• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2020"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN APRIL 2020

A. Monitoring Dinamika Atmosfer April 2020

Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan April 2020:

El Nino Southern Oscillation (ENSO)

Selama April 2020, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) cenderung tetap menghangat sedangkan pada wilayah timur didominasi kondisi normal. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat di +0.53°C dan nilai bulanan April 2020 adalah +0.5 sehingga termasuk kategori Netral. Hal lainnya juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana menunjukkan kondisi hangat. Dan Nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada April 2020 tercatat +0.434 yang menunjukkan kondisi Netral. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang semakin menurun, diprediksi ENSO dalam kondisi Normal dan akan berlangsung pada April hingga Mei 2020 sedangkan pada Juni hingga Oktober 2020 diprediksi akan tetap Normal.

Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar Pasifik Ekuatorial sampai akhir April 2020 (Sumber : BoM)

(2)

2 Dipole Mode

Dipole Mode Indeks (DMI) di Samudera Hindia selama bulan April 2020

menunjukkan penurunan dan berada di kondisi normal. Indeks minggu terakhir April 2020 tercatat -0.10 hal ini menunjukkan tidak adanya kontribusi penambahan massa udara dari Samudera Hindia ke sebagian wilayah Indonesia bagian barat. Kondisi DMI normal ini diprediksi berlangsung hingga Oktober 2020.

Gambar 2. Indeks Dipole Mode hingga akhir April 2020 (Sumber : BoM)

Madden-Jullan Oscillation (MJO) dan Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Analisa aktifitas MJO pada bulan April 2020 menunjukkan MJO aktif di fase ke 3 ( Indian Ocean) dan diprediksi terus aktif di fase 3 dan 4 (Maritime Continent) sampai akhir dasarian I Mei. Dari anomali OLR wilayah Indonesia, terlihat warna biru mendominasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menunjukkan terdapat wilayah konvektif / basah yang mendominasi seluruh wilayah Indonesia pada akhir dasarian III April 2020 hingga pertengahan pertengahan dasarian I Mei 2020 kemudian berangsur – angsur kering menjadi wilayah subsiden/ kering hingga pertengahan dasarian II Mei 2020.

Gambar 3. Siklus posisi MJO dan anomali OLR selama April 2020, Warna biru adalah OLR negatif,menunjukkan wilayah basah atau hujan (Sumber : BoM & BMKG)

(3)

3 Sirkulasi Monsun Asia – Australia

Pada April 2020, seluruh wilayah Indonesia didominasi Angin Timuran, kecuali kalimantan bagian barat , Sulawesi bagian utara, Maluku, dan Papua Barat yang didominasi angin Baratan. Angin Timuran yang bertiup umumnya lebih kuat dibandingkan Klimatologisnya. Pola angin meridional cenderung mendominasi wilayah Indonesia terutama wilayah tengah hingga selatan khatulistiwa. Aliran massa udara dari Selatan umumnya lebih kuat dibandingkan dari klimatologisnya.

Gambar 4. Grafik indeks Monsun Australia harian yang dihitung dari data angin zonal arah barat-timur (komponen U) pada lapisan 850 mb (sumber: BMKG), dan normal streamline angin gradien 925 hPa

Maret (sumber: NOAA)

Gambar 5. Anomali angin zonal dan meridional April 2020 lapisan 850 mb (sumber: ESRL NOAA)

Pola aliran massa udara komponen zonal (timur – barat) di wilayah Jawa Timur khususnya Banyuwangi selama April 2020 (rata-rata bulanan) kondisinya Netral / tidak terjadi anomali yang mengindikasikan dominasi massa udara bervariasi. Untuk komponen meridional (Utara – Selatan) di mayoritas Jawa Timur kondisinya Netral / tidak terjadi anomali artinya massa udara bervariasi arah datangnya. Kondisi tersebut juga turut berperan dalam variabilitas hujan di Jawa Timur selama April 2020.

(4)

4 Suhu Muka Laut Perairan Indonesia

Kondisi anomali suhu muka laut di perairan Indonesia pada April 2020 berkisar antara -1.0 hingga +2.0º C, suhu muka laut hangat (anomali positif) umumnya terjadi di perairan barat Sumatera hingga perairan selatan Jawa. Namun secara harian kondisi suhu muka laut cenderung hangat di sekitar perairan Jawa sebelah Selatan. Dengan suhu muka laut kisaran 23 – 30 °C di wilayah perairan Jawa, menunjukkan potensi penguapan cukup tinggi dalam pembentukan awan. Hangatnya suhu perairan menjadi salah satu faktor dalam membentuk hujan selama April 2020, ditambah faktor lainnya

Gambar 6. Suhu Muka Laut Perairan Indonesia dan Anomalinya bulan April 2020 (sumber: NOAA)

Gangguan Tropis

Selama April 2020 terdapat 3 aktifitas siklon tropis di Selatan ekuator yaitu Siklon HAROLD pada 03 April - 09 April 2020, Siklon IRONDRO pada 03 April - 05 April 2020 dan Siklon JERUTO pada 15 April 2020. Lokasi siklon yang cukup jauh maka tidak berdampak terhadap kondisi cuaca. Di wilayah Banyuwangi kejadian hujan secara umum dipengaruhi oleh masih hangatnya suhu muka laut dan sirkulasi Madden Jullian Oscillation.

(5)

5 Kelembaban Udara

Kelembaban udara relatif selama April 2020 di Jawa Timur umumnya cukup kering dengan rata-rata kisaran 60 – 70%. Dari peta anomali terlihat merata di seluruh wilayah Jawa Timur dengan anomali positif 02 – 10 % dari rata-ratanya, dimana hal ini berkorelasi positif dengan kejadian hujan dan sebaran pertumbuhan awan selama April 2020 yaitu masih terjadi hujan di wilayah Jawa Timur khususnya Banyuwangi.

Gambar 9. Kelembaban Udara Relatif April 2020 dan Anomalinya pada level 850 mb (Sumber: ESRL NOAA)

Aktivitas Cuaca

Selama bulan April 2020 sebagian besar wilayah Banyuwangi masih terjadi hujan dengan kategori Rendah hingga Menengah. Hujan kategori Rendah (0-100 mm/bulan) terjadi di Banyuwangi Kota, Licin, Dadapan, Bayu Lor, Songgon dan Blambangan. Untuk kategori Menengah (100-300 mm/bulan) terjadi di Jambu, Rogojampi, Alas Malang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Sukonatar, Tegal Dlimo, Purwoharjo, Karangdoro, Kalibaru, Jambewangi dan Pesanggaran.

Kondisi hujan pada Aprilt 2020 ini jika dibandingkan dengan kondisi normal/ rata-rata bulan April secara spasial hujan yang terjadi di wilayah Banyuwangi dalam kondisi sifat hujan Bawah Normal dan Atas Normal. Sifat hujan Bawah Normal terjadi di Banyuwangi Kota, Licin, Jambu, Dadapan, Rogojampi, Alasmalang, Bayu Lor, Songgon, Sukonatar, Purwoharjo, Karangdoro, Kalibaru, Jambewangi, Blambangan dan Pesanggaran. Sifat hujan Normal hanya terjadi di Glenmore. Sifat hujan Atas Normal terjadi di Genteng, Kebondalem dan Tegaldlimo.

Pada Mei 2020 sebagian wilayah sebagian besar wilayah Banyuwangi diprediksi akan memasuki masa musim kemarau. Kondisi cuaca untuk wilayah perairan selatan Banyuwangi pada Mei 2020 cuaca hujan diprediksi akan cenderung berkurang. Hal perlu diwaspadai adalah terjadinya gelombang tinggi serta tingginya kecepatan angin yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana. Waspadai meningkatnya kecepatan angin dan tinggi gelombang laut di daerah perairan selatan Banyuwangi.

(6)

6 B. Pantauan Kondisi Cuaca Bulan April 2020 di Kota Banyuwangi

Dari rentetan peta synoptic selama bulan April 2020 menunjukan bahwa wilayah Banyuwangi Kota masih berada pada Peralihan Musim (dari musim hujan ke musim kemarau), hal tersebut di tandai oleh jumlah curah hujan <50 mm/ bulan. Angin pada umumnya bertiup dari arah yang bervariasi. Angin dominan bertiup dari arah Timur Laut, dengan kecepatan 2 – 14 knots. Kondisi cuaca berawan dan hujan ringan. Angin maksimum terjadi pada 04 April 2020 yaitu dari arah Barat Daya dengan kecepatan maximum 14 knots. Jumlah Hujan di Kota Banyuwangi dalam satu bulan 40.7 mm (Normal). Suhu tertinggi 34.0°C terjadi pada 21 April 2020, suhu terendah sebesar 24.0ºC terjadi pada 06 April 2020.

Berikut adalah rekap data meteorologi yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Banyuwangi pada bulan A p r i l 2 0 2 0 , di mana pada tabel ini ditampilkan parameter hasil observasi yang merupakan hasil pengamatan di lapangan dan data normal/ rata- rata yang merupakan keadaan normal pada bulan yang bersangkutan.

Tabel 1. Rekap Data Meteorologi Stasiun Meteorologi Banyuwangi April 2020

NO PARAMETER HASIL OBSERVASI APRIL 2020 NORMAL APRIL (1981-2010)

1 Temperatur rata-rata 28.7 ⁰C 27.4 ⁰C

2 Temperatur maksimum 32.7 ⁰C 33.1 ⁰C

3 Temperatur minimum 25.4 ⁰C 22.6 ⁰C

4 Temp. maks. absolut 34.0 ⁰C 34.0 ⁰C

5 Temp. min. absolut 24.0 ⁰C 21.0 ⁰C

6 Tekanan udara rata-rata * 1010.6 mb 1009.1 mb

7 Kecepatan angin rata-rata 2.5 knots 2.5 knots

8 Arah angin terbanyak Timur Laut Selatan

9 Kelembaban rata-rata 77 % 78 %

10 Curah hujan 40.7 mm 108.0 mm

(7)
(8)

8

Gambar 10. Grafik parameter cuaca dan mawar angin di kota Banyuwangi hasil observasi April 2020 (Sumber: BMKG)

Penguapan yang terjadi selama April 2020 mencapai 163.4 mm dengan rata-rata harian 5.4 mm, penguapan tertinggi 9.5 mm terjadi pada 02 April 2020.

Penyinaran matahari rata-rata A p r i l 2020 a d a l a h 7 2 % . P e n y i n a r a n M a t a h a r i t e r t i n g g i mencapai 1 0 0 % terjadi pada dasarian II, II, dan III.

Tekanan udara (QFF) r a t a - r a t a 1 0 1 0 . 6 m b , tertinggi 1012.0 mb pada 10 April 2020 dan terendah 1009.5 mb pada 07 April 2020.

Rata-rata kelembaban udara relative (RH) A p r i l 2020 adalah 7 7 % dengan RH tertinggi 87% pada 06 April 2020, dan RH terendah 72% pada 11 April 2020. Arah angin bervariasi, kecepatan angin 3 – 8 knots.

Angin dominan bertiup dari arah Timur Laut. Mayoritas kecepatan angin mencapai 38.3 % berkisar antara 3 – 8 knots. Kecepatan angin tertinggi 14 knots, terjadi pada 18 April 2020 dari arah Timur Laut.

C. Evaluasi Kondisi Cuaca Bandara Banyuwangi.

Bandar Udara Banyuwangi (IATA: BWX, ICAO: WADY) terletak di Desa Blimbingsari, Kec. Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada koordinat 8°18′38.16″ LS 114°20′24.64″ BT dengan elevasi 25.66 meter (84.19 feet). Bandara dengan landas pacu saat ini 2.250 meter tersebut dibuka pada 29 September 2010. Terdapat lima maskapai penerbangan komersial yaitu Garuda Indonesia, Wings Air, Citilink (Garuda Indonesia Group), Lion Air, Batik Air. Selain itu juga terdapat 2 sekolah penerbangan yaitu Akademi Penerbang Indonesia (API), Bali International Flight Academy (BIFA).

Kondisi parameter cuaca selama April 2020 di Bandara Banyuwangi dari data hasil pengamatan BMKG pos meteorologi penerbangan bandara Banyuwangi dengan durasi pengamatan 24 jam (00.00 – 23.00 UTC) adalah sebagai berikut :

Wilayah Bandara Banyuwangi pada bulan April 2020 normalnya berada pada masa Pancaroba dari musim Hujan ke Musim Kemarau. Pada April 2020 di Bandara Banyuwangi jumlah curah hujan 83.8 mm.

Curah hujan tertinggi pada April sebesar 40.0 mm tanggal 14 April 2020. Kelembaban udara relatif rata-rata 90 %. RH tertinggi 100 % pada dasarian 1, 2 dan 3 April 2020, terendah 58 % tanggal 10 April 2020. Tekanan udara (QNH) rata-rata 1010.7 mb, tertinggi 1013.8 mb dan terendah 1007.2 mb. Suhu rata–rata 27.5 °C dengan suhu maksimum absolut 32.8 °C

(9)

9 terjadi pada tanggal 04 April 2020, suhu minimum absolut 23.0°C pada tanggal 06 April 2020. Arah angin bervariasi, kecepatan angin 3 – 8 knots. Angin dominan bertiup dari arah Barat. Mayoritas kecepatan angin mencapai 59.4 % berkisar antara 3 – 8 knots. Kecepatan angin tertinggi 16 knots, terjadi pada 18 April 2020 dari arah Timur Laut.

Gambar 11. Grafik parameter cuaca hasil observasi April 2020 di Banyuwangi Airport (Sumber: BMKG)

(10)

10 D. Evaluasi Kondisi Cuaca Pelabuhan Penyeberangan Selat Bali

Berdasarkan pantauan data AWS maritim di pelabuhan penyeberangan Ketapang Banyuwangi, menunjukkan selama bulan April 2020 angin dominan dari arah Selatan - Barat Daya dengan kecepatan angin bervariasi 2 – 15 knot. Suhu berkisar antara 23.6 – 31.9 °C, Kelembaban Udara Relatif 61 – 100 %, dan tekanan udara berkisar 1003.7 – 1013.2 mb. Kondisi cuaca dominan Cerah – Berawan hingga Hujan Ringan. Curah hujan tercatat 68 milimeter. Berikut grafik parameter cuaca selat Bali :

(11)

11 E. AnalisaHujan April 2020 Daerah Banyuwangi

Berdasarkan data curah hujan bulan April 2020 dari stasiun BMKG dan pos-pos hujan kerjasama di Banyuwangi dapat disajikan evaluasinya sebagai berikut :

Jumlah Curah hujan tertinggi 280 mm/bulan, terjadi di Glenmore (6 hari hujan) dengan sifat hujan Normal. Sementara curah hujan terendah 20 mm/bulan yang terjadi di Dadapan dengan sifat hujan Atas Normal.

Gambar 13. Peta Distribusi Curah Hujan April 2020 dan Sifat Hujan April 2020 di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

Dari peta terlihat bahwa secara spasial mayoritas wilayah Banyuwangi pada April 2020 sebagian besar masih terjadi hujan. Hujan yang terjadi termasuk kategori bervariasi yaitu Rendah (0-100 mm/bulan) dan Menengah (100-300 mm/bulan). Curah Hujan kategori Rendah terjadi di Banyuwangi Kota, Licin, Dadapan, Bayu Lor, Songgon dan Blambangan. Kategori Menengah terjadi di Jambu, Rogojampi, Alas Malang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Sukonatar, Tegal Dlimo, Purwoharjo, Karangdoro, Kalibaru, Jambewangi dan Pesanggaran.

(12)

12 F. Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut

Gambar 14. Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut April 2020 di Banyuwangi (Sumber: BMKG Banyuwangi)

Dari peta terlihat bahwa secara spasial seluruh wilayah Banyuwangi pada April 2020 sebagian besar masih terjadi hujan. Hasil monitoring hari tanpa hujan pada April 2020 di wilayah Banyuwangi masuk dalam klasifikasi Sangat Pendek, Pendek dan Menengah. Hal ini mengindikasikan daerah yang berpotensi terjadi Kekeringan Ekstrim tidak ada/ NIHIL.

Jumlah hujan yang terjadi di Banyuwangi selama April 2020 masuk kategori Rendah hingga Menengah. Pada awal Mei 2020 sebagian besar wilayah Banyuwangi diprediksi akan masuk Musim Kemarau.

(13)

13 II. PROSPEK CUACA BULAN MEI 2020

A. Prediksi Dinamika Atmosfer Mei 2020

Monitoring perkembangan ENSO dari BMKG menunjukkan bahwa periode Netral diprediksi berlangsung pada Mei 2020 hingga Nopember 2020, sehingga tidak ada suplai massa udara dari Samudera Pasifik ke wilayah Indonesia. Sementara itu Dipole Mode Indeks (DMI) yang terpantau Netral pada April 2020, diprediksi akan tetap netral pada Mei hingga Nopember 2020, mengindikasikan tidak adanya penambahan massa uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia bagian Barat maupun sebaliknya.

Secara umum anomali suhu muka laut (Sea Surface Temperature/ SST) perairan Indonesia dan sekitarnya pada April – Juli 2020 diprediksi tetap berada dalam kondisi normal hingga hangat dan untuk bulan Mei – Oktober 2020 anomali SST Indonesia diprediksi cenderung hangat dan kondisi hangat semakin meluas keseluruh perairan Indonesia.

Madden Jullian Oscillation pada bulan April 2020 sempat aktif di Benua Maritim Indonesia (BMI), dan diprediksi aktif hingga pertengahan dasarian I Mei 2020. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR pada dasarian II Mei 2020 subsiden/kering pada pertengahan dasarian II Mei 2020.

Pada skala regional secara normal pola tekanan udara rendah selama bulan Mei 2020 akan sering muncul di Belahan Bumi Utara (BBU). Seiring pergerakan semu matahari memasuki bulan Mei 2020 potensi terjadinya gangguan tropis di BBS akan berkurang yang membuat monsun Timuran stabil dan akan berdampak terhadap berkurangnya kejadian hujan terutama di selatan ekuator.

Melihat perkembangan dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kondisi cuaca iklim di Jawa Timur dan Banyuwangi khususnya, dapat disimpulkan bahwa wilayah Banyuwangi pada bulan Mei 2020 masih berada pada musim peralihan. Tetap perlu kewaspadaan menghadapi potensi terjadinya cuaca ekstrim khususnya pada musim peralihan, terutama hujan lebat disertai angin kencang (puting beliung) dan petir. Untuk prakiraan curah hujan bulanan, sebagai dampak pola monsun baratan yang stabil maka diprediksi akumulasi curah hujan bulan Mei 2020 sebagian wilayah diprediksi curah hujannya berada pada kondisi normalnya, sebagian diatas normalnya dan sebagian wilayah lainnya berada dibawah kondisi rata-rata / normalnya.

(14)

14

Gambar 15. Prediksi ENSO dan anomali Suhu Permukaan Laut (Sumber : IRI, NMME )

(15)

15 B. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Banyuwangi Bulan Mei 2020

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pantauan kondisi fisis dan dinamis atmosfer di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya serta kondisi lokal masing-masing wilayah terutama topografi daerah Jawa Timur, maka curah hujan daerah Banyuwangi untuk bulan Mei 2020 diprakirakan sebagai berikut :

Curah Hujan wilayah Banyuwangi berkisar 51 mm hingga 300 mm

Sifat Hujan wilayah Banyuwangi dominan Normal

(16)

16 C. Prakiraan Potensi Banjir Mei 2020

Berikut adalah peta prakiraan potensi Banjir bulan Mei 2020. Dari peta terlihat wilayah di Banyuwangi potensi banjirnya diprediksi masuk kategori Aman. Memasuki bulan Mei 2020 sebagian wilayah Banyuwangi memasuki awal musim kemarau.

Gambar 17. Prakiraan Daerah Potensi Banjir Mei 2020 (Sumber:BMKG)

III. INFORMASI TERBIT-TERBENAM MATAHARI MEI 2020

Berikut adalah data terbit terbenamnya matahari, selama bulan Mei 2020 di wilayah Kota Banyuwangi :

(17)

17 IV. KEJADIAN GEMPABUMI DIRASAKAN SIGNIFIKAN DI WILAYAH BANYUWANGI

Gambar 18. Kejadian Gempabumi yang signifikan di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

Kejadian Gempa Bumi yang signifikan dirasakan sampai di wilayah Banyuwangi selama April 2020 tidak ada/ NIHIL.

V. KEJADIAN CUACA EKSTRIM APRIL 2020

Cuaca / Iklim Ekstrim adalah suatu kondisi meteorologi yang menyimpang dari nilai rata-ratanya atau menyimpang terhadap nilai batas ambang meteorologi di wilayah tersebut. Dampak pemanasan global yang berlanjut pada perubahan iklim di yakini sebagai salah satu pemicu munculnya cuaca/ iklim ekstrim baik dari tingkat keseringan, cakupan luas wilayah maupun nilainya, dimana cuaca/iklim ekstrim tersebut berpotensi menimbulkan bencana dan kerugian bahkan korban jiwa.

Tabel 2. Cuaca/ Iklim Ekstrim Bulan April 2020 Banyuwangi

KRITERIA KETERANGAN

Angin dengan kecepatan > 45 Km/jam -

Suhu udara > 35˚ C -

Suhu udara < 15˚ C -

Kelembaban udara < 30 % -

Curah Hujan >100 mm / hari Glenmore 150 mm/hari

Tanah Longsor -

Banjir Bandang -

(18)

18 VI. PRAKIRAAN AWAL MUSIM KEMARAU BANYUWANGI 2020

Tabel 3. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2020 Banyuwangi

(19)

19 DAFTAR ISTILAH INFORMASI CUACA, IKLIM DAN GEMPABUMI

ENSO adalah singkatan dari El-Nino Southern Oscillation. Secara umum para ahli membagi ENSO menjadi ENSO hangat (El-Nino) dan ENSO dingin (La-Nina). Kondisi tanpa kejadian ENSO biasanya disebut sebagai kondisi normal. Referensi penggunaan kata hangat dan dingin adalah berdasarkan pada nilai anomali suhu permukaan laut (SPL) di daerah NINO di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian tengah dan timur. Pada saat fenomena El Nino berlangsung, kondisi atmosfer di wilayah Indonesia cenderung kering, sehingga potensi kondisi curah hujannya berkurang atau lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata normalnya. Kondisi sebaliknya terjadi ketika fenomena La Nina berlangsung, dimana atmosfer wilayah Indonesia umumnya akan cenderung basah, sehingga bisa berpotensi menyebabkan intensitas curah hujan yang lebih banyak dibanding rata-rata normalnya.

Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut tersebut selanjutnya dikenal sebagai Dipole Mode Indeks (DMI), dimana DMI positif berdampak berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, DMI negatif berdampak meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat.

Asian Cold Surge atau seruakan dingin Asia digunakan untuk menggambarkan penjalaran massa udara dari Asia akibat adanya tekanan tinggi di daerah tersebut dan menjalar ke arah selatan menuju ekuator dengan membawa massa udara dingin. Indeks yang digunakan untuk identifikasi aktivitas cold surge adalah dengan menghitung indeks monsun yaitu selisih nilai tekanan antara Titik 115° BT/ 30° LU (didekati dengan data dari stasiun Wuhan di daratan China) dengan tekanan di Hongkong (116° BT/ 22° LU). Threshold value yang digunakan untuk indeks monsun dari gradient tekanan adalah ≥10 mb sebagai indikator adanya cold surge.

MJO singkatan dari Madden Jullian Oscillation adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan fluktuasi antar musiman yang terjadi di sekitar wilayah tropis. Keberadaan MJO ditandai dengan adanya penjalaran pada arah timuran di wilayah tropis dimana terjadinya penambahan intensitas curah hujan pada daerah tersebut, terutama di atas Samudera Hindia dan Pasifik. Anomali curah hujan seringkali merupakan indikator pertama dalam mengindikasikan kejadian MJO, dimana pada mulanya intensitas curah hujan tinggi terjadi di Samudera Hindia dan kemudian menjalar ke arah timur melewati wilayah Indonesia menuju Samudera Pasifik barat dan tengah panjang siklus MJO diperkirakan sekitar 30-60 harian. Penemu dari fenomena MJO ini adalah Madden dan Jullian.

OLR singkatan dari Outgoing Longwave Radiation adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas atau banyaknya radiasi gelombang panjang dari bumi ke atmosfer. Anomali OLR yang bernilai negatif menunjukkan jumlah radiasi yang terukur di atmosfer sangat sedikit karena terhalang oleh intensitas perawanan yang cukup tinggi di atmosfer. Sedangkan anomali OLR positif menunjukkan jumlah radiasi dari bumi yang cukup banyak karena tidak terhalang oleh kondisi perawanan di atmosfer. Satuan OLR adalah weber/m-2.

Monsun adalah sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah secara periodik setiap setengah tahun sekali. Sirkulasi angin Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia.

Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (ITCZ/ Inter Tropical Convergence Zone) merupakan daerah tekanan udara rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi semu matahari ke arah utara dan selatan

(20)

20 khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan hujan.

Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu liter.

Zona Musim (ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan periode musim hujan. Wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas daerah administrasi pemerintahan. Dengan demikian satu kabupaten/ kota dapat saja terdiri dari beberapa ZOM dan sebaliknya satu ZOM dapat terdiri dari beberapa kabupaten.

Dasarian adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu :

a. Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10 b. Dasarian II : tanggal 11 sampai dengan 20

c. Dasarian III : tanggal 21 sampai dengan akhir bulan

Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971 - 2000). Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Atas Normal (AN), jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya b. Normal (N), jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya c. Bawah Normal (BN), jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap

rata-ratanya

Gempa adalah getaran bumi yang terjadi sebagai akibat penjalaran gelombang seimik/gempa yang terpancar dari sumbernya/sumber energi elastik

Gempa Tektonik adalah gempabumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran atau pergerakan lempeng bumi.

Magnitude adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa di sumbernya. Ada beberapa jenis magnitude, yaitu: magnitude lokal (ML), magnitude

gelombang permukaan (Ms), magnitude gelombang badan (mb), magnitude momen (Mw),

magnitude durasi (Md).

Intensitas gempa adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa berdasarkan tingkat kerusakan dan reaksi manusia yang disebabkan oleh gempa tersebut.

Skala Richter Suatu ukuran obyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan magnitudenya, dikemukan oleh Richter (1930).

Skala MMI (Modified Mercally Intensity) adalah suatu ukuran subyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan intensitasnya.

Gambar

Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar  Pasifik Ekuatorial sampai akhir April 2020 (Sumber : BoM)
Gambar 3. Siklus posisi MJO dan anomali OLR selama April 2020, Warna biru adalah OLR  negatif,menunjukkan wilayah basah atau hujan (Sumber : BoM &amp; BMKG)
Gambar 5. Anomali angin zonal dan meridional April 2020 lapisan 850 mb  (sumber: ESRL NOAA)
Gambar 6. Suhu Muka Laut Perairan Indonesia dan Anomalinya bulan April 2020 (sumber: NOAA)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesalahan dari segi tata tulis/ejaan yang masih terdapat dalam surat undangan yang disusun oleh organisasi kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Menyetor selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan atas transaksi bulan sebelumnya dan melapor selambatnya tanggal 20 pada bulan yang sama dengan bulan penyetoran

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi mengenai pengaruh dimensi kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan dalam perusahaan yang

Dalam penelitian ini model prakriraan debit masa depan yang digunakan adalah model diskrit Markov serta model korelasi spasial hujan dan debit (model kontinu),

Batok kelapa dengan nilai kalor dan fire power yang lebih besar dibanding tongkol jagung dan limbah kayu, memberikan pasokan termal lebih besar dan akan

Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada populasi atau sampel

Fungsi diatas merupakan pilihan yang ada pada mode penyiraman tanaman 2 yang berada pada sisi kanan.Void pot2() { untuk mendefinisikan variable pot 2 atau