• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Angsana didirikan sejak tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Angsana didirikan sejak tahun 2010"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Lokasi

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Angsana didirikan sejak tahun 2010 berlokasi di desa Panca Karsa I Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato. Luas ukuran lokasi 15 x 25m2 dengan ukuran bangunan 7 x 9 m2 memiliki 1 ruang kelas dan di tambah 1 ruang dewan guru dengan ukuran 2 x 3m2. Adapun tempat kegiatan pembelajaran PAUD “Angsana” dilakukan di gedung milik sendiri.

2. Tujuan dan Sasaran Program

Model program yang dikembangkan di PAUD (Kelompok Bermain) mempunyai tujuan sebagai berikut :

a). Tujuan Umum

Memberikan pelayanan pendidikan kepada anak usia dini baik aspek kesehatan gizi sehingga kelangsungan hidup anak sejalan dengan baik serta meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta kesadaran orang tua dan masyarakat akan pentingnya anak usia dini.

b). Tujuan Khusus

1. Berkembangnya berbagai potensi anak sejak usia dini 2. Anak memiliki kreatifitas

(2)

3. Anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan siap memasuki pendidikan dasar (SD)

4. Sebagai sarana penentuan moral serta keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dari hasil identifikasi yang telah dilaksanakan pada PAUD Angsana Desa Panca Karsa I Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato yang berasal dari beberapa orang tua anak usia dini yang kurang mampu dan tempat/lokasi belajar PAUD jauh dari tempat tinggal orang tua dengan jumlah anak usia 0-6 sebanyak 23 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1 Keadaan Anak Pada PAUD Angsana

NO Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. 0-2 tahun - - -

2. 3-4 tahun - - -

3 4-6 tahun 9 orang 14orang 23

Jumlah 9 14 23

(Sumber data: Administrasi PAUD Angsana)

PAUD Angsana memiliki tiga orang tenaga pendidik dengan latar pendidikan SMA sederajat namun sementara melanjutkan studi ke jenjang S1, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Keadaan Pendidik PAUD Angsana

No Nama L/P Tempat/tgl Lahir Pendidikan

Terakhir Tugas

1. Herna Fian P Kendari, 19-07-1988 SMA Penyelenggara

2. Fitriyani P Panca Karsa I, 17-3-1983 SMA Pendidik

3. Ari Damayanti P Panca Karsa I, 08-01-1991 SMA Pendidik (Sumber data: Administrasi PAUD Angsana)

Yang menjadi objek utama dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak di PAUD Angsana Desa Panca Karsa I. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

(3)

Tabel 4.3 Data orang tua sebagai sumber utama penelitian No

Nama Pendidikan Terakhir Pekerjaan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Herna Fian Ari Damayanti Fitriyani Warti Eni Islamiati Ismiati Sumiatun Eniyati SMA SMA SMA SMA SMA SMP SD SD Pengelola PAUD Pendidik PAUD Pendidik PAUD bu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Aktivitas pembelajaran di PAUD Angsana sebanyak 12 jam dalam seminggu yang dikemas dalam 4 kali pertemuan.

3. Proses Kegiatan Dan Jadwal Pembelajaran

Proses kegiatan Pembelajaran yang dilakukan terdiri dari 2 tahapan yaitu; (1) Tahap perencanaan dengan mengadakan identifikasi jumlah anak usia dini, membentuk tim penyelenggaraan dan pengembangan model, menyusun desain dan skenario pembelajaran, menyiapkan komponen pelaksana kelompok sasaran, sasaran belajar, program dan pendanaan. (2) Tahap Pelaksanaan dengan pelaksanaa kegiatan dimulai pada bulan Agustus 2010, pengelompokan anak sesuai dengan tingkat usia, melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan monitoring, melakukan penilaian akhir hasil pengembangan, melakukan analisis dan revisi model.

b. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Penyelenggaraan PAUD Angsana Desa Panca Karsa I Kecamatan Taluditi

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

(4)

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Penyelenggaraan meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Penyelenggaraan adalah suatu upaya anggota organisasi dimana kelima proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Penyelenggaraan pendidikan berfungsi sebagai acuan bagi sekolah dalam mengukur, mengevaluasi dan merevisi kegiatan-kegiatan yang dianggap perlu. Selain itu untuk meningkatkan dan memaksimalkan program penyelenggaraan.

1. Perencanaan Dalam Penyelenggaraan PAUD

Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Kegiatan awal dalam melaksanakan suatu kegiatan diperlukan suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu proses penentuan dan penyusunan rencana dan program yang dilakukan secara terpadu dan secara sistematis.

Kegiatan awal dalam melaksanakan suatu kegiatan awal dalam melaksanakan suatu kegiatan diperlukan penetapan suatu rencana. Perencanaan merupakan suatu proses penentuan dan penyusunan program yang dilakukan secara terpadu dan sistematis.

Pendidikan anak usia dini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, baik orang tua, lingkungan maupun pemerintah. Karena masa kanak-kanak sangat

(5)

berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak, menumbuhkan karakter, dan pertumbuhkan jasmani dan rohani anak. Merujuk pada peraturan pemerintah tentang Pendidikan Anak Usia Dini yang mengatur pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mengembangkan potensi kecerdasan spritual, intelektual, sosial dan emosional anak perlu mendapat perhatian khusus dari orang tua.

Keberhasilan dunia pendidikan tidak hanya diserahkan sepenuhnya pada pihak sekolah, tetapi keterlibatan komponen lain sangat penting termasuk keterlibatan orang tua. Kurangnya peran orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya akan berdampak negatif pada prestasi belajar anak pada pendidikan jenjang formal/sekolah.

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan terpenting karena usia dini merupakan masa perkembangan bagi anak, yang seluruh potensinya berkembang pada usia dini. Masa usia dini merupakan masa peka bagi perkembangan anak, pentingnya pendidikan anak usia dini tidak terlepas dari peran orang tua yang memusatkan perhatiannya terhadap kebutuhan anak.

Untuk mengetahui secara objektif peran orang tua dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Panca karsa I, berikut ini penulis akan memaparkan hasil wawancara penulis dengan informan. Menurut Herna Fian sebagai penyelenggara PAUD Angsana menjelaskan bahwa:

Pendirian PAUD telah dimusyawarahkan bersama orang tua setempat, dan mendapat respon positif dari orang tua, dari segi perencanaan orang tua telah banyak membantu termasuk mengibahkan tanah untuk bangunan, dana pembuatan gedung dibantu oleh PNPM mandiri Desa Panca Karsa I dan biaya penyelenggaraan pendidikan semua dari swadaya masyarakat.

(6)

Dari pernyataan informan di atas, membuktikan bahwa peranan orang tua terhadap pendidikan anak usia dini Angsana sangat besar, dan bukan sekedar antusias menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan tersebut, tetapi dari segi penyelenggaraan baik yang bersifat materi maupun nonmateri selalu dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap masa depan anaknya.

Menurut Herna Fian sebagai penyelenggara PAUD angsana menjelaskan bahwa:

Untuk mewujudkan suatu perencanaan agar berhasilan,pihak sekolah selalu bekerja sama dengan orang tua dan memberi pemahaman tentang pentingnya peran orang tua terhadap penyelenggaraan PAUD (W/HF/06-06-2012/10.00)

Agar dapat mengimbangi kepedulian orang tua penyelenggara PAUD Angsana di Desa Panca Karsa I, lebih lanjut ibu Herna Fian selaku penyelenggara PAUD mengatakan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pihak sekolah diantaranya:

1. Melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran 2. Meningkatkan mutu tenaga pendidik

3. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan orang tua masyarakat

4. Melakukan studi banding ke PAUD lain yang lebih maju dalam penyelenggaraan aktivitas pendidikan.

5. Menjalin kerja sama dengan instansi-instansi terkait.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara peneliti dengan Herna Fian selaku pengelola PAUD Angsana ketika ditanyakan “Langkah apa yang dilakukan oleh pengelola dalam perencanaan PAUD?”, diperoleh jawaban seperti :

(7)

Dalam mempersiapkan perencanaan program PAUD Angsana di Desa Panca Karsa 1 terlebih dahulu pengelola harus mengadakan sosialisasi kepada orang tua khususnya mereka yang mempunyai anak usia dini untuk ikut dalam perencanaan PAUD agar orang tua lebih paham tentang pengertian PAUD. Selanjutnya mempersiapkan pendataan usia anak didik menentukan tempat pembelajaran dan menyiapkan administrasi pendidikan. (W/HF/S.12-06-2012).

Dari data diatas dipahami bahwa keberhasilan PAUD tidak hanya diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah tetapi keterlibatan komponen lain pun sangat penting termasuk peran orang tua terhadap penyelenggaraan PAUD. Sangat menentukan bagi keberhasilan PAUD.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara peneliti dengan Herna Fian selaku pengelola PAUD Angsana ketika ditanyakan” bagaimana upaya pengelola terhadap perencanaan PAUD Angsana? Diperoleh jawaban:

Tanggapan saya terhadap perencanaan PAUD sudah sesuai dengan yang diharapkan sejak pendirian PAUD setelah perencanaan telah dimusyawarakan bersama orang tua setempat dan mendapat respon positif dari orang tua dari segi perencanaan orang tua telah banyak membantu termasuk mengibahkan tanah untuk bangunan, dana pembuatan gedung dibantu oleh PNPM mandiri. (W/HF/S.12-06-2012).

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa peran orang tua terhadap penyelenggaraan PAUD angsana sangat mendukung tidak sekedar ditunjukan pada keinginan untuk mendirikan bangunannya atau antusias menyekolahkan ananya di PAUD tersebut tetapi dari segi penyelenggaraan yang bersifat materi ataupun inmateri selalu dilakukan sebagai bentuk wujud kepedulian orang tua terhadap masa depan pendidikan anak-anaknya.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara peneliti dengan Warti selaku orang tua ketika ditanyakan” apakah orang tua ikut dilibatkan dalam perencanaan penyelenggaraan PAUD? Diperoleh jawaban:

(8)

Ya, kerana saya sebagai orang tua diundang dalam rapat acara sosialisasi PAUD dan pengelola memberikan pemahaman tentang PAUD kepada orang tua dan dari situlah saya berminat agar didirikannya PAUD di desa Panca Karsa 1. (W/W/S.12-06-2012).

Dari penjelasan di atas menunjukan antusias orang tua terhadap penyelenggaraan PAUD agar pendirian PAUD mendapatkan respon dari pengelola.

2. Pengorganisasian Dalam Penyelenggaraan PAUD

Pengorganisasian merupakan lanjutan dari kegiatan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan pengorganisasian dilakukan untuk menyusun dan merancang kegiatan yang direncanakan berjalan dengan baik. Dalam mengorganisasian penyelenggaraan PAUD telah menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi hal ini dapat dilihat dari perencanaan program, pelaksanaan sampai pada pertanggung jawaban pelaksanaan program. Secara organisasi struktur penyelenggaraan PAUD Angsana desa Panca Karsa 1 telah langkah mencakup berbagai bidang kegiatan.

Kegiatan pengorganisasian dilakukan untuk merancang dan menyusun kegiatan yang telah direncanakan agar dapat berjalan dengan baik. Terdapat tugas penyelenggara PAUD Angsana dalam kaitannya dengan menyukseskan pendidikan yaitu formal, informal, dan nonformal

Berikut adalah kutipan hasil wawancara peneliti dengan Fitriyani selaku pendidik ketika ditanyakan” Apakah pengorganisasian penyelenggaraan PAUD sudah berjalan sesuai dengan tupoksinya ? Diperoleh jawaban:

(9)

Menurut saya pengorganisasian PAUD belum berjalan sesuai dengan tupoksi sebab semua tugas yang ada di PAUD dilaksanakan oleh pengelola kami sebagai pendidik hanya sebatas mengajar saja. . (W/F/S.12-06-2012).

Dari penjelasan di atas bahwa belum ada kerjasama antara pengelola dengan pendidik serta kurangnya komunikasi antara pengelola dengan pendidik karena pengelola tidak melakukan kunjungan ke sekolah setiap hari, hanya dalam waktu tertentu saja pengelola hadir di sekolah.

Lebih lanjut peneliti menanyakan kepada Herna Fian selaku Pengelola PAUD Angsana ketika ditanyakan “apakah pengelola menunjuk salah satu orang tua peserta didik untuk diangkat sebagai pengurus komite sekolah?” diperoleh jawaban :

Sebenarnya pengelola sudah mengupayakan orang tua untuk dijadikan pengurus komite namun sampai saat ini orang tua belum ada yang bersedia karena mereka enggan terlibat langsung tetapi mereka sangat mendukung dalam penyelenggaraan PAUD. . (W/HF/S.12-06-2012).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini di PAUD Angsna pengurus komite di sekolah belum terbentuk karena orang tua peserta didik tidak ada yang bersedia untuk dijadikan pengurus komite dikarenakan mereka enggan terlibat langsung tetapi mereka sangat mendukung dalam penyelenggaraan PAUD.

3. Penggerakan Dalam Penyelenggaraan PAUD

Penggerakan merupakan kegiatan yang sangat penting. Karena dengan penggerakan sekelompok masyarakat yang menjadi sasaran diharapkan dapat memanfaatkan PAUD semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penyelenggaraan PAUD hendaknya berupaya untuk dapat menggerakkan masyarakat, khususnya

(10)

orang tua peserta didik yang berada di sekitar PAUD agar dapat memanfaatkan PAUD sebagai tempat belajar anak-anak mereka.

Menurut ibu Eni Islamiati selaku orang tua menjelaskan bahwa anak yang sekolah di PAUD selalu mendapat perhatian yang baik dari para pendidik, hanya saja fasilitas yang ada di PAUD kurang memadai.

(W/EI/J.14-06-2012)

Begitu juga dari pihak sekolah, pada dasarnya pihak sekolah tidak menetapkan jadwal kunjungan ke rumah orang tua tetapi dalam waktu-waktu tertentu saja. Dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua bukan sekedar aktivitas sekunder komplementer bagi orang tua, melainkan urgensi pendidikan berdasarkan tuntutan kepentingan akan keterlibatan semua unsur dalam dunia pendidikan. Melalui komunikasi ini akan tercipta situasi yang kondusif dalam meningkatkan prestasi belajar anak, khususnya di PAUD Angsana.

Manfaat komunikasi antara pendidik dan orang tua menjadikan peningkatan pada kemampuan belajar dan perkembangan anak. Seperti penuturan ibu Warti sebagai berikut:

Setelah kami berusaha semaksimal mungkin melakukan komunikasi dengan pendidik, peningkatan kemampuan belajar, kepribadian putra-putri kami semakin terbentuk. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perkembangan anak kami setiap semesternya. (W/W/J.14-06-2012)

Hambatan yang dialami dalam komunikasi antara orang tua dan pendidik di PAUD Angsana, menurut salah seorang informan ibu Fatma Ahmad menyatakan

Komunikasi yaitu masalah waktu dan jarak tempat tinggal orang tua dengan rumah pendidik atau sekolah. Masalah waktu, orang tua yang memiliki kesibukan biasanya jarang berada dirumah, ketika orang tua memiliki waktu terkadang di hari libur sekolah, sedangkan untuk berkunjung ke rumah para pendidik terkadang tidak dapat bertemu karena

(11)

pendidik pada hari libur biasanya tidak di rumah apalagi pendidik PAUD semuanya masih sementara melanjutkan studi. Sehingga komunikasi menjadi kurang maksimal. (W/FA/J.14-06-2012).

Berdasarkan penuturan informan di atas, dapat diketahui bahwa masalah ketersediaan waktu, terutama dari orang tua dapat di upayakan melalui penentuan jadwal berkala atau pemberitahuan awal tentang kunjungan ke rumah pendidik atau sebaliknya.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara penulis dengan Ari Damayanti selaku pendidik ketika ditanyakan “Bagaimana partisipasi terhadap penggerakan PAUD?” diperoleh jawaban :

Peran orang tua terhadap penggerakan PAUD masih kurang aktif sebab sesuai pengamatan saya masih ada orang tua yang belum menyekolahkan anaknya di PAUD hal ini disebabkan karena adanya faktor pendidikan orang tua masih rendah, dan belum memahami arti penting pendidikan PAUD (W/AD/J.14-06-2012)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua terhadap penggerakan masih kurang aktif hal ini disebabkan karena belum adanya pemahaman dalam diri orang tua sehingga sangat sulit untuk memotivasi orang tua dalam penggerakan penyelenggaraan PAUD.

4. Pengawasan

Secara umum pengawasan dikatkan dengan upaya untuk mengendalikan, membina dan penelusuran sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas. Mulai pengawasan yang efektif ada organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan baik.

(12)

Pengawasan ialah fungsi administrator untuk memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai yang dikehendaki. Mengawasi ialah proses yang mana administrasi melihat apakah yang terjadi itu sudah sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi, jika tidak maka penyesuaian yang perlu dibuatnya.

Pengawasan dilakukan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi suatu program. Berikut ini peneliti akan memaparkan hasil wawancara dengan informan menurut sumiatun (orang tua murid) menjelaskan bahwa:

Sepulang sekolah orang tua selalu mengulas pembelajaran terhadap anaknya, yang telah didapat disekolah (W/S/S.15-06-2012)

Pengawasan yang perlu dilakukan pada PAUD diantaranya: penerapan disiplin kerapian dalam berpakaian, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Seperti yang dikemukakan oleh ibu Ismiati bahwa:

Anak yang sekolah di PAUD selalu mendapatkan pengawasan dari para pendidik, diantaranya anak selalu diminta berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, dan memberi salam ketika datang dan mau pulang. (W/I/S.15-06-2012).

Berikut adalah kutipan hasil wawancara peneliti dengan Fitriyani selaku pendidik ketika ditanyakan: “Bagaimana pengawasan pendidik terhadap penyelengaraan PAUD ?” diperoleh infomasi:

Pengawasan pendidik terhadap hasil pembelajaran PAUD lebih efektif diantaranya apabila diadakan lomba kami mengikutsertakan PAUD dan memberi motivasi kegiatan agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan berhasil. (W/F/J.14-06-2012)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulan bahwa pengawasan pendidik penyelenggaraan PAUD lebih efektif dengan memberi motivasi kepada PAUD dalam melaksanakan kegiatan itu berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

(13)

Lebih lanjut dikemukakan oleh Sumiatun selaku orang tua ketika ditanyakan: “Apakah menurut orang tua pengawasan yang dilaksanakan dalam kegiatan PAUD sudah berjalan dengan efektif ?” diperoleh jawaban seperti:

Partisipasi orang tua dalam kegiatan PAUD seperti kegiatan lomba yang diadakan oleh penyelenggaraan PAUD ikut mendukung dalam pelaksanaan PAUD. (W/S/S.15-06-2012)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan penyelenggaraan PAUD dalam melaksanakan kegiatan sudah berjalan dengan efektif hal ini dapat dilihat dari dukungan orang tua dan pendidiknya dalam mensukseskan kegiatan tersebut.

B. Pembahasan

1. Perencanaan Dalam Penyelenggaraan PAUD

Pendirian PAUD Angsana terlebih dahulu telah dimusyawarahkan bersama orang tua setempat, dan mendapat respon positif dari orang tua. Peranan orang tua terhadap pendidikan anak usia dini Angsana sangat besar, dan bukan sekedar antusias menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan tersebut, tetapi dari segi penyelenggaraan baik yang bersifat materi maupun nonmateri selalu dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap masa depan anaknya.

Untuk mewujudkan suatu perencanaan agar berhasilan,pihak sekolah selalu bekerja sama dengan orang tua dan memberi pemahaman tentang pentingnya peran orang tua terhadap penyelenggaraan PAUD.

Dalam mempersiapkan perencanaan program PAUD Angsana di Desa Panca Karsa 1 terlebih dahulu pengelola harus mengadakan sosialisasi kepada

(14)

orang tua khususnya mereka yang mempunyai anak usia dini untuk ikut dalam perencanaan PAUD agar orang tua lebih paham tentang pengertian PAUD. Selanjutnya mempersiapkan pendataan usia anak didik menentukan tempat pembelajaran dan menyiapkan administrasi pendidikan. Keberhasilan PAUD tidak hanya diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah tetapi keterlibatan komponen lain pun sangat penting termasuk peran orang tua terhadap penyelenggaraan PAUD. Sangat menentukan bagi keberhasilan PAUD.

Perencanaan PAUD sudah sesuai dengan yang diharapkan sejak pendirian PAUD setelah perencanaan telah dimusyawarakan bersama orang tua setempat dan mendapat respon positif dari orang tua dari segi perencanaan orang tua telah banyak membantu termasuk mengibahkan tanah untuk bangunan, dana pembuatan gedung dibantu oleh PNPM mandiri.

2. Pengorganisasian Dalam Penyelenggaraan PAUD

Pengorganisasian PAUD belum berjalan sesuai dengan tupoksi sebab semua tugas yang ada di PAUD dilaksanakan oleh pengelola kami sebagai pendidik hanya sebatas mengajar saja serta belum ada kerjasama antara pengelola dengan pendidik serta kurangnya komunikasi antara pengelola dengan pendidik karena pengelola tidak melakukan kunjungan ke sekolah setiap hari, hanya dalam waktu tertentu saja pengelola hadir di sekolah.

Begitupun hubungan pengelola dan orang tua belum begitu nampak dalam hal pengorganisasian dikarenakan orang tua belum siap untuk dijadikan pengurus komite di sekolah.

(15)

Struktur organisasi PAUD Angsana

a. Kepala Cabang Dinas Pendidikan

1. Membina kebelangsungan penyelenggaraan PAUD

2. Memberikan arahan kepada penilik, penyelenggara dan pendidik PAUD 3. Melakukan pertemuan sekurang-kurangnya sebulan sekali

4. Memonitoring pelaksanaan kegiatan PAUD

5. Membimbing/mengarahkan tenaga kependidikanuntuk meningkatkan mutu kemajuan profesionalnya sehubungan pelaksanaan progra,

b. Kepala Desa

1. Membantu memfasilitasi, memecahkan masalah/hambatan dalam pelaksanaan program

2. Membina keberlangsungan PAUD

Pembina /Pengarah Kepala Cabang Dinas Pendidikan

IBRAHIM AYUBA, S.Pd

Pembina /Pengarah Kepala Desa ZAINURI MUSTAPA

Penanggung Jawab Edukatif Penilik PAUD-NI Drs. MOHAMAD S. HALID Pengelola HERNA FIAN Sekretaris HERDA Tenaga Medis Pendidik FITRIYANI Bendahara FATMAWATI Pendidik ARI DAMAYANTI Peserta Didik Orangtua

(16)

3. Melakukan pertemuan sekurang-kurangnya sebulan sekali untuk mendengarkan dan menindaklanjuti laporan penyelenggaraan PAUD 4. Memantau pelaksanaan PAUD

c. Penilik PAUD-NI

1. Memonitor kemajuan lembaga termasuk memberikan informasi bila ada sarana/media yang baru dari direktorat PAUD

2. Memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan PAUD

3. Membimbing di bidang administrasilembaga khusus dalam hal pelaporan 4. Membantu memecahkan masalah bila ada masalah yang dihadapi

pengelola PAUD d. Penyelenggara

1. Menyusun rencana PAUD 2. menentukan lokasi PAUD

3. melakukan sosialisasi manfaat PAUD 4. menyiapkan paket ape (keranjang PAUD) 5. membina kegiatan PAUD

6. mengajukan proposal pembentukan paud dalam hal memerlukan bantuan dana dari pemerintah

7. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban, penggunaan dana bantuan kepada instansi pemberi dana dengan tembusan kepada kepala dinas pendidikan kab/kota

e. Sekretaris

1. Mengelola administrasi PAUD yang terdiri dari - formulir pendaftaran

- buku induk anak - buku daftar inventaris - buku tamu

2. mengarsipkan dokumen 3. menyiapkan surat-surat 4. menyusun laporan

(17)

f. Bendahara

1. mengelola administrasi keuangan - buku iuran

- buku kas PAUD

2. menghimpun iuran orang tua dan sumber lain 3. membukukan dan menyimpan buki pengeluaran 4. menyusun laporan keuangan

g. Pendidik

1. menyiapkan administrasi kelompok - daftar hadir anak

- rencana kegiatan anak

- buku catatan perkembangan setiap anak - buku-buku panduan PAUD

- kartu deteksi dini tumbuh kembang anak (DDTK) 2. Menyiapkan kegiatan anak sesuai rencana hari itu

3. menata kegiatan jurnal pagi dan main bebas sebelum kegiatan dimulai 4. menyambut kedatangan anak

5. mencata perkembangan anak h. Tenaga medis

1. melakukan layanan kesehatan langsung berkala misalnya : - pemeriksaan gigi

- pemberian vitamin A - penimbangan

- imunisasi dan penimbangan darurat

2. melakukan layanan gizi dalam rangka pemenuhan gizi yang seimbang bagi anak yaitu melalui pemberian makanan yang sehat dan bergizi tinggi dengan memperhatikan variasi makanan yang sehat

I. Pengasuh

1. membantu tutor dan pendidik pendamping sesuai keperluan 2. melakukan perawatan kebersihan anak

(18)

4. bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak J. Peserta didik

1. peserta didik di PAUD adalah anak usia dari 0-6 tahun yang tidak terlayani PAUD lainnya

2. dimungkinkan anak diatas usia PAUD, apabila dalam keadaan mendesak K. Orangtua

1. semua orangtua wajib berpartsisipasiktif dalam penyelenggaraan PAUD, termasuk menyampaikan berbagai usulan

2. Khusus orang tua kelompok anak usia 3-6 tahun wajib mengikuti kegiatan selama anak di PAUD untuk dilanjutkan di rumah

3. Setiap orang tua wajib mengikuti kegiatan pembinaan orang tua secara berkala sesuai sewaktu-waktu yang ditentukan.

3. Penggerakan Dalam Penyelenggaraan PAUD

Penggerakan PAUD Angsana belum berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, karena peran orang tua terhadap penyelenggaraan PAUD kurang mendukung disebabkan adanya faktor pendidikan orang tua yang masih rendah dan belum mempunyai banyak wawasan serta belum memahami pentingnya Pendidkan Anak Usia Dini.

4. Pengawasan Dalam Penyelenggaraan PAUD

Pengawasan penyelenggaraan PAUD Angsana sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang ada dari mutu pembelajaran sudah menunjukan hasil yang efektif. Pengawasan dilakukan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi suatu program.

(19)

Pengawasan yang perlu dilakukan pada PAUD diantaranya: penerapan disiplin kerapian dalam berpakaian, cuci tangan sebelum dan sesudah makan, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Seperti yang dikemukakan oleh pengawasan pendidik penyelenggaraan PAUD lebih efektif dengan memberi motivasi kepada PAUD dalam melaksanakan kegiatan itu berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Pengawasan penyelenggaraan PAUD dalam melaksanakan kegiatan sudah berjalan dengan efektif hal ini dapat dilihat dari dukungan orang tua dan pendidiknya dalam mensukseskan kegiatan tersebut.

Gambar

Tabel 4.2 Data Keadaan Pendidik PAUD Angsana
Tabel 4.3 Data orang tua sebagai sumber utama penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Wahyu, 1999:81). Data Kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mengetahui gambaran

Pengamatan dilakukan dengan menghitung persentase parasitemia mencit pada preparat hapusan darah lapis tipis yang diambil dari ekor mencit dan dibuat hapusan. Preparat dicat

menrmuskan beberapa persoalan penttng yang akan dibatus dalam hrlisan ini yaitu : apa saja program kerja 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II.. tenrtama

Peningkatan rata-rata c ash outflow Trw IV 2016 sebesar Rp 6.31 Tn, terutama disebabkan oleh peningkatan sumber pendanaan dari korporasi yang meningkatkan cash outflow sebesar

Indeks keanekaragaman pada tiap stasiun menunjukkan nilai 1,49 pada stasiun 1, 1,29 pada stasiun 2 dan 1,12 pada stasiun 3 dimana nilai dari ketiga stasiun menunjukkan kisaran

polen dan inti sel telur harus sehat dan subur, polen juga harus mempunyai daya tumbuh atau kecepatan tumbuh tabung polen yang tinggi (Darjanto dan Satifah, 1990). Faktor luar

Melalui RPIJM ini diharapkan daerah dapat menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan

Jadi, dengan adanya strategi tersebut dalam mata pelajaran Fiqih, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada aspek strategi yang diterapkan di MTs Sunan Ampel