Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
PRODUKSI BENIH GURAME DILAHAN SEMPIT
M. SULM
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jalan Raya Sempur No. I Bogor
ABSTRAK
Suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan teknik produksi benih ikan gurame telah dilakukan dilahan sempit. Perlakuan yang diamati dengan luasan kolam pemijahan dengan ukuran A (2 x 2 m) ; B (2 x 4 m) ; C (2 x 6 m) ; D (2 x 8 m) dan densitas induk untuk masing - masing kolam ditebar induk gurame A (1 a'+ 2
Y),
B (2a' + 4Y),
C (3 a'+ 6
Y),
D (4 c + 8Y)
dengan ratio jantan dan betina 1 :2 . Induk yang digunakan berasal dari strain Bastar dengan berat 2,5-3 kg/ekor, Pakan yang diberikan berupa pellet (protein 37%) dan daun sente dengan jumlah 2% berat tubuh/hari dan 5% berat tubuh/2 hari . Perlakuan pada tahapan penetasan dalam bak plastik (densitas telur 1000 butir/bak) adalah A (pergantian air), B (aerasi), dan C (pengaliran air) . Hasil penelitian menunjukkan luasan kolam berukuran 2 x 8 m merupakan luasan terbaik dengan intensitas pemijahan rata-rata 4 kali selama 3 bulan . Jumlah induk optimal (pada akhir pengamatan) untuk kolam tersebut adalah 7 ekor (2 jantan dan 5 betina) . Hasil pengamatan terhadap penetasan telur menunjukkan bahwa perlakuan C (pengaliran air) memberikan derajat tetas terbaik (95,9%) dan kelangsungan hidup larva umur 10 hari (89,8%).Kata kunci : Kolam sempit, gurame, ukuran kolam PENDAHULUAN
Man gurame (Osphronemus gouramy)
merupakan salah satu dari 15 jenis komoditi perikanan yang ditujukan untuk peningkatan produksi dan pendapatan petani serta untuk pemenuhan sasaran peningkatan gizi masyarakat . Ikan gurame mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena selain banyak disukai juga mempunyai harga yang relatif lebih tinggi dibanding jenis lamnya.
Dari sifat biologinya ikan ini bersifat omnivora, menyukai air yang tergenang, dan tergolong kedalam golongan ikan ikan dataran rendah dan tingkat kematian ikan ini sepanjang diusahakan secara intensif, relatif cukup rendah . Menurut HANDAYANI (1997),jenis ikan ini mudah dipelihara dalam wadah budidaya terkontrol dan cepat menyesuaikan diri terhadap pemberian pakan buatan(HANDAYANI, 1997) .
Laju pertumbuhan ikan ini jika diusahakan secara intensif dengan dukungan teknologi pemeliharaan yang tepat dapat menghasilkan produksi optimal dengan lama pemeliharaan yang relatif cepat sekaligus dapat menghapus julukan " ikan lambat tumbuh" yang selama ini ada pada ikan gurame . Dewasa ini permintaan ikan gurame baik benih maupun ukuran konsumsi cukup tinggi .
Pembesaran gurame yang dilakukan petani umumnya masih tradisional, petani beranggapan bahwa ikan gurame lambat tumbuh sehingga umumnya dianggap sebagai "ikan tabungan" yang akan dipanen 1 tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan hari lebaran/hari hari besar . Pakan yang diberikan selama pemeliharaannya terbatas pada daun daunan sedang penggunaan pakan buatan relatif masih rendah dan tidak kontinyu .
Dewasa ini keterbatasan lahan dan air dirasakan menjadi suatu kendala bagi pengembangan sektor agribisnis, peruntukan lahan yang potensial untuk usaha di bidang agribisnis umumnya banyak yang beralih fungsi dimana peruntukannya berubah menjadi areal pemukiman . Salah satu alternatif usaha agribisnis pada kondisi tersebut adalah budidaya gurame . Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalahmendapatkan satu teknik produksi benih gurame di lahan sempit .
BIOLOGI Jenis
Jenis ikan gurame yang banyak terdapat di petani ikan umumnya adalah Blue safer (wama agak keunguan) ; Angsa/Paris (warna agak cerah) ;
Habitat
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat Bastar (warna cerah kearah keputihan) dan Batu
(warna kehitaman) .
Kebanyakan para pembudidaya hanya
menggunakan 3 jenis tersebut kecuali batu karena petani beranggapan jenis batu sangat lambat pertumbuhannya .
Digolongkan ikan dataran rendah . Tumbuh optimal pada ketinggian < 300 m dpl . Habitat alami sungai, danau dan rawa . Temperatur optimum 27-30 °C, pH 7-8 , DO 4-5 ppm ; Lebih menyukai kolam tanah untuk tempat pemeliharaan dengan dasar kolam tidak terlalu berlumpur ; Menyukai stagnant water/ air tenang; Peka terhadap cahaya terutama pada malam hari dan perubahan kualitas air mendadak terutama temperatur air ; dan Kebiasaan makan
menyukai pakan yang ada dipermukaan serta
mempunyai sifat yang cenderung kearah nocturnal (aktif saat gelap) . Man ini digolongkan kedalam ikan omnivora .
PERKEMBANGBIAKAN
Perkembang biakan dapat dilakukan secara massal dengan ratio 1 jantan : 2-3 betina. Dapat memijah 4-5 kali dalam setahun .
Jumlah telur bervariasi 3000 - 7000 butir untuk jenis Bastar dan Paris sedang untuk Blue safir jumlah telur dapat mencapai 12 .000 butir. Kondisi telur terapung . Pemijahan dominan terjadi pada awal musim penghujan .
PEMILIHAN INDUK
Secara umum, ciri induk yang baik :
Sisik besar-besar, teratur, licin dan tidak ada luka ; Warna cerah merata . Sehat dan gerak lincah .
Pematangan gonad induk
Kegiatan pematangan gonad induk merupakan kegiatan yang cukup menentukan dan berpengaruh terhadap produksi benih baik kualitas maupun
kuantitas . Salah satu aspek yang berpengaruh adalah pakan induk . Di tingkat petani umumnya
daunan saja tapa penambahan pakan buatan .
ANONIM (2003) mengatakan bahwa penggunaan
daun-daunan saja tanpa pakan buatan/pellet untuk pakan diakui mengakibatkan pertumbuhan benih ikan sampai dengan ukuran konsumsi lebih lambat
dibanding dengan pakan kombinasi pellet dan
daun-daunan.
TEKNIK PEMBENIHAN
Tabel 1 . Perbedaan jantan dan betina
Jantan Betina
Memiliki tonjolan jelas di dahi
Sirip ekor rata Bibir tebal
Gerak lincah, bentuk tubuh/perut langsing Jika diletakkan di tempat datar, ekor akan naik
Jantan Betina
Tidak memiliki tonjolan
Sirip ekor membulat Bibir tipis
Gerak lamban, bentuk tubuh/perut gendut Ekor hanya bergerak-gerak
Tabel 2 . Persyaratan Khusus Untuk Pembenihan
Berat 2-2,5 kg/ekor Berat 2,5-3 kg/ekor Umur minimal 2 tahun Umur minimal 2 tahun Tonjolan terlihat jelas Perut membulat
Kekar dan lincah Alat kelamin memerah
Menurut HALVER, (2002) bahwa pakan induk
mempunyai peranan penting bagi pematangan gonad dalam menghasilkan telur dan perkembangan larva dengan kualitas baik (daya tetas tinggi, tingkat kelangsungan hidup tinggi) . Disamping itu ikan gurame pada pada semua tahap pemeliharaan tidak dapat terlepas dari kebutuhannya terhadap bahan alami terutama hijauan . Pembesaran gurame secara intensif tanpa pemberian hijauan umumnya mengakibatkan ketahanan terhadap penyakit yang relatif rendah . Pemberian pakan yang berkualitas baik pakan buatan maupun hijauan pada tahapan produksi telur gurame merupakan satu hal yang penting.
Disamping mutu (aspek genetik) dan
kesehatan induk, kualitas dan kuantitas pakan induk merupakan faktor penting dan berpengaruh
terhadap kematangan gonad, jumlah telur, kualitas dan kuantitas larva yang dihasilkan serta tingkat sintasan larva (SUHENDA 1991) . Hal ini sesuai juga
dengan pendapatMOREAU(2003) yang mengatakan
bahwa peningkatan nilai gizi pakan induk akan berpengaruh bukan saja pada peningkatan kualitas telur dan sperma tapi juga pada produksi benih . Secara umum dalam pematangan gonad induk hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Dipelihara secara terpisah jantan dan betina dalam kolam tanah, luas minimal 50 m2 . Kepadatan 2-4 ekor/10 m2 ; Pakan diberikan berupa pellet terapung 2%/hari dan daun sente 2-3 %/hari . Kandungan protein pakan 30-35%.
PERSIAPAN KOLAM PIJAH
Luas minimal 16 m2 untuk 4 pasang induk,
kedalaman air 70-80 ; Sisi pematang kolam
bagian dalam dibiarkan berumput ; Disediakan meja dari anyaman bambu di tengah kolam untuk menempatkan bahan sarang . Bahan sarang berupa ijuk atau serat karung plastik ; Air diusahakan tenang dan jernih .
PEMIJAHAN
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
Masukkan induk pada sore hari ; Pakan yang diberikan berupa pellet terapung 1% + Sente 2-3% perhari, frekuensi pemberian pellet 2 kali (pagi dan sore hari) .
CIRI SARANG BERISI TELUR
Terdapat lapisan minyak di atas permukaan air dekat sarang ; Mulut sarang tertutup . Tercium bau amis menyengat ; Biasanya induk jantan berada dekat sarang ; Jika sarang ditusuk dengan jari, telur akan terlihat keluar terapung di permukaan .
PENETASAN TELUR DAN PERAWATAN LARVA
Kegiatan penetasan telur dan perawatan larva merupakan kegiatan yang memerlukan perhatian khusus . Keberhasilan dalam kegiatan ini yaitu masa perkembangan awal sangat dipengaruhi salah
satunya oleh keberhasilan pemberian pakan . Perlu juga diperhatikan masalah masa kritis benih . Masa kritis benih adalah saat kuning telur mulai habis dan larva mulai mengambil makanan dari luar, ditandai dengan larva sudah mulai berenang, jika 50% larva sudah mulai berenang merupakan saat yang tepat untuk mulai diberikan pakan (SUHENDA . 1991) . Pada ikan gurame, kuning telur habis pada hari 8-10 dari sejak menetas .
Kegiatan yang dilakukan dalam penetasan
telur dan perawatan larva adalah : Setelah sarang berisi telur, sarang diangkat dari kolam selanjutnya
dilakukan kegiatan :
Pemisahan telur dari sarang secara hati-hati ; Memasukkan telur ke dalam bak plastik yang berisi air bersih dengan kepadatan 50-100 butir/liter air, wadah yang digunakan umumnya berupa bak plastik diameter 60 cm, volume air diisi sekitar 10 liter. Setelah 2 hari telur akan menetas ; Telur yang tidak menetas dibuang setiap hari ; Penggantian air dalam bak dilakukan setiap hari 2/3 volume, akan lebih baik jika kedalam bak diberi tetesan air agar terjadi proses difusi oksigen sehingga kandungan oksigen terlarut dalam wadah bertambah . Lama pemeliharaan dalam bak 8-10 hari ; Selanjutnya larva dipindah ke kolam pendederan yang sebelumnya sudah dipersiapkan (diolah dan dipupuk) .
PEMELIHARAAN BENIH
Pada tahapan ini benih lepas bak dipelihara
sampai ukuran sekitar 50 gram/ekor, lama
pemeliharaan pada tahapan ini sekitar 5 bulan . Benih hasil tahapan ini digunakan sebagai benih pada tahapan pendederan . Beberapa hal yang perlu diperhatikan sbb :
Sebelum benih ditebar, kolam dipersiapkan terlebih dahulu dengan pengolahan tanah dasar kolam, pemupukan dan pengapuran serta perapihan pematang dengan kedok teplok (secara rinci lihat
pada persiapan kolam tahapan pendederan) .
Setelah persiapan kolam selesai dilakukan, benih dimasukkan ke dalam hapa yang dipasang di dalam kolam sebagai langkah adaptasi benih terhadap lingkungan kolam, dibiarkan selama 1 minggu, kedalaman air pada tahapan ini sekitar 40-50 cm .
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat tahapan untuk mengatur kepadatan ikan dan jumlah
pakan yang diberikan (Lampiran) .
Agar memperoleh hasil yang optimal dalam pemeliharaan benih pada tahapan pendederan perlu diperhatikan hal-hal sbb :
Pakan
Makanan atau pakan berfungsi sebagai sumber energi dan materi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan . MenurutELLIOT, (1979)Pakan mempengaruhi
laju pertumbuhan, produksi, kesehatan,
kelangsungan hidup, dan reproduksi ikan
Keberhasilan usaha perikanan budidaya dapat terwujud apabila tiga faktor penentu yang saling berpengaruh diperhatikan yaitu ketersediaan benih yang tepat kualitas dan kuantitasnya, ketersediaan
pakan sesuai kebutuhan serta lingkungan yang
mendukung . LANNAN et al. (1983) mengatakan
bahwa dalam upaya untuk meningkatkan produksi ada 3 aspek penting yang perlu diperhatikan yaitu pemupukan, padat penebaran dan pakan tambahan . Penggunaan pakan tergantung dari sistim usaha yang dijalankan, pada budidaya ekstensif, praktis tidak menggunakan pakan tambahan . Dalam budidaya semi-intensif, pakan tambahan/buatan digunakan sebagai pelengkap terhadap pakan alami yang ada dalam perairan dan pakan tambahan ini umumnya hanya berupa sisa dari salah satu bahan pangan tanpa melalui proses pengolahan dulu dan sudah jelas tanpa komposisi khusus yang terencana . Namun pakan dalam kegiatan budidaya intensif keadaannya sangat berbeda, pada sistim intensif jumlah ikan yang ditebar tinggi jauh melebihi kemampuan perairan menyediakan pakan alami, sehingga makanan alami secara kuantitatif tidak berperan nyata lagi bagi pertumbuhan, kesehatan dan kelangsungan hidup ikan . Oleh karena itu,
dalam budidaya intensif seluruh kebutuhan
zat makanan '(nutrien) baik kualitatif maupun kuantitatif harus dipenuhi dengan pemberian pakan buatan dengan komposisi nutrisi yang lengkap dan jumlah pemberian yang sesuai dengan kebutuhan ikan untuk pertumbuhan . Pada sistem ini pakan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya intensif . Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan pakan
relatif besar mencapai 35-60%dari total produksi . Dalam budidaya ikan, penyediaan pakan sering menjadi kendala, di samping faktor biaya yang tinggi, kualitas pakan yang tersedia juga tidak selalu sesuai dengan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan . Penyediaan pakan yang tidak sesuai dengan jumlah dan kualitas yang dibutuhkan ikan menyebabkan laju pertumbuhan ikan menjadi terhambat, akibatnya produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan . TAL (1970) mengatakan bahwa teknik pemeliharaan ikan yang dapat dilakukan agar pertumbuhan relatif lebih cepat adalah dengan pemberian pakan tambahan yang sesuai dengan proporsi pakan alami . HEPHER danPRUGIN1N (1983)juga mengatakan bahwa usaha pemeliharaan benih secara intensif perlu dilakukan antara lain dengan pemberian pakan buatan yang lengkap dan seimbang serta meningkatkan padat penebaran .
Pemberian pakan pada semua tahapan budidaya perlu mendapat perhatian khusus, terutama pada usaha budidaya yang dilakukan secara intensif karena pakan merupakan salah satu faktor penentu keberlanjutan usaha, kualitas dan kuantitasnya harus sesuai dengan yang dibutuhkan ikan yang dipelihara. MenurutLANNANet al .(1983)pemberian pakan dalam jumlah kurang akan mengakibatkan kemampuan untuk tumbuh terbatas sebaliknya pemberian pakan dalam jumlah terlalu banyak mengakibatkan tidak hanya pemborosan juga dapat merusak kualitas air. Hal ini membuktikan bahwa peranan pakan dalam kegiatan budidaya merupakan sarana vital yang dibutuhkan . Akibat lain dari pemberian pakan yang tidak sesuai adalah dampak yang buruk terhadap lingkungan akibat banyaknya
sisa pakan yang terbuang .
Untuk menentukan dan mendapatkan pakan
yang baik dan berkualitas yang secara tidak
langsung sangat menentukan dan berpengaruh terhadap produktivitas usaha, perlu diketahui
beberapa hal antara lain :
o Secara umum kriteria pakan yang baik
adalah yang memiliki kandungan nutrien/ gizi dan memenuhi kebutuhan energi yang dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya, mempunyai sifat yang disesuaikan dengan kebiasaan dan
biologi ikannamun produknya efisien dan berdampak kecil terhadap pencemaran lingkungan serta harganya bersaing di pasaran .
o Kualitas pakan yang baik dapat ditentukan antara lain :
- Tidak mudah hancur dalam air, minimal 10 menit tahan dalam air dengan tidak hancur
- Untuk pakan tenggelam, tidak terlalu cepat sampai dasar ada fase melayang
- Memiliki aroma yang merangsang ikan -Dapat disimpan minimum 2 bulan tanpa
merusak kualitas
o Kualitas pakan yang kurang baik dapat dipastikan dengan :
- Jika dipegang terasa banyak butiran debu -Warna keputihan karena terdapat jamur.
Mudah hancur dalam air
-Aroma berkurang dari yang seharus-nya (AzwAR, 2003)
Pada usaha budidaya gurame, pada tahapan pendederan dan pembesaran seperti pada pemeliharaan induk, disamping pakan buatan, ikan gurame tidak dapat terlepas dari kebutuhannya terhadap hij auan . Jenis hij auan yang umum diberikan dan berdampak cukup baik adalah daun sente, talas-talasan, limbah pasar (terutama daun Cay Sin) dan lain-lain . SULHI (2005) pemberian pakan berupa pellet terapung 3% + daun sente 2% memberikan dampak yang terbaik terhadap pertumbuhan populasi, kelangsungan hidup, konversi pakan dan daya cerna dibanding perlakuan lainnya . Penambahan daun sente pada pemeliharaan ikan gurame secara umum mempunyai kecenderungan meningkatkan berat populasi, kelangsungan hidup, daya cerna serta menekan konversi pakan .
Pada tahap pendederan (dapat diterapkan pula pada tahapan pembesaran) beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Pakan yang diberikan terdiri dari dua macam yaitu pakan buatan dan pakan hijauan - Pakan buatan yang diberikan sebaiknya pakan
terapung (grower) dengan jumlah pemberian sebanyak 2-3 %/hari dari berat populasi -Frekuensi pemberian 2kali yaitu pagi (06 .00)
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Ui:tuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
dan sore hari (17.00)
- Hijauan yang dapat diberikan berupa daun jenis talas-talasan, Lemna minor (daun mata lele) danAzolla.Jumlah pemberian sekitar 5% dari bobot populasi diberikan 2 had sekali . Pemanenan
Waktu pemanenan sebaiknya pagi/sore hari . Penangkapan tidak dalam kondisi hujan . Kedalaman air kolam masih setinggi 20-30 cm ; Penangkapan dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan lepasnya sisik ; Untuk memudahkan penangkapan, sebelum dilakukan penangkapan dapat dimasukkan daun pisang ke dalam kolam, umumnya ikan-ikan akan berkumpul dibawah daun tersebut .
DAFTAR PUSTAKA
ANONIMus. 2003 . Budidaya pendederan dan pembesaran ikan gurame . Tim Penelitian dan Pengembangan Biro Kredit Bank Indonesia . Jakarta. 113 him . ELLIOT, J .M. 1979 . Energetic of freshwater teleost, p .
9-61 . dalam P.J . MILLER (Ed). Fish phenology
adaptive . Acad . Press . Inc . London .
HALVER, E . JOHN and RONALD W. WARDY . 2002 . Fish Nutrition . 3 1 Edition . Academic press . Tokyo . 822 p .
HANDAYANI, SRI .1997 . Dosis optimum 3, 5,3'Triyodotironin (T3) dalam pakan untuk pertumbuhan ikan gurame
(Osphronemus gouramy Lac) . Desertasi . Pasca Sarjana . institut Pertanian Bogor, Bogor .
HEPHER, B . and Y. PRUGININ . 1983 . Commercial Fish Farming with Special Reference to Fish Culture in Israel . John Wiley and Sons . Inc .Canada ., 261 p . LANNAN J.E., R . ONEAL SMITHERMAN and GEORGE
ICHOBANOGLAUS . 1983 . Principles and Practices of Pond aquaculture. Oregon State University . p .
103-115 .
SUHENDA N . dan WAHYU HIDAYAT . 1991 . Pengaruh pemberian pakan dengan kandungan protein berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan gurame . Prosiding Seminar Hasil Perikanan Air Tawar
1991/1992 . Balitkanwar, Bogor. Him . 112-116 . SULHI . MUHAMAD, JOJO SUBAGJA dan ZAFRIL 1 . AZWAR .
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
gurame dengan menggunakan kombinasi buatan dan bahan alami . Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar.
pakan TAL, 5 .1970 . Fish Culture Prospect in The 80-S Bamidgeh 22(2) . p . 7-32 .
Lampiran . Kapita selekta budidaya gurame
Target Ukuran tebar Lama
pemel iharaan Pakan Mortalitas Densitas Kebutuhan wadah
Benih 50 gram, 5 gram Pupuk + pakan benih 3 Kolam
2,5 bulan 10+20% 50 ekor/m
12 .000 ekor 15 .000 ekor 5 + 10% + daun/lemna 100 m2
Benih 5 gram, 0,5 gram Pupuk + pakan benih 2 Kolam
2 bulan 20% 100 ekor/m
15 .000 ekor 18 .000 ekor 5 + 10% 100 m2
Benih 0,5 gram, Larva lepas yolk
I bulan Pupuk + pakan benih 20% 150 ekor/m 2 Kolam
18.000 ekor sac . 22000 ekor 10% 100 m2
Larva lepas yolk sac . 22000 ekor Induk 8 betina + 4jantan 10 hari Pakan induk 1%+ daun sente 10% 20 m2/pasang induk. 1000 I Kolam indukl6 m2 bak plastik D 60 cm, butir telur/bak 20 bh