Ulkus Diabetiku
m
Pembimbing:
dr. Chandra Svara, Sp.B Disusun oleh:
Jessie Christiadi Widjaja (112021346)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA
PERIODE 10 APRIL- 17 JUNI 2023
Definition + Main types
Symptoms
Diagnosis Organs affected
Complications
Diabetes
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
Klasik DM (polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan berat badan), keluhan lain (lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi, pruritus vulva)
GDP ≥ 126 mg/dL (puasa minimal 8 jam)/ GDS ≥200 mg/dL dengan keluhan klasik/ GD ≥ 200 mg/dl setelah 2 jam TTGO/
HbA1c ≥6.5%
Komplikasi akut (krisis hiperglikemia (KAD dan SHH), hipoglikemia (Whipple’s triad)) dan komplikasi kronik (makroangiopati dan mikroangiopati)
Ulkus Diabetikum
Definisi
Infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat yang berhubungan dengan
neuropati dan penyakit
vaskuler perifer pada tungkai bawah
Epidemiologi
RISKESDAS 2018, penderita DM 1.017.290 (45-70 tahun) Wanita>pria
AS, amputasi kaki karena ulkus diabetikum (50% dari seluruh amputasi)
Kematian pasca amputasi juga masih tinggi
30-50% setelah amputasi
memerlukan tindakan amputasi kaki sebelahnya dalam waktu 1-3 tahun
Faktor Risiko
Usia, Jenis kelamin, ras, riwayat trauma dan infeksi, kontrol glikemik, riwayat sindrom metabolik, merokok
Etiologi
Neuropati diabetik, Kelainan Vaskular (PAD), Infeksi
Klasifikasi
Edmonds, wagner, Texas, PEDIS, berdasarkan derajat infeksi menurut PERKENI
Etiologi – neuropati diabetik
sensorik
Penurunan sensasi ambang nosiseptif
tidak sadar muncul luka
autonomik
Kulit kering dan mudah terdisintegrasi
motorik
Anatomi kaki abnormal (clawing toe), arkus
pedis meninggi, subluksasi metatarsofalang, peningkatan tekanan memicu pembentukan
kalus dan luka
penyebab
Hiperglikemi aktivasi poliol, PKC, AGES, pembentukan radikal
bebas menurunnya vasodilatasi aliran darah menurun, myoinositol rendah
neuropati diabetik
Kalsifikasi
Gejala klinis (simetris, fokal / multifocal, atau nyeri, paralitik, dan ataksik), tipe
serat saraf yang terkena (motorik, sensorik,
autonomik)
Etiologi
Kelainan
vaskular Infeksi
PAD
Penyebab
Penyebab lain
awal
penyebab
selanjutnya
Pada pembuluh darah setelah keluar dari jantung melipuri a. carotis, a.
renalis, a. mesenterika, aortoiliaka termasuk ekstremtas
Arterosklerosis, hiperkolestrolemia, hipertensi, perokok
Iskemik pada PAD meningkatkan risiko luka menjadi terinfeksi
Kerusakan pertahanan kulit pada daerah trauma/ulkus
Neuropati perifer
Luka terbuka kolonisasi bakteri (flora normal) invasi dan infeksi
Klasifikasi
Edmonds
Stage I : normal foot Stage II : high risk foot Stage III: ulcerated foot Stage IV: threatened foot Stage V: necrotic foot
Stage VI : unsalvageable foot
Wagner
Klasifikasi
Diagnosis
Evaluasi vaskular
Untuk melihat perfusi jaringna pembuluh darah
Pemeriksaan
neuropatik sensorik
Tes sensasi raba, getar, suhu, nyeri, dengan garpu tala,
jarum, tes refleks tumit
Anamnesis
Riwayat DM tidak terkontrol, riwayat penyakit iskemik, trauma, kaki baal, kesemutan, tidak terasa nyeri, terasa dingin
PF : Inspeksi
Kulit kering, kaku dan retak, rambut kaki yang menipis, kelainan bentuk dan warna kuku, kalus, perubahan bentuk jari, telapak, dan tulang, bekas luka/ riwayat amputasi jari-jari, perubahan warna kulit kaki (kemerahan, kebiruan atau kehitaman)
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
GDS, GDP, GD2PP,HbA1c, CBC, urinalisis, foto rontgen, EMG (electromyograph), Ankle brachial index
Tatalaksana
Mengatasi penyakit
Pencegahan primer
Edukasi mengenai kaki diabetes dan cara mencegahnya
Pencegahan sekunder
Kontrol metabolik, kontrol vascular, kendalikan tekanan
farmakologis
Antibiotik berdasarkan luka
Debridemen dan pembedahan
Untuk membersihkan jaringan nekrotik
Tatalaksana
Debridement
Debridement
mekanik, enzimatik, autolitik, biologic, dan bedah
mekanik
Irigasi luka dengan cairan fisiologis, ultrasonic laser dalam rangka membersihkan jaringna nekrotik
enzimatik
Enzim eksogen secara topical pada lesi seperti
kolagenasi
autolitik
Melibatkan makrofag dan enzim proteolitik endogen (alami), pereparat hydrogel dan hydrocolloid (sintesis)
biologi
Belatung (Lucilla serricata) yang di sterilkan
Bedah
Paling cepat dan efisien mengevakuasi bakteri terkontaminasi, mengangkat jaringan nekrotik sehingga mepercepat penyembuhan, menghilangkan kalus, mengurangi risiko infeksi lokal
Tatalaksana
Mengurangi beban tekanan (off loading)
Berjalan : kaki akan mendapat beban yang besar + neuropati mudah terluka
Mengurangi kecepatan saat berjalan, istirahat (bed rest), kursi roda, alas kaki, removable cast walker, total contact cast, sepatu boot ambulatory
Perawatan luka
Moist wound healing agar kaki tetap lembab
dressing
Dressing yang sering dipakai : hydrocolloid, hydrogel, calcium alginate, foam, kompres anti mikroba
farmakologis
B-laktam
tetrasiklin Glikopeptida
klindamisin
Sulfonamida Oksazolidinona linezoid
Sulfonamid dengan penghambat didro folat reductase (trimethorprim atau pirimetamin) u/ s. aureus dan MRSA Sediaan : kotrikomoksasol
(sulfametoksazol dan trimethroprim) Menghambat sintesis protein
dengan mencegah kompleks ribosom. u/ kokus gram (+) dan batang gram (+) Dosis : 400 mg/12 jam 10-14 hari
u/ bakteri aerob kokus gram (+) Oral : 150-300 mg/ 6jam IV/IM: 600 mg – 12 gr/6-12
jam
Menghambat sintesis protein, u/ gram (+) dan (-)
Doksisiklin oral 100 mg/12 jam (hari-1) diikuti 100 mg 12-24 jam
Doksisiklin IV: 200 mg (hari 1), 100-200 mg/ hari
Menghambat sintesis dinding sel dengan berikatan secara kuat pada ujung D-Ala-D- Ala (peptidoglikan yang baru terbentuk) Vankomisin IV 500 mg/6 jam 1 g/12 jam
Menghambat pembentukan peptidoglikan (komponen dinding sel bakteri) dengan mengganggu reaksi transpeptidase.
Efektif u/ gram (+) dan (-) Contoh : penisilin, sefalosporin, monobactam, karbapenem, inhibitor beta laktamase
Fluorokuinolon
Infeksi ulkus dan gangrene. Efektif terhadap gram (-). Contoh : moksifloksasin, levofloksasin, dan siprofloksasin. Dosis siprofloksasin: 500 mg/ 12 jam 7-14 hari., levofloksasin 500 mg/24 jammetronidazol
Diserap secara selektif oleh
e
bakteri anaerob dan protozoa yang sensitive.
Dosis: IV 7.5 mg/kgBB/ 6 jam
Tindakan pembedahan
jenis
Insisi dan drainase, debridemen, amputasi, bedah
revaskularisasi, bedah plastik atau bedah profilaktik
Kapan dilakukan?
Ulkus superfisial : drainase pus, mengangkat jaringan nekrotik,
membersihkan jaringan dan menghambat pertumbuhan jaringan menilai luas lesi, mengambil sampel dan kultur
bakteri
Gangren, jaringan terinfeksi, menghentikan perluasan infeksi :
amputasi
Indikasi amputasi
1. Gangren terjadi akibat iskemia atau nekrosis yang meluas 2. Infeksi yang tidak dapat
dikendalikan 3. Ulkus resisten
4. Osteomielitis
5. Amputasi jari kaki tidak berhasil 6. Bedah revaskularisasi yang
tidak berhasil 7. Trauma pada kaki 8. Luka terbuka yang terinfeksi
pada ulkus diabetikum akibat neuropati
Pencegahan – hal yang dokter perlu perhatikan
Bentuk kaki
Pembengkakan pada kaki dicari penyebabnya, charcot joint kadang menyerupai artritis degeneratif
Kulit kaki/kuku
Terjadi akibat sepatu yang sempit, dicari penebalan kulit, kalus, fisura atau ulserasi
Sepatu
Sepatu yang lebar jangan lancip
Palpasi nadi kaki
a. Tibialis posterior, doppler
Palpasi suhu kaki
Dari pedis sampai ke paha untuk
mengetahui derajat suplai darah ke perifer
Status sensorik – motoric kaki
Tes vibrasi, refleks
Edukasi
1
4 2
5 3
Gantilah kaos kaki setiap hari, jangan menggunakan kaos kaki yang terlalu ketat/
elastic namun seperti wool Pakailah sepatu yang agak lebar, khususnya Wanita.
Hindari
berjalan tanpa alas kaki
Periksa kaki setiap hari, menari kelainan lecet karena sepatu atau infeksi pada kaki/ kuku
Kuku dipotong pendek secara garis lurus agar tidak memberi luka pada sudut kuku Kaki dibersihkan dan dikeringkan, kemudian gosok dengan krim oil agar tidak kering.
Jangan direndam di air panas
Prognosis dan Kesimpulan
Kesimpulan prognosis
Manajemen yang sukses memiliki kekambuhan 66%
Arteroskelrosis menyebabkan
kematian
Penyakit hantung iskemik penyebab kematian utama
pada kaki diabetikum Kehilangan anggota
badan risiko yang signifikan dan risiko 5
tahun amputasi
kontralateral Ulkus diabetikum merupakan
komplikasi kronik yang terjadi pada pasien DM karena adanya gangguan neuropati, vascular, dan penurunan daya/imunitas tubuh. Amputasi dapat diminimalkan dengan perawatan yang tepat dan terintegrasi antara tim kesehatan dengan kerja sama keluarga dengan pasien.