48
BAB III
KONSEP PENDIDIKAN SOSIAL ANAK MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DALAM KITAB TARBIYATUL AULAD FIL ISLAM
A. Riwayat Hidup Abdullah Nashih Ulwan 1. Biografi Abdullah Nashih Ulwan
Abdullah Nashih Ulwan lahirkan di kota Halab Suriah pada tahun 1928 di daerah Qodhi Akar yang terletak di bandar Halb, Syiria. Dibesarkan di dalam keluarga yang berpegang teguh pada agama dan mementingkan akhlak Islam dalam pergaulan dan muamalat sesama manusia.Ayahnya bernama Syekh Said, seorang ulama dan tabib yang disegani dan Ketika berumur 15 tahun sudah mampu menghafal al-Quran dan sudah menguasai ilmu bahasa Arab dengan baik.
Abdullah Nasih Ulwan meninggal pada tanggal 29 Agustus 1987 M bertepatan dengan tanggal 5 Muharram 1408 H, pada hari sabtu pukul 09.30 pagi di rumah sakit Universitas Malik Abdul Aziz Jeddah Arab Saudi dalam usia 59 tahun. Jenazahnya dibawa ke Masjidil Haram untuk disolati dan dikebumikan di Makkah.1
2. Pendidikan
a. Sekolah Dasar di daerah halab.
b. Sekolah lanjutan tingkat pertama di halab. c. Sekolah lanjutan tingkat atas juga di halab.
1
d. Al-Azhar University dengan fakultas Ushuluddin selama 4 tahun e. ( S1).
f. Al-Azhar University juga memberikan gelar setaraf dengan master Of Arts (MA).
g. Universitas al-sand juga memberikan gelar Dokstor dan disertai
Figh Dakwa Daiyah.2
3. Karya- karya Abdullah Nashih Ulwan
a. Ila waratsatil anbiya’ (kepada pewaris nabi) berisi tentang kewajiban menyampaikan ajaran dengan hikmah dan ajaran kepada ulama.
b. At- takafulul ijma’i fil Islam (jaminan sosial dalam Islam) buku ini banyak membahas urusan sosial dilakukan oleh para pejabat pemerintahan.
c. Hatta ya’lama asy-syabab (hingga para pemuda mengetahui) buku ini lebih menekankan para pemuda terkait ilmu-ilmu yang harus diketahui.
d. Shalahuddin al-ayyubi berisi tentang kejayaan Islam pada masa Shalahuddin al- ayyubi.
e. Tarbiatul aulad fil Islam (pendidikan anak dalam Islam) buku ini adalah karya menumentalnya beliau yang mengupas secara konprehensif tentang begaimana menerapkan pendidikan anak secara Islam.
f. Hukmul Islam fit-tilfiziyyun (hukum Islam tentang televisi) disini
beliau membahas tentang bahaya dan berbagai pengaruh negatifnya audio visual yang ditujukan kepada orang awam.
g. Syubuhad wa ar-rudud (keragu-raguan dan berbagai sanggahan) buku ini banyak menekankan pentingnya belajar mengetahui ilmi-ilmu yang menyimpang dan solusinya, sehingga terbebasdari aqidah yang sesat.
h. Ahkam al- shiyam (hukum-hukum puasa).
i. Ahkam al- zakat (hukum-hukum zakat).
j. Ahkam at-ta’min (hukum-hukum asuransi) didalam buku ini beliau
menyebutkan bahaya asuransi serta menjelaskan penggantinya yang benar dan jaminan sosial berdasarkan asas-asas Islam. 3
4. Pandangan Abdullah Nashih Ulwan Tentang Pendidikan Sosial Anak
Abdullah Nashih Ulwan melihat anak sebagai makhluk yang pada prinsipnya memiliki akal yang sehat yang dapat dimanfatkannyan untuk mencari ilmu.Potensi tersebut memberi kemungkinan kepada anak untuk mengembangkan kepribadiannya. Pengembangan akal yang sehat itu dilatar belakangi oleh kesadaran berfikir yang dimiliki anak.
3
Suryadi, 2014 / 06/ skripsi – Tentang Sifat Pendidik Menurut Abdullah Nashih Ulwan, html, diakses , 07-03-2015.
Dilihat dari kehidupan psikis Abdullah Nashih Ulwan menyoroti sifat negatif maupun positif, yang sering ditemui pada anak. Sifat – sifat negatif itu diantaranya ialah malu tidak pada tempatnya, takut, rendah diri, hasud, dan lekas naik pitam. Sifat – sifat itu dapat diimbangi dan disembuhkan dengan berkembangnya sifat – sifat positif seperti cinta dan rasa keadilan.
Oleh karena itu, anak yang memang belum digolongkan matang memerlukan bimbingan, pengendalian, dan kontrol dari pihak pendidik. Kaidah dan pendidikan sosial itu hanya dapat tumbuh apabila ditopang pada satu landasan yang kokoh. Anak adalah manusia yang masih memerlukan bimbingan dan pendidikan ke arah pengertian dan pemahaman kaidah itu untuk direalisasikannya dalam kehidupan sosial.
Abdullah Nashih Ulwan mempunyai pandangan dari segi pendidikan sosial terhadap anak diantaranya :
1. Dasar-dasar kehidupan sosial seperti ukhuwa, kasih sayang, pemaaf, berpegang teguh pada kebenaran yang semuanya didasarkan pada takwa kepada Allah awt.
2. Pergaulan hidup yang melukiskan keterlibatan anak dengan berbagai pihak dengan orang tua, guru, tetangga, teman, dan orang dewasa lainnya.
3. Berbagai kaidah hidup sosial seperti etika makan-minum, etika bertamu, etika berhubungan dengan sesama manusia, etika berbicara, dan etik melayat.
4. Kritik dan kontrol sosial yang dirasakan pentingnya dalam kehidupan karena kaidah kehidupan bersama seperti hal yang disinggung di atas tidak selalu dapat dipahami.4
Kitab Tarbiyatul Aulad juga dapat dijadikan sebagi pertolongan dan perantara bagi setiap orang yang merasa berkepentingan dengan pendidikan anak-anaknya atas undang-undang Islam: juga bagi orang yang sedang berusaha menciptakan sebuah generasi atas dasar akhlak dan iman.
Di dalam Islam, terdapat dasar-dasar pondasi pendidikan yang paling utama, dasar-dasar yang kokoh dalam membentuk akhlak. Islam sungguh telah memenuhi kebutuhan Islam di setiap zaman dan tempat, pada setiap apa yang diperlukan baginya di pagi dan sore hari yang lebih utama, bahkan di masa depan yang penuh cita-cita yang mulia.
Mendidik anak dengan menggunakan pendidikan sosial merupakan hal yang sangat penting dengan melihat perkembangan zaman maka, tidaklah heran jika para orang tua berlomba-lomba mendidik anaknya dengan pendidikan moral, pendidikan etika, bahkan sampai pendidikan sosial. 5
4
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jilid 1 ( Jakarta: Pustaka Amani, 2002), hlm. vii – viii.
5. Dasar dan Tujuan Pendidikan Sosial Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan
Dasar pendidikan anak berpusat pada dua macam pendidikan anatara lain:
1. Prinsip ikatan
Kita semua yakin jika anak di saat menginjak usia remaja, usia kesadaran, dan mumayyiz, ia telah terjalain dengan ikatan-ikatan akidah, rohani, pemikiran, sejarah, sosial dan keolahragaan.
Penulis akan menjelaskan ikatan yang akan memberikan kebaikan kepada diri anak adalah,
a. Pendidikan Akidah
Tanggung jawab pendidikan iman telah dijelaskan bahwa sejak memasuki usia muda seorang anak harus sudah memiliki pendidikan dengan rukun-rukun iman yang pokok, dan segala sesuatu dari keyakinan yang dapat dibuktikan dengan berita yang benar.
b. Pendidikan Rohani
Pendidikan rohani adalah jiwa anak hendaknya memiliki sifat jernih dan bercahaya, penuh iman dan keikhlasan dalam jiwannya.
Adapun yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah sebagai berikut:
2.) Mendidik anak dengan Al-Qur’an
3.) Mendidik anak dengan rumah-rumah Allah 4.) Mendidik anak dengan zikir kepada Allah 2. Prinsip peringatan
Metode peringatan ini bukanlah ciptaan para ahli pendidikan, bukan pula penemuan para ahli filsafat sosial, tetapi merupakan metode Al-Qur’an dalam membentuk kepribadian anak.
Adapun prinsip peringatan penting harus diberikan kepada anak dan dibawah ini akan dijelaskan mengenai peringatan adalah
a. peringatan secara terus menerus sehingga terpancar dalam diri anak.
b. Serta menambah pengarahan dan pengajaran dalam menjauhkan kejahatan dan kebatilan dari sanubari anak. 6
Setelah penulis menjelaskan mengenai dasar pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan maka dibawah ini penulis jelaskan tujuan dari pendidikan anak adalah :
1.) Membangkitkan minat anak untuk mencari nafkah dengan cara yang paling baik.
2.) Memelihara persiapan naluri anak yang kodrati.
3.) Mengadakan kerja sama antar rumah, masjid dan sekolahan. 4.) Membangkitkan minat anak untuk membaca.
5.) Menumbuhkan rasa tanggung jawab anak terhadap Islam. 6.) Memperdalam semangat jihad dalam jiwa anak.7
B. Gambaran Umum Tentang Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam
Kitab Tarbiyatul Aulad terdiri atas dua jilid sebagaimana setiap jilid menjelaskan judulnya masing-masing, dan untuk jilid pertama terdiri dari dua bagian kemudian untuk bagian pertama terdapat empat pasal: 1. Perkawinan ideal dan kaitanya dengan pendidikan.
2. perasaan terhadap anak-anak.
3. hukum-hukum yang secara umum berkaitan dengan kelahiran. 4. sebab-sebab kenakalan pada anak dan penanggulangannya.
Selanjutnya untuk bagian ke dua terdapat enam pasal: 1. Tanggung jawab pendidikan iman.
2. Tanggung jawab pendidikan moral.
3. Tanggung jawab pendidikan fisik. 4. Tanggung jawab pendidikan rasio (akal). 5. Tanggung jawab pendidikan kejiwaan. 6. Tanggung jawab pendidikan sosial.
Pada jilid dua Kitab Tarbiyatul Aulad menjelaskan lanjutan dari jilid satu yaitu pasal ke tujuh dan bagian tiga:
1. Tanggung jawab pendidikan seksual.
Dalam bagian ke tiga terdapat hanya tiga fasal : 1. Metode pendidikan yang berpengaruh terhadap anak. 2. Kaidah-kaidah asasi dalam pendidikan.
3. Usulan edukatif yang harus disampaikan.
Inilah gambaran Kitab Tarbiyatul Aulad yang mana isi bukunya sangatlah sesuai dengan perkembangan pendidikan yang sedang berlangsung ini untuk anak-anak ke depan.8
C. Materi Pendidikan Sosial Anak dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam
Materi pendidikan sosial anak yang ada didalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam antara lain:
1. Penanaman Kejiwaan yang mulia
Islam telah menegakkan prinsip-prinsip dasar pendidikan yang utama di dalam jiwa manusia baik anak-anak maupun dewasa,
laki maupun wanita, tua maupun muda atas prinsip-prinsip kejiwaan yang mulia dan mapan serta dasar-dasar pendidikan yang abadi. Pembentukan kepribadian muslim tidak akan terlaksana tanpa prinsip-prinsip dasar tersebut dan tidak akan sempurna tanpa merealisasikannya. Mengingat kaidah dan prinsip dasar terssebut, pada wktu yang bersamaan adalah nilai-nilai manusiawi yang abadi. 2. Menjaga hak-hak orang lain
Hal ini dimaksudkan agar pendidikan sosial pada individu dapat tercapai dengan makna dan tujuannya yang paling smpurna.Dengan demikian, masyarakat dapat tumbuh di atas landasan kebersamaan yang produktif, kesatuan yang kokoh, perilaku yang luhur, saling mencintai, dan menyampaikan kritik yang membangun.
Akan tetapi, apa sajakah hak-hak sosial terpenting yang harus disampaikan, diajarkan dan diperintahkan kepada anak untuk melaksanakanya. hak-hak sosial terpenting tersebut adalah hak kedua orang tua, hak sanak saudara, hak seorang guru, hak teman, dan hak orang dewasa.
3. Menjaga etika sosial
Termasuk dasar-dasar pendidikan sosial yang diletakan Islam di dalam mendidik anak adalah, membiasahkan mereka bertingkah laku sesuai dengan etika sosial yang berlaku, dan membentuk akhlak kepribadianya sejak dini dengan konsep-konsep dasar pendidikan yang baik. Sehingga ketika anak mencapai usia remaja, dan secara
bertahap mulai memahami makna kehidupan, maka pergaulannya dengan orang lain dan perangainya di masyarakat akan tampak sangat baik, ia akan berbuat baik dan lemah lembut kepada orang lain, mencintai orang lain dan memiliki akhlak yang mulia.
4. Pengawasan dan kritik sosial
Di antara dasar sosial terpenting dalam membentuk perangai dan mendidik kehidupan sosial anak, adalah membiasakan anak sejak kecil untuk melakukan pengawasan dan kritik sosial yang dapat membangun pergaulan dengan setiap individu, meneladani atau member teladan yang baik, membberi nasehat kepada setiap individu yang tampaknya menyimpang dan menyeleweng.9
D. Metode Pendidikan Sosial Anak dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam
Adapun metode pendidikan sosial anak yang di gunakan oleh Abdullah Nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam adalah : 1. Pendidikan dengan keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak.
9
2. Pendidikan dengan adat kebiasaan
Yakni ia dilahirkan dengan naluri tauhid dan iman kepada Allah, dari sini tampak peranan pembiasaan, pengajaran dan pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam menemukan tauhid yang murni, budi pekerti yang mulia, rohani yang luhur, dan etika religi yang lurus.
3. Pendidikan dengan nasehat
Termasuk metode pendidikan yang cukup berhasil dalam pembentukan akidah anak dan mempersiapkanya baik secara moral, emosional maupun sosial, adalah pendidikan anak dengan petuah dan memberikan kepadanya nasehat-nasehat.
4. Pendidikan dengan perhatian / pengawasan
Yang dimaksud pendidikan dengan perhatian adalah senantiasa mencurahkan perhatian penuh dan mengikuti perkembangan aspek akidah dan moral anak, mengawasi dan memperhatikan kesiapan mental dan sosial, di samping selalu bertanya tentang situasi pendidkan jasmani dan kemampuan ilmiahnya.
5. Pendidikan dengan hukuman
Syariat Islam yang lurus dan adil serta prinsip-prinsipnya yang universal, sungguh memiliki peran dalam melindungi kebutuhan-kebutuhan primer yang tidak bisa dilepaskan dari keehidupan umat manusia.10
10
1. Bentuk Pendidikan Sosial Anak dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam
a. Kejiwaan yang mulia
Untuk menanamkan dasar kejiwaan baik dalam diri individu maupun kelompok, Islam telah menetapkan petunjuk dan wasiat yang sangat berharga,demi tercapainya kesempurnaan pendidikan sosial, dari segi makna maupun tujuan.
Berikut beberapa kejiwaaan yang terpenting dalam Islam dan yang harus ditanamkan di dalam diri anak :
1.) Takwa
Takwa merupakan suatu nilai akhir dan hasil alami dari perasaan keimanan secara mendalam, yang berhubungan dengan ingat kepada Allah Azza wa jalla, takut terhadap murka dan siksanya serta harapan akan ampunan dan pahalanya.
2.) Persaudaraan
Persaudaraan adalah ikatan kejiwaan yang mewarisi perasaan mendalam tentang kasih sayang, kecintaan, dan penghormatan terhadap setiap orang yang diikat oleh perjanjian-perjanjian akidah islamiyah, keimanan dan ketakwaan.
3.) Kasih sayang
Kasih sayang adalah suatu kelembutuan dan perasaan halus di dalam hati nurani, dan suatu ketajaman perasaan yang mengarah pada perlakuan lemah lembut terhadap orang lain,
keikutsertaan di dalam merasakan kepedihan, belas kasih, ikut menolong kesedihan dan penderitaan orang lain.
4.) Mengutamakan orang lain (al-itsar)
Al-itsar adalah perasaan di dalam hati yang menyebabkan
seseorang lebih mengutamakan orang lain atas dirinya dalam kebaikan dan kemaslahatan yang sifatnya pribadi.
Mengutamakan orang lain ini merupakan suatu perangai mulia, yang apabila dimaksudkan untuk meendapatkan keridaan Allah Swt, ia akan menjadi dasar utama kejiwaan akan kebenaran iman, ketulusan niat, dan kesucian diri. Pada waktu yang bersamaan, ia merupakan sendi yang kuat bagi terbentunya jaminan sosial dan perwujudan umat manusia.
5.) Pemberi ma’af
Pemberi ma’af merupakan suatu kemuliaan perasaan kejiwaan yang menumbuhkan rasa toleransi dan tidak menuntut hak, sekalipun orang yang memusuhi itu orang zalim, dengan syarat bahwa orang yang teraniaya itu mampu membalas dendam dengan penganiayaanya bukan terhadap kehormatan agama atau kesucian Islam.
6.) Keberanian
Keberanian merupakan suatu kekuatan jiwa yang diserap oleh orang mukmin dari keimanan terhadap Yang Maha Esa, keyakinan terhadap Al-Haqq, kepercayaan terhadap keabadian,
kelapangan hati terhadap ketentuan (qadar) Allah, rasa penuh tanggung jawab, dan pendidikan yang menumbuhkan kesadaran pribadi. 11
. b. peringatan dalam mendidik anak 1.) Peringatan dari kemurtadan
Yang dimaksud dengan kemurtadan adalah meninggalkan agama Islam, agama yang diridai Allah untuknya, lalu memeluk agama lain, atau akidah lain yang bertentangan dengan syariat Islam.
2.) Peringatan terhadap kekufuran
Yang dimaksud dengan kekufuran adalah pengingkaran terhadap Dzat tuhan, pgikaran terhadap syariat samawi yang di bawa oleh para nabi, dan menolak setiap keutamaan dan nilai-nilai yang bersumber pada wahyu Ilahi.
3.) Peringatan terhadap permainan yang diharamkan
Islam dengan syariatnya yang luhur dan prinsip-prinsipnya yang bijak, mengharamkan kepada para pemeluknya beberapa macam hiburan dan permainan, karena bahayanya sangat besar terhadap moral individu, ekonomi masyarakat, eksistensi negara, kehormatan bangsa, dan keteguhan keluarga.
4.) Peringatan untuk tidak mengikuti secara buta
Di antara hal penting yang harus diperhatikan terhadap anak adalah memperinggatkan anak dari sikap mengikuti secara buta, tanpa menggunakan akal pikiran. Sikap seperti ini harus dijauhkan dari anak karena beberapa hak , antara lain:
a. Mengikuti secara buta (ikut-ikutan) merupakan ciri kekalahan rohani dan kehilangan kepercayaan diri.
b. Mengikuti secara buta seringkali mendorong lahirnya fitnah kehidupan dunia dan gejala-gejalanya.
c. Mengikuti secara buta dalam hal moral yang rusak dapat mengakibatkan pelakunya terjerumus ke dalam kehidupan yang rusak pula dan menyimpang dari kebenara.
d. Mengikuti secara buta dapat menghancurkan umat dan bagsa, bahkan menghilangkan karakteristik eksistensinya, menghilangkan faktor kelanggengan dan kemuliannya. e. Mengikuti secara buta dapat membuat orang-orang
terhanyut oleh arus kebiasaan, model pakaian dan moral asing.
f. Mengikuti secara buta dapat merupakan faktor terbesar dalam melemahkan ingatan, menghancurkan kepribadian, dekadensi moral.
5.) Peringatan dari berteman dengan orang jahat
Di antara hal-hal yang tak seorang pun menyangkalnya adalah pergaulan yang rusak sebagai faktor yang cukup penting bagi timbulnya penyimpangan anak secara kejiwaan dan moral. 6.) Peringatan dari kerusakan moral
Gejala-gejala yang sangat membahayakan pada diri anak-anak antara lain:
1. Gejala dusta 2. Gejala mencuri
3. Gejala sumpah serapah dan mencaci maki 4. Gejala kerusakan moral
7.) Peringatan dari melakukan sesuatu yang haram
Salah satu segi peringatan yang harus diperhatikan adalah peringatan dari sesuatu yang haram, haram seperti definisi yang diberikan ulama ushul, adalah yang diminta oleh syariat untuk meninggalkannya, disediakan hukuman Allah di akhirat atau hukuman syariat di dunia.12
12
2. Pendidikan Sosial yang Tepat bagi Anak dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam
Pendidikan sosial yang tepat yang mana dijelaskan oleh Abdulah Nashih Ulwan adalah pendidikan etika diantaranya
a. Melaksanakan etika sosial
Termasuk pendidikan sosial yang diletakan Islam di dalam mendidik anak adalah membiasahkan mereka bertingkah laku sesuai dengan etika sosial yang berlaku, dan membentuk akhlak kepribadiannya sejak dini dengan konsep-konsep dasar pendidikan yang baik.
Dari etika sosial di atas akan penulis uraikan dengan detail, agar pendidik dapat menanamkan dan menancapakanya dalam hati sanubari anak, antara lain :
1. Etika makan dan minum
Dalam makan terhadap bebagai etika yang harus diajarkan oleh pendidik kepada anak, yang pelaksanaanya harus dibimbing dan diawasi, sesuai urutanya, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membaca basmalah sebelum makan dan hamdallah sesudahnya,tidak mencela makanan yang disajikan kepadanya, makan dengan tangan kanan dan mengambil makanan yang dekat, tidak makan sambil bersandar, dianjurkan berbincang-bincang ketika makan, mendoakan tuan rumah seusai
makan, mendahulukan orang yang lebih tua, tidak menyia-yiakan nikmat.
Adapun etika minum adalah sebagai berikut, dianjurkan membaca basmalah dan hamdalah, serta minum dengan beberapa tegukan, makruh minum langsung dari mulut bejana, makruh bernafas di dalam tempat minum, dianjurkan duduk ketika makan dan minum, tidak minum dari bejana yang terbuat dari emas dan perak, tidak makan dan minum terlalu kenyang, para pendidik hendaknya hendaknya terikat dengan etika ini, dan mengajarkanya kepada anak-anak, sehingga terbiasa melaksanakanya di dalam kehidupan sosial mereka dan di dalam bergaul dengan orang lain.
2. Etika mengucapkan salam
Di Dalam salam terdapat etika yang harus ditanamkan kepada anak seperti, memerintahkan mengucapkan salam, mengajarkan cara-cara member salam, mengajarkan etika salam, tidak member salam dengan ungkapan seperti orang non muslim, harus mulai member salam kepada anak-anak, mengajar untuk member salam kepada non muslim dengan kata-kata yang baik,mengajarkan bahwa memulai salam adalah sunnah sedang menjawab salam adalah wajib.
3. Etika memohon izin
Di dalam meminta izin terdapat etika yang harus ditanamkan kepada anak antara lain, member salam dulu kemudian meminta izin, memberitahukan nama,sifat julukanya, meminta izin tiga kali, tidak mengetuk pintu dengan keras, menjauh dari pintu ketika minta izin, jika tuan rumah memerintahkan pulang. Inilah dasar etika yang harus diterapkan kepada anak menurut Islam.
4. Etika dalam majlis
Di dalam sebuah majlis ada beberapa etika yang harus ditanamkan kepada anak-anak, etika tersebut adalah, menjabat tangan orang yang ditemui di dalam majlis, duduk di tempat yang telah di tentukan tuan rumah untuknya, duduk sejajar dengan khalayak, dilarang duduk di antara dua orang kecuali atas izin keduanya, orang yang datang terakhir, duduk di tempat terakhir, dilarang berbisik-bisik di depan orang ketiga di dalam suatu majlis, dilarang menempati tempat duduk yang ditinggalkan oleh orang untuk sementara, meminta izin sebelum keluar dari majlis, membaca doa kifarat majlis.
5. Etika berbicara
Termasuk etika sosial yang patut mendapatkan perhatian secara khusus dari pendidik adalah mengajarkan tata krama dalam
berbicara, di samping diajarkan tentang bahasa dan dasar-dasar dalam percakapan kepada anak ejak kecilnya, antara lain adalah, berbicara dengan bahasa arab yang fasih, berbicara perlahan-lahan (tidak tergesa-gesa), dilarang memaksakan diri untuk berbicara secara fasih, pembicaraan harus dapat dipahami, jangan mempersingkat dan memperpanjang pembicaran, memperhatikan sepenuhnya kepada pembicara, pandangan pembicara harus tertuju kepada hadirin, member kelonggaran kepada hadirin ketika dan setelah berbicara.
6. Etika dalam bergurau
Alangkah indahnya kehidupan seorang muslim, ketika ia memadukan berbicara dengan bercanda, logika, dan kata-kata hikmah, tetapi apakah seorang mukmin boleh seenaknya bercanda dan bergurau, ataukah ada etika dan batasanya? Sesungguhnya di dalam bercanda, terdapat etika dan batasan sebagai berikut, tidak berlebihan, tidak menyakiti seseorang dengan bercanda, menghindari kebohongan dan kebatilan.
7.) Etika memberikan ucapan selamat
Termasuk etika sosial yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan dan membentuk anak, adalah membiasakan anak menerapkan etika mengucapkan salam serta mengajarkan tata cara dan dasar-dasarnya.
Adapun di dalam mengucapkan salam , terdapat beberapa etika yang harus diperhatikan sebagaimana berikut, menampakan kegembiraan dan perhatian ketika member selamat, mengucapkan selamat dengan bahasa yang lembut dan menggunakan bahasa doa.
8.) Etika menjenguk orang sakit
Adapun etika menjenguk orang sakit adalah , bersegera menjennguknya, lamanya waktu berkunjung, mendoakan yang sakit ketika berkunjung, mengingatkan si sakit untuk meletakan tanganya di atas anggota badan yang sakit dan membaca doa, anjuran bertanya si sakit kepada keluarganya tentang keadaanya, anjuran pengunjung untuk duduk di dekat kepala si sakit, anjuran menenangkan jiwa si sakit dengan kesembuhan dan usia panjang, anjuran kepada pengunjung untuk meminta doa dari si sakit, mengingatkanya dengan Kalimat La Ilaha Illallah jika ajal hamper tiba, inilah etika terpenting yang disyariatkan oleh Islam di dalam mengunjungi orang yang sakit.
9.) Etika berta’ziyah
Termasuk etika terpenting diperhatikan adalah ta’ziyah kepada keluarga orang-orang yang tertimpah kematian, atau kehilangan sesuatu yang sangat berharga dan mulia, adapun etika ta’ziyah terpenting adalah, hendaknya mengucapkan kalimat atsar (jika mungkin), ajuran membuat makanan untuk
keluarga mayat, menampakan duka kepada keluarga mayat, memberikan nasihat yang ma’ruf ketika melihat kemungkaran. 10.) Etika dalam bersin dan menguak
Etika bersih seperti yang ditunjukan oleh Nabi Umat Islam Saw. adalah sebagai berikut, mengucapkan Hamdalah,Rahmah, dan Hidayah, jangan mendoakan orang yang bersin apabila ia tidak mengucapkan Al-Hamdulillah, menutup mulut dengan tangan atau sapu tangan dan merendahkan suara, mendoakan sampai tiga kali, mendoakan Non muslim dengan” semoga Allah memberiakan petunjuk kepadamu”, dilarang mendoakan wanita muda yang bukan muhrim.
Sedangkan etika menguap yang dianjurkan oleh Rasulullah adalah sebagai berikut, menahan menguap sebisa mungkin, menutup mulut dengan tangan ketika menguap, makruh ketika menguap mengeraskan suara.13
13