• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasespsi IUD dengan Kontrasespi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasespsi IUD dengan Kontrasespi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa

Abstrak

Bayu widya arini

Latar Belakang : Sejumlah perempuan mengeluhkan pemakaian alat kontrasepsi dengan masalah menstruasi mereka serta lainnya. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan. Memang banyak keluhan ibu-ibu terkait dengan penggunakan alat kontrasepsi, termasuk gangguan tidak teraturnya menstruasi. Namun itu sifatnya hormonal, dan tidak semua orang mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang terjadi karena hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang. Berdasarkan latar belakang penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasespsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

Metode Penelitian: Penelitian ini meupakan penelitian deskriptif komparatif dengan rancangan dua kelompok variabel. Sampel dalam penelitian ini di ambil dengan metode total sampling yaitu 40 orang. penelitian ini dilakukan di Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa. Analisa data di uji dengan menggunakan Uji T-test Independen.

Hasil Penelitian : Hasil uji T-test menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan antara Pola Menstruasi Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik dilihat dari Siklus menstruasi dengan (p-value = 0,013), lama menstruasi dengan (p-value = 0,001) dan Jumlah darah dengan (p-value = 0,003).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa ada Perbedaan antara Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik. Jadi, dengan adanya Perbedaan Pola Menstruasi ini dapat membantu Ibu Wanita Usia subur untuk mengetahui bahwa dalam penggunaan Kontrasepsi Khusus nya IUD dan Suntik telah adanya Perbedaan pada Pola Menstruasi.

Kata Kunci : Siklus Menstruasi, Lama Menstruasi dan Jumlah darah Menstruasi.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Perbedaan Pola menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasespsi

IUD dengan Kontrasespi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa” yang di ajukan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumtera Utara.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan

dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat karya tulis ilmiah ini tepat

pada waktunya. Sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada :

1. dr.Dedi Ardinata,M.kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, Skep., Ns., M.kep selaku Ketua Program DIV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Evi Karota Bukit M.kep., Ns selaku dosen pembimbing penulisan proposal

4. Kepala Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa yang telah memberikan izin peneliti

untuk mengadakan penelitian di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

5. Seluruh staf dan Dosen Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

(6)

6. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a

yang tiada henti-hentinya kepada penulis hingga membuat semangat penulis terus

terpacu dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.

7. Rekan-rekan mahasiswi Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada

penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah

ini masih memerlukan perbaikan untuk kesempurnaan Karya tulis ilmiah, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan Karya tulis ilmiah ini .

Akhir kata penulis do’akan segala bentuk bantuan yang telah di berikan

mendapat imbalan dari Allah SWT.

Medan...2013

Penulis

(Bayu Widya Arini)

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR SKEMA ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Perumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Pelayanan Kebidanan ... 4

2. Bagi Tempat Penelitian ... 5

3. Bagi Peneliti lebih lanjut ... 5

BAB II TINJUAUAN PUSTAKA ... 6

A.Menstruasi ... 6

1. Fisiologis Menstruasi ... 6

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi menstruasi ... 7

3. Pola menstruasi ... 8

(8)

2. Lama menstruasi ... 10

3. Jumlah darah menstruasi ... 10

4. Fungsi menstruasi dan kontrasepsi ... 11

B. Kontrasepsi ... 12

1. Kontrasepsi IUD ... 12

A. Keuntungan Kontrasepsi IUD ... 13

B. Kerugian/efek samping Kontrasepsi IUD ... 13

C. Cara kerja kontrasepsi IUD ... 14

D. Kontra indikasi ... 14

E. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi IUD ... 14

2. Kontrasepsi Suntik ... 14

A. Keuntungan Kontrasepsi Suntik ... 15

B. Kerugian/efek samping kontrasepsi suntik ... 16

C. Cara kerja kontrasepsi suntik ... 16

D. Kontra indikasi ... 16

E. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi Suntik ... 17

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 18

A.Kerangka Konsep ... 18

B.Hipotesis ... 18

C.Defenisi Operasional ... 19

(9)

BAB IV METODE PENELITIAN ... 20

A.Desain Penelitian ... 20

B.Populasi dan sampel ... 20

1. Populasi ... 20

2. Sampel ... 20

C.Tempat Penelitian ... 21

D.Waktu Penelitian ... 21

E. Etika Penelitian ... 21

F. Instrumen Penelitian ... 21

G.Validitas dan Reliabilitas ... 22

H.Prosedur Penguimpulan Data ... 22

I. Analisa Data ... 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Hasil Penelitian ... 25

1. Karakteristik Responden ... 25

2. Pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa ... 26

3. Perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa ... 27

(10)

B. Pembahasan ... 28

1. Pola menstruasi Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa ... 28

2. Pola menstruasi Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi Suntik Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa ... 29

3. Perbedaan Pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa ... 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

1. Kesimpulan ... 30

2. Saran ... 30

1. Praktek Kebidanan ... 31

2. Pendidikan Kesehatan ... 31

3. Penelitian selanjutnya ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel distribusi Frekuensi karakteristik Responden Perbedaan Pola menstruasi

antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik

di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa ... 26

Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Pola menstruasi Ibu yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung

Morawa ... 27

Tabel 3 Tabel Distribusi Frekuensi tenteng Perbedaan Pola menstruasi Ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa

Bangun Rejo, Tanjung Morawa... 28

(12)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Perbedaan Siklus Menstruasi antara Ibu yang

menggunakan alat kontyrasepsi Iud dengan kontrasepsi Suntik di

Dusun VII Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa Tahun 2012 ...

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lampiran Pernyataan Sidang Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Prosedur Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 4 : Lembar Kuesioner

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(14)

Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa

Abstrak

Bayu widya arini

Latar Belakang : Sejumlah perempuan mengeluhkan pemakaian alat kontrasepsi dengan masalah menstruasi mereka serta lainnya. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan. Memang banyak keluhan ibu-ibu terkait dengan penggunakan alat kontrasepsi, termasuk gangguan tidak teraturnya menstruasi. Namun itu sifatnya hormonal, dan tidak semua orang mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang terjadi karena hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang. Berdasarkan latar belakang penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasespsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

Metode Penelitian: Penelitian ini meupakan penelitian deskriptif komparatif dengan rancangan dua kelompok variabel. Sampel dalam penelitian ini di ambil dengan metode total sampling yaitu 40 orang. penelitian ini dilakukan di Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa. Analisa data di uji dengan menggunakan Uji T-test Independen.

Hasil Penelitian : Hasil uji T-test menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan antara Pola Menstruasi Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik dilihat dari Siklus menstruasi dengan (p-value = 0,013), lama menstruasi dengan (p-value = 0,001) dan Jumlah darah dengan (p-value = 0,003).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa ada Perbedaan antara Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik. Jadi, dengan adanya Perbedaan Pola Menstruasi ini dapat membantu Ibu Wanita Usia subur untuk mengetahui bahwa dalam penggunaan Kontrasepsi Khusus nya IUD dan Suntik telah adanya Perbedaan pada Pola Menstruasi.

Kata Kunci : Siklus Menstruasi, Lama Menstruasi dan Jumlah darah Menstruasi.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menstruasi adalah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu

proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium)

yang keluar melalui vagina . Siklus menstruasi berkisar antara 21 - 40 hari,

hanya 10 – 15% wanita yang memiliki siklus 28 hari dan lebih dari 35 hari. Jarak

antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan

sesaat sebelum menopause, lamanya mengeluarkan darah pun berbeda-beda,

biasanya antara 3-5 hari,7-8 hari dan ada yang 1-2 hari diikuti darah

sedikit-sedikit. (Prawirohardjo,2007).

Sejumlah perempuan mengeluhkan pemakaian alat kontrasepsi dengan

masalah menstruasi mereka serta lainnya. Masalah tersebut dapat berupa tidak

mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan.

Memang banyak keluhan ibu-ibu terkait dengan penggunakan alat kontrasepsi,

termasuk gangguan tidak teraturnya menstruasi. Namun itu sifatnya hormonal,

dan tidak semua orang mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang

terjadi karena hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang.(Fitrilidia,2012)

Setiap metode kontrasepsi mempunyai kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Namun tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas

secara aman dan efektif dengan metode yang dapat diterima oleh pengguna, baik

(16)

karena itu, banyak wanita merasa bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang

problematis dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan

konsekuensi yang merugikan atau bahkan mereka memilih untuk tidak

menggunakan metode KB sama sekali (Maryani, 2010).

Menurut penelitian dari Murdiyanti (2011) Upaya langsung menurunkan

tingkat kelahiran dilaksanakan melalui program KB, yaitu mengajak pasangan

usia subur yang berusia sekitar 20-45 tahun agar memakai alat kontrasepsi.

Jumlah pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi terus ditingkatkan.

Sedangkan jenis alat kontrasepsi yang dipakai pasangan usia subur ditingkatkan

kepada yang lebih efektif yaitu yang mempunyai pencegahan kehamilan yang

lebih lama.

Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun

2007, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 224,9 juta jiwa, terbanyak keempat

di dunia. (Sirait, 2008). Dari segi pemakaian jumlah kontrasepsi, terdapat 35,2%

pengguna kontrasepsi suntikan, 28,1% pengguna kontrasepsi pil, 18,8%

pengguna IUD, 14,2% pengguna implan, 5,5% sterilisasi, dan 1,0% pengguna

kontrasepsi lain.

Menurut Murdiyanti yang dikutip dari Hartanto (2010) KB IUD dan suntikan

mempunyai permasalahan atau efek samping. Efek samping yang paling utama

adalah gangguan pola menstruasinya. Pemakai KB IUD, baik “copper T” atau

jenis lainnya sering mengalami perubahan pada pola menstruasinya. Lama

menstruasi menjadi lebih panjang dan beberapa diantaranya didahului dan

(17)

dan datangnya siklus menstruasi menjadi lebih pendek, sehingga seakan-akan

haidnya datang 2 kali dalam kurun waktu 1 bulan atau 30 hari. Panjang siklus

bervariasi dari 23 hari atau kurang untuk siklus pendek dan lebih dari 35 hari

untuk siklus panjang (Hartanto, 2007).

Salah satu Efek samping dari penggunaan IUD yaitu rasa cemas karena

takut hamil. Biasanya akseptor kb ini konsultasi langsung kepada dokter

kandungan. Hal itu di sebabkan karena biasanya akseptor tersebut mempunyai

anak yang berusia 6 bulan dan sedang pada masa laktasi , maka dari itu selama

masa laktasi terjadi perubahan hormone yang dipengaruhi oleh hormon

prolaktin. kedua hormon tersebut akan berpengaruh terhadap Menstruasi.

Hormon prolaktin ini lah yang menekan keluarnya hormon tersebut, akibatnya

ibu belum Menstruasi. hormon prolaktin ini muncul pada saat ibu sedang

menyusui. terutama asi eksklusif. sampai enam bulan pertama, biasanya hormon

prolaktin ini memberikan pengaruh signifikan terhadap masa

menstruasi.(Intan,2012)

Pada pemakaian KB suntik juga mengalami gangguan pola menstruasi.

Gangguan pola menstruasi yang terjadi tergantung pada lama pemakaian.

Memang efek samping suntik KB terhadap siklus menstruasi sering "tidak

menyenangkan" Tetapi tidak terlalu berbahaya dan bukan tanda adanya gejala

penyakit. Perubahan pola menstruasi biasanya pada tahun pertama pemakaian

Kb suntik yaitu Perdarahan bercak (spotting) yang dapat berlangsung cukup

(18)

bertambahnya Berat Badan. Bisa menyebabkan terjadinya sakit kepala, nyeri

pada payudara, timbul jerawat dan berkurangnya libido seksual. (Hartanto,2007).

  Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD dengan kontrasespsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung

Morawa.

B. Rumusan masalah

Rumusan Masalah dalam Penelitian ini adalah “Adakah Perbedaan Pola

Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasespsi IUD dengan

Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi Suntik di Desa

Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengeidentifikasi pola menstruasi Ibu dengan menggunakan alat

kontrasepsi IUD di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

2. Utuk mengeidentifikasi pola menstruasi Ibu dengan menggunakan alat

(19)

3. Untuk mengetahui Perbedaan pola menstruasi antara ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi Suntik di Desa

Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan

yang efektif dan efisien dan memberikan informasi yang akurat mengenai

perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD

dengan kontrasepsi suntik.

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini sebagai motivasi atau pedoman sehingga masyarakat

khusus nya untuk ibu wanita usia subur mengerti tentang perbedaan pola

menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan

kontrasepsi suntik.

3. Bagi Peneliti Lebih Lanjut

Sebagai bahan atau masukan dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi

masalah penelitian kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian

terkait dengan Perbedaan pola menstruasi alat kontrasepsi IUD dengan

kontrasepsi suntik.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menstruasi

Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi

merupakan perdarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan

telah berfungsi matang. Dimana siklus menstruasi normal biasanya terjadi setiap

22-23 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari (Kusmiran, 2011).

Menstruasi merupakan siklus yang kompleks meliputi psikologis, pancaindra,

korteks serebri, hipofisis (ovarial aksis), dan endorgan. Menstruasi yang disertai

ovulasi, terjadi selang beberapa bulan sampai sampai dua atau tiga tahun setelah

menarke yaitu sekitar usia 17-18 tahun.

1. Fisiologis Menstruasi a. Stadium Menstruasi

Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu endometrium

dilepaskan sehingga timbul perdarahan. Hormon-hormon ovarium berada

pada kadar paling rendah.

b. Stadium Proliferasi

Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah

menstruasi sampai ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase

proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidia fingsionalis yang

(21)

tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi perlepasan sel

telur dari indung telur (disebut ovulasi).

c. Stadium Sekresi

Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Maka sekresi adalah masa sesudah

terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi

pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk

implantasi (perlekatan ke rahim). d. Stadium Premenstruasi

Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah putih

atau sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi dengan hilangnya cairan

dan secret sehingga akan terjadi kolaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat

ini terjadi vasokontriksi. Kemudian pembuluh dari itu berelaksasi dan

akhirnya pecah.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi a. Faktor Hormon

Menurut Prawihardjo (2008), Hormon-hormon yang mempengaruhi

terjadi nya menstruasi pada seorang wanita yaitu : yang pertama

adalah FSH – RH yang merangsang hifofise untuk mengeluarkan FSH

(Follicle Stimulating hormone releasing hormone), yang kedua yaitu

LH – RH yang merangsang hipofise untuk mengeluarkan LH

(22)

mengeluarkan prolaktin. Beberapa RH untuk somatotropin, TSH

(Thyroid Stimulating Hormone), dan ACTH (Adrenocorticottropic hormone).

b. Faktor Enzim

Enzim Hidrolik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang

berperan dalam sintesis protein, yang menganggu metabolisme sehingga

mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.

c. Faktor veskuler fase proliferasi

Terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional

endometrium. Pada pertumbuhan endometrium. Pada pertumbuhan

endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan

antara keduanya. Dengan regersi endometrium,timbul statis dalam

vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkan dengan arteri, dan

akhirnya terjadi ovulasi dan perdarahan dengan pembentukan

hermatoma, baik dari arteri maupun vena.

d. Faktor prostagladin

Endometrium mengandung prostagladin E2 dan F3 dengan adanya

desintegrasi endometrium, prostagladin terlepas dan menyebabkan

kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan

(23)

3. Pola Menstruasi a. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi yang klasik adalah yaitu 28 hari, siklus ini dapat

berbeda-beda disetiap wanita nya. Tiga masa utama siklus menstruasi

yaitu : masa menstruasi selama dua sampai delapan hari, masa proliferasi

sampai hari ke empat belas, masa sekresi dimana korpus rubrum menjadi

korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Beberapa kelainan siklus

menstruasi yaitu : Polimenorea yaitu suatu kondisi dimana siklus

menstruasi kurang dari 21 hari. Pada polimenorea terdapat siklus

menstruasi yang memendek dan biasa yaitu kurang dan 21 hari,

sedangkan jumlah perdarahan relatif tetap. Polimenorea merupakan

gangguan hormonal, dengan umur korpus luteum yang memendek,

sehingga siklus menstruasi pun menjadi lebih pendek.

Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari menstruasi

biasa. Jika darah menstruasi lebih banyak disebut dengan polimenoregia

atau epinemoregia. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan

hormonal, kongesti ovarium pada peradangan endometriosis, dan

sebagainya. Terapi yang dilakukan bergantung pada penyebab

polimenorea. Kemudian ada Oligomenorea yaitu suatu kondisi dimana

siklus menstruasi lebih panjang lebih dari 35 hari. Dan yang terakhir

Amenorea yaitu suatu keadaan tidak keluarnya darah menstruasi

sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Dibedakan menjadi 2 kategori yaitu

(24)

keadaan seorang wanita usia 18 tahun atau lebih yang belum pernah

menstruasi. Amenorea sekunder yaitu kondisi wanita yang sudah

menstruasi lalu tidak mendapatkan menstruasi lagi.

Penyebab amenorea yaitu :

1. Keadaan fisiologis yaitu adanya kehamilan, masa sebelum

pubertas, saat laktasi dan wanita yang sudah mengalami

menopause.

2. Gangguan pada aksis Hipotelamus-hipofisis Ovarium yaitu :

dysfungsi ovarium, peniferi yang tidak bereaksi, tidak

berfungsinya hipofise, adanya penyakit kronis

3. Kelainan kongenital yaitu : tidak terbentuknya hymen,

menggunakan kontrasepsi.

b. Lama Menstruasi

Lama berlangsungnya menstruasi berbeda-beda pada tiap wanita.

Ada yang hanya 2 atau 3 hari, atau ada yang sampai 8 hari. Selama masih

di bawah 15 hari tanda nya masih normal. Pada lama menstruasi 3 hari

siklus nya tetap, tetapi lama menstruasi nya saja yang lebih memendek

yaitu 3 hari, tetapi hal ini tidak mengganggu fertilitas. Pada lama

menstruasi 8 hari siklus nya juga tetap hanya saja lama menstruasi nya

(25)

c. Jumlah darah pada Menstruasi

Darah yang keluar saat menstruasi berbeda dengan darah saat kita

luka. Pada saat kita menstruasi, darah yang keluar bercampur dengan

selaput rahim. Jumlah darah yang keluar berbeda-beda setiap orangnya

dan setiap bulannya tergantung dari kondisi tubuh. Secara general dalam

1 periode darah yang keluar antara 50ml – 100ml. Tetapi ada hari yang

bisa keluar sampai 30ml. Ada beberapa macam kelainan dalam banyak

nya jumlah darah dalam menstruasi yaitu : Hipomenorea yaitu perdarahan

yang lebih pendek di bandingkan dengan biasanya. Hipomenorea dapat

disebabkan kesuburan endomtrium kurang karena keadaan gizi penderita

yang rendah, penyakit menahun, dan gangguan hormonal karena

menggunakan kontrasepsi. Kelainan lain yaitu Hipermenorea yaitu

jumlah darah yang lebih banyak dan dapat disertai dengan gumpalan

darah dan lamanya perdarahan nya lebih dari 8 hari.

4. Fungsi Menstruasi dan Kontrasepsi

Kontrasepsi hormonal dibuat untuk membatasi fungsi dari ovarium

sehingga mencegah proses ovulasi, tidak terjadi kehamilan, dan tidak ada

siklus menstruasi. Kontrasepsi oral menurunkan durasi dan jumlah

perdarahan, tetapi masih menimbulkan perdarhan intermiten,

berhubungan dengan penurunan kejadian kram perut saat menstruasi.

(26)

berhubungan dengan tidak teraturnya menstruasi, episode perdarahan

yang panjang, amenorrhea pada 12 bulan penggunaan.

Kontrasepsi IUD berhubungan dengan periode perdarahan yang

panjang dan banyak. Pada wanita yang dilakukan sterilisasi, peningkatan

dysmenorhea dirasakan pada wanita tersebut dalam kurun waktu satu

tahun setelah sterilisasi. Menstruasi merupakan siklus reproduksi pada

wanita. Gangguan-ganggan yang berhubungan dengan menstruasi dapat

menyebabkan gangguan dalam proses reproduksinya. Faktor-faktro yang

berhubungan dengan gangguan menstruasi dapat memberi pengaruh pada

wanita dalam proses reproduksinya sehingga sangat penting bagi wanita

untuk memahami proses menstruasi agar dapat menjalankan fungsi

reproduksi secara optimal.(Kusmiran,2010)

B. Kontrasepsi

Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk

mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang

seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar mendukung program

kontraspesi untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk

meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia

menyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB melalui pengaturan

(27)

1. Kontrasepsi IUD

Iud adalah salah satu alat kontrasepsi Moderen dan alat yang telah di

rancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif

fungsi kontrasepsinya) yang di letakkan dalam cavum uteri sebagai usaha

kontrasepsi ; menghalangi fertilisasi&menyulitkan telur untuk

berimplantasi dalam uterus. (Rismalinda,2010)

Jenis-jenis IUD yang sering beredar atau sering digunakan yaitu

: (Maryani,2008)

1. IUD generasi pertama : disebut Lipesslop, berbentuk spiral atau

huruf S ganda, terbuat dari plastik (poyethyline).

2. IUD generasi kedua : Cu T 200 B ; Berbentuk T yang batangnya

dililit tembaga (Cu) dengan kandungan tembaga, Cu 7 ; Berbentuk t

yang batangnya dililit tembaga, ML Cu 250 ; Berbentuk 3/3

lingkaran elips yang bergerigi yang batangnya dililit tembaga.

3. IUD generasi ketiga : Cu T.380 A; Berbentuk huruf T dengan lilitan

tembaga yang lebih banyak dan perak, Ml Cu 375 : Batangnya dililit

tembaga berlapis perak, Nova T.Cu 200 A; Batangnya dan

lengannya dililit tembaga.

4. IUD generasi keempat :

Ginefix, merupakan AKDR tanpa rangka, terdiri dari benang

(28)

A. Keuntungan Kontrasepsi IUD (Pinem,2009)

Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi,

Reversibel, berjangka panjang, Meningkatkan hubungan seksual karena

tidak perlu takut untuk hamil, Tidak mempengaruhi produksi dan

kualitas ASI, Dapat di pasang segera setelah melahirkan atau setelah

abortus bila tidak ada infeksi, Dapat digunakan sampai menopause.

B. Efek samping/Kerugian Kontrasepsi IUD

Efek samping yang umum terjadi yaitu : Perubahan siklus

menstruasi, menstruasi lebih lama dan banyak, Perdarahan (spotting),

Saat menstruasi lebih sakit.(Affandi,2006)

Menurut hasil penelitian dari (Murdiyanti,2011) menyatakan bahwa

pada kontrasepsi IUD lama waktu menstruasi menjadi lebih panjang,

jumlah darah pada menstruasi menjadi lebih banyak dan datangnya

siklus waktu menstruasi menjadi lebih pendek, sehingga seolah-olah

menstruasi datang 2 kali dalam kurun waktu 1 bulan atau 30 hari.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Sumarni,2009)

menjabarkan bahwa perubahan pada pola menstruasi pengguna

kontrasepsi IUD , siklus menstruasi menjadi lebih pendek, lama

mentruasi menjadi lebih panjang, dan Jumlah darah menstruasi menjadi

lebih banyak.

Komplikasi lain : Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari

(29)

diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia. Perforsi dinding

uterus (sangat jarang apabila pemasangan nya benar), Tidak mencegah

IMS termasuk HIV/AIDS, Tidak baik digunakan pada perempuan

dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan, Penyakit

radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai

AKDR, PRP dapat memicu infertilitas, Tidak mencegah terjadinya

kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan

normal, Klien tidak melepas AKDR dengan sendiri, Mungkin AKDR

akan keluar dari uterus tanpa diketahui.

C. Cara kerja Kontrasepsi IUD (Anwar,2007)

Mencegah keluar nya sel telur (ovulasi), Menahan masuk nya

sperma kedalam saluran kelamin wanita sampai mencapai ovum,

Menghalangi nidasi.

D. Kontara Indikasi (Maryani,2008)

Kehamilan, Gangguan perdarahan yang tidak diketahui sebab nya,

Peradangan pada alat kelamin, endometrium dan pangkal panggul,

Kecurigaan tumor ganas di alat kelamin, Tumor jinak rahim dan

kelainan bawaan rahim.

E. Yang Tidak diperkenankan Menggunakan IUD (Affandi,2006) Seseorang yang sedang hamil atau kemungkinan hamil,Tiga bulan

(30)

septik, Kelainan bawaan uterus yang abnormal, Kanker alat genital,

Diketahui menderita TBC pelvik, Ukuran rongga rahim kurang dari 5

cm.

2. Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntik untuk kebutuhan keluarga berencana terus

berkembang dari tahun ketahun. Pada awal tahun 1960 an hormon

progestin mulai digunakan sebagai kontrasepsi untuk kepentingan

keluarga berencana. Tingginya minat pemakai suntikan KB oleh

karena kontasepsi ini termasuk metode moderen, selain itu juga aman,

sederhana dan efektif juga tdak menimbulkan gangguan serta dapat

dapat dipakai pasca persalinan.(Rismalinda,2010)

Dua Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak

dipakai adalah : (Hartanto 2010)

1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat)=Depo-Provera

Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang

lebih dari 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira

5 juta wanita, cara pemberian nya diberikan sekali setiap – 3 bulan

dengan dosis 150 mg.

4. NET-EN (Norethindrone enanthate)=Noristerat

Dipakai lebih lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor

kira-kira 1,5 juta wanita, cara pemberian nya diberikan dalam dosis 200 mg

(31)

pertama (= 3x suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali setiap -12

minggu.

A. Keuntungan Kontrasepsi Suntik (Efferet,2005)

Efektifitas nya tinggi, Bertahan sampai 8-12 minggu, Penurunan

disminorea dan menoragi yang menyebabkan anemia berkurang,

Penurunan gejala pramenstruasi, Penyakit radang panggul berkurang,

Kemungkinan penurunan endometritis karena pengentalan lendir

serviks, Efektifitas tidak berkurang karena diare, muntah, atau

penggunaan antibiotik.

B. Efek samping/kerugian Kontrasepsi Suntik

Gangguan yang paling sering terjadi dan yang paling menganggu

yaitu Pola menstrusasi. Pola menstruasi yang normal dapat berubah

menjadi : amenore, perdarahan ireguler, perdarahan-bercak, perubahan

dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang. (Hartanto,2010)

Menurut hasil penelitian (Murdiyanti,2011) menjabarkan bahwa pada

kontrasepsi suntik terjadi Perubahan pola menstruasi yang biasanya pada

tahun pertama pemakaian alat kontrasepsi suntik yaitu Perdarahan bercak

(spotting) yang dapat berlangsung cukup lama akan tetapi jarang terjadi

perdarahan dalam jumlah banyak.

Selain dari gangguan menstruasi kerugian yang lain nya seperti :

(32)

efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari kadar insulin

dan penurunan HDL-Kolesterol.

C. Cara Kerja Kontrasepsi Suntikan (Rismalinda,2010)

Selain Mencegah Ovulasi cara kerja yang lainnya yaitu seperti

Mengentalakn lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi

sperma dan menjadikan selaput lendir rahim tipis atrofi.

D. Kontra Indikasi (Hartini,2008)

Tersangka Hamil, Perdarahan akibat kelainan ginekologi atau

(perdarahan dari liang senggama) yang tidak diketahui penyebab nya,

Adanya tanda-tanda tumuor/keganasan, Adanya tingkat penyakit jantung,

hati, tekanan darah tinggi, kencing manis (penyakit metabolisme), paru

berat.

E. Yang tidak boleh menggunakan Kontrasepsi suntikan (Affandi,2006)

Seorang ibu yang sedang hamil atau di duga hamil, Menyusui di

bawah 6 minggu pasca persalinan, Perdarahan pervaginam yang belum

jelas penyebabnya, Penykit hati akut, Usia >35 tahun yang perokok,

Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah tinggi >180/110

mmHg, Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau

(33)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep dari penelitian ini adalah mengetahui Perbedaan Pola

Menstruasi antara ibu yang menggunakan Alat Kontrasespsi IUD dengan

Kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa. Aspek-aspek yang

terdapat dalam penelitian ini berupa : Siklus Menstruasi, Lama Menstruasi dan

Jumlah darah pada Menstruasi.

Skema 1. Kerangka konsep Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang mengguanakan alat kontrasepsi IUD dengan suntik

Ibu Wanita Usia Subur Usia 20-45

Tahun

Pola Menstruasi Ibu yang menggunakan alat

Kontraspsi IUD

- Siklus menstruasi - Lama menstruasi

- Jumlah darah menstruasi

Pola Menstruasi Ibu yang menggunakan alat Kontrasepsi Suntik

- Siklus menstruasi - Lama menstruasi

(34)

B. Hipotesis

Hipotesa penelitian ini adalah ada Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan ibu yang menggunakan kontrasepsi

Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

C. Defenisi Operasional

Menstruasi adalah waktu dimana terjadinya pelepasan dinding rahim

(endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang terjadi setiap bulannya

kecuali pada saat kehamilan.

Siklus menstruasi ibu adalah siklus bulanan yang dimulai dari akhir

menstruasi sebelumnya sampai akhir menstruasi berikutnya pada pengguna alat

kontrasepsi IUD dan kontrasepsi suntik.

Lama Menstruasi ibu adalah terjadi nya menstruasi dengan waktu yang

berbeda pada setiap ibu-ibu yang menggunakan alat kontrasepi IUD dengan

kontrasepsi suntik.

Jumlah darah Menstruasi ibu adalah darah yang keluar melalui vagina dan

jumlah darah pada saat menstruasi pada setiap ibu-ibu yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik berbeda-beda dilihat berdasarkan

berapa kali mengganti pembalut dalam sehari selama menstruasi.

Penilaian Perbedaan Pola menstruasi pada ibu yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di ukur dengan menggunakan

kuesioner Pola menstruasi ibu yag menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan

(35)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mendapatkan perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Pada penelitian ini populasinya adalah Wanita usia subur dimana berjumlah

40 orang. 20 orang pada pengguna Kontrasepsi IUD dan 20 orang pada pengguna

Kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo.

2. Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan semua anggota populasi dijadikan sampel. Pada penelitian ini diperoleh jumlah sampel adalah 40 responden. 20 orang

pada pengguna kontrasepsi IUD dan 20 orang pada pengguna kontrasepsi suntuk.

C.Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa. Karena di

(36)

suntik kemudian daerah ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai perbedaan

pola menstruasi antara ibu yang menggunakan kontrasepsi iud dengan kontrasepsi

suntik.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai Bulan Maret sampai dengan Bulan Juni tahun

2013.

E. Etika Penelitian

Setelah mendapat izin dalam pengumpulan data, selanjutnya dilakukan

pendekatan kepada Responden dan menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian yang

akan dilakukan kepada responden. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam

menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk menjadi subjek penelitian.

Responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed concent) penelitian atau responden dapat menyatakan secara verbal.

Peneliti melindungi subjek dari kerugian material,nama baik,bebas dari

tekanan fisik dan psikologis yang mungkin timbul akibat penelitian ini. Untuk

menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama

responden pada lembar kesioner, tetapi dengan memberi kode pada masing-masing

(37)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 2 kategori yaitu

kuesioner data Demografi yang meliputi Usia responden, Pendidikan, Pekerjaan, dan

Suku serta kuesioner Pola Menstruasi Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD

dengan Kontrasepsi Suntik yang meliputi Siklus menstruasi, Lama menstruasi dan

Jumlah darah pada menstruasi.

Selanjutnya instrumen ini berupa kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup

yang disusun secara terstruktur. Kuesioner ini digunakan untuk mengidentifikasi Pola

Menstruasi Pada Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dan Ibu yang

Menggunakan Kontrasepsi Suntik berjumlah 3 pernyataan berupa Observasi Siklus

Menstruasi, Lama Menstruasi dan Jumlah darah Menstruasi.

Selanjutnya hasil tersebut digunakan dalam analisis data untuk mengidentifikasi

Pola Menstruasi ibu yang menggunakan Alat Kontrasespsi IUD dengan Ibu yang

Menggunakan Kontrasespsi Suntik dengan komputerisasi dengan menggunakan taraf

signifikan (p). Dimana dalam uji T-test angka signifikan (p) dalam analisis dibandingkan dengan taraf signifikan (p) yang sudah ditetapkan yaitu : jika p<0,05

maka Ada Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat

Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik dan jika p>0,05 maka tidak Ada Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD

(38)

G. Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas instrumen menggunakan Content validity yaitu dengan membandingkan isi instrumen dengan rancangan penelitian yang telah disusun yang

kemudian dikonsultasikan dengan Dr.Sarma Sp.OG Sedangkan uji Validitas dan Uji

reliabilitas tidak di lakukan karena Kuesioner ini berupa instrumen untuk Observasi.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat

permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian izin yang

diperoleh di ajukan ke kantor Kepala Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa untuk

mendapat izin penelitian di Desa Bangun Rejo. Kemudian setelah itu surat izin

penelitian diserahkan kepada Kepala Desa Bangun Rejo. Setelah di dapatkan izin dari

Kepala Desa Bangun Rejo peneliti menunjuk kan surat yang di peroleh dari program

D-IV Bidan Pendidik kepada kepala desa untuk mempermudah jalannya penelitian

dan dibantu oleh salah seorang penduduk Desa Bangun Rejo, kemudian peneliti

mulai melakukan penelitian, dimana metode pengumpulan data yang digunakan

adalah pengisian kuesioner yang berisi data demografi dan pertanyaan tentang

penggunanaan Kontrasepsi IUD dan suntik terhadap pola menstruasi. Peneliti

menentukan responden sesuai dengan karakteristik yang telah dibuat sebelumnya,

selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dari

pembagian kuesioner. Bagi responden yang setuju untuk dilakukan penelitian dan

(39)

informed consent, dan bagi responden yang tidak setuju , maka tidak dilakukan penelitian pada responden tersebut. Setelah itu peneliti mencatat hasil jawaban yang

diberikan oleh responden dan selanjutnya dilakukan analisa.

I. Analisa Data

Sebelum data di analisis, terlebih dahulu peneliti melakukan pengolahan data

yaitu dengan beberapa langkah sebagai berikut :

1. Editing yaitu meneliti kembali data-data yang sudah terkumpul untuk diketahui apakah data tersebut layak diolah atau tidak yang dilakukan stelah

semua data terkumpul melalui pengecekan daftra isian.

2. Coding yaitu memberikan tanda kode pada kuesioner yang telah di isi dengan tujuan untuk mempermudah proses pengolahan data selanjutnya.

3. Scoring yaitu memberikan nilai pada jawaban pertanyaan yang berupa angka.

4. Tabulating yaitu data yang sudah dilakukan scoring kemudian disusun dalam tabel untuk memudahkan analisa data.

Analisa statistik yang digunakan dalam mencari perbedaan pola menstruasi

antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik dengan

menggunakan uji T-test pada tingkat kemaknaan (α=0,05)

Selanjutnya keputusan uji statistik menggunakan taraf signifikan (p), yaitu jika: jika p<0,05 artinya Ada Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun

Rejo, Tanjung Morawa. Dan jika p>0,05 artinya tidak Ada Perbedaan Pola Menstruasi antara Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi ID dengan Kontrasepsi

(40)

Analisa hasil juga dilakukan dengan cara distribusi frekuensi dan tabel

kemudian di interprestasikan untuk menjawab tujuan penelitian sebagai kesimpulan

(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguraikan tentang hasil

penelitian dan pembahasan mengenai Perbedaan Pola Menstruasi antara ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo,

Tanjung Morawa melalui pengumpulan data terhadap 40 orang responden, yang

terdiri dari 20 akseptor kb IUD dan 20 akseptor kb suntik. Penyajian data meliputi

karakteristik responden, frekuensi pola menstruasi ibu yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD, pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontarsepsi suntik serta

perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan

kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

1. Karakteristik Responden antara ibu yang menggunakan alat Kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi Suntik.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1 diketahui bahwa mayoritas

responden pada pengguna kontrasepsi IUD berusia antara 30-35 tahun (60%),

Pendidikan terakhir pada SMA (55%), pekerjaan wiraswasta (55%), dan suku jawa

(50%). Sedangkan pada kontrasepsi suntik mayoritas responden berusia antara 20-25

tahun (55%), Pendidikan terakhir SMA (50%), Pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan

(42)

Tabel 1

Distribusi Frekuensi berdasarkan karakteristik responden di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.(n=20)

2. Pola Menstruasi Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi Suntik.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa pola

menstruasi Ibu dengan menggunakan alat kontrasepsi IUD di Desa Bangun Rejo,

Tanjung Morawa mengalami siklus mesntruasi rata-rata 27 hari, mengalami lama

menstruasi rata-rata 7 hari dan jumlah darah pada saat menstruasi rata-rata 3 kali

(43)

Sedangkan yang menggunakan alat kontrasepsi suntik mengalami siklus

menstruasi rata-rata 24 hari, mengalami lama menstruasi rata-rata 5 hari dan

jumlah darah pada saat menstruasi rata-rata 2 kali ganti pembalut.

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa. (n=20)

Pola

3. Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa ada

perbedaan pola menstruasi antara Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD

dan kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa dapat dilihat pada

kontrasepsi IUD rata-rata ibu mengalami siklus menstruasi 27 hari sedangkan

pada kontrasepsi suntik rata-rata ibu mengalami siklus menstruasi 24 hari. Pada

(44)

kontrasepsi suntik rata-rata ibu mengalami lama menstruasi selama 5 hari. Dan

pada kontrasepsi IUD rata-rata jumlah darah ibu pada saat menstruasi sebanyak 3

kali ganti pembalut dalam sehari sedangkan pada kontrasepsi suntik jumlah darah

ibu pada saat menstruasi sebanyak 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Secara

statistik ada perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat

kontrasepsi Iud dengan kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjumg

Morawa.

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Tentang Perbedaan Pola Menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi

suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa. (n=20 kontrasepsi IUD, n=20 kontrasepsi suntik)

Variabel Mean SD p-value

(45)

B.

Pembahasan

1. Pola Menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi Iud

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 20 responden akseptor Kontrasepsi

IUD ibu yang mengalami siklus menstruasi rata-rata 27 hari, mengalami lama

menstruasi rata-rata 7 hari dan rata-rata 3 kali ganti pembalut selama menstruasi

dalam sehari. Hal ini dikarenakan akibat dari pola makan pengguna kontrasepsi IUD

mengalami gangguan seperti anorexia, mengkonsumsi obat-obatan dan ada yang

mengalami stress psikologis sehingga pola menstruasi nya tidak teratur.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari (Murdiyanti,2011) yang

menyatakan bahwa pada kontrasepsi IUD lama waktu menstruasi menjadi lebih

panjang, jumlah darah pada menstruasi menjadi lebih banyak dan datangnya siklus

waktu menstruasi menjadi lebih pendek, sehingga seolah-olah menstruasi datang 2

kali dalam kurun waktu 1 bulan atau 30 hari.

Selanjutnya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Sumarni,2009) yang menjabarkan bahwa perubahan pada pola menstruasi pengguna

kontrasepsi IUD , siklus menstruasi menjadi lebih pendek, lama mentruasi menjadi

lebih panjang, dan Jumlah darah menstruasi menjadi lebih banyak.

Sedangkan berdasarkan referensi ada yang menyatakan bahwa pola

menstruasi pada pemakaian kontrasepsi IUD yaitu sering terjadinya Perubahan siklus

menstruasi , menstruasi lebih lama dan banyak, terjadi Perdarahan (spotting),dan Saat

menstruasi lebih sakit. (Affandi,2006)

(46)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 20 responden akseptor kontrasepsi

suntik ibu yang mengalami siklus menstruasi rata-rata 24 hari, mengalami lama

menstruasi rata-rata 5 hari dan rata-rata 2 kali ganti pembalut selama menstruasi

dalam sehari. Hal ini dikarenakan pengguna kontrasepsi suntik mengalami masalah

berat badan, naik atau turun secara signifikan. Dan ada beberapa yang baru selesai

melahirkan sehingga menstruasinya tidak teratur.

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian (Murdiyanti,2011) yang

menjabarkan bahwa pada kontrasepsi suntik terjadi Perubahan pola menstruasi yang

biasanya pada tahun pertama pemakaian alat kontrasepsi suntik yaitu Perdarahan

bercak (spotting) yang dapat berlangsung cukup lama akan tetapi jarang terjadi

perdarahan dalam jumlah banyak.

Sedangkan menurut (Hartanto,2010) menjelaskan bahwa Pola menstruasi

pada pengguna kontrasepsi suntik pola menstruasi yang normal dapat berubah

menjadi : amenore, perdarahan ireguler, perdarahan-bercak, perubahan dalam

frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang.

3. Perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IU dengan kontrasepsi suntik

Dari hasil yang diperoleh, menyatakan adanya perbedaan yang signifikan

antara pola menstruasi Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan

kontrasepsi suntik, yaitu dengan p value 0,05 Di lihat dari siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD dan suntik yaitu terdapat hasil yang

(47)

ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Desa

Bangun Rejo Tanjung Morawa. Dengan rata-rata siklus menstruasi pada Kontrasepsi

IUD = 27 hari dan kontrasepsi suntik = 24 hari. Berdasarkan lama menstruasi antara

ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD dan suntik yaitu terdapat hasil yang

signifikan dengan p value = 0,001, maknanya ada perbedaan lama menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Desa

Bangun Rejo Tanjung Morawa dengan rata-rata lama menstruasi pada kontrasepsi

IUD = 7 hari dan kontrasepsi suntik = 5 hari. Sedangkan bila dilihat dari data jumlah

darah pada saat menstruasi terdapat hasil yang signifikan dengan p value = 0,003, maknanya ada perbedaan jumlah darah pada saat menstruasi antara ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo

Tanjung Morawa dengan rata-rata jumlah darah pada saat menstruasi pada

kontrasepsi IUD = 3 kali ganti pembalut selama menstruasi dalam sehari dan

kontrasepsi suntik = 2 kali ganti pembalut selama menstruasi dalam sehari.

Dari perbedaaan rata-rata perbedaan pola menstruasi antara ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di peroleh bahwa pada

siklus menstruasi kontrasepsi IUD lebih lama dibandingkan dengan kontrasepsi

suntik , sedangkan dilihat dari data lama menstruasi kontrasepsi IUD sama hal nya

yaitu lebih lama di bandingkan dengan kontrasepsi suntik. Serta jumlah darah pada

saat menstruasi juga berbeda bahwa pada kontrasepsi IUD lebih banyak mengganti

pembalut selama menstruasi dalam sehari dibandingkan dengan kontrasepsi suntik.

Hasil penelitian di atas di dukung oleh pernyataan (Hartanto,2007) yang

(48)

menjadi lebih panjang, Jumlah mensruasi menjadi lebih banyak dan datangnya siklus

menstruasi menjadi lebih pendek, sehingga seakan-akan menstruasi nya datang 2 kali

dalam kurun waktu 1 bulan atau 30 hari. Sedangkan pola menstruasi penggunaan

kontrasepsi suntik Perubahan pola menstruasi biasanya pada tahun pertama

pemakaian Kb suntik yaitu Perdarahan bercak (spotting) yang dapat berlangsung

cukup lama tetapi jarang terjadi perdarahan yang banyak.

                         

(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Penelitian dilakukan terhadap 40 responden yang terdiri dari 20 akseptor

kontrasepsi IUD dan 20 akseptor kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo Tanjung

Morawa. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013. Dari hasil penelitian

berdasarkan Pola Menstruasi yang di alami, didapatkan akseptor kb IUD mengalami

siklus menstruasi 27 hari sedangkan akseptor kb suntik mengalami menstruasi 24

hari, akseptor kb IUD mengalami lama menstruasi 7 hari sedangkan akseptor kb

suntik mengalamai lama menstruasi selama 5 hari dan akseptor kb IUD 3 kali ganti

pembalut selama menstruasi dalam sehari sedangkan akseptor kb suntik 2 kali ganti

pembalut selama menstruasi dalam sehari.

Berdasarkan analisa statistik compare means dengan formula Independent T tes, di dapat p value < α (0,05) maka dapat di ambil kesimpulan bahwa ada Perbedaan Pola Menstruasi antara Ibu yang menggunakan alat Kontrasepsi IUD

dengan kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.

B. Saran

1. Praktek Kebidanan

Diharapkan Bidan dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai alat

(50)

akseptor telah mengetahui bagaimana pola menstruasi dengan alat kontrasepsi yang

telah di gunakan.

2. Pendidikan kebidanan

Pada penelitian ini di dapat hasil bahwa ada perbedaan pola menstruasi antara

ibu yang menggunakan alat kontrasepsi iud dengan kontrasepsi suntik. Untuk itu di

harapkan adanya pendidikan konseling sebelum akseptor menggunakan kontrasepsi.

3. Penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini agar dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya terkait

dengan perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi

IUD dengan kontrasepsi suntik.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. YBC,Jakarta

Anwar (2007). Teknologi Kontrasepsi,Gadjah Mada University,Jogjakarta

Efferet (2005).Kontrasepsi dan Kesehatan Reproduksi.EGC, Jakarta.

Fitrilidya (2012). Kb dan gangguan menstruasi. http://www.jambi-independent.co.id/jio/index.php?option=com_conten&view=article &id=14858:kb-dan-gangguan-menstruasi&catid=11:kesehatan

Hartanto (2007).Perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontarasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Desa geneng Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta. Jurnal kesehatan. Website: http://www.skirpsistikes.wordpress.com

Hartanto (2010). Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Sinar Harapan, Jakarta.

Hartini (2008). Kb dan pelayanan Kontrasepsi. EGC, Jakarta.

Intan (2012). Tentang kb. Website: http://tentangkb.wordpress.com/2011/09/05/pertanyaan-pertanyaan-seputar-iud-1

Kusmiran (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Selemba Medika, Jakarta.

Maryani (2008). Pelyanaan KB dan Kontrasepsi. TIM, Jakarta.

Maryani (2010).http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-waasrianim-

6685-2-babi.pdf. penelitian.

Pinem (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi, TIM, Jakarta.

(52)

Rismalinda (2010). Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi, TIM, Jakarta.

(53)

KUESIONER PENELITIAN

PERBEDAAN POLA MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN KONTRASEPSI SUNTIK

DI DESA BANGUN REJO, TANJUNG MORAWA

Tanggal :

Kode :

I. KARAKTERISTK RESPONDEN

Umur : Tahun

Pendidikan :

1. SD

2. SMP

3. SMA

4. Perguruan Tinggi

Pekerjaan :

1. Tidak Bekerja

2. PNS

3. Wiraswasta

4. Lain-lain

Suku :

1.Jawa

2. Batak

(54)

Pernyataan Tentang Pola Menstruasi 1. Pengguna Kontrasepsi IUD

Jawablah pernyataan dibawah ini dengan baik dan benar sesuai dengan

apa yang ibu alami.

No Pernyataan Jawaban

Siklus menstruasi

1 Dalam pemakaian kontrasepsi ini

berapa hari menstruasi yang ibu dimulai

dari akhir menstruasi sebelumnya

sampai akhir menstruasi berikutnya ?

Lama menstruasi

2 Dalam pemakaian kontrasepsi ini

berapa lama menstruasi yang ibu alami

?

Jumlah darah menstruasi

3 Dalam pemakaian kontrasepsi ini

selama menstruasi berapa kali ibu

(55)

2. Pengguna Kontrasepsi Suntik

Jawablah pernyataan dibawah ini dengan baik dan benar sesuai dengan

apa yang ibu alami.

No Pernyataan Jawaban

Siklus menstruasi

1 Dalam pemakaian kontrasepsi ini

berapa hari menstruasi yang ibu dimulai

dari akhir menstruasi sebelumnya

sampai akhir menstruasi berikutnya ?

Lama menstruasi

2 Dalam pemakaian kontrasepsi ini

berapa lama menstruasi yang ibu alami

?

Jumlah darah menstruasi

3 Dalam pemakaian kontrasepsi ini

selama menstruasi berapa kali ibu

mengganti pembalut dalam sehari ?

(56)

Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Assalamu’alaikum Wr.Wb/Salam sejahtera

Dengan Hormat,

Nama saya Bayu Widya Arini, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Saya sedang melakukan penelitian

yang berjudul “Perbedaan Pola Menstruasi antara Ibu yang Menggunakan Alat

Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa”.

Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21

dan 30 hari), yaitu pada hari ke 1-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel

primer yang di rangsang oleh hormon FSH.

Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah

pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan.

Tujuan dilakukan nya penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan pola

menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi iud dengan kontrasepsi suntik. Saya

akan melakukan kegiatan berupa penelitian berupa :’

a. Mengisi kuesioner berupa data demografi yang terdiri dari usia,pendidikan,pekerjaan,

alat kontrasepsi yang digunakan dan pengaruh kontrasepsi iud dan kontrasepsi suntik

terhadap pola menstruasi.

b. Membantu responden dalam pengisian kuesioner, apabila di dapatklan responden

yang tidak bisa menulis atau membaca.

Partisipasi saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam

(57)

penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudari membutuhkan

penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Bayu Widya Arini

Alamat : Jln.Dr.Mansyur/SMTK 08, Medan

No.Hp : 082365671937

Terimakasih saya ucapkan kepada saudari yang telah ikut berpartisipasi pada

penelitian ini. Keikutsertaan saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu

yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudari

bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2013

Peneliti

(Bayu Widya Arini)

   

(58)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(

INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp.no hp :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Perbedaan Pola Menstruasi

Antara Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa

Bangun Rejo, Tanjung Morawa”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan

menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian lah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013

(59)

TABEL MASTER DATA

“PERBEDAAN POLA MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA BANGUN

REJO TANJUNG MORAWA”

NO Umur Pendidikan Pekerjaan Kontrasepsi yang digunakan

(60)
(61)

Distribusi Frekuensi kelompok IUD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(62)

   

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 9 45.0 45.0 45.0

Wiraswasta 11 55.0 55.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Statistics

suku

N Valid 20

Missing 0

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid jawa 10 50.0 50.0 50.0

batak 7 35.0 35.0 85.0

melayu 3 15.0 15.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Statistics

Pekerjaan

N Valid 20

(63)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

siklus menstruasi 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Siklus menstruasi Mean 27.70 .827

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 25.97

Upper Bound 29.43

5% Trimmed Mean 27.78

Median 28.00

Variance 13.695

Std. Deviation 3.701

Minimum 20

Maximum 34

Range 14

Interquartile Range 4

Skewness -.726 .512

(64)
(65)

Case Processing Summary

Statistic Std. Error

Lama menstruasi Mean 7.00 .435

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 6.09

Upper Bound 7.91

5% Trimmed Mean 7.11

Median 7.50

Variance 3.789

Std. Deviation 1.947

Minimum 3

Maximum 9

Range 6

Interquartile Range 3

Skewness -.951 .512

(66)

     

   

(67)

Case Processing Summary

Statistic Std. Error

Jumlah darah Mean 3.15 .167

95% Confidence Interval for Mean

Std. Deviation .745

Minimum 2

Maximum 4

Range 2

Interquartile Range 1

Skewness -.257 .512

Kurtosis -1.043 .992

(68)

 

 

(69)

Distribusi Frekuensi Kelompok Suntik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 3 15.0 15.0 15.0

SMP 7 35.0 35.0 50.0

SMA 10 50.0 50.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Statistics

Umur

N Valid 20

Missing 0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

(70)

Statistics

Pekerjaan

N Valid 20

Missing 0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 10 50.0 50.0 50.0

Wiraswasta 10 50.0 50.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Statistics

suku

N Valid 20

Missing 0

suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid jawa 13 65.0 65.0 65.0

batak 6 30.0 30.0 95.0

melayu 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

(71)

Case Processing Summary

Statistic Std. Error

Siklus menstruasi Mean 24.15 .748

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 22.58

Upper Bound 25.72

5% Trimmed Mean 24.06

Median 24.50

Variance 11.187

Std. Deviation 3.345

Minimum 20

Maximum 30

Range 10

Interquartile Range 8

Skewness .155 .512

Kurtosis -1.334 .992

(72)

   

   

   

       

(73)

 

Statistic Std. Error

Lama menstruasi Mean 4.90 .340

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 4.19

Upper Bound 5.61

5% Trimmed Mean 4.83

Median 5.00

Variance 2.305

Std. Deviation 1.518

Minimum 3

Maximum 8

Range 5

Interquartile Range 3

Skewness .186 .512

(74)
(75)

Case Processing Summary

Statistic Std. Error

Jumlah darah Mean 2.30 .206

95% Confidence Interval for Mean

Std. Deviation .923

Minimum 1

Maximum 4

Range 3

Interquartile Range 1

Skewness .214 .512

(76)

     

(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)

Gambar

Tabel 1 Distribusi Frekuensi berdasarkan karakteristik responden di Desa Bangun Rejo,
Tabel 2
Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya memberi kuasa kepada setiap dokter, rumah sakit, klinik, puskesmas, perusahaan asuransi dan badan hukum, perorangan atau organisasi lainnya yang mempunyai catatan

All the four multiband images were classified using support vector machine (SVM) classifier into four most abundant land cover classes, viz, hard surface, vegetation, water

BILA I1 / I2 LEBIH KECIL DARI K MAKA RELAI AKAN BUKA KONTAK TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN SEBAGAI RELAI

manajemen resiko sebagai suatu proses untuk mengidentifikasi, mengkontrol, dan meminimalis dampak yang tidak terduga dari kegiatan suatu organisasi. PublicRelation

(2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan satuan standar yang meliputi standar nasional pendidikan , ditambah dengan

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Wonokerto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, yang berjumlah 12 siswa. Siswa kelas IV SD Wonokerto

Jika waktu maturasi tidak cukup, maka akan menyebabkan pencampuran tidak homogen, menyebabkan white spot pada bandela (terdapat butiran-butiran putih yang tidak menyatu)

adalah benar-benar mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta yang telah melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah (Tugas Akhir) berupa