Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa
Abstrak
Bayu widya arini
Latar Belakang : Sejumlah perempuan mengeluhkan pemakaian alat kontrasepsi dengan masalah menstruasi mereka serta lainnya. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan. Memang banyak keluhan ibu-ibu terkait dengan penggunakan alat kontrasepsi, termasuk gangguan tidak teraturnya menstruasi. Namun itu sifatnya hormonal, dan tidak semua orang mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang terjadi karena hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang. Berdasarkan latar belakang penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasespsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
Metode Penelitian: Penelitian ini meupakan penelitian deskriptif komparatif dengan rancangan dua kelompok variabel. Sampel dalam penelitian ini di ambil dengan metode total sampling yaitu 40 orang. penelitian ini dilakukan di Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa. Analisa data di uji dengan menggunakan Uji T-test Independen.
Hasil Penelitian : Hasil uji T-test menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan antara Pola Menstruasi Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik dilihat dari Siklus menstruasi dengan (p-value = 0,013), lama menstruasi dengan (p-value = 0,001) dan Jumlah darah dengan (p-value = 0,003).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa ada Perbedaan antara Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik. Jadi, dengan adanya Perbedaan Pola Menstruasi ini dapat membantu Ibu Wanita Usia subur untuk mengetahui bahwa dalam penggunaan Kontrasepsi Khusus nya IUD dan Suntik telah adanya Perbedaan pada Pola Menstruasi.
Kata Kunci : Siklus Menstruasi, Lama Menstruasi dan Jumlah darah Menstruasi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Perbedaan Pola menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasespsi
IUD dengan Kontrasespi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa” yang di ajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumtera Utara.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan
dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat karya tulis ilmiah ini tepat
pada waktunya. Sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. dr.Dedi Ardinata,M.kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, Skep., Ns., M.kep selaku Ketua Program DIV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Evi Karota Bukit M.kep., Ns selaku dosen pembimbing penulisan proposal
4. Kepala Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa yang telah memberikan izin peneliti
untuk mengadakan penelitian di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
5. Seluruh staf dan Dosen Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
6. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a
yang tiada henti-hentinya kepada penulis hingga membuat semangat penulis terus
terpacu dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.
7. Rekan-rekan mahasiswi Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada
penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah
ini masih memerlukan perbaikan untuk kesempurnaan Karya tulis ilmiah, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan Karya tulis ilmiah ini .
Akhir kata penulis do’akan segala bentuk bantuan yang telah di berikan
mendapat imbalan dari Allah SWT.
Medan...2013
Penulis
(Bayu Widya Arini)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR SKEMA ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Perumusan Masalah ... 3
C.Tujuan Penelitian ... 4
1. Tujuan Umum ... 4
2. Tujuan Khusus ... 4
D.Manfaat Penelitian ... 4
1. Bagi Pelayanan Kebidanan ... 4
2. Bagi Tempat Penelitian ... 5
3. Bagi Peneliti lebih lanjut ... 5
BAB II TINJUAUAN PUSTAKA ... 6
A.Menstruasi ... 6
1. Fisiologis Menstruasi ... 6
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi menstruasi ... 7
3. Pola menstruasi ... 8
2. Lama menstruasi ... 10
3. Jumlah darah menstruasi ... 10
4. Fungsi menstruasi dan kontrasepsi ... 11
B. Kontrasepsi ... 12
1. Kontrasepsi IUD ... 12
A. Keuntungan Kontrasepsi IUD ... 13
B. Kerugian/efek samping Kontrasepsi IUD ... 13
C. Cara kerja kontrasepsi IUD ... 14
D. Kontra indikasi ... 14
E. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi IUD ... 14
2. Kontrasepsi Suntik ... 14
A. Keuntungan Kontrasepsi Suntik ... 15
B. Kerugian/efek samping kontrasepsi suntik ... 16
C. Cara kerja kontrasepsi suntik ... 16
D. Kontra indikasi ... 16
E. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi Suntik ... 17
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 18
A.Kerangka Konsep ... 18
B.Hipotesis ... 18
C.Defenisi Operasional ... 19
BAB IV METODE PENELITIAN ... 20
A.Desain Penelitian ... 20
B.Populasi dan sampel ... 20
1. Populasi ... 20
2. Sampel ... 20
C.Tempat Penelitian ... 21
D.Waktu Penelitian ... 21
E. Etika Penelitian ... 21
F. Instrumen Penelitian ... 21
G.Validitas dan Reliabilitas ... 22
H.Prosedur Penguimpulan Data ... 22
I. Analisa Data ... 23
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
A. Hasil Penelitian ... 25
1. Karakteristik Responden ... 25
2. Pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa ... 26
3. Perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa ... 27
B. Pembahasan ... 28
1. Pola menstruasi Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa ... 28
2. Pola menstruasi Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi Suntik Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa ... 29
3. Perbedaan Pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa ... 29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 30
1. Kesimpulan ... 30
2. Saran ... 30
1. Praktek Kebidanan ... 31
2. Pendidikan Kesehatan ... 31
3. Penelitian selanjutnya ... 31
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel distribusi Frekuensi karakteristik Responden Perbedaan Pola menstruasi
antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik
di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa ... 26
Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Pola menstruasi Ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung
Morawa ... 27
Tabel 3 Tabel Distribusi Frekuensi tenteng Perbedaan Pola menstruasi Ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa
Bangun Rejo, Tanjung Morawa... 28
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka Konsep Perbedaan Siklus Menstruasi antara Ibu yang
menggunakan alat kontyrasepsi Iud dengan kontrasepsi Suntik di
Dusun VII Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa Tahun 2012 ...
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lampiran Pernyataan Sidang Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Prosedur Penjelasan Kepada Calon Responden
Lampiran 4 : Lembar Kuesioner
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa
Abstrak
Bayu widya arini
Latar Belakang : Sejumlah perempuan mengeluhkan pemakaian alat kontrasepsi dengan masalah menstruasi mereka serta lainnya. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan. Memang banyak keluhan ibu-ibu terkait dengan penggunakan alat kontrasepsi, termasuk gangguan tidak teraturnya menstruasi. Namun itu sifatnya hormonal, dan tidak semua orang mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang terjadi karena hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang. Berdasarkan latar belakang penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasespsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
Metode Penelitian: Penelitian ini meupakan penelitian deskriptif komparatif dengan rancangan dua kelompok variabel. Sampel dalam penelitian ini di ambil dengan metode total sampling yaitu 40 orang. penelitian ini dilakukan di Desa Bangun Rejo Tanjung Morawa. Analisa data di uji dengan menggunakan Uji T-test Independen.
Hasil Penelitian : Hasil uji T-test menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan antara Pola Menstruasi Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik dilihat dari Siklus menstruasi dengan (p-value = 0,013), lama menstruasi dengan (p-value = 0,001) dan Jumlah darah dengan (p-value = 0,003).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa ada Perbedaan antara Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik. Jadi, dengan adanya Perbedaan Pola Menstruasi ini dapat membantu Ibu Wanita Usia subur untuk mengetahui bahwa dalam penggunaan Kontrasepsi Khusus nya IUD dan Suntik telah adanya Perbedaan pada Pola Menstruasi.
Kata Kunci : Siklus Menstruasi, Lama Menstruasi dan Jumlah darah Menstruasi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menstruasi adalah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu
proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium)
yang keluar melalui vagina . Siklus menstruasi berkisar antara 21 - 40 hari,
hanya 10 – 15% wanita yang memiliki siklus 28 hari dan lebih dari 35 hari. Jarak
antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan
sesaat sebelum menopause, lamanya mengeluarkan darah pun berbeda-beda,
biasanya antara 3-5 hari,7-8 hari dan ada yang 1-2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit. (Prawirohardjo,2007).
Sejumlah perempuan mengeluhkan pemakaian alat kontrasepsi dengan
masalah menstruasi mereka serta lainnya. Masalah tersebut dapat berupa tidak
mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat dan berkepanjangan.
Memang banyak keluhan ibu-ibu terkait dengan penggunakan alat kontrasepsi,
termasuk gangguan tidak teraturnya menstruasi. Namun itu sifatnya hormonal,
dan tidak semua orang mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang
terjadi karena hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang.(Fitrilidia,2012)
Setiap metode kontrasepsi mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Namun tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas
secara aman dan efektif dengan metode yang dapat diterima oleh pengguna, baik
karena itu, banyak wanita merasa bahwa penggunaan kontrasepsi terkadang
problematis dan mungkin terpaksa memilih metode yang tidak cocok dengan
konsekuensi yang merugikan atau bahkan mereka memilih untuk tidak
menggunakan metode KB sama sekali (Maryani, 2010).
Menurut penelitian dari Murdiyanti (2011) Upaya langsung menurunkan
tingkat kelahiran dilaksanakan melalui program KB, yaitu mengajak pasangan
usia subur yang berusia sekitar 20-45 tahun agar memakai alat kontrasepsi.
Jumlah pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi terus ditingkatkan.
Sedangkan jenis alat kontrasepsi yang dipakai pasangan usia subur ditingkatkan
kepada yang lebih efektif yaitu yang mempunyai pencegahan kehamilan yang
lebih lama.
Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun
2007, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 224,9 juta jiwa, terbanyak keempat
di dunia. (Sirait, 2008). Dari segi pemakaian jumlah kontrasepsi, terdapat 35,2%
pengguna kontrasepsi suntikan, 28,1% pengguna kontrasepsi pil, 18,8%
pengguna IUD, 14,2% pengguna implan, 5,5% sterilisasi, dan 1,0% pengguna
kontrasepsi lain.
Menurut Murdiyanti yang dikutip dari Hartanto (2010) KB IUD dan suntikan
mempunyai permasalahan atau efek samping. Efek samping yang paling utama
adalah gangguan pola menstruasinya. Pemakai KB IUD, baik “copper T” atau
jenis lainnya sering mengalami perubahan pada pola menstruasinya. Lama
menstruasi menjadi lebih panjang dan beberapa diantaranya didahului dan
dan datangnya siklus menstruasi menjadi lebih pendek, sehingga seakan-akan
haidnya datang 2 kali dalam kurun waktu 1 bulan atau 30 hari. Panjang siklus
bervariasi dari 23 hari atau kurang untuk siklus pendek dan lebih dari 35 hari
untuk siklus panjang (Hartanto, 2007).
Salah satu Efek samping dari penggunaan IUD yaitu rasa cemas karena
takut hamil. Biasanya akseptor kb ini konsultasi langsung kepada dokter
kandungan. Hal itu di sebabkan karena biasanya akseptor tersebut mempunyai
anak yang berusia 6 bulan dan sedang pada masa laktasi , maka dari itu selama
masa laktasi terjadi perubahan hormone yang dipengaruhi oleh hormon
prolaktin. kedua hormon tersebut akan berpengaruh terhadap Menstruasi.
Hormon prolaktin ini lah yang menekan keluarnya hormon tersebut, akibatnya
ibu belum Menstruasi. hormon prolaktin ini muncul pada saat ibu sedang
menyusui. terutama asi eksklusif. sampai enam bulan pertama, biasanya hormon
prolaktin ini memberikan pengaruh signifikan terhadap masa
menstruasi.(Intan,2012)
Pada pemakaian KB suntik juga mengalami gangguan pola menstruasi.
Gangguan pola menstruasi yang terjadi tergantung pada lama pemakaian.
Memang efek samping suntik KB terhadap siklus menstruasi sering "tidak
menyenangkan" Tetapi tidak terlalu berbahaya dan bukan tanda adanya gejala
penyakit. Perubahan pola menstruasi biasanya pada tahun pertama pemakaian
Kb suntik yaitu Perdarahan bercak (spotting) yang dapat berlangsung cukup
bertambahnya Berat Badan. Bisa menyebabkan terjadinya sakit kepala, nyeri
pada payudara, timbul jerawat dan berkurangnya libido seksual. (Hartanto,2007).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD dengan kontrasespsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung
Morawa.
B. Rumusan masalah
Rumusan Masalah dalam Penelitian ini adalah “Adakah Perbedaan Pola
Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasespsi IUD dengan
Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi Suntik di Desa
Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengeidentifikasi pola menstruasi Ibu dengan menggunakan alat
kontrasepsi IUD di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
2. Utuk mengeidentifikasi pola menstruasi Ibu dengan menggunakan alat
3. Untuk mengetahui Perbedaan pola menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi Suntik di Desa
Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang efektif dan efisien dan memberikan informasi yang akurat mengenai
perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD
dengan kontrasepsi suntik.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini sebagai motivasi atau pedoman sehingga masyarakat
khusus nya untuk ibu wanita usia subur mengerti tentang perbedaan pola
menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan
kontrasepsi suntik.
3. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
Sebagai bahan atau masukan dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi
masalah penelitian kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
terkait dengan Perbedaan pola menstruasi alat kontrasepsi IUD dengan
kontrasepsi suntik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menstruasi
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi
merupakan perdarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan
telah berfungsi matang. Dimana siklus menstruasi normal biasanya terjadi setiap
22-23 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari (Kusmiran, 2011).
Menstruasi merupakan siklus yang kompleks meliputi psikologis, pancaindra,
korteks serebri, hipofisis (ovarial aksis), dan endorgan. Menstruasi yang disertai
ovulasi, terjadi selang beberapa bulan sampai sampai dua atau tiga tahun setelah
menarke yaitu sekitar usia 17-18 tahun.
1. Fisiologis Menstruasi a. Stadium Menstruasi
Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu endometrium
dilepaskan sehingga timbul perdarahan. Hormon-hormon ovarium berada
pada kadar paling rendah.
b. Stadium Proliferasi
Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah
menstruasi sampai ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase
proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidia fingsionalis yang
tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi perlepasan sel
telur dari indung telur (disebut ovulasi).
c. Stadium Sekresi
Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Maka sekresi adalah masa sesudah
terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi
pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk
implantasi (perlekatan ke rahim). d. Stadium Premenstruasi
Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah putih
atau sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi dengan hilangnya cairan
dan secret sehingga akan terjadi kolaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat
ini terjadi vasokontriksi. Kemudian pembuluh dari itu berelaksasi dan
akhirnya pecah.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi a. Faktor Hormon
Menurut Prawihardjo (2008), Hormon-hormon yang mempengaruhi
terjadi nya menstruasi pada seorang wanita yaitu : yang pertama
adalah FSH – RH yang merangsang hifofise untuk mengeluarkan FSH
(Follicle Stimulating hormone releasing hormone), yang kedua yaitu
LH – RH yang merangsang hipofise untuk mengeluarkan LH
mengeluarkan prolaktin. Beberapa RH untuk somatotropin, TSH
(Thyroid Stimulating Hormone), dan ACTH (Adrenocorticottropic hormone).
b. Faktor Enzim
Enzim Hidrolik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang
berperan dalam sintesis protein, yang menganggu metabolisme sehingga
mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.
c. Faktor veskuler fase proliferasi
Terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional
endometrium. Pada pertumbuhan endometrium. Pada pertumbuhan
endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan
antara keduanya. Dengan regersi endometrium,timbul statis dalam
vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkan dengan arteri, dan
akhirnya terjadi ovulasi dan perdarahan dengan pembentukan
hermatoma, baik dari arteri maupun vena.
d. Faktor prostagladin
Endometrium mengandung prostagladin E2 dan F3 dengan adanya
desintegrasi endometrium, prostagladin terlepas dan menyebabkan
kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan
3. Pola Menstruasi a. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi yang klasik adalah yaitu 28 hari, siklus ini dapat
berbeda-beda disetiap wanita nya. Tiga masa utama siklus menstruasi
yaitu : masa menstruasi selama dua sampai delapan hari, masa proliferasi
sampai hari ke empat belas, masa sekresi dimana korpus rubrum menjadi
korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Beberapa kelainan siklus
menstruasi yaitu : Polimenorea yaitu suatu kondisi dimana siklus
menstruasi kurang dari 21 hari. Pada polimenorea terdapat siklus
menstruasi yang memendek dan biasa yaitu kurang dan 21 hari,
sedangkan jumlah perdarahan relatif tetap. Polimenorea merupakan
gangguan hormonal, dengan umur korpus luteum yang memendek,
sehingga siklus menstruasi pun menjadi lebih pendek.
Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari menstruasi
biasa. Jika darah menstruasi lebih banyak disebut dengan polimenoregia
atau epinemoregia. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan
hormonal, kongesti ovarium pada peradangan endometriosis, dan
sebagainya. Terapi yang dilakukan bergantung pada penyebab
polimenorea. Kemudian ada Oligomenorea yaitu suatu kondisi dimana
siklus menstruasi lebih panjang lebih dari 35 hari. Dan yang terakhir
Amenorea yaitu suatu keadaan tidak keluarnya darah menstruasi
sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Dibedakan menjadi 2 kategori yaitu
keadaan seorang wanita usia 18 tahun atau lebih yang belum pernah
menstruasi. Amenorea sekunder yaitu kondisi wanita yang sudah
menstruasi lalu tidak mendapatkan menstruasi lagi.
Penyebab amenorea yaitu :
1. Keadaan fisiologis yaitu adanya kehamilan, masa sebelum
pubertas, saat laktasi dan wanita yang sudah mengalami
menopause.
2. Gangguan pada aksis Hipotelamus-hipofisis Ovarium yaitu :
dysfungsi ovarium, peniferi yang tidak bereaksi, tidak
berfungsinya hipofise, adanya penyakit kronis
3. Kelainan kongenital yaitu : tidak terbentuknya hymen,
menggunakan kontrasepsi.
b. Lama Menstruasi
Lama berlangsungnya menstruasi berbeda-beda pada tiap wanita.
Ada yang hanya 2 atau 3 hari, atau ada yang sampai 8 hari. Selama masih
di bawah 15 hari tanda nya masih normal. Pada lama menstruasi 3 hari
siklus nya tetap, tetapi lama menstruasi nya saja yang lebih memendek
yaitu 3 hari, tetapi hal ini tidak mengganggu fertilitas. Pada lama
menstruasi 8 hari siklus nya juga tetap hanya saja lama menstruasi nya
c. Jumlah darah pada Menstruasi
Darah yang keluar saat menstruasi berbeda dengan darah saat kita
luka. Pada saat kita menstruasi, darah yang keluar bercampur dengan
selaput rahim. Jumlah darah yang keluar berbeda-beda setiap orangnya
dan setiap bulannya tergantung dari kondisi tubuh. Secara general dalam
1 periode darah yang keluar antara 50ml – 100ml. Tetapi ada hari yang
bisa keluar sampai 30ml. Ada beberapa macam kelainan dalam banyak
nya jumlah darah dalam menstruasi yaitu : Hipomenorea yaitu perdarahan
yang lebih pendek di bandingkan dengan biasanya. Hipomenorea dapat
disebabkan kesuburan endomtrium kurang karena keadaan gizi penderita
yang rendah, penyakit menahun, dan gangguan hormonal karena
menggunakan kontrasepsi. Kelainan lain yaitu Hipermenorea yaitu
jumlah darah yang lebih banyak dan dapat disertai dengan gumpalan
darah dan lamanya perdarahan nya lebih dari 8 hari.
4. Fungsi Menstruasi dan Kontrasepsi
Kontrasepsi hormonal dibuat untuk membatasi fungsi dari ovarium
sehingga mencegah proses ovulasi, tidak terjadi kehamilan, dan tidak ada
siklus menstruasi. Kontrasepsi oral menurunkan durasi dan jumlah
perdarahan, tetapi masih menimbulkan perdarhan intermiten,
berhubungan dengan penurunan kejadian kram perut saat menstruasi.
berhubungan dengan tidak teraturnya menstruasi, episode perdarahan
yang panjang, amenorrhea pada 12 bulan penggunaan.
Kontrasepsi IUD berhubungan dengan periode perdarahan yang
panjang dan banyak. Pada wanita yang dilakukan sterilisasi, peningkatan
dysmenorhea dirasakan pada wanita tersebut dalam kurun waktu satu
tahun setelah sterilisasi. Menstruasi merupakan siklus reproduksi pada
wanita. Gangguan-ganggan yang berhubungan dengan menstruasi dapat
menyebabkan gangguan dalam proses reproduksinya. Faktor-faktro yang
berhubungan dengan gangguan menstruasi dapat memberi pengaruh pada
wanita dalam proses reproduksinya sehingga sangat penting bagi wanita
untuk memahami proses menstruasi agar dapat menjalankan fungsi
reproduksi secara optimal.(Kusmiran,2010)
B. Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk
mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang
seperti Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar mendukung program
kontraspesi untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk
meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam hal ini pemerintah Indonesia
menyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB melalui pengaturan
1. Kontrasepsi IUD
Iud adalah salah satu alat kontrasepsi Moderen dan alat yang telah di
rancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif
fungsi kontrasepsinya) yang di letakkan dalam cavum uteri sebagai usaha
kontrasepsi ; menghalangi fertilisasi&menyulitkan telur untuk
berimplantasi dalam uterus. (Rismalinda,2010)
Jenis-jenis IUD yang sering beredar atau sering digunakan yaitu
: (Maryani,2008)
1. IUD generasi pertama : disebut Lipesslop, berbentuk spiral atau
huruf S ganda, terbuat dari plastik (poyethyline).
2. IUD generasi kedua : Cu T 200 B ; Berbentuk T yang batangnya
dililit tembaga (Cu) dengan kandungan tembaga, Cu 7 ; Berbentuk t
yang batangnya dililit tembaga, ML Cu 250 ; Berbentuk 3/3
lingkaran elips yang bergerigi yang batangnya dililit tembaga.
3. IUD generasi ketiga : Cu T.380 A; Berbentuk huruf T dengan lilitan
tembaga yang lebih banyak dan perak, Ml Cu 375 : Batangnya dililit
tembaga berlapis perak, Nova T.Cu 200 A; Batangnya dan
lengannya dililit tembaga.
4. IUD generasi keempat :
Ginefix, merupakan AKDR tanpa rangka, terdiri dari benang
A. Keuntungan Kontrasepsi IUD (Pinem,2009)
Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi,
Reversibel, berjangka panjang, Meningkatkan hubungan seksual karena
tidak perlu takut untuk hamil, Tidak mempengaruhi produksi dan
kualitas ASI, Dapat di pasang segera setelah melahirkan atau setelah
abortus bila tidak ada infeksi, Dapat digunakan sampai menopause.
B. Efek samping/Kerugian Kontrasepsi IUD
Efek samping yang umum terjadi yaitu : Perubahan siklus
menstruasi, menstruasi lebih lama dan banyak, Perdarahan (spotting),
Saat menstruasi lebih sakit.(Affandi,2006)
Menurut hasil penelitian dari (Murdiyanti,2011) menyatakan bahwa
pada kontrasepsi IUD lama waktu menstruasi menjadi lebih panjang,
jumlah darah pada menstruasi menjadi lebih banyak dan datangnya
siklus waktu menstruasi menjadi lebih pendek, sehingga seolah-olah
menstruasi datang 2 kali dalam kurun waktu 1 bulan atau 30 hari.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Sumarni,2009)
menjabarkan bahwa perubahan pada pola menstruasi pengguna
kontrasepsi IUD , siklus menstruasi menjadi lebih pendek, lama
mentruasi menjadi lebih panjang, dan Jumlah darah menstruasi menjadi
lebih banyak.
Komplikasi lain : Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia. Perforsi dinding
uterus (sangat jarang apabila pemasangan nya benar), Tidak mencegah
IMS termasuk HIV/AIDS, Tidak baik digunakan pada perempuan
dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan, Penyakit
radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR, PRP dapat memicu infertilitas, Tidak mencegah terjadinya
kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan
normal, Klien tidak melepas AKDR dengan sendiri, Mungkin AKDR
akan keluar dari uterus tanpa diketahui.
C. Cara kerja Kontrasepsi IUD (Anwar,2007)
Mencegah keluar nya sel telur (ovulasi), Menahan masuk nya
sperma kedalam saluran kelamin wanita sampai mencapai ovum,
Menghalangi nidasi.
D. Kontara Indikasi (Maryani,2008)
Kehamilan, Gangguan perdarahan yang tidak diketahui sebab nya,
Peradangan pada alat kelamin, endometrium dan pangkal panggul,
Kecurigaan tumor ganas di alat kelamin, Tumor jinak rahim dan
kelainan bawaan rahim.
E. Yang Tidak diperkenankan Menggunakan IUD (Affandi,2006) Seseorang yang sedang hamil atau kemungkinan hamil,Tiga bulan
septik, Kelainan bawaan uterus yang abnormal, Kanker alat genital,
Diketahui menderita TBC pelvik, Ukuran rongga rahim kurang dari 5
cm.
2. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik untuk kebutuhan keluarga berencana terus
berkembang dari tahun ketahun. Pada awal tahun 1960 an hormon
progestin mulai digunakan sebagai kontrasepsi untuk kepentingan
keluarga berencana. Tingginya minat pemakai suntikan KB oleh
karena kontasepsi ini termasuk metode moderen, selain itu juga aman,
sederhana dan efektif juga tdak menimbulkan gangguan serta dapat
dapat dipakai pasca persalinan.(Rismalinda,2010)
Dua Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak
dipakai adalah : (Hartanto 2010)
1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat)=Depo-Provera
Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang
lebih dari 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira
5 juta wanita, cara pemberian nya diberikan sekali setiap – 3 bulan
dengan dosis 150 mg.
4. NET-EN (Norethindrone enanthate)=Noristerat
Dipakai lebih lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor
kira-kira 1,5 juta wanita, cara pemberian nya diberikan dalam dosis 200 mg
pertama (= 3x suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali setiap -12
minggu.
A. Keuntungan Kontrasepsi Suntik (Efferet,2005)
Efektifitas nya tinggi, Bertahan sampai 8-12 minggu, Penurunan
disminorea dan menoragi yang menyebabkan anemia berkurang,
Penurunan gejala pramenstruasi, Penyakit radang panggul berkurang,
Kemungkinan penurunan endometritis karena pengentalan lendir
serviks, Efektifitas tidak berkurang karena diare, muntah, atau
penggunaan antibiotik.
B. Efek samping/kerugian Kontrasepsi Suntik
Gangguan yang paling sering terjadi dan yang paling menganggu
yaitu Pola menstrusasi. Pola menstruasi yang normal dapat berubah
menjadi : amenore, perdarahan ireguler, perdarahan-bercak, perubahan
dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang. (Hartanto,2010)
Menurut hasil penelitian (Murdiyanti,2011) menjabarkan bahwa pada
kontrasepsi suntik terjadi Perubahan pola menstruasi yang biasanya pada
tahun pertama pemakaian alat kontrasepsi suntik yaitu Perdarahan bercak
(spotting) yang dapat berlangsung cukup lama akan tetapi jarang terjadi
perdarahan dalam jumlah banyak.
Selain dari gangguan menstruasi kerugian yang lain nya seperti :
efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari kadar insulin
dan penurunan HDL-Kolesterol.
C. Cara Kerja Kontrasepsi Suntikan (Rismalinda,2010)
Selain Mencegah Ovulasi cara kerja yang lainnya yaitu seperti
Mengentalakn lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma dan menjadikan selaput lendir rahim tipis atrofi.
D. Kontra Indikasi (Hartini,2008)
Tersangka Hamil, Perdarahan akibat kelainan ginekologi atau
(perdarahan dari liang senggama) yang tidak diketahui penyebab nya,
Adanya tanda-tanda tumuor/keganasan, Adanya tingkat penyakit jantung,
hati, tekanan darah tinggi, kencing manis (penyakit metabolisme), paru
berat.
E. Yang tidak boleh menggunakan Kontrasepsi suntikan (Affandi,2006)
Seorang ibu yang sedang hamil atau di duga hamil, Menyusui di
bawah 6 minggu pasca persalinan, Perdarahan pervaginam yang belum
jelas penyebabnya, Penykit hati akut, Usia >35 tahun yang perokok,
Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah tinggi >180/110
mmHg, Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep dari penelitian ini adalah mengetahui Perbedaan Pola
Menstruasi antara ibu yang menggunakan Alat Kontrasespsi IUD dengan
Kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa. Aspek-aspek yang
terdapat dalam penelitian ini berupa : Siklus Menstruasi, Lama Menstruasi dan
Jumlah darah pada Menstruasi.
Skema 1. Kerangka konsep Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang mengguanakan alat kontrasepsi IUD dengan suntik
Ibu Wanita Usia Subur Usia 20-45
Tahun
Pola Menstruasi Ibu yang menggunakan alat
Kontraspsi IUD
- Siklus menstruasi - Lama menstruasi
- Jumlah darah menstruasi
Pola Menstruasi Ibu yang menggunakan alat Kontrasepsi Suntik
- Siklus menstruasi - Lama menstruasi
B. Hipotesis
Hipotesa penelitian ini adalah ada Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan ibu yang menggunakan kontrasepsi
Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
C. Defenisi Operasional
Menstruasi adalah waktu dimana terjadinya pelepasan dinding rahim
(endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang terjadi setiap bulannya
kecuali pada saat kehamilan.
Siklus menstruasi ibu adalah siklus bulanan yang dimulai dari akhir
menstruasi sebelumnya sampai akhir menstruasi berikutnya pada pengguna alat
kontrasepsi IUD dan kontrasepsi suntik.
Lama Menstruasi ibu adalah terjadi nya menstruasi dengan waktu yang
berbeda pada setiap ibu-ibu yang menggunakan alat kontrasepi IUD dengan
kontrasepsi suntik.
Jumlah darah Menstruasi ibu adalah darah yang keluar melalui vagina dan
jumlah darah pada saat menstruasi pada setiap ibu-ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik berbeda-beda dilihat berdasarkan
berapa kali mengganti pembalut dalam sehari selama menstruasi.
Penilaian Perbedaan Pola menstruasi pada ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di ukur dengan menggunakan
kuesioner Pola menstruasi ibu yag menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mendapatkan perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Pada penelitian ini populasinya adalah Wanita usia subur dimana berjumlah
40 orang. 20 orang pada pengguna Kontrasepsi IUD dan 20 orang pada pengguna
Kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo.
2. Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan semua anggota populasi dijadikan sampel. Pada penelitian ini diperoleh jumlah sampel adalah 40 responden. 20 orang
pada pengguna kontrasepsi IUD dan 20 orang pada pengguna kontrasepsi suntuk.
C.Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa. Karena di
suntik kemudian daerah ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai perbedaan
pola menstruasi antara ibu yang menggunakan kontrasepsi iud dengan kontrasepsi
suntik.
D. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai Bulan Maret sampai dengan Bulan Juni tahun
2013.
E. Etika Penelitian
Setelah mendapat izin dalam pengumpulan data, selanjutnya dilakukan
pendekatan kepada Responden dan menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian yang
akan dilakukan kepada responden. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam
menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk menjadi subjek penelitian.
Responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed concent) penelitian atau responden dapat menyatakan secara verbal.
Peneliti melindungi subjek dari kerugian material,nama baik,bebas dari
tekanan fisik dan psikologis yang mungkin timbul akibat penelitian ini. Untuk
menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar kesioner, tetapi dengan memberi kode pada masing-masing
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 2 kategori yaitu
kuesioner data Demografi yang meliputi Usia responden, Pendidikan, Pekerjaan, dan
Suku serta kuesioner Pola Menstruasi Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD
dengan Kontrasepsi Suntik yang meliputi Siklus menstruasi, Lama menstruasi dan
Jumlah darah pada menstruasi.
Selanjutnya instrumen ini berupa kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup
yang disusun secara terstruktur. Kuesioner ini digunakan untuk mengidentifikasi Pola
Menstruasi Pada Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dan Ibu yang
Menggunakan Kontrasepsi Suntik berjumlah 3 pernyataan berupa Observasi Siklus
Menstruasi, Lama Menstruasi dan Jumlah darah Menstruasi.
Selanjutnya hasil tersebut digunakan dalam analisis data untuk mengidentifikasi
Pola Menstruasi ibu yang menggunakan Alat Kontrasespsi IUD dengan Ibu yang
Menggunakan Kontrasespsi Suntik dengan komputerisasi dengan menggunakan taraf
signifikan (p). Dimana dalam uji T-test angka signifikan (p) dalam analisis dibandingkan dengan taraf signifikan (p) yang sudah ditetapkan yaitu : jika p<0,05
maka Ada Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat
Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik dan jika p>0,05 maka tidak Ada Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD
G. Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas instrumen menggunakan Content validity yaitu dengan membandingkan isi instrumen dengan rancangan penelitian yang telah disusun yang
kemudian dikonsultasikan dengan Dr.Sarma Sp.OG Sedangkan uji Validitas dan Uji
reliabilitas tidak di lakukan karena Kuesioner ini berupa instrumen untuk Observasi.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat
permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian izin yang
diperoleh di ajukan ke kantor Kepala Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa untuk
mendapat izin penelitian di Desa Bangun Rejo. Kemudian setelah itu surat izin
penelitian diserahkan kepada Kepala Desa Bangun Rejo. Setelah di dapatkan izin dari
Kepala Desa Bangun Rejo peneliti menunjuk kan surat yang di peroleh dari program
D-IV Bidan Pendidik kepada kepala desa untuk mempermudah jalannya penelitian
dan dibantu oleh salah seorang penduduk Desa Bangun Rejo, kemudian peneliti
mulai melakukan penelitian, dimana metode pengumpulan data yang digunakan
adalah pengisian kuesioner yang berisi data demografi dan pertanyaan tentang
penggunanaan Kontrasepsi IUD dan suntik terhadap pola menstruasi. Peneliti
menentukan responden sesuai dengan karakteristik yang telah dibuat sebelumnya,
selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dari
pembagian kuesioner. Bagi responden yang setuju untuk dilakukan penelitian dan
informed consent, dan bagi responden yang tidak setuju , maka tidak dilakukan penelitian pada responden tersebut. Setelah itu peneliti mencatat hasil jawaban yang
diberikan oleh responden dan selanjutnya dilakukan analisa.
I. Analisa Data
Sebelum data di analisis, terlebih dahulu peneliti melakukan pengolahan data
yaitu dengan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Editing yaitu meneliti kembali data-data yang sudah terkumpul untuk diketahui apakah data tersebut layak diolah atau tidak yang dilakukan stelah
semua data terkumpul melalui pengecekan daftra isian.
2. Coding yaitu memberikan tanda kode pada kuesioner yang telah di isi dengan tujuan untuk mempermudah proses pengolahan data selanjutnya.
3. Scoring yaitu memberikan nilai pada jawaban pertanyaan yang berupa angka.
4. Tabulating yaitu data yang sudah dilakukan scoring kemudian disusun dalam tabel untuk memudahkan analisa data.
Analisa statistik yang digunakan dalam mencari perbedaan pola menstruasi
antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik dengan
menggunakan uji T-test pada tingkat kemaknaan (α=0,05)
Selanjutnya keputusan uji statistik menggunakan taraf signifikan (p), yaitu jika: jika p<0,05 artinya Ada Perbedaan Pola Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun
Rejo, Tanjung Morawa. Dan jika p>0,05 artinya tidak Ada Perbedaan Pola Menstruasi antara Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi ID dengan Kontrasepsi
Analisa hasil juga dilakukan dengan cara distribusi frekuensi dan tabel
kemudian di interprestasikan untuk menjawab tujuan penelitian sebagai kesimpulan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguraikan tentang hasil
penelitian dan pembahasan mengenai Perbedaan Pola Menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo,
Tanjung Morawa melalui pengumpulan data terhadap 40 orang responden, yang
terdiri dari 20 akseptor kb IUD dan 20 akseptor kb suntik. Penyajian data meliputi
karakteristik responden, frekuensi pola menstruasi ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD, pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontarsepsi suntik serta
perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan
kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
1. Karakteristik Responden antara ibu yang menggunakan alat Kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi Suntik.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1 diketahui bahwa mayoritas
responden pada pengguna kontrasepsi IUD berusia antara 30-35 tahun (60%),
Pendidikan terakhir pada SMA (55%), pekerjaan wiraswasta (55%), dan suku jawa
(50%). Sedangkan pada kontrasepsi suntik mayoritas responden berusia antara 20-25
tahun (55%), Pendidikan terakhir SMA (50%), Pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan
Tabel 1
Distribusi Frekuensi berdasarkan karakteristik responden di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.(n=20)
2. Pola Menstruasi Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi Suntik.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa pola
menstruasi Ibu dengan menggunakan alat kontrasepsi IUD di Desa Bangun Rejo,
Tanjung Morawa mengalami siklus mesntruasi rata-rata 27 hari, mengalami lama
menstruasi rata-rata 7 hari dan jumlah darah pada saat menstruasi rata-rata 3 kali
Sedangkan yang menggunakan alat kontrasepsi suntik mengalami siklus
menstruasi rata-rata 24 hari, mengalami lama menstruasi rata-rata 5 hari dan
jumlah darah pada saat menstruasi rata-rata 2 kali ganti pembalut.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pola menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa. (n=20)
Pola
3. Perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa ada
perbedaan pola menstruasi antara Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD
dan kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa dapat dilihat pada
kontrasepsi IUD rata-rata ibu mengalami siklus menstruasi 27 hari sedangkan
pada kontrasepsi suntik rata-rata ibu mengalami siklus menstruasi 24 hari. Pada
kontrasepsi suntik rata-rata ibu mengalami lama menstruasi selama 5 hari. Dan
pada kontrasepsi IUD rata-rata jumlah darah ibu pada saat menstruasi sebanyak 3
kali ganti pembalut dalam sehari sedangkan pada kontrasepsi suntik jumlah darah
ibu pada saat menstruasi sebanyak 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Secara
statistik ada perbedaan Pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi Iud dengan kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjumg
Morawa.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Tentang Perbedaan Pola Menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi
suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa. (n=20 kontrasepsi IUD, n=20 kontrasepsi suntik)
Variabel Mean SD p-value
B.
Pembahasan
1. Pola Menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi Iud
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 20 responden akseptor Kontrasepsi
IUD ibu yang mengalami siklus menstruasi rata-rata 27 hari, mengalami lama
menstruasi rata-rata 7 hari dan rata-rata 3 kali ganti pembalut selama menstruasi
dalam sehari. Hal ini dikarenakan akibat dari pola makan pengguna kontrasepsi IUD
mengalami gangguan seperti anorexia, mengkonsumsi obat-obatan dan ada yang
mengalami stress psikologis sehingga pola menstruasi nya tidak teratur.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari (Murdiyanti,2011) yang
menyatakan bahwa pada kontrasepsi IUD lama waktu menstruasi menjadi lebih
panjang, jumlah darah pada menstruasi menjadi lebih banyak dan datangnya siklus
waktu menstruasi menjadi lebih pendek, sehingga seolah-olah menstruasi datang 2
kali dalam kurun waktu 1 bulan atau 30 hari.
Selanjutnya hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Sumarni,2009) yang menjabarkan bahwa perubahan pada pola menstruasi pengguna
kontrasepsi IUD , siklus menstruasi menjadi lebih pendek, lama mentruasi menjadi
lebih panjang, dan Jumlah darah menstruasi menjadi lebih banyak.
Sedangkan berdasarkan referensi ada yang menyatakan bahwa pola
menstruasi pada pemakaian kontrasepsi IUD yaitu sering terjadinya Perubahan siklus
menstruasi , menstruasi lebih lama dan banyak, terjadi Perdarahan (spotting),dan Saat
menstruasi lebih sakit. (Affandi,2006)
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 20 responden akseptor kontrasepsi
suntik ibu yang mengalami siklus menstruasi rata-rata 24 hari, mengalami lama
menstruasi rata-rata 5 hari dan rata-rata 2 kali ganti pembalut selama menstruasi
dalam sehari. Hal ini dikarenakan pengguna kontrasepsi suntik mengalami masalah
berat badan, naik atau turun secara signifikan. Dan ada beberapa yang baru selesai
melahirkan sehingga menstruasinya tidak teratur.
Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian (Murdiyanti,2011) yang
menjabarkan bahwa pada kontrasepsi suntik terjadi Perubahan pola menstruasi yang
biasanya pada tahun pertama pemakaian alat kontrasepsi suntik yaitu Perdarahan
bercak (spotting) yang dapat berlangsung cukup lama akan tetapi jarang terjadi
perdarahan dalam jumlah banyak.
Sedangkan menurut (Hartanto,2010) menjelaskan bahwa Pola menstruasi
pada pengguna kontrasepsi suntik pola menstruasi yang normal dapat berubah
menjadi : amenore, perdarahan ireguler, perdarahan-bercak, perubahan dalam
frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang.
3. Perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IU dengan kontrasepsi suntik
Dari hasil yang diperoleh, menyatakan adanya perbedaan yang signifikan
antara pola menstruasi Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan
kontrasepsi suntik, yaitu dengan p value 0,05 Di lihat dari siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD dan suntik yaitu terdapat hasil yang
ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Desa
Bangun Rejo Tanjung Morawa. Dengan rata-rata siklus menstruasi pada Kontrasepsi
IUD = 27 hari dan kontrasepsi suntik = 24 hari. Berdasarkan lama menstruasi antara
ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD dan suntik yaitu terdapat hasil yang
signifikan dengan p value = 0,001, maknanya ada perbedaan lama menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Desa
Bangun Rejo Tanjung Morawa dengan rata-rata lama menstruasi pada kontrasepsi
IUD = 7 hari dan kontrasepsi suntik = 5 hari. Sedangkan bila dilihat dari data jumlah
darah pada saat menstruasi terdapat hasil yang signifikan dengan p value = 0,003, maknanya ada perbedaan jumlah darah pada saat menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo
Tanjung Morawa dengan rata-rata jumlah darah pada saat menstruasi pada
kontrasepsi IUD = 3 kali ganti pembalut selama menstruasi dalam sehari dan
kontrasepsi suntik = 2 kali ganti pembalut selama menstruasi dalam sehari.
Dari perbedaaan rata-rata perbedaan pola menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di peroleh bahwa pada
siklus menstruasi kontrasepsi IUD lebih lama dibandingkan dengan kontrasepsi
suntik , sedangkan dilihat dari data lama menstruasi kontrasepsi IUD sama hal nya
yaitu lebih lama di bandingkan dengan kontrasepsi suntik. Serta jumlah darah pada
saat menstruasi juga berbeda bahwa pada kontrasepsi IUD lebih banyak mengganti
pembalut selama menstruasi dalam sehari dibandingkan dengan kontrasepsi suntik.
Hasil penelitian di atas di dukung oleh pernyataan (Hartanto,2007) yang
menjadi lebih panjang, Jumlah mensruasi menjadi lebih banyak dan datangnya siklus
menstruasi menjadi lebih pendek, sehingga seakan-akan menstruasi nya datang 2 kali
dalam kurun waktu 1 bulan atau 30 hari. Sedangkan pola menstruasi penggunaan
kontrasepsi suntik Perubahan pola menstruasi biasanya pada tahun pertama
pemakaian Kb suntik yaitu Perdarahan bercak (spotting) yang dapat berlangsung
cukup lama tetapi jarang terjadi perdarahan yang banyak.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Penelitian dilakukan terhadap 40 responden yang terdiri dari 20 akseptor
kontrasepsi IUD dan 20 akseptor kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo Tanjung
Morawa. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013. Dari hasil penelitian
berdasarkan Pola Menstruasi yang di alami, didapatkan akseptor kb IUD mengalami
siklus menstruasi 27 hari sedangkan akseptor kb suntik mengalami menstruasi 24
hari, akseptor kb IUD mengalami lama menstruasi 7 hari sedangkan akseptor kb
suntik mengalamai lama menstruasi selama 5 hari dan akseptor kb IUD 3 kali ganti
pembalut selama menstruasi dalam sehari sedangkan akseptor kb suntik 2 kali ganti
pembalut selama menstruasi dalam sehari.
Berdasarkan analisa statistik compare means dengan formula Independent T tes, di dapat p value < α (0,05) maka dapat di ambil kesimpulan bahwa ada Perbedaan Pola Menstruasi antara Ibu yang menggunakan alat Kontrasepsi IUD
dengan kontrasepsi suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa.
B. Saran
1. Praktek Kebidanan
Diharapkan Bidan dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai alat
akseptor telah mengetahui bagaimana pola menstruasi dengan alat kontrasepsi yang
telah di gunakan.
2. Pendidikan kebidanan
Pada penelitian ini di dapat hasil bahwa ada perbedaan pola menstruasi antara
ibu yang menggunakan alat kontrasepsi iud dengan kontrasepsi suntik. Untuk itu di
harapkan adanya pendidikan konseling sebelum akseptor menggunakan kontrasepsi.
3. Penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini agar dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya terkait
dengan perbedaan pola menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi
IUD dengan kontrasepsi suntik.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. YBC,Jakarta
Anwar (2007). Teknologi Kontrasepsi,Gadjah Mada University,Jogjakarta
Efferet (2005).Kontrasepsi dan Kesehatan Reproduksi.EGC, Jakarta.
Fitrilidya (2012). Kb dan gangguan menstruasi. http://www.jambi-independent.co.id/jio/index.php?option=com_conten&view=article &id=14858:kb-dan-gangguan-menstruasi&catid=11:kesehatan
Hartanto (2007).Perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontarasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Desa geneng Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta. Jurnal kesehatan. Website: http://www.skirpsistikes.wordpress.com
Hartanto (2010). Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Sinar Harapan, Jakarta.
Hartini (2008). Kb dan pelayanan Kontrasepsi. EGC, Jakarta.
Intan (2012). Tentang kb. Website: http://tentangkb.wordpress.com/2011/09/05/pertanyaan-pertanyaan-seputar-iud-1
Kusmiran (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Selemba Medika, Jakarta.
Maryani (2008). Pelyanaan KB dan Kontrasepsi. TIM, Jakarta.
Maryani (2010).http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-waasrianim-
6685-2-babi.pdf. penelitian.
Pinem (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi, TIM, Jakarta.
Rismalinda (2010). Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi, TIM, Jakarta.
KUESIONER PENELITIAN
PERBEDAAN POLA MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN KONTRASEPSI SUNTIK
DI DESA BANGUN REJO, TANJUNG MORAWA
Tanggal :
Kode :
I. KARAKTERISTK RESPONDEN
Umur : Tahun
Pendidikan :
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan Tinggi
Pekerjaan :
1. Tidak Bekerja
2. PNS
3. Wiraswasta
4. Lain-lain
Suku :
1.Jawa
2. Batak
Pernyataan Tentang Pola Menstruasi 1. Pengguna Kontrasepsi IUD
Jawablah pernyataan dibawah ini dengan baik dan benar sesuai dengan
apa yang ibu alami.
No Pernyataan Jawaban
Siklus menstruasi
1 Dalam pemakaian kontrasepsi ini
berapa hari menstruasi yang ibu dimulai
dari akhir menstruasi sebelumnya
sampai akhir menstruasi berikutnya ?
Lama menstruasi
2 Dalam pemakaian kontrasepsi ini
berapa lama menstruasi yang ibu alami
?
Jumlah darah menstruasi
3 Dalam pemakaian kontrasepsi ini
selama menstruasi berapa kali ibu
2. Pengguna Kontrasepsi Suntik
Jawablah pernyataan dibawah ini dengan baik dan benar sesuai dengan
apa yang ibu alami.
No Pernyataan Jawaban
Siklus menstruasi
1 Dalam pemakaian kontrasepsi ini
berapa hari menstruasi yang ibu dimulai
dari akhir menstruasi sebelumnya
sampai akhir menstruasi berikutnya ?
Lama menstruasi
2 Dalam pemakaian kontrasepsi ini
berapa lama menstruasi yang ibu alami
?
Jumlah darah menstruasi
3 Dalam pemakaian kontrasepsi ini
selama menstruasi berapa kali ibu
mengganti pembalut dalam sehari ?
Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden
Assalamu’alaikum Wr.Wb/Salam sejahtera
Dengan Hormat,
Nama saya Bayu Widya Arini, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Saya sedang melakukan penelitian
yang berjudul “Perbedaan Pola Menstruasi antara Ibu yang Menggunakan Alat
Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa Bangun Rejo, Tanjung Morawa”.
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21
dan 30 hari), yaitu pada hari ke 1-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel
primer yang di rangsang oleh hormon FSH.
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah
pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan.
Tujuan dilakukan nya penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan pola
menstruasi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi iud dengan kontrasepsi suntik. Saya
akan melakukan kegiatan berupa penelitian berupa :’
a. Mengisi kuesioner berupa data demografi yang terdiri dari usia,pendidikan,pekerjaan,
alat kontrasepsi yang digunakan dan pengaruh kontrasepsi iud dan kontrasepsi suntik
terhadap pola menstruasi.
b. Membantu responden dalam pengisian kuesioner, apabila di dapatklan responden
yang tidak bisa menulis atau membaca.
Partisipasi saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam
penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudari membutuhkan
penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
Nama : Bayu Widya Arini
Alamat : Jln.Dr.Mansyur/SMTK 08, Medan
No.Hp : 082365671937
Terimakasih saya ucapkan kepada saudari yang telah ikut berpartisipasi pada
penelitian ini. Keikutsertaan saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu
yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudari
bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, 2013
Peneliti
(Bayu Widya Arini)
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
(
INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp.no hp :
Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Perbedaan Pola Menstruasi
Antara Ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa
Bangun Rejo, Tanjung Morawa”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan
menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikian lah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2013
TABEL MASTER DATA
“PERBEDAAN POLA MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA BANGUN
REJO TANJUNG MORAWA”
NO Umur Pendidikan Pekerjaan Kontrasepsi yang digunakan
Distribusi Frekuensi kelompok IUD
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid IRT 9 45.0 45.0 45.0
Wiraswasta 11 55.0 55.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Statistics
suku
N Valid 20
Missing 0
Suku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid jawa 10 50.0 50.0 50.0
batak 7 35.0 35.0 85.0
melayu 3 15.0 15.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Statistics
Pekerjaan
N Valid 20
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
siklus menstruasi 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Siklus menstruasi Mean 27.70 .827
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 25.97
Upper Bound 29.43
5% Trimmed Mean 27.78
Median 28.00
Variance 13.695
Std. Deviation 3.701
Minimum 20
Maximum 34
Range 14
Interquartile Range 4
Skewness -.726 .512
Case Processing Summary
Statistic Std. Error
Lama menstruasi Mean 7.00 .435
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 6.09
Upper Bound 7.91
5% Trimmed Mean 7.11
Median 7.50
Variance 3.789
Std. Deviation 1.947
Minimum 3
Maximum 9
Range 6
Interquartile Range 3
Skewness -.951 .512
Case Processing Summary
Statistic Std. Error
Jumlah darah Mean 3.15 .167
95% Confidence Interval for Mean
Std. Deviation .745
Minimum 2
Maximum 4
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -.257 .512
Kurtosis -1.043 .992
Distribusi Frekuensi Kelompok Suntik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD 3 15.0 15.0 15.0
SMP 7 35.0 35.0 50.0
SMA 10 50.0 50.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Statistics
Umur
N Valid 20
Missing 0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Statistics
Pekerjaan
N Valid 20
Missing 0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid IRT 10 50.0 50.0 50.0
Wiraswasta 10 50.0 50.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Statistics
suku
N Valid 20
Missing 0
suku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid jawa 13 65.0 65.0 65.0
batak 6 30.0 30.0 95.0
melayu 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Case Processing Summary
Statistic Std. Error
Siklus menstruasi Mean 24.15 .748
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 22.58
Upper Bound 25.72
5% Trimmed Mean 24.06
Median 24.50
Variance 11.187
Std. Deviation 3.345
Minimum 20
Maximum 30
Range 10
Interquartile Range 8
Skewness .155 .512
Kurtosis -1.334 .992
Statistic Std. Error
Lama menstruasi Mean 4.90 .340
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 4.19
Upper Bound 5.61
5% Trimmed Mean 4.83
Median 5.00
Variance 2.305
Std. Deviation 1.518
Minimum 3
Maximum 8
Range 5
Interquartile Range 3
Skewness .186 .512
Case Processing Summary
Statistic Std. Error
Jumlah darah Mean 2.30 .206
95% Confidence Interval for Mean
Std. Deviation .923
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .214 .512