• Tidak ada hasil yang ditemukan

Erna Tri Wahyuningsih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Erna Tri Wahyuningsih"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 EFIKASI DIRI DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA

DI KOTA SEMARANG

(Academic Procrastination and Self-Efficacy of Students In Semarang City)

Erna Tri Wahyuningsih

Fakultas Psikologi Universitas Semarang

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efiksi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Semarang. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 159 mahasiswa di Kota Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu incidental sampling.

Data penelitian dikumpulkan dengan dua skala yaitu Skala Prokrastinasi Akademik dan Skala Efikasi Diri. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Semarang dengan nilai(rxy = -0,33) dan p = 0,679 (p > 0,05).

Kata kunci : prokrastinasi akademik, efikasi diri, mahasiswa di Kota Semarang

Abstract

The purpose of this study correlation between self eficacy and academic procrastination in college students. The hypothesis of this study is a negative correlation between self-efficacy and academic procrastination in college students in the Semarangcity. Subjects in this research were 159 students in Semarang. Taken by incidental technique sampling.

The data of this study were collected by using two scales, Academic Procrastination Scale andSelf-Efficacy Scale. Data analyzed by Product Moment Correlation technique. The results show thata significant negative correlation between self-efficacy and academic procrastination in college students in Semarang t (rxy = -0.33) and p = 0.679 (p> 0.05).

(2)

2 Pendahuluan

Pembelajaran di Perguruan Tinggi berbeda dengan belajar di bangku SMA. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi waktu, teknik pembelajaran maupun tujuannya. Oleh karena itu, mahasiswa yang baru menginjak pendidikan ke Perguruan Tinggi perlu mengadakan penyesuaian diri dengan situasi belajar, teknik, serta metode yang digunakan dalam pengajaran. Apabila mahasiswa tersebut tidak dapat beradaptasi dengan baik, maka akan muncul beberapa persoalan atau hambatan yang mengganggu kelancaran dalam masa perkuliahan.

Sebagai mahasiswa tugas pokok utamanya adalah mengikuti kegiatan akademik setiap mahasiswa studi di Perguruan Tinggi serta dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Mahasiswa dituntut mempunyai tingkat kedisiplinan, kreativitas, dan etos kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya agar dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Mahasiswa diharapkan dapat menempuh studinya dengan baik di Perguruan Tinggi agar dapat ilmu yang bermanfaat bagi dirinya kelak. Kehidupan mahasiswa sebenarnya dibentuk dan

dikarakterisasi dengan adanya beberapa deadline tugas yang diberikan oleh para dosen yang akhirnya membawa sejumlah besar tanggung jawab pada diri mahasiswa seperti bagaimana harus membuat tepat waktu tugas agar dapat terselesaikan dengan baik, kemudian bagaimana untuk belajar yang efektif dan efisien sehingga tidak cepat stress dan prestasi akademik yang bagus dapat diraih dalam proses pembelajaran.

Ellis dan Knaus (dalam Husetiya, 2000: 4) mengemukakan bahwa hampir 70% mahasiswa dari kampus Amerika melakukan prokrastinasi. Prawitasari (2012: 89) menambahkan salah satu tugas akademik yang menjadi ajang penunda-nundaan adalah skripsi. Tidak semua mahasiswa mampu menyelesaikan skripsi tepat waktu. Pengamatan selama 15 semester (2002-2007) terhadap 1502 wisudawan di sebuah perguruan tinggi swasta di Jawa Timur menunjukkan bahwa 938 wisudawan (59,3%) menyelesaikan skripsi pada bulan terakhir pendaftaran wisuda. Untuk periode wisuda antara 2000-2003, tak kurang dari 83% wisudawan tergolong lambat menyelesaikan skripsi (lebih

(3)

3 dari dua semester). Mahasiswa yang

tepat waktu berjumlah sekitar 13%, dan hanya 4% yang mampu menyelesaikan skripsi dalam satu semester.

Hasil pengambilan data melalui wawancara kepada beberapa mahasiswa dengan jumlah 10 pada tanggal 22-23 Januari 2013 dan 01,05,06 Februari 2013 diketahui 9 mahasiswa melakukan prokrastinasi. Mahasiswa banyak menggunakan waktunya untuk melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan, penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, dan , kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Kondisi demikian menjadikan mahasiswa dapat dikatakan sebagai prokrastinator akademik.

Menurut Bandura (1997: 3), efikasi diri adalah keyakinan dalam kemampuan seseorang untuk melakukan dan melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan pencapaian seperti yang diharapkan. Bandura (dalam Feist dan Feist, 2011: 212) menyatakan efikasi diri adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai tugas

tertentu. Teori belajar sosial menyatakan bahwa permulaan dan pengaturan transaksi dengan lingkungan, sebagian ditentukan oleh penilaian efikasi diri. Orang cenderung menghindari situasi-situasi yang diyakini melampaui keyakinan kemampuannya, tetapi dengan penuh keyakinan mengambil dan melakukan kegiatan yang diperkirakan dapat diatasi. Efikasi diri mengarahkan individu untuk menghindari lingkungan dan kegiatan, memperlambat perkembangan potensi dan melindungi persepsi diri yang negatif dari perubahan yang membangun.

Hasil pengambilan data melalui wawancara kepada 10 orang mahasiswa pada tanggal 22-23 Januari 2013 dan 01,05,06 Februari 2013 diketahui 9 dari 10 mahasiswa menanamkan efiksasi diri yaitu kemampuan yang diyakini mahasiswa untuk menyelesaikan suatu tugas perkuliahan. Efikasi diri dapat dikatakan jika efikasi tinggi maka individu memiliki kepercayaan dan kemampuan bahwa dirinya mampu menyelesaikan tugas serta siap menghadapi kesulitan, dan begitu sebaliknya.

(4)

4 Mahasiswa yang memiliki

efikasi diri yang tinggi, akan mencoba melakukan berbagai tindakan dan siap menghadapi kesulitan-kesulitan, hal ini diasumsikan bagi mahasiswa yang dalam setiap perkuliahan dibebankan tugas-tugas yang memerlukan banyak energi dan seringkali menyita perhatian yang cukup serius, dan seringkali mengalami berbagai kesulitan untuk menyelesaikan tugas, maka efikasi mahasiswa sangat menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan dan seberapa bertahan dalam menghadapi rintangan dan pengalaman yang menyakitkan dalam tugas-tugas perkuliahan. Semakin kuat persepsi efikasi diri mahasiswa maka semakin giat dan tekun usaha-usaha dalam menyelesaikan tugas. Ketika menghadapi kesulitan, mahasiswa mempunyai keraguan yang besar tentang kemampuannya akan menunda usaha-usaha atau menyerah sama sekali. Seseorang yang memiliki perasaan efikasi yang kuat menggunakan usaha yang lebih besar untuk mengatasi tantangan dan menyelesaikan tugas-tugas.

Tugas perkuliahan adalah salah satu bentuk belajar mahasiswa untuk mencapai suatu ketercapaian. Dalam

kuliah namun kenyataannya tugas perkuliahan ini menjadi salah satu masalah pada mahasiswa. Adanya faktor internal dan faktor eksternal pada dalam individu. Burka dan Yuen (2008: 155) menyatakan faktor prokrastinasi akademik muncul karena memiliki keyakinan yang rendahpada kemampuan, tugas aversiveness yaitu mengharapkan bahwa proses akan menjadi sulit atau hasilnya akan tidak menyenangkan, dan pengaturan diri yang sulit, keadaan fisik seperti kelelahan, memiliki kecemasan

terhadap kemampuannya,

perfeksionis, kurangnya percaya diri, takut gagal, dan susah mengambil keputusan. Serta regulasi diri yang kurang baik. Faktor efikasi diri berada pada faktor lemahnya psikis individu karena ketika prokrastinasi terjadi karena motivasi yang rendah dan malas.

Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk menunda atau sama sekali menghindari tanggung jawab, keputusan,atau tugas yang perlu dilakukan (Haycock, McCarthy, & Skay 1998, Tuckman dan Sexton 1989; dalam LaForge:1).Menurut Lay (dalam LaForge: 1), prokrastinasi berarti menunda itu yang diperlukan

(5)

5 untukmencapai beberapa tujuan.

Solomon dan Rothblum (1984: 503) mendefinisikan prokrastinasi sebagai tindakansia-sia untuk menunda tugas akademik ke titik mengalami ketidaknyamanan subyektif. Prokrastinasi melibatkan mengetahui bahwa seseorang seharusnya untuk melakukan suatu kegiatan, dan bahkan mungkiningin melakukannya, namun gagal untuk memotivasi diri untuk melakukan aktivitas dalam yang diinginkan atauwaktu yang diharapkan (Senecal, dkk, 1995: 607).

Milgram (dalam Ferrari, 1995: 1) menyatakan bahwa prokrastinasi akademik bukan hanya penyimpangan manusia, salah satu dari banyak contoh di masa orang gagal untuk mengejar kepentingan mereka dengan cara yang efisien dan produktif. Ini merupakan disfungsi kemampuan manusia yang menentukan dalam menghadapi tugas-tugas yang menumpuk setiap hari dalam memo atau dalam pikiran individu. Steel (dalam Patrzek, dkk, 2012: 185), prokrastinasi akademikdidefinisikan sebagaisengajamenundatugas-tugas akademik meskipun diharapkan akanlebih buruk. Prokrastinasi merupakan sikap yang memperlambat kemajuan dan kadang sekaligus

mengubah arah hidup seseorang (Basco, 2012: 27). Tryhus (2012: 2), mendefinisikan prokrastinasi akademik adalahtindakan ataukebiasaanmenunda-nunda tugasataumenundasesuatuyang membutuhkanperhatian khusus. Keinginan untuk menghindari aktivitas, melakukan penundaan sampai ke sana nanti dan penggunaan alasan untuk membenarkan penundaan pembuatan dan menghindari kesalahan (Ellis dan Knaus dalam Popoola, 2005: 60). Wolters (2003: 179), prokrastinasi akademik merupakan kegagalan dalam mengerjakan tugas dalam kerangka waktu yang diinginkan atau menunda mengerjakan tugas sampai saat-saat terakhir.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi akademik merupakan perilaku penundaan tugas yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang dalam memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan bidang akademik.

Menurut Milgram (dalam Ferrari, 1995: 11), aspek-aspek prokrastinasi meliputi:

a. Suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan.

(6)

6 b. Menghasilkan akibat-akibat lain

yang lebih jauh.

c. Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasisebagai tugas yang dipersepsikan.

d. Menghasilkan keadaan emosi. Menurut Eysenk (dalam Ferrari, 1995: 82) menyatakan prokrastinasi akademik meliputi:

a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas

b. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

c. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan.

Efikas Diri

Menurut Bandura (1997: 3), efikasi diri adalah keyakinan dalam kemampuan seseorang untuk melakukan dan melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan pencapaian seperti yang diharapkan. Alwisol (2009: 287), menyatakan bahwa efikasi diri merupakan persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Efikasi diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan tindakan yang

diharapkan. Menurut Bandura (1986: 391), mendefinisikan efikasi diri adalah sebagai penilaian seseorang tentang kemampuan dirinya untuk melakukan suatu tindakan dalam mencapai jenis tugas yang diharapkan.Efikasi diri tidak dianggap keterampilan, melainkan apa yang saya percaya saya bisa melakukannya dengan keterampilan saya dalam kondisi tertentu. itu berkaitan bukan dengan kepercayaan saya tentang kemampuan saya untuk melakukan tindakan motorik tertentu dan sepele tapi dengan keyakinan saya tentang

kemampuan saya untuk

mengkoordinasikan dan mengatur keterampilan dan kemampuan dalam mengubah dan menantang situasi (Snyder dan Lopez, 2002: 278).

Baron dan Byrne (2003: 183), efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan atau kompetensinya atas kinerja tugas yang diberikan, mencapai tujuan, atau mengatasi sebuah hambatan. Efikasi diri cenderung konsisten sepanjang waktu, tetapi bukan berarti tidak berubah. Umpan balik positif terhadap kemampuan diri seseorang meningkatkan efikasi diri. Pervin (dalam Smet, 1994: 189) efikasi diri adalah kemampuan yang dirasakan

(7)

7 untuk membentuk perilaku yang

relevan pada tugas atau situasi tertentu.

Fungsi efikasi diri akademik menurut Bandura (1986: 393-394) yaitu:

a. Menentukan tindakan yang harus dipilih.

Keputusanyang melibatkanpilihan kegiatantertentuyangsebagian

ditentukan

olehpenilaiankeberhasilanpribadi. b. Menentukan besarnya dan

lamanya usaha

Individu yang mempunyai efikasi diri yang tinggi cenderung menunjukan usaha dan ketahanan yang lebih serta menampilkan perilaku dengan relatif lebih baik dari pada individu yang mempunyai efikasi diri rendah.

c. Mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosi

Individu yang mempunyai efikasi diri yang kuat cenderung akan memilih mengerjakan tugas dengan suasana hati yang lebih menyenangkan daripada individu yang mempunyai efikasi diri rendah.

Berdasarkan pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan yang ada pada individu untuk mengorganisasikan, mengontrol dan melakukan

serangkaian tindakan dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki secara efektif dan berhasil memperoleh hasil seperti yang diharapkan.

Baron dan Byrne (2003: 186) menyatakan efikasi diri ada beberapa aspek, antara lain:

a. Efikasi diri akademis

Berhubungan dengan keyakinan mahasiswa akan kemampuannya melakukan tugas-tugas, mengatur kegiatan belajar mereka sendiri, dan hidup nndengan harapan akademis mereka sendiri dan orang lain.

b. Efikasi diri sosial

Berhubungan dengan keyakinan mereka akan kemampuannya membentuk dan mempertahankan hubungan, asertif, dan melakukan kegiatan di waktu senggang.

c. Efikasi diri kontrol diri

Berhubungan dengan kemampuan menolak tekanan teman sebaya dan mencegah kegiatan beresiko tinggi.

Menurut Bandura (1997: 42-43) ada tiga dimensi efikasi diri yang dikemukakan,yang terdiri dari:

a. Level (Tingkatan)

Dimensilevel berkaitan tingkat dari kesulitan suatu situasi atau tugas yang diyakini oleh individu bahwa tugas

(8)

8 yang sulit tersebut masih dapat

diselesaikan atau dihadapi. b. Generality (Generalisitas)

Dimensigenerality berhubungan dengan tingkat harapan seseorang yang digeneralisasikan pada banyak situasi yang mirip atau tidak terbatas hanya pada kejadian-kejadian tertentu.

c. Strength (Kekuatan)

Dimensistrength berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan individu terhadap keyakinan atas kemampuannya dalam menyelesaikan tugas. Semakin kuat perasaan tentang efikasi diri, semakin besar ketetapan hati dan semakin tinggi kemungkinan individu untuk sukses dalam mengerjakan tugas.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa efikasi diri akademik disusun atas tiga dimensi efikasi diri, yaitu tingkatan (level), generalitas (generality), dan kekuatan (strength).

Metode Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang masih aktif kuliah di Kota Semarang. Pengambilan teknik sampel yang digunakan adalah incidental sampling.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah

skala yang berupa pernyataan. Skala yang digunakan adalah Skala Prokrastinasi Akademik dan Skala Efikasi Diri.

Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Semarang.

Hasil dan Pembahasan

Hasil pengujian hipotesismenunjukan bahwa ada hubungan negatif antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Semarang, bersifat indikatif yang masih memerlukan konfirmasi dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Didapat nilai rxy = -0,33 dan p = 0,679 (p > 0,05). Efikasi seseorang sangat menentukan seberapa besar usaha yang dikeluarkan dan seberapa individu bertahan dalam menghadapi rintangan dan pengalaman yang menyakitkan (Muhid, 2009: 580). Ketika menghadapi kesulitan, individu mempunyai keraguan yang besar tentang kemampuannya akan mengurangi usaha-usahanya atau menyerah sama sekali. Individu yang mempunyai perasaan efikasi yang rendah dalam menggunakan usaha

(9)

9 untuk mencapai sesuatu dan untuk

mewujudkan keberadaan diri dalam menyelesaikan suatu tugas perkuliahan.

Menurut Bandura (1997: 3), efikasi diri adalah keyakinan dalam kemampuan seseorang untuk melakukan dan melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan untuk menghasilkan pencapaian seperti yang diharapkan. Efikasi diri akan menumbuhkan mahasiswa bersikap positif, sehingga terhindar dari prokrastinasi akademik. Banyaknya tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa akan dapat diatasi dengan baik dengan adanya efikasi diri karena mahasiswa yakin dengan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat menghindarkan mahasiswa dari terjadinya prokrastinasi akademik.

Hasil penelitian Sabini dan Silver (dalam Hayyinah, 2004: 33) prokrastinasi lebih sekedar kecenderungan, melainkan suatu respon mengantisipasi tugas-tugas yang tidak disukai, atau karena tidak memadainya suatu penguat dan keyakinan yang tidak rasional yang menghambat. Akan tetapi, mereka hanya menunda-nunda untuk mengerjakannya sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tugas dan melalukan aktivitas lain yang menyenangkan daripada menyelesaikan tugasnya.

Putri, dkk (2011: 12) Karakteristik tugas juga dapat menyebabkan perilaku prokrastinasi akademik. Individu cenderung menghindari tugas yang tidak menyenangkan bagi dirinya. Individu secara alami akan menghindari stimuli yang tidak menyenangkan. Semakin situasi tersebut tidak menyenangkan, semakin sering individu tersebut menghindarinya, demikian pula dengan tugas kuliah. Sumbangan variabel efikasi diri terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Semarang 0,1%.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan yaitu ada hubungan negatif antara efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Kota Semarang, yang bersifat indikatif masih memerlukan konfirmasi dalam terdapat penelitian-penelitian selanjutnya (Hadi,2000: 3).

Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melihat hasil penelitian yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut:

(10)

10 1. Bagi peneliti selanjutnya

a. Menggunakan subjek penelitian yang lebih luas lagi dari universitas-universitas lain.

b. Sebaiknya menggunakan jumlah sampel yang proposional baik dari segi usia, jenis kelamin maupun tingkat semester agar mendapatkan hasil yang representatif.

c. Peneliti lain ingin melakukan penelitian sejenis di masa akan datang diharapkan melibatkan faktor-faktor lain dari perilaku prokrastinasi akademik pada mahasisswa sehingga hasilnya diharapkan lebih lengkap dan

lebih jelas dala

menggambarkan perilaku prokrastinasi akademik.

2. Bagi mahasiswa

Diharapkan para mahasiswa menyadari dan menghindari perilaku prokrastinasi akademik dalam bidang akademik.

Daftar Pustaka

Alwisol. 2009.

PsikologiKepribadian.Edisi Revisi. Malang: UMM Press. Bandura, A. 1986. Social Foundation

of Thought and Action: A Social Cognitive Theory. New York: Prentice Hall.

________. 1997. Self Efficacy: The Exercise of Control. New York:W.H.Freeman and Company.

Baron, R.A. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Jilid 1. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa. Ratna Djuwita. Jakarta: Erlangga. Basco, M.R. 2011. Never Say

Later:Cara Ampuh Membunuh Kebiasaan Menunda-nunda. Bandung: Mizan Media Utama. Burka, J.B & Yuen L.M. 2008.

Procrastination: Why You Do It, What to Do It Now. Cambrigde: Da Capo Life Long.

Feist, J& Feist,G. J. 2011. Teori Kepribadian: Theory of Personality. Jakarta: Salemba. Ferrari, J.R., Johnson, J.L., &

McCown, W.G. 1995.

Procrastination and

TaskAvoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum Press.

Husetiya, Y. Hubungan Asertivitas dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.

http://eprints.undip.ac.id/24780/ 1/jurnal1_mima.pdf. Diunduh Hari Sabtu tanggal 2 Juni 2012.

(11)

11 LaForge, M.C.Applying Explanatory

Style to Academic

Procrastination, Clemson University.

Muhid, A. 2009. Hubungan Antara Self-Control dan Self-Efficacy dengan Kecenderungan Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Jurnal Ilmu Dakwah. Vol 18. No 1. April 2009.

Patrzek, P., Carola, G., Stefan F. 2012. Academic Procrastination: The

Perspective of University

Counsellors. Int J Adv

Counselling. Volume 34.

Halaman 185–201.

Popoola, B.I. 2005. A Study of the Relationship Beetwen Procrastinatory Behaviour and Academic Performance of Undergraduate Students in a Nigeria University. The African Symposium: An On Line Journal of African Educational Research.

Prawitasari, E. 2012. Psikologi Terapan. Jakarta : Erlangga. Putri, Wiyanti, dan Priyatama. 2011.

Corelation Betweeen Self Efficacy and academic Procrastination on The Student of Psychlogy Departement Sebelas Maret University Surakarta.Http:/eprints.uns.ac.i d/23467/2/jurnal1.pdf.

Diunduh Hari Sabtu tanggal 09 September 2012.

Senecal, C., & Koestner, R. 1995. Self Regulation and Academic Procrastination. The Journal of

Social Psychology, Volume 135(5), Halaman 607-619. Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan.

Jakarta: Grasindo.

Snyder, C.R., & Lopez, S.J. 2002. Handbook Of Positive Psychology. New York: Oxford University Press

Solomon, L.J., & Rothblum, E.D. 1984. Academic Procrastination: Frequency and Cognitive-Behavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology, Vol. 31, No. 4. Hal 503-509.

Tryhus, C. 2012. Live Life Beyond the Laundry: 7 Strategies to Shift Life From Chaos to Calm. Owatonna: AKA-Publishing. Wolters, C.A. 2003. Understanding

Procrastination From a Self-Regulated Learning Perspective. Journal of Educational Psychology. Volume.95, No.1. Hal 179-187.

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan yang teori dramaturgi yang digagas oleh Goffman, personal branding merupakan bagian dari apa yang pengguna instagram tampilkan pada wilayah

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti bekerjasama dengan guru kolaborasi untuk merencanakan tindakan, antara lain: (1) menentukan Standar Kompetensi dan

Berdasarkan teori tersebut maka pembuatan infografis yang ada dalam video pemasaran PT Gading Megah Jaya akan melalui proses pemilihan warna dengan acuan palet warna dan font

The first theme discussed the three primary challenges were faced by the students in writing English sentences without any grammatical mistakes, challenges in using

Mereka telah digunakan dalam semua budaya sepanjang sejarah untuk mengembalikan keseimbangan dengan memelihara tubuh dan telah memberikan manusia dengan obat dari awal

“ Nilai PH dan Jumlah Bakteri Asam Laktat Kefir Susu Kambing setelah difermentasi dengan Penambahan Gula dengan Lama Inkubasi yang..

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di

Definisi ROV (Remotely Operated Vehicle) menurut Marine Technology Society ROV Committee's dalam "Operational Guidelines for ROVs" (1984) dan The National