• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SATU HARI YANG INGIN KUINGAT KARYA YETTI A.KA: TINJAUAN STILISTIKA ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SATU HARI YANG INGIN KUINGAT KARYA YETTI A.KA: TINJAUAN STILISTIKA ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN

SATU HARI YANG INGIN KUINGAT

KARYA

YETTI A.KA: TINJAUAN STILISTIKA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1

ORIZA SEPTRIANI MARZA

NPM 11080009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)
(4)

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SATU HARI YANG INGIN KUINGAT KARYA YETTI A.KA:TINJAUAN STILISTIKA

Oleh

Oriza Septriani Marza1, Iswadi Bahardur S.S., M.Pd.2, Putri Dian Afrinda, M.Pd.3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemanfaatan gaya bahasa yang digunakan dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA (2) mendeskripsikan gaya bahasa perulangan dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi dan teknik pengabsahan data menggunakan uraian rinci. Data penelitian ini adalah berupa kalimat-kalimat cerpen yang mengandung gaya bahasa yang terdiri dari gaya bahasa perbandingan dan gaya bahasa perulangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA yang terdiri dari 13 judul cerpen. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang dibantu dengan format inventarisasi data. Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut: (1) membaca secara terperinci kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA, (2) menandai kalimat yang mengandung gaya bahasa, (3) mencatat kalimat-kalimat yang mengandung gaya bahasa sesuai teori, (4) menginventarisasi data dengan menggunakan format inventarisasi data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA terdapat sepuluh jenis gaya bahasa dari bagian gaya bahasa perbandingan dan gaya bahasa perulangan. Gaya bahasa perbandingan dan perulangan yang ditemukan dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA dengan total pemakaian oleh pengarang sebanyak 83 data. Gaya bahasa yang paling dominan dalam penelitian ini adalah gaya bahasa anafora. Ciri khas Yetti A.KA dalam menghasilkan karya sastra dengan menggunakan gaya bahasa yang unik, segar dan puitis. Yetti A.KA menggunakan gaya bahasa di dalam karyanya untuk mempengaruhi dan meyakinkan pembaca terhadap karya yang ditulisnya.

Kata kunci: Gaya Bahasa, dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA.

(5)

LANGUAGE STYLE IN A SET OF SHORT STORIES SATU HARI YANG INGIN KUINGAT BY YETTI A.KA: OVERVIEW STILISTIKA

By

Oriza Septriani Marza1, Iswadi Bahardur S.S., M.Pd.2, Putri Dian Afrinda, M.Pd.3 1) Student of STKIP PGRI West Sumatera

2) Lecturer Program Study Education of Language and Art Indonesian of STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

This research is motivated by the use of a style that is used in a collection of short stories Satu Hari yang Ingin Kuingat by Yetti A.KA. The purpose of this study are : (1) describe the stylistic comparison in a collection of short stories Satu Hari yang Ingin Kuingat by Yetti A.KA (2) describe the style looping in a collection of short stories Satu Hari yang Ingin Kuingat by Yetti A.KA.

The research is a qualitative study using content analysis methods and techniques of validation data using detailed descriptions. This research data is in the form sentences short story that contains a style that consists of a comparison of style and style looping. Sources of data in this study is the short story collection Satu Hari yang Ingin Kuingat by Yetti A.KA work consists of 13 titles of short stories. The instrument of this study is the researchers themselves, who assisted with data inventory format. The data collection techniques as follows: (1) read in detail the short story collection Satu Hari yang Ingin Kuingat by Yetti A.KA, (2) mark the phrase that contains the style of language , (3) recorded sentences containing language style according to the theory , (4) inventory data by using data inventory format.

The results of this study indicate that in the short story collection Satu Hari yang Ingin Kuingat by Yetti A.KA work there are ten kinds of style from the style of language and style looping comparison . Stylistic comparisons and recurrence was found in a collection of short stories Satu Hari yang Ingin Kuingat by Yetti A.KA with total consumption by the author as much as 83 data. A style that is most dominant in this research is the style language anaphora . Characteristic of Yetti A.KA in producing works of literature by using a style that is unique , fresh and poetic . Yetti A.KA uses language styles in his work to influence and convince the reader of the works he wrote .

Keywords : Language Style , in a collection of short stories Satu Hari yang Ingin Kuingat by Yetti A.KA.

(6)

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan hasil rekaan dari pikiran pengarang yang berbentuk imajinasi yang tinggi dan karyanya juga bersumber dari kehidupan masyarakat. Karya sastra diciptakan sastrawan untuk dipahami, dinikmati dan dimanfaatkan oleh pembaca sastra. Dalam karya sastra tanpa adanya gaya bahasa, maka karya sastra tidak akan menarik untuk dibaca.

Gaya bahasa merupakan hal yang menarik di dalam karya sastra. Gaya bahasa yang digunakan pengarang di dalam karya sastra membuat pembaca masuk ke dalam dunia imajinasi. Melalui gaya bahasa, pengarang dapat mengungkapkan perasaannya dengan bahasa yang khas dan berbeda-beda terhadap pengarang satu dengan pengarang lainnya.

Gaya bahasa yang terdapat di dalam cerpen mempunyai fungsi. Fungsi gaya bahasa di dalam cerpen yaitu mempengaruhi atau meyakinkan pembaca/pendengar, artinya dapat membuat pembaca semakin yakin dan mantap terhadap apa yang disampaikan pengarang/pembicara. Selanjutnya gaya bahasa berfungsi untuk meninggikan selera, artinya dapat meningkatkan minat pembaca/pendengar untuk mengikuti apa yang disampaikan pengarang/pembicara.

Cerpen adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita tentang manusia dan seluk beluknya lewat tulisan pendek. Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan, atau menyenangkan dan mengandung pesan yang tak mudah dilupakan. Kisah yang diungkapkan dalam cerpen bisa bertolak pada realita atau rekaan yang dibungkus oleh imajinasi atau juga kisah imajinasi yang dihubungkan dengan realita.

Salah satu karya sastra yang menarik untuk diteliti adalah kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA. Kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat disingkat menjadi SHyIK. Di dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat terdapat tiga belas judul cerpen di dalamnya. Kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat berbeda dengan judul kumpulan cerpen Yetti A.KA yang lain, seperti kumpulan cerpen yang berjudul Satu Hari Bukan di Hari Minggu. Pada kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Yetti A.KA lebih banyak menggunakan gaya bahasa di dalam karyanya dibandingkan dengan kumpulan cerpen Satu Hari Bukan di Hari Minggu.

Alasan meneliti kumpulan cerpen Yetti A.KA adalah sebagai berikut, pertama kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA didominasi oleh penggunaan gaya bahasa di dalamnya, salah satu gaya bahasa yang dipakai adalah gaya bahasa perumpamaan yang terdapat dalam cerpen yang berjudul “Lubang Dada Ibu”, yaitu “Napasmu kasar seperti napas lelaki” (SHyIK:72). Kedua, karya Yetti A.KA menceritakan tentang kehidupan wanita yang selalu tersakiti dengan menggunakan gaya bahasa yang puitis. Salah satu kutipan dalam kumpulan cerpen Yetti A.KA yang menceritakan tentang perempuan yang tersakiti yaitu “Apakah kau pernah lihat dadaku terluka dan mengeluarkan darah yang banyak seperti kelingking bibi Suwi tak sengaja teriris pisau dapur?” (SHyIK:70).

Ciri khas Yetti A.KA dalam menghasilkan karya sastra yaitu membahas tentang perempuan yang selalu tersakiti dengan menggunakaan gaya bahasa yang unik, segar dan puitis. Tujuan Yetti A.KA menulis karya sastra tentang perempuan yang selalu tersakiti karena kehidupan tentang perempuan sangat dekat dengan kehidupan Yetti A.KA. Sedangkan tujuan Yetti A.KA menggunakan gaya bahasa di dalam karyanya untuk mempengaruhi dan meyakinkan pembaca terhadap karya yang ditulis pengarang.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Gaya bahasa perbandingan apakah yang terdapat dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA? dan Gaya bahasa perulangan apakah yang terdapat dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA?

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Menurut Kirk dan Miller (dalam Moleong, 2010:4) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Ratna (2010:49) menyatakan bahwa dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif memberikan perhatian pada situasi alamiah, maka

(7)

dasar penafsiran dalam metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Data dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat cerpen yang mengandung gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA yang diterbitkan oleh UNSA press, pada tahun 2014. Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumennya yang dibantu dengan format inventarisasi data. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tahap-tahap berikut: (1) Membaca secara terperinci kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA. (2) Menandai kalimat yang mengandung gaya bahasa pada cerpen. (3) Mencatat kalimat-kalimat yang mengandung gaya bahasa sesuai teori, dan (4) Mengiventarisasi data dengan menggunakan format inventarisasi data. Untuk pengabsahan data pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik uraian rinci. Moleong (2010:337) menyatakan teknik uraian rinci hasil penelitiannya, sehinga uraian rinci itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks penelitian dan harus mengacu kepada fokus penelitian di mana uraiannya harus mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh. Data pada penelitian ini di analisis melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) mendeskripsikan gaya bahasa yang ditemukan dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA, (2) menganalisis dan membahas gaya bahasa yang terdapat dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA, (3) menyimpulkan gaya bahasa yang terdapat dalam kumpulan cerpen Suatu Hari yang Ingin Kuingat karya Yetti A.KA, (4) menulis laporan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data penelitian ditemukan jenis gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan cerpen tersebut ada dua macam yaitu gaya bahasa perumpamaan dan personifikasi. Sedangkan gaya bahasa perulangan yang ditemukan dalam kumpulan cerpen tersebut ada delapan jenis gaya bahasa, yaitu gaya bahasa asonansi, antanaklasis, epizeukis, anafora, epistrofa, simploke, mesodilopsis, anadiplosis

.

1. Gaya Bahasa Perbandingan a. Perumpamaan

Menurut Tarigan (2009:09), gaya bahasa perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, serupa. Penggunaan gaya bahasa perumpamaan dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA terdapat sebanyak sembilan kutipan. Dicontohkan dalam satu teks gaya bahasa berikut: Penggunaan gaya bahasa pada cerpen berjudul “Kupu-Kupu Tanalia” terdapat pada kutipan di bawah ini.

Beberapa ekor hinggap di dinding dan lemari. Sementara Kupu-kupu lain terus berdatangan, bagai keluar dari kotak seorang pesulap yang lupa ditutup. (SHyIK:2)

Penggunaan gaya bahasa perumpamaan adalah pada kata bagai keluar dari kotak seorang pesulap. Kalimat yang digarisbawahi itu menggunakan kata-kata yang mengibaratkan sesuatu benda dengan benda lainnya yang dikuatkan dengan menggunakan kata bagai. Bagai keluar dari kotak seorang pesulap berarti pengarang menggambarkan rombongan kupu-kupu yang terus berdatangan ke suatu tempat. Pengarang mengibaratkan kupu-kupu yang berdatangan itu dengan kupu-kupu yang seolah-olah keluar dari kotak seorang pesulap yang lupa di tutup.

b. Personifikasi

Menurut Tarigan (2009:17), gaya bahasa personifikasi adalah jenis majas yang meletakkan sifat-sifat insani kepada benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Penggunaan gaya bahasa personifikasi dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA terdapat sebanyak empat kutipan. Dicontohkan dalam satu teks gaya bahasa berikut: Penggunaan gaya bahasa personifikasi pada cerpen berjudul “Kupu-Kupu Tanalia” terdapat pada kutipan berikut ini.

(8)

Dalam kegelapan malam ia merasa lelaki kupu-kupu tengah menatapnya dari kejauhan. Dan ia sudah setengah tidur, saat matanya benar-benar menangkap sebentuk bayangan dibalik jendela. (SHyIK:4-5)

Penggunaan gaya bahasa pada kutipan di atas terdapat pada kalimat yang digarisbawahi. Pada kutipan di atas mendeskripsikan bahwa seseorang yang setengah dalam keadaan tidur merasakan bahwa ia sedang ditatap oleh orang lain dari kejauhan dan ia melihat ada sebentuk bayangan yang ada dibalik jendela kamarnya.

2. Gaya Bahasa Perulangan a. Asonansi

Menurut Tarigan (2009:176), gaya bahasa asonansi adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama. Penggunaan gaya bahasa asonansi dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA terdapat sebanyak satu kutipan. Penggunaaan gaya bahasa asonansi dalam kumpulan cerpen tersebut terlihat pada kutipan dari cerpen berikut ini. Penggunaan gaya bahasa asonansi pada cerpen berjudul “Dongeng Laba-Laba” terdapat pada kutipan di bawah ini.

Dia bisa bicara pada apa saja. (SHyIK:22)

Penggunaan gaya bahasa asonansi pada kutipan di atas terdapat pada kalimat yang digarisbawahi. Kalimat Dia bisa bicara pada apa saja, mengulang vokal a yang terdapat diakhir-akhir kata dalam kalimat. Kalimat itu mendeskripsikan bahwa seseorang yang bisa berbicara dengan apa saja, yang berarti dia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

b. Antanaklasis

Menurut Tarigan (2009:179) antanaklasis adalah gaya bahasa yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Penggunaan gaya bahasa antanaklasis dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA terdapat sebanyak satu kutipan. Penggunaaan gaya bahasa antanaklasis dalam kumpulan cerpen tersebut terlihat pada kutipan dari cerpen berikut ini. Penggunaan gaya bahasa antanaklasis pada cerpen berjudul “Mawar Menyiram Mawar” terdapat pada kutipan di bawah ini.

Dan Mawar masih saja menyiram mawar di kamar. (SHyIK:61)

Penggunaan gaya bahasa antanaklasis pada kutipan di atas terdapat pada kalimat yang digarisbawahi. Pada kalimat Dan Mawar masih saja menyiram mawar di kamar terdapat perulangan kata mawar. Pada kalimat tersebut mengandung kata yang sama tetapi maknanya berbeda. Kata Mawar yang pertama merupakan nama orang, sedangkan kata mawar yang kedua merupakan nama bunga. Kalimat tersebut menggambarkan tentang seorang Mawar yang masih saja menyiram bunga mawarnya di dalam kamar.

c. Epizeukis

Menurut Tarigan (2009:182) epizuikis adalah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung, yaitu kata yang ditekankan atau yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. Penggunaan gaya bahasa epizeukis dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA terdapat sebanyak tiga belas kutipan. Dicontohkan dalam satu teks gaya bahasa berikut: Penggunaan gaya bahasa epizeukis pada cerpen berjudul “Kupu-Kupu Tanalia” terdapat pada kutipan di bawah ini.

Kupu-kupu, kupu-kupu,” Tanalia berseru-seru. Ia tertawa bahagia. (SHyIK:5)

Penggunaan gaya bahasa epizeukis pada kutipan di atas terdapat pada kalimat yang digarisbawahi. Kalimat itu mengulang atau ditekankan pada kata kupu-kupu yang diulang dua kali. Pada kalimat tersebut pengarang menggambarkan Tanalia yang berseru-seru karena melihat kupu-kupu. Kata kupu-kupu diulang dua kali oleh Tanalia karena rasa senangnya melihat binatang kupu-kupu, sambil tertawa bahagia Tanalia berseru memanggil binatang itu.

(9)

d. Anafora

Menurut Tarigan (2009:184) anafora adalah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat. Penggunaan gaya bahasa anafora dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA. terdapat sebanyak empat puluh enam kutipan. Dicontohkan dalam satu teks gaya bahasa berikut: Penggunaan gaya bahasa anafora pada cerpen berjudul “Kupu-Kupu Tanalia” terdapat pada kutipan di bawah ini serta beberapa contoh yang langsung dideskripsikan.

Lalu bunyi pintu. Lalu hening. (SHyIK:2)

Penggunaan gaya bahasa pada kutipan di atas terdapat pada kalimat yang digarisbawahi. Kalimat yang digarisbawahi menggunakan perulangan kata pertama pada setiap kalimat. Kata yang diulang pada kalimat tersebut adalah kata lalu. Pada kalimat tersebut mendeskripsikan tentang suatu bunyi pintu yang berubah menjadi suasana hening.

e. Epistrofa

Menurut Tarigan (2009:186) epistrofa adalah semacam gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata atau frase pada akhir baris atau kalimat berurutan. Penggunaan gaya bahasa epistrofa dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA terdapat sebanyak tiga kutipan. Dicontohkan dalam satu teks gaya bahasa berikut: Penggunaan gaya bahasa epistrofa pada cerpen berjudul “Seekor Kupu-Kupu dalam Kebun Bunga Tanalia” terdapat pada kutipan di berikut ini.

Tanalia penyuka kupu-kupu. Dari kecil selalu melukis kupu-kupu. Sementara Masya benci sekali pada kupu-kupu. (SHyIK:12)

Penggunaan gaya bahasa pada kutipan di atas terdapat pada kalimat yang digarisbawahi. Kalimat yang digaris bawahi menggunakan perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan. Kata yang diulang pada kalimat tersebut adalah kata kupu-kupu yang diulang sebanyak tiga kali yang terdapat diakhir kalimat. Pada kalimat tersebut menggambarkan tentang seorang yang bernama Tanalia sangat suka kupu-kupu, karena sukanya Tanalia selalu melukis tentang kupu. Sedangkan Mamanya Tanalia sangat benci dengan yang namanya kupu-kupu.

f. Simploke

Menurut Tarigan (2009:187) simploke adalah Simploke adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Penggunaan gaya bahasa simploke dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA. terdapat sebanyak dua kutipan. Dicontohkan dalam satu teks gaya bahasa berikut: Penggunaan gaya bahasa simploke pada cerpen berjudul “Satu Hari yang Ingin Kuingat” terdapat pada kutipan di bawah ini serta beberapa contoh yang langsung dideskripsikan.

Kelak yang entah apa kami masih bersama atau tidak. Kelak yang apa benar kami akan saling mengingat atau tidak. (SHyIK:35)

Penggunaan gaya bahasa pada kutipan di atas terdapat pada kalimat yang digarisbawahi. Kalimat yang digarisbawahi menggunakan perulangan kata pada awal dan akhir kalimat secara berurutan. Kata yang diulang pada kalimat tersebut adalah kata kelak pada awal kalimat dan kata atau tidak pada akhir kalimat. Pada kalimat tersebut menggambarkan tentang seseorang yang memikirkan apakah esok mereka masih tetap bersama-sama atau tidak dan apakah mereka saling mengingat atau malah sebaliknya.

g. Mesodiplosis

Menurut Tarigan (2009:188) mesodiplosis adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan kata atau frase ditengah-tengah baris atau beberapa kalimat berurutan. Penggunaan gaya bahasa mesodiplosis dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA terdapat sebanyak satu kutipan. Penggunaaan gaya bahasa mesodiplosis dalam kumpulan cerpen tersebut terlihat pada kutipan dari cerpen berikut ini. Penggunaan gaya

(10)

bahasa mesodiplosis pada cerpen berjudul “Kupu-Kupu Tanalia” terdapat pada kutipan berikut ini.

Dari kedua sudut matanya keluar air yang selama ini ia tahan. Dalam gelap Masya membiarkan air dari matanya kian meluap. (SHyIK:4)

Penggunaan gaya bahasa pada kutipan di atas terdapat pada kalimat yang digarisbawahi. Kalimat yang digarisbawahi menggunakan perulangan kata ditengah-tengah kalimat secara berurutan. Kata yang diulang pada kalimat tersebut adalah kata air ditengah-tengah kalimat. Pada kalimat tersebut menggambarkan tentang Tokoh Masya yang dilanda kesedihan sampai-sampai di kedua sudut matanya mengeluarkan air yang selama itu ia tahan dan di dalam kegelapan Ia membiarkan air yang keluar dari matanya meluap.

h. Anadiplosis

Menurut Tarigan (2009:191) anadiplosis adalah sejenis gaya bahasa repetisi di mana kata atau frase terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frase pertama dari klausa atau kalimat berikutnya. Penggunaan gaya bahasa anadiplosis dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA terdapat sebanyak tiga kutipan. Dicontohkan dalam satu teks gaya bahasa berikut: Penggunaan gaya bahasa anadiplosis pada cerpen berjudul “Kupu-Kupu Tanalia” terdapat pada kutipan di bawah ini.

Ia memanggil orang itu paman. Paman kupu-kupu. (SHyIK:2)

Penggunaan gaya bahasa pada kutipan di atas terdapat pada kalimat yang digarisbawahi. Kata yang diulang pada kata terakhir kalimat menjadi kata pertama kalimat berikutnya adalah kata paman. Pada kalimat tersebut menggambarkan tentang seorang tokoh yang memanggil seseorang dengan kata paman, yaitu paman kupu-kupu.

PENUTUP

Berdasarkan hasil temuan peelitian dan pembahasan bahwa penggunaan gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA adalah sebagai berikut. Pemakaian gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA ditemukan 8 (delapan) jenis gaya bahasa dari 22 (dua puluh dua) jenis-jenis gaya bahasa yang ada. Dari jenis gaya bahasa yang ada, yang ditemukan tersebut terdapat 83 (delapan puluh tiga) kalimat yang mempunyai gaya bahasa yakni: perumpamaan berjumlah 9 (Sembilan) kalimat dan personifikasi berjumlah 4 (empat) kalimat. Gaya bahasa perulangan: asonansi berjumlah 1 (satu) kalimat, antanaklasis berjumlah 1 (satu) kalimat, epizeukis berjumlah 13 (tiga belas) kalimat, anafora berjumlah 46 (empat puluh enam) kalimat, epistrofa berjumlah 3 (tiga) kalimat, simploke berjumlah 2 (dua) kalimat, mesodiplosis berjumlah 1 (satu) kalimat, anadiplosis berjumlah 3 (tiga) kalimat. Gaya bahasa yang paling dominan ditemukan dalam kumpulan cerpen Satu Hari yang Ingin Kuingat Karya Yetti A.KA adalah gaya bahasa perulangan yakni anafora berjumlah 46 (empat puluh enam).

KEPUSTAKAAN

Moleong, J. Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya.

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Percetakan Bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Jenis tagihan Bentuk Instrumen Contoh Instrumen 6.1 Mengungkapkan makna dalam bentuk teks fungsional pendek (misalnya banner, poster, pamphlet, dll.) resmi dan tak resmi

Pergeseran sudut surface plasmon resonance (SPR) pada konfigurasi Kretschmann-perak termodifikasi oleh nanopartikel cobalt ferrite ( CoF e 2 O 4) telah dikaji secara eksperimen di

Terdapat beberapa figur penari Reyog Obyokan yang digambarkan dalam lukisan ini yaitu Dhadak Merak, Jathil, Bujangganong, dan Klono Sewandono, (2) lukisan ini didominasi oleh

Ketiga : Naskah Rencana Strategis UPT Puskesmas Kunciran Kota Tangerang Tahun 2014-2016 adalah sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Poltekkes Kemenkes Kendari tahun 2018 merupakan salah satu upaya untuk menciptakan arah yang lebih jelas, target kerja yang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga pemerintah memiliki kewenangan untuk menetapkan

Beberapa dari mereka menyatakan bahwa keadaan lingkungan luar, dimana tempat para perempuan berinteraksi dengan lawan jenis menjadi alasan yang terutama dalam menggunakan

Setelah dilakukan analisis dan perancangan, maka sistem informasi dapat diaplikasikan menjadi sebuah sistem informasi pemantau transportasi zat radioaktif berbasis web. Berikut