• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan. Oleh Joko Sunarso A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan. Oleh Joko Sunarso A"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH UMPAN BALIK DENGAN ALAT BANTU AUDIO-VISUAL DAN UMPAN BALIK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET DITINJAU DARI PERSEPSI KINESTETIK (Studi Eksperimen pada Siswa SMP Negeri 2 Sragen)

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh Joko Sunarso

A121308066

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2015

(2)

commit to user

ii

PENGARUH UMPAN BALIK DENGAN ALAT BANTU AUDIO-VISUAL DAN UMPAN BALIK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET DITINJAU DARI PERSEPSI KINESTETIK (Studi Eksperimen pada Siswa SMP Negeri 2 Sragen)

TESIS

Oleh Joko Sunarso A121308066 Komisi Pembimbing

Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Sugiyanto

NIP. 194911081976091001

………….... …………2015

Pembimbing II Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd NIP. 196503231993031012

…………... …………2015

Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal………2015

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP. 196511281990031001

(3)

commit to user

iii

PENGARUH UMPAN BALIK DENGAN ALAT BANTU AUDIO-VISUAL DAN UMPAN BALIK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET DITINJAU DARI PERSEPSI KINESTETIK (Studi Eksperimen pada Siswa SMP Negeri 2 Sragen)

TESIS

Oleh Joko Sunarso

A 121308066

Telah dipertahankan di depan penguji dan dinyatakan telah memenuhi syarat

pada tanggal ……….2015 Tim Penguji :

Jabatan Nama TandaTangan

Ketua Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP. 196511281990031001

...………...

Sekretaris Prof. Dr. Kiyatno, dr.,PFK.,M.Or.,AIFO NIP. 194801181976031002 ... Anggota Penguji 1. Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 194911081976009101 2. Dr. Sapta Kunta Purnama, M. Pd NIP. 196503231993031012 ....……… ...……… Mengetahui: Direktur Program Pascasarjana

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. NIP. 196107171986011001

Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP. 196511281990031001

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul,“ PENGARUH UMPAN BALIK DENGAN ALAT BANTU

AUDIO - VISUAL DAN UMPAN BALIK LANGSUNG TERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BOLABASKET DITINJAU DARI PERSEPSI KINESTETIK (Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Negeri 2 Sragen) ” adalah benar-benar karya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sangsi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Ilmu Keolahragaan PPs-UNS berhak mempublikasikanya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Ilmu Keolahragaan PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 31 Maret 2015 Mahasiswa,

Joko Sunarso A121308066

(5)

commit to user

v MOTTO

Berangkat dengan penuh Keyakinan Berjalan dengan penuh Keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi Cobaan

(6)

commit to user

vi PERSEMBAHAN

Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati Tesis ini kupersembahkan kepada:

1. Bpk (alm) dan ibu Mainem yang telah merawat, membesarkanku, membimbingku dengan penuh keikhlasan, kasih sayang dan pengorbanan. 2. Sri Widyastuti, SE. Istriku yang selalu memberikan doa, motivasi, semangat

dan penuh kesabaran sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Ketiga buah hatiku Nabil Amar Winarso, Salma Widya Masyita dan Khansa Widya Syakira yang menjadi semangat dalam menjalani hidup ini.

4. Keluarga besar SMP Negeri 2 Sragen . 5. MGMP PJOK Kabupaten Sragen.

(7)

commit to user

vii KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmad dan Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini. Dalam menyelesaikan tesis ini, peneliti banyak mendapat dorongan, bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Semuanya itu telah menunjang kelancaran kerja sejak menyiapkan penelitian, pelaksanaan eksperimen, analisis sampai pada penulisan tesis ini. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati diucapkan terima-kasih yang sedalam-dalamnya. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Ir. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur PPs UNS yang telah memberikan ijin penelitian dan penyusunan tesis ini.

3. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan yang telah banyak memberikan bimbingan, dorongan dan motivasi kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan tesisi ini.

4. Prof. Dr. Sugiyanto, yang telah memberi bimbingan, petunjuk dan pengarahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd., yang telah memberi bimbingan, petunjuk dan pengarahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

6. Kepala SMP Negeri 2 Sragen yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian disekolah yang dipimpinnya.

7. Seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga tesis ini dapat selesai.

(8)

commit to user

viii

8. Rekan-rekan guru Penjas-Orkes yang tergabung dalam MGMP Penjas-Orkes SMP Kabupaten Sragen yang telah membantu peneliti dalam pengambilan data penelitian.

9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu keolahragaan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam penelitian ini.

10. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya peneliti hanya dapat berdo‟a semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua, dan mudah-mudahan tesis ini bermanfaat bagi pembaca. Amin

Surakarta, April 2015

(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Permainan Bolabasket ... 7

a. Hakekat Permainan Bolabasket ... 8

b. Keterampilan Bolabasket ... 8

2. Belajar Keterampilan Gerak ... 26

a. Hakekat Belajar Gerak ………... 27

b. Tahapan Belajar Keterampilan ... 38

(10)

commit to user

x

d. Pembelajaran Keterampilan dengan Pendekatan

Bermain.. ... 30

e. Kondisi Belajar Gerak ... 48

3. Umpan Balik (Feedback) ... 49

a. Pengertian Umpan Balik ... 49

b. Jenis-jenis Umpan Balik ... 49

c. Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio-Visual ... 51

d. Umpan Balik Langsung... 53

e. Peranan Umpan Balik dalam Penguasaan Keterampilan Bolabasket ... 53

4. Persepsi Kinestetik ... 54

a. Pengetian Persepsi Kinestetik ... 54

b. Peranan Persepsi Kinestetik terhadap Keterampilan Bolabasket ... 55

B. Penelitian yang Relevan ... 56

C. Kerangka Berpikir ... 58

D. Pengajuan Hipotesis ... 62

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 63

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 63

B. Metode Penelitian ... 63

C. Variabel Penelitian ... 65

D. Definisi Operasional ... 65

E. Populasi dan Sampel ... 66

F. Teknik Pengumpulan Data ... 68

G. Teknik Analisis Data... 69

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 73

A. Deskripsi Data ... 73

B. Pengujian Persyaratan Analisis Varians ... 85

C. Pengujian Hipotesis ... 87

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 95

(11)

commit to user xi B. Implikasi ... 95 C. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 100

(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 3... 64 Tabel 2. Ringkasan Anava Dua Faktor ... 71 Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Belajar Keterampilan Bolabasket ... 74 Tabel 4. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket

Kelompok Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Baik

Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio-visual ... 75 Tabel 5. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok

Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Sedang

Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio-visual ... 76 Tabel 6. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok

Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Kurang

Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio-visual ... 77 Tabel 7. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok

Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Baik

Umpan Balik Langsung ... 78 Tabel 8. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok

Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Sedang

Umpan Balik Langsung ... 79 Tabel 9. Statistik Deskriptif Hasil Tes Keterampilan Bolabasket Kelompok

Siswa yang Memiliki Persepsi Kinestetik Kurang

Umpan Balik Langsung ... 80 Tabel 10. Statistik Deskriptif Hasil Tes Belajar Keterampilan Bolabasket

Tiap Kelompok Berdasarkan Umpan Balik dan Tingkat

Persepsi Kinestetik ... 81 Tabel 11. Nilai Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Masing-Masing Sel

(Kelompok Perlakuan) ... 83 Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 85 Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ... 86

(13)

commit to user

xiii

Tabel 14. Ringkasan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Berdasarkan Umpan balik dan Tingkat Persepsi

Kinestetik ... 87 Tabel 15. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Umpan

Balik (A1 dan A2) ... 88 Tabel 16. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Persepsi

Kinestetik (B1, B2 dan B3) ... 88 Tabel 17. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor ... 88 Tabel 18. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis

Varians ... 89 Tabel 19. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor A

dan B Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Permainan

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Cara Memegang Bola ... 12

Gambar 2 Mengoper ... 13

Gambar 3 Teknik Dasar Menggiring ... 14

Gambar 4 Gerakan Shooting ... 19

Gambar 5 Gerakan Shooting Fase Pelaksanaan ... 20

Gambar 6 Gerakan Shooting Fase Gerak lanjut ... 21

Gambar 7 Menembak Bola ... 22

Gambar 8 Komponen-komponen Pendukung Gerakan Efisiensi ... 46

Gambar 9. Ilustrasi tipe-tipe umpan balik yang berkaitan dengan belajar dan keterampilan gerak ... 50

Gambar 10. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Videotape terhadap Performa Keseimbangan Pada Balance Beam ... 57

Gambar 11. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Umpan Balik dan Tingkat Persepsi Kinestetik ... 82

Gambar 12. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Pada Tiap Kelompok Perlakuan. ... 84

Gambar 13. Bentuk Interaksi Perubahan Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket ... 93

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 100

Lampiran 2. Data Siswa Kelas 8 SMP N 2 Sragen sebagai Sampel Penelitian ... 102

Lampiran 3. Data Tes Awal Keterampilan Dribel Bolabasket ... 104

Lampiran 4. Data Tes Awal Keterampilan Passing Bolabasket ... 106

Lampiran 5. Data Tes Awal Keterampilan Shoting Bolabasket ... 108

Lampiran 6. Data Tes Akhir Keterampilan Dribel Bola Basket ... 110

Lampiran 7. Data Tes Akhir Keterampilan Passing Bolabasket ... 112

Lampiran 8. Data Tes Akhir Keterampilan Shoting Bola Basket ... 114

Lampiran 9. Data Persepsi Kinestetik Kelompok Audio-Visual ... 116

Lampiran 10. Rekapitulasi Data Tes Awal, Tes Akhir dan Peningkatan Keterampilan Bolabasket ... 118

Lampiran 11. Uji Normalitas ... 122

Lampiran 12. Uji Homogenitas ... 130

Lampiran 13. Uji Anava 2 x 3 ... 135

Lampiran 14. Uji Lanjut Newman Keuls ... 138

Lampiran 15. Tabel-Tabel Penelitian ... 142

Lampiran 16. Petunjuk Pelaksanaan Pengukuran Persepsi Kinestetik ... 146

Lampiran 17. Petunjuk Pelaksanaan Test Keterampilan Bolabasket ... 150

Lampiran 18. Program Latihan Keterampilan Bolabasket Menggunakan Umpan Balik Audio-visual ... 155

Lampiran 19. Program Latihan Keterampilan Bolabasket Menggunakan Umpan Balik Langsung ... 164

(16)

commit to user

xvi ABSTRAK

Joko Sunarso, A 121308066.2015 Pengaruh Umpan Balik dengan Alat Bantu Audio-Visual dan Umpan Bali Langsung terhadap Peningkatan Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket Ditinjau dari Persepsi Kinestetik (Studi Eksperimen pada Siswa SMP Negeri 2 Sragen). Tesis, Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing (1) Prof.Dr.Sugiyanto (2) Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd.

Latar belakang penelitian ini adalah hasil belajar yang belum optimal sehingga perlu diberikan umpan balik. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai:1.Perbedaan pengaruh antara penerapan umpan balik menggunakan alat bantu audio-visual dan umpan balik langsung (live feedback) terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket. 2.Perbedaan pengaruh peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan persepsi kinestetik baik, sedang, dan kurang. 3.Di antara variabel-variabel penerapan umpan balik dan persepsi kinestetik, variabel mana sajakah yang memiliki pengaruh interaksi terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen, dengan rancangan factorial 2 x 3. Populasi penelitian adalah siswa putra kelas 8 SMP Negeri 2 Sragen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposiv random sampling besarnya sampel 60 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Tes Persepsi Kinestetik menggunakan Distance Perception Jump, Vertical Linear Space Test dan Bass stick Test. Tes Ketrempilan Bolabasket menggunakan tes AAHPERD basket test dari Bradford dan Rolayne W. Teknik Analisi data menggunakan analisis Varian (ANAVA) dua jalan.

Hasil penelitian menunjukkan pada siswa yang mendapatkan umpan balik audio-visual mempunyai peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang menggunakan umpan balik langsung. Pada kelompok siswa yang mempunyai persepsi kinestetik baik mempunyai peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket yang lebih baik daripada kelompok siswa dengan

(17)

commit to user

xvii

persepsi kinestetik sedang maupun kurang. Ada interaksi antara persepsi kinestetik dan keterampilan bolabasket.

Kesimpulan: ada perbedaan yang signifikan antara umpan balik dengan alat bantu audio-visual dengan umpan balik langsung dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan bolabasket. Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi kinestetik baik, sedang dan kurang terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket. Ada interaksi yang signifikan antara umpan balik dan persepsi kinestetik.

Kata kunci: Umpan Balik, Hasil Belajar, Keterampilan Bolabasket, Persepsi Kinestetik.

(18)

commit to user

xviii ABSTRACT

Joko Sunarso ,A 121308066.2015.The influence of feedback using an audio-visual aid and live feedback to improve the learning result of basketball skill based on kinesthetic perception. ( The experiment study on the boy students of SMP N 2 Sragen )Thesis, Sport Science Program Study, Post Graduate Program of Sebelas Maret University Surakarta. Advisor (1) Prof. Dr. Sugiyanto.(2) Dr.Sapta Kunta purrnama,M.Pd.

The background of this research is learning result that hasn‟t been optimal yet. so it needs to give feedback. the purposes of this research is knowing about: 1). The differences of the influence between apply feedback by using audio visual aid and live feedback to improve the learning result skill of the basketball. 2). The differences of influence to improve the learning result skill of the basketball among the group of students who have medium kinesthetic perception or minimum kinesthetic perception.3). Among the variables apply the feedback and kinesthetic perception .What variables does it have an influence the interaction to improve the learning result skill of the basketball.

The result method in this research is the experiment research method using factorial planning 2 X 3 . The population is the boy students of SMP N Sragen grade 8.The Sample technical is Purposing random Sampling. There are 60 students. Collection technical data is using test and measurement. The test of kinesthetic perception is Distance Perception Jump, vertical linear test and bass stick test. The skill test of the basketball is by using the AAHPERD test that it‟s from Bradford and Rolayne W. The analyzing data technical is by using Varian Analyze ( ANAVA ) two ways.

The result of research shows that the student who has got feedback of audio – visual aid , their learning result skill is more better than the student who has used live feedback. For the student who has good kinesthetic, their capability learning result skill of basketball is more better than the student who uses medium kinesthetic or minimum kinesthetic. There is an interaction of kinesthetic perception skill of basketball.

(19)

commit to user

xix

Conclusion: There are differences more significant more significant between feedbacks by using an audio – visual aids through live feedback to improve learning result skill of basketball .There are differences more significant among the perception moreover medium or less to the learning result skill of basketball. There is interaction more significant between feedback and kinesthetic perception.

(20)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang berorientasi pada pengembangan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktifitas jasmani dan olahraga. Tujuan yang hendak dicapai dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah “Membantu siswa untuk menigkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positip, serta kemampuan gerak dasar dan aktifitas. “ (Depdikbud, 1993:1)

Karena itu dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006:1) dijelaskan bahwa “Pendidikan jasmani dan kesehatan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakana moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan hidup bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional “.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari pendidikan jasmani adalah penguasaan domain motorik sedangkan perkembangan sifat-sifat psikologis dalam domain afektif dan perkembangan domain kognitif merupakan dampak pengiring. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan lebih diutamakan pemahaman pertumbuhan dan perkembangan yang proporsional dari domain belajar yakni domain psikomotor, kognitif dan afektif. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan haruslah menekankan pada ketiga domain tersebut.

Seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dituntut kreatifitasnya dalam memberikan bentuk pembelajaran olahraga di sekolah. Hal ini selain untuk menambah pengetahuan guru itu sendiri juga untuk menghindari rasa jenuh peserta didik dalam menerima pelajaran. Selain itu dengan menciptakan bentuk-bentuk

(21)

commit to user

permainan yang bervariasi dapat mengatasi kekurangan fasilitas maupun sarana olahraga yang ada disekolah.

Mengingat anak usia sekolah pendidikan dasar sangat gemar bermain, maka sangat tepat apabila seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah menyajikan pembelajran olahraga melalui bentuk-bentuk permainan. Dengan adanya perasaan senang pada diri peserta didik dalam mengikuti pelajaran olahraga di sekolah, maka peserta akan lebih aktif dalam melakukan aktifitas jasmaninya, sehingga peserta akan secara otomatis memperoleh pengulangan gerakan serta memiliki kesegaran jasmani yang tinggi. Selain itu dengan memberikan pelajaran olahraga melalui bentuk-bentuk permainan, seorang guru dengan mudah menanamkan sifat sportifitas, disiplin serta kerjasama pada peserta didik.

Olahraga di sekolah mempunyai tujuan, tentang tujuan tersebut Aip Syarifudin (1979:36) mengemukakan sebagai berikut:

a. Meningkatkan pertumbuhan tubuh

b. Membina dan meningkatkan kesegaran jasmani c. Meningkatkan kesehatan

d. Meningkatkan ketangkasan dan keterampilan e. Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan

f. Mendapatkan rasa senang, puas dan dapat bergaul serta berguna bagi masyarakat.

Bolabasket merupakan olahraga permainan dan salah satu materi yang diajarkan disekolah. Perkembangan permainan bolabasket sangat pesat sekali. Permainan bolabasket merupakan cabang olahraga yang semakin banyak digemari oleh masyarakat, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini disebabkan karena permainan bolabasket merupakan olahraga yang bisa dilakukan oleh kelompok dari berbagai lapisan masyarakat. Disamping itu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari permainan ini, baik fisik, mental, maupun sosial. Selain itu juga dengan banyaknya pertandingan-pertandingan yang bersifat kompetisi, maupun turnamen baik lokal maupun luar negeri dan lain-lain yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi dan meningkatkan perkembangan cabang olahraga bolabasket khususnya di tanah air. Selain itu permainan olahraga bolabasket juga menjadi salah satu materi pembelajaran mata

(22)

commit to user

pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di jenjang Sekolah Menengah Pertama.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama, materi pelajaran bolabasket diajarkan pada kelas VII, VIII dan IX, setiap semester dengan alokasi waktu 6 ( enam ) jam pelajaran atau 3 (tiga) kali tatap muka. Setiap tatap muka terdiri dari 2 (dua) jam pelajaran dan setiap jam pelajaran lamanya 40 menit.

Penilaian belajar dalam materi permaian bolabasket di Sekolah Menengah Pertama (SMP) meliputi kebenaran gerak (penilaian berdasarkan kualitas gerakan). Hal ini berarti bahwa pembelajaran bolabasket pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) lebih mengutamakan pada kebenaran gerak. Kebenaran gerak yang dinilai meliputi unsur – unsur gerak atau teknik dasar bermain bola basket, yaitu menggiring bola, mengoper bola, menembak bola, lay-up dan bermain bolabasket. Kenyataan dilapangan hasil belajar bolabasket di SMP Negeri 2 Sragen masih jauh dari harapan. Nilai rata-rata keseluruhan siswa masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk bolabasket adalah 75.

Untuk dapat menguasai keterampilan bermain bolabasket dengan baik, diperlukan belajar dan latihan dengan benar. Dengan belajar dan latihan secara benar akan diperoleh efisiensi gerakan. Gerakan yang efisien akan sangat menguntungkan, karena selain dapat menghemat tenaga atau energi, juga dapat meningkatkan prestasi. Menurut Sugiyanto (1998:296) untuk mencapai efisiensi gerakan diperlukan dukungan dari beberapa unsur kemampuan yang ada pada diri pelakunya. Unsur pendukung tersebut meliputi : kecepatan reaksi, kekuatan, ketahanan, kecepatan, fleksibilitas dan ketajaman indera (Sugiyanto, 1998:297). Ketajaman indera yang dibutuhkan dalam melakukan berbagai macam gerakan keterampilan adalah indera penglihatan dan indera gerak (kinesthetic sense) (Sugiyanto, 1998:298-299). Selain faktor pendukung diatas, peran umpan balik atau feedback juga sangat besar terhadap penguasaan keterampilan. Menurut Magill (1993:307), umpan balik tambahan(Augmented Feedback) memiliki dua peranan dalam proses belajar. Peranan yang pertama adalah memberikan informasi performa mengenai seberapa jauh keberhasilan atau kemajuan terhadap gerakan yang dilakukan sedangkan peranan kedua adalah untuk memotivasi siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Robb (1972:94), umpan balik dapat memberikan motivasi, penguatan dan atau pengaturan (regulasi) perilaku. Hasil penelitian Sugiyanto

(23)

commit to user

(1984:262), menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penyajian model gerakan terhadap prestasi belajar gerak pada fase asosiasi dan otonom. Ini berarti pada fase asosiatif dan otonom ini, faktor lain yang lebih dominan berpengaruh terhadap prestasi belajar gerak. Dalam kasus ini, menurut Sugiyanto (1984:262) praktik dan umpan balik lebih dominan pengaruhnya dibandingkan dengan instruksi verbal dan demonstrasi gerakan.

Dari pendapat ahli yang telah dikemukakan di atas, jelas sekali bahwa pemberian umpan balik merupakan salah satu kondisi eksternal yang berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar gerak, terutama pada fase asosiatif dan otonom, dimana pada fase-fase ini kebenaran dan efisiensi gerak menjadi kriteria utama.

Umpan balik dapat diberikan dalam beberapa cara, antara lain umpan balik langsung (live feedback) tanpa alat bantu, dan umpan balik yang menggunakan alat bantu. Alat bantu yang digunakan dapat berupa kamera yang menghasilkan gambar atau foto, video recorder (audio-visual aid) yang menghasilkan video. Rekaman gerak yang berupa video memiliki kelebihan dibandingkan rekaman yang berupa foto-foto, karena gerakan dapat diamati secara utuh sesuai aslinya, dan dapat diputar dengan gerak lambat, serta dapat dilakukan analisis gerakan dengan lebih akurat. Penggunaan alat bantu audio-visual dalam menerapkan umpan balik sangat membantu guru penjas-orkes, terutama untuk gerakan-gerakan yang kompleks dan terjadi dalam momen yang begitu cepat. Pada gerak teknik dasar bolabasket , fase gerakan terjadi begitu singkat, dan dalam momen yang begitu cepat, sehingga untuk memberikan umpan balik yang didasarkan pada analisis gerak yang akurat dibutuhkan alat bantu yang dapat memudahkan seorang guru menganalisis gerakan secara akurat. Penggunaan alat bantu audio-visual dapat menjadi salah satu solusinya.

Dari pengalaman, pengamatan, dan hasil sharing peneliti dengan rekan-rekan guru penjas-orkes yang tergabung dalam MGMP Penjas-Orkes SMP Kabupaten Sragen, masih banyak guru yang belum memanfaatkan umpan balik dalam proses pembelajaran, terutama umpan balik yang menggunakan alat bantu audio-visual. Secara umum para guru penjas-orkes masih memberikan umpan balik secara langsung, dan sebagian besar diberikan secara verbal. Apabila gerakan-gerakan yang dilakukan itu sangat cepat dan kompleks, tentu umpan balik yang demikian ini menjadi kurang akurat dan mungkin agak sulit dipahami oleh para siswa. Oleh karena itu pemberian umpan balik dengan alat

(24)

commit to user

bantu audio-visual dapat menjadi alternatif pilihan, karena dapat merekam gerakan sesuai dengan aslinya dan dapat memberikan informasi gerakan yang lebih akurat. Dari uraian di atas, kiranya perlu dikembangkan model penerapan umpan balik yang cocok, apakah menggunakan alat bantu audio-visual ataukah umpan balik langsung, sehingga dapat diketahui sampai seberapa jauh pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa permasalahan-permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Apakah benar penerapan umpan balik menggunakan alat bantu audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan bolabasket?

2. Apakah penerapan umpan balik langsung (live feedback) masih sesuai dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan bolabasket?

3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara penerapan umpan balik menggunakan alat bantu audio-visual dan model umpan balik langsung (live feedback) terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket, jika persepsi kinestetik ikut dipertimbangkan?

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda-beda, sangatlah perlu diberikan batasan-batasan sehingga ruang lingkup masalah yang diteliti menjadi jelas. Penelitian ini tidak akan membahas semua faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan bolabasket, namun hanya akan meneliti pada permasalahan sebagai berikut:

1. Perbedaan pengaruh penerapan umpan balik yang menggunakan alat bantu audio-visual (recorded feedback), dan umpan balik langsung (live feedback) terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket.

2. Perbedaan peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket , antara siswa yang mepunyai persepsi kinestetik baik, sedang dan kurang.

3. Interaksi antara pengaruh umpan balik dan persepsi kinestetik terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket.

(25)

commit to user D. Perumusan Masalah

1. Adakah perbedaan pengaruh umpan balik dengan alat bantu audio visual dan umpan balik langsung terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket.?

2. Adakah perbedaan peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket antara siswa yang memiliki persepsi kinestetik baik, sedang dan kurang.?

3. Adakah pengaruh interaksi antara umpan balik dan persepsi kinestetik terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai:

1. Perbedaan pengaruh antara penerapan umpan balik menggunakan alat bantu audio-visual dan umpan balik langsung (live feedback) terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket.

2. Perbedaan pengaruh peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan persepsi kinestetik baik, sedang, dan kurang.

3. Di antara variabel-variabel penerapan umpan balik dan persepsi kinestetik, variabel mana sajakah yang memiliki pengaruh interaksi terhadap peningkatan hasil belajar keterampilan bolabasket.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dari sisi teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bidang keolahragaan, khususnya pembelajaran permainan bola basket di Sekolah Menengah Pertama. Di samping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan untuk penelitian sejenis di masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

Dari sisi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi para guru pendidikan jasmani-olahraga dan kesehatan (penjas-orkes) dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bolabasket.

(26)

commit to user

7 BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Permainan Bolabasket

a. Hakekat Permainan Bolabasket

Permainan bolabasket merupakan permainan beregu, dimana setiap regu yang main adalah lima pemain. Dipimpin oleh dua orang wasit dan dibantu oleh petugas meja, yang bertugas mencatat angka dan semua kejadian pelanggaran atau kesalahan baik yang dilakukan oleh pemain maupun pelatih. Tujuan dari masing-masing regu adalah berusaha untuk memasukkan bola ke ring atau basket untuk membuat angka sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan dengan cara melindungi atau menjaga agar ring basketnya tidak kemasukan bola. Kemenangan suatu regu ditentukan oleh banyaknya bola yang dimasukkan ke dalam keranjang lawan (Perbasi,1990:2).

Bolabasket merupakan suatu cabang olahraga permainan yang dalam pelaksanaan permainannya bola dapat dimainkan dengan satu tangan atau dua tangan dengan cara bola dioper, dilempar dan dipantul-pantulkan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Wissel (2000:2) mengemukakan bahwa “permainan bolabasket diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan mendribblenya (batting, pushing atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan satu tangan atau dua tangan secara bersamaan”. Untuk memenangkan pertandingan, maka suatu tim harus memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya. Kualitas tim menjadi baik dan akan mampu memenangkan pertandingan, jika para pemainnya menguasai teknik dasar bolabasket dengan baik dan benar.

Permainan bola basket termasuk jenis permainan yang memiliki gerakan yang kompleks. Artinya gerakannya terdiri atas unsur gerak yang terkoordinir dengan rapi, sehingga dapat dimainkan dengan baik. Agar dapat bermain dengan efektif dan efisien maka diperlukan teknik gerakan yang sempurna. Dengan teknik gerakan yang sempurna tersebut dapat menimbulkan efisiensi bermain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berlatih secara teratur dan mempelajari teknik secara baik(Muhadjir,2005:32).

(27)

commit to user b. Keterampilan Bolabasket

Untuk terampil bolabasket, pemain harus menguasai teknik dasarnya. Teknik merupakan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain agar tercapai prestasi yang semaksimal mungkin. Menurut Hamidsyah Noer (1996:271) “Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam suatu cabang olahraga.” Sedangkan menurut Suharno (1986:47) bahwa: “Teknik dasar adalah suatu teknik dimana proses gerakannya merupakan dasar, dan gerakan itu dalam kondisi sederhana dan mudah”.

Unsur teknik yang harus dikuasai oleh pemain bolabasket menurut Akros Abidin (1999:48-68) dapat diklasifikasikan menjadi empat macam yaitu:

1) Menggiring bola (dribling) 2) Mengoper bola (passing) 3) Merayah (rebound) 4) Menembak (shooting)

Semua teknik dasar ini harus dikuasai oleh setiap pemain bolabasket, sehingga akan dapat menjadi pemain bolabasket yang handal dan berprestasi. Karena apabila telah menjadi pemain bolabasket yang tangguh dan berprestasi, tentunya ini akan mendukung menjadi pemain bolabasket yang tangguh dan dapat bermain lebih baik dari pemain yang lain.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan olahraga tertentu secara efektif dan efisien. Dengan demikian teknik dasar bolabasket dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.

Teknik suatu cabang olahraga selalu berkembang sesuai dengan tujuan dan peraturan olahraga, dimana makin lama makin tinggi tuntutan persyaratannya. Teknik dikatakan baik apabila diterapkan dalam praktek dapat memberikan hasil yang baik terhadap pencapaian prestasi maksimal. Dalam olahraga teknik merupakan kemampuan dasar yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi.

Penguasaan teknik dasar dalam suatu cabang olahraga merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Kesempurnaan teknik dasar

(28)

commit to user

tersebut sangat penting, karena akan menentukan gerak keseluruhan. Kelengkapan pokok tersebut hanya dapat dicapai oleh setiap pemain bolabasket dengan latihan yang sistematis, berulang-ulang dan kontinyu serta melakukan pertandingan persahabatan yang direncanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan teknik, kemampuan fisik, taktik dan mental pemain secara terus menerus dan berkelanjutan guna menghadapi suatu pertandingan untuk memperebutkan kejuaraan.

Kesempurnaan teknik dalam permainan bolabasket dapat dicapai melalui latihan teknik yang dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya harus menuju kepada gerakan-gerakan otomatis. Untuk meningkatkan mutu permainan bolabasket, maka teknik dasar ini harus benar-benar sudah dikuasai oleh setiap pemain terlebih dahulu dan dilatih sejak awal. Soebagyo Hartoko (1992:21) berpendapat bahwa seorang pelatih bolabasket harus memahami teknik dan taktik dalam permainan bolabasket sedalam-dalamnya, sebagai tugas praktis pertama kewajiban seorang pelatih bolabasket, di antaranya yang terpokok ialah mengajarkan dasar teknik keterampilan bolabasket sebaik-baiknya.

Dengan penguasaan teknik dasar bolabasket, maka setiap pemain akan dapat menyesuaikan diri dengan situasi pertandingan yang berubah-ubah. Kualitas penguasaan teknik dasar bolabasket tidak lepas dari unsur-unsur fisik dan taktik yang akan menentukan tingkat permainan suatu regu bolabasket. Makin baik tingkat keterampilan teknik pemain dalam memainkan dan menguasai bola, makin cepat kerjasama yang dicapai.

Oleh karena itu dalam permainan bolabasket pertama-tama yang harus dikuasai adalah macam-macam teknik dasar dalam bermain. Melihat kenyataan ini, maka seorang pelatih bolabasket dituntut untuk memahami dasar-dasar teknik dan taktik dalam permainan bolabasket serta membimbing pemain agar dapat memacu perkembangan keterampilan teknik dasar dengan benar dan kontinyu yang pada akhirnya merupakan gerakan-gerakan yang otomatis, sehingga tujuan dari latihan dapat tercapai.

Untuk memenangkan suatu pertandingan, maka dibutuhkan regu yang benar-benar tangguh dan mampu menampilkan kualitas permainan yang baik serta memiliki kerjasama tim yang kompak. Untuk mencapai kerjasama yang baik dan kompak dalam suatu regu bolabasket diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua macam

(29)

commit to user

teknik keterampilan yang sesuai dengan apa yang diperlukan dalam permainan bolabasket. A. Sarumpaet, dkk.(1992:223) mengemukakan pendapat bahwa tujuan permainan bolabasket adalah membuat kemenangan dengan memasukkan bola ke basket lebih banyak. Untuk mencapai tujuan ini syarat utamanya harus terampil. Keterampilan dapat dicapai sampai tingkat tinggi apabila gerak dasarnya baik. Oleh karena itu gerak (teknik dasar) perlu dilakukan dengan cara-cara yang benar, keterampilan dapat ditingkatkan.

Menurut Imam Sodikun (1992:47) bahwa pada pemain bolabasket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien ini perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. Adapun teknik dasar tersebut dapat dibagi sebagai berikut :

1) Teknik melempar dan menangkap 2) Teknik menggiring bola

3) Teknik menembak 4) Teknik gerakan berporos 5) Teknik lay up shoot 6) Merayah

Menurut A. Sarumpaet, dkk. (1992:223) membagi teknik-teknik dasar dalam permainan bolabasket menjadi beberapa bagian, yaitu:

1) Teknik melempar dan menangkap (passing dan catching) 2) Teknik menggiring bola (dribbling)

3) Teknik menembak (shooting) 4) Pivot dan olah kaki

5) Merayah (rebound)

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik dasar dalam permainan bolabasket meliputi: melempar dan menangkap, menggiring bola, menembak, olah kaki serta merayah bola. Dibawah ini akan dijelaskan teknik-teknik dasar bermain bolabasket:

1. Lempar Tangkap Bola (Passing dan Catching)

Lemparan dan tangkapan (passing dan catching) merupakan kecakapan dwi tunggal, untuk dapat menghidupkan permainan bolabasket. Teknik lempar bola yang diharapkan bagi seorang pemain basket mampu memberi dan menerima bola dengan baik. Memberi bola dengan baik adalah kemampuan

(30)

commit to user

seseorang dalam mengoper bola dan dapat menguasai bola dengan mudah. Sebaliknya seorang yang dikatakan memiliki kemampuan dalam menerima bola yang baik, apabila orang tersebut memiliki kemampuan dalam menguasai tangkapan bola dari hasil operan atau rampasan yang dilakukan dengan segala bentuk situasi posisi tubuh, dan arah datangnya bola.

Keterampilan pemain dalam melakukan operan dan tangkapan dalam kerjasama yang solid akan membuat jalannya pertandingan menjadi indah dan enak ditonton. Hal ini sesuai dengan pendapat Wissel (2000:71) bahwa “operan dan tangkapan yang baik penting bagi permainan tim, dan keahlian seperti itulah yang membuat bolabasket menjadi permainan tim yang indah”. Penguasaan teknik operan dan tangkapan merupakan unsur yang paling penting pada permainan bolabasket. Sebenarnya kegairahan permainan bolabasket terletak pada unsur menembak. Tetapi untuk melakukan tembakan, diperlukan usaha untuk mendekati basket. Hal ini dapat dicapai terutama dengan mengoper dan menangkap. Operan yang dilakukan dengan tepat dan akurat akan menciptakan peluang untuk membuat skor bagi tim.

Sebelum melakukan kegiatan melempar bola perlu dijelaskan dulu bagaimana cara memegang bola yang baik, sehingga lemparan dapat dilakukan dengan baik pula. Cara memegang bola adalah membuka jari-jari kedua tangan dan bola berada diantara kedua telapak tangan. Semua telapak tangan dan jari-jari bagian dalam mengenai dan menekan bola sehinggat tidak mudah lepas. Cara memegang bola ini sekaligus berguna untuk menerima atau menangkap bola. Cara melakukannya sebagai berikut:

1) Bola dipegang dengan kedua tangan terbuka, seluruh telapak tangan mengenai bola.

2) Letak tangan berada pada bagian samping bola agak sedikit ke belakang, jari-jari terbuka, ibu jari-jari menghadap ke dalam, dan antara ibu yang satu dengan yang lainnya kira-kira satu telapak tangan.

3) Pada waktu menerima operan, hendaknya bola disambut dengan kedua tangan dan ditarik ke arah dada.

(31)

commit to user

Gambar 1. Cara Memegang Bolabasket (A. Sarumpaet, dkk., 1992:224)

Operan atau passing pada permainan bolabasket ada beberapa macam. Berdasarkan penggunaan tangan, jenis operan dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1) Operan dua tangan (Two Hand Pass)

2) Operan dengan satu tangan (One Hand Pass)

Operan dengan dua tangan biasanya digunakan untuk operan jarak dekat. Sedangkan operan dengan satu tangan sering digunakan untuk operan jarak jauh. Ditinjau dari pelaksanaannya operan dapat dilakukan dengan lurus setinggi dada, melambung, menyamping, atau dengan dipantulkan ke lantai. Pada permainan bolabasket biasanya operan yang paling banyak digunakan adalah operan dada. Cara melakukan operan dua tangan setinggi dada yaitu:

1) Bola dipegang dengan kedua tangan terbuka.

2) Siku ditekuk dan diletakkan di samping badan, serta atur jarak jangan terlalu dekat dengan dada.

3) Kaki sejajar atau depan-belakang (sikap kuda-kuda).

4) Lutut sedikit ditekuk, badan sedikit condong ke depan dengan memperhatikan keseimbangan dan sikap rileks.

5) Operan dimulai dengan menarik bola ke arah dada untuk mengambil awalan, kemudian tolakkan bola ke depan dengan kedua lengan dan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan sehingga jari-jari tangan menghadap ke bawah.

6) Arah operan setinggi dada.

7) Setelah melemparkan bola lakukan gerak lanjut dengan melangkah ke depan.

(32)

commit to user

Gambar 2. Mengoper (Passing) Dua Tangan Bola Setinggi Dada (A. Sarumpaet, dkk., 1992:224)

2. Menggiring Bola (Dribble)

Menggiring bola adalah salah satu dasar bolabasket yang pertama kali diperkenalkan kepada para pemula, karena keterampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang terlibat dalam permainan bolabasket. Setiap pemain basket bisa menjadi pendribble karena latihan dribble dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun dan tidak diperlukan peralatan lain selain bolabasket.

Keterampilan dribble harus dikuasai oleh setiap pemain bolabasket. Wissel (2000:95) manfaat dribble antara lain: Banyak manfaat yang diperoleh dari penguasaan keterampilan melakukan dribble tersebut:

1) Memindahkan bola keluar dari daerah padat penjagaan ketika operan tidak memungkinkan (contoh ketika setelah melakukan rebound atau dijaga dua orang).

2) Memindahkan bola pada saat fast break karena rekan tim tidak bebas penjagaan untuk mencetak angka.

3) Menembus penjagaan ke arah ring.

4) Menarik perhatian penjaga untuk membebaskan rekan tim. 5) Menyiapkan permainan menyerang.

6) Memperbaiki posisi atau sudut (angle) sebelum mengoper ke rekan. 7) Membuat peluang untuk menembak.

Teknik menggiring merupakan teknik dasar bermain bolabasket, sebab menggiring selalu digunakan dalam bermain bolabasket. Menggiring bola diperbolehkan hanya dengan satu tangan, kanan saja atau kiri saja, atau bergantian kanan dan kiri. Sesuai dengan kebutuhan menggiring bola ada dua

(33)

commit to user

cara, yaitu: menggiring bola tinggi (setinggi pinggang) dan menggiring bola rendah (setinggi lutut).

Teknik dribble harus dilakukan dengan benar sesuai dengan peraturan permainan. Selain itu teknik yang dilakukan harus merupakan teknik gerakan yang efektif. Untuk dapat melakukan teknik menggiring bola yang efektif diperlukan latihan menggiring bola dengan teknik gerakan yang benar. Teknik menggiring dimulai dari memegang bola dengan dua tangan, tangan kanan menghadap ke bawah, di atas bola, dan tangan kiri menyangga bola di depan badan. Sikap berdiri rileks, kaki kiri sedikit di depan kaki kanan dan badan sedikit dicondongkan ke depan. Lepaskan bola (menarik tangan kiri) dan gerakan memantul-mantulkan bola dimulai dengan tangan kanan. Ikuti gerakan lengan yaitu memantulkan bola ke lantai tahan dengan tangan kanan terus dipantulkan kembali, begitu seterusnya. Gerakan ini dimulai ditempat sambil merasakan sifat bolanya, Gerakan diulang-ulang sampai tidak perlu dilihat, berganti tangan kanan dan kiri. Setelah mahir baru dicoba bergerak maju (sambil jalan atau berlari).

Gambar 3. Teknik Dasar Menggiring Bola (A. Sarumpaet, dkk., 1992:229)

Kesalahan yang sering dilakukan adalah bola ditepuk dengan telapak tangan, bukan lecutan dengan jari-jari. Selain itu sering hanya gerakan pergelangan tangan saja, tanpa diikuti gerakan lengan secara keseluruhan, sehingga pantulan bolanya tidak kuat dan sukar dikontrol. Oleh karena itu gerakan hendaknya di mulai dari lengan bawah, telapak tangan dan ujung jari secara berkesinambungan, serta yang terakhir adalah lecutan jari-jari secara

(34)

commit to user

teratur. Pada waktu bola memantul ke atas sebaiknya bola jangan langsung dipantulkan kembali, namun hendaknya diikuti dulu ke atas sambil mengerem. Untuk memahirkan gerakan ini perlu dilakukan latihan mulai memantulkan bola ditempat, tangan kanan dan kiri bergantian, tanpa melihat bola, kemudian maju-mundur, ke kiri - ke kanan baik menggiring bola tinggi maupun rendah dan berikutnya adalah latihan menggiring bola dengan lawan.

3. Menembak (Shooting)

Menurut Imam Sodikun (1992:59) ada beberapa jenis tembakan yaitu: 1) tembakan dengan dua tangan di dada, 2) tembakan dengan dua tangan di atas kepala, 3) tembakan satu tangan, 4) tembakan lay up, 5) tembakan didahului dengan menggiring bola dan langsung mengadakan tembakan lay up, 6) tembakan loncat satu tangan, 7) tembakan loncat dengan dua tangan, 8) tembakan kaitan, dan 9) tembakan lain-lain gaya.

Menembak merupakan salah satu teknik dasar permainan bolabasket yang harus dikuasai olah setiap pemain. Menembak merupakan unsur penting dalam suatu pertandingan karena kemenangan ditentukan oleh banyaknya bola yang masuk ke dalam ring atau keranjang. Dengan demikian agar regu dapat bermain dengan baik dan memenangkan permainan, maka mereka dituntut untuk dapat melakukan unsur gerak tembakan yang benar. Penguasaan teknik menembak harus didahulukan dengan cara melatih gerak dasar tersebut secara sistematis dan kontinyu.

Pada permainan bolabasket terdapat bermacam-macam teknik menembak. Menurut A. Sarumpaet, dkk. (1992:230-233) ada beberapa teknik menembak dalam permainan bolabasket yang perlu dikuasai oleh setiap pemain guna menunjang prestasi, yaitu:

1) Tembakan dengan dua tangan dari dada. 2) Tembakan dengan dua tangan dari atas kepala. 3) Tembakan dengan satu tangan di atas kepala. 4) Tembakan dengan satu tangan dengan meloncat 5) Tembakan lay-up (lay up shot).

Tembakan dalam permainan bola basket tersebut di atas terdapat salah satu jenis tembakan yang mana sering kali digunakan oleh setiap pemain dalam

(35)

commit to user

pertandingan untuk membuat angka, yaitu tembakan bebas. Tembakan bebas adalah suatu gerakan tembakan bola yang dilepaskan melalui lengan, pergelangan, jari tangan, dengan seluruh tenaga, kemudian angkat bola secara serentak ke atas dengan kaki, punggung dan bahu tanpa ada gerakan lompatan. Dalam tembakan bebas bola harus diangkat tinggi dan menembak ke ring basket. Dalam permainan bola basket melakukan tembakan bebas merupakan tembakan yang paling baik dalam rangka melakukan tembakan ke basket lawan. Dengan tembakan bebas dapat mencapai sasaran yang tepat.

Shooting atau tembakan yang dimaksud adalah menembakkan bola ke ring dari belakang garis hukuman dengan jarak 1,8 meter. Secara teknis, kunci pokok keberhasilan tembakan adalah pola gerakan (dasar mekanika) shooting tersebut. Dasar mekanika dalam melakukan tembakan, menurut Wissel (2000:46) antara lain “pandangan, keseimbangan, posisi tangan, pengaturan siku, irama tembakan, dan pelaksanaannya”.

(a) Pandangan

Pada saat melakukan tembakan, pandangan mata harus cermat dan terpusat pada keranjang. Pemain harus memusatkan perhatian dan pandangan mata ke arah keranjang. Pandangan mata harus terfokus pada sasaran yang akan dituju. Dengan pandangan yang cermat akan dapat menambah keakuratan dalam melakukan tembakan.

(b) Keseimbangan

Dalam melakukan tembakan, keseimbangan tubuh harus dijaga. Dengan keseimbangan tubuh yang baik, akan dapat menambah kemampuan dalam memberikan tenaga pada bola, selain itu irama gerakan dalam melakukan tembakan akan lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Wissel (2000:46) bahwa “berada dalam keseimbangan memberikan anda tenaga dan kontrol irama tembakan anda”. Kemampuan dalam memberikan tenaga dan mengontrol irama tembakan tersebut akan menambah keakuratan dalam melakukan tembakan.

(36)

commit to user

Menurut Wissel (2000:46) bahwa “posisi kaki adalah dasar keseimbangan, dan menjaga kepala segaris kaki sebagai kontrol keseimbangan”. Oleh karena itu posisi kaki harus tepat dan sikap kepala harus segaris dengan kaki. Dasar penumpu tubuh manusia pada waktu berdiri adalah kaki. Agar keseimbangan dapat dijaga, dalam melakukan tembakan kaki harus direntangkan selebar bahu dan badan tegak agar kepala segaris dengan dasar penumpu. (c) Posisi Tangan

Posisi tangan sangat penting saat melakukan tembakan. Untuk menembak adalah penting menempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola sebagai penjaga keseimbangannya. Posisi ini disebut blac-ung-tuck. Tangan untuk menembak bebas dan tidak perlu menjaga keseimbangan bola. Tangan cukup rapat dengan rileks dan jari-jari terentang secukupnya. Ibu jari tangan penembak rileks dan tidak terentang lebar (menghindarkan tegangan pada tangan dan lengan atas). Posisi tangan yang rileks akan menjadi arah alami, bola berada pada jari, jadi tidak pada telapak tangan. Tangan yang tidak menembak di bawah bola. Lengan dan tangan yang tidak menembak pada sisi yang leluasa dengan siku menunjuk ke belakang dan ke samping. Tangan yang menembak secara langsung di belakang bola, jari telunjuk pada titik tengah. Bola dilepaskan dari jari telunjuk. Pada lemparan bebas jari telunjuk tepat di katup atau tanda lain pada bagian tengah bola, agar kontrol dan sentuhan ujung jari yang sudah terbangun dapat menghasilkan lemparan yang lembut tapi tepat. (d) Pengaturan Siku

Bola di depan dan di atas bahu untuk menembak, antara telinga dan bahu. Siku-siku tetap di dalam. Saat siku penembak di dalam, bola sejajar dengan basket. Beberapa pemain tidak memiliki kelenturan untuk menempatkan tangan yang menembak di belakang bola saat siku di dalam. Pada kasus seperti ini, pertama-tama tangan di belakang bola dan kemudian gerakan siku

(37)

commit to user

ke dalam sejauh mana. Menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan. Tembakan bola dengan halus, bersamaan dengan gerakan mengangkat yang ritmis. Kekuatan inti dan ritmis tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki. Lutut sedikit lentur. Tekuk lutut dan kemudian rentangkan sepenuhnya di dalam gerakan naik turun. Saat kaki terentang sepenuhnya, punggung dan bahu terentang ke arah atas. Ketika tembakan dimulai, bola di tata kembali mulai dari tangan penyeimbang ke tangan menembak. Cara terbaik saat menyinggungkan bola adalah dengan menarik pergelangan tangan sampai terlihat lipatan kulit. Sudut ini memberikan pelepasan yang cepat dan follow through yang konsisten. Arah lengan, pergelangan tangan dan jari lurus pada ring dengan sudut kemiringan 45 sampai 60 derajat, rentang lengan lurusnya sampai siku. Dorongan dan kontrol terakhir tembakan berasal dari pelenturan pergelangan tangan dan jari depan ke bawah. Bola lepas dari jari tengah dengan sentuhan ujung jari yang lembut untuk membuat putaran sisi belakang bola dan memperhalus tembakan. Keseimbangan tangan dipertahankan pada bola sampai titik pelepasan.

(e) Irama Tembakan

Suatu hal yang sangat penting dalam melakukan tembakan adalah koordinasi antara padangan mata, posisi kaki, gerakan batang tubuh dan gerakan lengan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wissel (2000:47) bahwa “menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan”. Tenaga dorongan yang diberikan pada bola tergantung dari jarak tembakan. Untuk jarak dekat lengan pergelangan tangan dan jari memberikan dorongan besar. Tembakan jarak jauh memerlukan tenaga atau dorongan kaki, punggung dan bahu. Ritme yang lancar dan follow-through yang sempurna juga akan meningkatkan jarak tembak.

(38)

commit to user

Setelah bola lepas dari jari tengah, lengan bertahan untuk tetap di atas dan terentang sepenuhnya dengan jari tengah menunjuk lurus pada target. Telapak tangan menghadap ke bawah dan telapak tangan keseimbangan menghadap ke atas. Mata bertahan pada sasaran, dan lengan tetap di atas pada posisi penyelesaian follow through sampai bola menyentuh ring lalu bersiap kembali masuk.

(f) Pelaksanaan Tembakan

Berdasarkan pelaksanaannya teknik shooting dibagi menjadi beberapa tahap, tahap-tahap gerakan di dalam melakukan shooting merupakan gerak yang berkesinambungan dan harus dilakukan dengan koordinasi gerakan yang baik. Menurut Wissel (2000:47) bahwa “secara garis besar pelaksanaan tembakan terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan follow throught”. Pelaksanaan tiap tahapan teknik shooting adalah sebagai berikut:

(1) Tahap persiapan gerakan shooting:

Gambar 4. Gerakan Shooting pada Fase Persiapan (Wissel, 2000:47)

Keterangan: 1. Lihat target

(39)

commit to user 2. Kaki terentang selebar bahu 3. Jari kaki lurus

4. Lutut dilenturkan 5. Bahu rileks

6. Tangan yang tidak menembak berada di bawah bola 7. Tangan untuk menembak di belakang bola

8. Ibu jari rileks

9. Siku masuk ke dalam

10. Bola diantara telinga dan bahu.

(2) Tahap pelaksanaan gerakan shooting:

Gambar 5. Gerakan Shooting pada Fase Pelaksanaan (Wissel, 2000:47)

Keterangan: 1. Lihat Target.

(40)

commit to user

2. Rentangkan kaki, punggung, bahu. 3. Rentangkan siku.

4. Lenturkan pergelangan dan jari-jari ke depan. 5. Lepaskan ibu jari.

6. Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas. 7. Irama yang seimbang.

(3) Tahap gerak lanjut setelah shooting:

Gambar 6. Gerakan Shooting pada Fase Gerak Lanjutan (Wissel, 2000:47)

Keterangan : 1. Lihat target. 2. Lengan terentang.

3. Jari telunjuk menunjuk pada target. 4. Telapak tangan ke bawah saat shooting. 5. Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas.

(41)

commit to user

Tembakan satu tangan di atas kepala, sikap penembak sebaiknya dilakukan dengan kaki di depan, pertama bola dipegang dengan dua tangan dan dua tangan di atas kepala, siku kanan membuat sudut 90°, pergelangan tangan di muka dahi sedikit ke atas. Pegangan bola, bola dikenai seluruh telapak tangan dengan jari berjauhan pada saat akan mengadakan tembakan tangan kiri terlepas dari bola. Sebelum melakukan tembakan ini harus dalam sikap lentur.

Pelaksanaannya adalah: (1) lutut ditekuk sedalam mungkin, (2) siku tetap 90°, (3) kaki diluruskan dan bersama dengan waktu itu tangan diluruskan juga, (4) gerakan di atas diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan dan jari menghadap ke bawah.

Gambar 7. Menembakkan Bola (Muhadjir, 2005:40)

Disamping seorang pemain harus menguasai teknik dasar bermain bolabasket, juga perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permainan bolabasket. Faktor-faktor yang menentukan pencapaian prestasi olahraga bolabasket menurut Sajoto (1995:2-5) adalah sebagai berikut:

1. Aspek biologis terdiri dari :

a. Potensi atau kemampuan dasar tubuh b. Fungsi organ-organ tubuh

c. Struktur dan postur tubuh ' d. Gizi

2. Aspek psikologis terdiri dari:

(42)

commit to user b. Motivasi

c. Kepribadian

d. Koordinasi kerja otot dan syaraf. 3. Aspek lingkungan terdiri dari:

a. Sosial

b. Sarana dan prasarana olahraga yang tersedia c. Cuaca

d. Orang tua, keluarga dan masyarakat 4. Aspek penunjang terdiri dari:

a. Pelatih yang berkualitas tinggi

b. Program yang tersusun secara sistematis c. Penghargaan dari masyarakat danpemerintah d. Dana yang memadai

e. Organisasi yang tertib

Faktor-faktor tersebut yang perlu mendapat perhatian baik bagi pemain, pelatih dan semua pihak yang bersangkutan dengan pembinaan prestasi dalam permainan bolabasket. Selain faktor-faktor tersebut dalam setiap cabang olahraga selalu membutuhkan unsur-unsur khusus agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Unsur-unsur yang menentukan dalam pencapaian prestasi permainan bolabasket secara garis besar terdiri dari kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat unsur kelengkapan pokok tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kondisi Fisik

Dalam semua cabang olahraga termasuk bolabasket, faktor kondisi fisik merupakan faktor utama yang harus dibina, disamping penguasaan teknik dan taktik. Pada pertandingan bolabasket seringkali terjadi dengan tempo yang sangat tinggi,sehingga diperlukan kerja otot yang tinggi. Dalam hal ini jelas diperlukan kondisi fisik yang prima. Dari gambaran tersebut diketahui bahwa untuk menjadi pemain bolabasket yang berprestasi diperlukan kondisi fisik yang baik. Dalam usaha pencapaian prestasi tinggi dalam permainan bolabasket peningkatan kondisi fisik perlu dilakukan secara terus menerus.

Teknik dan taktik dalam permainan bolabasket, tidak mungkin dapat diterapkan secara sempurna apabila tidak ditunjang dengan kondisi fisik yang baik dari pemain.

(43)

commit to user

Meskipun unsur kondisi fisik yang diperlukan untuk masing-masing cabang olahraga berbeda, tetapi unsur kondisi fisik sangat diperlukan oleh semua cabang olahraga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sajoto (1995:8) bahwa “kondisi fisik adalah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi”.

Demikian halnya dengan cabang olahraga bolabasket, unsur fisik yang memadai merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh semua pemainnya. Adapun unsur-unsur fisik yang harus dimiliki oleh pemain menurut Sajoto (1995:8) adalah mencakup: 1. Kekuatan 2. Dayatahan 3. Dayaledak 4. Kecepatan 5. Daya lentur 6. Kelincahan 7. Koordinasi 8. Keseimbangan 9. Ketepatan 10. Reaksi

Unsur-unsur tersebut harus diperhatikan oleh pelatih maupun pemain bolabasket.Untuk dapat memiliki kondisi fisik yang prima, pemain bolabasket dituntut untuk melakukan latihan fisik yang sistematis, terprogram dan kontinyu. Apabila seorang pemain memiliki kemampuan fisik yang prima, maka pemain tersebut dapat memungkinkan bermain dengan cepat serta mengikuti pola taktik dan strategi dalam permainan bolabasket yang telah diintruksikan oleh pelatih.

2) Unsur Teknik

Penguasaan teknik merupakan unsur utama dalam olahraga. Latihan teknik yang bertujuan untuk mengembangkan penguasaan gerak dalam cabang olahraga tersebut. Penguasaan teknik merupakan suatu landasan dalam usaha mencapai prestasi yang optimal. Demikian juga dalam permainan bolabasket, untuk mencapai

(44)

commit to user

prestasi dalam permainan bolabasket faktor utama yang harus dikembangkan adalah unsur keterampilan teknik dasar bermain bolabasket.

Menurut Suharno (1986:42) bahwa “teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga”. Penguasaan teknik dasar permainan bolabasket merupakan salah satu unsur yang menentukan menang dan kalahnya satu regu dalam pertandingan, disamping unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Sehingga apabila ingin meningkatkan mutu prestasi pemain bolabasket, maka teknik dasar ini harus benar-benar dikuasai oleh pemain terlebih dahulu. Untuk dapat menguasai keterampilan teknik dasar bermain bolabasket, harus melakukan latihan secara sistematis, teratur dan kontinyu dan berulang-ulang dengan mengikuti prinsip pola gerak yang benar.

3) Taktik dan Strategi

Dalam cabang olahraga khususnya permainan, apabila kemampuan teknik dan fisik telah memadai, maka tahap selanjutnya dalam meningkatkan prestasi atau kemampuan permainan tim adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang strategi dan taktik dalam bermain.

Menurut Suharno (1986:42) yang dimaksud dengan “taktik ialah siasat atau akal yang digunakan pada saat pertandingan untuk mencari kemenangan secara sportif”. Dalam permainan bolabasket, kemampuan dalam strategi dan taktik juga mutlak diperlukan untuk memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan. Tanpa memiliki kemampuan dalam taktik dan strategi dalam permainan, maka pemain tidak akan dapat mengembangkan pertandingan, sehingga sangat mustahil untuk dapat meraih prestasi yang tinggi dalam permainan bolabasket.

4) Mental

Mental yang tinggi merupakan salah satu modal utama untuk menuju jenjang kematangan juara, setelah menguasai teknik, taktik maupun fisik. Tanpa memiliki mental yang baik, sulit kiranya untuk dapat mencapai prestasi yang optimal, meskipun memiliki kemampuan teknik, fisik dan taktik yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono (1988:101) bahwa “Betapa sempurnanya perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai”.

(45)

commit to user

Pembinaan mental dan kematangan juara dalam bolabasket sama pentingnya dengan pembinaan teknik, fisik dan taktik. Pembinaan mental pemain harus ditujukan pada penanaman unsur-unsur psikologis yang mendukung terhadap pencapaian prestasi dalam olahraga. Pembinaan mental dan kematangan juara, dapat dilakukan melalui pemberian pengertian kepada siswa serta melalui berbagai pertandingan uji coba didalam tim sendiri maupun uji coba dengan tim yang lain.

2. Belajar Keterampilan Gerak

Pembelajaran merupakan proses mengajar yang dilakukan oleh guru dan belajar yang dilakukan oleh siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. (Sukintaka, 2004:55). Dalam pelaksanaan pembelajaran terjadi interaksi antara pengajar (guru) yang bertugas mengajar dan pembelajar (siswa) sebagai individu yang melakukan proses belajar, dimana interaksi itu merupakan interaksi yang bersifat edukatif.

Belajar merupakan peristiwa atau kejadian yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa atau pembelajar. Yang dimaksud dengan pengalaman belajar, menurut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:29) adalah, “seperangkat kejadian yang berisikan aktivitas dan kondisi belajar untuk memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut terkait untuk pencapaian tujuan”.Mengajar merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pengajar untuk memberikan pengalaman kepada siswa selaku pembelajar. Rusli Lutan (1988:381) menyatakan bahwa, “mengajar adalah seperangkat kegiatan sengaja oleh seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih dan pada yang diajar”.

Nana Sudjana (2000:25) menyatakan bahwa, “Hakikat belajar mengajar adalah peristiwa belajar yang terjadi pada siswa secara aktif berinteraksi dengan lingkungan

Gambar

Tabel 1.  Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 3.............................................
Tabel 14.  Ringkasan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Keterampilan   Bolabasket Berdasarkan Umpan balik dan Tingkat Persepsi
Gambar 2. Mengoper (Passing) Dua Tangan Bola Setinggi Dada   (A. Sarumpaet, dkk., 1992:224)
Gambar 4. Gerakan Shooting pada Fase Persiapan   (Wissel, 2000:47)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Mengenai hukuman yang dijatuhkan terhadap pelaku Penyalahgunaan Narkotika sesuai dengan Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika pasal 112 ayat (1)

a) Waktu, keragaman komunitas bertambah sejalan waktu, berarti komunitas tua yang sudah lama berkembang, lebih banyak terdapat organisme dari pada komunitas muda yang

Indonesia terdiri atas kurang lebih 17.000 pulau yang tersebar di suatu daerah sepanjang kurang lebih 3.000 mil melintang dari barat ke timur dan sepanjang kurang lebih 1.000

Algoritma sekuensial merupakan suatu algoritma runtun dimana teknik pengerjaannya harus dilakukan secara berurutan mulai dari baris pertama sampai dengan baris terakhir tanpa

Hasil analisis jalur menunjukan bahwa ada pengaruh secara langsung yang positif antara variabel spiritualitas di tempat kerja terhadap loyalitas karyawan namun

Puji dan syukur peneliti panjatkan terhadap Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah

HJTLRT Harga Jual Tenaga Listrik untuk Rumah Tangga.. Rp/kWh

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keberadaan pergeseran regime yang ditunjukkan dengan adanya Structural Breaks dalam data runtun waktu pada indikator