• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stase Neurofisiologi-EMG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Stase Neurofisiologi-EMG"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Baarid Luqman Hamidi

Pembimbing :

dr. Diah Kurnia Mirawati Sp.S(K)

Stase Neurofisiologi-EMG

Disorders of Neuromuscular and Muscle

PPDS I ILMU PENYAKIT SARAF

FK UNS-RSUD Dr. Moewardi

Surakarta

2014

David C.Preston, Barbara E Shapiro

©2013 Elsevier Inc

(2)

Pembahasan meliputi

4 penyakit NMJ

Myasthenia gravis

LEMS

Botulism

Congenital myasthenia

3 contoh kasus

Karakteristik klinis

Evaluasi elektrofisiologi

(3)
(4)
(5)
(6)

Karakteristik klinis

Penyakit autoimun

Ig G menyerang NMJ

nicotinic Asetylcholin

8-15% pasien dgn klinis MG

kasus seronegative

40-50%

antibodi MuSK (+)

Karakteristik

:

kelemahan otot extraocular

awalnya sering asimetrik,

pupil tidak terpengaruh

Kelemahan otot bulbar

kesulitan

menelan,mengunyah,berbicara (fluency masih bagus)

Kelemahan otot gerak

proximal dan simetris

Anti MuSK MG

perempuan, usia muda

kelemahan oculobulbar berat

Kelemahan leher, bahu dan otot respirasi dgn (-) atau

sedikit kelemahan okular

(7)

Evaluasi elektrofisiologi

1. Study NCV

1. CMAP normal

2. Jika CMAP rendah/borderline, ulangi simulasi distal

stlh 10 detik exercise

menyingkirkan presinaptik

NMJ disorder

2. RNS dan exercise testing

1. Slow RNS setidaknya pada 1 proximal dan 1 distal

saraf motorik

2. Jika ada decrement >10%

ulangi utk memastikan

3. Jika decrement signifikan(-), exercice 1 menit, dan

RNS ulang pada 1,2,3,4

4. Jika ada decrement pada tiap test

exercise 10

detik,segera ulangi RNS

3. Needle EMG

1. Lakukan pada otot distal dan proximal

2. Pada pasien yang severe-moderat

polipasic MUAP

yang kecil/tidak stabil dan banyak.

3. Harus menyingkirkan gangguan denervasi dan ggx

miotonik

4. Single Fiber EMG (SF-EMG)

1. Lakukan Jika semua hasil tes diatas normal

2. Extensor digitorum communis

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

LAMBERT–EATON

(14)

Karakteristik klinis

Gangguan yang dimediasi sistem imun

Penurunan ACH dari terminal presinaptik

antibodi IgG paa presinaptik P/Q-type VGCC

Karakteristik Klinis :

Pada usia dewasa 70 % laki-laki (>20 th), >40

th

laki2 perokok, SCLC

60 % LEMS

Kelemahan dan fatigue pada otot proximal

(extremitas bawah), refleks tendon

Keluhan otonom (mulut kering)

Paresthesia sensorik transient

(15)

Evaluasi elektrofisiologi

1. Study NCV

1. Saraf motorik dan sensorik ( 1 ext atas dan 1 ext

bawah)

2. Amplitudo CMAP

rendah/borderline, NCV dan

latesi normal

2. RNS dan exercise testing

Pada RNS frekuensi tinggi (30-50 Hz)

1. Increment > 40 %, banyak pasien LEMS > 100 %

2. Increment 40%-100

equivocal pada ggx

presinaptik

3. Lakukan RNS pada 1 proximal dan 1 distal

Pada slow RNS

Decrement dapat terjadi pada

LEMS

1. Needle EMG

1. Lakukan pada otot distal dan proximal, pada otot

yg lemah

2. Hasil

normal

3. MUAP -> unsteble/kecil, polifasik

2. Single Fiber EMG

tidak

1. Pada LEMS

NMJ disorder

2. Tidak dapat membedakan LEMS dgn ggx NMJ yang

lain

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

Karakteristik klinis

Exotoxin clostridium botulinum

blok pada pengeluaran ACH

presinaps pada sinap somatik dan autonom

bloakde pada NMJ

dan parasimpatik

Berhubungan dengan pengolahan makanan yang tidak tepat

exotoxin berkembang (makanan kaleng/ikan)

Berhubungan dengan luka

obat IV

8 strain botulism

type A,B,E, dan F

Karakteristik Klinis :

gejala muncul dalam 2-72 jam post infeksi

Mual,muntah, nyeri perut diikuti pandangan kabur,diplopia,disartria

Kelemahan otot descending progresif

flasid, arefleksia

quadriparesis, kelemahan otot pernafasan

Oftalmoplegia

50% kasus tdp paralisis pupil

Disfungsi parasimpatik

ileus, hipersalivasi

Berlangsung progresif 1-2 minggu, membaik perlahan dlm bbrp

bulan

(22)

1. Study NCV

1. Saraf motorik dan sensorik ( 1 ext atas dan

1 ext bawah)

2. Amplitudo CMAP

rendah/borderline,

NCV dan latensi normal

2. RNS dan exercise testing

Pada RNS frekuensi tinggi (30-50 Hz)

1. Increment > 100 % pada kebanyakan

pasien botulism

2. Severe botulism

tidak tdp fasilitasi,

incrrement (-)

Pada slow RNS

decrement

3. Needle EMG

1. Lakukan pada otot distal dan proximal,

pada otot yg lemah

2. Hasil

abnormal

3. 4-5 hari

denervasi (fibrilasi,positif sharp

wave)

4. MUAP

unstabil,pendek,kecil dan

polifasik

(23)
(24)

CONGENITAL MYASTHENIC

SYNDROMES

(25)

Karakteristik klinis

Defek herediter pada transimisi NMJ

Berbeda dgn Neonatal MG

self limited

Terjadi setelah persalinan atau awal

kanak-kanak

gejala seperti autoimun MG

Dibagi dalam subgrup :

Presinaptik

Sinaptik

Postsinaptik

Tjd krn : defek pada ACHR subunit, mutasi

(26)

Evaluasi elektrofisiologi

Gambaran Heterogen

SF-EMG

abnormal

Slow RNS

decrement

Pasien dgn defeisiensi

asetilcholinesterase atau abnormal ion

channel post sinaps

single impuls

Karakteristik : memerlukan pemeriksaan

morfologi dan analisis elektrofisologi in

vitro

biopsi otot

(27)
(28)

KASUS 34-1

Seorang wanita

22 tahun

dirujuk untuk

fatigue dan

kelemahan seluruh tubuh. Dua bulan yang lalu, ia

merasakan kelemahan ringan setelah berolahraga

di gym. Baru-baru ini, terdapat

perubahan suaranya

setelah berbicara selama beberapa menit. Selama

beberapa hari terakhir, ia mengeluh

penglihatan

ganda intermiten dan kelopak mata kiri tertutup

sendiri saat malam hari.

Pada pemeriksaan, ada ptosis ringan saat upgaze 1

menit. Disamping itu, ada kelemahan otot

ekstraokular atau bulbofacial. Suara normal. Massa

dan tonus otot normal. Ada kelemahan ringan dari

otot proksimal pada keempat ekstremitas, termasuk

ekstensor leher

.

Refleks tendon dalam dan sensasi

normal seluruh.

(29)
(30)
(31)

karakteristik

MG

LEMS

Botulism

myasthenia

Congenital

klinis

Onset subakut subakut akut kongenital/prediatrik

Ocular Sx

(+) (+) / (-) (+) (+) Bulbar Sx (+) (+) / (-) (+) (+) / (-)

Reflexes Normal* menurun Normal* Normal* Autonomic Sx - (-) (+) / (-) (+) (-)

Sensory Sx - (-) (+) / (-) (-) (-) GI sx - (-) (-) (+) (-)

Elektrofisiologi

CMAP at Rest Normal Normal menurun menurun normal Decrement: 3 Hz (+) (+) (+) (+)*

Increment : 50 Hz (-) (+) (+), kecuali ada blocking parah (-) SF-MG meningkat/ jitter blocking jitter meningkat/ blocking jitter meningkat/

blocking jitter meningkat/ blocking Repetitiv CMAP (-) (-) (-) (+)*

EMG :

Fibrilasi/positif wave - (-) (-) (+) (-) EMG: MUAP normal/ SSP normal/SSP normal/SSP normal/SSP normal/SSP

(32)

Mengapa tidak ada decrement pada N.ulnaris, sedangkan pada

N.accesorius ada?

pada MG lebih sering menyerang otot proximal

Bagaimana agar terdapat decrement yang lebih besar pada

pemeriksaan N.ulnaris?

Dgn mengggerakkan abductor digiti minimi, dan

memperpanjang exercice diikuti RNS 1,2,3,4 menit

Apakah NCS dan elektromiografi pada kasus ini konsisten

dengan diagnosa LEMS?

tidak, pada LEMS akan terdapat increment, buka decrement

Makna dari Unstable Motor Unit Action Potential?

unstable MUAP berhubungan dengan ketidak stabilan NMJ, pada

gangguan NMJ, MUAP tidak bisa optimal

Apa yang yang terjadi pada decrement ketika angota gerak

dingin?

pada suhu dingin, decrement tidak muncul. Suhu harus dijaga

pada temperatur 32

⁰ C

(33)

KASUS 34-2

Seorang wanita

59 tahun

dirujuk dengan riwayat kelemahan

selama 8 bulan . gejala Timbul

tiba-tiba

, dengan perlahan-lahan

kelemahan memburuk lebih 2 sampai 3 bulan, diikuti oleh

stabilisasi. Dia mengeluh

kesulitan naik dan turun tangga dan

keluar dari kursi yang rendah

. Secara keseluruhan, ia merasa

sangat lelah.

Tidak ada mati rasa atau kesulitan menelan atau

berbicara

. Sebelumnya dia telah konsultasi ke dua ahli saraf.

Setelah menjalani dua pemeriksaan EMG, didiagnosis

penyakit

neuron motorik dan Guillain-Barré syndrome.

Riwayat merokok (+)

Pada pemeriksaan neurologis,

status mental dan

saraf cranialis

yang normal

. Pemeriksaan motorik menunjukkan

kelemahan

moderat pada otot proksimal dari atas dan ekstremitas bawah

bilateral dengan massa dan tonus otot normal. Kekuatan distal

normal. Tendon refleks yang dalam hypoactive. pemeriksaan

sensorik normal.

Waddling gait (+)

. tes koordinasi normal. Tidak

ada fatigabilitas patologis yang muncul

(34)
(35)
(36)
(37)

karakteristik

MG

LEMS

Botulism

myasthenia

Congenital

klinis

Onset subakut subakut akut kongenital/prediatrik

Ocular Sx

-

(+) (+) / (-) (+) (+) Bulbar Sx - (+) (+) / (-) (+) (+) / (-)

Reflexes Normal* menurun Normal* Normal* Autonomic Sx + (-) (+) / (-) (+) (-)

Sensory Sx - (-) (+) / (-) (-) (-) GI sx + (-) (-) (+) (-)

Elektrofisiologi

CMAP at Rest Normal Normal menurun menurun normal Decrement: 3 Hz - (+) (+) (+) (+)* Increment : 50 Hz (-) (+) (+), kecuali ada blocking parah (-)

SF-MG meningkat/ jitter blocking jitter meningkat/ blocking jitter meningkat/

blocking jitter meningkat/ blocking Repetitiv CMAP (-) (-) (-) (+)*

EMG :

Fibrilasi/positif wave - (-) (-) (+) (-) EMG: MUAP normal/ SSP normal/SSP normal/SSP normal/SSP normal/SSP

(38)

Diagnosis klinis yang paling mungkin?

Dengan adanya riwayat merokok  SCLC

Yang paling mungkin adalah LEMS

Apakah diagnosa motor neuron disease

dan GBS tepat?

Tidak tepat

Diagnosa motor neuron disease/GBS mungkin

didasarkan pad klinis subakut, ggx motorik, areflexia

dan CMAP yang rendah, EMG tidak mendukung ke

demyelinating neuropathy, tidak adanya denervasi

maupun reineravasi

menyingkirkan motor neuron

disease

(39)

KASUS 34-3

Seorang wanita

40 tahun

merasakan

disfagia dan sakit yang

tenggorokan

setelah makan malam. Dalam

beberapa jam,

dengan cepat

terdapat

diplopia dan dysarthria, diikuti dengan

cepat oleh kelemahan bifacial, ptosis, dan gangguan pernapasan.

Pemeriksaan neurologis

menunjukkan keterbatasan tatapan

horisontal

dan

upgaze

.

Respon pupil buruk

terhadap cahaya dan

akomodasi. Terdapat kelemahan

bifacial, ptosis, disartria, dan

disfagia, dan kelemahan proksimal lebih besar dari distal otot

.

Refleks tendon dalam (-)

.pemeriksaan neurologis lain, termasuk

status mental dan sensasi, normal.

Tidak ada riwayat paparan toksin, perjalanan baru-baru ini,

gigitan serangga , virus penyakit, ataupun vaksinasi.

Tes Laboratorium menunjukkan kimia darah DBN dan

pemeriksaan cairan serebrospinal normal. didiagnosis dengan

sindrom Guillain-Barré atipikal. Keadaan memburuk meskipun

sudah dua kali menerima plasma exchange.

(40)
(41)
(42)

karakteristik

MG

LEMS

Botulism

myasthenia

Congenital

klinis

Onset akut subakut subakut akut kongenital/prediatrik

Ocular Sx

+

(+) (+) / (-) (+) (+) Bulbar Sx + (+) (+) / (-) (+) (+) / (-)

Reflexes - Normal* menurun Normal* Normal* Autonomic Sx + (-) (+) / (-) (+) (-)

Sensory Sx - (-) (+) / (-) (-) (-) GI sx + (-) (-) (+) (-)

Elektrofisiologi

CMAP at Rest menurun Normal menurun menurun normal Decrement: 3 Hz - (+) (+) (+) (+)* Increment : 50 Hz + (-) (+) (+), kecuali ada blocking parah (-)

SF-MG meningkat/ jitter blocking jitter meningkat/ blocking jitter meningkat/

blocking jitter meningkat/ blocking Repetitiv CMAP (-) (-) (-) (+)*

EMG :

Fibrilasi/positif wave + (-) (-) (+) (-) EMG: MUAP normal/ SSP normal/SSP normal/SSP normal/SSP normal/SSP

(43)

Apakah temuan klinis dan elektrofisiologis konsistent dengan diagnosa

MG atau LEMS?

tidak,

MG

tidak ada autonomic disfunction, tdp decrement

LEMS

needle EMG pada LEMS normal

Diagnosa lain yang mungkin?

GBS

NCS study menunjukkan demyelinating,blok konduksi

tics paralysis

tidak ada increment sement

Poliomyelitis

demam, biasanya paralysis asimetrik

porphyria

disertai dengan abdominal pain dan gangguan psikiatri

keracunan organophospat

tidak ada miosis dan fasikulasi, incremnt (-)

Kenapa F response tidak ada?

F respon tidak didaptkan karn amplitudo CMAP tll rendah

Bagaimana hubungan patofisiologi dengan temuan elektrofisiologi pada

botulism?

Toxin Botulism

mengikat termina saraf kolinergik presinap

menurunkan jumlah ACH pad terimanal saraf motorik maupun autonom

exercise testing

meningkatkan pelepasan ACH dan tingginya potensial

endplate

increment

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Kesejahteraan subjektif pada subjek satu dipengarungihi oleh faktor yang paling dominan diantaranya adalah faktor peristiwa hidup yang menyenangkan, kepuasan kerja

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Paritas, Dan Usia Ibu Hamil

Berdasarkan struktur produksi perusahaan di Jepara dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu: (1) perusahaan terpadu, yang menghasilkan produk jadi atau produk setengah

Pembaca yang budiman, instrumen pembiyaan sistem resi gudang (SrG) yang dikembangkan pemerintah kian hari kian dirasakan manfaat ekonomisnya. Hal itu terbukti dengan terbitnya

ng isang mambabasa ang teksto, siya ay may taglay nang ideya sa nilalaman ng ng isang mambabasa ang teksto, siya ay may taglay nang ideya sa nilalaman ng teksto mula sa.. teksto

Berikut beberapa gejala ketidaklengkapan (incompleteness). Sebagian data dikembalikan ke pemakai karena sumber dokumennya atau isian formulirnya tidak lengkap. Pengawas

Manfaat apa saja dari deposito berjangka rupiah di Bank BTN

Penelitian oleh Younis et al (2010) , menunjukkan bahwa pasien dengan DM yang terkontrol tetap memiliki risiko tinggi menderita penyakit jantung koroner dibandingkan dengan