• Tidak ada hasil yang ditemukan

antara Ayah dan anak. Tetapi masalah perbedaan pendapat tersebut yang paling sulit diselesaikan adalah keinginan sang ayah untuk memasukkan Hitler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "antara Ayah dan anak. Tetapi masalah perbedaan pendapat tersebut yang paling sulit diselesaikan adalah keinginan sang ayah untuk memasukkan Hitler"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV PEMBAHASAN

1. Riwayat Hidup Adolf Hitler

Dalam sejarah kelam dunia, yang paling terkenal adalah kekejaman Partai NAZI yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Politik rasial yang dikembangkan Hitler sangat mempengaruhi pola pikir orang Jerman, dengan cara mengagung-agungkan ras bangsa Jerman khususnya ras Arya. Meski tercatat sebagai orang yang bertanggungjawab atas peristiwa kematian ratusan jiwa. Semasa Perang Dunia II, Hitler tetap tercatat sebagai penentu sejarah dunia. Hal ini diketahui karena Hitler merupakan salah satu dari sedikit tentara yang berpangkat rendah yang sanggup tampil menjadi pemimpin dunia. Terbukti dengan membawa Jerman lepas dari cengkeraman sekutu dan bangkit menjadi penguasa Eropa, hal ini merupakan wujud dari upaya besar bahkan sangat tidak mungkin dilakukan oleh seorang jendral sekutu. ( Luger Ballack, 2007:18)

Adolf Hitler lahir tanggal 20 April 1889 di Brunau yang terletak dipinggir Sungai Inn. Letak daerah Brunau adalah sisi sungai diantara 2 daerah yaitu di dalam kawasan Austria sedangkan di sisi lain adalah diseberang sungai merupakan wilayah Jerman. Ayah Hitler bernama Alois Schiklgruber seorang pegawai negeri, sedangkan ibunya bernama Klara Polzl seorang ibu rumah tangga yang merupakan istri ketiga. Hitler memiliki seorang adik perempuan yang bernama Paula yang lahir pada tanggal 21 Januari 1896 tetapi dalam sejarah hidup Hitler, nama Paula tidak sering disebut-sebut karena hubungan saudara diantara mereka tidak begitu dekat. (Agustinus Pambudi,2005:19-20)

Hitler sangat mengagumi tanah kelahirannya dan juga sejarah Jerman karena memiliki pahlawan seperti Johanes Palm dari Nuremberg seorang penjual buku yang membenci Perancis dan mati untuk perjuangan bangsa Jerman. Selain itu terdapat nama Leo Schlageter yang menentang Perancis, Leo ditangkap dan diserahkan oleh wakil pemerintahan Jerman sendiri. (Mein Kampf,2007:16)

Sifat dan watak Hitler yang keras didapatkan dari sifat dan watak ayahnya. Hal itu menyebabkan sering terjadi pertengkaran berbeda pendapat

(2)

antara Ayah dan anak. Tetapi masalah perbedaan pendapat tersebut yang paling sulit diselesaikan adalah keinginan sang ayah untuk memasukkan Hitler kesekolah khusus, dimana sekolah tersebut terletak di Realschule yang mencetak seseorang menjadi pegawai negeri. Sedangkan Hitler menginginkan masuk sekolah seni melukis yang berada di Vienna. Keadaan ekonomi keluarga Hitler terbilang kaya, kekayaan yang diperoleh tidak semata-mata dari warisan sang kakek tetapi meripakan hasil kerja keras Alois. Waktu menginjak dewasa, Alois melarikan diri dari rumah untuk mengubah nasib sebagai anak dari keluarga miskin. Akhirnya perjuangan Alois berhasil dengan bukti mendapat pekerjaan sebagai pegawai negeri yang merupakan pekerjaan yang punya masa depan cerah di kala itu. Melihat hal itu Alois berkeinginan untuk Hitler menjadi penerusnya kelak. (Mein Kamp,2007: )

Asal mula nama keluarga (family name) Hitler dapat dirunut dari riwayat hidup Alois yaitu ayah Hitler. Alois adalah anak yang lahir di luar ikatan pernikahan resmi dari seorang wanita yang bernama Marianne Schiklgruber. Ketika Alois atau ayah Hitler berusia 5 tahun, Marianne menikah dengan J. George Hiedler, yang memiliki adik perempuan bernama J. Nepomuk Hiedler. Karena J. George sifatnya pemalas seorang pengangguran sehingga kehidupan ekonomi keluarga tersebut hancur dan akhirnya keluarga tercerai berai. Melihat hal itu J. Nepomuk tidak tinggal diam, ia menyelamatkan Alois dengan mengasuhnya karena keadaan ekonominya jauh lebih mampu. Alois lalu mengubah namanya dari Schiklgruber menjadi Hiedler yang lantas berubah menjadi Hitler. Klara Polzl yang kemudian dinikahi Alois dan melahirkan Adolf Hitler. (Agustinus Pambudi,2005:20-21)

Saat Hitler berusia 13 tahun, ayahnya meninggal dunia karena serangan Apolexia. Dengan perginya Alois maka secara otomatis semua biaya hidup ditanggung oleh ibunya. Hitler tetap meneruskan sekolah sebagai pegawai negeri seperti yang pernah diamanahkan ayahnya, walaupun saat itu kondisi keuangan sudah tidak memungkinkan. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, Hitler akhirnya keluar dari sekolah disamping tidak memiliki biaya, terdapat alasan lain yaitu Hitler terserang penyakit paru-paru yang mengharuskan untuk beristirahat total.

(3)

Setelah sembuh, Hitler ingin meraih impiannya yaitu sebagai seorang pelukis, maka akhirnya ia melarikan diri ke kota Vienna. Alasan Hitler pergi kesana adalah di kota tersebut terdapat sekolah akademi seni lukis Von Hansen yang terkenal. Hitler pun memberanikan diri untuk mengikuti ujuan masuk akademi tersebut, dengan modal bakat lukis yang telah diakui sebagai yang terbaik di Realschule. Hitler merasa sangat optimis untuk dapat lulus ujian, tetapi dalam kenyataannya ia gagal dengan alasan lukisan yang ia gambar tidak sesuai dengan seni menggambar karena cenderung lebih mengarah pada arsitektur. Tahun 1908, Hitler kehilangan ibunya. Untuk mendapatkan pensiunan yatim-piatu, maka Hitler berpura-pura melanjutkan studinya di Vienna. Hitler memilih berdiam diri di rumah, Hitler mulai mengetahui konsep-konsep tentang superioritas ras Arya dari Lanz von Liebenfels yang karyanya diterbitkan dalam majalah. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:13)

Hitler menjadi buronan polisi Austria karena telah menolak wajib militer. Namun, setelah Hitler berhasil ditangkap ternyata Hitler dibebaskan karena dinyatakan menderita penyakit paru-paru. Setelah peristiwa tersebut, Hitler memutuskan untuk meninggalkan Vienna dan menetap di Munich sampai akhirnya terjadi Perang Dunia II. Hitler melepaskan kewarganegaraan Austria dan menggantinya dengan kewarganegaraan Jerman. Kota Munich dianggap sebagai kota bersejarah bagi Hitler, karena di kota tersebut menumbuhkan sifat nasionalisme terhadap Jerman. (Agustinus Pambudi,2005:27)

Munculnya sifat nasionalisme fanatik dalam diri Hitler, maka Hitler mengambil keputusan untuk mendaftarkan diri menjadi militer. Dengan usaha yang keras, akhirnya Hitler berhasil bergabung dalam militer dan menjadi pasukan infantri Resimen Bavaria ke-16. Pada tahun 1918 Hitler diangkat menjadi kopral, tetapi hal ini tidak berlangsung lama, karena Hitler harus dirawat di rumah sakit akibat semburan gas mustard (gas bentuk serbuk) yang menyebabkan buta sementara. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:14)

(4)

2. Hitler Menjadi Kanselir a) Keadaan Setelah Jerman Kalah Terhadap Sekutu

Kekalahan Jerman pada Perang Dunia I mengharuskan Jerman menandatangani Perjanjian Versailles yang berlangsung pada tahun 1919 yang menjadi perjanjian damai secara resmi. Dalam penandatanganan Perjanjian Versailles melibatkan Perdana Menteri. Inggris yaitu David Liold George, dari Italia yaitu Vittorio Orlando, Perdana Menteri Perancis yaitu George Clemenceau serta dari Amerika Serikat yaitu Woodrow Wilson. Perjanjian Versailles antara lain berisi :

1. Jerman harus menarik mundur pasukannya dari Perancis, Belgia, Luxemburg dan Prusia Timur.

2. Jerman harus menyerahkan sebagian wilayahnya, seperti Rhineland, sebagian Prusia Timur serta menyerahkan koloninya di Afrika dan Pasifik.

3. Jerman harus menyerahkan kembali Provinsi Alsace dan Loraine yang diperoleh ketika Perang Prusia-Perancis tahun 1871.

4. Jerman harus menyerahkan 5.000 arteleri, 25.000 senapan mesin, 5.000 lokomotif, 5.000 truk, 15.000 gerbong,1.700 pesawat tempur, serta semua kapal selam dan kapal terbang Jerman harus dikirim ke Scapa Flow untuk dibagi-bagikan oleh sekutu.

5. Jerman harus memberikan ganti rugi sebesar 5 miliar dolar AS dalam bentuk emas atau setara mulai bulan Mei 1921.

6. Jerman tidak boleh memiliki tank, pesawat tempur bomber, dan kapal perang.

7. Industri perang Jerman akan diawasai dengan ketat.

8. Jerman hanya diperbolehkan memiliki 100.000 tentara. (Luger Ballack,2007:8)

Perang Dunia I telah selesai, namun tidak terjadi kedamaian di Jerman. Jerman telah kalah serta jatuh ke dalam depresi sosial dan ekonomi. Perjanjian Versailles membawa kesengsaraan tersendiri bagi rakyat Jerman. Akibatnya, jumlah pengangguran melambung tinggi, inflasi mata uang Jeerman menjadi tidak

(5)

berarti, dan sebuah pemerintahan beru yaitu Republik Wiemar yang dianggap sebagai negara boneka oleh sekutu sudah tidak ada kepercayaan dari rakyat. (Judith Sandeen Bartel,2005:5)

Saat terjadi Perjanjian Versailles, Hitler masih berada dalam rumah sakit. Hitler merasa sangat kecewa dengan hasil keputusan pemerintahan Jerman yang menyerah kepada sekutu. Setelah keluar dari rumah sakit, Hitler ikut seleksi untuk menjadi pembicara politik oleh markas besar tentara lokal, yang akan memberikan pelatihan khusus serta memberikan kesempatan pada Hitler untuk mempraktikan pembicaraan publiknya. Hitler terpilih sebagai seorang pengawas kelompok politik di Jerman. Kelompok politik tersebut merupakan tempat berkumpulnya para kaum nasionalis, kelompok rasis yang mulai berkembang setelah Perang Dunia I. Hitler menjadi pengawas Partai Pekerja Jerman. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:14)

b) Sejarah Partai NAZI (National Sozialistische Deutsche Artebeiter Partei) Menurut Luger Ballack (2007:21) Partai Pekerja Jerman adalah sebuah partai kecil yang didirikan oleh Anton Dexler bersama dengan Gottfried Feder, Dietrich Eckart serta Karl Harer pada tanggal 7 Maret 1918. Hitler terjun dalam Partai Pekerja Jerman atau Deutsche Arbeiter Partei (DAP), jumlah anggotanya masih 25 orang.

Akibat dari aktivitas Hitler di partai ini, akhirnya Hitler dipecat dari pekerjaannya. Hal ini disebabkan seorang pengawas partai politik harus bersikap netral. Dengan adanya pemecatan terhadap Hitler maka membulatkan tekad Hitler untuk berkembang di dunia politik dan menanggalkan seragam militernya. Visi politik Partai Pekerja Jerman adalah mengembalikan harkat serta martabat bangsa dan negara Jerman setelah Perang Dunia I. Pada tahun 1919 sampai tahun 1921, Hitler mencapai puncak dalam Partai Pekerja Jerman yaitu menjadi pemimpin partai. Ini karena bantuan dari keahlian Hitler dalam berpidato yang dapat mempengaruhi setiap orang dalam partai tersebut. (Agustinus Pambudi,2005:30)

Tidak lama setelah Hitler menjadi pemimpin yang telah menggeser posisi Dexler, Hitler mengganti nama dari Partai Pekerja Jerman (Deutsche Artebeiter Partei atau DAP) menjadi NSDAP (National Sozialistische Deutsche

(6)

Artebeiter Partei atau sering disebut NAZI) pada bulan November 1921. Partai NAZI tersebut memusatkan propaganda terhadap Perjanjian Versailles, penganut paham Marxisme, kaum Yahudi.Partai dengan lambang swatika ini semakin berkembang, dengan bukti bergabungnya Perwira Tentara Jerman yaitu Ernst Roehm yang meras tidak puas karena satuan milisi yang telah dibentuknya dibubarkan oleh pemerintah. (Luger Ballack,2007:23)

Hitler cepat mendapatkan kepercayaan dari para pendukung partai. Banyak diantara para pendukung awalnya kelak akan diangkat menjadi pembantu utamanya dalam pemerintahan Jerman pada kekuasaan NAZI. Para pembantu Hitler antara lain Hermann Wilhelm Goring yang akan menjadi pemimpin Gestapo, Paul Joseph Goebbels ahli propaganda, Walter Richard Rudolf Hess pendukung fanatik Hitler, Otto Skorzeny ahli perang serta orang yang paling ditakuti di Eropa, Martin Bormann tangan kanan Hitler, Heinrich Luitpold Himmler pemimpin S.S nantinya. (Agustinus Pambudi,2005:30)

Di bawah kepemimpinan Hitler, kaum NAZI seakan mendapatkan energi. Perekrutan anggota berjalan dengan lancar, hal ini karena banyak rakyat yang mulai simpati pada Hitler. Seiring berkembangnya partai NAZI, Hitler memiliki kesempatan untuk membentuk barisan pengawal elite yang lebih bersifat militeristik ketimbang tentara reguler. Pada tahun 1923, perekonomian Jerman runtuh, sejak Perang Dunia I, inflasi meroket, rakyat panik dengan harga-harga kebutuhan hidup. Saat itu rakyat Jerman membutuhkan pemimpin yang tegas dan juga berani. Situasi Jerman sudah sangat buruk, maka menurut Hitler Jerman hanya dapat diselamatkan melalui kediktatoran. Hitler berencana untuk menyiapkan langkah pengambilalihan kekuasaan. (Agustinus Pambudi,2005:31) c) Peristiwa Beer Hall Putcsh

Pada tanggal 8 November 1923, Hitler yakin bahwa pemerintahan Republik Wiemar hampir runtuh. Kondisi Jerman memang memungkinkan terjadi adanya perebutan kekuasaan, karena Republik Wiemar saat itu dalam kondisi lemah, negara Jerman hampir mengalami kebangkrutan serta adanya konflik antar ideologi kepartaian semakin meruncing. Melihat situasi tersebut, maka Hitler yang dibantu oleh Jenderal Ludendorff serta para nasionalis lokal menggalang dan

(7)

mencari cara untuk menjatuhkan pemerintahan Bavarian di Munich. Tanggal 9 November 1923, pemimpin Pemerintahan Bavarian yaitu Gustav von Kahr akan berpidato di gedung Beer Hall di Munchen atau Munich. Hitler bersama dengan beberapa pengikutnya yaitu Max’amann, Alfred Rossenberg, serta Ulrich Kahr mengganggu jalannya pidato kenegaraan. Tidak lama berserang 25 anggota S.A yang dipimpin oleh Hermann Goring memasuki gedung. Pelurupun ditembakkan ke langit-langit gedung, dan disambut terikan Hitler yang mengatakan bahwa pemerintahan Bavarian telah disingkirkan. Peristiwa yang terjadi malam itu sering disebut dengan Beer Hall Putcsh. Keesokan harinya, Hitler beserta Jenderal Ludendorff bersama dengan 3.000 orang pendukung NAZI berjalan ke Munich. Tetapi perjalanan tersebut dihadang oleh polisi Jerman, sehingga bentrokan tidak dapat dicegah lagi. Bentrokan antara pengikut partai NAZI dengan polisi Jerman tersebut memakan korban sebanyak 16 orang. Hermann Goring terluka sehingga mengharuskan dia dibawa ke rumah sakit. Kudeta yang dilakukan oleh Hitler ini berakhir dengan ditangkapnya Hitler oleh polisi Jerman. Tanggal 26 Februari 1924, Hitler diadili Dan dihukum selama 5 tahun penjara di Benteng Landsberg. Sejak ditangkapnya Hitler maka partai NAZI dibubarkan serta dilarang oleh pemerintah. (Luger Ballack,2007:25)

d) Mein Kampf

Masa-masa Hitler berada dalam penjara merupakan periode yang sangat krusial dalam perjalanan politiknya. Hitler dapat mengonsolidasikan kekuatan politiknya. Dalam menjalani hukuman, Hitler tidak merasa sengsara, karena sering adanya kunjungan rutin dari para pendukungnya, Hitler menyadari bahwa dengan adanya ia dipenjara maka popularitasnya akan semakin berkembang. Selain itu, karena di dalam penjara Hitler merasa suasana lebih baik dibandingkan di luar penjara. Namun, yang lebih penting adalah Hitler mendapatkan kesempatan untuk menggariskan visi dan misi politiknya secara terperinci. Penjara merupakan tempat ideal bagi Hitler untuk mematangkan konsep-konsep politiknya, mengkonsolodasikan pendukung NAZI serta menyusun rencana untuk mencapai tujuannya. (Agustinus Pambudi,2005:33)

(8)

Selama menjalani masa hukuman di penjara, Hitler menyerahkan kendali partai NAZI kepada Alfred Rossenberg. Walaupun hal itu dilakukan sembunyi-sembunyi karena adanya larangan dari pemerintah terhadap semua kegiatan partai NAZI itu. Rossenberg mengedit surat kabar partai yaitu Kischen Beobacter (peneliti popular), tetapi dalam hal ini Rossenberg tidak pandai dalam administratif. Akibatnya, Hitler dapat dengan mudah memulai kontrol penuh terhadap semua kegiatan NAZI. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:19)

Hitler mengarang buku dengan judul Mein Kampf (Perjuanganku). Dalam membuat buku itu, Hitler dibantu oleh Rudolf Hess yang merupakan pengikutnya yang juga masuk dalam penjara untuk menuliskan setiap kata yang diucapkan oleh Hitler. Mein Kampf dianggap sebagai kitab suci bagi anggota NAZI. Karya Hitler itu terbagi menjadi dua volume, dengan buku volume pertama ditulis saat Hitler berada dalam penjara, sedangkan buku volume dua ditulis Hitler setelah keluar dari penjara.buku tersebut memuat tentang ide-ide serta cita-cita Hitler yang menyakini pandangan Lanz von Liebenfels bahwa ras Arya yang berpusat di Jerman akhirnya menang dan memimpin seluruh dunia. Menurut pandangan Hitler, sejarah merupakan catatan pertarungan ras-ras manusia. Dalam buku Mein Kampf, Hitler mengutuk bangsa-bangsa yang dianggap sebagai ras rendah, oleh karena itu harus dimusnahkan. Ide lain Hitler adalah Lebensraum (konsep ruang hidup). Sebagai bangsa yang besar, Jerman memerlukan sejumlah besar wilayah taklukan. Hal ini karena setelah Perang Dunia I banyak wilayah pendudukan Jerman yang dikuasai Sekutu, sehingga penopang perekonomian Jerman runtuh. (Agustinus Pambudi,2005:33)

f) Mendirikan Pasukan S.S (Schutzstaffel)

Setelah keluar dari penjara, Hitler mulai menyusun kembali pasukan NAZI. Pada bulan April 1925, Hitler memerintahkan pada Julius Schreck selaku sopir pribadi serta pengawal pribadi yang bernama Stosstrupe untuk membentuk suatu pasukan pengawal baru yang dikenal dengan nama Schutzstaffel atau disingkat dengan S.S. Pada awal pembentukan pasukan Schutzstaffel ini hanya terdiri dari 8 anggota. Melihat peminatnya sedikit, maka Schreck mengambil S.S suatu keputusan dengan merancang S.S sampai meliputi wilayah Jerman. Dengan

(9)

membawa program NAZI, maka perekrutan berhasil mendapatkan peminat yang banyak terutama dari kalangan remaja Jerman dan dapat berjalan lancar. Dalam perekrutan pasukan S.S, seorang calon tentara diharuskan mengucapkan sumpah setia serta loyal kepada Hitler. Pasukan S.S ini secara resmi dibentuk tahun 1926, dengan pemimpin yang pertama adalah Josef Berch Told. (Luger Ballack,2007:29)

Pasukan S.S merupakan pasukan kebanggaan Hitler. Satuan S.S yang merupakan tentara pribadi Hitler yang dilatih dengan disiplin yang sangat ketat. Pada awal pembentukan satuan S.S adalah hanya sebagai pengawal pribadi Hitler, tetapi dalam perkembangannya pasukan S.S akhirnya digunakan untuk mencapai berbagai tujuan terutama yang terkait dengan teror politik, pengumpulan data intelejen, hingga melakukan aksi pembantaian terhadap kaum Yahudi Dan juga digunakan dalam Perang Dunia II, yang keberadaannya sangat ditakuti oleh para musuh. (Agustinus Pambudi,2005:35)

Pasukan yang dibentuk untuk membendung kekuatan politis S.A atau Angkatan Bersenjata resmi Jerman. Meskipun Hitler telah menghimpun kekuatan dalam rangka menguasai Jerman tetapi revolusi yang sebenarnya belum terjadi. Hal ini karena pasukan S.A dapat digunakan kekuatannya oleh Erns Roehm selaku pimpinan untuk melakukan kudeta, mengingat anggota S.A jumlahnya banyak. Heinrich Lutpold Himmler merupakan salah satu orang kepercayaan Hitler. Himmler diangkat menjadi wakil komandan S.S. Karier Himmler menjadi lebih cemerlang ketika komandan S.S yaitu Enhard Heiden mengundurkan diri pada Januari 1929 maka Himmler menjadi komandan S.S. Ditangan Himmler angkatan kecil ini berkembang menjadi pasukan yang besar pada masa Reich Ketiga. Hanya dalam waktu empat tahun, jumlah personel S.S menjadi 52.000 orang. Hingga pada tahun 1945, pasukan S.S jumlahnya berkembang sampai 800.000 orang. Pasukan S.S diseleksi berdasarkan kecerdasan serta eugenetika, dimana orang tersebut harus berasal dari ras Arya. Bagi orang-orang yang memiliki kecerdasan tinggi maka akan ditempatkan sebagai pasukan penggerak partai. Usaha Himmler untuk menjaga kemurnian ras Arya maka pada tahun 1931,

(10)

Himmler mengadakan kode perkawinan untuk anggota S.S. Anggota S.S dilarang menikah dengan pasangan yang tidak bisa membuktikan kemurnian ras Arya. Selain usaha itu, Himmler mendirikan sekolah pengantin S.S serta mendirikan institusi keibuan Lebensborn, tempat dimana gadis-gadis Jerman ras Arya murni dipilih untuk berhubungan seks dengan anggota S.S. Hal ini diharapkan akan menurunkan generasi yang lebih unggul. Sedangkan untuk menyaingi kekuatan S.A maka Himmler mengusahakan mengganti seragam S.S yang pada awalnya sama dengan S.S diubah menjadi lebih elit. (Luger Ballack,2007:151)

Perkembangan selanjutnya, Himmler membentuk suatu pasukan baru lagi, tujuannya tidak lain untuk menyingkirkan S.A. Pasukan tersebut diberi nama Waffen S.S. Pasukan itu dikembangkan dari tiga divisi menjadi 35 divisi. Waffen S.S dibentuk menjadi angkatan militer pesaing Wehrmacht atau Angkatan Darat Jerman. Kedudukan Waffen S.S ini secara de jure berada di bawah S.S sedangkan secara de facto di bawah Wehrmacht. (Luger Ballack,2007:158)

Lahirnya Schutzstaffel bersenjata atau Waffen SS merupakan kebutuhan terhadap pelaksanaan secara nyata mengenai propaganda NAZI tentang komunisme internasional. Pada awalnya Waffen SS tidak dibentuk dari divisi-divisi dengan kekuatan besar terlebih dahulu melainkan dengan kekuatan sebesar resimen (standarte). Memang telah ada SS biasa (Algemeine SS), Gestapo, Kripo, serta satuan-satuan polisionil lainnya. Akan tetapi semua itu hanya terbatas pada aksi personil berupa pembersihan, penangkapan, serta sejenisnya. Himler menginginkan agar ada satuan yang dapat berfungsi lebih berupa aksi militer terutama di wilayah penduduk yang dianggap mesih berpotensi melawan Third Reich. Untuk itu perlu dibentuk satuan militer lainnya yang dapat melakukan aksi militer dengan skala penuh sehingga lahirlah apa yang disebut dengan Waffen SS atau SS bersenjata. ( Fernando R. Srivanto,2007:7)

Anggota Waffen SS direkrut dari orang-orang sipil yang memenuhi kriteria rasial secara fisik sesuai dengan dokrin NAZI. Misalnya bentuk fisik yang sempurna, warna rambut serta mata, gigi yang masih lengkap juga pengetahuan tentang doktrin NAZI. Lahirnya Waffen SS sendiri merupakan kontroversi.

(11)

Pertama, Waffen SS adalah pasukan yang memiliki loyalitas penuh pada Hitler, namun tanggung jawab diberikan kepada Himler meski pun Goering pada awalnya terlibat dalam pembentukan Waffen SS. Artinya, Himmler memiliki kuasa penuh sebagai pimpinan tertinggi SS yang tidak saja membawahi SS, Gestapo, Kripo dan unit-unit personil lain, tetapi juga Waffen SS sebagai unit militer. Kedua, adanya keberatan dari pihak Angkatan Bersenjata Jerman (Wehrmacht) dengan adanya angkatan keempat di luar Komando Angkata Bersenjata (Oberkommando der Wehrmacht – OKW) yakni Angkatan Darat (Heer), Angkatan Laut (Kriegsmarine), serta Angkatan Udara (Luftwaffe). Apalagi rekrutmen dilakukan terpisah dari Angkatan Bersenjata sehingga hal ini menggelisahkan para petinggi Wehrmacht namun karena Himmler bersikeras serta didukung oleh Hitler dengan alasan dibutuhkannya sebuah pasukan yang tidak hanya loyal kepada negara tetapi juga pada fuhrer sekaligus, maka SS-VT mulai dipersenjatai walau terbatas hanya kepada senjata infantri serta mobilitas yang masih menggunakan sepeda motor dan truck. Itu pun juga senjata serta kendaraan kelas dua. Alasan yang digunakan Himmler selain pasukan yang loyal adalah janji kepada para petinggi Wehrmacht bahwa pasukan SS-VT hanya digunakan pada acara-acara seremonial partai sehingga tidak perlu dikhawatirkan tentang perannya yang akan tumpang tindih dengan Angkatan Bersenjata. Selain itu beberapa perwira Heer juga dipinjam untuk melatih Dan membentuk SS-VT dengan konversi pangkat serta jabatan dalam struktur Waffen SS.

Sebenarnya sejak awal rekrutmen telah terlihat begaimana perbedaan-perbedaan yang cukup nyata antara Wehrmacht dan Waffen SS. Wehrmacht yang masih memegang teguh tradisi militer ala Prusia yang cukup konservatif, merekrut banyak perwira dari pemuda yang latar belakang intelektual serta didikan yang tinggi, diantaranya adalah orang-orang yang berasal dari keluarga yang memang turun temurun berkarir dalam bidang militer. Pemuda dengan latar belakang seperti itu akan ditemukan pada kota-kota besar dan merupakan kelas menengah. Sedangkan Waffen SS yang memberikan prioritas fisik serta pendidikan ideologi mendapatkan sumber tenaga justru dari daerah pedesaan di mana banyak pemuda yang mendaftar memang memiliki kualitas fisik tetapi pendidikan formalnya

(12)

terbatas, bahkan ada beberapa yang buta huruf. Tidak heran dengan dipinjamkannya beberapa perwira Heer adalah untuk mengkombinasikan kekurangan dan kelebihan yang ada sehingga diharapkan akan lebih unggul dari pada Wehrmacht.

Konsep pelatihan yang dimiliki Waffen SS berlangsung selama beberapa bulan dengan pelatihan dasar (basic training)serta memiliki tiga tujuan yakni pelatihan fisik, kemampuan senjata ringan, serta indoktrinasi politik. Ketiga tujuan itu harus dipenuhi dan lulus oleh para kandidat mengingat situasi yang ditekankan bahwa mereka bukanlah pelamar sukarela, melainkan orang-orang yang terpilih secara individu masuk dalam Waffen SS. Setelah pelatihan dasar selesai maka mereka dikirim ke sekolah-sekolah spesialis misalnya Panzertruppenschule yaitu untuk mereka yang dipilih sebagai awak tank atau kavaleri.

Dalam pembentukan satuan tempur, Waffen SS menggunakan metode yang berbeda dengan Angkatan Bersenjata. Kekompakan serta ras kebersamaan dikembangkan sedemikian rupa sehingga dalam pelatihan dasar tidak dibedakan antara perwira, bintara, serta prajurit. Hal tersebut berbeda dengan Wehrmacht yang masih sangat tradisional dengan memisahkan atasan dengan bawahan. Konsekuaensi dari metode itu adalah kekompakan serta rasa kebersamaan yang diperkuat oleh keyakinan ideologis sehingga menjadi berguna ketika dalam medan tempur. Pelatihan yang digunakan tersebut ternyata menciptakan kohesi satuan-satuan tempur dengan penghargaan timbal balik antara atasan dengan bawahan bukan hanya sekedar disiplin kaku. Dalam Waffen SS tidak dibutuhkan untuk memberi salam kepada perwira Dan bentuk salam yang diambil dari salam Heil namun dalam posisi yang lebih rileks. Selain itu dengan menyebut perwira dengan kata Herr atau tuan juga dilarang dan cukup hanya dengan menyebut pangkatnya saja. (Fernando R. Srivanto,2007:11-14 Jika satuan SS berseragam hitam, maka Waffen SS pada awalnya menggunakan seragam yang nyaris serupa dengan Heer yakni abu-abu lapangan (feldgrau). Variasi lain yang dikembangkan selanjutnya adalah kamuflase misalnya dengan warna daun oak musim gugur. Inilah yang

(13)

membedakan antara Waffen SS dengan Wehrmacht. Selain itu ciri khas yang digunakan adalah tanda runik huruf SS yang terbentuk dua petir menyambar sebagai simbol kesatuan. Tanda tersebut juga digunakan di kerah baju sebelah kanan terutama untuk perwira menengah ke bawah dan tanda pangkat di kerah sebelah kiri. Hal ini juga membedakan Waffen SS dengan Wehrmacth yang menggunakan tanda pangkat di bahu serta elang bersayap di dada sebelah kanan. Bagi tentara sekutu sulit untuk membedakan SS dengan Wehrmacht pada umumnya terutama jika sama-sama menggunakan kamuflase. Terlebih antara awak tank Waffen SS dengan Wehrmacht yang sama-sama menggunakan seragam berwarna hitam serta memiliki simbol tengkorak. (Fernando R. Srivanto,2007:16)

Kudeta yang yang dilakukan oleh Hitler pada tahun 1923 mengalami kegagalan dan mengharuskan Hitler menjalani hukuman di penjara. Melihat kenyataan tersebut, Hitler memutuskan untuk memusatkan kekuatan dalam merebut kekuasaan melalui jalan konstitusional. Hitler tidak lagi memakai cara pemberontakan untuk meraih kekuasaan dengan paksa, melainkan melalui kombinasi antara propaganda serta intimidasi politik. Hitler menyadari bahwa penggunaan kekerasan untuk merebut kekuasaan tidak akan mendapatkan simpati dari rakyat Jerman.(Agustinus Pambudi,2005:37)

Dalam proses perluasan kekuatan NAZI, Hitler bersama teman-teman serta pengikutnya bekerja bersama-sama. Para pendukung Hitler berusaha penuh untuk membantu, pengikut Hitler yang setia antara lain Hermann Goring yang merupakan seorang pilot tempur pada Perang Dunia I yang tertarik akan pembentukan partai NAZI. Selanjutnya adalah Joseph Goebbels adalah seorang penulis yang penuh inspirasi dalam mengembangkan tehnik propaganda. Rudolf Hess merupakan mantan pilot tetapi akhirnya menjadi sekretaris Hitler. Ernst Roehm adalah seorang opsir tentara yang terlibat dalam peningkatan dukungan tentara reguler Jerman untuk membangun tentara NAZI. Selain itu Heinrich Himmler yang memulai pekerjaannya di NAZI dalam bidang kesekretaritan tetapi beralih ke S.S yang selanjutnya akan menjadi komandan pasukan tersebut.

(14)

Max’amann yang diberi tugas untuk mengolah surat kabar partai serta perusahaan penerbitan. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:20)

Pada pemilu tahun 1928, NAZI memperoleh 12 kursi. Propaganda yang dimainkan oleh partai berlambang swastika itu mengalami peningkatan. Agresivitas Hitler beserta kawan-kawannya dalam berkampanye membuat partai NAZI tidak dapat diremehkan. Walaupun partai NAZI merupakan partai yang kecil, tetapi ancaman akan partai tersebut sudah mulai terlihat. Dalam waktu yang singkat mampu mengimbangi partai-partai yang sudah mapan, hal ini karena banyak rakyat Jerman yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap partai-partai yang lebih dahulu berdiri. Pada pemilu tahun 1930 partai NAZI menerima lebih dari 18,3% suara dan melambungkan partai terkecil di Jerman ini masuk ke peringkat dua terbesar. Pemilih partai NAZI melonjak dari 810.000 orang menjadi 6.409.000 orang. Hal ini menyebabkan partai NAZI menambahkan wakilnya di Reinchstag (parlemen) dari 12 menjadi 107 kursi. Perolehan suara yang sangat signifikan, menjadikan lawan politik Hitler melakukan perhitungan. Akibat perasaan yang takut untuk tersaingi, maka lawan-lawan politik Hitler menempuh strategi yang lebih kooperatif. Dengan cara menawarkan jabatan-jabatan yang strategis kepada para petinggi NAZI.(Agustinus Pambudi,2005:40)

Bulan Maret 1930, Republik Wiemar berakhir, dengan berdasarkan pada sebuah mayoritas dalam reichstag (parlemen Jerman) merasa sudah tidak mampu untuk menanggulangi masalah yang terjadi di Jerman pada saat itu. Presiden Paul von Hindenburg menunjuk sebuah pemerintahan yang baru dengan Heinrich Bruning sebagai kanselir. Namun, Heinrich serta reichstag tidak setuju dengan ide Presiden Hindenburg untuk menyelesaikan persoalan itu. Presiden mengambil langkah yaitu membubarkan badan pembuat undang-undang serta menjalankan pemerintahan dengan dekrit darurat hal ini dianggap lebih baik daripada melalui prosedur legislatif. Kemenangan yang diraih oleh partai NAZI mengakibatkan para investor menarik uangnya dari Jerman, karena kemenangan partai tersebut dianggap telah melakukan kecurangan dengan melakukan berbagai macam kebohongan. Dengan para investor menarik uang di Jerman, mengakibatkan

(15)

sistem perbankan Jerman mengalami kebangkrutan, pengangguran semakin banyak.

Dalam pemilu 1932 partai NAZI menerima lebih banyak suara di bandingkan dengan partai-partai yang lain. Dengan kemenangan partai NAZI dalam pemilu tersebut, maka menambah keyakinan Hitler untuk mencalonkan diri sebagai kanselir Jerman. Hitler pun mendesak untuk dapat menjadi kanselir dalam pemilihan pemimpin Jerman. Kenyataan berkata lain, Hitler mengalami kekalahan, suara yang diperoleh Hitler adalah 13.418.001 sedangkan Hindenburg memperoleh 19.359.650 suara. Kekalahan ini tidak membuat Hitler putus asa, malah membuat Hitler semakin berambisi. Hitler mendesak presiden Hindenburg untuk menunjuk dirinya sebagai kanselir. Permintaan Hitler tersebut ditolak oleh Hindenburg. Tetapi terdapat sekelompok kecil orang disekitar Presiden Hindnburg yang mendesak untuk mengangkat Hitler sebagai kanselir. Kelompok tersebut merasa bahwa Hitler bisa di kontrol serta popularitas dan juga bakatnya dapat digunakan untuk perkembangan selanjutnya. Karena Heinrich Bruning menolak untuk menjadi kanselir, maka Presiden Hindenburg menunjuk Franz von Papen. Usaha yang dilakukan Papen untuk menormalkan kembali Jerman tidak berhasil. Hal tersebut membuat Hindenburg kecewa, akhirnya Hindenburg melakukan pergantian dengan menunjuk Kurt von Schleicher yaitu pemimpin politik pada tentara. Tindakan yang dilakukan presiden mengakibatkan rasa kecewa dari Papen. Kekecewaan tersebut dilampiaskan dengan bergabungnya Papen ke NAZI. Papen beserta anggota NAZI lainnya membicarakan tentang kesenioran Hindenburg yang menunjuk Hitler sebagai perdana menteri dalam satu kabinet yang di dalamnya Papen akan menjadi menteri, sedangkan menteri yang lain akan berasal dari luar partai NAZI. Akhirnya pada tanggal 30 Januari 1933, Hitler diangkat sebagai kanselir. (Luger Ballack,2007:30)

Faktor lain, kemenangan Hitler adalah peran Gobbels yang merupakan ahli propaganda NAZI. Paul Joseph Goebbels melakukan kontak pertama dengan partai NAZI terjadi saat Goebbels melakukan demonstrasi kampanye melawan pendudukan Perancis di daerah Ruhr pada tahun 1923 dan akhirnya Goebbels

(16)

bergabung dengan NAZI. Namun, ketika Hitler menjalani hukuman di penjara, Goebbels menjadi menganggur. Pada tahun 1924 partai NAZI bangkit kembali setelah Hitler terbebas dari penjara, Goebbels pun bergabung kembali. Goebbels merupakan pengikut Hitler yang setia, hal ini disebabkan oleh pemikirannya yang sama dengan Hitler yaitu membenci Yahudi. Pada bulan Oktober 1926 Goebbels ditunjuk sebagai pemimpin partai lokal NAZI di distrik Berlin- Bradenburg yang merupakan daerah yang kecil serta penuh dengan konflik. Tantangan tersebut dapat diatasi oleh Goebbels dengan baik, dengan mendirikan serta menerbitkan koran mingguan menggunakan nama Anggriff (The Attack). Selain menggunakan koran Goebbels juga menggunakan poster-poster propaganda, melakukan pawai-pawai serta melakukan hasutan-hasutan tentang program anti semit. Dengan cara Goebbels tersebut tidak mengherankan jika anggota partai NAZI semakin lama semakin bertambah. (Luger Ballack,2007:73-76)

Dalam kepemimpinan Hitler di partai NAZI, Goebbels banyak melakukan tindakan kekerasan terutama pertempuran jalanan. Selain itu, Goebbels juga melakukan penyerangan untuk menekan dominasi Partai Sosial Demokrat serta Partai Komunis. Kemampuan propaganda Goebbels dimanfaatkan juga pada saat Hort Wessel yang merupakan salah satu anggota Goebbles terbunuh. Goebbels merubah kesan Hort dari germo menjadi seorang martir NAZI. Selain itu Goebbels juga menyajikan gambaran yang berupa kebohongan, menyebarkan pesan-pesan yang menenai paham nasional sosialisme ke seluruh Jerman. (Luger Ballack,2007:77)

3. Masa Pemerintahan Hitler

Diangkatnya menjadi kanselir, belum dapat menurunkan ambisi untuk meraih kekuasaan bagi Hitler. Pemikiran Hitler dalam menjalankan pemerintahannya, banyak dipengaruhi oleh pemikiran Darwin serta Mussolini. Hitler menganggap bahwa Mussolini merupakan seorang manusia besar di tingkat dunia. Sehingga dalam pemerintahan masa Hitler dijalankan paham Fasisme.(Jules Archer,2005:141)

(17)

Fasisme adalah pengaturan pemerintahan dan masyarakat secara totaliter oleh suatu kediktatoran partai tunggal yang rasialis, nasionalis,serta militeris. Cari khas dari fasisme adalah tumbuh dikalangan bangsa-bangsa yang secara teknologis maju. Berbeda dengan faham komunis yang tumbuh dari bangsa yang hidupnya melarat serta terbelakang.(William Eberstein,2006:106)

Fasisme dapat berkembang dari adanya depresi ekonomi suatu negara industri. Dalam negara tersebut terdapat hubungan sebab akibat dari berbagai lapisan masyarakat. Ini terbukti dengan adanya seorang pengusaha kecil merasa kesulitan hidupnya berasal dari pengusaha besar. Kaum buruh yang merasa penderitaan yang dialami berasal dari para pengusaha pabrik. Para petani menyalahkan kebijakan pemerintah yang seakan tidak memihak pada mereka. Yang terakhir adalah golongan pengangguran. Golongan tersebut tidak dapat dibilang sebagai golongan yang sedikit. Golongan pengangguran merasa sebagai golongan yang terbuang, tidak memiliki masa depan sehingga dikucilkan dari masyarakat. Melihat banyak sekali perbedaan serta perasaan yang tidak percaya antara golongan satu dengan golongan yang lain, maka kaum fasis memberi jalan keluar. Untuk membangkitkan perasaan bangga, percaya diri serta menghapus perbedaan maka paham fasis meyakinkan bahwa semua lapisan masyarakat dalam negara tersebut adalah suatu suku bangsa yang teratas. Usaha tersebut terbukti efektif dalam perkembangan paham ini seterusnya. Hal ini disebabkan karena dengan meyakinkan bahwa bangsanya adalah bangsa teratas maka rasa percaya diri mulai timbul, serta yakin bahwa dirinya merupakan bagian dari masyarakat yang terhormat sehingga negara tersebut tidak mengenal adanya perbedaan dalam lapisan masyarakat tetapi hanya mengenal perbedaan dengan golongan ras dari bangsa lain.

Terdapat unsur-unsur utama dari pandangan fasisme antara lain: a. Ketidakpercayaan akan pertimbangan akal.

Dalam pandangan fasisme, terdapat suatu pemikiran yang fanatik. Fasisme tidak ada kepercayaan akan pertimbangan urusan-urusan kemanusiaan. Cenderung meletakkan titik berat dalam unsur-unsur tidak rasional, sentimentil serta tidak dapat terkontrol oleh manusia itu sendiri. Dasar kepercayaan tidak

(18)

dapat dipersoalkan secara kritis. Dalam hal ini seperti adanya kepercayaan bahwa hanya Hitler sebagai fuhrer atau pemimpin yang dapat mengembalikan kejayaan bangsa Jerman.

b.Penyangkalan terhadap persamaan manusia pada dasarnya.

Fasisme menolak adanya pemikiran mengenai persamaan sebagai suatu konsep lunak dan sama sekali tidak benar. Paham fasis mengemukakan adanya perbedaan tersebut dijadikan tantangan. Konsep ketidaksamaan yang paling mudah diterangkan dalam bentuk kontras antara superior dan inferior. Hitler menanamkan pemikiran bahwa bangsa Jerman lebih kuat serta terhormat dibandingkan bangsa lain. Penegasan fasis tentang ketidaksamaan didasarkan atas kekuatan.

c. Kode tingkah laku fasisme

kode tingkah laku fasis meletakkan titik berat pada cara kekerasan serta kebohongan dalam segala hubungan manusia, lingkungan, serta hubungan dengan bangsa-bangsa yang lain. Menurut pandangan fasis, politik diberi sifat oleh hubungan kawan-musuh. Pandangan tersebut bertolak belakang dengan arti politik dalam negara demokrasi. Arti politik dalam negara demokrasi adalah suatu alat untuk menyelesaikan konflik-konflik sosial yang dilakukan secara damai. Fasisme menghendaki adanya suatu penghapusan secara total. Dengan adanya pandangan tersebut maka Hitler mendirikan berbagai kamp konsentrasi yang dapat digunakan untuk menghapus musuh-musuh yang dianggap sebagai penghambat cita-cita bangsa Jerman.

d. Pemerintahan oleh golongan terpilih (elite)

Dalam fasisme terdapat suatu konsep yang menyatakan bahwa hanya ada satu golongan kecil dari penduduk yang ditentukan oleh kelahiran, pendidikan serta status sosial yang sanggup mengerti apa yang baik bagi masyarakat seluruhnya. Prinsip kepemimpinan fasisme menunjukkan kepercayaan bahwa seorang pemimpin tidak mungkin salah karena seorang pemimpin tersebut diyakini memiliki kekuatan lebih dibanding manusia biasa.

(19)

Fasisme menekankan bahwa sistem totaliter sebagai cara hidup dalam seluruh hubungan manusia. Fasisme menggunakan otoritas dan kekerasan dalam segala macam hubungan sosial serta politik. Dalam pemikiran negara fasisme keberadaan seorang perempuan diposisikan sebagai golongan nomor dua. Kaum perempuan harus tinggal dengan urusan mereka sendiri. Kewajiban seorang perempuan menurut negara Jerman adalah Kinder (anak-anak), Kuche (dapur), serta Kirche (gereja). Kaum perempuan Jerman dianjurkan untuk menghasilkan anak-anak untuk negara Jerman di luar perkawinan. Fasisme menolak untuk mempekerjakan kaum perempuan terlalu banyak dalam bidang pendidikan. Hal itu disebabkan karena pendidikan merupakan tahap awal untuk mencetak kepribadian seseorang. Dengan adanya kaum perempuan maka dikhawatirkan dapat merusak kedisiplinan serta ketegasan. Fasisme totaliter cenderung menggunakan berbagai macam ancaman, pembunuhan, ataupun dalam bentuk kekerasan yang lain. Sedangkan bentuk otoriter klasik lebih bersifat menahan diri dalam menggunakan cara-cara lain dan hanya melakukan pembunuhan terbatas. Jadi apabila ada seorang pemimpin yang mengalami kekalahan maka diperbolehkan untuk mengungsi ke negara lain beserta keluarganya.

f. Rasialisme dan imperialisme

Rasialisme serta imperialisme adalah dua dasar pokok bagi kaum fasisme untuk menjalankan prinsip ketidaksamaan dan kekerasan dalam rangka hubungan dengan masyarakat bangsa-bangsa lain. Menurut doktrin fasisme terdapat kaum terpilih yang paling unggul dari yang lain. Kaum terpilih tersebut berhak memaksakan keinginan kepada golongan-golongan lain dengan cara kekerasan. Dalam rencana Jerman untuk menguasai dunia termasuk penghapusan bangsa-bangsa tertentu melalui pembunuhan secara besar-besaran dan telah direncanakan.

g. Oposisi terhadap undang-undang dan aturan internasional.

Oposisi terhadap undang-undang dan aturan internasional adalah akibat yang logis dari kepercayaan fasis tentang ketidaksamaan kekerasan, rasialisme, imperialisme dan peperangan. Organisasi internasional berbentuk pemerintahan dengan persetujuan yang langsung menentang prinsip fasis tentang pemerintahan dengan paksa. Negara-negara fasisme senantiasa menjauhkan diri dari organisasi

(20)

dengan persetujuan yang berlangsung menentang prinsip fasis tentang pemerintahan dengan paksa. Negara-negara fasisme senantiasa menjauhkan diri dari organisasi internasional ketika negara tersebut harus mematuhi keputusan-keputusan mayoritas. Organisasi yang didalamnya pengaturan segala sesuatu dijalankan dengan cara-cara diskusi dan tidak dengan cara kekerasan. Jerman menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1933. Pada bidang diplomatik, negara fasisme menjauhkan diri dari persetujuan umum yang bersifat multirateral. Negara fasis lebih suka persetujuan bilateral terutama dengan negara yang masuk dalam rencana untuk dikuasai. Hitler senantiasa menawarkan pakta persahabatan atau pakta non agresi kepada negara kecil. Masyarakat dunia yang lain telah menduga negara itu adalah korban Hitler berikutnya. Dalam menjalankan taktik menguasai dunia, Jerman menggunakan taktik yang sama dengan italia terutama pada pemerintahan Mussolini. (William Eberstein,2006:126-142)

Terdapat tiga hal penting yang terdapat dalam pandangan dan cita-cita Hitler untuk membangun Jerman. Hal ini yang menjadi ciri khas fasisme Jerman yaitu:

1) Nasionalisme yang fanatik, nasionalisme berguna untuk membangkitkan kembali keyakinan dan kehormatan serta persatuan bangsa Jerman. Hitler memberikan pandangannya tentang hal ini dengan menyatakan :

“ Kita hanya mengenal dua Tuhan, Tuhan yang berada di surga dan Tuhan yang berada di bumi dan itu adalah tanah air kita.”

2) Antidemokrasi dan parlementerisme, karena kedua hal itu mengekang otoritas serta kepemimpinan dari seseorang yang diberi kekuasaan untuk mempertanggung jawabkan kekuasaannya.

3) Menghapuskan keyakinan tentang kerukunan, saling pengertian, perdamaian dunia. Liga Bangsa-Bangsa serta solidaritas internasional akan melemahkan mental dan kekuatan seseorang untuk menuntut haknya secara penuh. (Erry Syahrian,2003:16)

Perbedaan ajaran antara Hitler dengan Mussolini adalah tentang adanya ajaran mengenai ras manusia yang hanya terdapat pada ajaran NAZI. Adanya ajaran ras tersebut dipengaruhi oleh teori Darwin.

(21)

Teori Darwin menjadi dasar dari pemikirannya yang diwujudkan dalam berbagai kebijakan yang Hitler keluarkan. Hitler mengatakan bahwa untuk mempertahankan hidup manusia maka membutuhkan pertarungan. Hitler terinspirasi konsep eugenetika yang akan menjadi dasar pijakan pandangan evolusionis NAZI. Eugenetika berarti perbaikan ras manusia dengan membuang orang-orang yang berpenyakit dan cacat serta memperbanyak individu yang sehat. Menurut teori Darwin, ras manusia bisa diperbaiki dengan meniru cara hewan berkualitas baik dihasilkan dengan perkawinan hewan yang sehat serta hewan yang cacat dan berpenyakit harus dimusnahkan. Dalam hal ini Hitler menghimbau para remaja Jerman untuk berhubungan seks tanpa harus menikah. Pada tahun 1935 untuk menunjang teori Darwin maka Hitler membangun yang disebut ladang reproduksi dimana di dalamnya tinggal remaja putri ras Arya serta para perwira SS untuk berhubungan. Dengan program tersebut maka dipercaya negara akan dibangun berdasarkan konsep keunggulan ras Arya. (Luger Ballack,2007:27)

Ada tiga hal penting yang menjadi ciri dari pemikiran Hitler mengenai ras, yaitu :

1) Ras merupakan ciri biologis yang dapat menentukan kualitas moral, kebudayaan dan kepribadian seseorang atau bangsa. Semakin tinggi kedudukan rasnya maka semakin tinggi kualitas moralnya.

2) Ketahanan suatu masyarakat atau bangsa terhadap segala perubahan dalam lingkungannya baik fisik maupun mental tergantung dari rasnya.

3) Sebagai kesimpulan, ras yang paling unggul atau superior harus menjadi pemimpin bagi masyarakatnya atau bangsanya walaupun ras tersebut merupakan kelompok minoritas. (Erry Syahrian,2003:16) Pada tanggal 27 Februari 1933 terjadi peristiwa yang menggemparkan rakyat Jerman yaitu terbakarnya gedung parlemen (Reinchstag). Hitler dengan cepat menuduh bahwa tindakan tersebut sebagai bagian dari satu rencana (plot)

(22)

yang disusun komunis untuk menguasai Jerman. Dengan mengkambing hitamkan seorang pemuda Belanda sebagai pelaku pembakaran yaitu Van der Luppe. Hitler langsung mengumumkan adanya pemberlakuan Undang-Undang Darurat yang isinya antara lain memberikan kewenangan kepada kanselir untuk menyusun undang-undang atau peraturan yang tidak harus sejalan dengan konstitusi sehingga persetujuan parlemen tidak diperlukan. Langkah yang ditempuh Hitler selanjutnya adalah memerintahkan pengawal pribadinya yang sekarang telah menjadi kesatuan tentara sendiri untuk menjaga keamanan Jerman. (Agustinus Pambudi,2005:41)

Setelah terjadi pembakaran gedung parlemen, Hitler melakukan pembersihan musuh politiknya, baik kaum komunis maupun kelompok lain yang menuntut pemerintahan demokratis. Banyak pejabat pemerintahan yang diganti dengan orang-orang NAZI. Selain itu, Hitler membujuk Hindenburg untuk mempermasalahkan sebuah dekrit yang menangguhkan seluruh kebebasan warga Jerman. Dekrit darurat tersebut berisi:

“Pembatasan terhadap terhadap kebebasan pribadi dan hak untuk kebebasan mengeluarkan pendapat, termasuk kebebasan pers, terhadap hak berkumpul dan berserikat serta pelanggaran kerahasiaan komunikasi pos, telegraf dan telepon serta surat kuasa, penggeledahan rumah, perintah penyitaan dan juga pembatasan terhadap properti, juga dianjurkan di luar batasan hukum yang dianut.”

Hitler juga memasang anggota NAZI yang loyal dal pos-pos penting di birokrasi, mahkamah agung serta pemerintahan provinsi di Jerman. Hitler mengganti semua serikat buruh dengan front buruh Jerman yang dikontrol NAZI dan menyatakan melarang semua partai politik kecuali partai NAZI.

Pada tanggal 23 Maret 1933, para dewan (legislator) patuh dengan enabling act dimana kekuasaan legislatif parlemen diambil alih kabinet. Aksi tersebut secara tidak langsung mendukung pemerintahan diktatorial Hitler serta menandai berakhirnya Republik Wiemar.

(23)

4. Holocaust a. Sejarah Antisemit

Holocaust berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Holo yang berarti keseluruhan dan Caustos yang berarti terbakar. Pada dasarnya kata tersebut merujuk pada sebuah penawaran untuk dibakar atau sebuah pengorbanan keagamaan dengan cara dimusnahkan oleh api. Holocaust juga dikenal dengan nama-nama seperti Ha-Shoah (bahasa Yahudi) yang berarti bencana atau kehancuran total. Nama selain itu adalah Khurbn (bahasa Yindi), Parajmos (bahasa Romania), Calopalenie atau Zaglada (bahasa Polandia). Semua sebutan-sebutan tersebut digunakan untuk mendiskripsikan genocide atau kata penghalus dari pemusnahan suatu kelompok bangsa sacara teratur serta sistematis, yang dilakukan NAZI yang dipimpin Adolf Hitler terhadap kelompok minoritas di Eropa.(Stephane Downing,2007:7)

Kebencian terhadap orang Yahudi tersebut sering dikenal dengan antisemit. Menurut Judith Sandeen Bartel (2000:44) menyatakan bahwa “Antisemit merupakan kebencian dan diskriminasi terhadap Yahudi”. Sedangkan menurut Stephane Downing (2007:12) menyatakan bahwa “Antisemit merupakan istilah yang dipakai secara umum untuk menunjukkan bentuk terkeras dari pemusnahan kaum Yahudi”. Menurut George Sanford, Gerhard L. Weinberg (2007:61) kata Semit pada awalnya diaplikasikan untuk semua keturunan Shem, anak tertua nabi Nuh dalam lingkup patriarki Bibel. Tetapi dalam penggunaan selanjutnya kata tersebut mengacu pada sekelompok orang di Barat Daya yaitu Yahudi”. Kata antisemit menunjukkan permusuhan terhadap kaum Yahudi.

Untuk mengetahui asal-usul Yahudi tidak dapat lepas dari tokoh Ibrahim yang dipandang sebagai nenek moyang dari tiga agama monotheistic dan semitik, Yahudi, Kristen dan Islam. Ibrahim berasal dari Babylonia, anak dari seorang pemahat patung istana yang bernama Azar atau Terach. Ibrahim dan ayahnya selalu berseteru tentang keyakinan mereka yang pada akhirnya Ibrahim membakar seluruh patung. Akibat perbuatan Ibrahim tersebut maka mendapat hukuman bakar tapi Ibrahim berhasil selamat dan hijrah ke Kanaan yaitu Palestina Selatan.

(24)

Ibrahim memiliki istri yang bernama Sarah, mereka berdua tinggal di Mesir. Namun kedua manusia tersebut belum memiliki keturunan. Untuk meneruskan garis keturunan Ibrahim, maka ia menikah lagi dengan seorang budak pemberian raja Fir’oun bernama Hajar. Pernikahan Ibrahim dan Hajar dikaruniai seorang anak yang bernama Ismail. Karena perasaan cemburu dari Sarah, Hajar pun diusir dari rumahnya dan dikirim ke Makkah. Setelah menunggu sekian lama akhirnya Ibrahim dan Sarah dikaruniai anak yang bernama Ishaq. Ishaq setelah dewasa dan menikah, dikarunai seorang anak yang bernama Yaqub yang diberi gelar Israel. Anak turun Yaqub atau Israel ini berkembang dan menjadi nenek moyang bangsa Yahudi, yang juga disebut Bani Israel (anak turun Israel). (http://media.isnet.org)

Anak turun Yaqub digambarkan dalam Al- Qur’an sebagai bangsa yang membuat kerusakan di bumi, berlaku angkuh, sombong, suka memberontak, chauvinis, merasa paling unggul dan benar sendiri. Sekitar tujuh abad sebelum masehi bangsa Babylonia yang dipimpin Nebukadnezar datang menyerbu Yerusalem tempat tinggal anak turun Israel. Terjadi kerusakan parah kota tersebut dan mengharuskan penghuninya harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Setelah situasi di Yerusalem maka anak turun Israel kembali lagi dan menetap disana. Tetapi dalam tujuh puluh masehi, bani Israel menolak kerasulan Nabi Isa dan Bani Israel menyiksa para pengikutnya. (http://media.isnet.org)

Akibat dari penolakan itu, maka orang Kristen menganggap Yahudi sebagai pemberontak terhadap agama sejati dan bertanggung jawab untuk kematian Kristus dan secara umum sebagai wujud kejahatan. Atas kebijakan raja Titus dari Roma meratakan Yerusalem yang merupakan tempat tinggal Yahudi. Tidak ada yang tersisa dari penyerangan tersebut, kecuali tembok ratap (tempat orang-orang Yahudi meratapi nasib mereka). Bangsa Yahudi mengalami Diaspora, mengembara ke berbagai negara karena mereka tidak memiliki tanah air. (Stepanie Downing,2007:10)

Kebencian terhadap kaum Yahudi diawali pada tahun 70 SM saat Kaisar Italia yaitu Pompeius Agung memaksa Yahudi untuk menyembah dewa-dewi Roma. Kebencian terhadap Yahudi bertambah luas setelah adanya peristiwa kematian Yesus yang merupakan putra Tuhan. Sekalipun kematian Yesus karena

(25)

perintah Romawi dan bukan Yahudi, tetapi orang Kristen percaya bahwa orang Yahudi bertanggung jawab atas penyaliban Yesus.(Judith Sandeen Bartel,2005:13)

Antisemit berlanjut pada tahun 1870 di Prusia setelah negeri tersebut dikalahkan Napoleon sewaktu para reformis mengubah struktur politik sehingga golongan bangsawan kehilangnan hak istimewa dan kelas menengah yang sebagian besar merupakan Yahudi memperoleh kesempatan untuk berkembang. Hal tersebut menimbulkan reaksi dari kalangan bangsawan sehingga menimbulkan ledakan anti Yahudi.(Hannah Arent,2003:45)

Antisemit selanjutnya terjadi di Jerman pada saat proses emansipasi kaum Yahudi dilengkapi dengan pembentukan kekaisaran Jerman 1871. Adanya diskriminasi atas dasar rasisme muncul karena teori-teori rasis yang diformulasikan selama dekade sebelumnya memberikan dasar bagi sebuah pengelompokan partai antisemit yang baru setelah perang Franco-Prusia dan adanya krisis ekonomi tahun 1873. Banyak penjelasan mengenai fenomena antisemit yang telah mencapai kemajuan. Suatu teori yang secara luas diterima oleh para ilmuan sosial, menunjukkan bahwa antisemit itu terjadi dalam periode instabilitas dan krisis sosial seperti yang terjadi di Jerman. Medan politik Jerman ditandai oleh kehadiran setidaknya satu partai antisemit yang bersifat terbuka sampai tahun 1933. sewaktu antisemit menjadi resmi pemerintahan di bawah Sosialisme Nasional (Nazisme). (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:62-63)

b) Kebijakan Hitler

Keberhasilan Hitler menjadi kanselir, maka cita-cita untuk memurnikan ras Arya semakin lebar. Pemikiran-pemikiran yang telah tertuang dalam buku Mein Kampf mulai dilaksanakan oleh Hitler. Dengan memulai kebijakan untuk membersihkan ras Arya dari segala unsur yang tidak diharapkan sekaligus mengeliminasi ras lain yang dianggap sebagai inferior dan berbahaya bagi bangsa Jerman.

(26)

Langkah awal kebijakan Hitler dalam pemerintahan adalah menarik keanggotaan Jerman dalam Liga Bangsa-Bangsa (League of Nation). Liga Bangsa-Bangsa yang dimaksudkan untuk menengahi konflik-konflik internasional dan dengan adanya Liga Bangsa-Bangsa tersebut akan berguna untuk mencegah perang di masa depan. (www.Wikipedia.com)

Dalam buku Mein Kampf , Hitler mengatakan bahwa jika berbicara mengenai co-operative union biasanya berarti sebuah kelompok asosiasi yang mempunyai tujuan memfasilitasi pekerjaan, menjalin semacam hubungan yang saling menguntungkan untuk berkolaborasi dalam sebuah pemahaman yang sama yang menunjuk sebuah diktatoral pada umumnya dengan berbagai tingkat kekuasaan yang kemudian menghasilkan suatu keputusan untuk melaksanakan tindakan. Dengan mendirikan kerjasama antara satu dengan yang lain, maka akan menghasilkan suatu dasar persamaan pemikiran. Dimana anggota di dalamnya akan bersatu dan menghapuskan segala perbedaan yang ada. Perkumpulan adalah penyatuan kekuatan dari kelompok-kelompok lemah sehingga sekarang telah dapat berdiri sendiri dengan dorongan negara yang kuat. Tetapi menurut Hitler anggapan seperti itu salah. Hitler menilai bahwa negara kedaulatan tidak akan terbentuk berdasarkan keinginan kompromi yang melekat dalam kualisi tetapi hanya akan terbentuk dengan menggunakan tangan besi yang merupakan sebagai penggerak tunggal sehingga akan mendapatkan kemenangan dalam perjuangan untuk mencapai tujuan negara. (Mein Kampf,2007:147)

Hitler segera memulai untuk menciptakan negara sosialis nasionalis dengan menghapuskan semua kelas pekerja serta oposisi demokratis liberal. Pengadilan Reinchstag bertindak sebagai ajaran yang tidak hanya menekan partai-partai komunis dan demokratis sosial tetapi juga mencabut semua konstitusi Dan hak-hak sipil serta melembagakan kamp konsentrasi kelak.

Untuk melakukan tugasnya, Hitler membentuk suatu organisasi militer yang bernama Gestapo (Geheime Staatspolizei atau Polisi Rahasia Negara). Gestapo dibentuk pada tanggal 26 April 1933 dengan pemimpin pertama yaitu Dr.

(27)

Rudolf Diel. Gestapo dibentuk sebagai suatu badan yang relatif kecil terdiri atas polisi politik (Politische Polizei) di Berlin, dengan tujuan meneruskan tradisi Polisi Rahasia Prusia dengan tugas utama yaitu memantau serta membasmi lawan-lawan politik Hitler. Gestapo bekerja sebagai polisi politik dan tidak terikat dengan organisasi militer lainnya.

Atas persetujuan Hitler, pada tanggal 1 Mei 1933, Gobbles mengatur demonstrasi serta parade dalam rangka menyambut Hari Buruh Nasional. Pada tanggal 10 Mei 1933, Goebbels melakukan uapacara pembakaran 20.000 buku di Opernpaltz, Berlin. Buku-buku yang dibakar itu merupakan karya kaum Yahudi. Ketika partai NAZI berhasil menguasai parlemen tahun 1933, Goebbels segera melakukan tindakan untuk membersihkan Yahudi di segala aspek pekerjaan. Selain itu Gobbels menyebarkan fitnah bahwa kaum Yahudi berusaha untuk memboikot Jerman sehingga membuat NAZI harus mengambil kebijakan serangan balasan. (Luger Ballack,2007:83)

Pada tahun 1934, Adolf Hitler melakukan tindakan yang dianggap sebagai pelecehan terhadap keberadaan Liga Bangsa-Bangsa. Tindakan yang dilakukan Hitler adalah dengan mengirimkan tentara NAZI yang merampas serta menduduki wilayah sekitar Sungai Rhein.selain tindakan tersebut, Hitler juga mengajak masyarakat Austria untuk membunuh Kanselir Austria yaitu Engelber Dolfuss. Tetapi usaha tersebut dihalangi oleh Bennito Mussolini yang merasa cemas akan tindakan Hitler yang semakin mengancam perdamaian dunia. Usaha yang dilakukan oleh Mussolini adalah dengan mengirimkan tentaranya di berbatasan Austria. Selain Mussolini, seakan-akan tidak ada yang berani menghalangi tindakan Hitler. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan Liga Bangsa-Bangsa tidak memiliki kekuatan yang riil untuk mencegah serta mengatasi konflik. Sikap acuh negara Amerika Serikat yang tidak mengeluarkan pernyataan sedikitpun, hal ini karena Amerika Serikat sedang sibuk mengatasi krisis ekonomi dalam negeri sendiri.

(28)

Konflik lama antara Hitler dengan petinggi S.A (Sturm Abteilung : pasukan serbu partai NAZI yang bertugas mengacaukan pertemuan musuh politik dan melindungi Hitler dari serangan balasan sewaktu Hitler belum menjadi kanselir) yaitu Ernst Roehm muncul kembali pada tahun 1934. Roehm yang meyakini bahwa revolusi NAZI harus berlanjut. Roehm juga menyarankan agar pasukan S.A dijadikan sebagai tentara NAZI yang resmi menggantikan angkatan bersenjata reguler resmi. Tetapi Hitler yang sudah menjadi kanselir tidak menyetujuinya. Hitler tidak mau bermusuhan dengan angkatan resmi Jerman atau elit konservatif yang telah mendukung dirinya untuk menjadi kanselir. Ketidaksepahaman itu akhirnya dimanfaatkan oleh Goring, Himmler serta Gobbels untuk menyingkirkan Roehm. Hitler yang awalnya ragu-ragu untuk menyingkirkan Roehm karena Roehm merupakan sahabat lamanya dan juga berjasa telah mendukung kariernya, tetapi pada akhirnya Hitler merasa yakin bahwa Roehm pantas disingkirkan. Keyakinan Hitler untuk menyingkirkan Roehm akibat kurang loyalnya pasukan S.A kepada Hitler. (Luger Ballack,2007:32)

Rencana pembunuhan para petinggi S.A telah disusun oleh Hermann Goring, Werner von Blommberg, Heinrich Luitpold Himmler. Pemimpin serangan pembunuhan terhadap pemimpin S.A yang dinamakan dengan peristiwa Malam Pisau Panjang (Night of The Long Knives) adalah Hermann Goring. Roehm dianggap sebagai ancaman bagi partai NAZI, karena meskipun Hitler telah menghimpun kekuatan dalam rangka untuk menguasai Jerman, tetapi revolusi yang sebenarnya belum terjadi. Hal tersebut telah disadari oleh Hitler, karena pasukan S.A akan dapat digunakan Roehm untuk melaksanakan kudeta, mengingat jumlah anggota S.A sangat banyak. Pembersihan terhadap petinggi S.A juga disambut baik oleh Reinhard Heydrich yaitu Kepala Dinas Intelejen Partai atau Sicherheitsdienst yang lebih dikenal dengan sebutan S.D, selain itu didukung juga oleh Kurt Daluege serta Walter Schelenberg. (Luger Ballack,2007:154)

Pada tanggal 30 Juni 1934 serangan pembersihan dilaksanakan. Gobbels mengirimkan Kode Rahasia Colibri ke Berlin sebagai tanda bahwa dimulainya

(29)

aksi pembersihan. Eksekusi terhadap Roehm dilakukan oleh Theodore Eike yaitu seorang Standertenfuhrer dan Komandan S.S Totenkopf Verbande. Pelaksanaan pembunuhan terhadap petinggi S.A tersebut dapat dikatakan sangat mudah karena tidak adanya suatu perlawanan yang berarti. Aksi tersebut berhenti setelah berhasil membunuh sekitar 1000 orang yang disebut Hitler sebagai “pelaku subversi dan musuh negara” telah dilenyapkan, termasuk mantan Kanselir Jerman era Republik Weimar Jendral Kurt von Schleicher serta mantan Menteri Pertahanan Jenderal Ferdinand von Bredow. Hal ini disebabkan karena kedua tokoh tersebut secara terang-terangan menentang Hitler serta rencana pe-nazi-an Angkatan Bersenjata Jerman. (Darma aji,2005:2)

Peristiwa Malam Pisau Panjang (Night of The Long Knives) merupakan isyrat bagi para petinggi militer bahwa: a) Hitler masih dapat mengendalikan pasukan Jerman; b) Hitler sangat serius dengan ambisinya untuk meraih kekuasaan absolut di Jerman dengan cara menyingkirkan berbagai penghalang termasuk pembantunya yang loyal; c) pembunuhan itu merupakan ancaman secara tidak langsung bagi siapun yang berani menantang ambisi kekuasaan Hitler.

Pada tanggal 20 Juli 1934 Hitler mengumumkan bahwa pasukan S.S (Schutzstaffel) berdiri sendiri, tidak lagi berada di bawah naungan pasukan S.A (Sturmabteilung). Tanggal 2 Aguatus 1934 Presiden Hindenburg meninggal secara mendadak. Dengan adanya kejadian tersebut maka jalan Hitler untuk menuju tambuk kekuasaan absolut semakin lebar. Para Jenderal akhirnya menyetujui jika Hitler memegang kekuasaan yang menyeluruh di Jerman. Untuk mendapatkan legitimasi bagi kedudukan yang rangkap yaitu sebagai kanselir, presiden juga menjadi panglima besar militer, maka Hitler mengadakan suatu pemilihan umum. Pemilihan tersebut bertujuan untuk meminta pendapat berkaitan dengan kedudukan Hitler sebagai penguasa mutlak. Pemilihan umum tersebut diwarnai dengan adanya berbagai bentuk ancaman serta propaganda yang dilakukan oleh NAZI. Dengan menggunakan dua hal tersebut maka tidak mengherankan jika akhirnya Hitler memenangkan 90% suara. Setelah berhasil memenangkan pemilihan umum tersebut, langkah pertama yang dilakukan oleh

(30)

Hitler adalah menyingkirkan para petinggi dalam segala bidang yang kurang loyal digantikan dengan para anggota NAZI yang tentu saja loyal terhadap Hitler. (Agustinus Pambudi,2005:43)

Selain menggantikan seseorang yang berada dalam posisi-posisi penting di berbagai bidang dengan anggota NAZI yang loyal, usaha lain yang dilakukan Hitler adalah Angkatan Bersenjata Jerman dipaksa untuk mengucapkan sumpah suci yaitu sumpah setia kepada pribadi Adolf Hitler selaku Fuehrer. Sehingga tidak ada lagi sumpah setia kepada Republik tetapi hanya kepada satu orang saja. Sumpah setia kepada sang Fuehrer tersebut berbunyi:

“Demi Tuhan saya bersumpah. Bahwa saya mempersembahkan kepada Adolf Hitler, fuhrer Jerman dan rakyat Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata; kepatuhan tanpa syarat. Dan bahwa saya siap sebagai prajurit yang berani, mengorbankan jiwa serta raga kapan pun demi sumpah ini”. (Darma aji,2005:4)

Alasan para perwira tinggi mematuhi Hitler adalah karena sebagian besar perwira tinggi digembleng dalam tradisi kepatuhan tanpa syarat kepada Kaisar, dengan menentang sumpah berarti mengkhianati Kepala Negara Jerman yang dalam hal ini adalah Kaisar. Selain itu ada faktor lain seperti adanya ambisi dan ketakutan terhadap Hitler. Banyaknya perwira tinggi yang menginginkan mendapat bintang, serta posisi puncak dalam karirnya.(Darma aji,2005:19)

Bagi para tentara S.A sendiri Hitler telah memikirkan untuk ke depannya. Anggota SA pindah ke dalam SS serta membentuk unit-unit baru seperti Schutzstaffel Verfugungtrupe atau disingkat SS-VT. Satuan ini merupakan satuan khusus Pasukan Serba Guna yang nantinya akan menjadi divisi kedua Das Reich di dalam Waffen SS. SS-VT terdiri dari 3 resimen yakni Deutschland, Germania dan De fuhrer. Selain SS-VT juga terdapat SS-TV (Tottenkopf Verbande) yang direkrut dari kamp konsentrasi dan menjadi cikal bakal divisi ketiga yakni Tottekopf yang terkenal kejam.

Dapat dikatakan bahwa ketiga bakal divisi itu nantinya akan berkembang dan menjadi tulang punggung kekuatan Waffen SS yang ada. Akselerasi pembentukan satuan-satuan Waffen SS dari tingkat resimen hingga divisi

(31)

dilakukan sangat cepat karena situasi perang. Pengakuan-pengakuan terhadap ketangguhan Waffen SS ini secara perlahan mulai di dapat meski posisi mereka selama Operasi Fall Weiss di Polandia, Operasi Fall Gelb yaitu penyerbuan ke Perancis, dan negara-negara Benelux (Belgia, Nederland, serta Luxemburg) masih merupakan kekuatan cadangan, dengan pengecualian divisi Leibstandarte Adolf Hitler (LSAH) yang digunakan untuk mencegat pasukan-pasukan Inggris yang mundur melalui Dunkirk. Dengan kata lain pada saat Perang Dunia II meletus, Jerman telah memiliki sekurangnya 4 resimen Waffen SS. (Fernando R. Srivanto,2007:8)

Tanggal 16 Maret 1935 Hitler mengeluarkan perintah yaitu wajib militer bagi warga negara Jerman. Perintah wajib militer tersebut dikeluarkan sebagai bentuk penentangan terhadap Perjanjian Versailles selain itu langkah ini juga dipersiapkan Hitler untuk mewujudkan ambisinya.(Stephane Downing,2007:155)

Rencana Adolf Hitler adalah membuat struktur militer dan sosial yang mendukung ideologinya sekarang. Selain membentuk Gestapo, Hitler membentuk juga organisasi militer lainnya yaitu Hitler Jugend (Pemuda Hitler). Pemuda Hitler tersebut menggambarkan penguatan terhadap partai NAZI. Pemuda Hitler terdiri atas anak yang telah diberikan didikan tentang NAZI sejak umur 4 tahun sehingga nantinya akan membantu Hitler secara sukarela karena telah menjadi pengikut Hitler yang fanatik. (Judith Sandeen Bartel,2005:15)

Sejak awal pemerintahan Hitler pada tahun 1933, struktur demokrasi Jerman digantikan dengan sebuah kondisi tersentralisasi seutuhnya, otonomi yang sebelumnya dilatih dalam banyak hal oleh pemerintahan provinsi dihapuskan dan pemerintahan subnasional ditransfortasikan ke dalam instrumen pemerintahan pusat yang dikontrol dengan ketat. Reinchstag hanya menguasai fungsi seremonial belaka, bukan fungsi legislatif. Dengan suatu proses koordinasi (gleichschaltung) semua perusahaan bisnis pribadi, buruh serta pertanian dan juga pendidikan serta budaya harus tunduk di bawah kontrol serta arahan partai NAZI. Bahkan gereja protestan pun mulai mengajarkan doktrin sosialis nasional. Legislatif khusus pun dibuat untuk mengeluarkan umat Yahudi dari proteksi hukum Jerman.

(32)

Dalam bidang ekonomi, masalah yang paling krusial yang dihadapi Negara Jerman adalah pengangguran. Industri Jerman kemudian berjalan sekitar 58 % dari kapasitas yang sebenarnya. Perkiraan jumlah pengangguran sebelum Hitler berkuasa manjadi kanselir antara 6-7 juta orang. Diantara anggota partai NAZI, mengharapkan Hitler menepati janji-janji tentang anti kapitalis yang merupakan propaganda sosialis nasionalis, mengakhiri perusahaan-perusahaan dan kartel (gabungan perusahaan) monopolistik serta menghidupkan industri melalui pembentukan sejumlah besar bisnis.

NAZI dibawah kepemimpinan Adolf Hitler tampak sedang berusaha memulihkan Jerman setelah mengalami keterpurukan akibat kekalahan pada Perang Dunia I, terbukti dengan banyak pemuda Jerman yang menjadi anggota NAZI. Selain itu, banyak proyek pekerjaan umum yang didirikan untuk membantu mengurangi kaum pengangguran. Adolf Hitler juga mendirikan pabrik senjata, usaha tersebut untuk mempersenjatai masyarakat Jerman sekaligus berguna untuk menciptakan lapangan pekerjaan. (Grolier, 1988:209)

Solusi lain dalam mengurangi masalah pengangguran adalah dengan menciptakan tatanan baru. Dengan cara menggunakan industri Jerman yang seutuhnya serta mampu menguntungkan, bisa dicapai hanya dengan memperbaiki Jerman dengan membentuk sebuah posisi kepemimpinan di dunia perdagangan, industri serta keuangan. Sumber-sember serta bahan-bahan mentah yang dibutuhkan harus didapatkan kembali dan dikontrol. Perdagangan serta sistem transportasi berupa rel modern, transportasi udara harus dibangun. Peindustrian harus diatur kembali agar lebih efisien sehingga mampu mencukupi kebutuhan dalam negara Jerman sendiri. Negara Jerman juga mengembangkan pengganti sintetis bagi bahan-bahan kebutuhan Jerman, di mana kebutuhan tersebut sangat diperlukan dan negara lain tidak bisa mencukupi. Persediaan makanan yang dijamin dengan mengontrol pertumbuhan pertanian. Dalam mencapai tatanan baru, Hitler mengeluarkan kebijakan yaitu penghapusan serikat serta kerja sama perdagangan, penyitaan finansial dan aset-aset lain, mengurangi tawar menawar kolektif diantara para pekerja dengan majikan, melarang pemogokan kerja, serta membutuhkan keanggotaan hukum dari semua pekerja Jerman dalam Deutsche

(33)

Arbeitsfront atau DAF (Front Buruh Jerman) yang dikontrol negara. Upah ditentukan oleh menteri ekonomi nasional, pejabat pemerintahan yang memanggil wakil buruh dan ditunjuk oleh menteri ekonomi nasional yang menangani semua pertanyaan berkenaan dengan upah serta jam dan kondisi kerja. Asosiaso perdagangan pemilik bisnis serta industrialis Republik Wiemar ditransformasikan ke dalam organ-organ kontrol negara keanggotaan para pekerja pun diwajibkan. Pengawasan terhadap asosiasi-asosiasi diberikan kepada menteri ekonomi nasional yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur organisasi-organisasi perdagangan. Selain itu sebagai wakil tunggal dari cabang-cabang industri, mengatur asosiasi baru memecah atau menyatukan perusahaan yang telah ada, serta menunjuk dan memberhentikan pemimpin dari semua asosiasi tersebut. Hak kepemilikan pribadi dilindungi sedangkan perusahaan yang sebelumnya sudah dinasionalisasi pun diprivatisasi kembali. Privatisasi yaitu kembali berubah menjadi kepemilikan pribadi dengan syarat harus tunduk kepada kontrol negara. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:56-58)

Hjalmar Schahct yang merupakan menteri perekonomian pada masa Hitler, berhasil menghapus pengangguran di Jerman dengan cara menciptakan banyak tenaga kerja, seperti proyek pembangunan Autobahn serta proyek persenjataan militer Jerman. NAZI juga menambah anggaran militer pada tahun pertama kekuasaan sampai-sampai militer tidak mampu menghabiskan seluruh biaya yang dianggarkan. Proyek-proyek tersebut membawa Jerman ke dalam keadaan tenaga kerja penuh (full employment). Rakyat mendapat pekerjaan serta penghasilan sehingga masyarakat dapat membeli makanan. Persenjataan juga menghapus rasa malu terhadap dunia karena kekalahan Jerman masa Perang Dunia I. Tahun 1935, Inggris merasa bersalah dengan Jerman karena telah memaksakan Perjanjian Versailes yang isinya memberatkan rakyat Jerman. Inggris mengadakan perjanjian baru dengan Hitler, yang berisi memperbolehkan membangun Angkatan Laut melebihi batas yang diinginkan dalam Perjanjian Versailes. Hal tersebut mempercepat industri Jerman, terutama industri persenjataan serta perangkat perang. Selain itu, sangat membantu Hitler dalam

(34)

hubungannya mewujudkan impian untuk menguasai Eropa untuk memperluas kegiatan Aryanisasi juga pemusnahan kaum Yahudi. (Luger Ballack,2007:34)

Untuk menanggulangi masalah ras di Jerman, Hitler telah memikirkan beberapa kebijakan. Ras Yahudi yang dianggap sebagai inferior oleh Hitler sehingga layak untuk dimusnahkan. Dalam buku Mein Kampf (Adolf Hitler,2007:25) mengatakan:

“Bagi bangsa Jerman adalah lebih baik jika tidak pernah terjadi percampuran darah. Karena percampuran darah membawa sebuah perubahan yang akan merendahkan tingkat ras yang lebih tinggi. Hasil akhir dari proses seperti ini akibatnya akan menjadi kerusakan pada kualitas-kualitas sebelumnya.”

Setelah tanggal 7 April 1933, parlemen Jerman mengeluarkan undang-undang yang memperbolehkan pemerintah menghapus umat Yahudi dari pelayanan sipil Jerman. Isi undang-undang lainnya yaitu memberikan kuota untuk membatasi jumlah pelayanan Yahudi, pemboikotan toko milik Yahudi, mempensiunkan para veteran Perang Dunia I yang bukan merupakan ras Arya. Semua kebijakan yang diambil semata-mata untuk membatasi gerak orang Yahudi. Tetapi ternyata hal tersebut masih dianggap jauh dari tujuan Hitler yang ingin memurnikan ras Arya.(Stephane Downing,2007:155)

Pada tanggal 15 September 1935 parlemen Jerman (Reichstag) mengadakan sidang di Nuremberg. Hasil persidangan tersebut adalah disahkannya dua peraturan perundang-undangan yang dikenal dengan nama Undang-Undang Nuremberg. Undang-undang kewarganegaraan reich yang menetapkan bahwa hanya orang-orang berdarah Jerman yang bisa menjadi warga negara reich Jerman. Undang-undang perlindungan terhadap darah Jerman dan martabat Jerman yang memformalkan pemisahan antara orang Yahudi serta Jerman asli, melarang perkawinan dan hubungan seks antara orang Yahudi dengan bangsa Arya. (Norcholis,2007:4)

(35)

Undang-undang Nuremberg berisi tentang ketentuan tentang kewarganegaraan Jerman. Undang-undang Nuremberg berfungsi untuk memilah antara orang Yahudi dengan orang Arya, dengan berisi:

a) Siapapun yang berasal dari sekurang tiga, menurut ras, kakek/nenek Yahudi asli. Seseorang kakek/nenek dianggap Yahudi asli tanpa prasyarat lebih jauh apapun, bila dahulu atau sekarang menjadi anggota dari komunitas agama Yahudi.

b) Separuh Yahudi juga dianggap Yahudi jika seseorang memiliki dua kakek/nenek Yahudi: (i) yang tergabung dalam komunitas agama Yahudi pada tanggal 15 September 1935 atau yang menjadi anggota dalam komunitas tersebut atau setelah waktu tersebut, (ii) telah dinikahi oleh orang Yahudi sejak tanggal 15 September 1935 atau menikahi orang Yahudi setelah tanggal 15 September 1935 , (iii) yang orang tuanya dinikahi oleh orang Yahudi setelah tanggal 15 September 1935, (iv) hasil hubungan di luar nikah dengan seorang Yahudi dan dilahirkan di luar ikatan perkawinan setelah 31 Juli 1936. (Stephane Downing, 2007:21)

Hukum yang kedua adalah hukum memproteksi darah dan kemuliaan orang Jerman, yang memformalisasi berbagai rintangan antara orang Yahudi dengan bangsa Jerman. Melarang adanya pernikahan dan hubungan seksual diantara orang Yahudi dengan orang Jerman. Dengan kebijakan tersebut, maka pemerintahan NAZI menghilangkan hak-hak sipil orang Yahudi Jerman serta secara efektif mengeluarkan orang Yahudi dari kehidupan sosial dan kultural. Kebijakan bertujuan untuk mengambil alih kemiskinan orang Yahudi dengan sebuah pandangan, untuk memaksa orang Yahudi bermigrasi dari Jerman. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:80)

Pada bulan Januari 1937 Hitler mengeluarkan kebijakan rasial untuk selanjutnya. Kebijakan tersebut antara lain dengan melarang orang Yahudi untuk menduduki pekerjaan profesional misalnya seorang akuntan dan dokter gigi. Selain itu, Hitler mengeluarkan kebijakan bahwa orang Yahudi hanya dapat

Referensi

Dokumen terkait

Franchise yang mendaftar ulang untuk menjadi franchise baru tidak dapat menuntut posisi, bonus atau insentif yang dimilikinya sebelum ia diberhentikan, mengundurkan

qabu>l antara bapak Nanang dengan bapak Chafid tidak terpisah. 3) Obyek akad merupakan bukan barang yang najis, dapat diketahui oleh.. orang yang berakad, serta dapat

Perkara seperti ini juga berlaku kepada `Ali dan `Abbas di mana `Umar menyebutkan mereka tidak berpuas hati dengan apa yang Abu Bakar lakukan disebabkan kedudukan tanah tersebut

Hasil pengukuran kinerja tiap grup karyawan dengan menggunakan metode Spencer dan AHP,diketahui kinerja setiap grup dan mempermudah pihak manajemen dalam memberikan insentif

Selama satu setengah bulan kegiatan tersebut di bagi menjadi 2, yang diawali dari bagian pelayanan yaitu pada ruang koleksi umum, di koleksi umum kegiatan yang

Disamping itu beberapa gen / QTL yang berkontribusi membentuk sifat toleran keracunan Al pada tanaman padi juga telah banyak dipetakan dan diidentifikasi sampai pada

Am 89. Tiap-tiap Tiap-tiap fail hendaklah dicatat fail hendaklah dicatat pergerakannya. Sistem doket Sistem doket diamalkan oleh agensi-agensi diamalkan oleh agensi-agensi

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis wordplay yang ada dalam film Spongebob Squarepants “Sponge Out Of Water”, teknik penerjemahan yang digunakan pembuat subtitle