• Tidak ada hasil yang ditemukan

B.9. MODUL PSIKOLOGI DAN PSIKIATRI KELAUTAN B.9.2 MODUL PSIKIATRI KELAUTAN MODUL NO. B.9.2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B.9. MODUL PSIKOLOGI DAN PSIKIATRI KELAUTAN B.9.2 MODUL PSIKIATRI KELAUTAN MODUL NO. B.9.2."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

B.9. MODUL PSIKOLOGI DAN PSIKIATRI KELAUTAN

B.9.2 MODUL PSIKIATRI KELAUTAN

MODUL NO. B.9.2.

TUJUAN MODUL

Modul ini disusun untuk proses pembelajaran dalam diagnosa, terapi serta pencegahan gangguan jiwa pada ABK dan penumpang kapal yang berkaitan dengan interaksi serta pengaruh faktor-faktor psikologik, kondisi lingkungan, kondisi sosial serta beban kerja dikapal. Dimana kompetensi kognitif, psikomotor dan afektif akan diperoleh melalui proses pembelajaran materi dan prosedur klinik baku dengan pembimbingan, praktik mandiri dan penilaian perkembangan level kompetensi

WAKTU

Mengembangkan Kompetensi Alokasi Waktu Sesi di dalam kelas

Sesi dengan fasilitasi Pembimbing Sesi praktik dan pencapaian kompetensi

10 X 90 menit (classroom session) 10 X 90 menit (coaching session) 2 minggu (facilitation and assessment) PERSIAPAN SESI

Materi presentasi:

LCD 1 : Menjelaskan lingkup Psikiatri Kelautan kelautan, klasifikasi gangguan jiwa, jenis-jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada ABK, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahan gangguan jiwa.

LCD 2 : Menjelaskan tentang gangguan nerotik, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

LCD 3 : Menjelaskan tentang gangguan psikosa akut, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

LCD 4 : Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena trauma kepala, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

LCD 5 : Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena

intoksikasi dan adiksi alkohol dan zat adiktif lainnya, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

LCD 6 : Menjelaskan tentang gangguan Skizofrenia, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

LCD 7 : Menjelaskan tentang gangguan Afektif ( mood ) , klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

LCD 8 : Menjelaskan tentang manajemen ABK yang menderita gangguan jiwa. LCD 9 : Menjelaskan prospek Psikiatri Kelautan.

(2)

Kasus : ABK Y, 20 tahun mendadak bicaranya melantur, marah-marah, ngamuk, sering menutup telinganya dan nampak ketatutan. Tiga hari yang lalu pacarnya menikah dengan teman dekat Y.

Sarana dan alat bantu latih :

– Video, kasus

– Penuntun belajar (learning guide) terlampir

– Tempat belajar (training setting): Ruang kelas 1 PPDS Kelautan  Referensi

– Hand book of Nautical Medicine, W.A.G., Goethe E.N.Watson- D.T. Jones Berlin Heidelberg New York tokyo 1984 ,pp.234 - 246

– Other Psychotic Disordes, Synopsis Psychiatry,Behavioral Science/Clinical Psychiatry,10ed , Benyamin James Saddock,MD.; Virginia Alcot Saddock,

M.D. ; Lippincott Williams&Wilkins, 2007, Philadelphia,USA, pp 498 – 526.

– Diagnostic and Statistcal Manual Manual of Mental Disorders IVTM , American Psychiatric Association, Washington.DC 2005, pp 273 - 316

KOMPETENSI

Mampu menatalaksana gangguan jiwa pada ABK dan penumpang kapal melalui upaya membuat diagnosis klinik, terapi serta tindakan preventif dan rehabilitatif berdasarkan pemeriksaan psikiatri, serta pemeriksaan penunjang terkait lainnya (misalnya, pemeriksaan laboratorium sederhana, pemeriksaan psikotes sederhana, Symptom Check List 90, Hamiltan Depression/Anxiety Rating Scale dll ). Mampu membuat keputusan dalam menangani gangguan jiwa secara holistik hingga tuntas.

KETRAMPILAN

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, peserta didik diharapkan terampil :

• Mendeteksi adanya gangguan jiwa yang berkaitan dengan penurunan prestasi kerja serta peningkatan angka kecelakaan kerja dikapal.

• Menjelaskan gejala dan tanda-tanda gangguan jiwa.

• Melakukan anamnesis dan pemeriksaan klinis

• Membuat keputusan untuk pemeriksaan penunjang seperti psikotes sederhana, SCL-90, HDRS, HARS.

• Membedakan apakah ABK mengalami stress atau gangguan jiwa

• Melakukan tindakan kuratif pada penderita gangguan jiwa.

• Melakukan tindakan mengatasi faktor-faktor pencetus gangguan jiwa.

• Melakukan tindakan preventif , rehabilitatif dan inovasi berkelanjutan guna mempertahankan kondisi sosial serta aspek-aspek psikologik yang ideal sehingga tercapai kualitas hidup ABK yang ideal dengan prestasi kerja optimal.

(3)

Kondisi alamiah, sosial serta psikologik dikapal adalah hal yang pada keadaan normal tidak dialami oleh manusia/ABK. Pada ABK yang baru dan pada minggu-minggu pertama awal pelayaran paparan pada kondisi kehidupan serta tugas kerja dikapal sering menimbulkan gangguan penyesuaian diikuti perubahan tingkah laku, frustasi, cemas atau depresif. Penurunan disiplin dan prestasi kerja dikapal, sering disertai peningkatan angka kecelakaan kerja dan umumnya didasari adanya gangguan penyesuaian ringan serta belum memenuhi kriteria diagnostik gangguan jiwa.

Gangguan penyesuaian merupakan tanda adanya faktor-faktor serta problema psikologi yang patologik pada ABK yang harus dideteksi dan ditangani sedini mungkin. Harus dibedakan dengan gangguan jiwa guna penegakan diagnosis dini dan pengobatan, diperlukan keterlibatan beberapa disiplin ilmu yang terkait antara lain : psikologi kelautan,psikiatri kelautan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta Ergonomi.

Contoh Kasus

ABK Y, 20 tahun diantar keruang kesehatan kapal oleh teman-temannya karena ngamuk dan bicaranya melantur, marah-marah, sering menutup telinganya dan nampak ketatutan. Y sudah 2 hari tidak tidur, kerjanya sering salah, tidak mau mandi dan makan serta sering melawan perintah Mualim I. Tiga hari yang lalu pacarnya menikah dengan teman dekat Y.

Anamnesa: tidak merasa dirinya sakit, mengatakan temannya yang memfitnahnya.

Pemeriksaan psikiatri : nampak agresif, tetapi sering nampak ketakutan, sering menutup telinga karena ada suara yang menyuruhnya untuk membatalkan pernikahan pacarnya, pembicaraannya melantur dan irrelevan, dan insightnya (-).

Pemeriksaan fisik : tidak ada kelainan. Diskusi : Diagosa. Faktorpencetus Psikodinamika gangguan Penatalaksanaan. Jawaban :

Brief Psychotic Disorder ?

Fokuskan pada adakah faktorpencetus . Psikodinamika terjadinya Gangguan .

Psikofarmaka dan psikoterapi serta manipulasi lingkungan TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran untuk sesi ini, peserta didik akan memiliki keterampilan untuk :

(4)

1. Menjelaskan lingkup Psikiatri Kelautan kelautan, klasifikasi gangguan jiwa, jenis-jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada ABK, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

2. Menjelaskan tentang gangguan nerotik, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

3. Menjelaskan tentang gangguan psikosa akut, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

4. Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena trauma kepala, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

5 Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena intoksikasi dan adiksi alkohol dan zat adiktif lainnya, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

6. Menjelaskan tentang gangguan Skizofrenia, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

7. Menjelaskan tentang gangguan Afektif ( mood ) , klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

8. Menjelaskan tentang manajemen ABK yang menderita gangguan jiwa. 9. Menjelaskan prospek Psikiatri Kelautan.

STRATEGI dan METODE PEMBELAJARAN

Tujuan 1. Menjelaskan lingkup Psikiatri Kelautan kelautan, klasifikasi gangguan jiwa, jenis-jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada ABK, diagnostik, terapi serta pencegahannya.

Untuk mencapai tujuan ini peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut:

 Tutorial tentang lingkup Psikiatri Kelautan kelautan, klasifikasi gangguan jiwa,. kriteria diagnosa, terapi serta pencegahan dan rehabilitasi penderita gangguan jiwa.

Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest.

 Diskusi kelompok tentang jenis-jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada ABK, kriteria diagnosa, terapi serta pencegahannya.

 Belajar mandiri (textbook and jurnal reading)

• Peraktik mandiri dengan supervisi

Must to know key points :

• Klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi dan pencegahan-rehabilitasi penderita gangguan jiwa.

• Jenis-jenis gangguan jiwa yang sering terjadi pada ABK.

• Psikodinamika terjadinya gangguan jiwa.

• Psikofarmaka,

(5)

Tujuan 2. Menjelaskan tentang gangguan nerotik, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

Untuk mencapai tujuan ini peserta didik belajar teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut:

 Tutorial tentang gangguan nerotik / gangguan cemas ( anxiety disorders ), klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. Gangguan nerotik yang sering terjadi pada ABK kapal yaitu Sexual Neurosis, Gangguan cemas menyeluruh ( Generalysed Anxiety Disorder = GAD ), gangguan distimik ( Nerosa depresi ) serta hipokondriasis.

Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest

Praktek pelaksanaan tes psikatrik sederhana bagi penderita ,yaitu tes SCL 90, HARS, HDRS.

 Diskusi kelompok tentang klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahan gangguan cemas ( anxiety disorders ) yang sering terjadi pada ABK kapal yaitu gangguan cemas menyeluruh (GAD) , gangguan distimik dan hipokondriasis.

 Belajar mandiri (textbook and jurnal reading)

• Peraktik mandiri dengan supervisi

Must to know key points :

• Interpetasi hasil tes SCL 90, HARS, HDRS.

• Hubungan hasil tes psikiatrik dengan diagnosa klinis.

• Psikodinamika terjadinya Sexual Neurosis, gangguan cemas, gangguan distimik serta Hipokhondrasis.

• Terapi Sexual Neurosis, gangguan cemas, gangguan distimik serta Hipokhondrasis.

Tujuan 3. Menjelaskan tentang gangguan psikosa akut, klasifikasi,kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini:

 Tutorial tentang gangguan psikosa akut, klasifikasi,kriteria diagnostik, terapi serta tindakan preventif-rehabilitatifnya.

Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest • Belajar mandiri (textbook and jurnal reading)

 Diskusi kelompok tentang gangguan psikosa akut, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan preventif-rehabilitatifnya. Psikosa akut yang sering terjadi pada ABK maupun penumpang kapal. Manajemen holistik serta prognosa ABK dibidang pekerjaannya.

• Peraktik mandiri dengan supervisi

(6)

• Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik psikosa akut.

• Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi lingkungan

• Tindakan preventif-rehabilitatif.

• Psikodinamika hubungan antara stressor, kekambuhan, dukungan lingkungan dengan kualitas hidup dan prestasi kerja penderita/ABK.

Tujuan 4. Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena trauma kepala, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini:

 Tutorial tentang gangguan mental organik (GMO) karena trauma kepala, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest

• Belajar mandiri (textbook and jurnal reading).

 Diskusi kelompok tentang gangguan mental organik (GMO) karena trauma kepala, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan pencegahannya. Penatalaksaan pada fase akut dan penatalaksaan skuele neurologik.

• Peraktik mandiri dengan supervisi

Must to know key points :

• Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik trauma kepala, cerebral concusion.

• Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi lingkungan.

• Tindakan preventif-rehabilitatif.

• Psikodinamika hubungan antara stressor ( trauma kepala ),GMO, skuele nerologik dan kualitas hidup serta prestasi kerja penderita/ABK .

Tujuan 5 Menjelaskan tentang gangguan mental organik (GMO) karena intoksikasi serta adiksi alkohol dan zat adiktif lainnya, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan pencegahannya.

Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini:

 Tutorial tentang gangguan mental organik (GMO) karena intoksikasi serta adiksi alkohol dan zat adiktif lainnya, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan

pencegahannya

Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest

• Belajar mandiri (textbook and jurnal reading).

 Diskusi kelompok tentang gangguan mental organik (GMO karena intoksikasi serta adiksi alkohol dan zat adiktif lainnya), kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya. Penatalaksaan pada gaduh gelisah dan kedaruratan medik pada

(7)

fase akut dan penatalaksaan dampaknya pada kualitas hidup dan prestasi kerja dikapal.

• Peraktik mandiri dengan supervisi

Must to know key points :

• Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik intoksikasi dan adiksi Zat .

• Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi lingkungan.

• Tindakan preventif-rehabilitatif.

• Psikodinamika hubungan antara pemakaian alkohol serta zat adiktif lainnya terhadap kualitas hidup dan prestasi kerja.

Tujuan 6. Menjelaskan tentang gangguan Skizofrenia, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini:

 Tutorial tentang gangguan skizofrenia, klasifikas i,kriteria diagnosa, terapi serta pencegahan-rehabilitatifnya.

Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest

• Belajar mandiri (textbook and jurnal reading).

 Diskusi kelompok gangguan skizofrenia, klasifikasi, kriteria diagnosa, terapi serta pencegahan-rehabilitatifnya. Dukungan keluarga serta lingkungan kerja, kualitas hidupnya, prestasi kerja penderita

 Peraktik mandiri dengan supervisi

Must to know key points :

• Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik gangguan skizofrenia.

• Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi lingkungan.

• Tindakan preventif-rehabilitatif.

• Psikodinamika hubungan antara stressor, kekambuhan,psikofarmaka,serta dukungan lingkungan terhadap kualitas hidup dan prestasi kerja penderita. Tujuan 7. Menjelaskan tentang gangguan Afektif ( mood disrder ) , klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini:

 Tutorial tentang gangguan Afektif ( mood disorder ), klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest

(8)

 Diskusi kelompok tentang gangguan Afektif ( mood disorder ) ,gangguan mood dengan ciri psikotik, gangguan bipolar, klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan pencegahannya. Dukungan keluarga serta lingkungan kerja, kualitas hidupnya, prestasi kerja penderita/ABK.

 Peraktik mandiri dengan supervisi

Must to know key points :

• Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik gangguan Afektif, gangguan bipolar, gangguan mood dengan ciri psikotik.

• Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi/dukungan lingkungan.

• Tindakan preventif-rehabilitatif.

• Psikodinamika hubungan antara stressor, kekambuhan,psikofarmaka,serta dukung -an lingkungan terhadap kualitas hidup dan prestasi kerja penderita.

Tujuan 8. Menjelaskan tentang gangguan Kepribadian , klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta pencegahannya.

Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini:

 Tutorial tentang gangguan Kepribadian , klasifikasi, kriteria diagnostik, terapi serta tindakan pencegahannya.

Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest

 Belajar mandiri (textbook and jurnal reading).

 Diskusi kelompok tentang pengaruh gangguan Kepribadian terhadap situasi kehidupan, disiplin kerja dan prestasi kerja dikapal serta terhadap angka kecelakaan kerja dikapal.

• Peraktik mandiri dengan supervisi

Must to know key points :

• Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik gangguan Kepribadian

• Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi/dukungan lingkungan.

• Tindakan preventif-rehabilitatif.

• Psikodinamika hubungan antara gangguan Kepribadian, dukungan lingkungan terhadap disiplin kerja, prestasi kerja dan kualitas hidup ABK dan penderita.

• Psikodinamika hubungan antara gangguan Kepribadian, dengan tingginya angka kecelakaan kerja dikapal.

Tujuan 9. Menjelaskan tentang manajemen ABK yang menderita gangguan jiwa. Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini:

(9)

 Tutorial tentang dampak gangguan jiwa terhadap penderita dan pada kualitas hidup, prestasi kerja, disiplin kerja ABK. Dampak gangguan jiwa pada ABK terhadap insiden kecelakaan kerja dikapal.

Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest

 Belajar mandiri (textbook and jurnal reading).

 Diskusi kelompok tentang dampak gangguan jiwa terhadap penderita dan pada kualitas hidup, prestasi kerja, disiplin kerja ABK. Dampak gangguan jiwa pada ABK terhadap insiden kecelakaan kerja dikapal. Tatalaksana holistik penderita gangguan jiwa termasuk kebijakan Nahkoda Kapal dan perusahaan terhadap penderita gangguan jiwa.

 Peraktik mandiri dengan supervisi

Must to know key points :

• Definisi, klasifikasi serta kriteria diagnostik gangguan Jiwa

• Psikofarmaka, psikoterapi dan manipulasi/dukungan lingkungan.

• Tindakan preventif-rehabilitatif.

• Psikodinamika hubungan antara gangguan jiwa, dukungan lingkungan terhadap disiplin kerja, prestasi kerja dan kualitas hidup ABK dan penderita.

• Psikodinamika hubungan antara gangguan jiwa, dengan tingginya angka kecelakaan kerja dikapal.

• Kebijakan Nahkoda Kapal, Perusahaan serta UU tenaga Kerja bagi penderita gangguan jiwa.

Tujuan 10. Menjelaskan Menjelaskan prospek Psikiatri kelautan.

Untuk mencapai tujuan ini peserta mempelajari materi baku, teori dan praktik dengan metode pembelajaran berikut ini:

 Tutorial : perkembangan ilmu psikiatri khususnya psikiatri kelautan ; prospek peran positif psikiatri kelautan sejak seleksi calon ABK; tatalaksana holistik penderita gangguan jiwa; kebijaksanaan perusahaan, nahkoda serta UU Tenaga Kerja terhadap penderita gangguan jiwa; evakuasi penderita gangguan jiwa. Dampak gangguan jiwa pada penderita, ABK kapal dan angka kecelakaan kerja dikapal.

Bed side teaching/on site teaching kasus pasien di ruang rawat inap/medical chest

 Belajar mandiri (textbook and jurnal reading).

 Diskusi kelompok tentang perkembangan psikiatri kelautan ; prospek peran positif psikiatri kelautan sejak seleksi calon ABK; tatalaksana holistik penderita

gangguan jiwa; kebijaksanaan perusahaan,nahkoda serta UU Tenaga Kerja terhadap penderita gangguan jiwa; evakuasi penderita gangguan jiwa. Dampak gangguan jiwa pada penderita, ABK kapal dan angka kecelakaan kerja dikapal.

 Peraktik mandiri dengan supervisi

Must to know key points :

(10)

• Peran psikiatri kelautan dalam penatalaksanaan penderita gangguan jiwa,serta tindakan preventif-rehabilitatif penderita gangguan jiwa, evakuasi penderita gangguan jiwa..

• Peran psikiatri kelautan dalam meningkatkan kualitas hidup ABK dan prestasi kerja dikapal, serta menurunkan insiden kecelakaan kerja dikapal.

• Kebijaksanaan perusahaan,nahkoda serta UU Tenaga Kerja terhadap penderita gangguan jiwa;

EVALUASI

Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test. Selanjutnya dilakukan small group discussion dengan fasilitator untuk membahas hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar. Setelah mempelajari penuntun belajar mahasiswa diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk

Role play dengan sesama peserta didik dimana saat peserta memperagakan kinerjanya maka temannya menilai dengan menggunakan penuntun belajar untuk evaluasi (peer assisted evaluation)

Setelah dianggap memadai melalui metode bed side teaching/on site teaching

dibawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar pada model anatomi. Setelah kompetensi tercapai peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan pada klien/pasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanaan, evaluator melakukan pengawasan langsung dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut :

Perlu perbaikan : tahap akuisisi

Cukup : tahap akuisisi-kompeten (pelaksanaan benar tapi waktunya tak efisien)

Baik : tahap kompeten (pelaksanaan benar dan waktunya efisien)

Setelah selesai bed side teaching/on site teaching melakukan diskusi untuk mendapat penjelasan dari berbagai hal yang tidak mungkin dibicarakan di depan klien/pasien .

Self assessment dan peer assisted evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar

Penilai

– Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form – Kriteria penilaian : cakap/tidak cakap/lalai

– Diakhir penilaian peserta didik diberi masukkan dan bila perlu diberi tugas yang dapat memperbaiki kinerja.

Pencapaian kompetensi diperoleh melalui

– Ujian OSCE

– Ujian akhir stase

– Ujian kognitif tengah pembelajaran

(11)

– Ujian akhir profesi

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KOGNITIF

Contoh Kuesioner :

Kuesioner Sebelum Pembelajaran Soal :

1. Brief Psychotic Disorder berlangsung selama 1-30 hari dan berachir dengan sembuh sempurna ( B / S ).

Kuesioner Tengah Pembelajaran Soal :

1. Penyebab utama Brief Psychotic Disorder: A. Stresor tugas sehari-hari dikapal

B. Suasana kehidupan kapal yang monoton C. Stressor yang berat dan bermakna

D. Terpisah dari keluarga dan masyarakat dalam waktu yang lama Jawaban :

A. Stresor tugas sehari-hari dikapal

B. Suasana kehidupan kapal yang monoton C. Stressor yang berat dan bermakna

D. Terpisah dari keluarga dan masyarakat dalam waktu yang lama

Essay/Ujian Lisan/Uji Sumatif

Soal :

1. Coba uraikan psikodinamika penyebab utama Brief Psychotic Disorder, prognosa dibidang sosial dan pekerjaannya.

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR PENUNTUN BELAJAR PSIKIATRI KELAUTAN

Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah atau tugas dengan menggunakan skala penilaian di bawah ini :

1 Perlu Perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar atau dalam

urutan yang salah ( bila diperlukan) atau diabaikan. 2 Cukup : Langkah atau tugas dikerjakan secara benar dalam urutan

yang benar (bila diperlukan) tetapi waktu kerjanya tidak efisien.

3 Baik : Langkah atau tugas dikerjakan dikerjakan dengan benar dan waktu kerjanya efisien dalam menyelesaikan kegiatan/prosedur tersebut.

(12)

Nama peserta didik Tanggal

Nama pasien No. Rekam Medis

PENUNTUN BELAJAR

NO KEGIATAN KASUS

1 2 3 4 5

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS&PROSEDUR TINDAKAN

Nama

Diagnosis

Informed Choice & Informed Consent

Rencana Tindakan

Persiapan Sebelum Tindakan

Penilaian Kinerja Keterampilan (Ujian Akhir)

DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA

PROSEDUR TERAPI GADUH GELIZAH SCHIZOPHRENIA

Berikan tanda √ dalam kotak yang tersedia bila ketrampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda x bila tidak dikerjakan dengan memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan.

Memuaskan X Tidak memuaskan T/D Tidak diamati

Langkah atau tugas dikerjakan sesuai prosedur standar atau penuntun.

Tidak mampu untuk mengerjakan langkah atau tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun.

Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih.

Nama peserta didik Tanggal

Nama pasien/klien No. Rekam Medis/No induk ABK

NO KEGIATAN / LANGKAH KLINIK NILAI

1 2 3

Persiapan Pre pemeriksaan Schizophrenia

1. Anamnesa dan evaluasi premorbid dan faktor pencetus

2. Pemeriksaan status mental,

3. Pemeriksaan tambahan,

4. Informed Consent ,

(13)

Penilaian Kinerja Keterampilan (Ujian Akhir) DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA

PROSEDUR TERAPI GADUH GELIZAH SCHIZOPHRENIA

B. Pelaksanaan tes SCL 90

1. Menjelaskan rencana terapi

2. Menjelaskan tujuan tujuan terapi

3. Melaksanakan fiksasi penderita

4. Penderita ditenangkan dengan suntikan antipsikotik 5. Observasi penderita,bila masih gaduh gelisah suntikan diulang

6. Mengisolasi penderita

7. Evaluasi apakah obat diminum dengan benar 8. Bila resisten terhadap anti psikotik, pertimbangkan ECT

9. Hindari dan mengatasi efek samping ECT

10. Resosialisasi sedini mungkin

Peserta dinyatakan :  Terampil

 Perlu perbaikan  Tidak terampil

dalam melaksanakan prosedur

Tanggal: .../.../...

Nama dan Tanda Tangan Penilai

KATEGORI EDUKATOR/PELATIH

Pendidik Pelatih Tugas

Pembimbing Classroom Preceptor Clinical Instructor

Membimbing petugas/ peserta didik untuk memahami aplikasi pengetahuan dalam praktik Pendidik Clinical Trainer Standardisasi atau memberikan kompetensi bagi

petugas/peserta didik

Penilai Advanced Trainer Menilai hasil proses pembelajaran peserta didik dan kualifikasi pendidik/ penilai/clinical trainer

Guru Besar Master Trainer Instructional Designer Mencetak Advanced Trainer

(14)

MATERI PRESENTASI

LCD 3.

KRITERIA DIAGNOSTIK BRIEF PSYCHOTIC DISORDER

( DSM IV

–TR

) :

LCD 3.

LCD 3.

KRITERIA DIAGNOSTIC

KRITERIA DIAGNOSTIC

(DSM IV

(DSM IV

TR)

TR)

BRIEF PSYCHOTIC DISORDER :

BRIEF PSYCHOTIC DISORDER :

A.

A.

Adanya satu (atau lebih)

Adanya satu (atau lebih)

dari gejala2 berikut :.

dari gejala2 berikut :.

1)

1)

Waham

Waham

2)

2)

Halusinasi

Halusinasi

3)

3)

Bicara

Bicara

kacau

kacau

yg

yg

frekuen

frekuen

(

(

Asosiasi

Asosiasi

longgar

longgar

,

,

inkoherensi

inkoherensi

)

)

4)

4)

Perilaku sangat kacau atau perilaku katatonik.

Perilaku sangat kacau atau perilaku katatonik.

Bukan

Bukan

gejala

gejala

,

,

bila

bila

berupa

berupa

pola

pola

respon

respon

thd

thd

sanksi

sanksi

kultural

kultural

.

.

B.

B.

Durasi

Durasi

episode

episode

gangguan

gangguan

> 1

> 1

hari

hari

,

,

dari

dari

1

1

bulan

bulan

,

,

dan

dan

sepenuhnya

sepenuhnya

kembali

kembali

ketaraf

ketaraf

fungsi

fungsi

premorbid

premorbid

.

.

C.

C.

Gangguan

Gangguan

tersebut

tersebut

tidak

tidak

disebabkan

disebabkan

oleh

oleh

:

:

Gangguan

Gangguan

mood

mood

dengan

dengan

ciri

ciri

psikotik

psikotik

,

,

Gangguan

Gangguan

Skizoafektif

Skizoafektif

,

,

atau

atau

Skizofrenia

Skizofrenia

;

;

dan

dan

Bukan akibat langsung dari : efek penggunaan suatu Zat

Bukan akibat langsung dari : efek penggunaan suatu Zat

(ig.

(ig.

Pada

Pada

drug abuse,

drug abuse,

akibat

akibat

pengobatan

pengobatan

)

)

atau

atau

suatu

suatu

kelainan

(15)

LCD 6.1.

KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA ( DSM IV

–TR

) :

LCD 6. KRITERIA DIAGNOSTIK

LCD 6. KRITERIA DIAGNOSTIK

(DSM IV

(DSM IV

TR)

TR)

SKIZOFRENIA

SKIZOFRENIA

A. GEJALA KHAS :

A. GEJALA KHAS :

>

>

2

2

gejala

gejala

;

;

>

>

1bln

1bln

(

(

boleh

boleh

kurang

kurang

bila

bila

nyata

nyata

-

-

nyata

nyata

sukses

sukses

diobati

diobati

):

):

1)

1)

Waham

Waham

2)

2)

Halusinasi

Halusinasi

3)

3)

Disorganized speech :

Disorganized speech :

asosiasi

asosiasi

longgar

longgar

,

,

inkoheren

inkoheren

.

.

4)

4)

Disorganized

Disorganized

behaviour

behaviour

atau

atau

perilaku

perilaku

katatonik

katatonik

.

.

5)

5)

Gejala

Gejala

2 2

negatif

negatif

:

:

eg

eg

.

.

afek

afek

datar

datar

,

,

alogia

alogia

,

,

avolition

avolition

.

.

Catatan

Catatan

: Hanya

:

Hanya

diperlukan

diperlukan

satu

satu

kriteria

kriteria

A

A

bila

bila

ada

ada

:

:

Waham

Waham

yang

yang

aneh

aneh

(bizarre) ,

(bizarre) ,

atau

atau

Halusinasi yg mengkomentari perilaku /pikirannya, atau

Halusinasi yg mengkomentari perilaku /pikirannya, atau

(16)

LCD 6.2

KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA ( DSM IV

–TR

) :

B.

B.

Gangguan fungsi:

Gangguan fungsi:

sosial,pekerjaan,perawatan diri

sosial,pekerjaan,perawatan diri

C.

C.

Durasi gangguan

Durasi gangguan

: kontinu selama minimal 6 bulan.

:

kontinu selama minimal 6 bulan.

D.

D.

Bukan

Bukan

karena

karena

:

:

gangguan

gangguan

skizoafektif

skizoafektif

dan

dan

gangguan

gangguan

mood.

mood.

E.

E.

Bukan

Bukan

karena

karena

Efek

Efek

fisiologis

fisiologis

langsung

langsung

dari

dari

Penggunaan

Penggunaan

Zat

Zat

atau

atau

kondisi

kondisi

medik

medik

umum

umum

.

.

F.

F.

Pada

Pada

penderita

penderita

Gangguan

Gangguan

Autistik

Autistik

atau

atau

Gangguan

Gangguan

Perkembangan

Perkembangan

Pervasif

Pervasif

lainnya

lainnya

diagnosa

diagnosa

Skizofrenia

Skizofrenia

ditegakkan

ditegakkan

sebagai

sebagai

diagnosa

diagnosa

tambahan

tambahan.

.

LCD 6. KRITERIA DIAGNOSTIK

LCD 6. KRITERIA DIAGNOSTIK

(DSM IV

(DSM IV

–TR)

TR)

SKIZOFRENIA

SKIZOFRENIA

2

2

KEPUSTAKAAN MATERI BAKU

Referensi

– Hand book of Nautical Medicine, W.A.G., Goethe E.N.Watson- D.T. Jones Berlin Heidelberg New York tokyo 1984 ,pp.234 - 246

– Schizophrenia , Synopsis Psychiatry,Behavioral Science/Clinical

Psychiatry,10ed , Benyamin James Saddock,MD.; Virginia Alcot Saddock,

M.D. ; Lippincott Williams&Wilkins, 2007, Philadelphia,USA, pp 467 - 497.

– Diagnostic and Statistcal Manual Manual of Mental Disorders IVTM , Amterican Psychiatric Association, Washington.DC 2005, 273 - 316

Paket Materi Pelengkap Modul

Buku Panduan Peserta Didik

– Buku yang diberikan kepada peserta didik dan digunakan untuk memandu mereka mengikuti proses pembelajaran

(17)

– Buku yang dipegang oleh pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan bagi peserta didik dalam upaya untuk mencapai kompetensi yang diinginkan

Buku Acuan

– Materi esensial yang digunakan oleh peserta didik dan diacu oleh pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran untukmencapai kompetensi

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Bupati Grobogan Nomor 55 Tahun 2014 tentang Besaran Penghasilan Tetap, Tunjangan, Jaminan Kesehatan dan Penerimaan Lainnya Yang Sah Bagi Kepala Desa dan

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa secara statistik ada perbedaan nyata partisipasi migran dalam mengikuti kegiatan lingkungan sebelum migrasi dan pada awal

(3) Peneliti yang dibebaskan sementara dari jabatannya karena memilih jab a tan struktural di lingkungan Badan Ke bij akan Fiskal, dapat diangkat kembali ke dalam

Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solut) untuk dapat larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan suatu zat dasarnya sangat

Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai masalah K3, yaitu salah satunya dengan memberikan apresiasi kepada para

Oleh karena karyawan yang engaged dengan pekerjaannya akan meyakini bahwa apa yang mereka lakukan dalam pekerjaan adalah sesuatu yang berarti, maka mereka pun dapat meramu

Dari hasil Uji Kruskal-Wallis tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap kenaikan volume dan pH saliva setelah kumur EGCG antar kelompok perlakuan, sedangkan skor GI menunjukkan

Kendala utama yang dialami oleh partisipan dalam mengajukan kenaikan pangkat adalah penyusunan karya ilmiah bahkan sampai kepada hal-hal teknis dalam penulisan