• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PROGRAM PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PROGRAM PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

150

EVALUASI PROGRAM PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI

KEAHLIAN PRODUKTIF DI SMK NEGERI 3 SINGARAJA

Nyoman Santiyadnya Universitas Pendidikan Ganesha

santiyadnya@yahoo.com

Abstrak,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara, observasi, studi dokumen, dan kuesioner. Responden yang digunakan untuk mendapatkan data melalui wawancara terkait pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan ketua masing-masing kompetensi keahlian. Sementara itu untuk mendapatkan data terkait profesionalisme lulusan, respondennya adalah lulusan SMK Negeri 3 Singaraja pada tahun ajaran 2011/2012. Evaluasi program ini menggunakan model CIPPO. Data hasil wawancara di kumpulkan, kemudian direduksi untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja baik dari segi konteks, input, proses, dan produk sudah terlaksana dengan baik. Profesionalisme lulusan SMK Negeri 3 Singaraja berada pada level kurang profesional sampai dengan sangat profesional.

Kata kunci: Evaluasi Program Model CIPPO, Uji Kompetensi Keahlian, Profesionalisme Lulusan. ABSTRACT

The objective of this study is to evaluate the effectivity of the implementation of skill competency test in SMK NEGERI 3 Singaraja. The data in this study was collected by interview, observation, document study and also questionaire. The respondents which were used to collect the data in SMK Negeri 3 Singaraja were the headmaster, vice headmaster and the leader of each skill competency. Meanwhile, to get the data about graduates professionality, the respondents were the students who graduated from SMKN 3 Singaraja in the academic year of 2011/2012. This program evaluation use CIPP model. The data as the result of interview was collected, then it was reduced to get the conclusion. The result of this study shows that the implementation of skill competency test in SMKN 3 Singaraja viewed from the context, input, process and product has been done well. The graduates professility is in the level of less to really professional.

Keywords: Program Evaluation CIPPO Model, Skill Competency Test, Graduates Professionality PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang mendidik siswanya untuk senantiasa mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu hidup mandiri, dan mampu mengembangkan pengetahuannya melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini senada dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Pasal 26 Ayat 3 yang menetapkan bahwa standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan sekolah menengah yang bertujuan untuk mencetak lulusannya menjadi

tenaga-tenaga terampil dan profesional di bidangnya sesuai dengan program keahliannya yang selalu berwawasan pada masa depan dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk itu lulusan SMK harus mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Sementara itu dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dimuat visi, misi, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global.

Pendapat beberapa ahli mengenai evaluasi yang dikutif oleh Fernandes (1984: 1), yaitu: (1) Tyler berpendapat bahwa evaluasi adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasi; (2)

(2)

151

Cronbach dan Stufflebeam berpendapat bahwa evaluasi adalah penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan; (3) Joint Commite menyatakan bahwa evaluasi adalah investigasi yang sistematik untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan suatu objek.

Guna mengukur tercapainya visi, misi, tujuan sekolah, dan kurikulum dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh, salah satu komponen evaluasi yang dilakukan adalah program uji kompetensi keahlian produktif. Menurut Olivia sebagaimana dikutif oleh Tim Pengembang Mata Kuliah Dasar Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran (2011: 108) bahwa evaluasi adalah alat untuk menentukan keputusan apa yang perlu dikembangkan dan untuk memberikan dasar efek-efek yang berkembang. Kompetensi keahlian di SMK senantiasa mengikuti perkembangan sehingga perlu dilakukan uji kompetensi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi keahliannya.

Program Uji kompetensi keahlian produktif merupakan penilaian yang dilakukan terhadap mata diklat produktif melalui ujian praktik. Pelaksanaan program uji kompetensi keahlian produktif sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana, lingkungan sekolah, peran guru dan kepala sekolah, dan keterlibatan pihak eksternal. Selama ini program uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja dilaporkan telah berlangsung dengan baik, namun pada kenyataannya masih banyak lulusan SMK Negeri 3 Singaraja yang belum mampu bekerja sesuai dengan kompetensinya. Menurut Koyan (2012: 73) menyatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup pengetahuan, afeksi atau sikap dan perilaku. Pengetahuan yang dimiliki oleh lulusan SMK Negeri 3 Singaraja rata-rata sudah baik, hal ini dapat dilihat dari nilai uji kompetensi yang berada pada rentangan nilai 8,21 sampai dengan nilai 9,65. Namun dari sisi sikap dan prilaku masih kurang sehingga terkesan bahwa lulusan SMK Negeri 3 Singaraja masih banyak yang kurang profesional. Menurut Gilley dan Eggland sebagimana dikutif oleh Karsidi (2005: 8) mendefinisikan profesi sebagai bidang usaha manusia berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman pelakunya diperlukan oleh masyarakat. Definisi ini meliputi aspek berikut: a. ilmu pengetahuan tertentu, b. aplikasi kemampuan/ kecakapan, dan c. berkaitan dengan kepentingan umum.

Kompetensi keahlian erat hubungannya dengan bakat. Karena bila siswa berbakat pada satu kompetensi keahlian akan sangat mudah baginya untuk mempelajari kompetensi tersebut. Hal ini sejalan dengan teori keberbakatan menurut Renzulli dan

kawan-kawan sebagaimana dikutif oleh Munandar (2004: 24), merupakan ‗three-ring conception‘ yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan adalah keterkaitan antara: kemampuan umum di atas rata-rata, kreativitas di atas rata-rata, dan pengikatan diri terhadap tugas (task

commitment cukup tinggi). Sedangkan siswa

yang tidak memiliki bakat pada satu kompetensi keahlian, penguasaan kompetensinya akan berlangsung dalam waktu yang lama. Hal ini terjadi karena siswa tersebut butuh waktu untuk mengkonstruksi dirinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemberian latihan secara terus-menerus kepada siswa, dapat meningkatkan penguasaan kompetensi keahlian siswa.

Berdasarkan kajian konseptual dan empiris di atas, penelitian mengenai evaluasi program uji kompetensi keahlian produktif di SMK Negeri 3 Singaraja perlu dilaksanakan, sehingga dapat diketahui efektivitas program uji kompetensi keahlian produktif yang telah dilaksanakan di SMK Negeri 3 Singaraja.

METODE

Penelitian evaluasi ini merupakan evaluasi program yakni memaparkan pelaksanaan program uji kompetensi keahlian produktif bagi siswa SMK Negeri 3 Singaraja yang telah berlangsung selama ini, memberikan masukan dalam rangka memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimiliki, serta untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan uji kompetensi keahlian produktif bagi siswa SMK di masa mendatang. Secara rinci, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) mendeskripsikan rasional konteks pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja yang berlangsung selama ini; (2) mendeskripsikan peran masing-masing komponen input pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja; (3) mendeskripsikan proses pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja; (4) mendeskripsikan hasil yang telah dicapai selama pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja; (5) mendeskripsikan dampak pelaksanaan uji kompetensi keahlian produktif terhadap profesionalisme lulusan SMK Negeri 3 Singaraja, ditinjau dari persentase lulusan yang bekerja di dunia usaha dan industri, bekerja mandiri, dan melanjutkan studi, serta etos kerja lulusan tersebut.

Kriteria yang digunakan dalam melakukan evaluasi program uji kompetensi di SMK Negeri 3 Singaraja adalah (1) uji kompetensi dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang

(3)

152

berlaku, (2) adanya dukungan dari sarana dan prasarana, guru yang terlibat sudah berpendidikan S2, keterlibatan pihak eksternal, (3) instrumen yang digunakan, dan proses penilaian sesuai dengan ketentua BSNP, dan (4) semua siswa lulus uji kompetensi dengan nilai lebih besar dari 75.

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan uji kompetensi keahlian pada kesembilan program studi tersebut. Implementasi pelaksanaan uji kompetensi keahlian yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Singaraja seharusnya disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di SMK Negeri 3 Singaraja, sarana dan prasarana yang tersedia, komitmen kepala sekolah untuk melaksanakan uji kompetensi keahlian, komitmen guru dalam mendukung pelaksanaan uji kompetensi keahlian, obyektivitas pihak eksternal dalam melakukan penilaian, serta kesiapan siswa dalam mengikuti program uji kompetensi keahlian.

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi program yang menggunakan model CIPPO. Model evaluasi CIPPO digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan uji kompetensi keahlian yang ditinjau dari konteks, masukan, proses, dan produk serta dampaknya terhadap profesionalisme lulusan SMK Negeri 3 Singaraja (CIPP-O). Penelitian ini menggunakan model regresif, yaitu diawali dengan penelusuran lulusan SMK, kemudian dirunut kebelakang guna mencari hubungan antara profesionalisme lulusan dengan pelaksanaan uji kompetensi keahlian pada saat lulusan tersebut ikut uji kompetensi, setelah itu dilanjutkan mencari hubungan pelaksanaan uji kompetensi keahlian terhadap komponen konteks, masukan, proses dan produk.

Untuk mendapatkan data terkait dengan profesionalisme lulusan SMK Negeri 3 Singaraja di dunia kerja dilakukan secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara, dan obervasi kepada atasan langsung, teman sejawat di instansi lulusan SMK tersebut bekerja. Evaluasi terhadap konteks berhubungan dengan kebijakan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pelaksanaan uji kompetensi, yang meliputi: (1) visi dan misi SMK; (2) tujuan SMK; (3) letak geografis.Evaluasi masukan bertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur sistem, serta merancang implementasi strategi. Masukan yang merupakan pendukung kualitas pelaksanaan uji kompetensi meliputi: kurikulum, siswa, guru, pihak eksternal, manajemen sekolah, fasilitas, dan lingkungan sekolah.Evaluasi proses ini dapat dilakukan melalui wawancara kepada pelaksana uji kompetensi keahlian. Evaluasi produk yang dilakukan adalah menganalisis tingkat

kelulusan siswa SMK setelah mengikuti uji kompetensi keahlian. Seberapa kontribusi nilai uji kompetensi keahlian terhadap nilai akhir siswa. Pada penelitian ini juga diamati dampak dari pelaksanaan uji kompetensi keahlian tersebut yang merupakan outcome berupa profesionalisme lulusan SMK Negeri 3 Singaraja di dunia usaha dan industri.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pelaksana uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja, diperoleh data bahwa semua prodi melaksanakan uji kompetensi keahlian. Dalam pelaksanaaan uji kompetensi keahlian, SMK Negeri 3 Singaraja melaksanakan 2 model Uji kompetensi keahlian. Uji kompetensi keahlian yang dimaksud adalah uji kompetensi keahlian yang bersifat nasional dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan uji kompetensi keahlian yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP). Dalam pelaksanaan uji kompetensi keahlian dari BSNP mengacu pada pedoman UKK BSNP. Sedangkan pelaksanaan uji kompetensi keahlian dari lembaga sertifikasi profesi dilakukan bekerjasama dengan lembaga sertifikasi yang memiliki keahlian yang sesuai dengan masing-masing kompetensi keahlian. Seperti pada kompetensi keahlian Teknik Komputer Jaringan (TKJ) bekerjasama dengan CISCO, Multimedia bekerjasama dengan Komunitas Akar Ilmu, Teknik Konstruksi bangunan (TKB) bekerjasama dengan Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia (ATAKI), Teknik Audio Video bekerjasama dengan AKARI, Teknik Permesinan bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Logam dan Mesin Indonesia (LSPLMI), dan Teknik Gambar Bangunan bekerjasama dengan INKINDO Bali.

Pelaksanaan uji kompetensi keahlian sudah sangat sesuai dengan visi dan misi SMK Negeri 3 Singaraja karena tujuan dari pelaksanaan uji kompetensi keahlian untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai kompetensi keahliannya sedangkan pada misi SMK Negeri 3 Singaraja terutama nomor 3 dinyatakan bahwa misi SMK Negeri 3 Singaraja adalah ―menghasilkan tamatan yang terampil, mandiri dan berbudi pekerti luhur‖ dan pada misi nomor 4 dinyatakan bahwa misi SMK Negeri 3 Singaraja adalah ―Menjalin kerjasama dengan stakeholders di tingkat regional, nasional, dan internasional. Sehingga bila ditinjau dari visi dan misi SMK Negeri 3 Singaraja, pelaksanaan uji kompetensi keahlian tersebut sudah sesuai dengan visi dan misinya. Sementara itu kalau ditinjau dari tujuan SMK, pelaksanaan uji kompetensi keahlian juga

(4)

153

selaras dengan tujuan dari SMK Negeri 3 Singaraja.

Hasil observasi yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Singaraja diperoleh data sebagai berikut: (1) Bahwa dalam pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja selalu merujuk pada pedoman UKK yang diterbitkan oleh BSNP; (2) Visi dan misi SMK Negeri 3 Singaraja diperkenalkan kepada civitas akademika dengan cara memasang visi dan misi tersebut di jalan masuk SMK Negeri 3 Singaraja dan ditempat-tempat umum yang sering dilalui oleh civitas SMK Negeri 3 Singaraja; (3) Jarak sekolah dengan jalan raya sekitar 10 meter, namun ruang kelas teori, bengkel, dan ruang lainnya yang digunakan untuk kegiatan proses belajar mengajar (PBM) agak jauh kedalam sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar sekolah. Kebisingan yang terjadi di jalan raya tidak sampai mengganggu PBM di SMK Negeri 3 Singaraja.

Dalam studi dokumentasi, adapun dokumen yang diamati adalah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja terutama yang berhubungan dengan konteks. Untuk memperlancar pelaksanaan uji kompetensi keahlian, SMK Negeri 3 Singaraja melakukan kerjasama dengan DU/DI dan LSP. Kerjasama tersebut diikat dalam bentuk MoU. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data terkait kebijakan sekolah tersedia sangat lengkap (SL). Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terkait pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja diperoleh hasil perbandingan T skor dengan mean pada masing-masing sub komponen didalam komponen konteks, dimana pada semua sub komponen nilai T-skor lebih besar dari mean.

Sementara itu dari hasil wawancara terhadap pelaksana uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja, terutama dari segi input diperoleh data terkait kurikulum, siswa, guru, pihak eksternal, dan sarana prasarana. Dalam penerimaan siswa baru SMK Negeri 3 Singaraja menggunakan 3 jalur, yaitu jalur miskin, jalur prestasi, dan jalur tes. Walaupun ada jalur miskin, dalam penerimaan siswa baru tetap mempertimbangkan prestasi yang dimiliki calon siswa. Namun SMK Negeri 3 Singaraja tidak melaksanakan tes bakat dalam menentukan kompetensi keahlian siswa, sehingga siswa diberi keleluasaan untuk memilih kompetensi keahlian sesuai dengan minatnya. Sementara itu sarana dan prasarana yang dimiliki SMK Negeri 3 Singaraja sebagai pendukung dalam pelaksanaan uji kompetensi keahlian sangat memadai. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terkait pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja diperoleh hasil perbandingan T skor dengan

mean pada masing-masing sub komponen

didalam komponen input.

Analisis terhadap komponen input di atas diperoleh bahwa semua sub komponen berstatus positif, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komponen input berstatus positif. Jadi berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari segi input, pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja berlangsung dengan baik.

Hasil wawancara dengan panitia pelaksana uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja diperoleh data bahwa dalam melaksanakan uji kompetensi keahlian, instrumen yang digunakan adalah instrumen yang dikeluarkan oleh BSNP sehingga sudah merupakan instrumen standar. Sedangkan form penilaiannya juga sudah disediakan oleh BSNP. Namun dalam pengkombinasian antara nilai dari guru dan pihak eksternal digunakan nilai rata-rata dengan komposisi 50% nilai guru dan 50% nilai pihak eksternal. Di samping uji kompetensi keahlian nasional, SMK Negeri 3 Singaraja juga menyelenggarakan uji kompetensi keahlian dari LSP, hal ini dilakukan agar lulusan SMK Negeri 3 Singaraja di samping memiliki ijasah juga memiliki sertifikat kompetensi keahlian yang mendapat pengakuan dari DU/DI. Penguji yang terlibat dalam uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja adalah guru produktif yang memiliki pengalaman mengajar minimal 5 tahun. Dalam pelaksanaan UKK tersebut, guru sebagai penguji II. Sedangkan penguji I adalah asesor yang berasal dari DU/DI dan telah memiliki sertifikat sebagai asesor pada bidang keahliannya.

Berdasarkan hasil studi dokumen ke masing-masing kompetensi keahlian diperoleh data bahwa instrumen yang digunakan dalam UKK di SMK Negeri 3 Singaraja adalah instrumen yang dikeluarkan oleh BSNP lengkap dengan form penilaiannya. Sedangkan dokumen terkait pelibatan asesor sebagai penguji I dan guru sebagai penguji II juga terdokumentasi secara lengkap. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa semua sub komponen berstatus positif, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komponen proses berstatus positif. Jadi berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari segi proses pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja berlangsung dengan baik.

Nilai yang diperoleh siswa dalam uji kompetensi keahlian, semua siswa dinyatakan lulus. Sementara itu kalau dilihat dari pekerjaan setelah lulus, sebagian besar lulusan memilih melanjutkan studi, sebagian bekerja di DU/DI, dan hanya sebagian kecil yang memilih

(5)

154

berwirausaha. Hal ini terjadi menurut keterangan dari responden karena hampir semua lulusan belum berani mengambil resiko yang mungkin terjadi kalau berwirausaha kendatipun kompetensi yang dimiliki sudah sangat memadai. Sebagian besar lulusan SMK Negeri 3 Singaraja yang melanjutkan studi memilih Politeknik Negeri Bali sebagai tempat menimba ilmu, namun ada juga melanjutkan studi di Universitas Pendidikan Ganesha. Lulusan SMK Negeri 3 Singaraja belum banyak yang berani melanjutkan studi ke universitas

favorit seperti UGM, UI, ITB, dan ITS. Hal ini terjadi bukan karena lulusan SMK Negeri 3 tidak kompeten, namun semata karena kultur budaya bagi sebagian besar masyarakat Bali yang cenderung tidak mengijinkan anaknya berada jauh dari keluarga.

Hasil studi dokumen yang dilakukan peneliti ke masing-masing kompetensi keahlian, diperoleh data bahwa nilai UKK siswa rata-rata berkisar antara 8 sampai dengan 9. Secara rinci nilai UKK masing-masing kompetensi keahlian seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 1. Rentangan Nilai UKK di SMK Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012

No.

Kompetensi Keahlian

Rentangan nilai UKK

1

Teknik Komputer Jaringan

8,2 – 9,2

2

Multimedia

8,3 – 9,0

3

Teknik Audio Video

8,2 – 9,5

4

Teknik Listrik

8,5 – 9,6

5

Teknik Permesinan

8,5 – 9,3

6

Teknik Otomotif/TKR

9,0 – 9,5

7

Teknik Konstruksi Bangunan

9,1 – 9,6

8

Teknik Gambar Bangunan

8,21 – 9,65

9

Teknik Pengelasan

8,6 – 9,5

Perbandingan T skor dengan mean pada komponen produk berdasarkan data kuesioner terkait pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja diperoleh hasil. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

bahwa komponen produk berstatus positif. Bila kategori dari semua komponen uji kompetensi baik konteks, input, proses, dan produk di atas dimasukkan kedalam kuadran Glickman diperoleh ilustrasi sebagai berikut.

Gambar 1. Kualitas Pelaksanaan Uji Kompetensi di SMK Negeri 3 Singaraja bila dilihat dari kuadran Glickman

Lulusan SMK Negeri 3 Singaraja memiliki kompetensi yang memadai bila berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan responden yang lulusan kompetensi keahlian Teknik Audio Video (TAV), pada awalnya (sejak kelas XI) sudah mulai wirausaha kecil-kecilan dengan menerima

service televisi namun karena minat yang tinggi

dan didukung dengan bakat, sekarang

usahanya sudah masuk ke dunia komputerisasi. Sementara itu berdasarkan hasil wawancara dengan atasan atau teman sejawat tempat lulusan SMK Negeri 3 Singaraja bekerja diperoleh informasi bahwa sikap kerja dari lulusan SMK Negeri 3 Singaraja sangat baik.

Konteks, Input

Proses, Produk

I

C

I

P

P

+

+

+

+

BAIK

II

C

I

P

P

+

+

-

-

CUKUP BAIK

IV

C

I

P

P

-

-

-

TIDAK BAIK

III

C

I

P

P

-

-

+

+

KURANG BAIK

(6)

155

PEMBAHASAN

Data hasil penelitian di atas, baik data hasil wawancara, observasi, studi dokumen, dan penyebaran kuesioner diketahui bahwa pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja baik dari segi konteks, input, proses dan produk termasuk kategori baik. Namun disisi lain dari hasil penyebaran kuesioner diperoleh kesimpulan bahwa profesionalisme lulusan SMK Negeri 3 Singaraja berada pada level kurang profesional sampai dengan sangat profesional.

1. Pelaksanaan Uji Kompetensi di SMK Negeri 3 Singaraja ditinjau dari segi konteks

Tampak dari hasil wawancara, observasi, studi dokumen, dan penyebaran kuesioner bahwa dari segi konteks baik kebijakan, tujuan, maupun letak geografis sudah terlaksana dengan baik. Namun beberapa guru kurang memahami pedoman pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja. Hal ini tampak dari hasil penyebaran kuesioner pada sub komponen kebijakan hasil T skor 8 orang yang berstatus negatif dari 66 orang responden. Hal ini menunjukkan bahwa ada 8 orang responden yang kurang memahami kebijakan yang digunakan dalam pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja.Terutama pedoman UKK yang diterbitkan oleh BSNP karena biasanya hanya ketua kompetensi keahlian yang mencermatinya.

2. Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di

SMK Negeri 3 Singaraja ditinjau dari segi Input

Pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja bila ditinjau dari segi input sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan hasil wawancara, observasi, studi dokumen, dan penyebaran kuesioner. Bila ditinjau dari segi kurikulum, guru, sarana dan prasarana, lingkungan sekolah kondisinya sangat bagus sehingga pelaksanaan uji kompetensi keahlian dapat berlangsung dengan baik. Kemudian dari komponen asesor, semua kompetensi keahlian yang ada di SMK Negeri 3 Singaraja telah menggunakan pihak eksternal sebagai asesor dalam uji kompetensi keahlian. Bahkan pihak eksternal yang dimaksud tidak hanya berasal dari DU/DI tapi ada yang dari lembaga sertifikasi profesi (LSP).

Pada komponen siswa ada sedikit masalah karena tidak semua siswa memiliki bakat yang sesuai dengan kompetensi

keahlian yang ditekuni. Menurut teori kompetensi, apabila seseorang telah memiliki kemampuan dalam menghadapi situasi dan keadaan didalam pekerjaannya, orang tersebut sudah dapat dikatakan kompeten. Menurut teori konstruksi sosial, kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungan atau orang di sekitarnya. Individu kemudian membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihat itu berdasarkan pada struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya.

3. Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di

SMK Negeri 3 Singaraja ditinjau dari segi Proses

Bila ditinjau dari hasil wawancara dan studi dokumen terkait pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja dapat diketahui bahwa dari segi proses pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik. Karena instrumen yang digunakan adalah intrumen yang disusun oleh BSNP. Sementara itu dari sisi penguji, uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja telah menggunakan penguji eksternal dari DU/DI dan LSP.

4. Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di

SMK Negeri 3 Singaraja ditinjau dari segi Produk

Data hasil penelitian yang dilakukan dengan studi dokumen menunjukkan bahwa rentangan nilai hasil uji kompetensi keahlian antara 8,2 sampai dengan 9,65, artinya bahwa penguasaan kompetensi keahlian lulusan SMK Negeri 3 Singaraja sangat bagus. Walaupun input siswa prestasinya tidak terlalu bagus namun kalau siswa tersebut mampu mengkonstruksi dirinya dengan baik, dapat memberikan hasil yang baik pula.

5. Dampak Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja ditinjau dari Profesionalisme Lulusan

Hasil wawancara dengan lulusan SMK Negeri 3 Singaraja baik lulusan yang studi lanjut, bekerja di DU/DI atau instansi pemerintah, dan lulusan yang berwirausaha diketahui bahwa secara kompetensi lulusan SMK Negeri 3 Singaraja sangat kompeten. Hal ini menunjukkan bahwa seharusnya profesionalisme lulusan SMK Negeri 3 Singaraja berada pada level profesional sampai dengan sangat profesional. Ternyata masih ada

(7)

156

masalah terkait profesionalisme lulusan SMK Negeri 3 Singaraja walaupun pelaksanaan uji kompetensi keahliannya sudah termasuk kategori baik, bila dilihat dari kuadran Glickman. Karena berdasarkan hasil wawancara ada beberapa lulusan yang termasuk kategori tidak profesional dan kurang profesional. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data bahwa yang menjadi penyebab tidak atau kurang profesionalnya lulusan tersebut sebagian karena kompetensi keahliannya tidak sesuai dengan minat dan bakat lulusan tersebut. Ada 3 hal yang diperkirakan menjadi penyebab kurangnya profesionalisme lulusan SMK Negeri 3 Singaraja sebagai dampak dari pelaksanaan uji kompetensi keahlian, yaitu: 1) kurang memiliki bakat dalam kompetensi keahlian yang digeluti; 2) manajemen resiko yang rendah; dan 3) pengaruh lingkungan.

KESIMPULAN

Berdasarkan paparan hasil penelitian pada Bab IV, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini seperti berikut.

1. Pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja bila ditinjau dari segi konteks sudah terlaksana dengan sangat baik dan dukungan dokumen tersedia secara sangat lengkap.

2. Pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja bila ditinjau dari segi input termasuk kategori baik, karena pada kurikulum yang digunakan di SMK Negeri 3 Singaraja selalu di sesuaikan dengan perkembangan IPTEKS dan kebutuhan stakeholders. Sementara itu input siswa terutama pada saat penerimaan siswa baru telah dilakukan seleksi dengan tiga jalur (jalur miskin, jalur prestasi, dan jalur TPA) namun tidak dilakukan tes bakat. Sarana dan prasarana sebagai pendukung pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja tersedian dengan sangat lengkap dengan kondisi bagus. Ketersediaan guru di SMK Negeri 3 Singaraja sudah cukup.

3. Pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja bila ditinjau dari segi proses tergolong sangat baik karena proses uji kompetensi keahliannya selain melibatkan pihak eksternal dari DU/DI, proses uji kompetensi keahlian juga dilakukan oleh lembaga sertifikasi.

4. Pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja bila ditinjau dari segi produk tergolong baik karena produk lulusan yang dihasilkan sudah mampu menguasai kompetensinya namun hanya sebagian kecil yang mampu berwirausaha,

dan sebagian besar memilih untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi.

5. Dampak dari pelaksanaan uji kompetensi

keahlian terhadap profesionalisme lulusan, tampak bahwa lulusan SMK Negeri 3 Singaraja berada pada level tidak profesional sampai dengan sangat profesional.

Rekomendasi

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan terkait pelaksanaan uji kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja seperti berikut.

1. Dalam penerimaan siswa baru sebaiknya panitia melakukan tes bakat kejuruan yang dibuat oleh guru-guru dari masing-masing kompetensi keahlian, agar siswa dapat menempuh pendidikan sesuai dengan bakatnya.

2. Perlu dilakukan upaya untuk mengkonstruksi jiwa wirausaha siswa dari sejak masuk SMK Negeri 3 Singaraja dengan memberikan materi life skill. 3. Dalam pelajaran kewirausahaan perlu

dilakukan usaha-usaha untuk memotivasi siswa agar tumbuh jiwa wirausahanya, selalu optimis, dan memiliki sikap berani mengambil resiko dengan cara memberikan praktik kewirausahaan yang lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2012.

Fernandes, H. J. X. Evaluation of Educational

Programs, Jakarta: National Education

Planning, Evaluation and Curriculum Development. 1984.

Joint Committee Educational Assessor. Ukuran Baku

untuk Evaluasi Program, Proyek, dan Materi Pendidikan, terjemahan Rasdi

Ekosiswoyo. Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang Press, 1991.

Karsidi, R. ―Profesionalisme Guru dan Peningkatan

Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah.‖ Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Dewan Pendidikan Kabupaten Wonogiri, 23 Juli 2005.

Koyan, I Wayan. Evaluasi Program Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, 2012.

Kunandar. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.

(8)

157

Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak

Berbakat. PT. Rineka Cipta, Jakarta,

2004.

Tim Pengembang Mata Kuliah Dasar Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.

Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2011.

Perundang-undangan

Pedoman Penyelenggaraan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2012/2013. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Gambar

Tabel 1.  Rentangan Nilai UKK di SMK Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012

Referensi

Dokumen terkait

From the explanation above, it proves that realism –as literary term- gives quite attention on the portrayal of real fact in literature.. Even though a literary work is

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

sekumpulan sindrom yang timbul akibat paparan radiasi dosis tinggi, lebih besar dari 1 Gy, pada seluruh tubuh secara akut.. Tahapan Sindroma

Penyakit kulit juga merupakan penyakit akibat kerja yang sangat sering ditemukan, biasanya disebabkan oleh zat kimia, seperti asma/basa kuat, pelarut lemak, logam yang

Skripsi be rjudul “ Analisis Structural Equation Modeling (SEM) untuk Sampel Kecil dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS)” telah diuji dan disahkan pada: Hari, tanggal

Pihak manajemen memiliki kebebasan untuk memilih kebijakan akuntansi yang masih diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Kebebasan dalam pemilihan kebijakan

Penelitian Setiani (2010) yang menunjukkan bahwa secara parsial bahwa hanya variabel solvabilitas yang berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan variabel efisiensi

digunakan untuk menampilkan halaman dari data jadwal yang telah dipilih seperti. terlihat pada gambar