menggunakan glukosa serta lemak. Asupan glukosa yang terdapat dalam darah dihasilkan dari  pemecahan karbohid

 pemecahan karbohidrat dalam rat dalam berbagai bentuk berbagai bentuk termasuk monosakarida termasuk monosakarida dan undan unit-unit kimia it-unit kimia yangyang komplek, disakarida dan polisakarida. Karbohidrat dikosumsi didalam tubuh dan dipecahkan komplek, disakarida dan polisakarida. Karbohidrat dikosumsi didalam tubuh dan dipecahkan

(10)
(11)

menjadi monosakarida kemudian diserap dalam tubuh melalui duodenum dan jejunum menjadi monosakarida kemudian diserap dalam tubuh melalui duodenum dan jejunum  proksimal.  proksimal. (Evelyn C. Pearce, 2002) (Evelyn C. Pearce, 2002) D. D. EtiologiEtiologi

Ada beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya ulkus diabetik, yaitu : Ada beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya ulkus diabetik, yaitu : a.

a.  Neuropati diabetik. Neuropati diabetik.

Adalah kelainan urat saraf akibat DM karena tinggi kadar dalam darah yang bisa merusak Adalah kelainan urat saraf akibat DM karena tinggi kadar dalam darah yang bisa merusak urat saraf penderita dan menyebabkan hilang atau menurunnya rasa nyeri pada kaki, sehingga urat saraf penderita dan menyebabkan hilang atau menurunnya rasa nyeri pada kaki, sehingga apabila penderita mengalami trauma kadang-kadang tidak terasa. Gejala-gejala Neuropati : apabila penderita mengalami trauma kadang-kadang tidak terasa. Gejala-gejala Neuropati : Kesemitan, rasa panas (wedangan : bahasa jawa), rasa tebal ditelapak kaki, kram, badan sakit Kesemitan, rasa panas (wedangan : bahasa jawa), rasa tebal ditelapak kaki, kram, badan sakit semua terutama malam hari.

semua terutama malam hari.  b.

 b. Angiopati Diabetik (Penyempitan pembuluh darah)Angiopati Diabetik (Penyempitan pembuluh darah)

Pembuluh darah besar atau kecil pada penderita DM mudah menyempit dan tersumbat Pembuluh darah besar atau kecil pada penderita DM mudah menyempit dan tersumbat oleh gumpalan darah. Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang/ besar pada tungkai oleh gumpalan darah. Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang/ besar pada tungkai maka tungkai akan mudah mengalami gangren diabetik yaitu luka pada kaki yang merah maka tungkai akan mudah mengalami gangren diabetik yaitu luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk. Adapun angiopati menyebabkan asupan nutrisi, oksigen serta kehitaman dan berbau busuk. Adapun angiopati menyebabkan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotik terganggu sehingga menyebabkan kulit sulit sembuh.

antibiotik terganggu sehingga menyebabkan kulit sulit sembuh. c.

c. InfeksiInfeksi

Infeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran listrik (neoropati). Infeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran listrik (neoropati).

(Roger Watson, 2002) (Roger Watson, 2002)

E.

E. PatofisiologiPatofisiologi

Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes. ( Askandar, 2001 ) kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes. ( Askandar, 2001 )

(12)
(13)

F.

F. Manifestasi KlinisManifestasi Klinis

Gangren diabetik akibat mikroangiopatik disebut juga gangren panas karena walaupun Gangren diabetik akibat mikroangiopatik disebut juga gangren panas karena walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan, dan biasanya teraba nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan, dan biasanya teraba  pulsasi

 pulsasi arteri arteri di di bagian bagian distal. distal. Biasanya Biasanya terdapat terdapat ulkus ulkus diabetik diabetik pada pada telapak telapak kaki. kaki. ProsesProses makroangiopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli akan makroangiopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli akan memberikan gejala klinis 5 P, yaitu :

memberikan gejala klinis 5 P, yaitu : a.

a. Pain (nyeri).Pain (nyeri).  b.

 b. Paleness (kepucatan).Paleness (kepucatan). c.

c. Paresthesia (parestesia dan kesemutan).Paresthesia (parestesia dan kesemutan). d.

d. Pulselessness (denyut nadi hilang).Pulselessness (denyut nadi hilang). e.

e. Paralysis (lumpuh).Paralysis (lumpuh).

Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari Fontaine, Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari Fontaine, yaitu 4 :

yaitu 4 : a.

a. Stadium I ; asimptomatis atau gejala tidak khas( kesemutan )Stadium I ; asimptomatis atau gejala tidak khas( kesemutan )  b.

 b. Stadium II ; terjadi klaudikasio intermiten.Stadium II ; terjadi klaudikasio intermiten. c.

c. Stadium III ; timbul nyeri saat istirahat.Stadium III ; timbul nyeri saat istirahat. d.

d. Stadium IV ; berupa manifestasi kerusakan jaringan karena Stadium IV ; berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).anoksia (ulkus).

(Smeltzer C Suzanne, 2001) (Smeltzer C Suzanne, 2001)

G.

G. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang 1.

1. Pemeriksaan darahPemeriksaan darah

Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua  jam post prandial > 200 mg/dl.

 jam post prandial > 200 mg/dl. 2.

2. UrineUrine

Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ )

kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ) 3.

3. Kultur pusKultur pus

Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.

kuman.

(zaidah 2005) (zaidah 2005)

(14)
(15)

H.

H. PenatalaksanaanPenatalaksanaan 1.

1. MedisMedis

 penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes Mellitus meliputi:  penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes Mellitus meliputi: a.

a. Obat hiperglikemik oral (OHO).Obat hiperglikemik oral (OHO).

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan : Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan : 1.

1. Pemicu sekresi insulin.Pemicu sekresi insulin. 2.

2. Penambah sensitivitas terhadap insulin.Penambah sensitivitas terhadap insulin. 3.

3. Penghambat glukoneogenesis.Penghambat glukoneogenesis. 4.

4. Penghambat glukosidase alfa.Penghambat glukosidase alfa.  b.

 b. InsulinInsulin

Insulin diperlukan pada keadaan : Insulin diperlukan pada keadaan : 1.

1. Penurunan berat badan yang cepat.Penurunan berat badan yang cepat. 2.

2. Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis. 3.

3. Ketoasidosis diabetik.Ketoasidosis diabetik. 4.

4. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat. c.

c. Terapi KombinasiTerapi Kombinasi

Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah.

secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah. 2.

2. KeperawatananKeperawatanan a.

a. Memperbaiki keadaan umum penderita dengan nutrisi yang memadaiMemperbaiki keadaan umum penderita dengan nutrisi yang memadai  b.

 b. Pemberian anti agregasi trombosit jika diperlukan, hipolipidemik dan anti hopertensiPemberian anti agregasi trombosit jika diperlukan, hipolipidemik dan anti hopertensi c.

c. Bila dicurigai suatu gangren, segera diberikan antibiotik spektrum luas, meskipun untukBila dicurigai suatu gangren, segera diberikan antibiotik spektrum luas, meskipun untuk menghancurkan klostridia hanya diperlukan penisilin.

menghancurkan klostridia hanya diperlukan penisilin. d.

d. Dilakukan pengangkatan jaringan yang rusak. Kadang-kadang jika sirkulasi sangat jelek,Dilakukan pengangkatan jaringan yang rusak. Kadang-kadang jika sirkulasi sangat jelek, sebagian atau seluruh anggota tubuh harus diamputasi untu

sebagian atau seluruh anggota tubuh harus diamputasi untukk mencegah penyebaran infeksi.mencegah penyebaran infeksi. e.

e. Terapi oksigen bertekanan tinggi (Terapi oksigen bertekanan tinggi (oksigen hiperbarik oksigen hiperbarik ) bisa juga digunakan untuk mengobati) bisa juga digunakan untuk mengobati gangren kulit yang luas. Penderita ditempatkan dalam ruangan yang mengandung oksigen gangren kulit yang luas. Penderita ditempatkan dalam ruangan yang mengandung oksigen  bertekanan tinggi, yang akan membantu membunuh klostridia.

 bertekanan tinggi, yang akan membantu membunuh klostridia. f.

f. Bersihkan luka di kulit dengan seksama.Bersihkan luka di kulit dengan seksama. g.

g. Waspada akan tanda-tanda terjadinya infeksi (kemerahan, nyeri, keluarnya cairan,Waspada akan tanda-tanda terjadinya infeksi (kemerahan, nyeri, keluarnya cairan,  pembengkakan).

(16)
(17)

(Soegondo, 2006) (Soegondo, 2006)

I.

I. KomplikasiKomplikasi

 Osteomyelitis (infeksi pada tulang)Osteomyelitis (infeksi pada tulang)   SepsisSepsis   KematianKematian (Soegondo, 2006) (Soegondo, 2006) J. J. PhatwayPhatway

(18)
(19)
(20)
(21)

BAB III BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN A. A. PengkajianPengkajian 1. 1. AnamneseAnamnese Identitas penderita Identitas penderita

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status  perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.

 perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis. 2.

2. Keluhan UtamaKeluhan Utama

Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh

yang tidak sembuh –  –  sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka. sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka. 3.

3. Riwayat kesehatanRiwayat kesehatan a.

a. Riwayat Kesehatan sekarangRiwayat Kesehatan sekarang

Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.

dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.  b.

 b. Riwayat kesehatan dahuluRiwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit

Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit –  –   penyakit   penyakit lain yang lain yang ada kaitannya ada kaitannya dengandengan defisiensi insulin

defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitasAdanya riwayat penyakit jantung, obesitas,, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.

digunakan oleh penderita. c.

c. Riwayat kesehatan keluargaRiwayat kesehatan keluarga

Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.

misal hipertensi, jantung. d.

d. Riwayat psikososialRiwayat psikososial

Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.

(22)
(23)

4.

4. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik a.

a. Status kesehatan umumStatus kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda  – 

 –  tanda vital. tanda vital.  b.

 b. Kepala dan leherKepala dan leher

Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.

diplopia, lensa mata keruh. c.

c. Sistem integumentSistem integument

Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah

suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambutluka, tekstur rambut dan kuku.

dan kuku. d.

d. Sistem pernafasanSistem pernafasan

Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.

infeksi. e.

e. Sistem kardiovaskulerSistem kardiovaskuler Perfusi

Perfusi jaringan menurun, jaringan menurun, nadi perifer nadi perifer lemah atau lemah atau berkurang, takikardi/bradikarberkurang, takikardi/bradikardi,di, hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.

hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis. f.

f. Sistem gastrointestinalSistem gastrointestinal

Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat  badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.

 badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas. g.

g. Sistem urinarySistem urinary

Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat b

Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat b erkemih.erkemih. h.

h. Sistem musculoskeletalSistem musculoskeletal

Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.

nyeri, adanya gangren di ekstrimitas. i.

i. Sistem neurologisSistem neurologis

Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.

(24)
(25)

B.

B. DiagnosaDiagnosa 1.

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen menurun karena penyempitanGangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen menurun karena penyempitan  pembuluh darah

 pembuluh darah 2.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makanGangguan pemenuhan kebutuhan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun dan mual muntah

menurun dan mual muntah 3.

3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pngobatan yang tidak adekuatResiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pngobatan yang tidak adekuat 4.

4. Gangguan rasa aman nyaman : nyeri berhubungan dengan iskemia atau kematian jaringanGangguan rasa aman nyaman : nyeri berhubungan dengan iskemia atau kematian jaringan 5.

5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka yang dideritaGangguan integritas kulit berhubungan dengan luka yang diderita 6.

6. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri yang dirasakanKeterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri yang dirasakan 7.

7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri yang dirasakanGangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri yang dirasakan 8.

8. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan bentuk jaringanGangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan bentuk jaringan 9.

9. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan klien tentang penyakitnyaAnsietas berhubungan dengan ketidaktahuan klien tentang penyakitnya

C.

C. IntervensiIntervensi

Dx.1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen menurun karena Dx.1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen menurun karena  penyempitan pembuluh darah

 penyempitan pembuluh darah

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam tidak terjadi gangguan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam tidak terjadi gangguan  perfusi jaringan.

 perfusi jaringan. Kriteria Hasil : Kriteria Hasil : a.

a. Denyut nadi perifer teraba kuat dan regularDenyut nadi perifer teraba kuat dan regular  b.

 b. Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis.Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis. c.

c. Kulit sekitar luka teraba hangat.Kulit sekitar luka teraba hangat. d.

d. Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah. e.

e. Sensorik dan motorik membaikSensorik dan motorik membaik Rencana tindakan :

Rencana tindakan : 1.

1. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasiAjarkan pasien untuk melakukan mobilisasi

Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah. Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah. 2.

2. Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah : Atur kaki sedikit lebihAjarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah : Atur kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu istirahat), hindari penyilangkan kaki, hindari rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu istirahat), hindari penyilangkan kaki, hindari  balutan ketat, hindari penggunaan bantal di belakang lutut dan sebagainya.

 balutan ketat, hindari penggunaan bantal di belakang lutut dan sebagainya.

Rasional: meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema. Rasional: meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema.

(26)
(27)

3.

3. Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa : Hindari diet tinggi kolestrol, teknikAjarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa : Hindari diet tinggi kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat vasokontriksi.

relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat vasokontriksi.

Rasional: kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok dapat Rasional: kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk mengurangi efek dari menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk mengurangi efek dari stres.

stres. 4.

4. Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darahKerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO

secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).).

Rasional: pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi Rasional: pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi  jaringan

 jaringan dapat dapat diperbaiki, diperbaiki, sedangkan sedangkan pemeriksaan pemeriksaan gula gula darah darah secara secara rutin rutin dapat dapat mengetahuimengetahui  perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.  perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.

Dx.2 Gangguan pemenuhan kebutuhan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan Dx.2 Gangguan pemenuhan kebutuhan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan menurun dan mual muntah

menurun dan mual muntah

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Kebutuhan nutrisi dapat Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

terpenuhi Kriteria hasil : Kriteria hasil : a.

a. Berat badan dan tinggi badan ideal.Berat badan dan tinggi badan ideal.  b.

 b. Pasien mematuhi dietnya.Pasien mematuhi dietnya. c.

c. Kadar gula darah dalam batas normal.Kadar gula darah dalam batas normal. d.

d. Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia.Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia. Rencana Tindakan :

Rencana Tindakan : 1.

1. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.

Rasional : Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat Rasional : Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.

diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat. 2.

2. Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.

Rasional : Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya Rasional : Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.

hipoglikemia/hiperglikemia. 3.

3. Timbang berat badan setiap seminggu sekali.Timbang berat badan setiap seminggu sekali.

Rasional : Mengetahui perkembangan berat badan pasien ( berat badan merupakan salah satu Rasional : Mengetahui perkembangan berat badan pasien ( berat badan merupakan salah satu indikasi untuk menentukan diet ).

(28)
(29)

4.

4. Identifikasi perubahan pola makan.Identifikasi perubahan pola makan.

Rasional : Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan. Rasional : Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan. 5.

5. Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pKerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet diabetik.emberian insulin dan diet diabetik.

Rasional : Pemberian insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam jaringan sehingga Rasional : Pemberian insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam jaringan sehingga gula darah menurun, pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurunan gula darah dan gula darah menurun, pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurunan gula darah dan mencegah komplikasi.

mencegah komplikasi.

Dx.3 Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pngobatan yang tidak adekuat Dx.3 Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pngobatan yang tidak adekuat

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi penyebaran Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi penyebaran infeksi (sepsis).

infeksi (sepsis). Kriteria Hasil : Kriteria Hasil : a.

a. Tanda-tanda infeksi tidak ada.Tanda-tanda infeksi tidak ada.  b.

 b. Tanda-tanda vital dalam batas normal ( S: 36 Tanda-tanda vital dalam batas normal ( S: 36 -37,50C )-37,50C ) c.

c. Keadaan luka baik dan kadar gula darah normal.Keadaan luka baik dan kadar gula darah normal. Rencana tindakan :

Rencana tindakan : 1.

1. Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka.Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka.

Rasional : Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksi dapat membantu Rasional : Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksi dapat membantu menentukan tindakan selanjutnya.

menentukan tindakan selanjutnya. 2.

2. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri selama perawatan.Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri selama perawatan. Rasional : Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi kuman. Rasional : Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi kuman. 3.

3. Lakukan perawatan luka secara aseptik.Lakukan perawatan luka secara aseptik.

Rasional : Untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi. Rasional : Untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi. 4.

4. Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang ditetapkan.Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang ditetapkan.

Rasional : Diet yang tepat, latihan fisik yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh, Rasional : Diet yang tepat, latihan fisik yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh,  pengobatan

 pengobatan yang tepat, yang tepat, mempercepat penmempercepat penyembuhan sehingyembuhan sehingga memperkecil ga memperkecil kemungkinan kemungkinan terjaditerjadi  penyebaran infeksi.

 penyebaran infeksi. 5.

5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotikaKolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika Rasional : Antibiotika dapat menbunuh kuman.

Rasional : Antibiotika dapat menbunuh kuman.

Dx.4 Gangguan rasa aman nyaman : nyeri berhubungan dengan iskemia atau kematian jaringan Dx.4 Gangguan rasa aman nyaman : nyeri berhubungan dengan iskemia atau kematian jaringan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam rasa nyeri hilang/berkurang Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam rasa nyeri hilang/berkurang

(30)
(31)

Kriteria hasil : Kriteria hasil : a.

a. Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang atau hilang.Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang atau hilang.  b.

 b. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi nyeri.Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi nyeri. c.

c. Elspresi wajah klien rileks.Elspresi wajah klien rileks. d.

d. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.(S : 36Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.(S : 36 –  –  37,5 37,500C, N: 60C, N: 60 –  –  80 x /menit, 80 x /menit, T : 120/80mmHg, RR : 18

T : 120/80mmHg, RR : 18 –  –  20 x /menit ). 20 x /menit ). Rencana tindakan :

Rencana tindakan : 1.

1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.

Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien. Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien. 2.

2. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.

Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan  pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.

 pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan. 3.

3. Ciptakan lingkungan yang tenang.Ciptakan lingkungan yang tenang.

Rasional: Rangsang yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri. Rasional: Rangsang yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri. 4.

4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.

Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa

Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.nyeri yang dirasakan pasien. 5.

5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.

Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.

relaksasi seoptimal mungkin. 6.

6. Lakukan massage saat rawat luka.Lakukan massage saat rawat luka.

Rasional : Massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pus. Rasional : Massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pus. 7.

7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.

Rasional : Obat-obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien Rasional : Obat-obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien Dx.5 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka yang diderita Dx.5 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka yang diderita

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 x 24 jam tercapainya proses Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 x 24 jam tercapainya proses  penyembuhan luka.

 penyembuhan luka. Kriteria hasil : Kriteria hasil : a.

a. Berkurangnya oedema sekitar luka.Berkurangnya oedema sekitar luka.  b.

 b. Pus dan jaringan berkurangPus dan jaringan berkurang c.

c. Adanya jaringan granulasi.Adanya jaringan granulasi. d.

(32)
(33)

Rencana tindakan : Rencana tindakan : 1.

1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.

Rasional: Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam Rasional: Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya.

menentukan tindakan selanjutnya. 2.

2. Rawat luka dengan baik dan benar : Membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutanRawat luka dengan baik dan benar : Membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.

mati.

Rasional: Merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka dan larutan yang Rasional: Merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka dan larutan yang iritatif akan merusak jaringan granulasi tyang timbul, sisa balutan jaringan nekrosis dapat iritatif akan merusak jaringan granulasi tyang timbul, sisa balutan jaringan nekrosis dapat menghambat proses granulasi.

menghambat proses granulasi. 3.

3. Ajarkan klien atau keluarga tentang perawatan luka yang baik dan benarAjarkan klien atau keluarga tentang perawatan luka yang baik dan benar

Rasional : mengajarkan klien tentang perawatan luka dengan baik dan benar diharapkan klien Rasional : mengajarkan klien tentang perawatan luka dengan baik dan benar diharapkan klien dapat merawat lukanya dengan mandiri jika berada dirumah

dapat merawat lukanya dengan mandiri jika berada dirumah 4.

4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gulaKolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.

darah pemberian anti biotik.

Rasional: insulin akan menurunkan kadar gula darah, pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui Rasional: insulin akan menurunkan kadar gula darah, pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui  jenis

 jenis kuman kuman dan dan anti anti biotik biotik yang yang tepat tepat untuk untuk pengobatan, pengobatan, pemeriksaan pemeriksaan kadar kadar gula gula darah darah untukuntuk mengetahui perkembangan penyakit.

mengetahui perkembangan penyakit.

Dx.6 Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri yang dirasakan Dx.6 Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri yang dirasakan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam pasien dapat mencapai Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang optimal.

tingkat kemampuan aktivitas yang optimal. Kriteria Hasil :

Kriteria Hasil : a.

a. Pergerakan pasien bertambah luasPergerakan pasien bertambah luas  b.

 b. Pasien dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan ( duduk, berdiri, berjalan ).Pasien dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan ( duduk, berdiri, berjalan ). c.

c. Rasa nyeri berkurang.Rasa nyeri berkurang. d.

d. Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan.Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan. Rencana tindakan :

Rencana tindakan : 1.

1. Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien.Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien.

Rasional : Untuk mengetahui derajat kekuatan otot-otot kaki pasien. Rasional : Untuk mengetahui derajat kekuatan otot-otot kaki pasien.

(34)
(35)

2.

2. Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar gula darah dalamBeri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar gula darah dalam keadaan normal.

keadaan normal.

Rasional : Pasien mengerti pentingnya aktivitas sehingga dapat kooperatif dalam tindakan Rasional : Pasien mengerti pentingnya aktivitas sehingga dapat kooperatif dalam tindakan keperawatan.

keperawatan. 3.

3. Anjurkan pasien untuk menggerakkan/mengangkat ekstrimitas bawah sesuai kemampuan.Anjurkan pasien untuk menggerakkan/mengangkat ekstrimitas bawah sesuai kemampuan. Rasional : Untuk melatih otot

Rasional : Untuk melatih otot –  –  otot kaki sehingg berfungsi dengan baik. otot kaki sehingg berfungsi dengan baik. 4.

4. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.

Rasional : Agar kebutuhan pasien tetap dapat terpenuhi. Rasional : Agar kebutuhan pasien tetap dapat terpenuhi. 5.

5. Kerja sama dengan tim kesehatan lain : dokter Kerja sama dengan tim kesehatan lain : dokter ( pemberian analgesik ) dan tenaga ( pemberian analgesik ) dan tenaga fisioterapi.fisioterapi. Rasional : Analgesik dapat membantu mengurangi rasa nyeri, fisioterapi untuk melatih pasien Rasional : Analgesik dapat membantu mengurangi rasa nyeri, fisioterapi untuk melatih pasien melakukan aktivitas secara bertahap dan benar.

melakukan aktivitas secara bertahap dan benar.

Dx.7 Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri yang dirasakan Dx.7 Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri yang dirasakan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam pasien dapat mencapai pola Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam pasien dapat mencapai pola tidur yang optimal.

tidur yang optimal. Kriteria Hasil : Kriteria Hasil : a.

a. Pasien dapat istirahat dengan nyamanPasien dapat istirahat dengan nyaman  b.

 b. Rasa nyeri berkurang.Rasa nyeri berkurang. Rencana tindakan : Rencana tindakan : 1.

1. Kaji dan identifikasi tingkat pola tidur pasienKaji dan identifikasi tingkat pola tidur pasien Rasional : Untuk mengetahui berapa jam

Rasional : Untuk mengetahui berapa jam pasien beristirahat.pasien beristirahat. 2.

2. Beri penjelasan tentang pentingnya beristirahat.Beri penjelasan tentang pentingnya beristirahat.

Rasional : Pasien mengerti pentingnya beristirahat yang cukup untuk mempercepat kesembuhan. Rasional : Pasien mengerti pentingnya beristirahat yang cukup untuk mempercepat kesembuhan. 3.

3. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk kenyamanan beristirahat.Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk kenyamanan beristirahat. Rasional : Untuk melatih otot

Rasional : Untuk melatih otot –  –  otot kaki sehingg berfungsi dengan baik. otot kaki sehingg berfungsi dengan baik. 4.

4. Beri rasa aman dan nyaman bagi pasienBeri rasa aman dan nyaman bagi pasien

Rasional : Agar mengoptimalkan istirahat pasien. Rasional : Agar mengoptimalkan istirahat pasien.

Dx.8 Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan bentuk jaringan Dx.8 Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan bentuk jaringan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam Pasien dapat menerima Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam Pasien dapat menerima  perubahan bentuk salah satu anggota tubuhnya secar positif.

(36)
(37)

Kriteria Hasil : Kriteria Hasil : a.

a. Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tanpa rasa malu dan rendah diri.Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tanpa rasa malu dan rendah diri.  b.

 b. Pasien yakin akan kemampuan yang dimiliki.Pasien yakin akan kemampuan yang dimiliki. Rencana tindakan :

Rencana tindakan : 1.

1. Kaji perasaan/persepsi pasien tentang perubahan gambaran diri berhubungan dengan keadaanKaji perasaan/persepsi pasien tentang perubahan gambaran diri berhubungan dengan keadaan anggota tubuhnya yang kurang berfungsi secara normal.

anggota tubuhnya yang kurang berfungsi secara normal.

Rasional : Mengetahui adanya rasa negatif pasien terhadap dirinya. Rasional : Mengetahui adanya rasa negatif pasien terhadap dirinya. 2.

2. Lakukan pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan pasien.Lakukan pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan pasien. Rasional : Memudahkan dalm menggali permasalahan pasien.

Rasional : Memudahkan dalm menggali permasalahan pasien. 3.

3. Tunjukkan rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien.Tunjukkan rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien. Rasional : Pasien akan merasa dirinya di ha

Rasional : Pasien akan merasa dirinya di hargai.rgai. 4.

4. Bantu pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.Bantu pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.

Rasional : dapat meningkatkan kemampuan dalam mengadakan hubungan dengan orang lain dan Rasional : dapat meningkatkan kemampuan dalam mengadakan hubungan dengan orang lain dan menghilangkan perasaan terisolasi.

menghilangkan perasaan terisolasi. 5.

5. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan.Beri kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan. Rasional : Untuk mendapatkan dukungan dalam proses berkabung yang normal. Rasional : Untuk mendapatkan dukungan dalam proses berkabung yang normal. 6.

6. Beri dorongan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan diri dan hargai pemecahan masalahBeri dorongan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan diri dan hargai pemecahan masalah yang konstruktif dari pasien.

yang konstruktif dari pasien.

Rasional : Untuk meningkatkan perilaku yang adiktif dari pasien. Rasional : Untuk meningkatkan perilaku yang adiktif dari pasien.

Dx.9 Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan klien tentang penyakitnya Dx.9 Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan klien tentang penyakitnya

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam rasa cemas Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam rasa cemas  berkurang/hilang.

 berkurang/hilang. Kriteria Hasil : Kriteria Hasil : a.

a. Pasien dapat mengidentifikasikan sebab kecemasan.Pasien dapat mengidentifikasikan sebab kecemasan.  b.

 b. Emosi stabil, pasien tenangEmosi stabil, pasien tenang c.

c. Istirahat cukup.Istirahat cukup. Rencana tindakan : Rencana tindakan : 1.

(38)
(39)

Rasional : Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa Rasional : Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat.

memberikan intervensi yang cepat dan tepat. 2.

2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya. Rasional : Dapat meringankan beban pikiran pasien.

Rasional : Dapat meringankan beban pikiran pasien. 3.

3. Gunakan komunikasi terapeutik.Gunakan komunikasi terapeutik.

Rasional : Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif Rasional : Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.

dalam tindakan keperawatan. 4.

4. Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalamBeri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.

tindakan keperawatan.

Rasional : Informasi yang akurat tentang penyakitnya dan keikutsertaan pasien dalam melakukan Rasional : Informasi yang akurat tentang penyakitnya dan keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat mengurangi beban pikiran pasien.

tindakan dapat mengurangi beban pikiran pasien. 5.

5. Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusahaBerikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.

memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.

Rasional : Sikap positif dari timkesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang Rasional : Sikap positif dari timkesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.

dirasakan pasien. 6.

6. Berikan Berikan kesempatan pada kesempatan pada keluarga untuk keluarga untuk mendampingi pasimendampingi pasien secara en secara bergantian.bergantian. Rasional : Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu. Rasional : Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu. 7.

7. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Rasional : lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien. Rasional : lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien.

(40)
(41)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Price, A.S (1995).

Price, A.S (1995). Patofisologi: konsep klinis proses-proses penyakit. ( Patofisologi: konsep klinis proses-proses penyakit. (edisi 4),edisi 4), Jakarta: EGC Jakarta: EGC Brunner dan Suddarth. (2002).

Brunner dan Suddarth. (2002). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC. Jakarta: EGC Doenges, M.E.et all. (2000).

Doenges, M.E.et all. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. (edisi 3). Rencana Asuhan Keperawatan. (edisi 3). Jakarta: EGC Jakarta: EGC Evelyn C. Pearce (2003).

Evelyn C. Pearce (2003). Anatomi Fisiologi; untuk paramedis Anatomi Fisiologi; untuk paramedis , Jakarta: PT Gramedia , Jakarta: PT Gramedia http://internisjournal.blogspot.com/2009/02/ulkus-diabetikum.html

http://internisjournal.blogspot.com/2009/02/ulkus-diabetikum.html

http://ifan050285.wordpress.com/2010/02/21/ulkus-diabetikum/ http://ifan050285.wordpress.com/2010/02/21/ulkus-diabetikum/

(42)

Referensi

Dokumen terkait

Obat ini bekerja dengan menghambat kerja enzim alfa glukosidase didalam saluran #erna sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia postprandial. Obat

Meningkatkan perilaku perawatan kaki merupakan salah satu strategi yang paling efektif dalam mencegah terjadinya ulkus kaki pada pasien Diabetes Mellitus

Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi

Insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel berkurang atau berabah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil masuk akibatnya

Ulkus: luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir yang disertai kematian.. jaringan yang luas dan

Pemberian insulin akan ,menurunkan hormon glukagon sehingga dapat menekan produksi benda keton di hati, pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak, pelepasan asam amino

Rasional : Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan. Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet diabetik... Rasional

Ulkus Diabetikum Definisi Infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat yang berhubungan dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada tungkai bawah Epidemiologi