• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan berlangsung seumur hidup manusia, maka sampai masa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan berlangsung seumur hidup manusia, maka sampai masa"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan berlangsung seumur hidup manusia, maka sampai masa dewasapun pendidikan seseorang belum berakhir. Manusia dengan pendidikan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia memerlukan pendidikan untuk mengembangkan diri dan memberikan arahan yang tepat untuk hidupnya. Sedangkan pendidikan itu sendiri tidaklah berarti tanpa adanya manusia yang menjadi obyeknya untuk menghidupi pendidikan itu sendiri. (Inda, 2010).

Oleh karena itu, dengan perkembangan dan kemajuan jaman menuntut manusia agar dirinya memiliki kecerdasan, kemampuan serta keterampilan supaya mampu bersaing dengan manusia lain demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Dan manusia yang memiliki hal-hal tersebut dirinya lebih bermartabat dibandingkan dengan individu lain. (Margining, 2013). Maka bidang pendidikan merupakan prioritas utama yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia. Untuk mengembangkan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui pendidikan, mulai dari tingkat dasar, menengah, sampai ke tingkat tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan. (Yora, 2013). Umumnya masyarakat beranggapan bahwa

(2)

dengan memasuki perguruan tinggi, seseorang diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk menyongsong kehidupannya di masa mendatang. (Aditya, 2010).

Proses pembelajaran di perguruan tinggi berbeda dengan pembelajaran di sekolah. Di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam belajar. Suasana belajar yang pasif dan menerima saja apa yang disampaikan dosen tidak akan menghasilkan pembelajaran yang sesuai dengan harapan. Adanya hal tersebut tentu bisa menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan. (Yora, 2013). Untuk itu, perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab terhadap pendidikan harus mampu mencetak sumber daya manusia (peserta didik) yang berkualitas. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas maka perguruan tinggi harus terus meningkatkan kualitas pada sistem pendidikannya. Sundem (1993) dalam Filia (2010 : 1) mengkhawatirkan akan ketidakjelasan pada industri akuntansi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, hal ini dikarenakan banyak perguruan tinggi tidak mampu membuat anak didiknya menguasai dengan baik pengetahuan pemahaman akuntansi dan keterampilan hidup. (Suwardjono, 2005) Kebanyakan mahasiswa mempunyai perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar, dan catat dikurangi berpikir, sehingga mahasiswa akan cenderung mudah lupa dengan apa yang pernah dipelajari atau kesulitan untuk memahami apa yang diajarkan selanjutnya. Kekhawatiran yang diungkapkan Sundem (1993) dalam Filia (2010 : 2) disebabkan karena masih banyak program pendidikan yang berpusat pada kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual ini diukur dari nilai indeks

(3)

prestasi. Nilai indeks prestasi yang tinggi sering digunakan sebagai tolak ukur dari kesuksesan dan keberhasilan seseorang. Tolak ukur ini tidak salah tetapi tidak seratus persen bisa dibenarkan, karena begitu mereka diuji secara lisan dengan adanya forum diskusi kelas dan tanya jawab, mahasiswa cenderung pasif dan tidak dapat menjawab. Menurut Suwardjono (2005) ini karena mahasiswa kebanyakan mempunyai perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar, dan catat dikurangi berpikir.

Maka dari itu, diperlukannya peran seorang dosen sangatlah penting, karena dengan dosen yang berkualitas tentu akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula. (Inda, 2010). Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilihat melalui hasil belajar yang diperoleh, Jika hasil belajar baik, kemungkinan orang tersebut merupakan sumber daya manusia yang berkualitas dan sebaliknya. Hasil belajar adalah penilaian mengenai tingkat kemajuan dan pemahaman mahasiswa setelah melakukan kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka yang dapat diukur melalui skor tes atau bukti lain tentang kemajuan belajar mahasiswa. Oleh karenanya, agar dapat diketahui hasil belajar mahasiswa tentu saja terlebih dahulu harus dilakukan proses belajar. (Margining, 2013).

Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu

(4)

sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya. (Faisal, 2013). Namun, tidak semua aktivitas tersebut menjamin adanya proses belajar. Maka dari itu seseorang harus aktif sendiri, melibatkan diri dengan segala pemikiran, kemauan dan perasaan. (Winkel, 2009). Dan menurut Ning (2011), secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal (faktor dari dalam mahasiswa) dan faktor eksternal (faktor dari luar mahasiswa). Namun dalam penelitian ini, penulis lebih menekakkan pada faktor internal (faktor dari dalam mahasiswa) yaitu motivasi dan minat belajar karena keduanya merupakan faktor yang berperan dalam penumbuhan gairah dan semangat belajar mahasiswa. Menurut Sardiman (2007), kehadiran faktor tersebut dalam belajar akan memberikan peranan cukup penting yang akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Selain itu, faktor tersebut dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran mahasiswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik.

Motivasi belajar memiliki peranan penting terhadap pencapaian hasil belajar mahasiswa. Dalam kenyataannya, motivasi ini dapat menimbulkan kegigihan atau semangat kepada mahasiswa untuk mencapai hasil belajar yang tinggi, sebagaimana diungkapkan oleh Wina (2008 : 22) berpendapat bahwa Anak didik (mahasiswa) yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh

(5)

kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Dari definisi tersebut seolah-olah Wina (2008 : 22) dalam Yulian (2012 : 23) mengatakan bahwa mahasiswa atau orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi belum tentu akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula, hal ini dipengaruhi oleh salah satu faktor yang begitu penting yakni, motivasi. Pada akhirnya Dalyono (2009) mengatakan bahwa, kuat lemahnya motivasi seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.

Selain motivasi, faktor internal lain yang juga berperan dalam kegiatan belajar yaitu minat belajar. Minat belajar merupakan keinginan yang tinggi atau adanya rasa ketertarikan dari dalam diri seseorang untuk memperoleh suatu ilmu atau perubahan-perubahan keterampilan, nilai dan sikap yang dalam hal ini disebut dengan belajar. Adanya rasa ketertarikan ini (minat) akan memberikan dampak positif bagi mahasiswa yang sedang belajar, seperti : menikmati proses belajar, antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga proses belajarpun menjadi lancar, seperti yang dikatakan oleh Nasution (2000 : 82) dalam Yulian (2012 : 18) bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Adapun Wina (2008 : 29) mengatakan bahwa seorang mahasiswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dengan adanya minat belajar, akan menimbulkan kesadaran sendiri bagi mahasiswa tersebut sehingga dengan adanya kesadaran yang memang disadari sendiri akan berdampak bagus terhadap optimalnya prestasi belajar yang diraih. Sama seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2005

(6)

: 33) dalam Yulian (2012 : 19) bahwa belajar dengan minat akan mendorong individu lebih baik dari pada belajar tanpa minat. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi dan minat belajar dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa terhadap Program Studi Akuntansi.

Pemahaman akuntansi yang optimal jelas menjadi harapan setiap mahasiswa Program Studi Akuntansi. Dengan perkembangan teknologi sekarang ini seperti internet, memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya tentang akuntansi. Namun, teknologi yang semakin berkembang tersebut bukanlah jaminan bagi mahasiswa untuk berhasil dan mencapai hasil yang maksimal terhadap pemahaman akuntansinya. Maka dalam hal ini, ada beberapa faktor yang menyebabkannya, seperti kurangnya motivasi belajar, rendahnya minat belajar serta belum optimalnya belajar mahasiswa terhadap Program Studi Akuntansi.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai. “PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI”.

B. Perumusan Masalah

Dengan berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

Apakah motivasi dan minat belajar mahasiswa berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi ?

(7)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui secara empiris dan membuktikan adanya pengaruh antara motivasi dan minat belajar mahasiswa terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi pihak yang berkepentingan, diantara lain :

a. Bagi institusi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi sejenis dan diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat menciptakan lulusan terbaik dalam bidang akuntansi.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan di masa yang datang.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental keuangan yang diwakili dengan ROA, ROE, DER, dan NPM baik secara partial maupun simultan

Adapun untuk data-data yang akan dijadikan ukuran seberapa akurat hasil perhitungan awal bulan Qamariah dengan menggunakan metode yang terdapat dalam kitab al-Dūrr

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Penulis ingin menjawab tiga rumusan masalah dalam penelitian ini, apa saja jenis kesalahan dan sumber kesalahan yang ditemukan dalam tugas menulis karya siswa(i) “AZET

Oleh karena itu saran peneliti bagi yang ingin mengembangkan aplikasi ini adalah Aplikasi Pembelajaran Bahasa Isyarat Tunarungu Berbasis Multimedia (Studi Kasus :

Terjadinya pola aktifitas antara guru dan siswa antara lain: proses pembelajaran terletak pada siswa, guru sebagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar dan

pada uji sifat sensoris menunjukkan perbedaan antara kontrol dengan daging kerang hijau yang telah di beri perlakuan, pada perlakuan J2J1 (daging kerang hijau yang

Hasil survey menunjukkan bahwa insiden medis yang dialami pasien memunculkan emosi yang kuat dari pasien dan keluarganya, dan emosi ini bertahan cukup lama, keputusan untuk