DITINJAU DARI TINGKAT PENYESUAIAN PERKAWINAN
PADA ISTRI BRIGIF 1 MARINIR TNI – AL YANG MENJALANI
LONG DISTANCE MARRIAGE
Dwi Rachmawati
Endah Mastuti
Abstract. The research was conducted in order to determine how differences in marital satisfaction levels in terms of the level of marital adjustment on the wives of BRIGIF 1 MARINIR TNI - AL who undergo long distance marriage. The study was conducted on 52 people who are wives of personnel among BRIGIF 1 MARINIR TNI - AL Surabaya. Data retrieval is done by using a marital satisfaction scale and marital adjustment scale. This study used marital satisfaction scale created by Rahmanita Ikhasari (2006) refers to the Enrich Marital Scale (Olson, 2000) and marital adjustment scale refers to the dimensions that exist in dyadic Adjustment Scale (Spainer, 1976). Data analysis was performed using independent sample t-test with SPSS 16.0 for windows. Based on the analysis result, the value of t = 5.062. The significance of 0.00 which means working hypothesis (Ha) is accepted, which means that there are differences in the level of marital satisfaction in terms of the level of marital adjustment on the wives of Brigif 1 MARINES Armed Forces - Navy. My wife has a high level of marital adjustment having marital satisfaction level higher than the level of adjustment is wife.
Keywords: marital satisfaction, marital adjustment, long distance Marriage
Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan tingkat kepuasan perkawinan ditinjau dari tingkat penyesuaian perkawinan pada istri anggota BRIGIF 1 MARINIR TNI - AL yang menjalani long distance marriage. Penelitian ini dilakukan pada 52 orang yang merupakan istri personil di kalangan BRIGIF 1 MARINIR TNI-AL Surabaya. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala kepuasan perkawinan dan skala penyesuaian perkawinan. Penelitian ini menggunakan skala kepuasan perkawinan yang dibuat oleh Rahmanita Ikhasari (2006) mengacu pada alat ukur ENRICH Marital Scale (Olson, 2000) dan skala penyesuaian perkawinan yang mengacu pada dimensi yang ada pada alat ukur Dyadic Adjustment Scale (Spainer, 1976). Analisis data dilakukan menggunakan t-test independent sample dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai t = 5,062. Signifikansi 0,00 yang berarti hipotesa kerja (Ha) diterima yang berarti bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan ditinjau dari tingkat penyesuaian perkawinan pada istri anggota BRIGIF 1 MARINIR TNI – AL. Istri yang memiliki tingkat penyesuaian perkawinan yang tinggi memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang lebih tinggi dibandingkan istri dengan tingkat penyesuaian sedang.
Perkawinan adalah sebuah komitmen legal K e p u a s a n p e r k a w i n a n l e b i h b a n y a k dengan ikatan emosional antara dua orang untuk mempengaruhi kebahagiaan hidup bagi saling berbagi keintiman fisik dan emosional, kebanyakan individu dewasa daripada hal lain berbagi tanggung jawab, dan sumber pendapatan seperti, pekerjaan, persahabatan, hobi, dan (Olson, 2003). Setiap pasangan suami istri aktivitas komunikasi (Newman & Newman, 2006). umumnya menginginkan untuk tinggal bersama Setiap pasangan yang menikah tentunya memiliki di dalam satu rumah namun, ada beberapa tujuan yaitu dapat mencapai kepuasan dalam keluarga yang tidak tinggal bersama di dalam satu perkawinannya. Kepuasan perkawinan itu sendiri rumah dikarenakan berbagai macam hal. Menurut menurut Hawkins (Olson, 2003) adalah perasaan Pusat Studi Hubungan Long Distance 2,9% dari bahagia, kepuasan dan kegembiraan yang pernikahan yang ada di Amerika Serikat menjalani dirasakan secara subjektif oleh pasangan suami hubungan jarak jauh pada tahun 2005. Satu dari istri yang terlibat dalam perkawinan sehubungan sepuluh pernikahan dilaporkan mengalami dengan aspek-aspek yang terdapat pada hubungan jarak jauh pada tiga tahun pertama, ini perkawinannya.
berarti pada tahun 2005, sekitar 3,6 juta orang di Aspek yang diukur dalam kepuasan Amerika Serikat terlibat dalam hubungan jarak perkawinan, antara lain : komunikasi, kegiatan jauh (http://www.waiit.com/Long_Distance_Rel mengisi waktu luang, orientasi keagamaan, ationship_ Statistics). Setiap tahunnya jumlah resolusi konflik, manejemen keuangan, hubungan keluarga yang menjalani hubungan jarak jauh seksual, keluarga dan teman, kehadiran anak dan meningkat. Di Amerika Serikat pada tahun 2000 pengasuhan anak, masalah kepribadian, dan jumlahnya masih 2,7 juta, namun pada tahun 2005 peran egalitarian (Olson, 2000). Aspek-aspek ini jumlahnya meningkat 30% menjadi 3,6 juta juga menjadi masalah pada istri BRIGIF 1 pasangan (Time, 2007). Salah satu pasangan yang MARINIR TNI-AL yang ditinggal suaminya mengalami bentuk pernikahan jarak jauh yang bertugas.
nyata adalah pada pasangan BRIGIF 1 MARINIR Aspek kepuasan perkawinan yang sangat TNI-AL. Segala konflik yang ada di Negara terlihat kurang pada pasangan long distance Republik Indonesia bisa terjadi dimana saja. Jadi, marriage terutama pada pada istri BRIGIF 1 suami yang seorang MARINIR TNI-AL MARINIR TNI-AL yang ditinggal suaminya mengemban tugas negara dan harus siap bertugas adalah kegiatan mengisi waktu senggang kapanpun itu jika ditugaskan kemanapun dan berkaitan dengan bagaimana pasangan berapa lamapun atas perintah negara. Istri tidak meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan, hanya ditinggal sehari ataupun dua hari jika suami pilihan bersama dan harapan-harapan dalam bertugas. Para anggota dapat ditugaskan dengan mengisi waktu senggang bersama pasangan. kurun waktu berbulan-bulan hingga tahunan Kebersamaan ini dinikmati bersama (Henslin &
sesuai dengan penugasan. Miller, 1985). Untuk mencapai kepuasan
Pasangan yang menjalani long distance perkawinan terdapat berbagai faktor yang marriage tentu saja menghadapi masalah yang mempengaruhi, diantaranya adalah penyesuaian berbeda dengan pasangan suami istri yang tinggal diri, komunikasi, kebutuhan seksual, kehadiran bersama. Lebih utama pada masalah komunikasi anak, usia perkawinan, lama pacaran dan keadaan antar pasangan dibandingkan dengan pasangan sosial ekonomi (Papalia, Olds, & Feldman, 2005) yang tinggal serumah. Selain masalah komunikasi, Studi awal tentang keberhasilan perkawinan terdapat juga masalah seperti kurangnya dikonseptualisasikan sebagai penyesuaian dalam dukungan ketika membuat suatu keputusan yang perkawinan. Kriteria keberhasilan meliputi besar (Groves & Horm-Wingerd, 1991), kelelahan kepuasan dan kebahagiaan yang langgeng terhadap peran (Anderson & Spruill, 1992; Gerstel meliputi usaha memupuk saling pengertian dan & Gross, 1982), pekerjaan yang menggangu waktu penyesuaian satu sama lain (Gunarsa, 2003). untuk bersama (Gerstel & Gross, 1982), durasi
perpisahan (Gerstel & Gross, 1982), kurangnya kebersamaan (Winfield, 1985), dan kurangnya kekuatan ego (Winfield, 1985).
Pentingnya penyesuaian sebagai suami atau istri dalam sebuah perkawinan akan berdampak pada k e b e r h a s i l a n h i d u p b e r u m a h t a n g g a . Keberhasilan dalam hal ini mempunyai pengaruh
yang kuat terhadap adanya kepuasan hidup perkawinan, mencegah kekecewaan dan perasaan-perasaan bingung, sehingga memudahkan seseorang untuk menyesuaikan diri dalam kedudukannya sebagai suami atau istri dan kehidupan lain di luar rumah tangga (Hurlock, 2002).
perkawinan dan penyesuaian perkawinan pada pasangan suami istri yang tinggal bersama (Wahyuni, 2007). Tentunya setiap individu yang sudah menikah memiliki tingkat kepuasan dan tingkat penyesuaian yang berbeda dengan individu lainnya. Seperti yang dapat dilihat melalui hasil perhitungan skor setiap invidu pada Kepuasan perkawinan bisa dicapai melalui p e n e l i t i a n s e b e l u m nya . S ko r ke p u a s a n p e n ye s u a i a n p e r k aw i n a n . Pe n ye s u a i a n perkawinan tinggi yang dimiki oleh individu juga perkawinan itu sendiri adalah suatu sikap memiliki skor yang tinggi pula pada penyesuaian bertoleransi antara individu dengan pasangannya perkawinannya, namun ada juga yang skor yang masing-masing harus rela berkorban dari kepuasannya tinggi namun skor penyesuaiannya kepentingan pribadi untuk kepentingan bersama. tidak dalam kategori tinggi, begitu pula seblaiknya Sikap toleransi ini yang dibutuhkan untuk istri (Wahyuni, 2007). Seperti yang dijelaskan oleh seorang angkatan laut yang menjalani long Spainer (1976), kepuasan perkawinan atau distance marriage untuk dapat lebih memahami kebahagiaan dalam perkawinan adalah komponen dan mengerti tugas-tugas dari suaminya. dari penyesuaian perkawinan dan asumsinya jika Pasangan suami istri biasanya harus seseorang dengan penyesuaian perkawinan yang melakukan penyesuaian perkawinan terutama baik akan menggambarkan kepuasan perkawinan pada tahap awal perkawinan atau awal tahun yang baik pula, kebalikannya jika seseorang perkawinan (Hurlock, 1990). Tahap ini adalah dengan penyesuaian perkawinan yang buruk masa perkenalan dan penyesuaian diri bagi kedua dapat menggambarkan ketidakpuasan dalam belah pihak. Tahun-tahun pertama ini biasanya perkawinan.
sangat sulit untuk dilalui karena pasangan muda Pada penelitan yang dilakukan Mathews ini tidak dapat mengantisipasi tekanan yang (2002), terdapat berbagai perbedaan skor pada mungkin timbul dalam perkawinan. Suami istri setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan harus saling belajar satu sama lain untuk saling perkawinan, seperti halnya pada penyesuaian mengenal untuk dapat menjalani peran baru perkawinan, usia perkawinan, jumlah anak, sebagai suami, istri, ataupun sebagi orang tua. kepuasan seksual, dan gender. Melihat penelitian Tahap ini berlangsung antara usia perkawinan nol sebelumnya dan ditambah dengan kondisi mereka
hingga 10 tahun. tidak sedang tinggal bersama, pada penelitian kali
Spanier (1976) menyebutkan bahwa ini penulis tertarik untuk meneliti apakah benar penyesuaian dalam perkawinan merefleksikan ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan perasaan dan pertanyaan tentang bagaimana ditinjau dari penyesuaian perkawinan yang interaksi, komunikasi dan konflik yang dialami dilakukan istri TNI Angkatan Laut khususnya oleh pasangan suami istri. Adapun dimensi pada satuan BRIGIF 1 MARINIR yang sedang penyesuaian perkawinan dari Spanier (1976) menjalani long distance marriage. Dan adalah : Konsensus antar pasangan yaitu terkait bagaimanakah gambaran kepuasan perkawinan dengan tingkat kesepakatan antar pasangan suami dan penyesuaian perkawinan pada istri yang istri tentang hal-hal yang penting dalam menjalani long distance marriage berdasarkan perkawinan; Kepuasan antar pasangan, usia, usia perkawinan, jumlah anak dan menyangkut tingkat kepuasan antar pasangan kepangkatan suami.
suami istri; Kohesivitas antar pasangan,
ditunjukkan dengan solidaritas pasangan suami
Kepuasan Perkawinan
istri; Ekspresi cinta, ditunjukkan dengan K e p u a s a n P e r k a w i n a n a d a l a h persetujuan pasangan suami istri dalam kebahagiaan dalam perkawinan, kesepakatan mengungkapkan perasaan cinta dan hubungan akan nilai-nilai yang ada, prioritas dan peraturan
seksual. keluarga bagi pasangan dalam perkawinan,
Pada penelitian sebelumnya telah ditemukan keterlibatan emosional dengan anak-anak, dan ada hubungan yang positif antara kepuasan
PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI BRIGIF 1 MARINIR TNI – AL YANG MENJALANI LONG DISTANCE MARRIAGE
berbagai perasaan lain, ekspresi verbal dan METODE PENELITIAN tingkah laku yang menjadi ciri evaluative dari
suatu hubungan (Hendrick&Hendrick, 1992). Aspek yang digunakan untuk mengukur kepuasan perkawinan adalah komunikasi, kegiatan mengisi waktu luang, orientasi keagamaan, resolusi konf lik, manejemen keuangan, hubungan
seksual, keluarga dan teman, kehadiran anak dan Penelitian ini menggunakan pengasuhan anak, masalah kepribadian, dan skala kepuasan perkawinan yang dibuat oleh peran egalitarian (Olson, 2000). Rahmanita Ikhasari (2006) mengacu pada alat ukur ENRICH Marital Scale (Olson, 2000) yang telah diuji validitas butir dan nilai reliabilitasnya
Penyesuaian Perkawinan
0,9597. Skala penyesuaian perkawinan yang Penyesuaian perkawinan adalah proses
mengacu pada dimensi yang ada pada alat ukur membiasakan diri pada kondisi baru dan berbeda
Dyadic Adjustment Scale (Spainer, 1976) yang telah sebagai hubungan suami istri dengan harapan
diuji validitas butir dan nilai reliabilitasnya 0,907. bahwa mereka akan menerima tanggungjawab
Subjek yang ada dalam penelitian ini adalah istri dan memainkan peran sebagai suami istri
dari personil BRIGIF 1 MARINIT TNI-AL yang (Douval& Miller, 1985). Dimensi penyesuaian
sedang menjalani long distance marriage atau perkawinan menurut Spanier (1976) adalah :
sedang ditinggal suami bertugas diluar kota Konsensus antar pasangan yaitu terkait dengan
ataupun luar negeri selama kurun waktu lebih dari tingkat kesepakatan antar pasangan suami istri
satu bulan dan masih dalam usia perkawinan 0 – 10 tentang hal-hal yang penting dalam perkawinan;
tahun. Total jumlah subjek yang ada dalam Kepuasan antar pasangan, menyangkut tingkat
penelitian ini adalah 52 orang. metode analisis kepuasan antar pasangan suami istri; Kohesivitas
pada penelitian ini menggunakan t-test antar pasangan, ditunjukkan dengan solidaritas
independent sample dengan bantuan SPSS 16.0 for pasangan suami istri; Ekspresi cinta, ditunjukkan
windows. dengan persetujuan pasangan suami istri dalam
HASIL DAN BAHASAN mengungkapkan perasaan cinta dan hubungan
Hasil uji hipotesis menggunakan teknik seksual.
Independent T-test adalah sebagai berikut:
Variabel yang ada pada penelitian ini adalah kepuasan perkawinan sebagai variabel terikat (y) dan penyesuaian perkawinan sebagai variabel bebas (x), penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket Skala Kepuasan Perkawinan dan Skala Penyesuaian Perkawinan sebagai alat pengumpul data.
Tabel Hasil Uji Hipotesis
Group Statistics
penyesuaian N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean kepuasan tinggi 46 266.78 23.516 3.467
PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI BRIGIF 1 MARINIR TNI – AL YANG MENJALANI LONG DISTANCE MARRIAGE
Levene's Test for Equality
of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Kepuasan Perkawinan Equal variances assumed .061 .805 5.062 50 .000 51.449 10.163 31.035 71.863 Equal variances not assumed 5.244 6.514 .001 51.449 9.812 27.893 75.005
Berdasarkan hasil analisis yaitu nilai t sebesar baik akan menggambarkan kepuasan perkawinan 5,062 dan signifikansi 0,000 menunjukkan adanya yang baik pula, kebalikannya jika seseorang perbedaan terkait kepuasan perkawinan pada istri
dengan penyesuaian perkawinan yang buruk anggota BRIGIF 1 MARINIR TNI-AL yang
dapat menggambarkan ketidakpuasan dalam menjalani long distance marriage Adanya
perkawinan. perbedaan ini dapat digeneralisasikan pada subjek
penelitian ini, yaitu istri anggota BRIGIF 1 Pasangan atau pun individu yang tingkat kepuasan MARINIR TNI-AL yang menjalani long distance yang tinggi memiliki kemampuan dalam
marriage dengan rentang usia perkawinan 0 penyesuaian perkawinan yang tinggi pula. Dan
sampai dengan 10 tahun. seperti yang dijabarkan oleh Papalia (1995), Untuk Dari hasil analisis deskriptif menunjukan mean mencapai kepuasan perkawinan terdapat berbagai
yang dimiliki oleh subjek pada kelompok faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah penyesuaian perkawinannya tinggi, mean penyesuaian diri, komunikasi, kebutuhan seksual, kepuasan perkawinannya sebanyak 266,78 kehadiran anak, usia perkawinan, lama pacaran sedangkan subjek pada kelompok penyesuaian dan keadaan sosial ekonomi.
p e rk aw i n a n nya s e d a n g m e a n ke p u a s a n S e m u a p a s a n g a n s u a m i i s t r i te n t u nya p e r k aw i n a n n y a s e b a n y a k 2 1 5 , 3 3 d a p a t menginginkan suatu kebahagiaan dalam disimpulkan adanya perbedaan kepuasan perkawinan dan memiliki kesepakatan akan nilai-perkawinan ditinjau dari kelompok penyesuaian nilai yang ada, atau yang biasa disebut kepuasan perkawinan yang tinggi maupun sedang. Hal ini perkawinan (Hendrick & Hendrick, 1992). Suatu sesuai dengan apa yang dijabarkan oleh Spainer perkawinan tidak pernah terlepas dari masalah. (1976), kepuasan perkawinan atau kebahagiaan Begitupun yang dialami oleh pasangan yang dalam perkawinan adalah komponen dari menjalani long distance marriage seperti pada istri penyesuaian perkawinan dan asumsinya jika anggota BRIGIF 1 MARINIR TNI-AL. Seperti seseorang dengan penyesuaian perkawinan yang komunikasi, kurangnya dukungan ketika
membuat suatu keputusan yang besar Rollins dan H. Fieldman, kepuasan perkawinan (Groves & Horm-Wingerd, 1991) , kelelahan pada istri lebig tinggi ketika sudah memiliki anak terhadap peran, pekerjaan yang menggangu waktu dibanding yang belum memiliki anak. Dan seperti untuk bersama, durasi perpisahan, penurunan yang ada pada penelitian ini, sebesar 82,5% subjek kompetensi sebagai profesional (Gerstel & Gross, dengan yang sudah memiliki anak lebih tinggi 1984; Winfield, 1985), kurangnya kebersamaan, kepuasan perkawinannya daripada yang belum kurangnya kekuatan ego (Winfield, 1985). memiliki anak.
Dalam menghadapi masalah yang dialami, Konsep peran merupakan salah satu faktor yang d i p e r l u k a n s u a t u k e m a m p u a n d a l a m mempengaruhi penyesuaian perkawinan, yaitu menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. setiap lawan pasangan mempunyai konsep yang Penyesuaian perkawinan itu sendiri adalah proses
pasti mengenai bagaimana seharusnya peranan membiasakan diri pada kondisi baru dan berbeda
seorang suami dan istri, setiap orang sebagai hubungan suami istri dengan harapan
menggarapkan pasangannya memainkan bahwa mereka akan menerima tanggung jawab
perannya dengan baik (Hurlock,1997). Saat suami dan memainkan peran sebagai suami istri (Duvall
dan Miller, 1985). Terlebih lagi pada tahun-tahun sedang menjalankan perannya sebagai kepala awal pernikahan yaitu pada usia perkawinan 0-10 rumah tangga yang mencari nafkah melalui tahun pasangan suami istri harus melakukan pekerjaannya yang mengharuskan dia untuk pergi penyesuaian perkawinan dan ditambah dengan atau tidak tinggal dalam kurun waktu yang cukup harus tinggal terpisah atau menjalani long
lama sebagai seorang tentara, harusnya istri dapat
distance marriage.
lebih memahami dan menerima akan tanggung Agar individu yang menjalani long distance
jawab suami, agar terhindar dari konflik dan marriage dapat menghindari konflik yang bisa
tercapai kepuasan perkawinan. mengakibatkan ketidakpuasan dalam perkawinan
makan memang diperlukan adanya penyesuaian SIMPULAN DAN SARAN
perkawinan. Seperti yang dikatakan oleh Saxton Berdasarkan hasil penelitian serta analisa (1986), masalah-masalah yang muncul dalam data yang telah dilakukan, maka penulis menjalani perkawinan adalah masalah dalam mendapatkan sebuah kesimpulan yang dapat proses penyesuaian. Hal ini terjadi karena menjawab pertanyaan penelitian ini. Terdapat pasangan kurang mampu memberdayakan dirinya adanya perbedaan tingkat kepuasan perkawinan untuk menerima kelebihan sekaligus kekurangan ditinjau dari tingkat penyesuaian perkawinan pada pasangan. istri anggota BRIGIF 1 MARINIR TNI-AL yang Penyesuaian yang baik akan tercipta jika menjalani long distance marriage. Istri yang antara suami maupun istri sama-sama berusaha memiliki tingkat penyesuaian perkawinan yang untuk memberi dan menerima cinta, dimana hal- tinggi memiliki tingkat kepuasan perkawinan hal yang harus diperhatikan dan berpengaruh yang lebih tinggi dibandingkan istri dengan terhadap penyesuaian perkawinan antara lain tingkat penyesuaian sedang.
adalah konsep pasangan ideal, pemenuhan Sesuai dengan penjabaran di atas, maka kebutuhan, kesamaan latar belakang, minat, saran yang dapat diberikan antara lain: (1) Saran kesamaan nilai, konsep peran, serya perubahan bagi pasangan suami istri kalangan BRIGIF 1 pola hidup (Hurlock, 1997) MARINIR TNI-AL adalah penyesuaian pernikahan Menurut Hurlock (1997), salah satu berhubungan erat dengan aspek kepuasan penunjang dalam penyesuaian perkawinan adalah perkawinan masing-masing pasangan. Oleh masa dimana menjadi orang tua, jika anak pertama sebab itu adanya penyesuaian mengenai cara lahir pada tahun pertama perkawinan dan pandang dan persamaan kebahagiaan perlu pasangan suamis istri belum bisa melakukan dilakukan, demi mendapatkan kebahagiaan penyesuaian diri akan dapat menimbulkan stres, dalam berumah tangga Untuk istri, ketika konflik namun jika penyesuaian sudah dengan baik ada dan suami sedang bertugas keluar kota
dilakukan akan dapat menimbulkan kepuasan perkawinan. Seperti yang ada pada penelitian B.C
maupun keluar negeri, pasangan dapat penggalian data secara mendalam dan lebih menemukan solusi yang baik. Untuk suami yang terperinci. Menggunakan subyek penelitian yang sedang bertugas hendaknya terus menjaga cakupannya lebih luas untuk dibandingkan komunikasi dan ikut mendukung dan sama-sama dengan hasilnya. Seperti mengambil sampel melakukan penyesuaian dalam pernikahan agar responden yang berdomisili diluar Kota Surabaya kedua belah pihak dapat merasakan kepuasan atau secara keseluruhan dari anggota TNI perkawinan. (2) Saran bagi penelitian selanjutnya Angkatan Laut, sehingga hasil penelitian adalah penelitian ini masih memiliki banyak merupakan hasil yang tergeneralisasi.Pada alat kendala-kendala maupun kekurangan dalam ukur penyesuaian perkawinan yang berdasarkan berbagai hal. Hasil dari penelitian ini juga masih pada dyadic adjustment scale milik Spainer (1976) dianggap dasar dan hanya merupakan hasil dari tidak dapat digunakan terpisah untuk istri atau perhitungan statistik saja. Untuk mendapatkan suami saja, melaikan untuk pasangan suami istri. gambaran yang lebih luas lagi dapat dilakukan
PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI BRIGIF 1 MARINIR TNI – AL YANG MENJALANI LONG DISTANCE MARRIAGE
PUSTAKA ACUAN
Anderson A, E. & Spruill W, J. (1992). The Dual-Career Commuter Family: A Lifestyle on the move. th
Douval, E.M; Miller, B.C. (1985). Marriage and Family Development 6 Edition. New York: Haper & Raw Publisher. Inc
Gerstel, N. & Gross, H. E. (1982). Commuter marriages: A review. Dalam Gross, H. & Sussman, Marvin B. (Eds). Marriage and family review (5th ed). New York: Haworth Press
Groves, M.M., & Horm-Wingerd, D.M. (1991). Commuter marriage: Personal, family and career issues.
Sociology & Social Research, 75,212-217.
Gunarsa, D. (2003). PsikologiUntukKeluarga. PT. BPK GunungMulia.
Hendrick, & Hendrick, S. (1992). Liking, Loving and Relating. 2nd. California : Brooks Company Pacific Grove.
Henslin, J. M. & Miller, B. C. (1985). Marriage and family in A Changing Society. Newyork : Macmillan, Inc. Hurlock, E. B. (1991). PsikologiPerkembangan :SuatupendekatanSepanjangRentangKehidupan.
EdisiKelima, Jakarta :Erlangga. I
Ikhasari, R. (2006). Perbedaan Tingkat Kepuasan Perkawinan pada Suami Istri Ditinjau dari Gaya
Penyelesaian Konflik Dimasa Awal Pernikahan. Skripsi. Fakulatas Psikologi Universitas
Airlangga.
Mathews, M. (2002). Study of Factor Contributing To Marital Satisfaction. University of Zululand
Newman & Newman. (2006). Development through life. A psychological approach. USA: Thomson Wadsworth.
Papalia, D.E., Olds, S.W.,& Feldman, R.D. (2005). Human development (10th Ed). New York: McGraw-Hill. Saxton, L. (1986). Individual, Marriage, and the Family. California: Wadsworth Publishing Company, Inc Spainer, G.B. (1976).Measuring Dyadic Adjusment: New Scale For Assessing TheQuality Of Marriages.
Journal of Marriage and The Family. New York: Pennsylvania State University.
Wahyuni (2007). Hubungan Antara penyesuaian diri dalam perkawinan dengan kepuasan perkawinan
pada Individu yang Menikah Kembali (Remarriage). Skripsi. Universitas Airlangga.