• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STATISTIK DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016

Nomor Katalog

: 1101002.3515

Ukuran Buku

: 25.7 Cm x 19 Cm

Jumlah Halaman

: 50 halaman

Naskah

:

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Penyunting

:

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Perancang Sampul

:

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Gambar

:

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Diterbitkan oleh

:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

(3)

Kata Pengantar

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016 diterbitkan oleh BPS Kabupaten Sidoarjo. Berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar kondisi sosial-ekonomi di Sidoarjo yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Sidoarjo.

Publikasi ini diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis.

Materi yang disajikan memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Sidoarjo dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.

Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas.

Sidoarjo, 22 September 2016 Kepala Badan Pusat Statistik

Kabupaten Sidoarjo

Ir. Patris Sayogyo, MM NIP. 19610410 199003 1 001

(4)

DAFTAR ISI

11. Pertambangan & Penggalian 20

12. Industri Pengolahan 21 13. Listrik 22 14. Air Minum 23 15. Hotel 24 16. Perdagangan 25 17. Trasnportasi 26

18. Keuangan & Investasi 28

19. Pengeluaran Konsumsi Pend 30

20. PDRB 3

2

21. Perbandingan Regional

3

4

1. Geografi dan Iklim 1

2. Pemerintahan 3

3. Penduduk 5

4. Ketenagakerjaan 7

5. Pendidikan 9

6. Kesehatan & KB 11

7. Perumahan & Fasilitasnya 13

8. Tingkat Kemiskinan 15

9. Pembangunan Manusia 16

10.

Pertanian 18

(5)

1 1 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

1

Kabupaten Sidoarjo adalah daerah yang dihimpit dua sungai besar, sehingga terkenal dengan sebutan Kota Delta. Di sebelah utara melintas Sungai Mas dan di sebelah selatan wilayah, melintas sungai Brantas. Luas wilayah terbentang antara 112,5º - 112,9º Bujur Timur dan 7,3º - 7,5º Lintang Selatan.

Dari total luas wilayah 714,24 km², 40,2 persennya berada di ketinggian 3-10 meter yang berada di wilayah bagian tengah yang berair tawar. Seluas 29,9 persen, memiliki ketinggian 0-3 meter yang terletak di bagian timur yang merupakan wilayah pesisir/pertambakan dan berair asin. Sedangkan sisanya 29,2 persen, terletak pada ketinggian antara 10-20 meter yang berada di bagian barat wilayah.

Di seluruh wilayah Sidoarjo, di sepanjang tahun, relatif tidak pernah mengalami kekeringan, karena kedalaman air tanah di semua wilayah tidak pernah lebih dari 5 meter.

Peta Sidoarjo

Statistik Geografis di Sidoarjo

Tahukah Anda?

Dari total wilayah Sidoarjo, seluas 22,8% nya merupakan daerah air asin.

GEOGRAFI

DAN

IKLIM

70% wilayah Sidoarjo memiliki ketinggian di bawah 10 meter dpl

Dengan kondisi geografis yang berdataran rendah, diapit dua sungai besar dan memiliki garis pantai yang panjang, maka jika curah hujan tinggi dan air laut sedang pasang, daerah ini menjadi rawan banjir

Uraian Satuan 2015

Luas km2 714,24

Jarak kecamatan terjauh km 33

Desa Pesisir desa 9

Desa Bukan Pesisir desa 344

Ketinggian Wilayah :

0 - 3 Meter dpl persen 29,9 3 - 10 Meter dpl persen 40,2 10 - 20 Meter dpl persen 29,9

Kondisi Air :

Kedalaman Air Tanah meter 0 - 5 Daerah Air Asin persen 22,8

Sumber : Sidoarjo Dalam Angka 2016

http://sidoarjokab.bps.go.id

(6)

1

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 hh ch

Dari 30 lokasi penakar hujan di 18 kecamatan, secara rata-rata curah hujan tertinggi pada Tahun 2015 tercatat sebesar 397,3 mm yang terjadi pada Bulan Februari. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di daerah Sidoarjo bagian tengah- utara yang meliputi Kec. Buduran (ch= 403 mm), Sidoarjo (ch =454 mm), Gedangan (ch=471 mm), Candi (ch=496 mm); serta di Sidoarjo bagian utara (Krian dan Taman). Sementara itu, hari hujan tertinggi tercatat pada bulan Februari, yaitu selama 25 hari (di Kec. Taman, Kec. Krian dan Kec. Sidoarjo.

Suhu udara di Sidoarjo yang secara rata-rata sudah terasa panas, mencapai puncaknya pada Bulan Oktober-Desember dengan suhu di atas 35°C. Sedangkan suhu udara terendah terjadi pada Bulan Agustus sd September yang mendekati angka 20°C. Pada bulan-bulan tersebut suhu udara di wilayah Sidoarjo, pada pagi hari terasa dingin dan di siang hari tidak terlampau panas. Sementara itu, suhu udara minimum pada siang hari (jam 12.00), sepanjang Tahun 2015 terjadi pada bulan Maret (24,4°C).

Sumber : Dinas PU Pengairan

GEOGRAFI DAN IKLIM

Suhu udara terendah terjadi di Bulan September (20,5 ºC)

Sepanjang Tahun 2015, jumlah hari hujanterbanyak terjadi di Bulan Februari. Pada bulan itu, 18 wilayah kecamatan di Sidoarjo secara rata-rata mendapat guyuran hujan selama 20 hari

Statistik Geografi & Iklim di Sidoarjo

B u l a n

Hari Hujan dan Curah Hujan (cm) Tahun 2015

Uraian Satuan 2015

Curah Hujan (max) mm 397,3

Hari Hujan (max) Hari 20

Lapis tanah alluvial kelabu Persen 65,8

Kelembaban Udara (%) Min 37

Kecepatan Angin (max) Km/jam 22

Tekanan Udara (min) Mb 1.007,8

Suhu Udara :

Minimum ° C 20,5

Maximum ° C 35,6

Sumber : BMKG Juanda Sidoarjo

(7)

3 3 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

2

Sejak otonomi daerah diberlakukan pada Tahun 2001, di Kabupaten Sidoarjo tidak terjadi perubahan jumlah kecamatan, jumlah desa/ kelurahan sebagai akibat dari pemekaran wilayah. Jumlah kecamatan tercatat sebanyak 18 wilayah, dan jumlah desa/kelurahan sebanyak 353. Sedangkan jumlah RW dan jumlah RT, selama 3 tahun terakhir relatif tidak mengalami perubahan, meskipun jumlah penduduk mengalami penambahan setiap tahun.

Pada Tahun 2015, jumlah PNS di Pemkab Sidoarjo tercatat sejumlah 14.310 orang. Tidak terdapat ketimpangan yang berarti antara jumlah PNS laki-laki dan perempuan. Namun yang menarik dari jumlah PNS tersebut, ternyata 55,6 persennya adalah perempuan. Jika dirinci menurut golongan, terdapat 4,07% pegawai Golongan I, 21,54% Golongan II, 39,74% pegawai Golongan III dan 34,65% pegawai Golongan IV.

Kualitas PNS di Pemkab Sidoarjo juga bisa dilihat dari tingkat pendidikan pegawai. PNS berpendidikan SD/SLTP sebanyak 5,89%, SLTA sebanyak 18,7% dan D3 ke atas sebanyak 75,4%. Yang menarik, dari seluruh PNS berpendidikan D3 keatas, ternyata 63,9% nya adalah perempuan.

PNS perempuan di Pemkab Sidoarjo 5,6% lebih banyak

Tidak hanya kuantitas yang lebih banyak, secara kualitas pendidikan, PNS perempuan di Pemkab Sidoarjo juga lebih baik. Dari seluruh PNS berpendidikan diploma ke atas 63,9 persennya adalah perempuan

Sumber Data : Sidoarjo Dalam Angka 2016

Tahukah Anda?

Sejak otonomi daerah diberlakukan, tidak terdapat pemekaran wilayah baik di tingkat kabupaten/kecamatan/ desa/ kelurahan.

Statistik Pemerintahan di Sidoarjo

Uraian 2013 2014 2015 Kecamatan 18 18 18 Desa 322 322 322 Kelurahan 31 31 31 Rukun Warga 1.786 1.794 1.851 Rukun Tetangga 8.377 8.547 8.792 Jml. PNS Pemkab : Gol I 788 747 583 Gol II 3.683 3.677 3.082 Gol III 4.692 4.987 5.687 Gol IV 5.456 5.198 4.958

Sumber : BKD & Setda Kabupaten Sidoarjo

(8)

2

Peta perpolitikan di Kabupaten Sidoarjo diwarnai dengan tanpa adanya dominasi salah satu partai politik (parpol) di parlemen. Pemilu 2014 menghasilkan perolehan kursi bagi 10 parpol peserta pemilu, dimana PKB memperoleh kursi terbanyak dengan 13 kursi yang disusul PDIP di posisi kedua dengan 8 kursi. PAN dan Gerindra masing-masing memperoleh 7 kursi, Golkar (5 kursi) serta Demokrat (4 kursi) dan PKS (3 kursi). Sementara itu PPP, PBB dan Partai Nasdem masing-masing memperoleh 1 kursi. Dengan distribusi kursi seperti ini, minimal dibutuhkan 3 parpol untuk menggalang koalisi di parlemen.

Sementara itu, pelaksanaan pembangunan di Sidoarjo pada Tahun 2015 (semua sektor), telah menghabiskan anggaran 3,56 triliyun rupiah. Jumlah anggaran tersebut mengalami peningkatan sekitar Rp 283 Milyar dibanding realisasi belanja Tahun 2014 yang mencapai Rp 3,27 triliyun. Dari total APBD Tahun 2015 sebesar 3,56 triliyun tersebut, ternyata PAD memiliki peranan terbesar (35,6%) atau telah melampaui peran utama DAU dalam pembiayaan pembangunan selama 10 tahun sebelumnya. Tidak satupun partai politik yang mendominasi di parlemen

Hasil Pemilu 2014 menempatkan Partai Kebangkitan Bangsa sebagai pemenang pemilu dengan meloloskan 13 wakilnya di DPRD Sidoarjo, namun kekuatannya di parlemen hanya mencapai 26 persen

Anggota DPRD Periode 2014-2019

Sumber Data : Sekretariat DPRD Sidoarjo

Tahukah Anda?

Peran PAD dalam pembiayaan pembangunan Tahun 2015 sebesar 35,6 persen, melampaui peran utama DAU selama 10 tahun sebelumnya

Realisasi APBD Sidoarjo, 2013-2015

Anggaran 2013 2014 2015 1. APBD (Milyar Rp):  Pendapatan Daerah 2.695 3.273 3.556  Belanja Daerah 2.592 3.128 3.396 2. DAU (Milyar Rp) 1.105 1.199 1.207 3. DAK (Milyar Rp) 54,28 58,85 60,66 4. PAD (Milyar Rp) 858,4 1.115,5 1.267 Sumber : BPKKD Kabupaten Sidoarjo

(9)

5 5 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

3

Jumlah penduduk Sidoarjo pada Tahun 2015 mencapai 2,12 juta jiwa; meningkat pesat dari 1,17 juta jiwa (1990) dan 1,95 juta jiwa (2010). Dari sisi jumlah penduduk, menempati urutan 4 se Jawa Timur setelah Surabaya, Kab. Malang dan Jember. Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Surabaya dan memiliki perusahaan indutri besar/sedang terbanyak di Jatim, Sidoarjo telah menjadi daerah tujuan utama bagi para pencari kerja dan tempat hunian baru. Akibatnya, wilayah ini mengalami pertumbuhan penduduk tertinggi di Jatim (1980-2010). Dengan luas 714,24 km², Sidoarjo merupakan daerah terpadat penduduk nya di Jatim untuk level kabupaten (selain kota). Tahun 2015, kepadatan penduduk di wilayah ini mencapai 2.964 jiwa/km², meningkat pesat dibanding Tahun 2000 (2.188 jiwa/km²).

Sebagai daerah tujuan migran, komposisi penduduk Tahun 2015 masih didominasi kelompok usia pekerja (15-64 tahun), dimana komposisinya mencapai 70,9%. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Sidoarjo terdapat cukup banyak sumber daya manusia usia produktif, yang siap dan cukup potensial dalam mendukung pembangunan, tentu saja jika memiliki kualitas yang memadai seperti : pendidikan maupun ketrampilan.

Pertumbuhan penduduk di Sidoarjo meningkat lagi (1,58%)

Berhimpitan langsung dengan wilayah Surabaya menyebabkan Sidoarjo menjadi daerah tujuan utama pengembangan pemukiman dan pengembangan kegiatan usaha selama 30 tahun terakhir (1980-2010). Namun, kondisi di wilayah ini kini sudah mulai jenuh.

Statistik Penduduk Sidoarjo

Uraian 2013 2014 2015 Jml. Penduduk (000 jiwa) 2.049 2.084 2.117 Pertumbuhan Pddk (%) 1,59 1,71 1,58 Kepadatan Pddk per km² 2.869 2.918 2.964 Sex Ratio : Lk/Pr (%) 100,9 100,8 101,0 Jml. Rumahtangga (000) 540,1 542,0 563,1 Rata2 Anggota Rmhtg 3,77 3,84 3,76 Pddk per Kel. Umur :

0 - 14 tahun (%) 24,42 26,22 24,88 15 - 64 tahun (%) 71,38 70,00 70,93

> 64 tahun (%) 4,20 3,78 4,19 Sumber Data : BPS Kabupaten Sidoarjo

Piramida Penduduk Sidoarjo, 2015

Tahukah Anda?

Untuk daerah kabupaten (selain kota), Sidoarjo merupakan daerah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Jatim

(10)

3

Hasil Proyeksi berdasarkan Sensus Penduduk (SP) 2010 memperkirakan bahwa dari total penduduk Tahun 2015 sebesar 2,12 juta jiwa yang tersebar di 18 kecamatan, sebagian besar terkonsentrasi di wilayah utara yang berbatasan dengan Surabaya dan di Sidoarjo bagian tengah. Di wilayah utara, Kecamatan Waru dan Taman masih tercatat berpenduduk tertinggi dengan jumlah masing-masing 240.942 jiwa dan 228.477 jiwa.

Wilayah bagian tengah, terdiri dari : Kecamatan Sidoarjo, Candi, Krian, Sukodono, Sedati, Gedangan dan Buduran. Sedangkan kecamatan lain yang berada di bagian barat/ selatan, rata-rata berpenduduk lebih sedikit, seperti Kec. Balongbendo, Tarik, Prambon, Krembung, Jabon dan Wonoayu.

Dilihat dari pertumbuhan penduduknya, nampak bahwa kecamatan yang berbatasan dengan Surabaya, sudah mengalami titik jenuh. Jika 20-10 tahun yang lalu, Kec. Waru, Taman, Gedangan selalu masuk dalam kategori pertumbuhan tertinggi, kini peranannya telah digeser oleh kecamatan di bagian tengah, seperti : Kec. Sukodono, Candi, dan Buduran, yang kini mencatat pertumbuhan tertinggi. 1/3 penduduk Sidoarjo berada di Kec. Sidoarjo, Waru dan Taman

Kecamatan Waru dan Taman yang secara geografis berhimpitan dengan Surabaya mengalami tekanan langsung akibat dari melubernya penduduk di wilayah tetangga tersebut. Akibatnya, penduduk di 2 kecamatan ini tumbuh lebih cepat

Penduduk Per Kecamatan, Tahun 2015

Kecamatan Jumlah Persen

 Tarik 63.907 3,02  Prambon 71.597 3,38  Krembung 60.463 2,86  Porong 65.740 3,1  Jabon 50.761 2,4  Tanggulangin 92.168 4,35  Candi 169.018 7,98  Tulangan 97.046 4,58  Wonoayu 75.817 3,58  Sukodono 131.925 6,23  Sidoarjo 214.373 10,12  Buduran 103.807 4,9  Sedati 103.947 4,91  Waru 240.942 11,38  Gedangan 144.362 6,82  Taman 228.477 10,79  Krian 132.432 6,25  Balongbendo 70.497 3,33 Kabupaten : 2.117.279 100,00

Sumber Data : BPS, Proyeksi dari SP 2010

Rata2 Pertumbuhan Penduduk Per Tahun, Tahun 2000-2015 (%)

Sumber Data : BPS, Hasil SP 2000-2015

(11)

7 7 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

4

Tingkat pengangguran penduduk usia ≥ 15 tahun yang dalam periode 2000-2010 relatif cukup besar (selalu diatas 8%), pada periode 2011-2014 mengalami penurunan yang sangat signifikan (< 4,5%), sebelum meningkat kembali menjadi 6,3% (2015). Ini dapat diartikan bahwa dari 100 penduduk (15 tahun+) yang menginginkan pekerjaan, baru 94 orang yang bisa tertampung pada lapangan kerja. Sektor perdagangan yang tumbuh di atas 7,5% belum mampu menekan naiknya pengangguran pada Tahun 2015, karena tidak didukung oleh sektor industri yang tumbuh lambat (5,5%).

Pada penyerapan tenaga kerja, terjadi sedikit pergeseran dari ketiga kelompok sektoral : primer, sekunder & tersier. Sektor sekunder yang pada 10 tahun yang lalu selalu mendominasi dengan penyerapan TK tertinggi, sejak 6 tahun terakhir posisinya sudah dilampaui oleh sektor tersier. Pada Tahun 2015, kelompok tersier mampu menyerap tenaga kerja sebesar 49,2% atau di atas sektor sekunder (44,3%). Sedangkan pada sektor primer, setiap tahun peranannya terus mengalami penurunan.

Keterangan :

- Sektor Primer (pertanian, pertambangan & penggalian) - Sektor Sekunder (industri, konstruksi, listrik, gas, air bersih) - Sektor Tersier (perdagangan, angkutan, keuangan, jasa2)

Pengangguran Tahun 2015 tertinggi selama 5 tahun terakhir

Jika selama periode 2000-2010, angka pengangguran di Sidoarjo selalu di atas 8%, maka pada Tahun 2013-2014, pengangguran di wilayah ini menurun drastis hingga kurang dari 4,5%, sebelum meningkat kembali pada Tahun 2015 sebesar 6,30%.

Statistik Ketenagakerjaan di Sidoarjo

Uraian 2013 2014 2015 1. TPAK (%) 67,71 67,94 67,49 2. Pengangguran (%) 4,13 3,88 6,30 3. Bekerja (%) 95,87 96,12 93,70 4. Pddk Bekerja di :  Sektor Primer 7,13 6,35 6,51  Sektor Sekunder 42,34 41,66 44,33  Sektor Tersier 50,53 51,99 49,16 Sumber Data : BPS, Sakernas 2015

Tahukah Anda?

Dibanding daerah lain di Jawa Timur, angka pengangguran di Sidoarjo Tahun 2015 masuk kategori 5 tertinggi

PENYERAPAN TENAGA KERJA PER SEKTOR, 2015

6,5 36,1 8,0 23,4 4,9 21,0 0,3 Pertanian Industri Konstruksi Perdagangan Angkutan Keuangan & Jasa Lainnya

Sumber Data : BPS, Sakernas 2015

http://sidoarjokab.bps.go.id

(12)

4

Dari total penduduk Tahun 2015 sebesar 2.117.279 jiwa, terdapat 1.605.518 jiwa atau 75,8 persen yang termasuk PUK - penduduk usia kerja ( ≥ 15 tahun). Tidak semua PUK menginginkan untuk memasuki lapangan kerja, dimana diantara mereka terdapat anak sekolah, ibu rumah tangga, lanjut usia, cacat, dan sebagainya. Sedangkan penduduk yang siap memasuki lapangan kerja dikategorikan sebagai angkatan kerja. Pada Tahun 2015, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penduduk Sidoarjo mencapai 67,49 persen, yang berarti dari setiap 100 penduduk usia ≥ 15 tahun, terdapat 68 orang yang siap dan menginginkan pekerjaan.

Tahun 2015, dari total angkatan kerja sebanyak 1.083.519 orang, sejumlah 93,7 persen telah tertampung ke dalam lapangan kerja di berbagai sektor ekonomi, sedangkan 6,3 persen sisanya masih menganggur.

Dilihat dari sisi pendidikan, angkatan kerja yang tertampung di berbagi sektor masih terlihat belum menggembirakan. Dari angkatan kerja sebanyak 1.083.519 orang, ternyata lebih dari sepertiganya (42,1%) masih berpendidikan SLTP ke bawah.

KETENAGAKERJAAN

Hanya 13,1%, angkatan kerja di Sidoarjo yang tamat diploma ke atas

PadaTahun 2014, dari setiap 100 penduduk usia kerja (≥ 15 tahun), terdapat 68 orang yang siap dan menginginkan pekerjaan. Sisanya yang tidak memasuki lapangan kerja adalah : anak sekolah, ibu rumah tangga, lanjut usia, cacat, dsb.

Angkatan Kerja Menurut Pendidikan (%) Pendidikan Pekerja 2013 2015 Tidak Tamat SD 4,58 5,73 Tamat SD 14,22 13,86 Tamat SLTP 20,45 21,44 Tamat SLTA 44,01 45,87 Diploma I/II/III 2,39 2,25 Universitas 14,35 10,86 Jumlah : 100,00 100,00

Sumber data : BPS, Sakernas 2013 & 2015

Sumber Data : BPS, Sakernas 2015

Tahukah Anda?

Sebanyak 42,1% angkatan kerja yang memasuki lapangan kerja di Sidoarjo, masih berpendidikan SLTP ke bawah

(13)

9 9 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

5

Tingginya persentase jumlah penduduk usia 15-64 tahun (71,0%) menunjukkan bahwa di Sidoarjo tersedia cukup banyak SDM usia produktif. Tentu saja penduduk yang siap dalam mendukung pembangunan tersebut, harus diupayakan untuk memiliki kualitas pendidikan yang memadai.

Capaian pembangunan bidang pendidikan di daerah ini (2015) ditunjukkan oleh beberapa indikator, antara lain : tingginya rata-rata lama sekolah penduduk (10,1 tahun) dan tingginya angka melek huruf (98,73). Dibanding kabupaten lain di Jatim (selain kota), kedua indikator pendidikan tersebut adalah yang tertinggi. Indikator pertama menyatakan : bahwa secara rata-rata, penduduk Sidoarjo bersekolah hingga kelas 2 SLTA. Sedang indikator kedua menyatakan : bahwa pada Tahun 2015, angka buta huruf di daerah ini masih tersisa 1,27 persen (angka buta huruf di Jatim masih sekitar 8-9 persen).

Sementara, untuk APS (Angka Partisipasi Sekolah), baik pada tingkat SD/SLTP, semuanya sudah mencapai 100 dan bisa disimpulkan bahwa Program Wajib Belajar 9 tahun telah dicapai oleh penduduk di wilayah Sidoarjo.

Masih ada sekitar 1,3% penduduk Sidoarjo yang buta huruf

Untuk daerah kabupaten (selain kota), rata-rata lama sekolah penduduk Sidoarjo adalah yang tertinggi di Jawa Timur, yaitu 10,1 tahun

Statistik Pendidikan, Tahun 2015

Uraian 2010 2015

1 Rata-rata lama sekolah (th) 9,22 10,10

2 Penduduk ≥10 th yang

melek huruf (%) 97,43 98,73

3 Angka partisipasi sekolah

penduduk usia 7-12 th 99,59 100,0

4 Angka partisipasi sekolah

penduduk usia 13-15 th 98,55 100,0

5 Angka partisipasi sekolah

penduduk usia 16-18 th 79,29 84,72

6 Rata-2 lama sekolah

Penduduk Jatim (th) 6,73 7,14

Sumber Data :BPS, Susenas 2015

Tahukah Anda?

Diperkirakan 3-4 tahun lagi, angka partisipasi sekolah penduduk tingkat SLTA telah mencapai di atas 90 %

0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 2011 2013 2015 9,5 10,0 10,1 6,8 6,9 7,1 Sidoarjo Jatim

Sumber Data : BPS, Susenas 2014 Rata-rata lama Sekolah di Sidoarjo

dan Jatim, Tahun 2011 - 2015 (%)

http://sidoarjokab.bps.go.id

(14)

5

Penduduk usia SLTA (16-18 th), APS nya mencapai 84,72 (2015). Artinya dari seluruh penduduk usia tersebut, masih terdapat 15,3% yang saat ini tidak sedang bersekolah (putus sekolah, masuk pasar kerja, dsb).

Untuk melihat kualitas SDM penduduk di suatu wilayah bisa juga dilihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Pada Tahun 2015, penduduk Sidoarjo tamat SD ke bawah mencapai 23,65 persen dan yang tamat SLTP mencapai 23,00 persen. Sedangkan penduduk yang tamat SLTA keatas mencapai 53,4 persen (rata-rata Jawa Timur hampir separuhnya atau 27,6 persen). Dibanding daerah lain di Jawa Timur (selain kota), persentase penduduk yang tamat SLTA ke atas tersebut merupakan yang tertinggi.

Di bidang infrastruktur pendidikan, jumlah sekolahan terus diperbanyak untuk menampung jumlah siswa (khususnya tingkat SLTP/SLTA) yang terus bertambah. Namun di tingkat SD, beberapa sekolah justru dimerger karena kekurangan siswa akibat dari menurunnya struktur penduduk usia muda. Di tingkat SLTP- SLTA, jumlah sekolah meningkat dari 339 unit (2005) menjadi 367 (2011) & 390 unit (2015). Sebanyak 53,4 persen penduduk Sidoarjo berpendidikan SLTA keatas

Untuk daerah kabupaten (selain kota), Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk Sidoarjo usia SLTA (16-18 tahun) adalah yang tertinggi di Jawa Timur

Penduduk ≥ 15 Tahun Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan

Uraian 2010 2015

1. Belum Tamat SD 13,18 6,11 2. SD Sederajat 21,32 17,54 3. SLTP Sederajat 21,60 23,00

4. SLTA ke atas 43,90 53,35

5. SLTA ke atas (Jatim) 24,73 27,55

Sumber Data :BPS, Susenas 2015

PENDUDUK TAMAT SLTA KE ATAS DI SIDOARJO DAN JAWA TIMUR (%)

0 10 20 30 40 50 60 2010 2015 43,9 53,35 24,73 27,55 Sidoarjo Jatim

Sumber Data : BPS, Susenas 2015

(15)

11 11 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

6

Angka persalinan oleh tenaga kesehatan/ medis merupakan salah satu indikator di bidang kesehatan. Penanganan yang tepat saat/ pasca persalinan akan mengurangi risiko kematian ibu/bayi pada saat proses persalinan. Tahun 2015 angka persalinan oleh tenaga medis menun- jukkan data yang menggembirakan, dimana proses persalinan yang ditolong dokter/bidan telah mencapai hampir seluruh kasus (99,99%). Angka ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2007 (97,5%) dan tahun 2010 (98,65%).

Tahun 2015, beberapa fasilitas kesehatan yang diakses masyarakat Sidoarjo untuk berobat jalan, secara mayoritas sudah merujuk pada fasilitas/petugas medis yang ada. Masyarakat yang berobat jalan ke RS/Puskesmas/dokter praktek/petugas kesehatan, jumlahnya sudah mencapai 99,8%; dimana prakter dokter menem- pati rujukan tertinggi sebesar 43,82%, disusul Puskesmas (24,82%) dan rumah sakit (19,1%).

Sementara itu, dengan kemudahan akses dan pelayanan kesehatan yang semakin baik, angka harapan hidup (AHH) masyarakat di Sidoarjo semakin meningkat. Pada Tahun 2015, AHH masyarakat mencapai 73,63 tahun atau meningkat dibanding Tahun 2010 (70,55 tahun).

Hampir semua kelahiran (99,99%) ditolong oleh dokter/bidan

Dari total bayi berusia < 2 tahun yang pernah diberi ASI (92,1 persen), sebanyak 64,9% persennya diberi ASI kurang dari 12 bulan

Uraian 2010 2015

97,46

Penolong Kelahiran :

 Dokter 37,28 38,83

 Bidan 61,37 61,17

Angka Kematian Bayi 25,43 22,11*

Angka Harapan Hidup 73,42 73,63 Tempat Berobat Jalan :

 Rumah sakit 12,11 19,16  Praktek Dokter 37,67 41,84  Puskesmas 28,35 24,85  Petugas Kesehatan 20,74 12,06  P-obatan Tradisional 0,24 0,93  Lainnya 0,89 0,98

Sumber Data : BPS, Susenas 2015 (*Data tahun 2014). Statistik Kesehatan di Sidoarjo

(%)

Tahukah Anda?

Dibanding daerah lain di Jatim (selain kota), proses persalinan oleh dokter/bidan di Sidoarjo menempati persentase tertinggi. Sumber Data : BPS, Susenas 2015

Tempat Berobat Pasien Rawat Jalan Tahun 2015 (%)

(16)

6

Pengendalian jumlah kelahiran tidak hanya terkait tingkat penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat, namun juga berhubungan dengan trend usia kawin pertama dari penduduk wanita di suatu wilayah. Semakin muda, rata-rata usia kawin per tama dari penduduk wanita akan semakin besar peluangnya memiliki anak dengan jumlah yang lebih banyak.

Pada Tahun 2015, dari seluruh wanita usia 15-49 tahun, sebanyak 69,69 persen diketahui pernah ber KB. Sebaliknya sebanyak 30,31% sisanya belum pernah ber KB sama sekali. Tingkat kesertaan ber KB tersebut mengalami penurunan dibanding 6 thn sebelumnya (2009) yang mencapai 86,03 persen. Turunnya keserta an ber KB pasangan usia subur (PUS) tersebut juga ditandai dengan meningkatnya tingkat fertilitas di wilayah ini. Jika pada Tahun 2010, TFR di Sidoarjo masih 1,51 maka pada Tahun 2014-2015 meningkat menjadi 1,60 dan 1,79.

Sementara itu, usia kawin pertama dari penduduk wanita juga ikut andil dalam menaik- kan tingkat fertilitas. Jika pada Tahun 2009, jumlah wanita yang kawin pertama berumur ≤ 16 tahun sebanyak 11,96%, maka pada Tahun 2015 menurun menjadi 2,55%.

Suntikan masih menjadi alat paling digemari dalam ber KB

Tahun 2015, rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh seorang wanita sampai dengan akhir masa reproduksinya (TFR) adalah 1,79 anak, atau meningkat cukup tajam dibanding kondisi 5 tahun sebelumnya (2010) yang masih 1,51 anak

Uraian 2010 2015

97,46

Wanita Kawin 15-49 th (%) :

 Pernah Ber KB 83,29 69,69  Tdk Pernah Ber KB 16,71 30,31 Total Fertility Rate (Anak) 1,51 1,79 Jml. Tenaga Medis/Paramedis 1.058 2.011 Jenis Alat/Cara KB (%) :  Suntik 54,29 54,18  Pil KB 30,56 22,29  Tubektomi/MOW 6,09 8,36  IUD/Spiral 4,79 8,45  Alat KB Lainnya 4,27 6,72

Sumber Data : BPS, Susenas 2015 .

Statistik Kesehatan dan KB, Tahun 2015

Tahukah Anda?

Jumlah wanita yang kawin pertama pada usia < 17 tahun mengalami penurunan, dari 11,96% (2009) menjadi 2,55% (2015)

Pemakaian Alat Kontrasepsi (%)

Sumber Data : BPS, Susenas 2015

(17)

13 13 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

7

Kualitas tempat tinggal masyarakat di Sidoarjo terlihat semakin membaik pada Tahun 2015. Hal ini dapat dilihat dari kondisi fasilitas perumahan, seperti : Jenis lantai bukan tanah, dinding tembok dan atap layak yang persentase nya mulai mendekati 100 persen. Namun, seperti nya untuk kondisi luas hunian, kondisi yang terjadi cenderung sebaliknya. Dengan jumlah penduduk yang semakin banyak (pertumbuhan tertinggi di Jatim), lahan yang disediakan untuk hunian menjadi semakin terbatas. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah rumah tangga yang menempati hunian dengan luas ≤ 20 m², dari 6,84% (2010) menjadi 8,43% (2015).

Sementara itu, akses terhadap sumber air minum di wilayah ini telah mengalami pergeseran, dari cara konvensional (air sumur/pompa) dan beralih ke jenis sumber air minum yang lain, yaitu : air kemasan (tingkat pemakaian 51,66%) & leding/mata air terlindung (34,5%). Sumber mata air yang dimaksud berasal dari mata air di Prigen, yang diangkut/ditampung dan dijual eceran ke masyarakat. Rendahnya tingkat konsumsi air minum dari sumur/pompa (Tahun 2015 = 13,85%) diduga disebabkan karena rendahnya kualitas air tanah di daerah ini.

Sebanyak 10,1% rumahtangga belum menggunakan jamban standar Tahun 2015, sebanyak 86,2 persen penduduk mengkonsumsi air minum yang berasal dari air kemasan, leding dan mata air Prigen.

Uraian 2010 2015

Kualitas Tempat Tinggal :

 Lantai bukan tanah 95,43 99,69

 Dinding tembok 97,77 98,54

 Atap layak 99,87 100,0

 Luas lantai < 20 M2 6,84 8,43 Fasilitas Tempat Tinggal :

 Sumber air minum layak 99,20 99,92

 Jamban dg septitank 82,07 89,92

 Listrik 99,33 100,0

 Memiliki ponsel 85,35 95,40

Sumber Data : BPS, Susenas 2015

Rumahtangga Menurut Kualitas dan Fasilitas Tempat Tinggal (%)

Penggunaan Sumber Air Minum, Tahun 2015 (%)

51,66

11,50 23,00

13,84

Air Kemasan Leding Mata Air Prigen Sumur/pompa

Sumber Data : BPS, Susenas 2015

http://sidoarjokab.bps.go.id

(18)

7

Dewasa ini, penggunaan telepon seluler sebagai alat komunikasi, telah menjadi kebutu- han utama bagi masyarakat dan telah mulai menggeser keberadaan telepon konvensional (kabel). Pemakaian ponsel di masyarakat mengalami peningkatan yang luar biasa, dimana pada Tahun 2015 tercatat 95,4 persen rumah tangga di Sidoarjo telah menggunakan alat komunikasi tersebut. Bandingkan dengan Tahun 2009 yang tingkat pemakaiannya masih menca- pai 76,4 persen.

Sementara itu, pertumbuhan penduduk yang pesat membuat pemerintah daerah meng- arahkan kebijakan di bidang pengadaan pemba- ngunan perumahan secara besar-besaran. Dari rencana pengadaan 156 ribu unit rumah RS/ RSS (Target hingga 2015), sampai dengan tahun tersebut baru terealisasi sekitar 82 ribu unit (53%). Realisasi tersebut sedikit menurun bila dibanding 5 tahun sebelumnya (Tahun 2009) yang mencapai 56,1 persen.

Tahukah Anda?

Sebanyak 95,4% rumahtangga di Sidoarjo, telah menggunakan ponsel sebagai alat komunikasi.

Pembangunan rumah RS/RSS ditargetkan 80,3% dari semua tipe rumah Selama 3 tahun terakhir (Tahun 2013-2015), realisasi pembanguanan rumah RS/RSS baru mencapai sekitar 53% (82 ribu unit) dari rencana semula sekitar 156 ribu unit rumah

Kumulatif Rencana & Realisasi Pengadaan Pembangunan Perumahan, 2013-2015 Uraian 2013 2014 2015 Rencana : RSS/RS 143.824 147.965 156.302 Rumah Menengah  21.426 21.426 25.769 Rumah Mewah 5.199 5.199 7.401 Ruko 4.201 4.201 5.304 Realisasi : RSS/RS 79.976 80.121 82.278 Rumah Menengah  10.871 10.910 13.725 Rumah Mewah 631 706 720 Ruko 1.463 1.466 1.636

Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya

Kumulatif Rencana & Realisasi Pengadaan Perumahan, Tahun 2013-2015 (Ribu Unit)

0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 350,0 400,0 2013 2014 2015 Rencana Realisasi

Sumber Data : Dinas PU Cipta Karya Sidoarjo

(19)

15 15 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

8

Dari total penduduk Sidoarjo sejumlah 2,12 juta jiwa (2015), sebanyak 6,43% nya merupakan penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan (miskin/sangat miskin). Dibanding 4 tahun sebe-lumnya, pemerintah telah berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,54 persen poin. Sejalan dengan itu, tingkat kesenjangan pendu-duk miskin terhadap garis kemiskinan juga terus menurun. Hal ini bisa dilihat dari besaran Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Sidoarjo yang berada pada nilai indeks terendah di antara daerah lain di Jatim (selain kota), sejak 4 tahun terakhir.

Dari perbandingan tingkat kemiskinan antar kecamatan, terdapat pola yang menunjukkan bahwa kecamatan pinggiran cenderung memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibanding kecamatan lainnya. Dari hasil pendataan PPLS terakhir, tiga kecamatan dgn tingkat kemiskinan tertinggi yaitu : Kec. Jabon (26,17%), Krembung (24,82%) dan Balongbendo (20,79%).

Sementara itu, kecamatan yang secara geografis (akses) lebih dekat dengan Surabaya, tingkat kemiskinannya cenderung lebih rendah, yaitu : Kecamatan Waru (6,3%), Taman (12,7%), Gedangan (12,8%) Sukodono (10,1%), Sedati, Buduran dan Kecamatan Sidoarjo.

Kesenjangan penduduk miskin dengan garis kemiskinan semakin menurun

Dibanding daerah lain di Jatim(selain kota), garis kemiskinan di Sidoarjo Tahun 2015 (Rp 372 ribu perkapita/bulan) adalah yang tertinggi setelah Gresik

Tingkat Kemiskinan di Sidoarjo Uraian 2011 2013 2015 Jumlah Rumahtangga 530,5 544,1 563,1 Garis Kemiskinan (Rp/kpt/bln) 277.776 329.946 372.623 Jml. Penduduk Miskin (000) 136,3 138,2 136,1 % Penduduk Miskin 6,97 6,72 6,43 Jml. Penduduk Miskin Jatim (000) 5.227 4.893 4.789 % Pddk. Miskin Jatim 13,85 12,73 12,34 Sumber Data : BPS Tahukah Anda?

Untuk wilayah kabupaten (selain kota), Sidoarjo merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan terendah di Jatim

Penduduk Miskin di Sidoarjo & Jatim (%)

0 2 4 6 8 10 12 14 2011 2013 2015 Sidoarjo Jatim Sumber Data : BPS

http://sidoarjokab.bps.go.id

(20)

9

Pembangunan manusia secara holistik merupakan suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia. Tiga dimensi dasar pembangunan manusia direpresentasikan oleh suatu alat ukur yang disebut IPM (Indeks Pembangunan Manusia), yang merupakan indikator komposit dari tiga dimensi dasar mutu hidup yang meliputi : peningkatan kualitas fisik (kesehatan), intelektualitas (pendidikan) & kemampuan ekonomi (daya beli) dari seluruh komponen masyarakat dalam waktu tertentu.

Tingkat/capaian hasil pembangunan manusia secara umum dapat dilihat dari perkembangan IPM yang mencerminkan ketiga bidang tersebut. Dari Tahun 2011-2015 tampak bahwa IPM Sidoarjo terus mengalami peningkatan, dari 74,48 (Tahun 2011) menjadi 76,39 (Tahun 2013) dan 77,43 (Tahun 2015). Peningkatan IPM dalam rentang 1-5 tahun memang terkesan lambat, karena akibat dari pembangunan yang dilakukan sebelumnya, secara nyata baru akan dirasakan masyarakat untuk beberapa tahun mendatang.

Dari 3 komponen pembentuk IPM Sidoarjo tampak bahwa pendidikan memiliki andil cukup tinggi dibanding kedua komponen yang lain.

Selama 10 tahun terakhir, IPM Sidoarjo selalu lebih tinggi dari rata-rata Jatim Percepatan/capaian pembangunan manusia di Sidoarjo pada tahun terakhir (2015), termasuk dalam kategori tercepat bersama 4 kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur

IPM Sidoarjo dan Jawa Timur

Uraian 2011 2013 2015

I P M Sidoarjo : 74,48 76,39 77,43

 Indeks Pendidikan 66,19 70,23 72,25

 Indeks Kesehatan 82,18 82,20 82,51

 Indeks Daya Beli 75,95 77,20 77,87

IPM JawaTimur : 66,06 67,55 68,95

 Indeks Pendidikan 76,95 77,45 77,97

 Indeks Kesehatan 54,90 56,79 58,98

 Indeks Daya Beli 68,23 70,07 71,29

Sumber Data : BPS Propinsi Jawa Timur

Tahukah Anda?

Dibanding daerah lain di Jatim (selain kota), IPM Sidoarjo Tahun 2010-2015 adalah yang tertinggi

IPM Sidoarjo dan Jatim

60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 2011 2013 2015 Sidoarjo Jatim

Sumber Data : BPS Prop. Jawa Timur

(21)

17 17 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

9

Capaian pembangunan manusia diukur dengan reduksi shortfall (ketertinggalan/tahun). Tahun 2015 besaran reduksi shortfall adalah 0,84. Dibanding periode 2010-2014 yang rata-rata besarannya 1,02 pertahun, capaian pembangunan manusia di Sidoarjo Tahun 2015 tidak saja lebih lambat, namun juga yang terendah selama 5 tahun terakhir. Namun, posisi ranking IPMnya belum tergeser dari peringkat 4 setelah Kota Malang, Kota Madiun dan Surabaya.

Di Propinsi Jatim, lima daerah dengan pencapaian tercepat kinerja pembangunan manusia Tahun 2015 adalah Sampang (2,12), Kab. Blitar (1,87) Kab. Pacitan (1,75), Kab. Trenggalek (1,65) dan Kab. Malang (1,58).

Dilihat dari besaran IPMnya, selama periode 2010-2014 telah terjadi pergeseran posisi dari 7 kab/kota di wilayah Gerbangkertosusila. Hanya Kab. Lamongan yang ranking IPMnya meningkat. Sementara untuk Kota Surabaya, Gresik, Kab. Mojokerto & Kota Mojokerto, ranking IPMnya turun 1-2 posisi.

Untuk beberapa waktu ke depan, dengan tingkat capaian kinerja yang berbeda, IPM suatu daerah akan memungkinkan untuk dilampaui oleh daerah yang lain.

IPM Wilayah Gerbangkertasusila

Uraian 2011 2013 2015

IPM Regional :

 IPM Gresik 71,11 72,47 73,57

 IPM Bangkalan 58,63 60,19 61,49

 IPM Mjkerto (Kab) 68,71 69,84 70,85

 IPM Mjkerto (Kot) 73,47 74,91 75,54

 IPM Surabaya 77,62 78,51 79,47

 IPM Sidoarjo 74,48 76,39 77,43

 IPM Lamongan 66,21 68,90 69,84

 IPM Jawa Timur 66,06 67,55 68,95 Sumber Data : BPS Prop. Jawa Timur (Inmakro)

Di Jawa Timur, IPM Sidoarjo dibawah Kota Malang, Kota Madiun dan Surabaya Capaian pembangunan manusia di Sidoarjo Tahun 2015 adalah yang terlambat selama 5 tahun terakhir. Ranking IPM se Jatim belum tergeser selama 2010-2015 (posisi 4)

IPM GERBANGKERTASUSILA, TH. 2015 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Sumber Data : BPS Prop. Jatim

Tahukah Anda?

Dibanding 5 th terakhir (2010-2015) capaian pembangunan manusia pada Tahun 2015 adalah yang terlambat

(22)

Seperti diketahui, bahwa pada Tahun 2015 pemerintah meluncurkan Program Upaya Khusus (Upsus) Pertanian yang dikawal oleh TNI, Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan yang memberikan bantuan gratis kepada petani, meliputi : bibit unggul, pupuk, alat pertanian, normalisasi irigasi serta bantuan berkesinambu- ngan mulai pemgolahan lahan hingga pemanenan.

Dari luas lahan sawah 22.830 Ha, sepanjang Tahun 2014 (3 musim tanam), tanaman padi telah menggunakan area tanam seluas 74,6%, tanaman tebu (13,4%) dan palawija/hortikultura (12%).

Dari seluruh tanaman yang menggunakan lahan sawah, ternyata hanya tanaman jagung yang mengalami penurunan produksi signifikan (-68,4%), sedangkan pada tanaman tebu dan sayuran, hanya sedikit mengalami penurunan. Produksi tebu mengalami penurunan 1,3%, dari 3.927,6 kw (2013) menjadi 3.880,2 kw (2014) dan produksi sawi/kangkung turun 2,57%, dari 9.467,2 kw (2013) menjadi 9.224,6 (2014).

Untuk tanaman potensial lain yang produksinya meningkat meliputi : kedele (30,1%) & bayam (14,1%). Sedangkan untuk tanaman kacang hijau, produksinya relatif stabil.

10

PERTANIAN

Produksi padi Tahun 2015 naik 17,3 persen

Peningkatan produksi padi yang signifikan di Tahun 2015 disebabkan adanya Program Upsus yang meliputi bantuan benih, pupuk dan monitoring intensif terhadap aktifitas budidaya pertanian yang berkesinambungan, mulai pengolahan lahan hingga panen

Produksi Tanaman Pangan dan Tanaman Perkebunan (000 Kw) Uraian 2013 2014 2015 Tanaman Utama : Padi 1.979,7 2.041,4 2.394,0  Jagung 11,8 2,2 0,7  Kedele 15,5 20,15 21,25  Kacang Hijau 22,3 23,0 22,6  Sawi 5.397 4.548 4.511  Bayam 4.139 4.719 5.286  Kangkung 4.872 4.919 4.713  Tebu 5.267,2 3.927,6 3.880,2

Sumber Data : Dinas Pertanian & Bunnak , 2015

Produksi Padi dan Tebu (000 Kw)

0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 2012 2013 2014 2015 Padi Tebu Sumber Data : Dinas Pertanian & Bunnak

Tahukah Anda?

Sumbangan Sidoarjo terhadap total produksi padi Jawa Timur kurang dari 2 persen.

(23)

19 19 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

10

Dari seluruh komoditi di sektor pertanian, komoditi sektor perikanan ternyata justru paling dominan di Sidoarjo, dimana peranannya dalam pembentukan nilai tambah di sektor pertanian mencapai 64,6 persen. Namun pada sub sektor perikanan sendiri, komoditas unggulan di daerah ini adalah hasil perikanan tambak, dimana produk sinya dibanding daerah lain di Jawa Timur adalah yang tertinggi (1/3 produksi Jatim).

Dengan area tambak seluas 15.513,41 Ha, perikanan tambak di Sidoarjo terus mengalami peningkatan produksi selama 3 tahun terakhir. Produksi ikan bandeng naik dari 16,0 ribu ton (Th. 2009) menjadi 23,3 ribu ton (Th. 2011) dan 33,8 ribu ton (Th. 2015). Namun, produksi udang windu justru mengalami penurunan dari 3,78 ribu ton (Th. 2011) menjadi 3,61 ribu ton (2015).

Di sub sektor peternakan, dengan jumlah populasi sapi sekitar 9,4 ribu ekor, wilayah ini sanggup menghasilkan sekitar 7,67 ribu ton daging sapi. Selama 3 tahun terakhir, produksi daging di wilayah ini sedikit menurun. Disamping itu, wilayah ini juga dikenal sebagai penghasil susu sapi dengan kapasitas 6,7 ribu liter/thn. Bahkan pada tahun ini produksinya mengalami peningkatan hingga (± 40%), dibanding 2 tahun sebelumnya.

Sektor pertanian di Sidoarjo masih didominasi sub sektor perikanan

Produksi perikanan tambak di Sidoarjo memberikan kontribusi sekitar 30 persen terhadap total produksi perikanan tambak di Jawa Timur

Produksi Perikanan dan Peternakan

Uraian 2013 2014 2015

Perikanan Tambak :

 Bandeng (ton) 31.026 33.800 33.864  Udang windu (ton) 3.938 4.290 3.613 Perikanan Laut :

Ikan/udang (ton) 2.086 2.166 1.860  Kupang (ton) 9.739 11.628 10.988 Peternakan :

 Daging sapi (ton) 12.420 9.416 7.671  Telur (ton) 881 1.379 2.263  Susu sapi (000 liter) 4.611 6.671 6.689 Sumber Data : Dipertabunnak & Din. Perikanan

Tahukah Anda?

Selama 3 tahun terakhir, produksi perikanan tambak di Sidoarjo adalah yang tertinggi dibanding daerah lain di Jawa Timur

Produksi Perikanan (Ribu Ton)

0 5 10 15 20 25 30 35 2013 2014 2015

Bandeng Kupang Udang windu Sumber Data : Dinas Perikanan & Kelautan

http://sidoarjokab.bps.go.id

(24)

11

Selama 8 tahun terakhir, sektor pertamba- ngan dan galian hanya memberikan kontribusi < 1 persen dalam perekonomian Sidoarjo. Nilai tambah sektor inipun terus merosot dari tahun ke tahun akibat dari produksi migas yang terus menurun karena terganggunya sumur eksplorasi di Porong sejak Tahun 2006. Pada Tahun 2008, nilai tambah sektor ini masih sebesar Rp 212,3 milyar, namun pada Tahun 2015, nilai tambahnya hanya tinggal 63% nya saja.

Data dari Kementrian ESDM menyajikan kondisi penurunan produksi gas bumi selama periode 2007-2015, sedangkan produksi minyakbumi-nya justru relatif stabil pada periode 2007-2015 dan meningkat pesat pada Tahun 2014. Pada Tahun 2007, produksi gas bumi masih sebesar 6,2 juta Mmbtu, namun pada tahun-tahun berikutnya kondisinya terus menurun, hingga produksinya tinggal 3,9 juta MMbtu (2009) dan 1,56 juta Mmbtu (2015).

Di sub sektor penggalian, yang barang galian utamanya hanya pasir sungai, produksinya dari tahun ke tahun juga terus mengalami penurunan drastis sebagai akibat dari adanya pelarangan pengerukan pasir di sepanjang sungai Brantas yang diduga menjadi penyebab rusaknya tanggul.

Produksi gas bumi turun 75 persen selama periode 2007-2015

S

ub sektor pertambangan terus mengalami penurunan nilai tambah selama 8 tahun terakhir akibat dari turunnya produksi gas bumi dan minyak bumi

Produksi Gas Bumi & Minyak Bumi di Sidoarjo, Tahun 2008-2015

Tahun (Ribu Mmbtu) Gas Bumi Minyak Bumi (Barel)

2008 3.828 3.548 2009 3.869 3.425 2010 2.822 4.144 2011 2.102 3.548 2012 2.220 3.005 2013 1.957 3.077 2014 1.722 11.423 2015 1.561 4.867

Sumber Data : Ditjen Migas, Kementrian ESDM

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Gas Bumi (Rb Mmbtu)

Minyak Bumi (Barel)

Sumber Data : Ditjen Migas, Kementrian ESDM Produksi Gas Bumi & Minyak Bumi

di Sidoarjo, Tahun 2009-2015

(25)

21 21 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

12

Dari seluruh jenis industri besar/sedang di Sidoarjo yang berjumlah 857 perusahaan, pada tahun 2015 telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 154.369 orang. Jenis perusahaan yang terbanyak yaitu : industri makanan/minuman dan tembakau yang berjumlah 305 perusahaan. Berikutnya adalah industri pupuk/kimia/karet/ plastik sebanyak 155 perusahaan. Sedangkan 8 jenis industri B/S yang lain berjumlah masing- masing tidak lebih dari 100 perusahaan.

Dari beberapa jenis perusahaan, industri kertas dan logam diketahui mampu menyerap tenaga kerja (TK) terbanyak. Dengan jumlah perusahaan 58 unit, industri kertas mampu menyerap TK sebanyak 21.275 (367 pekerja per perusahaan). Sedangkan industri logam dengan 71 perusahaan, secara rata-rata mampu menyerap 365 pekerja per perusahaan. Sebaliknya, industri kayu non furnitur tergolong jenis perusahaan yang penyerapan tenaga kerjanya paling sedikit (111 orang/perusahaan).

Peranan sektor industri dalam perekonomian Sidoarjo mencapai 47 persen

Dari total perusahaan industri besar/sedang di Sidoarjo (857 unit), sebanyak 36 persen nya merupakan industri makanan/minuman/tembakau.

Jml. Perush. Industri Besar/Sedang, 2015

Jenis Industri B/S Jml %

97,46

 Maknan/minumn/tembakau 305 35,6

 Tekstil/brg dr kulit/alas kaki 96 11,2

 Barang dr kayu non

furniture 25 2,9

 Kertas & brg cetakan 58 6,7

 Pupuk/kimia/karet/plastik 155 18,1

 Semen/ brg galian non

logam 27 3,2

 Logam dasar/brg dr logam 71 8,3

 Mesin/alat

angkutn/sparepart 54 6,3

 Industri furniture 51 6,0

 Industri Lainnya 15 1,7

JUMLAH : 857 100

Sumber Data : BPS, Survei Industri B/S, 2014

TENAGA KERJA TERSERAP PER JENIS INDUSTRI BESAR/SEDANG TH. 2015 (%)

Sumber Data : BPS, Survei Industri B/S, Th. 2015

Tahukah Anda?

Secara rata-2 per perusahaan, industri kayu non furnitur & industri makanan merupakan jenis perusahaan yang menyerap tenaga kerja terendah

(26)

13

Data dari PT. PLN menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat akan listrik setiap tahun terus bertambah, baik dari jumlah konsumennya maupun tingkat pemakaian listriknya (KWH). Banyaknya pengajuan sambungan baru, setiap tahun juga terus bertambah.

Pada Tahun 2005, jumlah pelanggan listrik tercatat masih 295,6 ribu konsumen dan setiap tahun meningkat terus hingga mencapai 333,8 ribu konsumen (2009) dan 470,2 ribu konsumen (Tahun 2015). Begitu pula kebutuhan listriknya yang meningkat terus, dari 1.327 Juta KWH (Tahun 2005) menjadi 1.638 Juta KWH (2009) dan 2.797 Juta KWH (Th. 2015). Jika produksi (pasokan) listrik tidak bisa mengimbangi kebutuhan konsumsi listrik masyarakat yang terus meningkat, beberapa tahun ke depan dikhawatirkan akan terjadi krisis energi listrik.

Pada Tahun 2008, pengajuan pemasangan baru sebanyak 10.699 unit dan terealisasi sebanyak 10.143 unit (95%). Namun pengajuan pemasangan baru tersebut meningkat lebih dari tiga kali lipat pada Tahun 2015, menjadi 36.438 unit, sementara realisasinya baru mencapai 83 persen (30.252 unit).

Statistik Listrik di Sidoarjo

Uraian 2013 2014 2015 Pelanggan (000) 417,1 446,6 470,2 Daya Terpasang (Juta KVA) 1.204 1.322 1.391 Listrik Tersalur (Juta Kwh) 2.804 2.785 2.797 Output (Milyar rupiah) 2.238 2.611 3.022 Pasang Baru : Pengajuan 28.601 34.642 36.438 Realisasi 21.862 23.060 30.252

Sumber Data : PT (Persero) PLN Sidoarjo

Jumlah konsumen listrik Tahun 2015 mencapai 470 ribu pelanggan

Jumlah pelanggan listrik, rata-rata mengalami peningkatan sebesar 4-6 persen per tahun. Kebutuhan listriknya (kwh), relatif stabil dibanding tahun sebelumnya.

Jumlah Pelanggan dan Jumlah Listrik Tersalur

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 2011 2012 2013 2014 2015 Jml. Pelanggan (Ribu)

Listrik Tersalur (Juta Kwh)

Sumber Data : PT (Persero) PLN Sidoarjo

(27)

23 23 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

14

Di bidang penyediaan air bersih, Tahun 2015 PDAM Sidoarjo telah menginvestasikan modal senilai 28,1 milyar rupiah untuk memperluas jaringan instalasinya, guna lebih banyak menjang kau kebutuhan konsumen. Dibanding total rumah tangga se Kabupaten Sidoarjo (563 ribu), jumlah konsumen yang dilayani oleh PDAM memang baru mencapai 12 % (Susenas 2015). Namun demikian, jumlah konsumen yang dijangkau PDAM, setiap tahun terus bertambah. Akibat perluasan jari- ngan, dari Tahun 2007-2015 tercatat telah ter- jadi penambahan sekitar 56,9 ribu pelanggan.

Sementara itu, akibat pertambahan jumlah pelanggan, juga terjadi kenaikan jumlah pema-kaian air bersih setiap tahunnya. Pada 5 tahun terakhir telah terjadi penambahan pemakaian air bersih, mulai 19,2 Juta M3 (Th. 2007) menjadi 22,9 Juta M3 (Th. 2010) dan 28,9 Juta M3 pada Tahun 2015. Jadi selama Periode 2007-2015 telah terjadi pertambahan konsumsi air bersih sebanyak 9,9 Juta M3.

Pemakaian air bersih PDAM mencapai 28,9 Juta M³

Jumlah pelanggan air PDAM Tahun 2015 sebanyak 133,2 ribu pelanggan. Dari total 563 ribu rumahtangga di Sidoarjo, masih banyak yang belum terjangkau air bersih

Statistik Air Minum di Sidoarjo

Uraian 2013 2014 2015 PDAM Sidoarjo : Jml. Pelanggan (Rb) 109,2 119,1 133,2 Produksi Air (Jt-M3) 36,4 39,2 41,4 Air Tersalur (Jt-M3) 26,1 26,9 28,9 Air Hilang (Jt-M3) 10,3 12,3 12,5 Output (Rp Milyar) 137,2 174,8 196,5 Sumber Data : PDAM Sidoarjo

Statistik Air Minum Di Sidoarjo

0 50 100 150 200 250 2011 2012 2013 2014 2015 Jml. Pelanggan (Rb) Produksi Air (Jt-M3) Air Tersalur (Jt-M3) Output (Rp Milyar)

Sumber Data : PDAM Sidoarjo

Tahukah Anda?

Jumlah rumahtangga pemakai air bersih PDAM di Sidoarjo baru mencapai 12 persen (Hasil SUSENAS 2015)

(28)

15

Jumlah hotel di Sidoarjo pada Tahun 2014 tercatat sebanyak 74 hotel, dengan klasifikasi 5 hotel berbintang dan 69 hotel non bintang. Dibanding 4 tahun sebelumnya, terdapat 32 hotel baru (30 hotel non bintang dan 2 hotel bintang). Seluruh hotel di Sidoarjo berada di 4 kecamatan yaitu : Kecamatan Sedati (26 hotel), Kec. Waru (32 hotel), Kec. Gedangan (6 hotel) dan Kec. Sidoarjo (10 hotel). Hotel-hotel di Kec. Sedati dan Kec. Gedangan menyediakan jasa akomodasi untuk melayani akses terdekat ke Bandara Juanda. Sementara hotel-hotel di Kecamatan Waru berlokasi dekat dengan bandara maupun Terminal bus Purabaya.

Prospek usaha hotel di Sidoarjo bisa dilihat dari stabilnya jumlah tamu yang menginap di hotel setiap tahunnya. Selama 2010, jumlah tamu sebanyak 173.826 tamu. Angka tersebut sedikit menurun pada Tahun 2015 menjadi 155.782 tamu. Dari jumlah tamu hotel selama Tahun 2015, sebanyak kurang dari 1 persennya (1.165 orang) adalah tamu WNA yang sekitar 93% nya menginap di hotel berbintang.

Dari sisi output, Selama 2015 sub sektor hotel telah menghasilkan output Rp 125 milyar, atau naik hamp1r 2 kali lipat dibanding Th. 2010.

Tahun 2015, perhotelan telah memberikan nilai tambah Rp 90,1 milyar

Jumlah tamu yang menginap di seluruh hotel di Sidoarjo selama Tahun 2014 mencapai 341.738 tamu, atau meningkat lebih dari satu setengah kali lipat dibanding Tahun 2012

Uraian 2010 2015 97,46 Jumlah Hotel : 42 74  Bintang 4 5  Non Bintang 46 69 Jumlah Kamar 1.158 1.959 Jumlah Tamu : 173.190 155.782  WNI 169.959 154.617  WNA 3.231 1.165 Jumlah Pekerja 707 922

Total Output (Rp Juta) 64,8 125,1 Sumber Data : BPS Sidoarjo, Survei Hotel (VHT-L)

Statistik Hotel di Sidoarjo Th. 2012 & 2015

Tamu Hotel di Sidoarjo (%)

97% 98% 98% 99% 99% 100% 100% 2010 2015 Mancanegara Domestik

Sumber Data : BPS, Survei Hotel (VHT-L)

(29)

25 25 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

16

Total kredit perbankan di Sidoarjo Tahun 2015 untuk seluruh sektor usaha mencapai 29,7 triliyun rupiah atau sedikit meningkat dibanding tahun sebelumnya (Rp 24,5 T). Dari total kredit di sektor usaha tersebut, sebesar 23,1% nya di-kucurkan di sektor perdagangan. Total kredit perbankan di sektor ini juga merupakan yang terbesar ke dua setelah sektor industri dalam 5 tahun terakhir. Penanaman modal yang terus menerus lebih dari Rp 3 triliyun/tahun tersebut juga telah memicu pertumbuhan di sub sektor perdagangan & restoran, masing-masing lebih dari 6,25% selama 5 tahun terakhir dengan kon-tribusi terhadap perekonomian mencapai 20%.

Subsektor perdagangan/restoran mencatat keberadaan jumlah usaha sekitar 152 ribu unit yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 253,4 ribu orang. Seluruh unit usaha tersebut mampu menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 28,4 triliyun. Dibanding tahun sebelumnya, sektor ini mampu menunjukan trend positif sepanjang 5 tahun terakhir. Bahkan ketika mulai Tahun 2006 wilayah ini sedang dilanda krisis, khususnya di sektor industri, sektor ini mampu menjadi penyelamat dengan menampung tenaga kerja ter PHK untuk memasuki sektor informal.

Tahun 2015, sektor perdagangan tumbuh 6,28 persen

Total kredit perbankan yang dikucurkan untuk sektor perdagangan di Sidoarjo mencapai 6,9 triliyun rupiah, atau sebesar 23,1% dari total kredit di sektor usaha

Statistik Perdagangan di Sidoarjo

Uraian 2013 2014 2015

Perdagangan-Restoran :

- Jml. Unit Usaha (000) 119,2 130,2 151,9 - Jml. Tng. Kerja (000) 201,1 217,2 253,4

- Nilai Tambah (Rp Triliun) 22,74 24,96 28,40

Kredit perbankan di Sektor

Perdagangan & Restoran :

Total Kredit (Rp milyar) 4.340 5.901 6.866

 Kredit sektor perdag. (%) 21,6 23,5 23,1 Sumber Data : BPS &, Bank Indonesia

Keterangan : Data ekspor 2012 tidak tersedia

Kredit Perbankan & Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto di Sektor Perdagangan

0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 2013 2014 2015

Nilai Tambah (Rp Triliyun)

Total kredit seluruh sektor (Rp Triliyun) Kredit sektor perdagangan (Rp Triliyun)

Sumber Data : BPS, Bank Indonesia

http://sidoarjokab.bps.go.id

(30)

17

Kondisi jalan sebagai sarana penunjang transportasi memiliki peran yang sangat penting, utamanya pada transportasi darat. Sampai dengan Tahun 2015, pemerintah telah memba-ngun jalan negara (68,27 km), jalan propinsi (31,02 km) dan jalan kabupaten (1.411,84 km). Dari keseluruhan panjang jalan yang berada di wilayah Kabupaten Sidoarjo, sekitar 91,5 % dalam kondisi layak pakai. Dibanding tahun 2014, kondisi tersebut sedikit menurun.

Di bidang angkutan darat (khususnya bus), data di Terminal Utama Bungurasih menunjukkan bahwa tidak terdapat lonjakan/penurunan jumlah penumpang yg signifikan selama 5 tahun terakhir. Peningkatan dan penurunan masih relatif stabil pada kisaran 3-8 persen. Ini sedikit memberi gambaran bahwa pengguna kendaraan tersebut mayoritas adalah penumpang reguler/komuter.

Di sisi lain, data Dinas Perhubungan juga menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah kepemilikan sepeda motor yang sangat signifikan, mulai Tahun 2008 hingga Tahun 2015. Pada Tahun 2008, jumlah sepeda motor di Sidoarjo tercatat 533,7 ribu unit; namun enam tahun kemudian (20145 jumlah ini meningkat lebih dari 2 kali lipat menjadi 1.089,3 ribu unit.

Data Tahun 2010-2015 menunjukkan jumlah penumpang bus relatif stabil Tidak terdapat lonjakan signifikan jumlah penumpang bus di Terminal Bungurasih

dalam 4 tahun terakhir. Kenaikan dan penurunan jumlah penumpang masih berkisar antara 3-8 persen

Jumlah Mobil Pribadi, Sepeda Motor dan Truk/PickUp (Ribu)

0 200 400 600 800 1.000 1.200 2011 2012 2013 2014 2015 Sepeda Motor Mobil barang Mobil penumpang Sumber Data : Dinas Perhubungan

Statistik Transportasi Darat di Sidoarjo

Uraian 2013 2014 2015 Kondisi Jalan : Baik/Sedang (%) 63,2 94,3 91,5 Rusak (%) 36,8 5,7 8,5 Jumlah Kendaraan Bermotor (Unit) : Mobil Penumpang (Rb) 88,4 99,9 115,2

Mobil Barang (Ribu) 28,9 32,7 37,4

Bus 1.466 1.668 1.869

Jml. Penumpang Bus

di Terminal (Juta org) 12,3 11,4 11,6

Jml. Sepeda Motor

(Ribu Unit) 839,7 945,8 1.089,3

Sumber Data : Dinas Perhubungan Kab. Sidoarjo

(31)

27 27 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

17

Penggunaan transportasi udara selama kurun 2007-2013 mengalami peningkatan yang relatif tinggi (rata2 12% pertahun). Namun pada Tahun 2014-2015 dominasi sub sektor ini terhenti dengan mengalami penurunan -2%/tahun. Jumlah penumpang berangkat melalui Bandara Juanda tercatat meningkat lebih dari 2 kali lipat selama 2007-2013 dan sedikit menurun menjadi 7,88 jt orang (2014) dan 7,66 jt orang (2015). Kenaikan jumlah penumpang udara yang signifikan pada kurun 2007-2013 disebabkan oleh makin kompetitifnya tarif pesawat udara & membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Dilihat peranannya dalam perekonomian, Sektor Angkutan telah memberikan kontribusi nilai tambah sebesar 11,7% dengan nilai 17,1 triliyun. Dari total kontribusi tersebut, ternyata 88,1 persen nya disumbang oleh angkutan udara.

Pada Angkutan Kereta Api (KA), terdapat peningkatan jumlah penumpang selama kurun 2014-2015, yaitu masing-masing meningkat 10% dan 16%, setelah pada 3 tahun sebelumnya terus terjadi penurunan jumlah penumpang di Stasiun Sidoarjo, dari 684,6 ribu orang (2010) menjadi 381,1 ribu orang (2013). Jumlah penumpang KA meningkat kembali pada Tahun 2014 dan 2015.

Statistik Angkutan Udara & Kereta Api

Uraian 2013 2014 2015 Angkutan Udara : Pesawat Brgkat (Rb) 67,6 68,0 67,6 Pesawt Datang (Rb) 67,5 68,1 61,4 Penumpang Brgkat (Rb) 7.964 7.877 7.657 Penumpang Datang (Rb) 8.781 9.407 8.583 Brg dimuat (Jt-ton) 131,1 117,7 118,4 Brg dibongkar (Jt-ton) 105,2 106,1 100,2 Kereta Api : Penumpang Brgkat (000)* 381,1 420,5 489,9 Barang dimuat (Rb Ton)* 2,1 2,3 2,5 Sumber Data : PT. Angkasa Pura & PT. KAI

Penumpang Pesawat Yang Berangkat dan Tiba di Bandara Juanda (Juta Orang)

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0 2011 2012 2013 2014 2015

Penumpang Berangkat Penumpang Datang

Sumber Data : PT (Persero) Angkasa Pura I

Sebanyak 7,7 juta orang telah menggunakan jasa transportasi udara

Dari 11,7 persen kontribusi sektor transportasi dalam pembentukan perekonomian di Sidoarjo, sebanyak 88,1 persennya disumbang oleh angkutan udara

Tahukah Anda?

Selama kurun 2007-2013, jumlah penumpang pesawat yang melalui bandara Juanda, telah meningkat hampir 2 kali lipat

(32)

28 Statistik Daerah Kabupaten Sidoarjo 2016

18

Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa selama Tahun 2015, jumlah kredit perbankan di Sidoarjo yang disalurkan kepada masyarakat/ badan usaha mencapai 40,5 triliyun rupiah lebih. Jika dibandingkan kondisi 5 tahun sebelumnya, berarti terdapat kenaikan rata-rata penyaluran kredit sekitar 10,6 persen pertahunnya. Namun demikian, kenaikan jumlah kredit sekitar 50 persen dalam 5 tahun terakhir (10,6% pertahun), ternyata tidak berbanding lurus dengan perkembangan jumlah dana simpanan (rata-rata naik 9,7% per tahun) dalam periode yang sama.

Di bidang perkoperasian, saat ini jumlah koperasi yang tercatat di Disperindagkop adalah sejumlah 1.313 unit (Tahun 2015), dengan rincian 19 unit adalah koperasi KUD dan 1.294 unit adalah koperasi non KUD. Pada periode 2007-2015, terdapat kenaikan jumlah koperasi rata-rata 9,2 persen per tahunnya. Peningkatan jumlah koperasi ini juga diikuti peningkatan volume usaha yang signifikan. Jika pada Tahun 2007, volume usaha koperasi tercatat masih Rp 494,4 milyar, maka pada tahun 2015 nilainya meningkat menjadi Rp 767,5 milyar atau rata-rata per tahunnya meningkat sekitar 9,2 persen.

Kredit Perbankan dan Investasi (Triliyun Rupiah) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2011 2012 2013 2014 2015 Kredit Perbankan Investasi

Sumber Data : BI, Badan Perijinan (BPPT)

Total kredit perbankan selama 5 tahun terakhir meningkat 2 kali lipat

Disamping jumlah koperasi yang terus tumbuh selama 4 tahun terakhir, volume

usahanya juga berhasil meningkat rata-rata 10,3 persen per tahun

Statistik Keuangan dan Investasi

Uraian 2013 2014 2015

Perbankan :

* Dana simpanan (Rp trilyn) 13,6 15,6 18,3 * Jml. Kredit (Rp trilyun) 30,8 34,8 40,5

Koperasi :

* Jml. Koperasi 1.316 1.266 1.313

* Jml. Anggota (Ribu) 293 320 347 * Vol. Usaha (Rp milyar) 704,3 731,8 767,5 Pajak Bumi Bangunan :

* Nilai (Rp milyar) 147,2 157,7 158,6

Investasi (Rp milyar) 13.383 14.076 16.634

Sumber Data : BI, Disperindagkop, BPPT.

Referensi

Dokumen terkait

Meujipeugah teuk: loon tuan ka uloon tuan |ak ulua nag groe. tapi bak nanggroe nyan uloon tuan jak meukeumakmuran that, péng pih mudah that. Peue peuncaharian kah? Macam disidch

Oleh karena itu, penelitian mengenai penentuan umur masak optimal tandan buah kelapa sawit untuk memperoleh benih bervigor tinggi (mutu maksimal) sangat

Indomining mengakibatkan terbentuk lahan bekas penambangan yang kondisinya sangat berbeda dengan keadaan sebelumnya, dimana di lahan bekas penambangan tersebut

Hal tersebut menunjukan adanya pengaruh jus melon terhadap hipertensi pada lansia di desa tiron wilayah kerja puskesmas tiron kabupaten Kediri Identifikasi tekanan darah

Manajemen sering diartikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain atau sekelompok orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola

Ukuran yang telah ditetapkan untuk purse seine bertali kerut dengan alat bantu penangkapan ikan (rumpon atau cahaya) dan ikan target tongkol atau cakalang memiliki panjang

Peran serta masyarakat dan partisipasinya dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan desa dari seluruh aspeknya, tidak akan dapat berjalan secara maksimal, bilamana

Observasi dilakukan di PT Global Bangun Mandiri untuk pengambilan data yang diperlukan untuk perancangan media desain sebagai penunjang informasi dan promosi melalui