2,4 D-DIMETYLAMINE
2,4-D-DIMETILAMAMONIUM (IUPAC)
1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan
Aryloxyalkonic Acid (1) 1.2. Sinonim/Nama Dagang
Acetic Acid, (2,4-dichlorophenoxy)-,compd. With N-methylmethanamine (1:1);Desormone; Dimethylammonium(2,4-diclorophenoxy)acetate; Herbitex; Spraygraze (2); (2,4-Dichlorophenoxy)acetic acid, dimethylamine salt (3)
1.3. Nomor Identifikasi 1.3.1. Nomor CAS 2008-39-1 (1) (2) (3) (4) (5) 1.3.2. Nomor EC 217-915-8 (1) (2) (4) 1.3.3. Nomor RTECS AG 8400000 (1) (2) (4) 1.3.4. Nomor UN 3082 (1) 2. PENGGUNAAN
Herbisida digunakan untuk post-emergency pengendalian selektif gulma berdaun lebar termasuk pada lahan jagung, kedelai, gandum, hazelnut, tebu, padi tanaman kecil dan barley (2) (5) (6)
3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran
Tidak ada data yang menyatakan sasaran spesifik pada organ tertentu baik pada sekali paparan maupun paparan yang berulang (4) namun terdapat data
mengatakan bahwa dapat mengakibatkan efek akut pada beberapa organ seperti mata, neurologi, Kardiovaskular ,respirasi, muskoskeletal, gastrointestinal, ginjal (renal), hati dan endokrin. (7) (6)
3.2. Rute Paparan
3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup
Batuk, sensasi terbakar pada bagian bawah organ respirasi dan dada (5) mual, sakit tenggorokan, sakit kepala, iritasi mata, kelelahan dan nyeri otot. (7)
Efek sugesti dari toksisitas secara sistemik telah dilaporkan, termasuk mialgia, gejala kerusakan saraf tepi, efek renal (albuminaria), kelelahan, demam, leukopenia, kebingungan, perasaan lemah, hipotensi, palpitasi dan kehilangan kesadaran singkat. (7)
3.2.1.2. Kontak dengan Kulit
Dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Dermatitis kontak telah dilaporkan (5) (7)
3.2.1.3. Kontak dengan Mata
Dapat menyebabkan iritasi pada mata. Dalam waktu tiga jam dari kontak, iritasi mata, fotofobia, penurunan ketajaman visual, dan hilangnya akomodasi dapat berkembang (7)
3.2.1.4. Tertelan
Gejala gastrointestinal yang umum seperti mual dan muntah adalah gejala awal yang menonjol; dapat disertai rasa nyeri terbakar pada bagian orofaringeal , ketidaknyamanan perut , nyeri pada bagian abdomen, diare, dan kadang-kadang perdarahan gastro intestinal (5) (7)
Hipotensi, umum terjadi dan dapat berkembang segera; Penyumbatan Peredaran darah; Koma hampir selalu terjadi dalam kasus-kasus yang fatal. rhabdomyolysis lebih sering terjadi . Gejala lain yang muncul adalah demam, berkeringat, asidosis metabolik, dan takipnea dapat terjadi. Koma dan / atau kejang dapat terjadi akibat dari tertelan dalam jumlah besar. (7)
3.2.2. Efek Paparan jangka Panjang 3.2.2.1. Terhirup
Iritasi kronik pada hidung dan saluran pernafasan atas dapat terjadi. (7)
3.2.2.2. Kontak dengan Kulit
Alergi dan dermatitis kontak, Cloroacne (7) 3.2.2.3. Kontak dengan Mata
Diplopia (7) 3.2.2.4. Tertelan
Efek sistemik seperti mialgia , neuropati perifer , efek ginjal (albuminuria), kelelahan, demam, leukopenia, pusing, perasaan lemah, hipotensi sementara dan / atau perubahan EKG , palpitasi dan kehilangan kesadaran singkat. (7)
4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas
4.1.1. Data pada Hewan
LD50 Oral pada tikus: 764 mg/kg (4); LC50 Inhalasi - tikus selama 4 jam : ≥ 5.000 mg/m3 (4)
; LD50 Kulit Kelinci - 2.115 mg/kg (4) (8); LD50 Oral, tikus 555 mg/kg; LD50 Oral, Mencit 375 mg/kg; LD50 Oral, Kelinci 800 mg/kg; LD50 Oral, babi Guinea 1,000 mg/kg; LD50 Sub kutan, Mencit 280 mg/kg; LD50 IP, 424 mg/kg; LD50 IP, Mencit 375 mg/kg; LD50 IP, Kelinci 400 mg/kg; LD50 IP, Babi Guinea 666 mg/kg; LD50 Kulit, Kelinci >2,000 mg/kg (7)
4.1.2. Data pada Manusia
Seorang laki-laki meng konsumsi 120 ml 2,4 D dimetilamin dengan dosis (80 mg / kg) mengalami muntah, emfisema paru, kongesti pada sistem saraf pusat, perdarahan perivaskular, degenerasi sel ganglion yang parah, dan kematian dalam hitungan jam dari mulai mengkonsumsi. Konsentrasi 2,4D didalam jaringan 12.5-7700 mg/kg
(8)
4.2. Data Karsinogenik
IARC: Tidak ada satupun komponen produk yang berada pada tingkat lebih dari atau sama dengan 0,1% yang teridentifikasi diduga (probable), mungkin
(possible), atau terkonfirmasi (confirmed) karsinogen pada manusia oleh IARC (4) IARC mengkatagorikan keluarga dari klorofenoksi herbisida pada grup 2B (kemungkinan karsinogen pada manusia) (5)
4.3. Data Teratogenik
Telah dilaporkan pada hewan dalam dosis toksik maternal, teratogenik / efek fetotoksik, termasuk penurunan berat badan janin, pengerasan tulang yang tertunda dan efek tulang lainnya. Namun dikemukakan bahwa pada tingkat paparan rendah efek tersebut tidak akan terjadi (7)
4.4. Data Mutagenik
Studi yang tersedia saat ini tidak memadai untuk evaluasi kuantitatif dari efek mutagenik dari 2,4-D dan turunannya dalam tes jangka pendek. Namun, bukti tidak menunjukkan bahwa turunan 2,4-D adalah mutagen kuat.(9)
5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup
Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat(10)
5.2. Kontak dengan Kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15-20 menit. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (10)
5.3. Kontak dengan Mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (10)
5.4. Tertelan
Jangan lakukan induksi muntah (1). Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Cuci mulut menggunakan air. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (10)
6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (10)
a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
6.2. Dekontaminasi
6.2.1. Dekontaminasi Mata
Dekontaminasi Mata secara Umum:(10)
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci
dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
pemeriksaan mata penuh harus dilakukan, termasuk pemeriksaan slit-lamp dan fluorescein pewarnaan. Jika ada bukti cedera harus dikonsultasikan kepada dokter mata.(7)
6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku)(10) - Bawa segera pasien ke pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut 6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal (7)
- Aspirasi nasogastrik
Direkomendasikan jika jumlah cairan bahan yang tertelan bersifat toksik secara sistemik dan volumenya memadai untuk diaspirasi. Namun karena prosedur ini dapat meningkatkan risiko muntah dan terjadinya aspirasi paru, maka jalan napas pasien harus dipastikan tetap terjaga. Perlu dipastikan juga penempatan NGT (Nasogastric Tube) yang akurat.
- Pemberian arang aktif dosis tunggal (secara oral)
- Dosis untuk dewasa 50-100 gram; untuk anak-anak 1-2 gram/kg 6.3. Antidotum
Tidak ada Antidotum spesifik untuk keracunan zat ini, penanganan didasarkan dari gejala simtomatik dan suportif.(7)
7. SIFAT FISIKA KIMIA
7.1. Nama Bahan (2) (6) (5) (7) (3) (4) (8)
2,4-D-dimethylamIine salt (bentuk garam dari 2,4-dichlorophenoxy Acid) 7.2. Deskripsi
Cairan kental berwarna coklat/gelap sedikit berbau fenol (1) Rumus molekul C10H13Cl2NO3; Berat molekul 386.24; (2) Titik leleh 85 - 87oC (4); rata-rata pH 8.43 (1% dalam larutan air) (1); titik didih: 212 F Larut dalam metil, etil, isopropil alkohol dan, aseton, dalam air (3x10+6 g/ml @ 20 deg C); tidak larut dalam minyak tanah dan minyak diesel (8)
7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4) (10)
Kesehatan 3 Tingkat keparahan Tinggi Kebakaran 1 Tingkat kebakaran rendah
Reaktivitas 1 Tingkat reaktivitas rendah
7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Kemanan) (4) Simbol
Xn Berbahaya
Xi Iritan
N Berbahaya Untuk Linkungan Pernyataan Resiko
R22 Berbahaya jika tertelan
R36/37 Iritasi pada mata dan sistem pernafasan
R41 Menyebabkan resiko kerusakan mata yang serius R43 Dapat menyebabkan sensitivitas pada kulit
R51/53 Beracun untuk organisme air, dapat menyebabkan efek dalam jangka panjang pada lingkungan air
Pernyataan Keamanan
S2 Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S13 Jauhkan dari makanan, minuman dan bahan pakanan hewan
S20/21 Ketika menggunakan, jangan makan, minum atau merokok
S36/37/39 Gunakan pakaian pelindung yang tepat, sarung tangan dan pelindung mata/wajah
S45 Apabila terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak sehat, kunjungi/temui tenaga kesehatan segera
7.3.3. Klasifikasi GHS (Hazard and Precautionary statement) (4) Pernyataan Bahaya
H302 Berbahaya jika tertelan
H317 Dapat Menyebabkan reaksi alergip pada kulit H318 Dapat menyebabkan kerusakan mata serius H411 Toksik beracun untuk kehidupan diperairan
dengan efek jangka panjang Pernyataan kehati-hatian
P273 Hindari pencemaran pada lingkungan
dan pelindung wajah
P305,P351,P338 Jika terkena matabersihka menggunakan air dengan hati hati selama beberapa menit, lepas lensa kontak jika mudah dilakukan lanjutkan pencucian
8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas
Produk stabil pada suhu ruang pada wadah tertutup dibawah kondisi normal penyimpanan dan penanganan (11)
8.2. Kondisi yang Harus Di Hindari
Hindari temperatur yang tinggi, hindari panas atau api, jauhkan dari asam kuat (11)
8.3. Bahan Tak Tercampurkan
Bahan pengoksidasi kuat, asam dan basa (4) (11) 8.4. Dekomposisi
Terdekomposisi pada titik leleh nya 85-87 O C. (8)Produk hasil dekomposisi yang berbahaya Hidrogen klorida, gas nitrogen Karbon dioksida, karbon monoksida dan dimetyl amine dibawah kondisi terbakar (11)(1)
8.5. Polimerisasi (11)
Tidak akan terpolimerisasi
9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Ventilasi
Penting untuk menyediakan ventilasi yang cukup. Tindakan yang tepat untuk tempat kerja tergantung dari bagaimana zat ini digunakan dan lamanya waktu paparan. Pastikan sistem kontrol di desain dan dijaga dengan benar. Pastikan memenuhi persyaratan keselamatan kerja, lingkungan yang baik, kebakaran dan regulasi lainya (1)
9.2. Perlindungan Mata
Dianjurkan menggunakan kacamata keselamatan (goggles). Pemberi kerja harus menyediakan air mancur untuk mencuci mata atau alternatif yang tepat dalam area kerja untuk penggunaan darurat, dimana terdapat kemungkinan bahwa mata karyawan dapat terkena zat ini (1)
9.3. Pakaian
Kenakan pakaain pelindung yang tahan bahan kimia untuk mencegah kontak dengan kulit yang berulang dan berkepanjangan dengan zat ini. (1) 9.4. Sarung Tangan
Gunakan sarung tangan sintetis yang tahan bahan kimia untuk menghindari kontak dengan zat ini (1)
9.5. Respirator
Gunakan respirator yang telah disetujui cocok untuk perlindungan dari debu dan kabut pestisida seperti respirator partikel/ uap organik yang direkomendasikan NIOSH (atau yang setara) yaitu respirator yang menutupi setengah muka dilengkapi dengan uap / gas asam organik cartridge (khusus untuk uap organik, HCl, gas asam dan SO2) dengan filter debu / kabut (1) (2)
10. DAFTAR PUSTAKA
1. Dow Agroscience U.S. 2,4-Dimethylamine Salt MSDS. [Online].; 2004 [cited 2014 April 14. Available from: msdssearch.dow.com/./dh_0060/0901b8038006067f.pdf. 2. Chemical Book. 2,4-D, Dimethylamine Salt. [Online]. [cited 2014 April 14.
Available from:www.chemicalbook.com/ProductMSDSDetailCB0405607_EN.htm. 3. Occupational Safety and Health Administration. Chemical Sampling Information;
2,4-D, Dimethylamine. [Online].; 1998 [cited 2014 April 14. Available from: https://www.osha.gov/dts/chemicalsampling/data/CH_231150.html.
4. Sigma Aldrich, Singapore. MSDS-PS337-2,4-D,Dimethylamine. [Online].; 2006 [cited 2014 April 14. Available from:
http://www.sigmaaldrich.com/MSDS/MSDS/DisplayMSDSPage.
5. National Pesticide Information Center. National Pesticide Information Center. [Online]. [cited 2014 April 14. Available from: http://npic.orst.edu/factsheets/2,4-DTech.html.
6. Environmental Protection Agency. U.S. 2,4 D Red Fact. [Online].; 2012 [cited 2014 April 2014. Available from:
http://www.epa.gov/oppsrrd1/REDs/factsheets/24d_fs.htm.
7. National Poisons Centre, New Zealand. 2,4-D, Dimethilamyne. [Online]. [cited 2014 April 14. Available from: http://www.toxinz.com/Spec/2109941/146971.
8. Toxicology Data Network (U.S). 2,4-D,Dimethylamine. [Online].; 2005 [cited 2014 April 14. Available from:
http://toxnet.nlm.nih.gov/cgibin/sis/search/a?dbs+hsdb:@term+@DOCNO+2599. 9. Sentra Informasi Keracunan (SIKer).. In Pedoman Penatalaksanaan Keracunan
untuk Rumah Sakit. Jakarta; 2001.
10. Crop Data Management System;. 2,4 D Amine. [Online]. [cited 27 April 2014. Available from: www.cdms.net/ldat/mp44n013.pdf.
11. Tanen DA. Poisoning & Drug Overdose Fifth Ed. Olson, K.R., et al. (Eds.) New York: McGraw-Hill Companies, Inc./Lange Medical Books.; 2007.