• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III POSISI PENCAK MACAN DALAM UPACARA PERNIKAHAN. dengan harapkan mampu hidup berdampingan penuh rasa cinta dan kasih sayang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III POSISI PENCAK MACAN DALAM UPACARA PERNIKAHAN. dengan harapkan mampu hidup berdampingan penuh rasa cinta dan kasih sayang."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

POSISI PENCAK MACAN DALAM UPACARA PERNIKAHAN

A. Pernikahan

Secara kodrati, manusia diciptakan berpasang-pasangan (Q.S. Ar-Ruum : 21) dengan harapkan mampu hidup berdampingan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Dari sini tampak bahwa sampai kapan pun, manusia tidak mampu hidup seorang diri,

tanpa bantuan dan kehadiran orang lain.1

Salah satu cara yang dipakai untuk melambangkan bersatunya dua insan yang berlainan jenis dan sah menurut agama dan hukum adalah pernikahan. Pernikahan merupakan suatu rangkaian upacara yang dilakukan sepasang kekasih untuk menghalalkan semua perbuatan yang berhubungan dengan kehidupan suami-istri

untuk membentuk suatu keluarga dan meneruskan garis keturunan.2Bagi masyarakat

Jawa, seremoni pernikahan menjadi suatu hal yang sangat penting dan bersifat sakral, yang merupakan bentuk legalitas secara adat, antara calon pengantin pria dan wanita dalam ikatan perkawinan.Dan merupakan kebahagiaan bagi orang tua, di mana telah berhasil mengasuh putrinya, hingga menghantar ke gerbang hidup berumah

       1

http://lubisgrafura.wordpress.com/f-kejawen/mengenal-tata-upacara-pengantin-adat-jawa/ 07 juni 2014.

2

Etang Suherman, Pendidikan Agama Islam Bachrul Ilmi(Bandung: Grafindo Media Utama, 2007), 50.

(2)

tangga.Masing-masing daerah mempunyai tata upacara pernikahannya sendiri-sendiri.

Dalam bahasan ini, penulis akan mencoba mendeskripsikan tata upacara pernikahan adat jawa khususnya di desa Lumpur Gresik. Ciri khas dari seremoni pernikahan dalam adat Jawa adalah waktu penyelenggaraan harus merupakan waktu yang terpilih, begitu juga dengan tempat dan para panitianya.Calon pengantin harus dalam keadaan bersih secara spiritual dan tidak boleh meninggalkan sesaji yang merupakan pelengkap upacara. Ciri-ciri yang merupakan persyaratan dari sebuah upacara ritual ini harus diikuti dengan cermat dan tertib, agar harapan-harapan yang terkandung dalam doa di belakang upacara tersebut bisa tercapai dengan selamat. Selain itu, bagian-bagian dari adicara pernikahan adat Jawa juga merupakan permohonan agar dapat memberikan kebahagiaan hidup di masa depan bagi kedua calon pengantin. Oleh karena itu prosesi demi prosesi dilakukan dengan serius dan penuh perhatian.

B. Posesi Pernikahan

Sebelum pernikahan dilakukan, ada beberapa prosesi yang harus dilakukan, baik oleh pihak laki-laki maupun perempuan. Adapun tata cara pernikahan adat Jawa

yang ada di desa Lumpur Gresik adalah sebagai berikut :3

1. Tahap Pembicaraan

       3

(3)

Yaitu tahap pembicaraan antara pihak yang akan punya hajat mantu dengan pihak calon besan, mulai dari pembicaraan pertama sampai tingkat melamar dan menentukan hari, tangal, bulan penentuan untuk ijab qobul dan resepsi yang biasanya biasanya dimintakan saran kepada orang yang ahli dalam perhitungan Jawa (gethok dina).4

2. Tahap Kesaksian

Babak ini merupakan peneguhan pembicaaan yang disaksikan oleh pihak ketiga, yaitu warga kerabat dan atau para sesepuh di kanan-kiri tempat tinggalnya, melalui acara-acara sebagai berikut :

a. Srah-srahan

Yaitu menyerahkan seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan pelaksanaan acara sampai hajat berakhir.Untuk itu diadakan simbol-simbol barang-barang yang mempunyai arti dan makna khusus, berupa cincin, seperangkat busana putri, makanan tradisional, buah-buahan, daun sirih dan uang. Adapun makna dan maksud benda-benda tersebut adalah :

1), Cincin emas

Cincin emas yang dibuat bulat tidak ada putusnya, maknanya agar cinta mereka abadi tidak terputus sepanjang hidup.

2), Seperangkat busana putri

       4

http://dahliafridayanti.blogspot.com/2013/10/kebudayaan-jawa-upacara-pernikahan-adat_17.html. 08 juni 2014.

(4)

bermakna masing-masing pihak harus pandai menyimpan rahasia terhadap orang lain.

3), Perhiasan yang terbuat dari emas, intan dan berlian

mengandung makna agar calon pengantin putri selalu berusaha untuk tetap bersinar dan tidak membuat kecewa.

4), Makanan tradisional

terdiri dari jadah, lapis, wajik, jenang; semuanya terbuat dari beras ketan. Beras ketan sebelum dimasak hambur, tetapi setelah dimasak, menjadi lengket.Begitu pula harapan yang tersirat, semoga cinta kedua calon pengantin selalu lengket selama-lamanya.

5), Buah-buahan

bermakna penuh harap agar cinta mereka menghasilkan buah kasih yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.

6), Daun sirih

Daun ini muka dan punggungnya berbeda rupa, tetapi kalau digigit sama rasanya.Hal ini bermakna satu hati, berbulat tekad tanpa harus mengorbankan perbedaan.

7), Peningsetan

Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan yang ditandai dengan tukar cincin antara kedua calon pengantin.

(5)

8), Asok tukon

Hakikatnya adalah penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keuangan kepada keluarga pengantin putri.

3. Tahap Siaga

Pada tahap ini, yang akan punya hajat mengundang para sesepuh dan sanak saudara untuk membentuk panitia guna melaksanakan kegiatan acara-acara pada

waktu sebelum, bertepatan, dan sesudah hajatan.5

a. Sedhahan

Yaitu cara mulai merakit sampai membagi undangan. b. Kumbakarnan

Pertemuan membentuk panitia hajatan mantu, tugas pokoknya mengarahkan, agar perhelatan berjalan lancar dengan cara :

1), pemberitahuan dan permohonan bantuan kepada sanak saudara, keluarga, tetangga, handai taulan, dan kenalan.

2), adanya rincian program kerja untuk panitia dan para pelaksana. 3), mencukupi segala kerepotan dan keperluan selama hajatan.

4), pemberitahuan tentang pelaksanaan hajatan serta telah selesainya pembuatan undangan.

c. Jenggolan atau Jonggolan

       5

(6)

Saatnya calon pengantin sekalian melapor ke KUA. Tata cara ini sering disebut tandhakan atau tandhan, artinya memberi tanda di Kantor Pencatatan Sipil akan ada hajatan mantu, dengan cara ijab.

4. Tahap Rangkaian Upacara

Tahap ini bertujuan untuk menciptakan nuansa bahwa hajatan mantu sudah tiba. Ada beberapa acara dalam tahap ini, yaitu :

a. Pasang tratag dan tarub

Pemasangan tratag yang dilanjutnya dengan pasang tarub digunakan sebagai tanda resmi bahwa akan ada hajatan mantu dirumah yang bersangkutan. Tarub dibuat menjelang acara inti.Adapun ciri kahs tarub adalah dominasi hiasan daun kelapa muda (janur), hiasan warna-warni, dan kadang disertai dengan ubarampe berupa nasi uduk (nasi gurih), nasi asahan,

nasi golong, kolak ketan dan apem.6

b. Kembar mayang

Berasal dari kata kembar artinya sama dan mayang artinya bunga pohon jambe atau sering disebut Sekar Kalpataru Dewandaru, lambang kebahagiaan dan keselamatan. Jika pawiwahan telah selesai, kembar mayang dilabuh atau dibuang di perempatan jalan, sungai atau laut dengan maksud       

66

Bambang Subroto,Manten Jawa Refleksi dari Gending, Tembang Dan Wayan(Gresik: Bes Widiyawadi Production2007),133

(7)

agar pengantin selalu ingat asal muasal hidup ini yaitu dari bapak dan ibu sebagai perantara Tuhan Yang Maha Kuasa. Barang-barang untuk kembar mayang adalah7 :

1), Batang pisang, 2-3 potong, untuk hiasan.Biasanya diberi alas dari tabung yang terbuat dari kuningan.

2), Bambu aur untuk penusuk (sujen), secukupnya.

3), Janur kuning, 4 pelepah.

4), Daun-daunan: daun kemuning, beringin beserta ranting-rantingnya, daun apa-apa, daun girang dan daun andong.

5), Nanas dua buah, pilih yang sudah masak dan sama besarnya.

6), Bunga melati, kanthil dan mawar merah putih.

7), Kelapa muda dua buah, dikupas kulitnya dan airnya jangan sampai tumpah. Bawahnya dibuat rata atau datar agar kalau diletakkan tidak terguling dan air tidak tumpah.

c. Pasang tuwuhan (pasren)

       7

(8)

Tuwuhan dipasang di pintu masuk menuju tempat duduk pengantin. Tuwuhan biasanya berupa tumbuh-tumbuhan yang masing-masing mempunyai makna :

1), Janur: Harapannya agar pengantin memperoleh nur atau cahaya terang dari

Yang Maha Kuasa.8

2), Daun kluwih: Semoga hajatan tidak kekurangan sesuatu, jika mungkin malah dapat lebih (luwih) dari yang diperhitungkan.

3), Daun beringin dan ranting-rantingnya: Diambil dari kata ingin, artinya harapan, cita-cita atau keinginan yang didambakan mudah-mudahan selalu terlaksana.

4), Daun dadap serep: Berasal dari suku kata rep artinya dingin, sejuk, teduh, damai, tenang tidak ada gangguan apa pun.

5), Seuntai padi (pari sewuli): Melambangkan semakin berisi semakin merunduk. Diharapkan semakin berbobot dan berlebih hidupnya, semakin ringan kaki dan tangannya, dan selalu siap membantu sesama yang kekurangan.

       8

(9)

6), Cengkir gadhing: Air kelapa muda (banyu degan), adalah air suci bersih, dengan lambang ini diharapkan cinta mereka tetap suci sampai akhir hayat.

7), Setundhun gedang raja suluhan (setandan pisang raja): Semoga kelak mempunyai sifat seperti raja hambeg para marta, mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.

8), Tebu wulung watangan (batang tebu hitam): Kemantapan hati (anteping kalbu), jika sudah mantap menentukan pilihan sebagai suami atau istri, tidak tengok kanan-kiri lagi.

9), Kembang lan woh kapas (bunga dan buah kapas): Harapannya agar kedua pengantin kelak tidak kekurangan sandang, pangan, dan papan. Selalu pas, tetapi tidak pas-pasan.

10), Kembang setaman dibokor: bunga setaman yang ditanam di air dalam bokor, Harapannya agar kehidupan kedua pengantin selalu cerah ibarat bunga di taman.

d. Siraman

Dala siraman yang harus disiapkan berupa air bunga setaman, yaitu air yang diambil dari tujuh sumber mata air yang ditaburi bunga setaman yang terdiri

(10)

dari mawar, melati dan kenanga. Tahapan upacara siraman adalah sebagai berikut:

1), calon pengantin mohon doa restu kepada kedua orangtuanya.

2), calon mantu duduk di tikar pandan tempat siraman.

3), calon pengatin disiram oleh pinisepuh, orangtuanya dan beberapa wakil yang ditunjuk.

4), yang terakhir disiram dengan air kendi oleh bapak ibunya dengan mengucurkan ke muka, kepala, dan tubuh calon pengantin. Begitu air kendi habis, kendi lalu dipecah sambil berkata Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku wadon

e. Adol dhawet

Upacara ini dilaksanakan setelah siraman.Penjualnya adalah ibu calon pengantin putri yang dipayungi oleh bapak.Pembelinya adalah para tamu dengan uang pecahan genting (kreweng).Upacara ini mengandung harapan agar nanti

pada saat upacara panggih dan resepsi, banyak tamu dan rezeki yang datang.9

f. Midadareni

Midadareni adalah malam sebelum akad nikah, yaitu malam melepas masa lajang bagi kedua calon pengantin.Acara ini dilakukan di rumah calon pengantin       

9

(11)

perempuan. Dalam acara ini ada acara nyantrikyaitu untuk memastikan calon pengantin laki-laki akan hadir dalam akad nikah dan sebagai bukti bahwa keluarga calon pengantin perempuan benar-benar siap melakukan prosesi

pernikahan dihari berikutnya.10

Midodareni berasal dari kata widadari (bidadari), lalu menjadi midadareni yang berarti membuat keadaan calon pengantin seperti bidadari.Dalam dunia pewayangan, kecantikan dan ketampanan calon pengantin diibaratkan seperti Dewi Kumaratih dan Dewa Kumajaya.

5. Tahap Puncak Acara

Ini adalah tahap puncak dari acara pernikahan yaitu: a. Ijab qobul

Peristiwa penting dalam hajatan mantu adalah ijab qobul dimana sepasang calon pengantin bersumpah di hadapan naib yang disaksikan wali, pinisepuh dan orang tua kedua belah pihak serta beberapa tamu undangan.Saat akad nikah, ibu dari kedua pihak, tidak memakai subang atau giwang guna memperlihatkan keprihatinan mereka sehubungan dengan peristiwa menikahkan atau ngentasake anak.

b. Upacara panggih

Adapun tata urutan upacara panggih adalah sebagai berikut :       

10

(12)

1), Liron kembar mayang: Saling tukar kembar mayang antar pengantin, bermakna menyatukan cipta, rasa dan karsa untuk mersama-sama mewujudkan kebahagiaan dan keselamatan.

2), Gantal: Daun sirih digulung kecil diikat benang putih yang saling dilempar oleh masing-masing pengantin, dengan harapan semoga semua godaan akan hilang terkena lemparan itu.

3), Ngidak endhog: Pengantin putra menginjak telur ayam sampai pecah sebagai simbol seksual kedua pengantin sudah pecah pamornya.

4), Pengantin putri mencuci kaki pengantin putra: Mencuci dengan air bunga setaman dengan makna semoga benih yang diturunkan bersih dari segala perbuatan yang kotor.

5), Minum air degan: Air ini dianggap sebagai lambang air hidup, air suci, air mani (manikem).

6), Di-kepyok dengan bunga warna-warni: Mengandung harapan mudah-mudahan keluarga yang akan mereka bina dapat berkembang segala-galanya dan bahagia lahir batin.

7), Masuk ke pasangan: Bermakna pengantin yang telah menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan kewajiban.

(13)

8), Sindur atau isin mundur, artinya pantang menyerah atau pantang mundur. Maksudnya pengantin siap menghadapi tantangan hidup dengan semangat berani karena benar.

c. Sasana Riengga

Setelah melalui tahap panggih, pengantin diantar duduk di sasana riengga, di sana dilangsungkan tata upacara adat Jawa,11yaitu :

1),Timbangan: Bapak pengantin putri duduk diantara pasangan pengantin, kaki kanan diduduki pengantin putra, kaki kiri diduduki pengantin putri. Dialog singkat antara Bapak dan Ibu pengantin putri berisi pernyataan bahwa masing-masing pengantin sudah seimbang.

2), Kacar-kucur: Pengantin putra mengucurkan penghasilan kepada pengantin putri berupa uang receh beserta kelengkapannya. Mengandung arti pengantin pria akan bertanggung jawab memberi nafkah kepada keluarganya.

3), Dulangan: Antara pengantin putra dan putri saling menyuapi. Hal ini mengandung kiasan laku memadu kasih diantara keduanya (simbol seksual). Dalam upacara dulangan ada makna tutur adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) dilambangkan dengan sembilan tumpeng yang bermakna :

       11

(14)

a), tumpeng tunggarana: agar selalu ingat kepada yang memberi hidup.

b), tumpeng puput: berani mandiri.

c), tumpeng bedhah negara: bersatunya pria dan wanita.

d), tumpeng sangga langit: berbakti kepada orang tua.

e), tumpeng kidang soka: menjadi besar dari kecil.

f), tumpeng pangapit: suka duka adalah wewenang Tuhan Yang Maha Esa.

g), tumpengmanggada : segala yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi.

h), tumpengpangruwat : berbaktilah kepada mertua.

i), tumpengkesawa : nasihat agar rajin bekerja.12

d. Sungkeman

Sungkeman adalah ungkapan bakti kepada orang tua, serta mohon doa restu. Caranya, berjongkok dengan sikap seperti orang menyembah, menyentuh lutut orang tua pengantin perempuan, mulai dari pengantin putri       

12

(15)

diikuti pengantin putra, baru kemudian kepada bapak dan ibu pengantin

putra.13

e. Kirab

adalah istilah yang digunakan untuk pengantin yang meninggalkan tempat duduknya untuk berjalan keliling desa.

Kebudayaan Jawa adalah salah satu warisan dari nenek moyang kita, yang memiliki nilai-nilai keluhuran dan kearifan budaya.Dalam setiap kebudayaan terdapat tradisi yang mempunyai makna filosofi yang mendalam dan luhur.Salah satu bentuk kebudayaan tersebut adalah upacara pernikahan adat Jawa.Dalam setiap langkah yang ada pada upacara pernikahan adat Jawa mengandung makna-makna yang baik.Untuk itu kita sebagai masyarakat Jawa harus senantiasa menjaga dan melestarikan kebudayaan Jawa salah satunya dengan melaksanakan tradisi upacara pernikahan Jawa.

C. Pencak Macan bagian dari Prosesi Kirab Pengantin

Urut-urutan upacara kirab adat pengantin ini diawali pengantin lelaki keluar dari rumahnya. Saat acara kirab akan di mulai, Petugas pembawa jodhang berangkat terlebih dahulu menuju ke rumah orang tua mempelai wanita untuk memberitahu akan kehadiran calon mempelai pria. Petugas pembawa jodhang berkata, “Bu,       

13

Bambang Subroto,Manten Jawa “Refleksi dari Gending, Tembang Dan Wayan”,Gresik: Bes Widiyawadi Production2007,161

(16)

ngaturaken salame saking keluarga kemanten jaler, mbenjing kemanten jaler ndugi mriki”.14

Sebelum pengantin pria berangkat dari rumahnya, pengantin pria dirias terlebih dahulu dan kemudian diantar ke orang tuanya untuk sungkem, memohon doarestu agar selamat dalam menempuh hidup berumah tangga.Pada saat pengantin pria sungkem kepada ibunya, ibunya berkata, “Takdongakna nak, nyandhunga cepaka sak wakul, ojok repot-repot Lan ojok golek-golek duraka, demurusa sampek tuwa, sampeka nini-nini Ian kakek-kakek.” Kemudian kedua orang tuanya mengantar pengantin pria ke depan rumah dan salah seorang sesepuh dari para pengiring mengucap, “Kanca-kanca kemantene arepe berangkat, ayo,..ayo,… surak,… surak,…!” Dijawab serentak oleh para pengiring, “Hooorrreee” Dilanjutkan irama kelompok hadrah diawali, “Allahummah Sholiala Muhammad!” (dari salah seorang pimpinan hadrah), kemudian dijawab serentak oleh para pengiring: “Allahumma Sholialaih…. “sampai lagu hadrah selesai.

Kemudian pengantin lelaki dikirab keliling kampung dan balai-balai (tempat peristirahatan para nelayan), baris paling depan kelopok penacak macan, kemudian disusul oleh pembawa kembar mayang, pengantin lelaki didampingi kedua orang tuanya, pembawa paying, barisan yang terakhir adalah kelompok hadrah.

Ketika pengantin pria sampai di perempatan jalan lalu berhenti.Di sinilah kelompok pencak macan yang mengikuti acara kirab menampilkan aksinya. Setelah       

14

Artinya “bu nyampaikan salamnya dari keluarga pengantin laki-laki, besok pengantin laki-laki mau kesini”.

(17)

sejenak mengadakan demontrasi, acara prosesi dilanjutkan hingga sampai di depan

rumah calon pengantin wanita.15

Pengiring berhenti sejenak kemudian serah terima kembar mayang dan seperangkat lamaran dan kedua orang tua calon pengantin saling bertemu dan berjabat tangan dengan maksud sebagai tanda penerimaan calon pengantin pria ke hadapan keluarga calon mempelai wanita.Kemudian orang tua calon pengantin pria menghantar calon pengantin pria ke hadapan orang tua calon pengantin wanita untuk sembah sungkem. Dilanjutkan seorang perias mempertemukan kedua pengantin sambil berdoa, setelah itu keduanya menuju ke kamar (bilik) untuk menyerahkan mas kawin dari pengantin pria kepada pengantin wanita. Perias mengantar kedua mempelai ke hadapan orang tua pengantin pria, pengantin wanita sembah sungkem ke orang tua pengantin pria tersebut.Dilanjutkan kedua pengantin diantar duduk ke pelaminan.Selanjutnya orang tua pengantin pria berpamitan ke orang tua pengantin wanita untuk kembali bersama pengiringnya.Seorang perias mengantar kedua

pengantin dari pelaminan ke kamarnya disusul kedua orang tua dan kerabatnya.16

Dalam acara kirab inilah posisi kesenian Pencak Macan berada.

       15

 Ucok Supandi, Wawancara, Desa Lumpu, 06 April 2014. 

16

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) Pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar siswa ekonomi kelas XI di SMA Semen Padang, 2) Pengaruh kemandirian dalam mengerjakan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Sungai Citepus atau kali Cibereum yang merupakan sub-DAS Sungai Citarum dengan ukuran lebar sungai 4 m pada pinggiran sungai memiliki kondisi yang cukup kumuh

Anak merupakan tumpuan harapan masa depan masyakarat, bangsa, negara ataupun keluarganya, oleh karena kondisinya sebagai anak, maka diperlukan perlakuan khusus agar

Aliran kas tersebut dikelompokkan menjadi aliran kas pada titik awal proyek yang meliputi besaran biaya kapital (investasi), selama tahap operasional yang

Shafira Laras Persada Cabang Medan ini mempengaruhi semakin eratnya persaudaraan yang terjadi dalam lingkungan kerja perusahaan dan memiliki komunikasi yang baik sehingga

Diantara kedelapan variabel bebas, yaitu LDR, IPR, APB, NPL, CKPN, IRR, PDN dan FBIR yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap BOPO pada Bank Devisa triwulan 1

Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55 dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui suatu konsep kerjasama internasional yang berdasarkan pada