• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN SOSIAL DALAM KITAB TARBIYATUL AULAD FIL ISLAM KARYA Dr. ABDULLAH NASHIH ‘ULWAN - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENDIDIKAN SOSIAL DALAM KITAB TARBIYATUL AULAD FIL ISLAM KARYA Dr. ABDULLAH NASHIH ‘ULWAN - Test Repository"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN SOSIAL

DALAM KITAB

TARBIYATUL AULAD FII ISLAM

KARYA Dr. ABDULLA

H NASIH „ULWAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)

Oleh

AHMAD NAJMI

NIM 111 13 016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

PENDIDIKAN SOSIAL

DALAM KITAB

TARBIYATUL AULAD FII ISLAM

KARYA Dr. ABDULLA

H NASIH „ULWAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)

Oleh

AHMAD NAJMI

NIM 111 13 016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

MOTTO

Kehilangan waktu itu lebih sulit daripada kematian karena

kehilangan waktu membuatmu jauh dari Allah dan hari akhir.

Sementara itu, kematian membuatmu jauh dari kehidupan dunia

(9)

PERSEMBAHAN

Persembahan skripsi ini untuk:

1. Keluarga besar Bapakku Bapak Mas‟at dan Ibuku tercinta Dewi Maryam yang selalu memberikan dorongan motivasi, nasihat, dan dukungan penuh baik secara moril maupun materil.

2. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Salatiga. 3. Keluarga besar Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI-HMI) Cabang

Salatiga Dir Anam, Dir Ilman, Dir Pendi, Dir Dir Ryan, Dir Taufik, Dir Soyan, Dir Zaenal, Dir Aziz, Mb Nurul, Mb Alfi, dan Mb Diana.

4. Keluarga besar Komisariat Walisongo Tum Sokip, Tum Siong, Tum Nyos Tum pujo, Tum didik, Tum Arfan (Almarhum) Yunda Fajri dan segenap Alumi Kom.Walisongo.

5. Keluarga besar Bidikmisi IAIN Salatiga.

6. Keluarga besar PAI A Stain Salatiga angkatan 2013. 7. Keluarga besar Al-Mubina (Alumni Bina Insani) 8. Keluarga besar PP Al-Islah Tingkir.

9. Keluarga besar PPL SMA N 1 Getasan.

10.Keluarga besar KKN Posko78 Dsn. Kleben Kaliwunggu.

(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr,Wb.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayahny-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, Sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesaranaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran dan tenaga serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bpak. Prof. Dr. H. Budiharjo, M.Ag. selaku pembimbing akademik. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skrisi ini.

(12)

ABSTRAK

Najmi, Ahmad. 2018 Pendidikan Sosial dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam karya Dr. Abdullah Nasih Ulwan. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M. Si.

Kata kunci : Pendidikan Sosial dan Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam

Seiring bergulirnya arus modernisasi yang penuh tantangan multidimensi. Era Modenitas ditandai dengan adanya persaingan ekonomi yang hebat, Dengan adanya revolusi teknologi informasi, teknologi hasilkan barang, dan teknologi industri. Dampak negatif dilihat dari prespektif sosial dari dampak yang paling dominan adalah meleburnya etika sosial masyarakat. Dengan demikian tersebut yang paling penting untuk digaris bawahi. Tatanan sosial masyarakat akan mengalami degradasi apabila tidak ada langkah-langkah prefentif. Realitas sosial di masyarakat dampak negatif dari globalisasi sangat menggena di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian peneliti mengangkat permasalahan tersebut dengan pengkajian pendidikan sosial dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam.

Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian studi pustaka adalah serangkaian kegiatan penalaran ilmiah yang memaparkan hasil kajian kepustakaan dan olah pikir peneliti mengenai suatu masalah atau topik kajian. Penelitian ini mempunyai fokus kajian berupa penanggulangan dampak modenisasi yang berdampak pada perubahan tatanan etika sosial masyarakat dengan pendekatan pendidikan sosial.

(13)

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

KESEDIAAN PUBLIKASI ...vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Masalah ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 9

E. Kajian Pustaka …... 11

F. Metode Penelitian …... 14

G. Sistematika Penulisan ... 15

(14)

A. Latar Belakang Penulisan Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam ... .16

B. Riwayat Hidup Abdullah Nasih Ulwan ... 16

C. Karya-karya Dr. Abdullah Nasih Ulwan ... 19

BAB III DESKRIPSI ANATOMI MUATAN NASKAH ... 23

A. Deskripsi Anatomi Naskah dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam Karya Dr. Abdullah Nasih „Ulwan ... 23

1. Bagian Pertama a. Pasal Pertama : Pernikahan yang Ideal dan Kaitanya dengan Pendidikan.……... 23

b. Pasal Kedua : Perasaan Psikologis Terhadap Anak ……... 24

c. Pasal KeTiga : Hukum-Hukum yang Berkaitan dengan Kelahiran. ... 25

d. Pasal Ke-Empat : Sebab-sebab Kenakalan Pada Anak dan Penanggulanya ... 26

2. Bagian Kedua Tanggung awab Pendidik a. Pasal Pertama : Tanggung Jawab Pendidikan Iman ... 27

b. Pasal Kedua : Tanggung Jawab Pendidikan Moral ... 28

c. Pasal Ketiga : Tanggung Jawab Pendidikan Fisik ... 28

d. Pasal Keempat : Tanggung Jawab Pendidikan Akal ... 28

e. Pasal Kelima : Tanggung Jawab Pendidikan Kejiwaan ... 28

f. Pasal Keenam : Tanggung Jawab Pendidikan Sosial ... 29

g. Pasal Ketujuh : Tanggung Jawab Pendidikan Seks ... 30

3. Bagian Ketiga a. Pasal Pertama : Metode dan Sarana Mendidik kepada Anak ... 32

b. Pasal Kedua : Kaidah-kaidah Asasi dalam Pendidikan ... 33

c. Pasal Ketiga : Sarana Pendidikan ... 33

(15)

A. Pendidikan Sosial dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam ... 35

1. Tanggung Jawab Pendidikan Sosial ... 39

a. Penanaman Dasar-dasar Kejiwaan yang Mulia ... 36

1). Taqwa ... 37

2). Persaudaraan ... 40

3). Kasih Sayang ... 40

4). Itsar ... 42

5). Memafkan Orang Lain …………... 44

6). Keberanian …………... 47

b. Menjaga Hak Orang Lain ... 49

1). Hak Orang Tua ... 49

2). Hak Kerabat ………... 57

3). Hak Tetangga ... 58

4). Hak Guru ... 62

5). Hak Teman ... 63

6). Hak Orang yang Lebih Tua ... 65

7). Melaksanakan Etika Bermasyarakat ... 67

8). Hak Pengawasan dan Kritik Sosial ... 75

B. Relevansi Pendidikan Sosial dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam dalam Pendidikan di Indonesia ... 79

1. Penanaman Dasar-dasar Ketaqwaan. ... 80

a. Analisis Ketakwaan ... 81

(16)

c. Analisis Kasih sayang ... 82

d. Analisis Memaafkan Orang Lain ... 84

e. Analisis Kebenaran ... 85

2. Menjaga Hak Orang Lain . ... 86

a. Analisis Hak Orang Tua ... 86

b. Analisi Hak Kerabat ... 87

c. Analisis Hak Tetangga ... 89

d. Analisi Hak Guru ... 90

e. Analisis Hak Teman ... 91

f. Analisi Hak Orang yang Lebih Tua ... 91

g. Analisis Melaksanakan Etika Masyarakat ... 92

h. Analisis Pengawasan dan Kritik Sosial ... 93

BAB V PENUTUP ... 96

A. Kesimpulan ... 96

1. Pendidikan Sosial dalam Kitab Trbiyatul Aulad Fil Islam Karya Dr. Abdullah Nasih „Ulwan ... 96

2. Relevansi Pendidikan Sosial dalam Pendidikan Sekarang ... 97

B. Saran-Saran ... 98

(17)
(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diskursus tentang dunia pendidikan merupakan suatu wacana yang paling fundamental dalam peradaban umat manusia. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengantarkan anak didik menuju pada kedewasaan melalui proses pendidikan kognitif ( Transfer of knowledge ) dan pendidikan nilai (

Transfer of Values ). Dalam hal ini definisi Pendidikan terus dicanangkan guna mendorong pendidikan yang dapat menjawab tantangan perubahan zaman.

Pendidikan menurut Armai Arief merupakan terjemah dari bahasa yunani paedagogie yang berarti “pendidikan” dan pedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”. Orang yang membimbing disebut sebagai

paedagogos. Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk membimbing perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Atau dengan istilah lain bahwa pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhan baik jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. (Armai Arief : 16 )

(19)

harus bertumpu pada kebenaran dan keadilan. Belawanan dengan kebatilan dan kedzaliman, sehingga tidak mungkin teradi exploitasi manusia terhadap manusia.( Muhammad As Said :10)

Pendidikan dalam prespektif Islam mempunyai wadah strategis pada wadah yang spesial dan dijunjung tinggi. Karena subtansi dalam pendidikan Islam yakni lebih represenatif dalam aspek perbaikan mental peserta didik yang akan terwujud dalam amal perbuatan. Maka pendidikan Islam ialah pendidikan individu dan masyarakat. Semua orang dikenai kewajiban dalam mendidik dari mulai para Rosul kemudian para ulama‟. Pandailah sebagai

penerus tugas dan kewajiban mereka. (Zakiah Darajat,202 : 20).

Pendidikan Sosial mengarah pada pentingnya memberikan pelajaran pada anak tentang perilaku sosial yang berlandaskan ketakwaan, persaudaraan, mengutamakan orang lain, berprilaku adil, menjaga hak orang lain baik hak orang tua, kerabat, guru dan teman. Pentingnya mempunyai adab dalam pergaulan sehari-hari anak yaitu adab yang mengarah pada etika akhlakul karimah sebagaimana yang dicontohkan Nabi, perilaku sosial tersebut akan mampu menjadikan siswa menjadi manusia utama yang mempunyai jiwa ketakwaan dan kepekaan sosial yang tinggi berdasarkan ajaran Islam dan setiap kehidupannya dihiasi jiwa yang akhlakul karimah.

(20)

pendidikan merupakan membuat orang menjadi terdidik (mempribadi menjadi kebiasaan), maka pengajaran menjadi sangat penting dalam kependidikan.

Tujuan secara umum dalam pandangan Dr.Zakiah Darajat yakni berupa

Insan Kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan seseorang. Tujuan akhir pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah :

ْمُتْوَأَو َّلَِإ َّهُتىُمَت َلََو ِهِتاَقُت َّقَح َ َّاللَّ اىُقَّتا اىُىَمآ َهيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

َنىُمِلْسُم

Artinya : “wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Dan janganlah kamu mati kecuali dengan keadaan muslim (menurut ajaran islam)‟‟ (Q.S 3 Ali Imron 102 )

Allah berfirman dalam (Q.S Al-Azhab : 21) :

ْ دَقَل

ْ

َْ هاللَّْو ُج رَيْ َىاَكْ يَوِلٌْةٌََس َحٌْةَو سُأِْ هاللَِّْلوُسَرْيِفْ نُكَلْ َىاَك

ا ًريِثَكَْ هاللََّْرَكَذَوَْرِخ لْاَْم وَي لاَو

(21)

Pendidikan Islam menitikberatkan pada penanaman akhlak dan sikap sosial yang mempunyai budi pekerti. Akhlak yang baik menjadi pondasi dasar dalam proses pendidikan. Karena, akhlak merupakan sikap psikis yang harus dikedepankan guna suksesi pendidikan. Maka dengan berpondasi sosial etika yang baik tumbuhlah generasi yang dididik yang luhur demi terwujudnya idealisasi kependidikan.

(22)

kemunduran dalam era Globalisasi. Dengan demikian era Globalisasi adalah tantangan besar bagi dunia Pendidikan.

Studi ini dilatarbelakangi oleh keadaan faktual tentang keadaan sosial dan masyarakat di era globalisasi ini. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, utamanya di bidang teknologi dan komunikasi, membuat kehidupan manusia menjadi serba mudah. di sisi lain, pengaruh Globalisasi dengan ditandai keterbukaan media informasi semakin membanjiri anak-anak. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam dengan bermain di depan komputer, melihat televisi, bermain game, internet, mendengarkan musik, dan lain sebagainya. Akibatnya anak menjadi kurang bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahkan tidak jarang mereka tidak mengenal tetangganya. Karena waktu mereka habis di sekolah, banyak tugas dan kegiatan yang dilakukan, dan menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer. Baik untuk melaksanakan tugas maupun bermain game. Jarang kita temui keadaan seperti waktu kita kecil. Waktu bermain bersama dengan teman sebaya adalah hal yang menyenangkan.

(23)

tergeser seperti menghargai nilai-nilai keluhuran, ramah-tamah dan hukum Normatif.

Kata pendidikan jika dikaitkan dengan kata sosial dan anak, maka dapat diartikan bahwa pendidikan sosial anak adalah usaha sadar, terencana, sistematis, berlangsung secara terus-menerus, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa, dan Negara.

Pendidikan sosial adalah usaha mempengaruhi yang dilakukan dengan sadar, sengaja dan sistematis agar individu dapat membiasakan diri dalam mengembangkan dan diri dalam mengembangkan dan mengamalkan sikap-sikap dan perilaku sosial dengan baik dan mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.

Adapun tujuan pendidikan sosial, menurut tugas dan fungsi manusia secara filosofis, bisa dibedakan sebagai berikut :

1. Tujuan individual yang menyangkut individu, melalui proses belajar atau pembelajaran dengan tujuan mempersiapkan dirinya dalam kehidupan. 2. Tujuan sosial yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat sebagai

(24)

3. Tujuan profesional yang menyangkut pengajaran, seni dan profesi serta sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat.

Dengan demikian tujuan pendidikan sosial adalah mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang sempurna akal budinya dalam kehidupan individu dan kehidupan kemasyarakatannya. Faktor-faktor yang memengaruhi merosotnya dalam dunia kependidikan tersebut, peneliti mempunyai pendapat bahwa dengan serangkaian latar belakang perkembangan zaman dan faktor-faktor yang lain pasti, pola tingkah laku pada anak pasti akan mengalami dampat dari hal tersebut. Profil lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan diri maupun psikis anak didik. Maka, sangat perlu untuk mencari formulasi preventif bagi perkembangan anak dalam menangkal perkembangan zaman. Dalam Islam sudah jelas disebutkan dalam bagaiman mendidik anak dalam menghadapi perkembangan zaman. Peserta didik diharapkan mampu mengaktualisasikan dalam ranah praktek Nilai-Nilai keluhuran yang ada pada saat proses belajar. Maka peneliti menyandingkan problema tersebut dengan hasil Itihad atau pemikiran Dr. Abdullah Nasih Ulwan dalam kitab Trbiyatul Aulad Fil Islam ( pendidian anak dalam Islam ) dengan harapan peneliti mampu memberikan sedikit solusi bagi masyarakat luas terutama bagi para Muallim atau pendidik demi kemaslahatan bersama. Maka sebagaimana diatas penulis mengajukan judul “PENDIDIKAN SOSIAL DALAM KITAB TARBIYATUL AULAD FIL ISLAM KARYA Dr. ABDULLAH NASIH

„ULWAN”

(25)

Sesuai dengan judul skripsi di atas, maka terdapat analisis mendalam tentang tanggung jawab pendidikan sosial dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fiil Islami karya Abdullah Nasih „Ulwan. Adapun masalah tersebut dapat dirumusan sebagai berikut :

1. Bagaimana Pendidikan Sosial dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam Karya Dr. Abd ullah Nasih Ulwan ?

2. Bagaimana Relevansi Pendidikan Sosial dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam Karya Dr. Abdullah Nasih „Ulwan terhadap Pendidikan di Indonesia saat ini ?

C.TUJUAN PENELITIAN

Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam kajian pemikiran ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pendidikan Sosial dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam Karya Dr. Abdullah Nasih „Ulwan.

2. Untuk mengetahui Relevansi Pendidikan Sosial dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam Karya Dr. Abdullah Nasih „Ulwan terhadap Pendidikan di Indonesia.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

(26)

Teoritis ini diharapkan mampu memeberi tawaran sumbangan paradigma kontruktif bagi perkembangan pendidikan Indonesia. Diantara kegunaan secara teoritis diantaranya :

a. Memeberikan torehan sedikit bagi pelaku dan obyek dalam kependidikan yang berdasaran Nafs Islam dan juga berdasarkan Kaidah luhur islam yang menuntut ke Jalan yang benar berlandaskan kebenaran yang sudah termaktub dalam Al-Quran maupun Hadist. b. Serta diharapan mampu memeberikan konsep pendidikan islam dalam

mendidik Anak dalam mengembangan dan membentu potensi Intelektual, emosional, spiritual, akhlak dan moral secara Kaffah. 2. Praktis

Ditinjau dari prespektif praktis tujuan dari analisis pemikiran ini dianaranya a. Untuk mengetahui dan mengemukakan sebuah pola pendidikan Anak prespektif Islam sebagai pengembangan diri manusia dalam membentuk Insan Kamil menurut Islam dengan tujuan tidak lain yakni mencari Ridho-Nya dan memahami berbagai macam ciptaanya.

Dengan demikian tersebut menjadi kerangka acuan dalam pencarian kata Ideal dalam mendidik Anak secara Islami. Guna pembentukan dan pengembangan sumberdaya manusia yang tertera dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam karangan Dr. Abdullah Nasih „Ulwan, karena sangat perlu

(27)

E.KAJIAN PUSTAKA

1. Pendidikan sosial a. Pendidikan

Pendidikan adalah terjemah dari bahasa yunani Pedagogie yang berarti”pendidikan” dan pedagogia ialah pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan orang yang tugasnya membimbing atau mendidik dalam pertumbuhanya disebut dengan pedagogos. Berpijak dari definisi di atas pendididkan bisa diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh orang dewasa dalam pergaulan dengan membimbing atau mendidik perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah yang lebih dewasa. Atau dengan kata lain pendidikan ialah bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhan, baik jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Banyak juga devinisi mengenai pendidikan seperti halnya diutarakan John Dewey mengartikan pendidikan sebagai organisasi pengalaman hidup sementar itu komisi Nasional Pendidikan mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha nyata menyeluruh yang setiap program dan kegiatanya selalu terkait dengan tujuan akhir pendidikan.(Arief, 2005 : 15)

(28)

kawal dengan baik melalui pendidikan. Sejatinya anak-anak sebagai penerus dan sebagai tumpuan besar bagi Bangsa dan Negara.

b. Sosial

Kata Sosial memiliki makna suatu kumpulan dari individu-iindividu yang saling berinteraksi sehingga menumbuhkan perasaan bersama. Perbedaan dari suatu pelapisan sosial ini akan terlihat jika dibandingkan dengan kesamaan derajat. Maka apabila dipadukan antara pendidikan dengan sosial maka hemat peneliti akan muncul definisi sebuah prosesi sadar dan terencana untuk mengarahkan, membimbing dan membina peserta didik dengan tidak melepaskan peranan kumpulan maupun individu-individu dalam merealisasikan proses pembelajaran. Bisa kita ambil sebuah contoh yakni peran aktif antara pendidik dan peserta didik dalam sebuah proses belajar mengajar.

Jadi yang dimaksud pendidikan sosial yakni pendidikan usaha mempengaruhi yang dilakukan dengan sadar, sengaja dan sistematis agar individu dapat membiasakan diri dalam mengembangkan dan diri dalam mengembangkan dan mengamalkan sikap-sikap dan perilaku sosial dengan baik dan mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.

(29)

Secara Terminologis Tarbiyatul Aulad Fil Islam yakni kitab yang menerangkan tentang metode-metode dalam menidik anak. Pada hakikatnya pendidikan anak adalah bagian dari pendidikan individu yang di dalam Agama Islam berupaya mempersiapkanya dan membentuknya agar menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat dan manusia yang shalih dalam berkehidupan. Karena pendidikan anak diarahkan dengan baik pada dasarnya adalah sebuah pondasi yang kokoh dalam menyiapkan individu yang salih dan siap memikul tanggung jawab dan beban hidup. Dengan segala rahmat yang diberikan Allah SWT untuk mengkaji kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam, maka akan dipaparkan tentang keistimewaan perundang undangan Islam, yakni Universal ajaran Islam. Keuniversalan yang sempurna mencakup semuanya yang menuntun kebenaran di dunia dan di akhirat.

3. Abdullah Nasih Ulwan

Dr. Abdullah Nasih Ulwan adalah seorang Ulama‟, faqih, da‟i,

dan pendidik. Beliau dilahirkan di Desa Qadhi Askar di Kota Halab, Suriah pada tahun 1347 H/1928 M, di sebuah keluarga yang taat dalam beragama, yang sudah terkenal dengan ketakwaan dan kealimannya. Nasabnya sampai kepada Al-Husain bin Ali bin Thalib.

(30)

belajar pada guru-guru besar seperti, Syaikh Raghib Ath-Thabakah, Ahmad Asyyama‟ dan Ahmad Izudin Al-Bayauni. Disana beliau juga bertemu dengan Dr.Mustafa As-Siba‟i.

Beliau mendapatkan Ijazah sekolah menenggah keatas pada tahun 1949 M. Lalu ia meneruskan studinya di Universitas Al-Azhar Asy-Syarif dan menyelesaikan Sarjananya di Fakultas Usuludin pada tahun 1952 M, dan menyelesaikan S-2 nya. Beliau kembali ke Halab dan bekerja sebagai pengajar materi pendidikan Islam di sekolah menegah atas di sana. Lalu ia pergi ke Yordania dan menetap disana kemudian mengajar disana. Kemudian pergi ke Arab Saudi dan bekerja sebagai penajar di Universitas Al-Malik Abdul Aziz. Disanalah beliau menyelesaikan S-3 nya dan mendapat gelar Doktor dalam bidang fikih dan dakwah. Beliau terus bekerja mengabdikan drinya sampai meninggal dunia pada hari sabtu, 5 Muharam 1398 H/29 Agustus 1987 M, di Jeddah. Jenazahnya di bawa ke Mekah lalu dikuburkan disana. Jenazahnya disholatkan setelah Asar.(Abdullah Nasih „Ulwan : 905)

F.METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan jenis penelitian

(31)

dengan objek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan. Atau telaah yang untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada kajian yang kritis mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.

2. Sumber data

a. Sumber data primer

Sumber data primer yaitu hasil-hasil penelitian atau tulisan karya peneliti atau teoritis yang orisinil. Dalam hal ini sumber data yang orisinil yaki kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam karangan Dr.A bdullah Nashih „Ulwan

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipublkasikan seorang penulis yang tidak langsung melakukan pengamatan dan berpartisipasi dalam kenyataan yang ia deskrepsikan. Adapun data sekunder dalam penelitian ini ialah sumber-sumber penelitian yang berkaitan dengan tanggung jawab pendidikan sosial dan beberapa sumber yang mendukung penelitian

G. SISTEMATIKA PENULISAN

(32)

BAB I : BAB I ini, berisi pendahuluan yang di dalamya akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : BAB II, berisi biografi naskah pendidikan sosial dalam kitab

Tarbiyatul Aulad Fil Islam karya Abdullah Nasih „Ulwan.

BAB III : BAB III Berisi deskripsi pemikiran anatomi naskah pendidikan sosial dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam karya Abdullah Nasih „Ulwan.

BAB IV : BAB IV Pembahasan berisi tentang pendidikan sosial dalam kitab

Tarbiyatul Aulad Fil Islam karya Abdullah Nasih „Ulwan.

(33)

BAB II

BIOGRAFI NASKAH

A. Latar Belakang Penulisan Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam

Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islami merupakan penjelasan metode yang lengkap dan benar tentang pendidikan anak dalam Islam. Dengan Rahmat dan taufik Nya kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam, mempunyai keistimewaan perundangan dalam Islam yakni ajaran Universal. Universal Islam mencakup apa saja yang dapat membahagiakan manusia di dunia maupun di Akhirat. Dalam kitab ini menjelaskan agama Islam mempunyai sistem pendidikan dan metode pembinaan. Islam merupakan agama kehidupan, kemanusiaan, kesadaran, pendidikan dan pembinaan. Jika manusia mengambil undang-undanga maka, akan terciptantya masyarakat yang Ideal. Karena Islam Agama Sang pencipta alam semesta dan Risalah yang dibawa oleh Nabi.

B. Riwayat Hidup Abdullah Nasih Ulwan

Dr. Abdullah Nasih Ulwan adalah seorang Ulama‟, faqih, da‟i, dan

pendidik. Beliau dilahirkan di Desa Qadhi Askar di Kota Halab, Suriah pada tahun 1347 H/1928 M, di sebuah keluarga yang taat dalam beragama, yang sudah terkenal dengan ketakwaan dan kealimannya. Nasabnya sampai kepada Al-Husain bin Ali bin Thalib.

(34)

Raghib Ath-Thabakah, Ahmad Asyyama‟ dan Ahmad Izudin Al-Bayauni. Disana beliau juga bertemu dengan Dr. Mustafa As-Siba‟i.

Ia mendapatkan Ijazah sekolah menengah keatas pada tahun 1949 M. Lalu ia meneruskan studinya di Universitas Al-Azhar Asy-Syarif dan menyelesaikan Sarjananya di Fakultas Usuludin pada tahun 1952 M, dan menyelesaikan S-2 nya. Lalu ia kembali ke Halab dan bekerja sebagai pengajar materi pendidikan Islam di sekolah menegah atas di sana. Lalu ia pergi ke Yordania dan menetap disana kemudian mengajar disana. Kemudian pergi ke Arab Saudi dan bekerja sebagai penajar di Universitas Al-Malik Abdul Aziz. Disanalah beliau menyelesaikan S-3 nya dan mendapat gelar Doktor dalam bidang fikih dan dakwah. Abdullah Nashih „Ulwan telah belajar di bebarapa sekolah diantaranya :

1. Sekolah Dasar dan sekolah lanjutan pertama di Halab selesai tahun 1964. 2. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas jurusan Ilmu Syari‟ah dan Pengetahuan di

Halab selesai tahun 1949.

3. Universitas al-Azar di Mesir mengambil fakultas Ushuluddin dapat terselesaikan pada tahun 1952.

4. Di al-Azhar, Abdullah Nashih Ulwan melanjutkan S-2 dan lulus pada tahun 1954 dan menerima ijazah Spesialis Pendidikan setara dengan Master of Arts.

(35)

salaf yang shahih. Sebagai seorang penganut Sunni dan aktivitas dalam organisasi Ihwanul Muslimin, hampir-hampir dia tidak mengambil referensi para pemikir Barat kecuali dalam keadaan tertentu, pemikiran tersebut dipengaruhi oleh pemikiran jama‟ah.

Ikhwanul muslimin, dimana ia sebagai aktivis dalam organisasi tersebut. Pada waktu itu berkembang aliran Alawi yang ada di Suriah. Aliran tersebut pada sistem keagamaan dan kepercayaan, pesta dan adat istiadat telah dipengaruhi oleh agama Kristen, hal ini disebabkan karena Suriah pernah dijajah oleh nergara-negara Barat, dimana pemeluk agama Kristen telah hidup berabad-abad di Suriah. Namun demikian, Abdullah Nashih Ulwan tidak terpengaruh oleh aliran tersebut, justru pemikirannya banyak dipengaruhi oleh pemikiran ihwanul muslimin, yang dapat dari Mesir.

Ia hidup pada masa Suriah berada pada di bawah kekuasaan asing sampai tahun 1947. Lalu pada masa pemerintahan di bawah rezim Sunni dan pemerintahan kaum Alawi setelah tahun 1966. Ia adalah seorang yang berani dalam menyatakan kebenaran, tidak takut atau gentar kepada siapapun dalam menyatakan kebenaran sekalipun pada pemerintah. Semasa di Suriah, ia telah menegur beberapa sistem yang diamalkan oleh pemerintah pada masa itu yang telah terkontaminasi oleh ajaran Barat yang pernah menjajahnya dan ia juga selalu menyeru agar kembali kepada sistem Islam, sehingga memaksanya meninggalkan Suria menuju ke Jordan.

(36)

ia dibesarkan dalam keluarga yang berpegang teguh pada agama dan mementingkan akhlak Islam dalam pergaulan dan hubungan antar sesama. Ayahnya, Syekh Said Ulwan terkenal sebagai orang ulama dan tabib yang disegani.

Selain berdakwah ke seluruh pelosok kota Halab, ia juga menjadi tumpuan untuk mengobati berbagai penyakit dengan ramuan akar kayu yang dibuat sendiri. Ketika merawat orang sakit lidahnya selalu membaca Al-Qur'an dan menyubut nama Allah. Ia selalu berdo‟a semoga keturunannya

ada yang menjadi ulama “Murabbi”. Allah memperkenankan do‟a dengan lahirnya Abdullah Nashih Ulwan sebagai ulama Murabbi. (Rohdhyani : 2004 ) Beliau terus bekerja mengabdikan drinya sampai meninggal dunia pada hari sabtu, 5 Muharam 1398 H/29 Agustus 1987 M, di Jeddah. Jenazahnya di bawa ke Mekah lalu dikuburkan di sana. Jenazahnya disholatkan setelah Asar.

B. KARYA-KARYADr. ABDULLAH NASIH „ULWAN :

Abdullah Nashih Ulwan telah menulis beberapa karya ilmiah yang dapat dikaji dan dipelajari oleh para generasi muda Islam dan umat Islam pada umumnya. Kebanyakan karya tulisnya berupa pada masalah dakwah dan pendidikan. Diantara karya-karya beliau adalah:

1. Adab Al-Khitabah wa Az-Zifaf wa Huquq Az-Zaujain

(37)

3. Ahlakiya Ad-Daiyah

4. Al-Ukwah Al-Islamiya

5. Al-Islam Syariah Az-Zamanwa Al-Makan

6. Al-Islam wa Al-Jins

7. Al-Islam wa Al-Hub

8. Al-Islam wa Al-Qdhiyyah Al-Filistiniyah

9. Afal Al-Insan baina Al-Jabar wa Al-Ikhtiyar

10. Illa kulli Abin Ghayur

11. Illa Arrasati Al-Anbiya’ wa Ad-Duah Ilallah

12. Baina Al-Amal Al-Fardi wa Al-Amal Al-Jama’i

13. Taarbiyat Al-Aulad FilI Al-Islam

14.Taa’dud Az-Zujat fi Al-Islam wa Hikmah Taa’dud Zauat An-Nabi

15. At-Takaful Al-Ijtima’ fi Al-Islam

16. Aqabat Az-Zawa wa ThuruqMu’alajatiha

17. Aqobat fi Thariq Ad-Duah

18. Shalahudin Al-Ayubi Bathal Hitin wa Muharrir Al-Quds min

Aash-Shalibiyin

(38)

20. Subhat wa Ruddud Haula Al-Aqidah Arr-Rabaniyah wa Ash Al-Insan

21. Silsilah Madrasah Ad-Duah Al-Fushul min Fiqh Ad-Da’wah wa Ad

-Daiyah

22. Daur Asy-Syabab fi Hamil Risalah Al-Islam

23. Rahaniyyah Ad-Daiyyah

24. Add-Dakwah Al-Islamiyyah wa Al-Inqadz Al-Alami

25. Hina yaidu Al-Mu’min Halawah Al-Iman

26. Hukm Al-Islam fi Wasai Al- I’lam

27. Hukm Al-Islam fi Ata’min

28. Huriyyah Al-I’tikod

29. Hatta Y’lama As-Syabab

30. Tsaqafah Ada’iyah

31. Ala Dhau’ Al-Islam

32. Fadhai Ramadhan wa Akhamuhu

33. Fadl Ad-Dakwah Wa-Daiyah

34. Qissah Al-Hidayah

35. Al-Qaumiyyah fi Mizan Al-Islam

(39)

37. Madza Aan Ash-Sahwah Al-Islamiyyah fi Al-Ashar Al-Hdist

38. Muhadarrah Takwin Asy-Syaksiyyah Al-Insaniyyah fi Al-Ashr Al-Hadist

39.Muhadarrah fi Asy-Syariah Al-Islamiyah Fiquha wa Mashadiruha

40. Muhtasar Tarbiyah Al-Aulad fi Al-Islam

41. Mas’uliyah At-Tarbiyah Al-Jinsiyah

42. Ma’alimAl-Hadharahfi Al-Islam wa Atsaruha fi An-Nahdah Al-Urubiyah

43. Mawaqif Ad-Daiyyah At-Ta’biriyah

44. Nizham Ar-Daiyah At-Tarbiyah

45. Hadzii Ad-Dakwah Ma Thobi’atauha

46. Wujub Tabligh Ad-Dakwah wa Fadhl Ad-Dakwah wa Ad-Da’iyah

(40)

BAB III

DESKRIPSI ANATOMI MUATAN NASKAH

A. Deskripsi Anatomi Naskah dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam Karya

Dr. Abdullah Nasih „Ulwan

Abdullah Nasih „Ulwan dalam menerbitkan kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam dibagi menjadi tiga bagian yang berurutan setiap bagianya memuat beberapa pembahasan, dan disetiap pembahasan memuat beberapa pembahasan, dan disetiap pembahasan mengkaji beberapa tema pembahasan. Judul-judul dan pasal-pasal disetiap bagian akan tersusun s ebagai berikut :

BAGIAN PERTAMA

1. Pasal Pertama : Pernikahan yang Ideal dan Kaitanya dengan

Pendidikan.

a. Pernikahan Sebagaai Fitrah Manusia.

b. Pernikahan Sebagai Kemaslahatan Sosial.

1). Pernikahan Sebagai Fitrah Manusia.

2). Pernikahan Sebagai Kemaslahatan Sosial.

(41)

4). Melindungi Masyarakat dari Berbagai Penyakit.

5). Ketenteraman Jiwa dan Rohani.

6). Menumbuhkan Naluri dan Kebapakan.

c. Pernikahan Berdsarkan Pilihan.

1). Memilih Pasangan Berdasarkan Pondasi Agama.

2). Memilih Berdasarkan Keturunan dan Kemuliaan.

3). Memilih Orang yang Jauh dari Kekerabatan.

4). Lebih Mengutamakan yang Gadis.

5). Lebih Mengutamakan Menikah dengan Wanita Subur.

2. Pasal Kedua : Perasaan Psikologis Terhadap Anak.

a. Secara Fitrah, Kedua Orang Tua Mencintai Anaknya.

b. Cinta Kepada Anak adalah Anugrah Allah Kepada Hamba.

c. Membenci Anak Perempuan adalah Perbuatan Terkutuk.

d. Keutamaan Orang yang Tabah.

e. Memprioritaskan Urusan Islam daripada Kecintaan Kepada Anak.

(42)

3. Pasal KeTiga : Hukum-Hukum yang Berkaitan dengan Kelahiran.

a. Apa yang dilakukan Pendidik Saat Kelahiran.

1). Memberikan Ucapan Selamat dan Rasa Turut Gembira ketika Seseorang Melahirkan.

2). Mengumandangkan Adzan dan Iqomah ketika Anak Terlahir.

3). Mengunyahkan atau Menyuapkan Kurma ketika Anak Lahir.

4). Mencukur Rambut Anak.

b. Memberi Nama Kepada Anak dan Hukumnya.

1). Kapan Anak diberi Nama.

2). Nama yang disukai dan Nama yang dibenci.

3). Sunnah Menggabungkan Nama Anak dan Bapaknya.

c. Aqiqah dan Hukum-Hukumnya.

1). Definisi Aqiqah.

2). Dalil Masuriyyah Aqiqah.

3). Pendapat Fuqaha‟ tentang Dalil Masuriyyah.

4). Waktu Pelaksanaan Aqiqah.

5). Apakah Aqiqah Anak Laki-laki sama dengan Perempuan.

(43)

7). Hukum-hukum Seputar Aqiqah.

d. Khitan dan Hukum-hukumnya.

1). Makna Khitan.

2). Hadist-hadist yang menerangkan Masuriyyah.

3). Hukum Khitan.

4). Apakah Wanita juga Dikhitan.

5). Kapan diwajibkan Khitan.

6). Hikmah dari Khitan.

4. Pasal Ke-Empat : Sebab-sebab Kenakalan Pada Anak dan

Penanggulanya.

a. Kemiskinan yang Mendera Keluarga.

b. Perselisihan dan Percecokan Antara Bapak dan Ibu.

c. Perceraian yang dibarengi dengan Kemiskinan.

1). Taatnya Istri Kepada Suaminya Secara Baik.

2). Istri menjaga diri dan harta suaminya.

3). Istri tidak menolak aakan suaminya jika ingin menggaulinya.

(44)

5). Suami hendaknya memusyawarahkan segala urusan rumah tangga dengan istri.

6). Dilaran melihat kekurangan istri.

7). Perlakukan istri dengan baik.

8). Membantu istri dalam melaksanakan pekerjaan rumah tangga.

d. Kesenggangan yang Menyita Masa Kanak-kanak dan Remaja.

e. Lingkungan dan Teman yang Buruk.

f. Perlakuan yang Buruk dari Orang Tua.

g. Tayangan Film Kriminal dan Pornografi.

f. Merebaknya Penganggguran di Masyarakat.

h. Keteledoran Orang Tua Akan Pendidikan Anak.

i. . Anak Yatim.

BAGIAN KE DUA

TANGGUNG JAWAB PARA PENDIDIK

1. Pasal Pertama : Tanggung Jawab Pendidikan Iman

a. Membuka Kehidupan Anak dengan Kalimat Tauhid.

b. Mengajajarkan Masalah Halal dan Haram.

(45)

d. Mendidik untuk Cinta Kepada Nabi, Keluarga dan Cinta Membaca Al-Qur‟an.

2. Pasal Kedua : Tanggung Jawab Pendidikan Moral.

3. Pasal Ketiga : Tanggung Jawab Pendidikan Fisik.

a. Kewajiban Memberikan Nafkah kepada Keluarga dan Anak.

b. Mengikuti Aturan-aturan Kesehatan dalam Makan dan Minum.

c. Membentengi Diri dari Penyakit Luar.

d. Mengobati Penyakit.

e. Menerapkan Prinsip tidak Boleh Membahayakan Diri dan Orang Lain.

f. Membiasakan Anak Berolahraga.

g. Membiasakan Anak untuk Zuhud.

h. Menanamkan Karakter Berungguh-sungguh pada Anak.

4.Pasal Keempat : Tanggung Jawab Pendidikan Akal.

a.Kewajiban Mengajar.

b.Tanggung Jawab Penumbuhan Kesadaran Intelektual.

c.Tanggung Jawab Kesehatan Akal.

5. Pasal Kelima : Tanggung Jawab Pendidikan Kejiwaan.

(46)

b. Takut.

c. Perasaan Memiliki Kekurangan.

1). Penghinaan dan Cercaan.

2). Memanjakan Secara Berlebihan.

3). Pilih Kasih.

4). Cacat Fisik.

5). Yatim.

6). Kemiskinan.

d. Hasad.

1). Mencurahkan Kasih Sayang.

2). Mewujudkan Keadilan.

3). Menghilangkan Faktor-faktor Hasad.

4). Marah.

6. Pasal Keenam : Tanggung Jawab Pendidikan Sosial.

a. Penanaman Dasar-dasar Kejiwaan Mulia.

1). Taqwa.

(47)

3). Kasih Sayang.

4). Itsar.

5). Memaafkan Orang Lain.

6). Keberanian.

b. Menjaga Hak Orang Lain.

1). Hak Orang Tua.

2). Hak Kerabat.

3). Hak Tetangga.

4). Hak Guru.

5). Hak Teman.

6). Hak Orang yang Lebih Tua.

7). Kewajiban Melaksanakan Etika Bermasyarakat.

8). Pengawasan dan Kritik Sosial.

7. Pasal Ketujuh : Tanggung Jawab Pendidikan Seks.

a. Etika Meminta Izin.

b. Etika Melihat.

(48)

2). Etika melihat tunangan.

3). Etika melihat perempuan yang bukan muhrim.

4). Etika laki-laki melihat laki-laki.

5). Etika perempuan melihat perempuan.

6). Etika perempuan non muslim melihat muslimah.

7). Etika melihat remaja yang tanpan.

8). Etika perempuan yang melihat laki-laki bukan mahram.

9). Etika melihat aurat anak kecil.

10). Keadaan tiba-tiba diperbolehkan melihat.

11). Melihat dengan tujuan untuk mengobati.

12). Melihat dengan tujuan memberikan kepuasan.

c. Menjauhkan Anak dari Hal-hal Merangsang Hasrat Seksual.

1). Tanggung jawab pengawasan internal.

2). Tanggung jawab pengawasan ekternal.

d. Mengajarkan Anak Hukum-hukum Syari yang berhubungan dengan Usia Remaja dan Dewasa.

e. Pernikahan dan Hubungan Seks.

(49)

2). Mengapa Allah mensyaratkan perkawinan.

f. Menjaga Kesucian Diri Bagi yang Belum Mampu Menikah.

g. Bolehkah menjelaskan Seks kepada Anak Secara Terang-terangan.

BAGIAN KETIGA

1. Pasal Pertama : Metode dan Sarana Mendidik kepada Anak.

a.Mendidik dengan Keteladanan.

b.Mendidik dengan Kebiasaan.

1). Mengikatnya dengan akidah.

2). Menelanjangi kejelekan.

3). Mengubah lingkungan.

c. Mendidik dengan Nasihat.

1). Seruan persuasif.

2). Gaya Bahasa kiasan.

3). Pengarahan Al-Qur‟an.

d. Mendidik dengan Perhatian.

(50)

2. Pasal Kedua : Kaidah-kaidah Asasi dalam Pendidikan.

a. Sifat-sifat Asasi Pendidik.

1). Ikhlas.

2). Taqwa.

3). Ilmu pengetahuan.

4). Santun.

5). Menyadari tanggung jawab.

b. Kaidah-kaidah Asasi dalam Pendidikan Anak.

1). Kaidah ikatan.

2). Kaidah memberi peringatan.

3. Pasal Ketiga : Sarana Pendidikan.

a. Memeotivasi Anak untuk Melakukan Usaha.

b. Perhatikan Kesiapan Anak Secara Fitrahnya.

c. Berikan Kesempatan untuk Bermain dan Bersantai.

d. Adakan Kerjasama antar Rumah, Masjid, dan Sekolah.

e. Kuatkan Hubungan antara Pendidikan dan Anak.

(51)

1). Pada waktu subuh.

2). Saat sore hari.

g. Menyiapkan Sarana Wawasan yang Bermanfaat.

h. Memotivasi Anak untuk Selalu Membaca dan Menelaah.

i. Anak Selalu Menyadari Menyadari Tanganggung Jawabnya Terhadap Islam.

(52)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Sosial dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam

1. Tanggung Jawab Pendidikan Sosial

Tujan dan maksud pendidikan sosial adalah mengajari anak sejak kecil untuk berpegang pada etika sosial yang utama dan dasar-dasar kejiwaan yang mulia, bersumber pada kaidah Islam yang abadi dan perasaan keimanan yang tulus. Tujuan pendidikan sosial adalah agar anak tampil di mamsyarakat sebagai generasi yang mampu berinteraksi sosial dengan baik, beradab, dan berperilaku yang bijaksana.

(53)

akan mengaruhi kehidupan dengan memberikan gambaran sesungguhnya dan akan menjadi manusia yang cakap, seimbang, cerdas, dan bijaksana.

Pendidik berusaha dengan keras dan penuh semangat untuk melaksanakan semangat tanggung jawab yang besar dalam pendidikan sosial dengan cara yang benar. Dengan demikian maka, mereka diharapkan dapat memberikan andil didalam membina masyarakat islam dengan sebaik-baik pelaksanaan yang berpusat pada iman, akhlak, pendidikan sosial yang utama, lurus, islami, dan tinggi. Allah Maha Mampu terhadap yang demikian tersebut. Apabila setiap pendidikan memiliki sarana-saran yang harus ditempuh oleh pendidik maka terdapat beberapa hal yang dapat mengantarkan kepada tujuan pendidikan sosial tersebut. Sarana-sara tersebut terdapat empat urgensi diantaranya :

a. Penanaman Dasar-dasar Kejiwaan yang Mulia

(54)

saling mencintai, dan memberikan kritik yang membangun. ini lah beberapa prinsip yang diperintahkan oleh Islam agar dijadikan pedoman:

1). Takwa

Takwa merupakan nilai akhir dan buah tabiat dari perasaan keimanan yang mendalam yang berhubung dengan perasaan merasa dipantau Allah dan takut kepada-Nya, takut akan adzab dann siksanya. Dan rakus akan ampunan dan pahala Nya. Takwa berarti Allah tidak melihatmu tatkala melihatmu. Sebagian ulama mengartikan, menghindarkan diri dari adzab Allah dengan amal shalih dan takut kepada Allah dalam keadaan sepi maupun terang-terangan. dari pengertian diatas diperoleh perhatian para sahabat yang mulia dan salafushalih terhadap maslah taqwa, upaya merealisasikanya bersungguh-sungguh dalam mencapainya dan memohon agar dianugrahinya. Dalam sebuah riwayat bahwa Umar Ibnu Khatab pernah bertanya kepada Ubay Bin Ka‟ab tentang makna takwa. Ubay bertanya , “apakah anda pernah melewati sebuah jalan yang banyak duri ? Umar

menjawab , “Aku akan waspada dan bersungguh-sungguh .” Ubay berkata itulah makna takwa.

(55)

keinginan syahwat, kerakusan, ketakutan, harapan terhadap orang yang tidak memiliki harapan. Takwa kepada Allah, disamping bisa memenuhi hati seorang mukmin dengan rasa takut kepada Allah dan merasa diawasi oleh Nya adalah sumber keutamaan sosial. Berikut ini adalah bebrapa contoh tentang pengaruh takwa dalam perangai individu pada tingkah lakunya :

a). Abdullah bin Dinar berkata, “aku keluar bersama Umar bin Khatab menuju Mekkah, kemudian kami berhenti untuk istirahat. Saat itulah kami melihat pengembala. Kemudian Umar berkata “wahai pengembala, milik siapa kambing-kambing ini ? Ia menjawab. Aku adalahh seorang budak. Umar bertanya kembali “katakan saja ke majikanmu seekor serigala telah membunuhnya.

Pengembala tersebut kembali menjawabnya “ Dimanakah Allah ?

kemudian Umar menangis mendengar jawaban tadi. Ia lalu berjalan bersama budak tersebut lalu berjalan dengan bersama budak tersebut lalu membelinya dari majikan dan memerdekakanya. Umar berkata engkau telah diselamatkan dengan kata-katmu ini, aku berharap kata-katamu ini, aku berharap kata-kata itu bisa menyelamatkanmu di akhirat.”

2). Persaudaraan

(56)

siapa saja yang terkait kepadanya karena akidah Islam, keimanan dan ketakwaan. Rasa persaudaraan yang jujur akan melahirkan kelemahlembutan yang sebenarnya pada diri seorang muslim yang membentuk sikap positif. Seperti tolong menolong, mendahulukan orang lain, kasih sayang, dan memaafkan. Orang yang memiliki jiwa persaudaraan akan mengambil sikap menjauhi hal-hal yang membahayakan orang lain.

Islam mengusung nilai persaudaraan karena Allah menjelaskan tuntutan dan konsekuensinya dalam banyak ayat dan hadist. Allah Ta‟ala

berfirman :

ْ نُكهلَعَلَْ هاللَّْاوُقهتاَوْ نُك يَوَخَأْ َي يَبْاوُحِل صَأَفٌْةَو خِإْ َىوٌُِه ؤُو لاْاَوهًِإ

َْىوُوَح رُت

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (Q.S.Al-Hujarat 49: 10)

(57)

a) Diriwayatkan oleh Al-Hakim di dalam Mustadrak bahwa Muawiyah bin Abi Sofyan diutus dengan membawa delapan puluh ribu dirham kepada Aisyah yang saat itu sedang berpuasa dan mengenakan selembar kain yang telah usang. Kemudian Aisyah membagi-bagikan kepada orang fakir dan miskin, sehingga tidak tersisa sedikitpun. Kemudian pembantunya berkata “wahai Umul Mukminin, apakah kalian tidak membeli sepotong daging dengan satu dirham untuk berbuka Aisyah menjawab, Wahai anakku, jika engkau mengingatkanku niscaya akan aku lakukan.

3). Kasih sayang

Kasih sayang adalah perasaan halus di dalam hati, kelembutan dalam sanubari, dan kepekaan perasaan simpati kepada orang lain dan lemah lembut kepada mereka. Kasih sayang merupakan perasaan yang membuat orang mukmin menjauh dari tindakan menyakiti orang lain, menjahui kejahatan, serta menjadi sumber kebajikan dan keselamatan atas manusia seluruhnya.

(58)

ةبحملا

ىلع مى نيذلا سانلا بحأ .ةبحملا للها لبق نم ابوبحم نوكي فوس

لاب نوكي فوس ضرلأا

تاوامسلا يف ابوبحم كش

“Orang orang yang senang mengasihi akan dikasihi oleh Allah yang maha

Mengasihi. Kasihilah orang yang ada di bumi niscaya kalian akan dikasihi di langit”.

Rasulullah telah menghukumi orang-orang yang tidak peduli terhadap kasih sayang bahwa mereka kelak akan celaka. Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu Daud Nabi bersabda :

ءاسؤبلا نم لاإ ةدوم يأ عفرت نل

“Tidaklah kasih sayang itu akan dicabut kecuali dari orang-orang yang celaka”

(59)

kemudian Allah mengampuninya. Pintu neraka juga terbuka pada kisah seorang wanita yang mengurung kucing sampai mati. Ia tidak memberinya makan dan melarangnya untuk mencari serangga.

Berikut ini adalah beberapa contoh tentang pengaruh kasih sayang dalam masyarakat Islam :

a). Umar bin Khatab pada masa jahiliyah terkenal sebagai orang yang garang dan keras. Tatkala cahaya kasih sayang Islam telah menerangi hatinya, ia melihat dirinya akan bertanggung jawab dihadapan Allah terhadap seekor keledai yang tersungkur tanah karena ia tidak memberikan jalan kepadanya.

b). Abu bakar Ashidiq ketika berpesan dan memberi wasiat kepada sekelompok pasukan Usamah bin Zaid, berkata, “janganlah kalian

membunuh wanita, orang tua renta, dan anak kecil. Janganlah kalian menebangi pohon kurma dan menebangi pohon yang berbuah. Janganlah menganggu tempat peribadatan mereka, biarkanlah mereka dengan perbuatanya itu.”

4). Itsar (mengutamakan orang lain)

(60)

juga merupakan penopang utama dalam mewujudkan jaminan sosial dan perwujudan kebaikan bagi anak manusia.

Perilaku mengutamakan orang lain secara sukarela dan kelemahlembutan sosial yang tampak dalam budi pekerti orang-orang anshar yang tidak akan kita dapati tandinganya sepanjang sejarah manusia. Kaum-kaum Anshar telah berserikat dengan saudar-saudara mereka kaum Muhajirin yang telah terancam agamanya dan diusir dari tanah kelahiranya, sehingga mereka tidak lagi memiliki bekal apapun. Kaum Anshar sungguh menjadikan kaum Muhajirin sebagai saudara. Mereka bersedia menolong, bahkan mendahulukan saudaranya dari pada kepentingan diri sendiri dalam berbagai aspek kehidupan. Jika salah seorang dari keduanya meninggal maka mereka saling mewarisi.

Berikut adalah beberapa gambaran perilaku Itsar dalam masyarakat Islam genrasi pertama :

a). Al-Ghazali menyebutkan didalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin Ibnu Umar yang berkata “Aku menghadiahkan kepala kambing kepala

(61)

b). Zainab binti Jahsy Al-Asadiyah ibunda kaum mukminin mendapat julukan Ummul Masakin karena sikap itsar. Diriwayatkan oleh Ibnu Sa‟ad di dalam Athabaqat bahwa bahwa Barzah binti Baiti

menceritakan, tatkala harta pemberian datang, Umar bin Khatab mengirimkan bagian untuknya. Tatkala orang yang membawa harta tadi mendatanganinya ia berkata, “semoga Allah mengampuni Umar. Saudara-saudara perempuanku lebih berhak mendapatkan bagian ini dari pada aku‟ Mereka mwnjawab „ini semuanya

untukmu. Ia menjawab subhanalloh ia menutupi wajahnya kemudian berkata, „tutuplah dengan kain dna singkirkanlah‟

4). Memaafkan Orang Lain

Memaafkan adalah perasaan dalam hati yang menumbuhkan sikap toleran hati yang menumbuhkan sikap toleran dan tidak menuntut hak pribadi, meskipun orang yang memusuhi itu orang Zalim.

(62)

اَم ُفْصِنَف ًةَضيِرَف َّنُهَل ْمُتْضَرَ ف ْدَقَو َّنُىوُّسَمَت نَأ ِلْبَ ق نِم َّنُىوُمُتْقَّلَط نِإَو

ُبَرْ قَأ ْاوُفْعَ ت نَأَو ِحاَكِّنلا ُةَدْقُع ِهِدَيِب يِذَّلا َوُفْعَ ي ْوَأ َنوُفْعَ ي نَأ َّلاَإ ْمُتْضَرَ ف

ٌريِصَب َنوُلَمْعَ ت اَمِب َوّللا َّنِإ ْمُكَنْ يَ ب َلْضَفْلا ْاُوَسنَت َلاَو ىَوْقَّ تلِل

“Jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika istri-istrimu itu memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha melihat segala apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Baqarah 2 :237)

Karakteristik seorang mukmin ialah mempunyai akhlak yang lembut, suka memaafkan dan toleran, sesungguhnya akan menjadi contoh yang akan diikuti dalam kelemahlembutan, ketinggian akhlak dan kelembutan dalam bersikap. Beriku contoh sikap lemah lembut dan toleran dalam kehidupan para Warrasatulanbiya’ diantaranya :

a). Abdullah Bin Tahir berkata, “pada suatu hari aku berada di sisi khilafah Makmun. Ia memanggil pembantunya „wahai pembantu‟

(63)

untuk kedua kalinya dengan suara keras. Maka, seorang budak Turki masuk dan berkata. Apa tidak boleh bagi seorang budak untuk sekedar makan atau minum ? setiap kali kami pergi dari sisimu anda selau berteriak, wahai budak. sampai beberapa kali. Kemudian khalifah makmun menundukan kepalanya beberapa lama hinggga aku hampir mengira ia akan memerintahkan aku membunuh budak tersebut. Ia kemudian melihat ke arahku dan berkata, wahai hamba Allah, jika seseorang itu baik akhlaknya maka akan jelek akhlak pembantunya. Kita tidak mungkin bisa membongkar akhlak kita untuk memperbagus aklah pembantu kita.”

(64)

َنيِحِلاَّصلا ىَّلَوَ تَ ي َوُىَو َباَتِكْلا َلَّزَ ن يِذَّلا ُوّللا َيِّيِلَو َّنِإ

„‟jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma‟ruf, sertavberpaling dari orang-orang yang bodoh (QS.Al-A‟Raf 7 :199)

Riwayat diatas merupakan perwujudan akhlak yang agung. Mereka tidak akan memiliki sifat memaafkan, berlapang dada dan memaklumi orang lain yang salah kecali karena keutamaan yang mereka dapatkan dari penyeru pertama, yaitu Rasulullah SAW. Mereka bersikap dengan suri tauladan dari akhlak nabi. Mereka melaksanakan arahan-arahan dari beliau sehingga akhlak menadi luhur melebihi aklak orang biasa dan para budak.

5). Keberanian

(65)

Gambaran keberanian tercetuskan dalam pribadi Abu Bakar yang dikenal memiliki keimanan yang paling kuat setelah Rasulullah. Keimanan Abu Bakar menjadi permisalaan sikap yang menjadikan seorang Umar terkenal kuat Umar berkata “Demi Allah, sekiranya keimanan Abu Bakar

diimbang dengan keimanan umat manusia maka akan berat keimanan Abu Bakar.”

Keberanian dan keteguhan sikap Abu Bakar setel itu terlihat ketika kaum Muslimin meragukan pemberangkatan pasukan Usamah bin Zaid yang telah disiapkan Raulullah untuk berangkat ke Syam sebelum beliau wafat. Kaum Muslimin meminta Abu Bakar untuk menggugurkan pemberankatan. Mereka beralasan sepeninggal beliau akan terjadi banyak gejolak di kalangan umat Islam. Akan tetapi Abu Bakar menjawab dengan tegas. Sekiranya ada binatang buas yang maumerkam, maka akan aku berangkatkan pasukan Usamah sebagaimana yang telah diperintahkan Nabi. Aku tidak akan melepaskan ikatatan rasulullah.

Jihat yang mulia adalah mengucapkan kebenaran dihadapan penguasa yang sewenag-wenang. Dalam rangka jihat orang-orang yang gugur dijalan kebenaran menjadi para syuada karena berjalan atas keberanian

Diriwayatkan oleh muslim dalam shahihnya bahwa Ubadah bin Shamit berkata „Kami berbaiat kepada Rasulullah untuk senantiasa

(66)

melepaskan hak itu dari pemiliknya, kecuali engkau melihat kekufuran yang nyata. Dan hendaknya kami mengatakan kebenaran dimanapun kami berada dan tidak takut celaan.

b.Menjaga Hak Orang Lain

Islam mengajarkan dasar-dasar pendidikan yang utama didasarkan pada kejiwaan yang berkaitan dengan akidah dan terikat dengan ketakwaan. Pendidikan sosial akan menjadi sempurna dengan makna yang tinggi dan tujuan yang sempurna. Maka masyarakat akan tumbuh dengan jiwa tolong menolong, ikatan persaudaraan yang kuat dan etika yang luhur. Terjaganya hak-hak masyarakat karena berkaitan dengan dasar-dasar kejiwan yang mulia. Diantara hak-hak sosial yang yang wajib ditanamkan kepada peserta didik diantaranya :

1). Hak orang tua

(67)

a). Ridha Allah berada dalam keridhaan kedua orang tua

Diriwayatkan oleh Al-Bukhori di dalam Al-Adab Al-Mufrad bahwa ibnu Abbas berkata, Rasulullah bersabda “tidaklah seorang

muslim yang mempunyai kedua orang tua yang muslim senantiasa berbakti kepadanya kecuali Allah akan membukakan baginya dua pintu surga. Bila orang tuanya tinggal seorang maka ia mendapat satu pintu. Dan jika dari salah satunya marah maka Allah tidak akan ridha.” Ada yang bertanya, meskipun keduanya dhalim, ya meskipun keduanya dzalim. di dalam subulussalam disebutkan riwayat dari Abdullah bin Amar bin Ash bahwa Nabi beersabda :

ِدِلاَوْلا ِطَخَس يِف ِّبَّرلا ُطَخَسَو ،ِدِلاَولا ىَضِر يِف ِّبَّرلا ىَضِر

“Ridha Allah berada pada keridhaan kedua orang tua dan murka

Allah berada di kemurkaan kedua orang tua.”

b). Berbuat baik keduanya lebih baik daripada jihad fi sabililah

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abdullah bin Umar :

ِلَمَعْلا ُّيا ملسو ويلع للها ىلص َّيِبَّنلا ُتْل َاَس لاق ٍدوُعْسَم نب للها ُدْبَع

ِنْيَدْلاَوْلا ُّرِب َّمُث:لاق يا مث :لاق اَهِتْقَو ىلع ُة َلاَّصلا :لاق للها ىلا ُّبَحَا

(68)

Artinya: “ Dari Abdullah bin Mas‟ud r.a. ia berkata: “Saya

bertanya kepada Nabi saw: amal apakah yang paling disukai oleh

Allah Ta‟ala?” beliau menjawab: “shalat pada waktunya. “saya

bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berbuat baik

kepada kedua orang tua. “ saya bertanya lagi: “kemudian apa?”

beliau menjawab: “ berjihad (berjuang) di jalan Allah.” (H.R.

Bukhari dan Muslim).

c). Mendoakan mereka setelah tiada dan memuliakan teman dekatnya

ْاوُفْوَأَو ُهَّدُشَأ َغُلْ بَ ي ىَّتَح ُنَسْحَأ َيِى يِتَّلاِب َّلاِإ ِميِتَيْلا َلاَم ْاوُبَرْقَ ت َلاَو

ًلاوُؤْسَم َناَك َدْهَعْلا َّنِإ ِدْهَعْلاِب

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

kasih sayang dan ucapkanlah, wahai tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”(Q.Sal-Isra‟ 17 :24)

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majjah dan Al-Hakim dari Malik bin Rabi‟ah ia berkata tatkala kami beerada

(69)

Salamah kemudian berkata, wahai Rasulullah apakah masih ada kebaikan yang bisa aku lakukan untuk kedua orang tuaku setelah sepeninggalnya? Nabi menjawab ya, ada. Mendoakan keduanya, meminta ampunan, melaksanakan janji-janjinya, memuliakan temanya, menyambung tali persaudaraan yang tidak dapat dihubungkan kecuali keduanya.”

d). Mendahulukan bakti kepada ibu terlebih dahulu kemudian bapak

Hak ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Hurairah, seseorang datang untuk menjumpai Rasulullah lalu bertanya kepada beliau :

َكَّمُأ : لاق ؟ ُّرَ بَأ ْنَم : ُتْلُ ق ، َكَّمُأ : لاق ؟ ُّرَ بَأ ْنَم ! ِللها َلوسر اي

َّمُث ، كابأ : لاق ؟ ُّرَ بَأ ْنَم : ُتْلُ ق ، َكَّمُأ : لاق : ُّرَ بَأ ْنَم : ُتْلُ ق ،

َبَرْ قَلأاَف َبَرْ قَلأا

“Siapakah orang yang berhak mendapatkan perlakuan baik

(70)

Pertama, perhatian seorang ibu saat mengandung, melahirkan, menyusui, menagani urusan anak dan mendidiknya yang ukurannya lebih banyak dari pada bapak. Hal ini telah diperintahkan di dalam Al-Qur‟an :

يِف ُوُلاَصِفَو ٍنْىَو ىَلَع اًنْىَو ُوُّمُأ ُوْتَلَمَح ِوْيَدِلاَوِب َناَسنِْلْا اَنْ يَّصَوَو

ُريِصَمْلا َّيَلِإ َكْيَدِلاَوِلَو يِل ْرُكْشا ِنَأ ِنْيَماَع

“Dan kami perintahkan manusia untuk berbuat baik kedua orang

ibu bapaknya. Ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dn menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kedua ibu bapakmu. Hanya kepada kaulah kembalimu (QS.Luqman 31 :14)

(71)

bergerak. Kemudian kejadian ini disampaikan kepada Nabi, maka beliau bertanya, Apakah ia masih mempunyai kedua orang tua? dijawab, Ayahnya telah meninggal, sedangkan ibunya sudah tua.” Kemudian beliau mengutus untuk memanggil

ibunya. Ketika sudah tiba, beliau menanyakan keadaanya kepada ibu tersebut. Maka sang ibu menjawab, wahai rasulullah, ia menunaikan solat begini dan begitu, Bagaimana hubunganmu dengannya? sang ibu menjawab, ia lebih mementingkan istrinya dari pada aku dan menaatinya dalam segala hal.” Kemudian

beliau bersabda, kemarahan ibunya telah menghalangi nya untuk mengucapkan la illahaillallah,” kemudian beliau bersabda “wahai bilal” pergilah kumpulkanlah kayu bakar yang banyak,

aku akan membakarnya dengan api,”

Mendengar sabda beliau, sang ibupun berkata, wahai rasulullah, dia anak buah hatiku. Apakah engkau akan membakar dihadapanku? bagaimana mungkin hatiku kuat. Nabi bersabda “apakah engkau senang Allah mengampuninya?

billa benar Ridhai dia. Kemudian wanita itu mengangkat tangan seraya berkata, “aku bersaksi kepada Allah dan

(72)

pergi dan ketika ia tiba di depan rumah Al maqamah. Ia mendenar laillahaillallah . Al qamah meninggal pada hari itu. Setelah dikubur beliau bersabda “wahai kaum muhajirin dan

anshar, barang siapa yang mendahulukan istrinya dari pada ibunya, ia akan dilaknat Allah dan tidak akan diterima tobat dari Allah SWT.

e). Adab berbakti kepada orang tua

Pendidik yang hendak mendidik anak-anak agar memahami etika dan sikap yang baik terhadap orang tua. Semisal tidak berjalan di depan mereka, tidak memanggil dengan nama mereka secara langsung, tidak mendahului untuk duduk, tidak membantah. Dasar dalam menjaga adab Allah berfirman :

َّنَغُلْ بَ ي اَّمِإ اًناَسْحِإ ِنْيَدِلاَوْلاِبَو ُهاَّيِإ َّلاِإ ْاوُدُبْعَ ت َّلاَأ َكُّبَر ىَضَقَو

اَمُىْرَهْ نَ ت َلاَو ٍّفُأ آَمُهَّل لُقَ ت َلاَف اَمُىَلاِك ْوَأ اَمُىُدَحَأ َرَ بِكْلا َكَدنِع

ًلاْوَ ق اَمُهَّل لُقَو

اًميِرَك

“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

(73)

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan mengatakan perkataan „ah‟ dan jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

(Q.S Al-Isra‟ 17 : 23)

f). Jangan pernah durhaka

Mendurhakai orang tua artinya bermaksiat, mmenyelisihi, dan tidak melaksanakan hak-hak yang semestinya ditunaikan. Diantara bentuk kedurhakaan adalah :

(1). Anak menatap wajah ayahnya dengan pandangan sinis dan marah.

(2). Anak memandang dirinya sama dengan Ayahnya.

(3). Anak enggan mencium tangan dan mengagungkan orang tua.

(4). Anak tertipu oleh kedudukan dirinya, sehingga ia merasa malu untuk mengenalkan nama ayahnya.

2). Hak Kerabat

Kerabat merupakan orang-orang yang terikat oleh hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Dalam syariat disebut dengan istilah arham

(74)

Pertama, Arahim dari kata Ar-rahman. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadist Qudsi. Abu daud dan Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf bahwa dia pernah mendengar Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Allah :

طبري نم مث .يمسا نم امسا تداعأو محرلا تقلخ انأ .ميحرلا انأو للها انأ

وعم وتقلاع عطق ناك ايأو طبر فوس انأ

“Aku adalah Allah dan Aku Yang Maha Pengasih. Aku menciptakan rahim

dan aku mengembalikan satu nama dari nama-ku. Maka barang siapa yang menyambung niscaya aku menyambung dan barang siapa memutuskan hubungan dengannya.”

(75)

dan membentangkan tangan untuk memberi pertolongan kepada orang fakir disekelilingnya.

3). Hak Tetangga

Hak tetangga merupakan salah satu unsur penting yang harus dipahami pendidik. Secara istilah tetangga merupakan mereka yang tinggal disekitar anda dengan jarak empat puluh rumah, dari segala arah. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang harus ditunaikan. Semua hak tetangga dalam Islam terletak pada empat hal tidak menyakiti tetangga, melindungi dari orang-orang yang berbuat jelek, bermuamalah dengan baik serta membalas kejahatannya dengan kelembutan dan pemaafan.

a). Tidak menyakiti tetangga

Pengertian menyakiti mempunyai makna yang bermacam macam diantaranya mencuri, menghina, memaki, dan lain sebagainya. Tindakan yang paling berbahaya adalah mencuri, berzina, dan pelanggaran kehormatan. Hal ini sebagaimana yang ditetapkan Rasulullah ketika menganjurkan para sahabat untuk mengajarkan amalan yang palingutama.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Athabrani dari Miqdad bin Aswad. Rasulullah bersabda kepada para sahabat, “apa pendapat kalian tentang zina? Mereka menjawab, zina adalah perbuatan yang diharamkan Allah dan Rasulnya. Maka Rasulullah berkata, “seorang yang berzina dengan

(76)

berzina dengan istri tetangga.” Kemudian Rasulullah bertanya kembali, “Apa pendapat kalian tentang mencuri” Mereka menjawab, mencuri adalah perbuatan yang diharamkan Allah dan Rasul. Maka Rasulullah bersabda, “sesungguhnya seseorang yang mencuri disepuluh rumah

(selain tetangganya itu lebih ringan dosanya daripada mencuri di rumah tetangganya.”

b). Melindungi tetangga

Dalam Islam, melindungi tetangga merupakan pancaran kesucian jiwa, bahkan akhlak yang mulia. Kemulian akhlak seseorang dapat terlihat pada kesediaan membantu meringankan musibah yang menimpa tetangganya. Dalam tradisi Arab melindungi tetangga merupakan kebanggaan yang paling ditonjolkan.

c). Berbuat baik kepada tetangga

(77)

berbuat baik kepada tetangga adalah mengupayakan hubungan baik dengan mereka sekuat tenaga.

d). Menanggung kesusahan tetangga

Salah satu keutamaan akhlak seseorang apabila lia ia tidak berbuat dzalim kepada tetangga. Dan merupakan keutamaan pula apabila menolongnya dari tangan-tangan jahat, adapun ada keutamaan yakni memaafkan kesalahan kekeliruan dan perbuatan buruk. Al-Hariri mengingatkan dalam Muqamat, “Aku tetap melindungi tetangga walaupun ia berbuat jahat.”

Al-Bazzar dan Athabrani meriwayatkan dari Abdullah bin Shamit, Rasulullah bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat mengangkat derajat seseorang ? sahabat menjawab, tentu wahai Rasulullah. Kemudian beliau bersabda, “Bersiakp lemah lembut kepada musuhmu, maafkankanlah orang

yang berbuat dzalim kepadamu, berilah orang yang tidak memberimu dan sambunglah kembali ikatan orang yang telah memutuskan hubungan denganmu.”

Referensi

Dokumen terkait

Analisa yang dilakukan meliputi analisa fisik ( cooking time, cooking loss, tensile strength, warna) dan analisa kimia (pH, kadar air, kadar kurkumin).. Berdasarkan

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu diadakan pengabdian kepada masyarakat berupa penendampingan pengelolaan taman hutan raya dengan mengadakan pelatihan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kombinasi pupuk organik cair bio-stimulator dengan pupuk NPK yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung

Penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil kognitif siswa, hasil penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model

Menurut Lurah Kelurahan Ketawanggede Kota Malang yang menyatakan dalam mengembangkan strategi pembanguna kelurahan maka terlebih dahulu menganalisa hasil usulan yang diajukan

Data kemampuan komunikasi matematis siswa, Data kemampuan komunikasi yang digunakan diperoleh dari hasil posttest yang dilakukan diakhir pembelajaran pada kelas VII-D

2 (2019) 200 Berdasarkan hasil survey, observasi awal dan wawancara di SDN Tenggerejo II Kec.Kedungpring Kab.Lamongan proses pembelajaran matematika masih bersifat teacher

Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X7 SMA Negeri 2 Siak Hulu untuk KD 5.1 Memahami pernyataan