• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

 Berdasarkan Angka Ramalan (Aram) II tahun 2014, diperkirakan produksi padi mencapai 2,021 juta ton GKG atau menurun 61,69 ribu ton (2,96 persen) bila dibanding tahun 2013. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya luas panen padi ladang dan menurunnya produktivitas padi sawah maupun padi ladang.

 Walaupun untuk komoditas padi sawah mengalami peningkatan luas panen sebesar 1,53 ribu hektar atau 0,43 persen bila dibandingkan tahun 2013, tetapi produktivitas padi sawah mengalami penurunan sebesar 1,22 persen dari 54,86 kuintal/hektar pada tahun 2013 menjadi 54,19 kuintal per hektar pada angka ramalan II tahun 2014.

 Berdasarkan Aram II tahun 2014, diperkirakan produksi jagung mencapai 11,32 ribu ton pipilan kering, atau menurun sebesar 6,00 persen bila dibandingkan produksi tahun 2013 yang mencapai 12,04 ribu ton. Penyebab penurunan ini salah satunya dipengaruhi oleh meningkatnya luas panen jagung muda karena dianggap lebih menguntungkan khususnya di daerah sentra Pandeglang dan Lebak

 Rasionalisasi anggaran pada program SLPTT Model untuk tanaman kedelai yang terjadi di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, mengakibatkan perluasan areal tanam (PAT) kedelai pada tahun 2014 tidak dapat dilaksanakan seluruhnya, sehingga produksi kedelai tahun 2014 menurun hampir 50 persen bila dibandingkan tahun 2013. Produksi kedelai tahun 2014 diperkirakan mencapai 5,61 ribu ton biji kering, atau turun 4,71 ribu ton (45,62 persen) bila dibandingkan tahun 2013.

No. 52/11/36/Th. VIII, 3 November 2014

P

RODUKSI

P

ADI

,

J

AGUNG

,

DAN

K

EDELAI

(A

NGKA

R

AMALAN

II

T

AHUN

2014)

TAHUN 2014 LUAS PANEN PADI SAWAH MENINGKAT TETAPI

PRODUKTIVITAS MENURUN

A.

PADI

Produksi Padi tahun 2014 (ARAM II) diperkirakan mengalami penurunan sebesar 2,96 persen bila dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi padi ini sangat dipengaruhi oleh penurunan luas panen dan produktivitas. Walaupun untuk komoditas padi sawah mengalami peningkatan luas panen sebesar 1,53 ribu hektar atau 0,43 persen bila dibandingkan tahun 2013, tetapi produksi padi sawah lebih rendah 0,80 persen bila dibandingkan tahun 2013. Hal ini disebabkan turunnya produktivitas padi sawah sebesar 1,22 persen dari 54,86 kuintal/hektar pada tahun 2013 menjadi 54,19 kuintal per hektar pada ramalan

(2)

beberapa daerah sentra produksi padi sawah. Sementara itu, Penurunan yang signifikan terjadi pada komoditas padi ladang, dimana luas panen padi ladang tahun 2014 diperkirakan menurun 46,09 ribu hektar atau turun 35,88 persen dan produktivitasnya menurun 1,12 kuintal/hektar atau turun 3,26 persen bila dibandingkan tahun 2013.

Penurunan luas panen yang signifikan pada padi ladang salah satunya disebabkan oleh rasionalisasi anggaran SLPTT sehingga program perluasan areal tanam (PAT) untuk padi ladang menjadi berkurang dan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.

19333 15565 48149 60482 29682 12480 4619 7123 55626 17080 14324 51414 55484 34025 8881 2886 33704 12913 21584 50706 47778 35114 12410 5850 40,501 16,720 19,474 37,370 50,992 47,887 14,505 6,263 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 1 2 3 4 5 6 7 8 H e kta r Bulan

Luas Tanam Padi Sawah di Provinsi Banten Per Bulan (Realisasi tanam Jan-Ags) Tahun 2011-2014

2011 2012 2013 2014

Pada grafik luas tanam per bulan di atas, terlihat luas tanam padi sawah di bulan Juni dan Juli 2014 memiliki pola yang berbeda dengan bulan yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Di bulan Juni dan Juli 2014, jumlah penanaman padi sawah masih cukup besar yaitu 47,89 ribu hektar di bulan juni dan 14,50 ribu hektar di bulan juli 2014. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran tanam yang dilakukan oleh petani. Pada musim kemarau 2014, yang biasanya dimulai bulan Juni, curah hujan masih cukup tinggi khususnya di daerah Banten Selatan, sehingga petani masih tetap melakukan penanaman padi sawah.

Walaupun luas panen padi sawah meningkat pada tahun 2014 tetapi, produktivitas padi sawah mengalami penurunan sebesar 0,67 kuintal/hektar atau turun 1,22 persen bila dibandingkan tahun 2013. Selain pengaruh cuaca, menurunnya produktivitas ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) bila dibandingkan tahun 2013. Berdasarkan survei ubinan diketahui bahwa intensitas serangan OPT untuk kategori serangan berat meningkat 19,16 persen bila dibandingkan tahun 2013.

Luas tanam pada bulan Juni dan Juli 2014 lebih tinggi dibanding

tahun-tahun sebelumnya

(3)

Tabel 1

Produksi Padi di Provinsi Banten, 2012-2014

Uraian 2012 2013 (Aram II) 2014

Perkembangan 2012 - 2013

Perkembangan 2013 - 2014

Absolut Persen Absolut Persen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Padi (Sawah+Ladang)

Luas Panen (ha) 362.636 393.704 382.646 31.068 8,57 (11.058) (2,81)

Produktivitas(ku/ha) 51,45 52,92 52,84 1,47 2,86 (0,08) (0,16)

Produksi (ton) 1.865.893 2.083.608 2.021.913 217.715 11,67 (61.695) (2,96)

Padi Sawah

Luas Panen (ha) 333.868 356.374 357.904 22.506 6,74 1.530 0,43

Produktivitas(ku/ha) 53,01 54,86 54,19 1,85 3,49 (0,67) (1,22)

Produksi (ton) 1.769.746 1.955.174 1.939.565 185.428 10,48 (15.610) (0,80)

Padi Ladang

Luas Panen (ha) 28.768 37.330 24.742 8.562 29,76 (12.588) (33,72)

Produktivitas (ku/ha) 33,42 34,41 33,28 0,99 2,96 (1,12) (3,26)

Produksi (ton) 96.147 128.434 82.349 32.287 33,58 (46.086) (35,88)

Keterangan: Bentuk hasil produksi padi: Gabah Kering Giling (GKG)

Penurunan luas panen dan produktivitas padi ladang di Banten lebih banyak disebabkan oleh karena adanya rasionalisasi anggaran untuk program perluasan areal tanam (PAT) yang mengakibatkan pengurangan bantuan sosial yang meliputi benih bersertifikat, pupuk, dan saprodi. Hal ini mengakibatkan petani enggan untuk menanam padi ladang. Dampak dari keadaan tersebut dapat dilihat pada penurunan luas panen padi ladang tahun 2014 yang diperkirakan menurun 46,09 ribu hektar (35,88 persen) dan produktivitasnya menurun 1,12 kuintal/hektar atau turun 3,26 persen bila dibandingkan tahun 2013.

54,23 50,84 48,44 50,32 49,89 51,58 56,18 48,94 54,95 57,80 52,77 52,48

Jan-Apr Mei-Agt Sep-Des

Produktivitas Padi Sawah Banten Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

Produktivitas padi sawah Mei-Agustus 2014 lebih rendah dibanding tahun 2013.

(4)

B. JAGUNG DAN KEDELAI

Tahun 2014, diperkirakan produksi jagung mengalami penurunan bila dibanding tahun 2013 yaitu turun sebesar 6,00 persen dengan capaian produksi sebesar 11,32 ribu ton pipilan kering. Faktor yang mempengaruhi penurunan produksi jagung ini adalah pergeseran pola panen dari panen tua (pipilan) ke pola dipanen muda karena sebagian petani di Banten Selatan seperti Pandeglang dan Lebak merasa lebih untung bila dipanen muda. Sedangkan untuk daerah Tangerang dan Serang penurunan luas panen jagung karena adanya alih komoditas tanaman menjadi menanam hortikultura seperti labu dan kacang-kacangan. Sementara itu produktivitas jagung pada angka ramalan II tahun 2014 juga mengalami penurunan sebesar 0,27 kuintal per hektar atau turun 0,79 persen bila dibandingkan tahun 2013.

Tabel 2

Produksi Jagung dan Kedelai di Provinsi Banten, 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 (Aram II) Perkembangan 2012 - 2013 Perkembangan 2013 - 2014 Absolut Persen Absolut Persen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Jagung

Luas Panen (ha) 3.074 3.583 3.395 509 16,56 (188.00) (5.25)

Produktivitas(ku/ha) 31,94 33,60 33,33 1,66 5,20 (0,27) (0,79)

Produksi (ton) 9.819 12.038 11.316 2.219 22,60 (722.29) (6.00)

Kedelai

Luas Panen (ha) 5.213 7.928 4.139 2.715 52,08 (3,789) (47.79)

Produktivitas(ku/ha) 11,09 13,02 13,57 1,93 17,40 0,54 4,15

Produksi (ton) 5.780 10.326 5.615 4.546 78,65 (4,711) (45.62)

Keterangan: 1. Bentuk hasil produksi jagung: Pipilan Kering 2. Bentuk hasil produksi kedelai: Biji kering

Sementara itu, penurunan produksi kedelai tahun 2014 di Banten salah satunya adalah karena adanya rasionalisasi anggaran pada tahun 2014 sehingga program SLPTT Model untuk perluasan areal tanam (PAT) kedelai khususnya di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak sebesar 2.000 tidak dapat terealisasi. Produksi kedelai tahun 2014 diperkirakan hanya mencapai 5.615 ton atau mengalami penurunan produksi sebesar 4.711 ton (45,62 persen) bila dibandingkan tahun 2013. Walaupun luas panen kedelai mengalami penurunan tetapi produktivitas kedelai mengalami peningkatan dari 13,02 kuintal per hektar pada 2013 menjadi 13,57 kuintal per hektar di tahun 2014 atau naik 4,15 persen.

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Kedelai Tahun 2010-2014 (Tahun 2014 berdasarkan Aram II 2014)

0 8000 16000 Lua s P a ne n ( ha ) 9 2 2 0 4 7 19 5 2 13 7 9 2 8 4 13 9 P ro duk s i ( t o n) 12 8 0 6 5 8 8 5 5 7 8 0 10 3 2 6 5 6 15 2 0 10 2 0 11 2 0 12 2 0 13 2 0 14

(5)

METODE PENGHITUNGAN

ANGKA RAMALAN II PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA 2014

Data produksi padi dan palawija tahun 2013 yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini merupakan Angka Tetap (ATAP), sedangkan data tahun 2014 merupakan Angka Ramalan. Metodologi yang digunakan untuk penghitungan Angka Ramalan II (ARAM II) tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Ramalan Luas Panen Subround 1 (Januari-April) 2014 : didasarkan pada realisasi luas tanaman

Januari-April 2014.

2. Ramalan Produktivitas Subround 1 (Januari-April) 2014 : didasarkan pada hasil ubinan sub round 1 (Januari-April) tahun 2014.

3. Ramalan Produksi Subround 1 (Januari-April) 2014 : Ramalan Luas Panen Subround 1 x Ramalan Produktivitas Subround 1.

4. Ramalan Luas Panen Subround 2 (Agustus) 2014 : didasarkan pada realisasi luas tanaman Mei-Agustus 2014..

5. Ramalan Produktivitas Subround 2 (Mei-Agustus) 2014 : didasarkan pada hasil ubinan sub round 2 (Mei-Agustus) tahun 2014.

6. Ramalan Produksi Subround 2 (Mei-Agustus) 2014 : Ramalan Luas Panen Subround 2 x Ramalan Produktivitas Subround 2.

7. Ramalan Luas Panen Subround 3 (September-Desember) 2014 : didasarkan luas tanam akhir Agustus tahun 2014.

8. Ramalan Produktivitas Subround 3 (September-Desember) 2014 : didasarkan pada series produktivitas September-Desember tahun-tahun sebelumnya.

9. Ramalan Produksi Subround 3 (September-Desember) 2014 : Ramalan Luas Panen Subround 3 x Ramalan Produktivitas Subround 3.

10. Ramalan Luas Panen Januari-Desember 2014 : Penjumlahan ramalan luas panen Subround 1 + Subround 2 + Subround 3.

11. Ramalan Produksi Januari-Desember 2014 : Penjumlahan ramalan produksi Subround 1 + Subround 2 + Subround 3.

12. Ramalan Produktivitas Januari-Desember 2014 : Ramalan produksi Januari-Desember dibagi ramalan luas panen Januari–Desember.

(6)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Dr. Syech Suhaimi, SE.,M.Si Kepala BPS Provinsi Banten

Telepon: 0254-267027 E-mail : bps3600@bps.go.id

Website : banten.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kondisi kerja baik maka hal tersebut dapat memacu timbulnya rasa puas dalam diri karyawan yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap

Dari hasil pengujian model regresi linier pada tabel Coefficients diatas, dapat dilihat bahwa variabel Earnings Per Share, Return On Equity dan Dividend Payout Ratio memiliki nilai

Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk memutuskan keefektifan ventilasi atau

Pejabat yang membidangi kepegawaian setingkat eselon III kepada Kepala Dinas yang membidangi kehutanan untuk angka kredit Polisi Kehutanan Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur

Apakah Bapak / Ibu menjelaskan kembali kepada kelompok masyarakat miskin bahwa kegiatan pemetaan swadaya yang sedang dilaksanakan, adalah kegiatan untuk mengidentifikasi faktor –

Dalam hal Perseroan terlambat menyerahkan Sertifikat Jumbo Obligasi dan memberi instruksi kepada KSEI untuk mengkreditkan Obligasi pada Rekening Efek, maka Perseroan

[r]

Sesuai masalah tersebut, peneliti mengamati pelaksanaan yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan materi teks eksplanasi kompleks, dan hasil yang diperoleh siswa dalam