• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA

DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Maju mundurnya suatu instansi/perusahaan sangat bergantung pada cara pengelolaan manajemen yang diterapkan. Sedangkan akuntansi merupakan alat penting bagi pihak instansi/perusahaan untuk melaksanakan beberapa tahapan dari mekanisme sistem informasi. Informasi sangat penting bagi manajemen baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pengendalian.

Secara umum dapat dikatakan bahwa informasi yang objektif akan mendukung efisiensi. Demikian pula informasi akuntansi, apabila disajikan dengan bertolak pada sistem yang andal tentu akan menghasilkan informasi yang objektif. Oleh karena itu, penugasan penyusunan sistem informasi akuntansi hendaknya selalu dilaksanakan dengan satu tujuan, yaitu agar informasi yang dihasilkan adalah informasi yang objektif sehingga dapat digunakan dalam mengambil keputusan yang tepat.

Sistem Informasi Akuntansi memiliki pengertian masing-masing yang terdiri dari tiga elemen kata yaitu : sistem, informasi, dan akuntansi. Dimana setiap kata memiliki arti sendiri, dan apabila ketiga elemen kata tersebut

(2)

kata tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

Menurut Nugroho Widjajanto (2001 : 2) “Sistem adalah sesuatu yang memilki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output”. Pada dasarnya sesuatu dapat disebut sistem apabila memenuhi dua syarat.

Pertama, adalah memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bagian-bagian itu disebut dengan subsistem. Agar sistem dapat berfungsi secara efisien dan efektif, subsistem-subsistem atau prosedur-prosedur itu harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Interaksi ini bisa tercapai terutama melalui komunikasi informasi yang relevan antarsubsistem. Namun demikian, biasanya antara satu subsistem dengan subsistem lainnya tidak dapat dilihat garis pemisahnya secara tegas, karena interaksi yang terjalin antarsubsistem itu demikian kuatnya dan acapkali saling bertumpang-tindih.

Sistem akuntansi misalnya yang terdiri dari subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi biaya, subsistem akuntansi penggajian dan sebagainya. Selanjutnya sistem penjualan terdiri dari subsistem pelayanan pesanan, subsistem penagihan, dan subsistem penerimaan kas dari piutang. Subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak berdiri lepas sendiri-sendiri, melainkan saling berinteraksi serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan terpadu sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Pada sistem akuntansi tujuan tersebut antara lain adalah menyajikan laporan akuntansi keuangan dan laporan akuntansi

(3)

manajemen. Subsistem adalah bagian dari sistem, dan interaksi yang berkaitan sehingga dicapai suatu kesatuan atau terintegrasi.

Kedua, adalah bahwa suatu sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. Input merupakan penggerak atau pemberi tenaga di mana sistem itu dioperasikan. Proses adalah aktivitas yang mengubah output menjadi input. Sedangkan output adalah hasil operasi. Dalam pengertian sederhana, output berarti yang menjadi tujuan, sasaran, atau target pengorganisasian suatu sistem.

Seperti sumber daya bisnis lainnya, bahan mentah, modal, dan tenaga kerja, informasi merupakan sumber daya vital bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut James A. Hall (2001 : 4) “Informasi adalah salah satu sumber daya bisnis”.

Dalam mentransformasi data menjadi informasi dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan atau Capturing adalah mengumpulkan data melakukan pemeriksaan keterangan yang ada, apakah itu data atau fakta.

2. Memilah atau verfying adalah memilah data atau fakta yang dikumpulkan tersebut benar atau hanya direka-reka saja.

3. Pengelompokkan atau Pengelompokkan atau Classifying adalah mengelompokkan data yang telah ada sesuai dengan yang dibutuhkan.. 4. Penyeleksian atau Sorting adalah menempatkan unsur data ke dalam

urutan data yang disesuaikan dengan kebutuhan si pemakai.

(4)

dikelompokkan menjadi laporan data menjadi bentuk matematis atau angka.

6. Perhitungan atau Calculating adakah memberikan nilai kepada data-data yang ada.

7. Penyimpanan atau Storing adalah menempatkan data pada alat-alat penyimpanan yang dapat dilihat kembali pada saat diperlukan.

8. Pengambilan kembali atau Retriving adalah pengambilan keterangan kembali dari arsip bila informasi tersebut masih layak guna untuk dipakai sebagai informasi.

9. Memperbanyak atau Reproducing adalah menciptakan kembali atau memperbanyak informasi yang ada dengan fotocopy atau magnetic disk agar data asli tidak rusak.

10. Mengkomunikasikan atau Communicating adalah menyebarkan informasi yang tersimpan kepada si pemakai informasi tersebut.

Informasi sangat berguna bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan, informasi yang berguna harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Akurat, Informasi harus terbebas dari adanya kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan para penggunanya.

2. Relevan, Informasi yang relevan harus memberikan arti dan mempunyai manfaat dengan bisa meningkatkan nilai dari suatu kepastian atau mengurangi ketidakpastian.

(5)

dibutuhkan dan informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat karena dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan . 4. Lengkap (Complete), Informasi yang disajikan harus lengkap, termasuk

didalamnya semua data yang relevan.

5. Dimengerti (Understandable), Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh si pembuat keputusan.

6. Verifiable, Informasi yang dihasilkan tidak bias, menyebabkan perbedaan dalam memahaminya.

7. Accessible, Informasi dikatakan accessible bila tersedia pada saat diperlukan dalam format yang sesuai dengan kepentingannya.

Dalam hal ini sistem informasi dapat didefinisikan sesuatu yang bermanfaat atau berguna seperti sekumpulan eleman-elemen/ sumber daya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi untuk orang-orang tertentu yang dapat membantu dalam hal pengambilan keputusan.

Akuntansi dan sistem informasi sangat berkaitan erat. Menurut Henry Simamora (2000 : 4) “Akuntansi (accounting) adalah proses pengidentifikasian, pencatatan dan pengkomunikasian kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi (perusahaan ataupun bukan perusahaan) kepada para pemakai informasi yang berkepentingan”.

Sedangkan menurut Nugroho Widjajanto (2001 : 4) “Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya,

(6)

mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen”.

Dari uraian diatas maka pengertian Sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atau pemakainya.

Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari tiga subsistem utama: 1. Sistem Pemrosesan Transaksi-SPT (Transaction Processing System)

Mendukung operasi bisnis setiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai seluruh organisasi.

2. Sistem Pelaporan Buku Besar/Keuangan-SPBB (General Ledger/Financial Reporting System)

Menghasilkan laporan keuangan tradisional seperti laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, pengembalian pajak, dan laporan-laporan lainnya yang ditetapkan oleh hukum.

3. Sistem Pelaporan Manajemen-SPM (Management Reporting System) Menyediakan manajemen internal dengan laporan keuangan dengan tujuan-khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan varian, dan laporan pertanggungjawaban.

Apabila dikaitkan dengan pengertian sistem yang memiliki alur input-proses-output, sistem informasi akuntansi memiliki alur, alur sistem informasi akuntansi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

(7)

1. Daur operasional, yang merupakan daur dari mulai terjadinya transaksi atau kejadian-kejadian ekonomis sampai terekamnya transaksi tersebut ke dalam bentuk dokumen-dokumen (source documents). Daur operasional ini pada umumnya terbagi ke dalam empat daur atau subsistem:

- Daur atau subsistem pendapatan (revenue cycle) yang mencakup kegiatan penjualan barang atau jasa yang merupakan faktor output atau produk perusahaan.

- Daur atau subsistem pengeluaran (expenditure cycle) yang mencakup kegiatan pengadaan bahan baku, barang dagangan, bahan pembantu, serta biaya faktor input lainnya.

- Daur atau subsistem produksi (production cycle) yang mencakup kegiatan manufaktur yang mengubah bahan baku menjadi produk. - Daur atau subsistem keuangan (finance cycle) yang mencakup

kegiatan peneriman dan pengeluaran uang sebagai akibat dari daur pendapatan, pengeluaran, dan produksi.

2. Daur penyusunan laporan, yaitu daur yang mengubah dokumen-dokumen hasil rekaman transaksi yan berasal dari daur operasioanal menjadi laporan, baik dalam bentuk laporan keuangan untuk pihak eksternal maupun laporan manajemen yang ditujukan untuk pihak internal instansi/perusahaan (manajemen).

(8)

Gambar III.1

Alur Sistem Informasi Akuntansi

Sumber data: Sistem Informasi Akuntansi (Widjajanto Nugroho, Erlangga)

Kejadian Ekonomis Processing Transaksi Dokumen bukti Jurnal (Buku) Buku Besar DAUR OPERASIONAL DAUR PENYUSUNAN Laporan Eksternal Laporan Internal Buku Pembantu (Subsidiary Transaksi Bisnis Revenue Cycle Expenditure Cycle Production Cycle Finance Cycle Faktur Kuitansi

Bukti Kas Keluar

Order Pembelian

(9)

B. Pengertian Akuntansi dan Manajemen 1. Pengertian Akuntansi

Akuntansi memegang peranan penting dalam suatu instansi/perusahaan, terutama dalam membantu proses pengambilan keputusan didalam instansi/perusahaan, selain itu akuntansi juga menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk operasi instansi/perusahaan serta memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik internal maupun eksternal untuk mengetahui kinerja ekonomi dana kondisi instansi/perusahaan tersebut. Sistem akuntansi mencatat data ekonomi mengenai kegiatan instansi/perusahaan dan hal-hal yang terjadi pada instansi/perusahaan, yang hasilnya dilaporkan pada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan informasi mereka.

Dari Uraian diatas dapat diketahui beberapa definisi akuntansi adalah menurut Warren, Reeve, Fees (2008 : 10) “Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.

Pengertian Akuntansi, menurut Horngren, Harrison, Bamber (2006 : 4) “Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses informasi menjadi laporan keuangan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pembuat pengambil keputusan”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang secara akurat, relevan, serta dapat dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

(10)

Akuntansi merupakan fungsi jasa. Akuntansi adalah aktivitas yang dirancang untuk menghimpun, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi keuangan kepada beragam pengambil keputusan, seperti kreditor, investor dan manajer. Akuntansi melibatkan sistem konsep dan prosedur yang mengorganisasikan dan meringkas kegiatan-kegiatan ekonomi entitas.

Berikut beberapa tujuan akuntansi dalam memasok informasi : - Mengalokasikan sumber-sumber daya langka masyarakat.

- Mengelola dan mengarahkan sumber-sumber daya di dalam instansi/perusahaan.

- Melaporkan pertanggungjawaban sumber-sumber daya yang dikendalikan oleh individu maupun organisasi.

Para pembuat keputusan membutuhkan informasi. Semakin penting keputusan tersebut, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi yan relevan. Catatan-catan akuntansi diperlukan untuk membantu pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya, para pemakai laporan keuangan dapat dibagi ke dalam dua golongan:

1. Para pemakai internal (Internal User)

Para pemakai internal (Internal User) adalah manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Muatan dari laporan keuangan yang disusun bagi golongan pemakai ini memeparkan rincian yang lebih banyak daripada laporan keuangan yang disediakan bagi masyarakat umum. Manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk

(11)

menetapkan sasaran-sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut, dan mengambil tindakan korektif manakala dibutuhkan. Berbeda dari para pemakai eksternal, yang terutama memakai informasi laporan keuangan dalam proses keputusan mereka, para pemakai internal ini dapat meminta jenis informasi apapun yang mereka butuhkan, yang mampu disediakan oleh sistem akuntansi, untuk membuat keputusan-keputusan atas operasi-operasi internal perusahaan.

2. Para Pemakai Eksternal (Eksternal User)

Para Pemakai Eksternal (Eksternal User) informasi keuangan adalah pihak-pihak luar perusahaan. Pemakai-pemakai eksternal ini biasanya terdiri atas beberapa pihak.

a. Pemilik perusahaan b. Karyawan c. Investor d. Kreditor e. Badan pemerintah f. Organisasi nirlaba g. Masyarakat 2. Pengertian Manajemen

Dunia kerja mengasumsikan bahwa tujuan menajemen adalah mengendalikan dan membatasi orang, menegakkan aturan, dan regulasi, mancapai stabilitas dan efisiensi, merancang hierarki atas-bawah untuk

(12)

mengarahkan orang, serta mencapai hasil akhir.

Manajemen sering diartikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain atau sekelompok orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola kegiatan instansi/perusahaan dan harus mempertanggungjawabkan hasil kerjanya, pengertian ini mengundang perhatian itu, pada kenyataan bahwa manajer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan tersebut. Akan tetapi masih banyak pengertian yang dapat diterima secara universal. Manajemen merupakan pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja. Manajemen instansi/perusahaan merupakan sekelompok orang yang memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk mengelola kegiatan instansi/perusahaan dan harus mempertanggungjawabkan hasil kerjanya.

Menurut Richard L. Daft (2007 : 6 ) “Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan cara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian organisasi”.

Sedangkan menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2010 : 7) “Manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efektif dan efisien”.

Dari beberapa definisi tersebut terlihat bahwa pekerja manajemen merupakan suatu proses yaitu proses dengan cara sistematis dalam melakukan

(13)

pekerjaan, yang melibatkan koordinasi atas pekerjaan suatu kelompok dari departemen/bagian tertentu di dalam instansi/perusahaan dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada dengan keahlian dan keterampilannya untuk mencapai tujuan instansi/perusahaan tersebut. Adapun fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan untuk mencapai tujuan instansi/perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan (Planning) berarti menetukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa depan serta memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian mencapai tujuannya. Pengorganisasian (Organizing) meliputi penentuan dan pengelompokan tugas ke dalam departemen, penentuan otoritas, serta alokasi sumber daya di antara organisasi.

c. Kepemimpinan (Leading)

Kepemimpinan (Leading) merupakan penggunaan pengaruh untuk memberikan motivasi kepada karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Memimpin berarti menciptakan budaya dan nilai bersama, mengomunikasikan tujuan kepada karyawan di seluruh organisasi, dan memberikan masukan kepada karyawan agar memiliki kinerja dengan tingkat yang lebih tinggi.

(14)

d. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian (Controlling) berarti mengawasi aktivitas karyawan, menetukan apakah organisasi dapat memenuhi target tujuannya, dan melakukan koreksi apabila diperlukan. Manajer harus memastikan bahwa organisasi bergerak untuk mencapai tujuan instansi/perusahaan tersebut. Manajer dapat diklasifikasikan menurut tingkat organisasi, menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2010 : 6) yaitu :

a. Manajer Lini Pertama (First-Line Manager)

Manajer lini pertama berada di jenjang terbawah manajemen yang mengelola pekerjaan para karyawan non-manajerial dan biasanya terlibat secara langsung atau tidak langsung di dalam aktivitas, memproduksi barang-barang atau jasa untuk para pelanggan instansi atau perusahaan. Para manajer ini sering disebut kepala atau pimpinan (leader).

b. Manajer Tingkat Menengah (Middle Manager)

Para manajer yang menduduki posisi di antara jenjang terbawah dan jenjang teratas organisasi, yang mengelola pekerjaan para manajer lini pertama. Misalnya, kepala bagian yang membawahi beberapa kepala seksi.

c. Manajer Puncak (Top Manager)

Para manajer yang berada di dekat atau pada jenjang tertinggi di dalam struktur organisasi, yang bertanggung jawab atas pengambilan-pengambilan keputusan yang mempengaruhi seluruh organisasi dan menetapkan sasaran-sasaran dan rencana kerja bagi instansi atau

(15)

perusahaan. Misalnya, direktur, kepala divisi, presiden, dan kepala bagian.

Seorang manajer wajib memiliki untuk mengelola departemennya atau sebuah organisasi perusahaan, menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2010 : 13) yaitu:

1. Keahlian Teknis (Technical Skills)

Keahlian teknis adalah pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan sebuah pekerjaan yang spesifik, yang diperlukan untuk dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. 2. Keahlian Hubungan Antar-Manusia (Human Skills)

Keahlian hubungan antar-manusia adalah melibatkan kemapuan untuk bekerja sama dengan orang lain, baik secara individual maupun di dalam kelompok.

3. Keahlian Konseptual (Conceptual Skills)

Keahlian konseptual adalah kemampuan berpikir dan memahami hal-hal yang bersifat abstrak dan kompleks.

Jadi Sistem Informasi Akuntansi hanya menerima data ekonomi yang dihasilkan oleh transaksi eksternal atau operasi internal, jelas bahwa akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi secara akurat serta dapat dipercaya oleh seluruh pihak-pihak yang berkepentingan, jika akuntansi merupakan penghasil dari informasi maka yang menjadi bahan bakunya adalah data yang bersangkutan dengan kegiatan akuntansi itu sendiri.

(16)

C. Tipe-tipe Keputusan

Tipe-tipe keputusan pada setiap tingkatan manajemen instansi/perusahaan menggambarkan perencanaan dan pengendalian baik yang menyangkut operasioanl sehari-hari instansi/perusahaan maupun hubungannya dengan sumber daya manusia dalam instansi/perusahaan untuk mencapai efesiensi. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang diambil untuk menghindari

dampak negatif yang mungkin timbul dari masalah. Adapun tipe-tipe keputusan yaitu :

1. Keputusan Terprogram (Programmed Decisions)

Meliputi situasi yang timbul cukup sering untuk membuat aturan pengambilan keputusan dikembangkan dan diaplikasikan di masa depan. Keputusan terprogram dibuat sebagai respons terhadap permasalahan yang timbul organisasi.

2. Keputusan Tidak Terprogram (NonProgrammed Decisions)

Diambil sebagai respons dari situasi yang unik, tidak terjelaskan dengan baik dan sebagian besar tidak terstruktur, dan memiliki konsekuensi penting bagi organisasi. Banyak keputusan tidak terprogram melibatkan perencanaan strategis, karena ketidakpastiannya tinggi dan keputusan bersifat kompleks.

D. Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan rasional bukan merupakan tindakan yang spontan. Tindakan terdiri atas serangkaian langkah-langkah sistematis yang

(17)

dilakukan oleh pihak yang mengambil keputusan. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah :

1. Mengidentifikasi Masalah.

Langkah awal dimulai dengan pencarian dan pengenalan masalah dengan menyelidiki situasi perusahaan berdasarkan informasi tentang kegiatan dari lingkungannya, dan pihak manajemen akan mengetahui masalah yang berkembang, setelah diketahui bentuk dari masalah itu, maka dilakukan pendefinisian melalui pengumpulan data yang berkenaan dengan data tersebut.

2. Mengevaluasi Solusi Alternatif.

Dalam mengambil keputusan, manajer harus mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua opsi yang layak. Wilayah pilihan yang diidentifikasi pada titik ini menetapkan batasan-batasan pada kualitas keputusan final. Biasanya lebih baik menyangkal kebaikan pilihan daripada sekedar mengasumsikan tidak ada sama sekali, hanya untuk menemukan kemudian bahwa suatu kesempatan telah hilang.

3. Mengimplementasikan Solusi yang Terbaik.

Tahap implementasi dari proses pengambilan keputusan melibatkan sejumlah besar perencanaan yang rinci. Hal ini juga merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan yang paling memperpanjang dan memakan waktu. Pengambil keputusan harus mempertimbangkan semua sumber daya yang perlu untuk mengimplementasikan keputusan tersebut. Hal ini mungkin memerlukan pengembangan rencana implementasi yang

(18)

rinci dengan batas waktu dan poin-poin pengecekan untuk memastikan bahwa semua tahap implementasi berjalan sesuai jadwal.

4. Melakukan Pemeriksaan Pasca-Implementasi.

Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan adalah melakukan pemeriksaan pasca-implementasi untuk proyek yang baru diimplementasikan. Hal ini paling baik dilakukan setelah periode pembiasaan dengan sistem baru sudah dilalui. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan apakah keputusan dan proses pengambilan keputusan sudah tepat. Suatu kelompok independen, seperti departemen audit internal, mengevaluasi proyek tersebut dengan menggunakan standar kerja yang diantisipasi selama tahap perencanaan.. Manfaat sesungguhnya dari proses ini adalah untuk perbaikan keputusan yang akan datang.

E. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengambilan Keputusan

Sistem informasi akuntansi merupakan rangkaian kegiatan untuk melaksanakan proses pengolahan data akuntansi secara efektif dan efesien sehingga menghasilkan informasi keuangan yang berguna dalam pengambilan keputusan. Sistem Informasi Akuntansi juga berperan penting dalam pembuatan keputusan mengenai evaluasi kerja. Dalam hal ini Sistem Informasi Akuntansi berperan dalam menyediakan informasi menyangkut aspek financial.

(19)

Karena Sistem Informasi Akuntansi bagi pihak instansi/perusahaan dalam pengambilam keputusan memilki peran yang sangat penting maka pengolahan semua informasi akuntansi harus ditangani secara cermat, baik dan tepat waktu dalam satu kerangka sistem yang unggul sehingga dapat menghasilkan informasi yang tepat dengan pertimbangan yang matang dalam perkembangan instansi/perusahaan kedepannya.

Untuk produk dari Sistem Informasi Akuntansi tersebut adalah informasi akuntansi keuangan. Untuk mengolah data menjadi informasi pihak instansi/perusahaan mengambil kebijaksanaan untuk menggunakan komputer sebagai alat bantu. Data yang diperoleh dari transaksi instansi/perusahaan diolah dan diproses sehingga menghasilkan laporan keuangan dan laporan lainnya sesuai dengan kebutuhan instansi/perusahaan.

Untuk menyusun rencana dan anggaran instansi/perusahaan, informasi akuntansi memegang peranan penting, agar pelaksanaan kegiatan dapat terarah dan tidak menyimpang dari standar yang telah ditetapkan maka diperlukan perencanaan yang matang dan pengendalian yang efektif . Agar dapat berperan secara efektif dalam kegiatan pengambilan keputusan maka informasi akuntansi harus dikelola dengan baik, cepat, akurat dan terpadu.

Dalam sistem pengolahan informasi pada dasarnya tidak sekedar melakukan pengolahan transaksi yang ada pada sebuah instansi/perusahaan, tetapi juga harus memberi dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusan.

(20)

F. Sistem Informasi Akuntansi pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

Dalam pelaksanaan kegiatan instansi/perusahaan, manajemen membutuhkan informasi untuk melakukan perencanaan, menyusun target yang akan dicapai dan menyusun anggaran. Sistem Informasi Akuntansi sangat erat kaitannya dengan sistem komputer, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara memiliki sistem informasi yang disusun dan diproses dengan cara semi komputerisasi yaitu dengan bantuan komputer yang lebih dikenal dengan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan daerah (SIPKD) yang diolah oleh Subdit Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah pada Direktorat Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SIPKD adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel. Aplikasi ini digunakan oleh seluruh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

G. Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengambilan Keputusan pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

Pada setiap kegiatan instansi/perusahaan sistem informasi akuntansi merupakan rangkaian kegiatan untuk melaksanakan proses pengolahan data

(21)

akuntansi secara efesien sehingga menghasilkan informasi keuangan yang berguna dalam pengambilan keputusan, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara juga bertumpu pada sistem informasi akuntansi yang dijadikan dasar pengambilan keputusan. Instansi ini menghasilkan informasi akuntansi berasal dari bagian akuntansi. Bagian akuntansi inilah yang mengumpulkan data-data akuntansi mengenai Dinas Pertanian dan mengolah data-data yang masuk dan output untuk dijadikan informasi yang kemudian akan diberikan kepada pihak internal maupun eksternal untuk pengawasan pelaksanaan anggaran. Informasi itu dapat berupa laporan rincian biaya ataupun laporan realisasi anggaran dan dengan laporan-laporan inilah pihak instansi dapat mengambil keputusan untuk mengendalikan biaya/anggaran

Untuk menyusun anggaran instansi/perusahaan, informasi akuntansi memegang peranan penting, agar pelaksanaan kegiatan dapat terarah dan tidak menyimpang dari standar yang telah ditetapkan maka diperlukan perencanaan yang matang dan pengendalian yang efektif. Agar dapat berperan secara efektif dalam kegiatan pengambilan keputusan maka informasi akuntansi harus dikelola dengan baik, cepat, akurat dan terpadu.

Dalam hal ini, pihak instansi dapat menetukan dan memprediksi kondisi kesehatan keuangan pemerintah, menetukan dan memprediksi kondisi ekonomi pemerintah dan perubahan-perubahan yang telah dan akan terjadi, memonitor kinerja, kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang telah disyaratkan serta membuat perencanaan dan bahan pertimbangan untuk realisasi anggaran

(22)

kedepannya.

Dalam sistem pengolahan informasi pada dasarnya tidak sekedar melakukan pengolahan transaksi yang ada pada sebuah instansi/perusahaan, tetapi juga harus memberi dukungan infomasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusan.

(23)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab terakhir ini, penulis mencoba membuat beberapa kesimpulan dan saran dari pembahasan bab-bab sebelumnya bagaimana peranan Sistem Informasi Akuntansi sebagai alat bantu manajemen dalam pengambilan keputusan pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Maka penulis dapat menyimpulkan:

1. Peranan sistem informasi akuntansi pada instansi/perusahaan sangat penting bagi pihak instansi/perusahaan dalam proses pengambilan keputusan (dalam hal menyusun anggaran dan rencana, keputusan untuk menetapkan gaji honorer kelebihan jam kerja, keputusan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai, alokasi biaya, keputusan kenaikan jabatan, keputusan untuk pensiun, evaluasi kerja serta keputusan lainnya) karena akuntansi dapat memberikan informasi-informasi yang akurat dan lengkap sehingga keputusan yang diambil oleh pihak instansi/perusahaan akan lebih tepat, akurat, cepat, dan lengkap.

2. Untuk dapat menyajikan informasi yang baik dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang baik pula. Oleh karena itu, akuntan perlu mengadakan pengawasan pembenahan terhadap sistem yang ada dengan mengatasi kelemahan yang ada dengan mempertahankan keunggulan yang tetap

(24)

peralatan yang memadai dan memenuhi syarat.

3. Instansi/perusahaan telah menerapkan akuntansi sebagai alat bantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan.

4. Sistem Informasi adalah prosedur atau rangkaian kegiatan yang sudah diorganisir dengan baik, guna menghasilkan informasi yang berguna dan akurat/benar, baik secara manual atau secara komputerisasi. Dengan demikian, informasi akuntansi tersebut mempunyai peranan penting bagi manajemen, karena dapat menyediakan berbagai data untuk pembuatan keputusan beserta tindakan lanjutnya.

B. Saran

Berikut ini penulis akan memberikan saran yang dapat dijadikan sebagai alat ukur di masa mendatang. Adapun saran-saran yang penulis anggap perlu antara lain :

1. Untuk menunjang kelancaran sistem informasi yang sudah ada baik akuntansi maupun manajemen, sebaiknya instansi/perusahaan lebih meningkatkan sumber daya manusia serta peralatan sistem informasi akuntansi yang ada serta pelatihan di bidang teknologi.

2. Sebaiknya pemakaian sistem informasi yang dipakai dapat seterusnya digunakan dengan lebih baik sebab sistem informasi akuntansi merupakan bagian terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan manajemen.

Gambar

Gambar III.1

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan masing-masing 5 persepsi perawat dan manajer perawat tentang spiritual care. Peneliti menggabungkan hasil tema dari persepsi perawat

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa-siswa SMP Swasta Kristen Immanuel Medan kelas VIII terhadap HIV/AIDS berada pada kategori

Analisis Strategi Swot Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Perusahaan Pemasaran Coffee Mix Di Kota Medan (Studi Kasus.. Pada PT. Indrapura

Gambar 4.8 Hasil Simulasi Rangkaian High Pass-Low Pass Phase Shifter pada Keadaan 00..

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan

Dari hasil skrining pendahuluan terhadap ekstrak metanol dan etil asetat dari daun tumbuhan buni ( A.bunius (L) Spreng.) dengan adanya penambahan pereaksi-pereaksi warna

Berdasarkan latar belakang penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasespsi

Rataan Pengaruh Aplikasi Penyemprotan Biopestisida Terhadap Intensitas Serangan Larva Spodoptera litura F. dibandingkan tanpa