• Tidak ada hasil yang ditemukan

Financial Accounting Theory

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Financial Accounting Theory"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN MATERI KULIAH

TEORI AKUNTANSI

Buku Financial Accounting Theory

By William R. Scott

Disusun Oleh

Ryandi Febri Nurcahyo

F1314162

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Teori Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sebelas Maret

(2)

Dalam Chapter 1 Introduction dijelaskan hubungan materi yang dibahas dalam buku Financial Accounting Theory. Menjelaskan hubungan bagaimana kondisi ideal yang diinginkan dalam akuntansi tidak dapat terjadi disebabkan karena adanya asimetri informasi yang menimbulkan permasalahan dalam pengambilan keputusan sehingga memunculkan reaksi dalam akuntansi dan berujung pada penyusunan standar akuntansi untuk menyelesaikannya. Hubungan tersebut digambarkan melalui bagan di bawah ini.

Sesuai dengan Figure 1.1 Organization of The Book dalam pembahasan dalam Buku Teori Akuntansi Keuangan ini lebih menekankan kepada tiga hal utama yaitu kondisi ideal, asimetri informasi, dan penyusunan standar.

1. Kondisi Ideal

Dalam kondisi ideal, arus kas dan profitabilitas perusahaan di masa depan dapat diketahui. Pasar akan bekerja secara sempurna dan efisien. Akan tetapi, kondisi ideal semacam itu sulit untuk ditemui. Para stakeholder mengalami asimetri informasi yaitu adanya perbedaan informasi yang diketahui antara manajer selaku pihak dalam perusahaan dengan investor selaku pihak luar perusahaan. Kondisi ideal ini dibahas dalam Chapter 2 Accounting Under Ideal Conditions (Akuntansi di Bawah Kondisi Ideal).

(3)

Asimetri informasi menimbulkan adverse selection dan moral hazard. Adverse selection merupakan kondisi di mana manajer sebagai pemegang informasi lengkap perusahaan tidak menyampaikan informasi tersebut secara lengkap kepada investor. Moral hazard merupakan kondisi di mana manajer sebagai pengelola perusahaan tidak menjalankan apa yang seharusnya dilakukan.

Adverse selection menyebabkan pengguna informasi mengalami permasalahan yaitu bagaimana mereka akan membuat keputusan yang rasional dan menimbukan reaksi akuntansi berupa mensyaratkan pengungkapan penuh dan kebermanfaatan keputusan atas informasi tersebut.

Moral hazard menyebabkan pengguna informasi mengalami permasalahan yaitu bagaimana mereka akan memotivasi dan mengevaluasi kinerja manajer sehingga menimbulkan reaksi akuntansi berupa informasi yang disampaikan harus tepat dan sensitif dalam menggambarkan kinerja manajer.

Asimetri informasi ini dibahas dalam beberapa chapter, yaitu:

a. Chapter 3 The Decision Usefulness Approach to Financial Reporting (Pendekatan Kebermanfaatan Keputusan untuk Pelaporan Keuangan)

b. Chapter 5 The Information Approach to Decision Usefulness (Pendekatan Informasi untuk Kebermanfaatan Keputusan)

c. Chapter 6 The Measurement Approach to Decision Usefulness (Pendekatan Pengukuran untuk Kemanfaatan Keputusan)

d. Chapter 8 The Efficient Contracting Approach to Decision Usefulness (Pendekatan Kontrak Efisien untuk Kebermanfaatan Keputusan)

3. Penyusunan Standar (Standard Setting)

Diperlukan adanya suatu peyusunan standar untuk memediasi antara manajer dan stakeholder agar laporan keuangan dapat meminimalisasi asimetri informasi tersebut. Penyusunan standar dibahas di dalam 2 (dua) chapter terakhir, yaitu:

a. Chapter 12 Standard Setting: Economic Issues (Penyusunan Standar: Isu Ekonomik) b. Chapter 13 Standard Setting: Political Issues (Penyusunan Standar: Isu Politik)

A. Kondisi Ideal (Ideal Conditions)

Kondisi ideal merupakan kondisi di mana aliran kas perusahaan di masa depan dan tingkat suku bunga dalam perekonomian diketahui oleh publik dengan pasti. Di bawah kondisi ideal memungkinkan untuk memberikan secara lengkap pernyataan keuangan (laporan keuangan) yang relevan (relevance) dan andal (reliable).

(4)

Model Nilai Sekarang di Bawah Kepastian (Present Value Model Under Certainty) dapat menggambarkan bahwa nilai pasar aset dan kewajiban dapat digunakan sebagai ukuran tidak langsung dari nilai sekarang (present value). Akan tetapi, kondisi ideal tersebut akan sulit dipenuhi.

Selanjutnya, Model Nilai Sekarang di Bawah Ketidakpastian (Present Value Model Under Uncertainty) menggambarkan kondisi ideal yang lebih longgar, di mana dalam model ini salah satu asumsi kondisi ideal dikurangi, yaitu aliran kas di masa depan perusahaan. Model present value di bawah ketidakpastian memiliki (1) tingkat berkurangnya aliran kas perusahaan yang bersifat pasti, (2) informasi tentang states of nature yang diketahui secara umum dan menyeluruh, (3) probabilitas states yang objektif dan diketahui secara umum, (4) terjadinya state dapat diamati secara umum.

Model present value dalam ketidakpastian ini dapat dikatakan serupa dengan model present value dalam kepastian, hanya saja terdapat tambahan situasi berupa kondisi aliran kas perusahaan dalam berbagai states kondisional. Dengan model present value di bawah ketidakpastian ini dianggap bahwa laporan keuangan telah relevan (relevance) dan andal (reliable). Relevan karena berdasarkan ekspektasi aliran kas di masa depan. Handal karena nilai pernyataan keuangan merepresentasikan secara tepat ekspektasi aliran kas masa depan.

Sebagai contoh model di bawah ketidakpastian adalah Akuntansi Pengakuan Cadangan (Reserve Recognition Accounting/RAA). Kebijakan ini mensyaratkan pengungkapan tambahan atas informasi tertentu tentang operasi perusahaan minyak dan gas yang diperdagangkan secara publik. RAA menimbulkan tingkat relevansi yang tinggi tetapi tingkat keandalannya rendah/berkurang, sebagai buktinya adalah kebutuhan untuk melakukan revisi substansi tahunan dan memungkinkan terjadinya bias. Oleh karena itu terjadi trade off atas dua kualitas informasi tersebut.

Kondisi ideal mengarah pada akuntansi dengan menggunakan present value version dari current value accounting. Namun, praktik akuntansi saat ini dapat digambarkan sebagai model pengukuran campuran (mixed measurement model). Lantas sejauh mana current value accounting akan menggantikan biaya historis? Oleh karena itu, perlu untuk mempertimbangkan dua basis pengukuran tersebut dalam kaitannya dengan konsep akuntansi.

B. Asimetri Informasi 1. Adverse Selection

(5)

menyebabkan investor kesulitan dalam pengambilan keputusan terkait dengan investasi yang akan dibuat. Akuntan menggunakan pendekatan kegunaan keputusan (the decision usefulness approach) untuk pelaporan keuangan. Pendekatan ini menuntun kepada permasalahan terkait identifikasi pengguna laporan keuangan dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna untuk membuat keputusan yang baik. Akuntan harus memutuskan bahwa investor merupakan pengguna mayoritas, dan menggunakan teori ekonomi dan keuangan, serta teori keputusan dan investasi untuk memahami jenis laporan keuangan yang dibutuhkan oleh investor.

Selanjutnya, Single-person decision theory yang mengambil sudut pandang seorang individu yang membuat keputusan di bawah kondisi ketidakpastian. Teori ini mengakui bahwa probabilitas state (kejadian) tidak lagi objektif dan menetapkan seperangkat prosedur formal di mana individu dapat membuat keputusan terbaik dengan cara memilih dari seperangkat alternatif tindakan. Prosedur ini memungkinkan informasi tambahan untuk diperoleh untuk memperbaiki penilaian probabilitas subjektif pembuat keputusan mengenai apa yang akan terjadi setelah keputusan dibuat. Teori keputusan relevan dengan akuntansi karena laporan keuangan menyediakan informasi tambahan yang berguna untuk berbagai keputusan.

Dalam rangka untuk mengoptimalkan keputusan investasi, penyampaian informasi (laporan keungan) perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

1. The Information System (Sistem Informasi)

Informasi laporan keuangan yang bermanfaat harus bisa membantu memprediksi kembalian investasi di masa depan Peranan informasi adalah untuk membantu pembuat keputusan memperbaharui probabilitas subjektif state (kejadian) dan memprediksi kembalian investasi. Sebuah sistem informasi menentukan kondisi alamiah setiap state, probabilitas objektif setiap item bukti laporan keuangan yang mungkin. Sistem informasi menjadi informatif jika mengubah probabilitas awal pembuat keputusan, dengan demikian secara potensial mempengaruhi keputusannya. Laporan keuangan yang informatif, dan sistem informasi yang mendasarinya, disebut transparan, tepat, atau kualitas tinggi, karena menyampaikan banyak informasi kepada investor. Konsep keinformatifan sebuah sistem informasi berguna dalam memahami peranan informasi dalam pembuatan keputusan.

(6)

2. Information Define

Teori keputusan dan konsep keinformatifan memberikan cara yang tepat untuk mendefinisikan informasi: “Informasi adalah bukti yang memiliki potensi untuk mempengaruhi keputusan seorang individu”. Definisi informasi harus sungguh-sungguh menafsirkan net of cost. Sumber informasi berpotensi untuk mempengaruhi keputusan individual, tetapi jika costly bukan merupakan informasi karena tidak akan digunakan.

3. The Rational, Risk-Averse Investor

Dalam teori keputusan, konsep individu rasional berarti bahwa dalam pembuatan keputusan, tindakan terpilih adalah hasil tertinggi yang diharapakan kegunaanya. Individu bisa mencari informasi tambahan yang berhubungan dengan keputusan, dan menggunakannya untuk mengubah probabilitas state. Selalu diasumsikan juga bahwa investor rasional adalah enggan terhadap risiko (risk averse). Individual risk averse mengalami trade off terhadap ekspektasi kembalian (return) dan risiko (risk). Model risk aversion menggunakan alat utility function yang menghubungkan jumlah payoff terhadap utility pembuat keputusan terhadap jumlah tersebut. Konsep risk aversion penting bagi akuntan karena investor membutuhkan informasi yang memperhatikan risiko, sama seperti ekpektasi nilai, atas pengembalian masa depan. Salah satu contoh penerapan kebermanfaatan keputusan adalah Management Discussion and Analysis (MD&A). Management Discussion and Analysis (MD&A) adalah sebuah standar yang mensyaratkan perusahaan untuk menyediakan seubah penjelasan naratif tentang operasi perusahaan untuk membantu investor menafsirkan laporan keuangan perusahaan. Standar ini juga memberikan sebuah ilustrasi penting mengenai bagaimana jumlah kegunaan informasi di wilayah publik bisa meningkat.

Untuk mempelajari peranan informasi laporan keuangan dalam menengahi atau mengurangi asimetri informasi antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian, dan berkontribusi terhadap kontrak yang efektif dan pengelolaan dan corporate governance yang efisien maka digunakan Efficient Contracting Theory (Teori Kontrak Efisien). Asimetri informasi muncul dalam kontrak karena manajemen menguasai informasi internal tentang keadaan perusahaan dan mungkin tidak perlu membagi informasi tersebut

(7)

dengan pihak-pihak lainnya yang mengadakan perjanjian. Selain itu, usaha manajemen dalam mengelola perusahaan tidak bisa diamati secara langsung oleh pihak luar. Pihak-pihak luar yang mengadakan perjanjian melihat informasi akuntansi untuk membantu melindungi diri mereka dari eksploitasi. Untuk corporate governance yang baik, kontrak seharusnya efisien. Mereka harus memperoleh tradeoff yang optimal antara cost dan benefit kontrak. Teori kontrak efisien mengasumsikan bahwa para manajer seperti para investor adalah rasional. Mereka akan melakukan apa yang menjadi kepentingan mereka. Sebagai konsekuensinya adalah adanya konflik kepentingan antara manajer, pemberi pinjaman, dan investor.

2. Moral Hazard

Permasalahan asimetri informasi adalah moral hazard, timbul dari ketidaktahuan pihak lain (investor) atas apa yang dilakukan oleh manajer. Dalam hal ini manajer tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Permasalahan keputusan manajer adalah dalam menentukan seberapa banyak usaha untuk menjalankan perusahaan sebagaimana sesuai dengan yang diinginkan oleh pemegang saham. Kinerja manajer diukur dengan net income, dioperasikan sebagai ukuran tidak langsung dari keputusan usaha manajer. C. Penyusunan Standar (Standar Setting)

Penyusunan standar digunakan untuk meminimalkan adanya asimetri informasi, sehingga persamalahan karena adanya asimetri informasi seperti adverse selection dan moral hazard dapat diminimalkan. Penyusunan standar akuntansi perlu mempertimbangkan isu ekonomi dan isu politik agar standar yang diterapkan menjadi benar-benar berguna bagi seluruh stakeholder informasi atau laporan keuangan tersebut.

1. Isu Ekonomi

Pada dasarnya, penyusunan informasi atau pelaporan informasi keuangan diserahkan kepada kekuatan pasar untuk mengaturnya. Dengan demikian, produksi informasi ditentukan oleh adanya permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar, yaitu antara puhak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Akan tetapi, pasar mengalami kegagalan dalam perannya sebagai regulasi yang mengatur mengenai pelaporan keuangan tersebut. Beberapa bentuk kegagalan pasar tersebut meliputi:

a. Eksternalitas dan Free –Riding

Eksternalitas merupakan tindakan atau aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan atau individu yang membebankan biaya atau keuntungan pada perusahaan

(8)

atau individu lainnya, dimana perusahaan yang menciptakan eksternalitas tersebut tidak dikenakan biaya atau tidak menerima pendapatan. Free riding adalah penerimaan oleh perusahaan atau individu atas suatu manfaat dari eksternalitas pada sedikit atau tanpa kos. Aspek penting dari eksternalitas dan free riding ialah bahwa biaya dari keuntungan produksi informasi yang dirasakan oleh perusahaan akan berbeda dari biaya dan keuntungan pada lingkungan.

b. Adverse Selection

Terdapat dua versi adverse selection. Pertama, yaitu masalah terkait insider trading (perdagangan saham yang bersifat ilegal). Jika kesempatan atau peluang itu ada untuk pihak insider guna meraup keuntungan, maka kesempatan tersebut akan digunakan oleh orang yang menginginkannya, dan investor luar juga menganggap bahwa pasar sekuritas berjalan sebagaimana mestinya. Versi kedua dari masalah adverse selection muncul ketika manajer yang mengetahui berita buruk mengenai masa depan perusahaan tidak mengeluarkan informasi tersebut.

c. Moral Hazard

Mengingat usaha manajer secara tipikal tidak dapat diobservasi pada pemilik perusahaan dan pasar, maka konsekuensinya adalah manajer tidak akan berusaha untuk memaksimalkan jalannya perusahaan sehingga pasar tenaga kerja tidak akan berjalan dengan baik.

d. Unanimity

Karakteristik ekonomi dengan pasar yang tidak bekerja dengan baik adalah kurangnya unaminity, yang berasal dari efek adverse selection dan moral hazard seperti yang sudah dijelaskan. Jika pasar berjalan dengan baik, pemegang saham akan berusaha bersuara dengan bulat untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Namun ketika pasar tidak bekerja dengan baik akibat adverse selection dan moral hazard, hal ini yang akan menjadi masalah.

Dua permasalahan yang berupa adverse selection dan moral hazard merupakan masalah dalam internal perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu diberikan insentif privat untuk memproduksi informasi yang dibutuhkan pihak eksternal. Masalah eksternalitas dan free-riding, serta unanimity berkaitan dengan eksternal perusahaan. Oleh karena itu, masalah tersebut lebih sulit untuk diatasi. Dengan adanya keempat permasalahan tersebut di atas, maka penyusun standar perlu mempertimbangkan sebarapa banyak informasi yang harus

(9)

diproduksi oleh perusahaan. Regulator harus mempertimbangkan cost and benefit dalam menyusun regulasi yang mengatur standar pelaporan keuangan.

2. Isu Politik

Theory of regulation berkembang dari public interest theory yang mengasumsikan bahwa regulator harus mengutamakan kepentingan publik. Regulator akan berusaha untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial, dengan memproduksi informasi yang paling optimal. Dalam teori ini terdapat permasalahan bahwa tidak mungkin untuk memenuhi keinginan semua orang, serta berapa banyak regulasi yang dibuat untuk mengahasilkan informasi yang optimal. Oleh karena itu, maka digunakanlah Interest group theory dimana terdapat kelompok-kelompok atau konstituen yang menuntut adanya regulasi. Kelompok-kelompok tersebut akan melobi regulator untuk menyusun regulasi yang lebih menguntungkan kelompok mereka. Oleh karena itu, maka terjadilah konflik kepentingan antar kelompok/konstituen tersebut. Di mana masing-masing kelompok akan berusaha untuk mempengaruhi regulator dalam menyusun regulasi yang sesuai dengan kepentingan mereka. Antara regulator dan kelompok-kelompok tersebut akan terjadi kompromi di mana mereka akan berusaha untuk saling memenuhi kepentingan mereka.

Di lain pihak, seperti halnya investor, regulator juga mengalami asimetri informasi. Regulator membutuhkan informasi internal perusahaan dalam perumusan standar yang efisien. Akan tetapi, informasi internal perusahaan tersebut dimonopoli oleh manajer perusahaan. Oleh karena itu, kualitas standar yang disusun oleh regulator bergantung kepada informasi yang diperoleh oleh regulator. Jika regulator mampu untuk mengurangi asimetri informasi, maka standar yang disusun akan lebih berkualitas.

Untuk mencapai keterbandingan laporan keuangan, regulator diharapkan dapat menyusun standar yang berskala internasional. Oleh karena itu, diharapkan adanya keeseragaman standar di seluruh dunia. Standar-standar internasional yang sudah ada dan menjadi rujukan bagi berbagai negara diharapkan untuk mengerucut menjadi sebuah standar yang bisa diaplikasikan secara internasional, sehingga tingkat keterbandingan laporan keuangan menjadi lebih tinggi. Di samping itu, standar juga dipengaruhi oleh karakteristik institusi atau negara setempat.

Referensi

Dokumen terkait

Parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, diameter kanopi, diameter kelopak bunga, bobot kelopak bunga, bobot buah, jumlah kelopak bunga per tanaman dan umur panen

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Ada hubungan kejadian anemia saat kehamilan trimester IIIdengan kejadian perdarahan postpartum primer,dimana kejadian perdarahan postpartum primer 3,03 kali lebih

Tujuan irigasi secara langsung adalah membasahi tanah, agar dicapai suatu kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman, dalam hubungannya dengan persentase kandungan air dan

Yang dimaksud dengan jenis penilaian adalah berbagai tagihan yang harus dikerjakan oleh murid setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu jenis penilaian

ekstra untuk menyelesaikan penelitian yang akan saya gunakan untuk tesis ini, karena saat itu saya sedang hamil,” tutur Roisah Nawatila, ketika ditemui UNAIR NEWS

Target utama dalam estimasi dan peramalan produksi padi dengan kerangka sample areal adalah angka statistik untuk luasan tanaman padi beserta