• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN PEMETAAN DIGITAL MENGGUNAKAN TOTAL STATION DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN PEMETAAN DIGITAL MENGGUNAKAN TOTAL STATION DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I Wayan Lasmawan1, I Nyoman Natajaya2, I Gst Ngr Yoga Jayantara3

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Kepemilikan dan pengusaan lahan di Indonesia masih terjadi tumpang tindih antara dua pihak atau lebih yang seringkali menyebabkan konflik sosial (Sauni, 2016). Menurut Kepala BIG hal tersebut terjadi karena informasi geospasial tematik setiap instansi berbeda-beda dan tidak berdasarkan satu acuan yang sama. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut Presiden Jokowi mengeluarkan aturan percepatan kebijakan satu peta melalui Perpres No 9/2016,

dengan harapan permasalahan tersebut harus segera terselesaikan.

Pada realisasinya kebijakan tersebut mengalami beberapa kendala, salah satunya adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) atau tenaga surveyor dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Saat ini tenaga pemetaan yang ada sekitar 11.000-13.000 orang, sedangkan idealnya tenaga yang dibutuhkan adalah 40.000-50.000 orang. Untuk dapat menyelesaikan program percepatan pembangunan infrastruktur yang sedang dijalankan oleh pemerintah,

PELATIHAN PEMETAAN DIGITAL MENGGUNAKAN TOTAL

STATION DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA

1Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FHIS UNDIKSHA;2 Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FHIS UNDIKSHA; 3 Jurusan Geografi FHIS UNDIKSHA

Email: wayan.lasmawan@undiksha.ac.id

The one map policy acceleration regulation through Presidential Decree No. 9/2016 was issued to solve overlapping land problems. In its realization, the policy has experienced several obstacles, one of which is the lack of human resources to implement the policy. One educational institution that can provide a lot of ready-to-work human resources is a Vocational High School. The role of teachers in preparing their graduates to be accepted in the world of work is very important. One solution that can be presented is by providing digital mapping training using the total station for teachers at SMK Negeri 3 Singaraja. Training activities were carried out for 3 days from 12 to 15 August 2020 with 20 participants. The evaluation results show an increase in ability when compared between before and after participating in training. This is evidenced in the pre-test average score of 50 and the post-test average score of 70. The mapping training exercise using the total station was carried out well and smoothly according to the plan.

Keywords: training, digital mapping, total station

Aturan percepatan kebijakan satu peta melalui Perpres No 9/2016 dikeluarkan untuk menyelesaikan permasalahan tumpang tindih lahan. Pada realisasinya kebijakan tersebut mengalami beberapa kendala, salah satunya adalah kurangnya sumber daya manusia dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Salah satu institusi pendidikan yang dapat menyediakan banyak SDM siap bekerja adalah Sekolah Menengah Kejuruan. Peran guru dalam mempersiapkan lulusannya agar dapat diterima di dunia kerja sangatlah penting. Salah satu solusi yang dapat dihadirkan adalah memberikan pelatihan pemetaan digital menggunakan total station untuk guru di SMK Negeri 3 Singaraja. Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 12 sampai 15 Agustus 2020 dengan jumlah peserta 20 orang. Hasil evaluasi peserta menunjukkan adanya peningkatan kemampuan sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti pelatihan, terlihat dari nilai rata-rata pre test adalah 50 dan nilai rata-rata post test adalah 70. Pelaksanaan pelatihan pemetaan digital menggunakan total station terlaksana dengan baik dan lancar sesuai dengan apa yang sudah direncakanan sebelumnya.

(2)

dibutuhkan banyak SDM yang handal agar proses pengerjaan bisa berjalan lebih cepat. Salah satu institusi pendidikan yang dapat menyediakan banyak SDM siap bekerja adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu tujuan khusus dari pendidikan menengah kejuruan adalah menyiapkan peserta didik yang produktif, mandiri, serta dapat menjadi tenaga tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilih (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003). Berdasarkan hal tersebut lulusan dari SMK dipersiapkan untuk dapat langsung terjun ke lapangan pekerjaan dan siap menjadi tenaga tingkat menengah sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipilih.

Peran guru dalam mempersiapkan lulusannya agar dapat diterima di dunia kerja sangatlah penting, guru-guru harus meningkatkan kemampuannya dan juga mengikuti perkembangan teknologi yang digunakan saat ini sehingga dapat menyalurkannya kepada siswa didik agar nantinya menjadi lulusan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan di dunia kerja. Peningkatan kemampuan yang dimaksud bisa berupa kursus, magang, maupun pelatihan. Salah satu solusi yang dapat dihadirkan adalah memberikan pelatihan pemetaan digital menggunakan total station untuk guru di SMK Negeri 3 Singaraja khususnya pada program keahlian Desain Pemodelan dan Infromasi Bangunan untuk menunjang mata pelajaran Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah. Harapannya setelah diberikan pelatihan ini guru-guru yang terlibat dapat mencetak lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan SDM yang memiliki kemampuan lebih dalam melakukan pekerjaan pemetaan digital.

SMK Negeri 3 Singaraja merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di Kabupaten Buleleng dengan 6 pilihan program keahlian yaitu Teknik Konstruksi dan Properti, Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Mesin, Teknik Otomotif, Teknik Elektronika, serta Teknik Komputer dan Informatika. Di dalam program

terdapat kompetensi keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan yang memiliki mata pelajaran Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah. Mata pelajaran ini salah satunya mengajarkan dasar-dasar ilmu ukur tanah yang bertujuan mengukur dan memetakan permukaan bumi dan di bawah tanah (Basuki, 2006). Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran langsung di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif untuk daerah yang tergolong kecil sehingga unsur-unsur kelengkungan buminya dapat diabaikan (Hadriansyah, 2018).

Dalam era digital saat ini, pemetaan konvensional menggunakan pita ukur (pengukur jarak) dan teodolit konvensional (pengukur sudut) sudah mulai ditinggalkan. Teknologi yang berkembang pesat menciptakan total station sebagai solusi pemetaan secara digital yang cepat dan efisien dikarenakan pengukuran jarak dan sudut sudah menjadi satu kesatuan dalam satu alat. Pemetaan digital adalah proses pengukuran yang dilakukan dengan memanfaatkan alat-alat pengukuran digital seperti total station untuk menghasilkan informasi-informasi spasial secara digital dan dapat diproses datanya hingga menjadi sebuah peta digital. Banyaknya informasi yang dimiliki dan mudahnya pengaksesan informasi merupakan salah satu ciri khas peta digital. Peta digital sendiri merupakan representasi fenomena geografi yang dapat disimpan dan dianalisis melalui media komputer (Nugraha, 2012). Dalam peta digital, obyek berupa titik dan wilayah disimpan dalam bentuk koordinat atau sekumpulan koordinat. Peta digital memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut (Nugraha, 2013):

1. Kualitas peta digital tetap dan tidak akan mengalami penurunan kualitas seperti peta analog yang dapat terlipat dan mudah sobek. 2. Penyimpanan peta digital lebih mudah dilakukan dan tidak memerlukan ruangan yang besar dalam penyimpanannya seperti

(3)

3. Pembaharuan peta digital lebih mudah dilakukan dalam rangka pemutakhiran data.

METODE

Metode kegiatan yang digunakan pada kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah ceramah

dan praktek. Terdapat 3 langkah utama dalam melaksanakan program ini yaitu persiapan, pelaksanaan, dan refleksi sehingga pelatihan yang dilaksanakan menjadi terencana dan terukur dengan baik (Purnanto & Mahardika, 2016). Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pelaksanaan Adapun penjelasan dari setiap tahapan kegiatan

pada Gambar 1 sebagai berikut: 1. Pembentukan tim pelaksana

Pada tahap ini dilakukan pembentukan tim dan pembagian tugas untuk melaksanakan kegiatan pelatihan ini agar berjalan dengan baik.

2. Diskusi pendahuluan

Pada tahap ini dilakukan proses koordinasi dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 3 singaraja mengenai pelatihan yang akan dilaksanakan, jumlah guru yang akan dilibatkan dalam pelatihan, rincian kegiatan

selama pelatihan dan waktu pelaksanaan pelatihan.

3. Perencanaan kegiatan

Pada tahap ini dilakukan perencanaan agar kegiatan pelatihan dapat berjalan dengan baik. Perencanaan yang dilakukan meliputi: pembuatan jadwal pelaksanaan, pembuatan bahan ajar pelatihan berupa powerpoint, pembuatan modul pelatihan, pembuatan instrumen evaluasi.

4. Pemaparan materi

Pada tahap ini dilakukan penjelasan di kelas mengenai dasar-dasar pengukuran PERSIAPAN PELAKSANAAN REFLEKSI Diskusi Pendahuluan Perencanaan Kegiatan Pemaparan Materi Praktek Lapangan

Praktek Pengolahan Data

Evaluasi

(4)

menggunakan total station dan pemetaan digital.

5. Praktek lapangan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengukuran dilapangan menggunakan total station sehingga menghasilkan titik-titik koordinat yang siap untuk diolah menjadi peta digital. Area yang akan digunakan untuk pemetaan adalah lingkungan SMK Negeri 3 Singaraja.

6. Praktek pengolahan data

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil pengukuran lapangan menggunakan software pemetaan yang umum digunakan di dunia kerja. Kegiatan ini menghasilkan peta digital berupa peta situasi area yang diukur. 7. Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap kemampuan siswa sebelum mengikuti pelatihan (pre-test) dan setelah mengikuti pelatihan (post-test), hasil evaluasi ini sebagai indikator peningkatan keterampilan siswa menggunakan total station untuk pemetaan secara digital. Evaluasi juga dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang akan diukur menggunakan lembar angket yang akan diberikan kepada guru di akhir kegiatan. 8. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan refleksi diri untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama pelatihan dilaksanakan dan agar tidak terulang kembali pada kegiatan-kegiatan berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan

Pada tahap ini dilakukan penyiapan berkas-berkas administrasi yang menunjang pelaksanaan kegiatan seperti surat ijin pelaksanaan kegiatan, surat undangan untuk guru-guru yang akan mengikuti kegiatan pelatihan, pembuatan spanduk dan piagam. Selain itu dipersiapkan juga meteri pelatihan mengenai dasar-dasar penggunaan total station

Gambar 2. Materi Pelatihan Pemetaan Digital Kegiatan pelatihan yang dilakukan tidak hanya memberikan pemahaman mengenai teori saja, namun juga memberikan pemahaman langsung dengan praktek pengukuran di lapangan dan pengolahan data hasil pengukuran. Pengukuran yang dilakukan dilapangan adalah pengukuran poligon dan pengukuran detil, lalu dilanjutkan dengan ploting hasil pengukuran hingga menjadi sebuah peta. Untuk memudahkan peserta pelatihan memahami tahapan-tahapan kerja yang harus dilakukan pada saat praktek lapangan dan pengolahan data maka dibuat sebuah panduan praktek pengukuran dan pemetaan. Panduan praktek pengukuran dan pemetaan digital menggunakan total station dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Panduan Praktek Pemetaan Digital Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta pelatihan dan peningkatan kemampuan peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan maka dibuat sebuah instrumen evaluasi

(5)

berupa angket yang berisikan 20 pertanyaan pilihan ganda terkait pemetaan digital. Angket tersebut disajikan dalam bentuk google form sehingga dapat diisikan dengan mudah oleh para peserta secara online. Kegiatan dapat dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan hasil dari sebelum mengikuti kegiatan pelatihan dan setelah mengikuti kegiatan pelatihan. Instrumen evaluasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Instrumen Evaluasi B. Pelaksanaan

Pelatihan pemetaan digital menggunakan total station dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 12-14 agustus 2020 di SMK Negeri 3 Singaraja dan diikuti oleh 20 orang guru sebagai peserta. Pada tanggal 12 Agustus 2020 kegiatan pelatihan secara resmi dibuka oleh Bapak Drs. I Nyoman Suastika, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK N 3 Singaraja.

Gambar 5. Pembukaan Oleh Kepala Sekolah SMK N 3 Singaraja

Sebelum dimulainya pelatihan, seluruh peserta diminta untuk mengikuti pre test. Hasil pre test menunjukkan nilai rata-rata peserta adalah 50 dengan nilai tertinggi 70 dan terendah 30. Kegiatan selanjutnya adalah pemaparan materi mengenai dasar-dasar penggunaan total station dan pemetaan digital oleh I Gst Ngr Yoga Jayantara, S.T., M.T.

Gambar 6. Pemaparan Materi Total Station Dan Pemetaan Digital

Pada tanggal 13 Agustus 2020 dilaksanakan pelatihan pengukuran poligon dan detil. Pelatihan ini dilaksanakan dalam bentuk praktek langsung di lapangan yang mengacu pada panduan praktek yang telah disiapkan. Materi yang dipelajari mulai dari cara melakukan sentering alat total station yang benar, memahami fungsi-fungsi yang ada pada alat total station, menerapkan konsep pengukuran poligon dan detil yang telah didapatkan pada materi pelatihan hari sebelumnya dan dowload data pengukuran.

(6)

Gambar 7. Praktek Pengukuran Poligon dan Detil

Pada tanggal 14 Agustus 2020 dilaksanakan pelatihan pengolahan data hasil pengukuran yang dilaksanakan di lab komputer SMK Negeri 3 Singaraja. Materi yang dipelajari adalah cara mengolah data hasil pengukuran poligon, mengimport titik-titik hasil pengukuran poligon dan detil situasi, digitasi, serta layouting.

Gambar 8. Praktek Pengolahan Data Lapangan Setelah selesai melaksanakan keseluruhan kegiatan pelatihan, seluruh peserta diberikan post test untuk mengukur kemampuan peserta setelah mengikuti pelatihan. Hasil post test menunjukkan rata-rata nilai peserta adalah 70 dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 50. Hasil ini menunjukkan peningkatan dari hasil pre test. Perbandingan rata-rata nilai pre test dan post test peserta dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Rata-Rata Nilai Pre Test dan Post Test Serangkaian kegiatan pelatihan yang

berlangsung selama 3 hari menghasilkan sebuah peta situasi SMK Negeri 3 Singaraja yang dibuat oleh para peserta dan dipilih yang terbaik dilihat

dari kelengkapan dan kerapian petanya. Peta situasi SMK N 3 Singaraja dapat dilihat pada Gambar 9. 50 70 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Pre Test Post Test

N

il

ai

Jenis Tes

(7)

Gambar 9. Peta Situasi SMK N 3 Singaraja C. Refleksi

Berdasarkan hasil flashback pada keseluruhan kegiatan, penulis menemukan beberapa kekurangan selama pelaksanaan kegiatan, seperti kurangnya koordinasi mengenai software yang digunakan untuk pengolahan data lapangan sehingga perlu penyesuaian software pada saat pelatihan berlangsung. Peserta pelatihan memiliki dasar keilmuan yang berbeda beda sehingga perlu untuk memberikan materi pelatihan sebelum kegiatan pelatihan berlangsung agar para peserta dapat lebih dulu mempelajarinya, sehingga pada saat pelatihan para peserta dapat lebih memahami apa yang disampaikan dan menanyakan hal hal yang sekiranya masih membingungkan.

SIMPULAN

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam bidang pemetaan digital agar dapat menghasilkan lulusan dibidang pemetaan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan di dunia kerja. Jumlah peserta pelatihan adalah 20 orang yang terdiri dari guru-guru SMK Negeri 3 Singaraja, khususnya guru-guru bidang keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan.

Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 12 sampai dengan 15 Agustus 2020 bertempat di lingkungan SMK N 3 Singaraja. Materi yang disampaikan saat pelatihan yaitu dasar-dasar penggunaan total station dan pemetaan digital, pengukuran poligon dan detil, serta pengolahan data hasil pengukuran. Hasil evaluasi peserta menunjukkan adanya peningkatan kemampuan peserta sebelum mengikuti pelatihan dan sesudah mengikuti pelatihan, terlihat dari nilai rata-rata pretest adalah 50 dan nilai rata-rata post test adalah 70. Pelaksanaan pelatihan pemetaan digital menggunakan total station terlaksana dengan baik dan lancar sesuai dengan apa yang sudah direncakanan sebelumnya.

DAFTAR RUJUKAN

Basuki, S. (2006). Ilmu Ukur Tanah (Edisi 1). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hadriansyah. (2018). Studi Evaluasi Pengukuran Dengan Alat Theodolite Dan Alat Global Position System (GPS) Pada Proyek Jalan Ahmad Yani Kota Banjarbaru. Jurnal Rekayasa Sipil, 1(2), 153–164.

(8)

Informasi Geografis Menggunakan Peta Digital. Jurnal Ilmiah Foristek, 2(1), 117– 125.

Nugraha, D. W. (2013). Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pada Saluran Distribusi Listrik Primer Di Wilayah Kota Palu. Telematika, 9(2), 81–92.

Purnanto, A. W., & Mahardika, A. (2016). Pelatihan Pembuatan Soal Interaktif

Dengan Program Wondershare Quiz Creator Bagi Guru Sekolah Dasar Di Kota Magelang. Warta LPM, 19(2), 141–148. Sauni, H. (2016). Konflik Penguasaan Tanah

Perkebunan. UBELAJ, 1(1), 45–67. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. , (2003).

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pelaksanaan
Gambar 2. Materi Pelatihan Pemetaan Digital
Gambar 5. Pembukaan Oleh Kepala Sekolah  SMK N 3 Singaraja
Gambar 9. Rata-Rata Nilai Pre Test dan Post Test
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan PKM pelatihan pembuatan video pembelajaran di SMK Negeri 1 Tegineneng ini dilakukan untuk memaksimalkan pemanfaatan studio yang dimiliki oleh SMK Negeri

Dampak yang ditimbulkan oleh ketidakefektifan penggunaan bahasa Indonesia dalam karya ilmiah siswa di kelas XI UPW A SMK Negeri 1 Singaraja terhadap pemahaman pembaca

Tetilik puniki matetujon nelatarang indik (1) kamanutan materi tes ulangan umum semester genap peplajahan basa Bali kelas X SMK Negeri 3 Singaraja ring materi

Metode yang digunakan adalah melakukan pelatihan kepada siswa SMK Negeri Ngraho Bojonegoro dalam menggunakan Ms.Project untuk menyusun jadwal proyek konstruksi, target Pengabdian

PELATIHAN SAK EMKM BAGI GURU PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 6 PEKANBARU Neneng Salmiah, Satria Tri Nanda, Intan Adino Akuntansi, Universitas Lancang Kuning

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Muntok, yang dijabarkan ke dalam tujuan khusus yaitu

Berdasarkan hasil diskusi dengan mitra yaitu guru SMK Negeri 9 Semarang menginginkan edukasi dan pelatihan berinvestasi di pasar modal dengan tujuan agar mereka lebih memahami dan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO TUTORIAL PADA MATA PELAJARAN RIAS WAJAH PANGGUNG KELAS XI SMK NEGERI 2 SINGARAJA SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Pendidikan