• Tidak ada hasil yang ditemukan

Executive Summary PENELITIAN ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA DALAM PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI (TIK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Executive Summary PENELITIAN ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA DALAM PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI (TIK)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Executive Summary

PENELITIAN

ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA

DALAM PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI (TIK)

DALAM RANGKA PELAYANAN PUBLIK DAN KEAMANAN NASIONAL

DI DAERAH

Ketua : Handrini Ardiyanti, S.Sos., M.Si Wakil Ketua : Drs. Ahmad Budiman, M.Pd Anggota : Aryojati Ardipandanto, S.IP Debora Sanur Lindawati, SIP, Msi

Tim Politik Dalam Negeri

Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)

Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

(2)

PENELITIAN

ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA DALAM PEMBANGUNAN

TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI (TIK) DALAM RANGKA PELAYANAN PUBLIK DAN KEAMANAN NASIONAL DI DAERAH

oleh : Tim Politik Dalam Negeri*)

A. Latar Belakang

Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki peran penting dalam pembangunan suatu bangsa. Prioritas pembangunan TIK di Indonesia dititikberatkan kepada pembangunan infrastruktur TIK dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang TIK. Pembangunan infrastruktur TIK dilakukan

diantaranya pembangunan jaringan backbone Palapa Ring yang mendukung operasional

telekomunikasi, penyediaan infrastruktur TIK sampai ke pedesaan.

Terkait pembangunan TIK dalam kerangka keamanan nasional, menurut Kuntjara Pinardi merupakan satu bahasan yang sangat luas. Pembangunan TIK dalam kerangka keamanan nasional di daerah dapat dilakukan studi terhadap pembangunan TIK terkait dengan kebutuhan Komunitas Intelejen Daerah (Kominda) yang meliputi pembangunan TIK yang merancang satu tehnologi spesifik guna mempermudah pengambilan data, pengolahan data hingga mempermudah analisis dan pelaporan data intelejen. Arti

penting pembangunan TIK dalam membantu human intelejent adalah untuk

memudahkan kerja dan memudahkan pelaporan sebab dengan dimanfaatkan TIK maka kemungkinan pelaporan yang berbeda-beda oleh masing-masing personil intelejen

dapat diminimalisir.1

Pembangunan TIK dalam kerangka meningkatkan keamanan nasional di daerah memiliki korelasi dengan kebutuhan pengguna yang dalam konteks penelitian ini yaitu selain kepada Kominda juga dimaksudkan pada pemerintah daerah. Dinamika pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah khususnya dalam hal menyelenggarakan ketertiban umum dan menjaga ketentraman masyarakat, memang

*) Tim Politik Dalam Negeri, Ketua: Handrini Ardiyanti, Wakil Ketua: Ahmad Budiman, Anggota:

Aryojati Ardipandanto, Debora Sanur Lindawati.

1 Kuntjara Pinardi, “Pembangunan TIK dalam kerangka Keamanan Nasional” dalam Focus Group

Discussion dalam rangka penyusunan proposal penelitian “Pembangunan TIK dalam kerangka Keamanan Nasional” Jumat, 7 Maret 2014

(3)

semakin menuntut kecepatan arus informasi dalam satu instansi daerah, atau antar

instansi daerah, atau dengan masyarakat di daerah. Terbentuknya jaringan yang

highly-connected satu sama lain, selalu membawa konsekuensi risiko kerawanan.

Pada prakteknyanya, aktivitas koordinasi intelijen daerah melalui pelaksanaan tugas kominda, memang menghadapi masalah pada tataran implementasinya. Pembangunan TIK untuk kebutuhan Kominda dihadapi pada masalah tugas dan wewenang dari masing instansi yang berbeda-beda, arus informasi di masing-masing instansi dan kebijakan penanganan sebagai respon yang dihasilkannya.

Sedangkan permasalahan kebutuhan pemerintah daerah terutama yang terkait dengan potensi terjadinya gangguan keamanan dalam negeri di daerah, pada umumnya berkaitan kebijakan untuk merancang dan mempergunakan inovasi TIK pada aktivitas pemerintah daerah. Inovasi TIK sering kali tidak berbanding lurus dengan potensi terjadinya gangguan keamanan dalam negeri di daerahnya. Kedua masalah pada kebutuhan pengguna juga menghadapi permasalahan yang sama, pada bagaimana pengembangan TIK tetap mampu menjaga aspek kerahasiaan selama kebijakan tersebut masih berproses dan memenuhi asas transparansi dan akuntabilitas publik, ketika kebijakan sudah dihasilkan.

Untuk itu pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana potensi gangguan keamanan di daerah dalam kerangka

meningkatkan keamanan nasional?

2. Bagaimana kebutuhan kominda dan pemda dalam pembangunan TIK dalam

kerangka meningkatkan keamanan nasional?

3. Bagaimana interaksi yang terjadi antara pemerintah daerah dengan kominda

dalam sistem TIK yang dibangun?

4. Bagaimana jaminan atas kerahasiaan dalam pembangunan TIK dalam kerangka

keamanan nasional? B. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dimana teknik utama yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan melakukan wawancara

mendalam (indepth interview) terhadap informan penelitian berdasarkan panduan

(4)

pada penelitian ini didapat dengan menggunakan teknik purposive yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Informan penelitian untuk mendalami persoalan analisis kebutuhan pengguna dalam pembangunan TIK dalam rangka meningkatkan keamanan nasional ditetapkan informan penelitian yaitu:

a. Kominda (Intelejen Daerah), untuk masalah koordinasi intelijen daerah.

b. Dinas Kesbangpolimas, untuk masalah koordinasi kesatuan kebangsaan

politik dan perlindungan masyarakat

c. Dinas tenaga kerja/Dinas pendidikan untuk masalah pelayanan publik

d. Kantor pelayanan perijinan terpadu untuk masalah pelayanan perijinan

e. Universitas sebagai pembanding dari kalangan akademisi

C. TEMUAN PENELITIAN

Ancaman keamanan tidak lagi semata-mata karena adanya ancaman gerakan separatis, terorisme melainkan ancaman yang lebih komprehensif seperti kemiskinan dan sektor-sektor yang terkait dengan kepentingan publik. Proses pelaksanaan pelayanan maupun mutu produk pelayanan publik yang baik pada gilirannya dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat.

Karenanya pembangunan TIK dalam kerangka keamanan nasional di daerah pada gilirannya tidak hanya terbatas pada aktivitas koordinasi intelijen daerah melalui pelaksanaan tugas kominda melainkan juga terkait bagaimana pemerintah daerah melaksanakan pelayanan publik dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum.

Pada tataran implementasinya pembangunan TIK untuk masing-masing instansi tergantung pada tugas dan wewenang yang berbeda-beda, arus informasi di masing-masing instansi dan kebijakan penanganan sebagai respons yang dihasilkannya. Dampaknya, masing-masing instansi sebagai pengguna TIK akan mengalami pengembangan TIK yang bervariasi. Demikian pula dengan kebutuhan akan terjaganya aspek kerahasiaan dalam pemanfaatan TIK di setiap instansi akan berbeda-beda pula.

Pengembangan TIK khususnya pengemabang e-gov di kalangan pemerintah

termasuk aparat pemda belum berjalan maksimal dalam memberikan pelayanan publik. Hal ini tampak dari masih minimnya pemanfaatan sarana TIK dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat dan penyediaan informasi resmi dari pemerintah kepada masyarakat.

(5)

Pemerintah Daerah beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) banyak yang

belum memiliki website dan kalaupun ada yang sudah memiliki, maka penyediaan

informasi dan up-date informasi belum dilakukan secara rutin dan memadai. Bahkan

sebagian besar website Pemerintah Daerah belum dimanfaatkan secara optimal,

misalnya sebagai sarana interaksi dan sarana pemberian pelayanan kepada masyarakat. Penggunaan TIK oleh masyarakat belum optimal. Budaya penggunaan TIK untuk memperoleh pelayanan dari Pemerintah Daerah belum terbangun. Kebiasaan masyarakat untuk berinteraksi dan mengurus administrasi secara manual masih terus dipertahankan.

Di sektor pendidikan, pembangunan TIK masih partial belum ada blue print yang

jelas termasuk di Kampus dengan DIKTI untuk membuat laporan kinerja sistemnya masih rusak, masih formalitas. Akses interaksi dengan DIKTI belum jelas outputnya untuk apa. Belum merasa mendesak. Minim sosialisasi dan belum menjangkau dan kemampuan akses dan infrastruktur di daerah berbeda-beda.

Penggunaan TIK bagi aktivitas pemda sangat dipentingkan dalam membantu kerja

pemda dan kominda. Di bidang keamanan nasional TIK merupakan early warning

system dalam upaya penanganan gangguan keamanan .

Pelayanan publik diantarannya pemberian ijin Pelayanan Terpadu (BPMP2T) terkadang juga menemui kendala yang dapat memacu konflik dan penggunaan dan

pengembangan TIK seperti konten yang disampaikan tidak dapat

dipertanggungjawabkan dapat berpotensi menjadi ancaman bagi keamanan nasional. Meski demikian TIK dalam hal ini dapat mengambil peran untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut, sehingga pembangunan TIK mempunyai nilai strategis dalam menciptakan kondisi keamanan nasional dan daerah yang stabil.

Terkait dengan tugas Kominda, penggunaan TIK dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kominda sangat diperlukan mengingat berbagai kendala yang dialami oleh anggota Kominda baik dari faktor geografis maupun faktor lainnya, pembangunan TIK dalam mendukung fungsi Kominda sangatlah penting dan terus perlu dilakukan peningkatan. Kurang meratanya pembangunan TIK di wilayah Indonesia membawa dampak pada terkendalanya upaya dalam mendukung penciptaan keamanan nasional, sehingga diperlukannya pemerataan TIK khususnya diwilayah perbatasan.

(6)

Hal penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan teknologi Informasi (TIK) baik dalam skala nasional maupun di daerah yaitu adanya jaminan kerahasiaan atas informasi yang pola interaksinya (proses) penerimaan dan penyebarluasannya dilakukan melalui TIK. Jaminan kerahasiaan dalam pengunaan dan pengembangan TIK antara lain dilakukan dengan cara menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengunaan dan pengembangan TIK.

Untuk jaminan kerahasiaan, hingga saat ini pengamanan jaringan informasi belum digunakan, namun pengamanan di lakukan melewati sistem informasi dengan

memberikan user dan password kepada operator/pengguna.

Tidak semua instansi menganggap penting penggunaan dan pengembangan TIK dalam pelaksanaan tugasnya antara lain Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Pontianak justru beranggapan penggunaan TIK pada pengelolaan data sosial tenaga kerja oleh justru berpotensi bagi terbukanya informasi dari data-data yang seharusnya dirahasiakan.

D. REKOMENDASI

Pengembangan TIK di Indonesia masih sebatas pada pengembangan pemanfaatannya namun juga harus diikuti dengan pengembangan keamanan. Karenanya ke depan, dalam rangka pengembangan keamanan TIK mutlak diperlukan

pengembangan alat keras (harware) berupa penyediaan satelit khusus pertahanan

mengikuti pengembangan perangkat lunak (software) seperti sistem dan aplikasi TIK

yang berbasis keamanan TIK atau cyber-security.

Selain dalam rangka pengembangan keamanan TIK, perlu dikembangkan pengaturan struktur organisasi di berbagai instansi atau lembaga pemerintah yang

mengadopsi pengelolaan sumber daya cybersecurity di instansi atau lembaga

pemerintahan yang menempatkan pengelolaan keamanan cyber dalam proses organisasi.

Pengembangan TIK dan pengembangan keamanan TIK itu sendiri tentunya mengikuti perkembangan berbagai teknologi TIK yang mengarah pada pemanfaatan teknologi digital dan pembauran dan pemanfaatan teknoloi TIK secara terpadu yang kerap disebut dengan konvergensi sehingga pengembangan TIK yang dimanfaatkan

(7)

dalam pelayanan publik dan keamanan nasional dan pengembangan keamanan TIK dalam rangka pemanfaatan TIK untuk pelayanan publik dan dalam rangka keamanan nasional perlu memperhatikan konvergensi dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang ada.

Berdasarkan keadaan yang ada, maka pengembangan kemampuan ICT terutama di daerah perbatasan sudah mendesak untuk segera di tingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Pengembangan TIK di daerah perbatasan sangat diperlukan karena kurangnya pengembangan TIK mengakibatkan masyarakat condong ke Malaysia karena akses informasi lebih kuat Malaysia. Karena itu dibutuhkan pembangunan TIK. Pengembangan TIK sebagai sebuah kekuatan nir-militer untuk membantu tugas militer di daerah perbatasan adalah realita yang harus segera dilakukan. Untuk itu perlu komitmen bersama utamanya dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, untuk dapat melakukan langkah strategis dalam rangka pengembangan TIK. Pembangunan TIK untuk daerah perbatasan harus menjadi prioritas. Selain itu perlu ada subsidi untuk masyarakat perbatasan guna memiliki infrastuktur yang kuat tidak hanya parabola tapi juga penyiaran publik di daerah perbatasan untuk memperkuat wawasan kebangsaan.

Dalam kerangka meningkatkan keamanan nasional, khusus di wilayah yang memiliki kawasan perbatasan seperti di Kalimantan Barat, infrastruktur TIK perlu disediakan dengan kapasitas yang sangat memadai. Mengingat penggunaan dan pemanfaatan TIK ini dapat menyebarkan informasi informasi yang di butuhkan oleh

masyarakat di wilayah –wilayah terpencil, sehingga pengetahuan masyarakat tentang

negeri sendiri dapat terpenuhi dan rasa nasionalismenya dapat terus di pertahankan. Di samping itu dengan sarana TIK yang canggih, pengawasan dan penguasaan informasi di setiap kawasan teritorial negara yang tidak dapat atau sulit di kuasai dengan keterbatasan sarana militer yang ada, dapat terus dipantau dan dikendalikan oleh pemerintah.

TIK dibangun juga harus sejalan dengan kemampuan SDM yang handal dan dapat dipercaya. Kemampuan SDM tersebut salah satunya adalah kemampuan untuk mengamankan fasilitas TIK yang digunakan. PengamananTIK dimaksudkan memberikan keamanan konten terhadap gangguan dari berbagai pihak yang mencoba meretas sarana TIK yang digunakan.

(8)

Perlu ada pertahanan nasinal di bidang cyber, untuk mengantisipasi cyber crime dan

cyber war juga untuk menangkal pencurian data-data penting maupun menjaga agar media-media informasi bebas dari kelompok-kelompok yang mempunyai tujuan mengganggu pertahanan dan keamanan lewat sarana TIK.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dilihat dari hasil estimasi t-hitung, variabel pangsa pasar memiliki nilai t- hitung < t-tabel yang artinya variabel pangsa pasar sebagai proksi dari struktur pasar

(2) Besar kalor yang diberikan untuk proses pemanasan pada volume tetap adalah 7,5 kJ.. (3) Besar usaha yang dilakukan gas pada proses isobarik 4,8 kJ (4) Tetapan laplace dari

Treatment is the injection given sGnRH-a + ad (dose) and water level (level), the observations were made on body weight, gonad weight, liver weight, estradiol- 17β,

Pada tinjauan perhitungan nilai degree of consolidation (U) 1 dimensi dan 3 dimensi, diperoleh hasil bahwa semakin panjang gedung maka akan semakin kecil nilai

Beberapa parameter yang perlu mendapat perhatian pada analisis logam berat dalam sampel ikan dan kerang adalah linearitas kurva kalibrasi dan kelayakan alat uji

Remediasi menggunakan strategi POE dapat menjadi pilihan yang efektif untuk meremediasi miskonsepsi siswa pada konsep-konsep fisika khususnya pada materi rangkaian

Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 182 Tahun 2 0 1 5 tentang Tarif Muatan untuk Kegiatan Subsidi Pengoperasian Kapal Ternak, telah diatur

Memahami struktur Memahami struktur dan kaidah dan kaidah teks cerita teks cerita sejarah, berita, sejarah, berita, iklan, editori iklan, editorial"opini, dan al"opini,