• Tidak ada hasil yang ditemukan

EXPLORE Volume 10 No 2 Tahun 2020 p-issn : X e-issn : X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EXPLORE Volume 10 No 2 Tahun 2020 p-issn : X e-issn : X"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BUKTI DIGITAL

WHATSAPP

PADA

ANDROID SMARTPHONE

MENGGUNAKAN METODE

LIVE FORENSIC

Erfan Wahyudi1, M. Zulpahmi2, Karya Gunawan3, Bahtiar Imran4

Universitas Teknologi Mataram

Erfan.wahyudie@gmail.com1, Pahmijorge04@gmail.com2, jagungodak@gmail.com3 bahtiarimranlombok@gmail.com4

Abstract : The rapid development of technology, can cause problems for users of the technology itself, the more advanced the life of the community, the crime is also getting more advanced. Smartphone is a form of technology used for defamation (Cyberbuliying) through whatsapp (WA) facilities. When a smartphone is used to commit a crime, the smartphone can be confiscated by law enforcement as evidence. The way to prove it to get valid evidence is to conduct an investigation using the live forensic method that has been developed so that it can be used for the smartphone investigation process. The result is digital evidence of deleted image files that can still be recovered using the live forensic method.

Keywords:Evidence, live forensic, Smartphone

Abstrak - Perkembangan teknologi yang semakin pesat, dapat menimbulkan permasalahan bagi pengguna teknologi itu sendiri, semakin maju kehidupan masyarakat, maka kejahatan juga ikut semakin maju. Smartphone

merupakan salah satu bentuk teknologi yang digunakan untuk melakukan pencemaran nama baik (Cyberbuiying) melalui fasilitas whatsapp (WA). Pada saat smartphone yang digunakan untuk melakukan kejahatan maka

smartphone tersebut dapat disita oleh aparat penegak hukum sebagai salah satu barang bukti. Cara pembuktian

untuk mendapatkan bukti yang valid adalah dengan melakukan investigasi menggunakan metode live forensic yang telah dikembangkan sehingga dapat digunakan untuk proses investigasi smartphone. Hasilnya adalah bukti digital berupa file gambar yang sudah terhapus masih bisa di recovery menggunakan metode live forensic.

Kata Kunci: Barang Bukti, live forensic, Smartphone.

1. LATAR BELAKANG

Whatsapp adalah Salah satu aplikasi media sosial terpopuler Meningkatnya jumlah pengguna Whatsapp tentu membawa dampak positif dan negatif, salah satu efek negatifnya adalah kejahatan digital (Cyber Crime) dengan menggunakan Whatsapp. Sebuah Smartphone yang menggunakan aplikasi Whatsapp dapat menjadi salah satu barang bukti dalam kasus pidana dengan cara mengidentifikasi gambar [1]. Berdasarkan Most Active Media Platform Whatsapp menjadi deretan ke dua setelah youtube pada tahun 2019 yang terlihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Pengguna Whatsapp di Indonesia

We Are Social mengatakan 132,7 juta pengguna

internet pada tahun 2019, 130 juta diantaranya pengguna aktif di medsos dengan penetrasi 49% berdasarkan data pada bulan januari 2019 bahwa

Platform medsos yang paling digandrungi oleh orang Indonesia, di antaranya YouTube 88%, WhatsApp 83%, Facebook 81%, Instagram 80%, Line 59%, Twitter 52%, FB Messenger 24%, BBM 38%, LinkedIn 16%, Pintrest 29%, Skype 15%, dan WeChat 14%..

Pengguna aplikasi Whatsapp di Indonesia sejak januari 2019 telah mencapai lebih dari 130 juta, di sisi lain banyak kasus kejahatan yang sedang marak mulai menggunakan barang bukti berupa percakapan, gambar, rekaman video dan lainnya yang berasal dari aplikasi WhatsApp. Untuk itu pada penelitian ini menghasilkan prosedur yang bisa dijadikan rujukan dalam melakukan investigasi forensic aplikasi WhatsApp untuk mendapatkan barang bukti berupa gambar menggunakan metode Live Forensic.

2. LANDASAN TEORI A. Digital Forensik

Digital Forensic adalah salah satu cabang ilmu

terutama untuk penyelidikan dan penemuan konten perangkat digital, istilah forensik digital pada awalnya identik dengan forensik komputer tetapi kini telah diperluas untuk menyelidiki semua perangkat yang dapat menyimpan data digital [2].

Digital Forensic adalah suatu disiplin ilmu

turunan keamanan komputer yang membahas tentang temuan bukti digital setelah suatu peristiwa terjadi. Kegiatan digital forensics sendiri adalah suatu proses mengidentifikasi, memelihara, menganalisa dan

(2)

mempergunakan bukti digital menurut hukum yang berlaku. ECCouncil, Digital forensic menyatakan bahwa aplikasi ilmu komputer untuk pencarian kepastian hukum bagi perbuatan criminal dan sejenisnya. Ilmu

Digital forensics terdapat prinsip-prinsip dasar. Prinsip

dasar Digital forensics menurut ACPO [3]. B. Mobile Forensic

Mobile Forensic adalah ilmu yang melakukan

proses pemulihan bukti digital dari perangkat seluler menggunakan cara yang sesuai dengan kondisi

forensic. Penggunaan Mobile seperti Smartphone

dengan berbagai macam tipe dan sistem operasi untuk kejahatan sudah semakin tinggi jumlahnya, tetapi dengan adanya forensic untuk perangkat mobile dapat membantu untuk mengatasi kasus kejahatan yang berhubungan dengan perangkat Mobile khususnya

Smartphone [3].

Python dapat berjalan dibanyak platform/sistem operasi seperti Windows, Linux/Unix, Mac OS X, OS/2, Amiga, Palm Handhelds dan telepon genggam Nokia. saat ini Python juga telah di porting kedalam mesin virtual Java dan .NET.

Python didistribusikan dibawah lisensi

OpenSource yang disetujui OSI (OpenSource

Initiatives), sehingga Python bebas digunakan, gratis digunakan, bahkan untuk produk-produk komersil.

Yayasan Perangkat Lunak Python – Python Software

Foundation (PSF) memegang dan melindungi hak atas

kekayaan intelektual dibawah Python, tertuang dalam konferensi PyCon, serta mendanai proyek-proyek pada komunitas Python.

C. WhatsApp

Whatsapp adalah aplikasi pesan untuk Smartphone yang mampu berjalan lintas platform

diantaranya ; Apple iOS, BlackBerry, Android, Symbian

Nokia Series 40 dan Windows Phone. WhatsApp

menggunakan paket data internet sama halnya seperti layananan email, browsing web, dan layanan instant

lainnya. Aplikasi WhatsApp menggunakan koneksi data

mobile serta WiFi untuk melangsungkan komunikasi

data, dengan menggunakan Whatsapp, seseorang dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto dan fitur lainnya yang menarik penggunanya [4]. D. Cybercrime

Cyber crime adalah setiap perilaku ilegal yang

dilakukan dengan maksud atau berhubungan dengan system computer atau jaringan, singkatnya tindak pidana apa saja yang dilakukan dengan memakai computer (hardware dan software) sebagai sarana atau alat, computer sebagai objek baik untuk memperoleh keuntungan atau tidak, dengan merugikan pihak lain. Ada banyak jenis Cyber crime salah satu contohnya adalah Cyber bullying, istilah itu mengacu pada penggunaan teknologi informasi untuk menggertak orang untuk mengirim atau memposting teks bersifat mengintimidasi atau mengancam orang lain. [6].

Dalam melakukan investigasi dan analisis suatu kasus kriminal baik itu Cyber Crime maupun konvensional, seorang investigator harus mampu menempatkan dirinya sebagai seorang kriminal (kriminolog) guna membantu mempermudah investigasi dan pemecahan kasus. Karena seorang kriminolog tentunya sudah memahami segala jenis kejahatan yang sering dilakukan pelaku kriminal yang mencakup gejala sosial dan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum dan norma masyarakat yang berlaku [3].

3. METODE PENELITIAN

Gambar 2. Metode Penelitian

Metode yang gunakan dalam penelitian ini merupakan integrasi dari model proses umum respon insiden dan komputer forensic, model umum investigasi forensic

komputer dan metodologi investigasi bertahap untuk menelusuri penggunaan komputer. Model proses ini bertujuan untuk memilih sistem dan menganalisis bukti-buktinya secara efisien. Model ini terdiri atas tiga tahapan utama yaitu tahap pra Analisis, tahap Analisis, dan tahap pasca Analisis, seperti terlihat pada gambar 2.

A. Skenario Kasus

Skenario kasus yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

(3)

Gambar 3. Skenario Kasus

Pada tahap ini peneliti mendapati serangkaian alur sebelum melakukan sebuah investigasi terhadap suatu kasus, pada penelitian ini peneiti mendapati bahwa pada tahap ini dipaparkan serangkaian alur awal terjadinya sebuah kasus pencemaran nama baik. Dimulai dengan melakukan percakapan melalui media digital, dimana Ketika didapati adanya unsur-unsur yang menyimpang dari hukum, maka itulah yang dimaksud dengan serangkaian proses pra investigasi. dilanjutkan dengan tahap investigasi, pada tahap ini peneliti memaparkan penjelasan bahwa alur-alur yang terdapat pada investigasi adalah serangkaian Langkah dalam pencarian dan mengumpulkan bukti yang berupa alat-alat digital. Setelah tahap investigasi, dilanjutkan dengan tahap pasca investigasi. Didalam tahap pasca investigasi, disinilah ditentukan hasil dari tahap investigasi, jika pada tahap investigasi dari Langkah proses pencarian serta pengumpulan bukti dinyatakan bahwa tersangka bersalah, maka tersangka tidak dapat diihukum, begitupun sebaliknya jika tersangka dinyatakan bersalah maka tersangka akan di hukum sesuai dengan aturan yang berlaku.

B. Peralatan Yang Digunakan

Tabel 1. Peralatan Yang Diperlukan Untuk Proses Investigasi Smartphone

Peralatan Kegunaan Media

Penyimpanan

Digunakan untuk menyimpan Salinan bukti digital yang telah diperoleh selama penyelidikan. Kamera Digital

Digunakan untuk mengambil gambar di TKP sebagai bukti bahwa telah terjadi suatu kejahatan

Faraday Bag

Sebuah tas yang digunakan untuk mengamankan smartphone dari komunikasi data.

Portable Power Supply

Merupakan sebuah alat penambah daya baterai smartphone dan digunakan untuk menjaga kondisi

smartphone dalam kondisi “on

USB Dongle

Digunakan untuk menghubungkan

smartphone ke komputer untuk

mendapatkan akses penuh terhadap smartphone tersebut

Mobile Edit 9.0

Merupakan aplikasi yang digunakan untuk melakukan proses Analisa terhadap smartphone yang ditemukan di TKP.

Perangkat Komputer

Digunakan untuk melakukan proses pemindahan data digital dari

smartphone ke media penyimpanan

untuk dilakukan proses analisa C. Pra Analisis

Research problem merupakan langkah awal

yang dilakukan untuk memperoleh dan menentukan topik penelitian yang akan diteliti lebih lanjut. Pada tahapan ini dimulai dengan melihat berbagai fenomena, kejadian dan informasi yang didapatkan dengan berbagai cara. Literature review diharapkan mampu menggali seluruh informasi yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti dan obyek yang menjadi tujuan penelitian serta memberikan dasar bagi arah penelitian yang akan dilakukan serta menjadi awal pemikiran bagi setiap peneliti sehingga penelitian yang dilakukan dapat dijadikan acuan kembali dikemudian hari. Case Study merupakan proses penerapan IDFIF v2 terhadap proses investigasi smartphone. Conclution merupakan kesimpulan dari seluruh tahapan yang telah dilakukan dalam proses penelitian ini. Tahap pertama dari model proses forensic yang di usulkan adalah tahap tahap pra analisis .tahap ini terdiri dari tiga atas tiga langkah yaitu identifikasi insiden, pra investigasi dan penelusuran penggunaan [5].

1) Identifikasi Insiden

Penelitian ini melakukan simulasi kasus pencemaran nama baik (cyberbullying) antara pelaku dan korban menggunakan aplikasi Whatsapp. Setelah melakukan simulasi pencemaran nama baik

(cyberbullying) dilakukan forensic terhadap barang bukti

yaitu handphone pelaku pencemaran nama baik

(cyberbullying) menggunakan metode live forensic.

Bukti digital yang didapat akan dilakukan analisis menggunakan metode cosine similarity untuk membuktikan keberadaan kalimat atau gambar yang mengarah pada tindakan pencemaran nama baik

(cyberbullying).

2) Pra Investigasi

pada tahap pra investigasi ini peneliti mendapati serangkaian alur sebelum melakukan sebuah

investigasi terhadap suatu kasus, pada penelitian ini

peneiti mendapati bahwa pada tahap ini dipaparkan serangkaian alur awal terjadinya sebuah kasus pencemaran nama baik. Dimulai dengan melakukan percakapan melalui media digital, dimana Ketika didapati adanya unsur-unsur yang menyimpang dari hukum, maka itulah yang dimaksud dengan serangkaian proses pra investigasi. dilanjutkan dengan

(4)

tahap investigasi, pada tahap ini peneliti memaparkan penjelasan bahwa alur-alur yang terdapat pada investigasi adalah serangkaian Langkah dalam pencarian dan mengumpulkan bukti yang berupa alat-alat digital. Setelah tahap investigasi, dilanjutkan dengan tahap pasca investigasi. Didalam tahap pasca investigasi, disinilah ditentukan hasil dari tahap investigasi, jika pada tahap investigasi dari Langkah proses pencarian serta pengumpulan bukti dinyatakan bahwa tersangka bersalah, maka tersangka tidak dapat diihukum, begitupun sebaliknya jika tersangka dinyatakan bersalah maka tersangka akan di hukum sesuai dengan aturan yang berlaku.

3) Penelusuran Penggunaan

Pada tahap ini peneliti dapat menjelaskan bahwa pada penelusuran penggunaan tersebut berisikan penjelasan mengenai bagaimana alur ataupun proses-proses pengoperasian dari smartphone atau barang bukti tersebut. Penggunaan Smartphone tipe J510GN

berdasarkan chat, yakni kepada siapa saja sebuah chat itu dikirim serta apa saja isi atau kandungan dari chat

itu sendiri. Sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah barang bukti. Sedangkan berdasarkan gambar ataupun dengan media lainnya seperti voice note, video dan sejenisnya, sama-sama menjelaskan bagaimana

system pengoperasian serta apa maksud dan makna

yang terkandung dari isi-isi pengoperasian tersebut. Misalnya media gambar, sebuah gambar dapat menjadi sebuah chat digital melalui aplikasi whatsapp, penelusuran penggunaan media gambar tersebut berupa bagaimana model atau jenis gambar yang dibuat oleh pengguna Smartphone sehingga dinyatakan sebagai sebuah gambar yang memiliki unsur pencemaran nama baik.

Sebagai contoh: Ketika N membuat dan mengirim atau mengunggah foto seseorang ke status ataupun grup yang ada dalam aplikasi whatsapp

tersebut, lalu foto yang tersebar menimbulkan ketersinggungan pihak lain atas tidak ada izin misalnya ataupun berisikan unsur yang mencemarkan nama baik seseorang, sedangkan media tersebut tersebar di publik. Mengenai bukti yang tersimpan pada aplikasi

whatsapp tersebut dapat ditelusuri penggunaannya

berupa bagaimana seseorang mengoperasikan

smartphone nya sehingga ia menjadi orang yang

berstatus sebagai tersangka. Pada tahap ini, penelusuran penggunaan akan menjelaskan bagaimana hal itu bisa terjadi. Pada tahap ini peneliti menjelaskan bahwa sebuah rangkaian penelusuran dalam penggunaan Smartphone tersebut berupa sejak kapan terjadinya suatu kasus pencemaran nama baik melalui aplikasi whatsapp. Dilanjutkan dengan Tindakan penelusuran seperti jam berapakah penggunaan smartphone tersebut, dimanakah file itu tersimpan dan bagaimana cara mencari dan megumpulkan barang bukti tersebut.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis

Setelah data berhasil didapatkan, maka akan dianalisa menggunakan aplikasi dan literatur pendukung untuk mencapai tujuan dari penelitian. Sebagai pengujian standar, maka peneliti menggunakan aplikasi forensic digital yang sudah banyak digunakan dan tersedia secara gratis, yaitu

Mobiledit Foresic 9.0.

1) Analisis Berkas Pengguna

Di tempat kejadian perkara ditemukan barang bukti yaitu sebuah android smartphone dengan tipe

Samsung J510GN, yang diyakini didalam Smartphone

tersebut ada percakapan Whatsapp antara pelaku dan korban yang di dalamnya terdapat unsur pencemaran nama baik (cyberbuliying). Untuk mendapatkan barang bukti digital untuk kasus pencemaran nama baik

(cyberbuliying) tersebut agar dapat dilanjutkan

dipengadilan. Kronologi yang di dapat dari aktivitas komunikasi antara pelaku dengan korban pada

whatsapp tersebut yaitu pesan gambar yang di

dalamnya terdapat unsur pencemaran nama baik menggunakan Smartphone Samsung J510GN.

Gambar 4. SmartphoneSamsung J510GN Berkas Pengguna

2) Analisis Pola Pengguna

Pada tahap ini barang bukti elektronik dari tindak kejahatan pencemaran nama baik (cyberbuliying) dapat terlaksana dengan melakukan proses akuisisi data yang ada pada android smartphone tersebut. Proses ini menghubungkan android smartphone ke laptop menggunakan kabel data. Pada tahap ini tim investigasi melakukan pengumpulan barang bukti fisik, pengumpulan data, dan dokumentasi bukti fisik dalam bentuk smartphone seperti yang ditunjukan pada gambar 5 Barang bukti elektronik berupa Smartphone

dengan Sistem Operasi Android Lolipop dimana alat komunikasi yang digunakan untuk melancarkan tindak kejahatan pelaku adalah Whatsapp. Data percakapan

Whatsapp yang terdapat pada android smartphone

kemudian diakuisisi detail percakapannya menggunakan aplikasi Mobiledit Forensic 9.0

(5)

Gambar 5. Tentang Ponsel Smartphone Samsung

J510GN

B. Pasca Analisis

Pada tahapan pasca analisis ini, peneliti melakukan proses pengambilan data whatsapp dari barang bukti android smartphone yang digunakan pelaku. whatsapp merupakan tempat fasilitas kejahatan pelaku untuk mengirim dan menerima suatu chat singkat dari pelaku kepada terdakwa untuk menentukan dimana lokasi dan kapan terjadinya percakapan yang mengandung unsur pencemaran nama baik tersebut .Proses analisis dari hasil akuisisi yang didapatkan menggunakan Mobiledit Forensic 9.0.

Reactive Process merupakan tahapan inti dari

proses investigasi smartphone. Pada tahapan ini,

smartphone yang telah didapatkan pada proses

sebelumnya dilakukan analisa untuk mendapatkan bukti-bukti yang terkait dengan kejahatan yang terjadi. Tahapan ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu:

1. Preservation: Investigator melakukan proses

pengamanan barang bukti smartphone. Kondisi

smartphone ketika dalam proses akuisisi harus

dalam keadaan terputus dari komunikasi data yang ada.

2. Acquicition: Investigator melakukan pengambilan bukti digital dari perangkat smarphone yang ditemukan di TKP. Adapun proses aquisisi terhadap smartphone tersebut dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Proses akuisisi smartphone

Hasil akuisisi smartphone terlihat secara detail informasi yang terdapat pada smartphone yaitu jenis

platform, IMEI, merk dan model smartphone, data

phonebook, data panggilan, data pesan, data aplikasi

dan data sim card. Adapun tampilan awal ketika proses akuisisi selesai dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 7. Tampilan Awal Akuisisi Smartphone

Dalam beberapa kasus, terkadang memerlukan pengumpulan bukti fisik dan logis berupa ekstaksi data, namun dalam kasus ini, bukti-bukti yang diperlukan hanyalah catatan panggilan keluar dan panggilan masuk serta whatsapp keluar dan whatsap masuk yang terletak di penyimpanan internal smartphone.

Gambar 8. Bukti Panggilan Keluar Masuk Pada user file terdapat polder dimana semua yang berkaitan dengan data dari ponsel Samsung

J510GN tersebut ditampilkan baik itu documen,

download, music, terutama yang menjadi target kita

(6)

Gambar 9. folder Whatsapp pada Samsung J510GN tahap masuk ke folder media whatsapp dimana semua aktifitas berada pada polder tersebut. semua layanan dari menu whatsapp akan di munculkan sehingga mempermudah dalam pengambilan data.

Gambar 10. folder Media

Pada tahap ini terdapat media dimana di dalam media tersebut terdapat folder whatsapp image, di dalam polder whatsapp image ini Ketika kita membuka pesan yang berbentuk gambar secara otomatis tersimpan pada memori internal ponsel .

Gambar 11. Whatsapp Image.

Pada Whatsapp Image ditemukan barang bukti yang sudah terhapus berupa gambar yang dimana dalam gambar tersebut terdapat unsur pencemaran nama baik (cyberbuliying) yang nantinya di jadikan barang bukti di pengadilan.

Gambar 12. Barang Bukti

File Barang bukti pada directoryWhatsapp yang berupa image yang di dalamnya terdapat unsur pencemaran nama baik akan di amankan atau di simpan di tempat yang se aman-amannya sehingga barang bukti tersebut tidak rusak sampai di pengadilan

Gambar 13. Pengamanan Barang Bukti

Pada tahap ini file dari barang bukti di simpan pada Drive D,dimana pada Drive D tersebut peneliti simpan pada folder, dimana folder tersebut peneliti kasih nama Data Akuisisi Barang Bukti.

Gambar 14. Penyimpanan Barang Bukti

Hasil dari akuisisi smartphone milik pelaku maka di temukanlah barang bukti berupa pesan gambar yang dimana dalam gambar tersebut terdapat unsur pencemaran nama baik seperti pada gambar 15.

(7)

Gambar 15. Barang Bukti

Karena jika data barang bukti seperti di atas sampai di edit oleh orang yang tidak bertanggung jawab maka akan besar pengaruhnya terhadap hasil sidang di pengadilan, sehingga penggunaan MD5 Dalam aktifitas untuk meyakinkan bahwa data/fil tersebut tidak mengalami perubahan.

Gambar 16. MD5 (128 Bits)

Data MD5 dalam bntuk binary, Encoding atau bisa disebut pengkodean atau penyandian adalah proses konversi informasi dari suatu sumber (objek) menjadi data, selanjutnya konversi data yang telah dikirimkan oleh sumber menjadi informasi yang dimengerti oleh penerima.

Gambar 17. Physical Analysis

5. KESIMPULAN

Dari hasil Identifikasi yang dilakukan dengan cara menganalisis barang bukti Android Smartphone dan dilanjutkan dengan melakukan akuisisi gambar pada

smartphone tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

proses akuisisi, imaging dan analisis berjalan lancar menggunakan aplikasi mobiledit versi 9.0. Hal ini bisa dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian atau pengembangan penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Yudhana, Anton & Riadi, Imam & Anshori, Ikhwan. (2018). Analisis Bukti Digital Facebook Messenger Menggunakan Metode NIST. IT JOURNAL RESEARCH AND DEVELOPMENT. 3. 13-21. 10.25299/itjrd.2018.vol3(1).1658.

[2] Wahyudi, Erfan & Riadi, Imam & Prayudi, Yudi. (2018). Virtual Machine Forensic Analysis And Recovery Method For Recovery And Analysis Digital Evidence. International Journal of Computer Science and Information Security,. 16.

[3] Madiyanto, Sidik & Mubarok, Husni & Widiyasono, Nur. (2017). Mobile Forensics Investigation Proses Investigasi Mobile Forensics Pada Smartphone Berbasis IOS. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI). 4. 10.25124/jrsi.v4i01.149.

[4] Anwar, Nuril & Riadi, Imam. (2017). Analisis Investigasi Forensik WhatsApp Messenger Smartphone Terhadap WhatsApp Berbasis Web. Jurnal Ilmu Teknik Elektro Komputer dan Informatika. 3. 1-10. 10.26555/jiteki.v3i1.6643. [5] Umar, Rusydi & Yudhana, Anton & Faiz,

Muhammad. (2016). ANALISIS KINERJA METODE LIVE FORENSICS UNTUK INVESTIGASI RANDOM ACCESS MEMORY PADA SISTEM PROPRIETARY.

[6] Zuhri Yadi, Ilman & Kunang, Yesi. (2015). Konferensi Nasional Ilmu Komputer (KONIK) 2014 ANALISIS FORENSIK PADA PLATFORM ANDROID. 10.13140/RG.2.1.3491.2882.

Gambar

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Pengguna Whatsapp di  Indonesia
Gambar 2. Metode Penelitian
Gambar 3. Skenario Kasus
Gambar 5. Tentang Ponsel Smartphone Samsung  J510GN
+3

Referensi

Dokumen terkait

Formulasi Perhitungan = jumlah surat permohonan MLA dari penegak hukum di Indonesia yang ditindaklanjuti : jumlah keseluruhan surat permohonan MLA dari penegak hukum Indonesia

Dari hasil penelitian tentunya akan timbul permasalahan baru yang harus diselesaikan untuk perkembangan penelitian, sistem pakar kerusakan laptop pada motherboard ini dapat

d.. Tahap refleksi bertujuan untuk mengetahui hasil pemberian tindakan kepada anak. Pada siklus I ini persentase ketuntasan anak dalam menghafal Asmaul Husna saat

Keunggulan metode simple additive weighting dibanding dengan sistem pendukung keputusan yang lain terletak pada kemampuannya dalam melakukan penilaan secara lebih tepat

Derajat dimensi - dimensi Religiusitas jemaat Katolik yang mengikuti PDKK maupun yang tidak mengikuti PDKK di Gereja Laurentius Bandung merupakan gambaran mengenai

Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan anak usia pra sekolah antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan

Meskipun peternak mempersepsikan bahwa resiko IB dan biaya yang dibutuhkan untuk IB lebih tinggi dibanding dengan kawin alam, namun peternak

Pulau Mapur yang terletak di sebelah timur Pulau Bintan memiliki potensi terumbu karang yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata bahari. Terumbu karang merupakan daya