• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN"

Copied!
309
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016-2021

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016-2021

RPJMD

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

(2)

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NOMOR 06 TAHUN 2

016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

TAHUN 2016-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,

Menimbang : a.

bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,

pengelolaan

pembangunan

dan

pelayanan

kepada

masyarakat, perlu disusun Rencana Pembangunan

Jangka

Menengah Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang

merupakan penjabaran visi, misi dan program Bupati dan

Wakil Bupati terpilih;

b.

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal

264 ayat (1), Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan

Daerah

perlu

menyusun

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2016-2021;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan

Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Tahun 2016-2021.

Mengingat

: 1.

Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

3.

Undang-Undang Nomor

1

Tahun

2004

tentang

Perbendaharaan

Negara

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

(3)

4.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

6.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4700);

7.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4725);

8.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

9.

U

ndang-Undang

Nomor

12

Tahun

2011

tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234);

10. Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2014

tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2014

tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang

Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4575);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia

(4)

Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4593);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4614);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Pengendalian dan Evalusi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4663);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4664);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4817);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

19. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019

(Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 3);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2008

tentang

Tahapan,

Tata

Cara

Penyusunan,

Pengendalian,

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 517);

Pelaksanaan Peraturan PemerintaTahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah

21. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Tahun 2005-2025 (lembaran Daerah Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2009 nomor 2, tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 Nomor 2);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 3

Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun

2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2013 Nomor 29, Tambahan Lembaran

Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 31);

(5)

23. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 4

Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2013 Nomor 30, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor

32);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

dan

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1.

Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas;

2.

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas;

3.

Bupati adalah Bupati Kepulauan Anambas;

4.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas;

5.

Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah unsur

pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiri

dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis

daerah, kecamatan dan kelurahan;

6.

Pemangku kepentingan adalah pihak yang langsung atau tidak langsung

mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan

daerah

antara

lain

unsur

DPRD

provinsi

dan

kabupaten/kota, TNI, POLRI, Kejaksanaan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh

masyarakat provinsi dan kabupaten/ kota/ desa, pengusaha/ investor,

pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pemerintah desa,

dan kelurahan serta keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat

rentan termajinalkan;

7.

Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek

pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap

pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks

pembangunan manusia;

8.

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan

(6)

kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber

daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam

lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu;

9.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat

RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh)

tahun;

10.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya

disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5

(lima) tahun;

11.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah

dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut

dengan rencana pembangunan tahunan daerah;

12.

Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan

Renstra PD adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode 5 (lima)

tahun;

13.

Rencana Kerja PD yang selanjutnya disingkat Renja PD adalah dokumen

perencanaan OPD untuk periode 1 (satu) tahun;

14.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang selanjutnya

disingkat RPJPN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional

untuk periode 20 (dua puluh) tahun;

15.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya

disingkat RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional

untuk periode 5 (lima) tahunan;

16.

Rencana Kerja Pemerintah yang selanjutnya disingkat dengan RKP adalah

dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun;

17.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disingkat APBN,

adalah rencana keuangan tahunan pemerintah Negara yang disetujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat dan ditetapkan dengan Undang-Undang;

18.

Anggaran pendapatan dan belanja daerah, selanjutnya disingkat APBD

adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan

disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan

dengan Peraturan Daerah;

19.

Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen

yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta

asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun;

20.

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS

adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran

yang diberikan kepada OPD untuk setiap program sebagai acuan

dalampenyusunan RKA-PD sebelum disepakati dengan DPRD;

21.

Rencana Kerja dan Anggaran PD yang selanjutnya disingkat RKA-PD adalah

dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan,

rencana belanja program dan kegiatan OPD serta rencana pembiayaan

sebagai dasar penyusunan APBD;

(7)

22.

Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan

kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam

bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran;

23.

Kerangka regulasi, adalah sekumpulan pengaturan yang diterbitkan oleh

pemerintah daerah dalam bentuk perundang-undangan untuk mencapai

sasaran hasil pembangunan, sebagai bagian integral dari upaya

pembanguna daerah secara utuh;

24.

Kerangka anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun

jasa yang akan didanai APBD untuk mencapai tujuan pembangunan

daerah;

25.

Kerangka pendanaan, adalah program dan kegiatan yang disusun untuk

mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari

anggaran pemerintah/daerah, sebagi bagian integral dari upaya

pembangunan daerah secara utuh;

26.

Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencnaan pembangunan daerah karena dampaknya

yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting,

mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan

penyelenggaraan pemerintah daerah dimasa yang akan dating;

27.

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanan;

28.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi;

29.

Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi;

30.

Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah

untuk mencapai tujuan;

31.

Program adalah bentuk instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh OPD atau masyarakat, yang

dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan

tujuan pembangunan daerah;

32.

Kegiatan adalah bagian program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa

OPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program,

dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baikyang

berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan

dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis

sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan

keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa;

33.

Kegiatan prioritas adalah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai secara

langsung sasaran program prioritas;

34.

Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-tahun

berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan, guna memastikan

kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan

kegiatan.

(8)

35.

Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber

daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di

dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai

dan tidak kaku.

36.

Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/ program yang akan atau telah

dicapai sehubungan dengan pengunaan anggaran dengan kuantitas dan

kualitas yang terukur.

37.

Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau

kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau

dampak yang mengambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau

kegiatan.

38.

Standar pelayanan minimal selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan

tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib

daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

39.

Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau

keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan;

40.

Keluaran (output) adalah barang atau ajasa yang dihasilkan oleh kegiatan,

yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan

program dan kebijakan;

41.

Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program;

42.

Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat

musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka

menyusun rencana pembangunan daerah;

43.

Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman dalam memfasilitasi

dan memandu diskusi kelompok/ konsultasi publik/ yang memenuhi

kualifikasi kompetensi teknis/ substansi dan memiliki keterampilan dalam

penerapan berbagai teknik dan instrument untuk menunjang partisipatif

dan efektivitas kegiatan;

44.

Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta

musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil musrenbang;

45.

Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta musrenbang untuk

menghadiri musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi;

46.

Kabupaten/ kota lainnya adalah kabupaten/ kota lainnya yang ditetapkan

sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan dan/atau yang memiliki

hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan;

47.

Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil

perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahan

kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/ kepulauan ke

dalam struktur dan pola ruang wilayah;

48.

Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan kerjasama

dari beberapa instansi/ pejabat yang mempunyai tugas dan wewenang yang

saling berhubungan dengan tujuan untuk menghindarkan kesimpangsiuran

dan duplikasi;

(9)

BAB II

RUANG LINGKUP RPJMD TAHUN 2016-2021

Pasal 2

(1)

RPJMD Tahun 2016-2021 adalah rencana 5 (lima) tahun yang

mengambarkan:

a.

Visi dan misi Kepala Daerah terpilih dan;

b.

Tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan dan program

pembangunan yang akan dilaksanakan oleh OPD, disertai dengan

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

(2)

RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi

pedoman dalam penyusunan RKPD, Rencana Strtegis dan Rencana Kerja

OPD.

BAB III

SISTEMATIKA RPJMD TAHUN 2016-2021

Pasal 3

(1)

Sistematika penyusunan RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 disusun sebagai berikut:

BAB I

: PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan

antar dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan

tujuan.

BAB II

: GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Memuat gambaran mengenai aspek geografi dan demografi,

kesejahteraan rakyat, pelayanan umum serta aspek daya

saing daerah..

BAB III

: GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN

KERANGKA PENDANAAN

Memuat gambaran umum tentang kinerja keuangan masa

lalu, kebijakan pengelolaan uang masa lalu serta kerangka

pendanaan.

BAB IV

: PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

Memuat permasalahan pembangunan di daerah serta

memuat isu-isu strategis yang berkembang maupun isu-isu

yang kemungkinan besar dalam kurun waktu 5 (lima) tahun

kedepan.

BAB V

: VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah dalam kurun

waktu 5 (lima) tahun ke depan, tujuan, dan sasaran dari

setiap misi.

BAB VI

: STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Memuat sasaran dan arah kebijakan yang merupakan

rumusan perencanaan yang komprehensif.

(10)

BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH

Memuat program-program yang berkaitan langsung dengan

pencapaian sasaran, indikasi program-program prioritas yang

disertai kebutuhan pendanaan.

BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI

KEBUTUHAN PENDANAAN

Memuat program-program yang berkaitan langsung dengan

pencapaian sasaran, indikasi program-program proritas yang

disertai kebutuhan pendanaan.

BAB IX

: PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Menjelaskan indikator makro daerah dan indikator kinerja

pembangunan daerah tahun 2016-2021 yang ditetapkan

berdasarkan uraian program pada masing-masing misi.

BAB X

: PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Memuat arahan perencanaan pembangunan tahun 2016

(transisi) setelah periode RPJMD Tahun 2011-2016 berakhir

serta prinsip-prinsip dasar dan kaidah pelaksanaan RPJMD

Tahun 2016-2021.

(2)

RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Daerah ini.

Pasal 4

RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan

pedoman dalam penyelenggaraan pemerintah, pengelolaan pembangunan dan

pelayanan publik.

BAB IV

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 5

(1)

Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD

(2)

Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud

ayat (1) dilakukan berpedoman kepada ketentuan perundang-undangan.

BAB V

PERUBAHAN RPJMD

Pasal 6

(1)

Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila :

a.

Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa proses perumusan,

(11)

pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan;

b.

Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa substansi yang

dirumuskan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

c.

Terjadi perubahan yang mendasar, mencakup antara lain terjadinya

bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya,

gangguan keamanan, pemekaran daerah, atau perubahan kebijakan

nasional; dan/ atau

d.

Merugikan kepentingan nasional, yaitu apabila bertentangan dengan

kebijakan nasional.

(2)

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(3)

Dalam hal pelaksanaan RPJMD terjadi perubahan capaian sasaran tahunan

tetapi tidak merubah target pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka

menengah, penetapan perubahan RPJMD ditetapkan dengan Peraturan

Kepala Daerah.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 7

(1)

Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan Kepala Daerah wajib

menyusun RKPD pada tahun terakhir pemerintahannya.

(2)

Penyusunan RKPD sebagaimana pada ayat (1), merupakan dokumen

perencanaan untuk tahun pertama periode pemerintahan tahun berikutnya

dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2005-2025 dan RPJMD Tahun 2016-2021 sebelum RPJMD berikutnya

tersusun

(3)

RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam

penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun

pertama periode pemerintahan Kepala Daerah terpilih berikutnya.

(4)

RPJMD dijadikan dasar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati

Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2021.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas.

(12)

Diundangkan di Tarempa

pada tanggal 10 Oktober 2016

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,

SAHTIAR

NIP. 19740311 200212 1 005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2016

NOMOR 51

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NOMOR 52

NO REG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,

PROVINSI KEPULAUAN RIAU : (8/55/2016)

Ditetapkan di Tarempa

pada tanggal 10 Oktober 2016

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,

(13)

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NOMOR TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

TAHUN 2016-2021

I.

UMUM

Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten muda namun

dengan segala posisi strategis yang tidak hanya penting dalam kerangka

pembangunan daerah namun juga dalam kerangka pembangunan

nasional. Sebagai kabupaten terluar dan menyandang status kabupaten

perbatasan dengan sumberdaya kelautan yang begitu besar, Kabupaten

Kepulauan Anambas menjadi salah satu kabupaten yang masuk dalam

kerangka pembangunan maritim nasional dengan isu layanan dasar,

konektivitas, pengembangan hasil perikanan dan kelautan serta integrasi

keamanan dan kedaulatan nasional.

Berkaitan dengan peran dan fungsinya Kabupaten Kepulauan Anambas

dibentuk sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 tahun 2008 tentang

Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau,

Kabupaten Kepulauan Anambas dituntut terus berbenah diri melalui

pembangunan daerah untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan

dasar, seperti infrastruktur dasar, penataan wilayah, masalah transportasi,

penyediaan fasilitas publik dan faktor-faktor lainnya.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan

pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional. Selain untuk mencapai sasaran pembangunan

nasional, pembangunan daerah juga bertujuan untuk meningkatkan

hasil-hasil pembangunan daerah bagi masyarakat secara adil dan merata agar

masyarakat lebih sejahtera.

Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran dari visi, misi

dan program Kepala Daerah. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan

daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program

Organisasi Perangkat Daerah (OPD), lintas OPD dan program kewilayahan

disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Kurun waktu RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas adalah 5 (lima)

tahun, yaitu tahun 2016-2021. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas

memuat visi, misi dan program Bupati yang dipilih secara langsung.

RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dijabarkan kedalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kepulauan Anambas yang

merupakan rencana pembangunan tahunan daerah Kabupaten Kepulauan

(14)

Anambas. RKPD memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan

kerangka ekonomi daerah yang mencakup gambaran perekonomian

Kabupaten Kepulauan Anambas secara menyeluruh, termasuk arah

kebijakan fiskal, serta program Organisai Perangkat Daerah (OPD) dalam

bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.

RPJMD diwujudkan dalam visi, misi, tujuan dan arah pembangunan

daerah. Visi pembangunan jangka menengah merupakan penjabaran

cita-cita masyarakat Anambas untuk pembangunan 5 (lima) tahun mendatang,

yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai Kabupaten Maritim Terdepan

yang Berdaya Saing, Maju dan Berakhlakul Karimah yang disingkat

ANAMBAS BERMADAH 2021. Pencapaian visi dilakukan melalui

perwujudan misi pembangunan jangka menengah yaitu: (1) mewujudkan

pelayanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau secara

merata, (2) membangun infrastruktur dasar air bersih dan listrik yang

memadai serta permukiman yang layak, (3) membangun konektivitas

(transportasi dan telekomunikasi) wilayah dan sistem logistik daerah yang

handal, (4) mengembangkan perikanan dan pariwisata sebagai basis sektor

maritime serta pertanian yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan

local dengan lingkungan hidup yang lestari, (5) menumbuhkembangkan

kewirausahaan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif, (6)

membangun birokrasi yang bersih, professional dan melayani serta

memperkuat penyelenggaraan otonomi desa, (7) mengembangkan

kehidupan masyarakat yang berakhlak dan berpayungkan budaya melayu.

Misi ini dijabarkan kedalam tujuan dan arah kebijakan pembangunan

jangka menengah daerah.

II.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

(15)

Pasal 8

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NOMOR …

(16)
(17)
(18)

PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH

DAERAH

(19)
(20)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB. I

PENDAHULUAN ... 2

I.1. Latar Belakang ... 3

I.2. Dasar Hukum Penyusunan ... 4

I.3. Hubungan Antar Dokumen ... 7

I.3.1. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJMN ... 7

I.3.2. Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas ... 8

I.3.3. RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RTRW Kabupaten Kepulauan Anambas ... 13

I.4. Sistematika Penulisan ... 34

I.5. Maksud dan Tujuan ... 38

BAB. II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ... 41

II.1. Aspek Geografi dan Demografi ... 42

II.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi ... 42

II.1.2. Letak dan Kondisi Geografi ... 42

II.1.3. Klimatologi ... 43

II.1.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... 46

II.2. ASPEK PELAYANAN UMUM ... 60

(21)

II.2.2. FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN ... 69

II.3. Aspek Daya Saing Daerah ... 81

II.3.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ... 81

BAB. III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DAN KERANGKA PENDANAAN ... 87

III.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ... 88

III.1.1. Pendapatan Daerah ... 90

III.1.2. Belanja Daerah ... 95

III.1.3. Neraca Daerah ... 98

III.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ... 100

III.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ... 100

III.2.2. Analisis Pembiayaan ... 101

III.3. Kerangka Pendanaan ... 102

III.3.1. Analisis Belanja, Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama ... 102

III.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu ... 103

III.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan ... 104

III.3.4. Proyeksi Pembiayaan Daerah ... 105

BAB. IV

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS ... 107

IV.1. Permasalahan ... 108

IV.1.1. Lingkungan ... 108

IV.1.2. Layanan Dasar ... 109

IV.1.3. Ekonomi ... 110

IV.1.4. Sosial Budaya ... 111

IV.2. Isu-Isu Strategis ... 112

IV.2.1. Pelayanan Dasar (Pendidikan dan Kesehatan) yang Lebih Berkualitas, Merata, dan Terjangkau ... 112

IV.2.2. Pengendalian Pencemaran dan Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup... 113

IV.2.3. Penyediaan Utilitas Dasar (Listrik dan Air Bersih) ... 113

IV.2.4. Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan serta Pariwisata Bahari ... 114

IV.2.5. Ketahanan Pangan dan Kestabilan Harga ... 115

IV.2.6. Perbaikan Konektivitas Wilayah ... 116

IV.2.7. Pembangunan Kawasan Permukiman ... 117

IV.2.8. Peningkatan Integritas Moral, Karakter dan Budaya ... 117

BAB. V

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN ... 120

V.1. Visi ... 121

V.2. Misi ... 122

V.3. Tujuan dan Sasaran ... 124

(22)

BAB. VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... 136

VI.1. Strategi ... 137 VI.2. Arah Kebijakan... 153

BAB. VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN DAERAH ... 190

BAB. VIII

INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI

KEBUTUHAN PENDANAAN ... 216

BAB. IX

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ... 234

BAB. X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN . 242

X.1. Pedoman Transisi ... 243 X.2. Kaidah Pelaksanaan ... 243

(23)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1. Sasaran Pokok Misi I RPJPD ... 9 Tabel I.2. Sasaran Pokok Misi II RPJPD ... 9 Tabel I.3. Sasaran Pokok Misi III RPJPD ... 10 Tabel I.4. Sasaran Pokok Misi IV RPJPD... 10 Tabel II.1. Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas Menurut Kecamatan

Tahun 2015 ... 42 Tabel II.2. Suhu udara, Kelembaban Udara dan Curah Hujan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2015 ... 43 Tabel II.3. Status Pemilikan Tanah Dirinci menurut Jenis Hak dan Kecamatan di

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 44 Tabel II.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan menurut Kecamatan

di Kabupaten Kepulauan Anambas, Tahun 2014 ... 44 Tabel II.5. Banyaknya penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 45 Tabel II.6. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas yang Bekerja

menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kepulauan Anambas Tahun 2013 ... 45 Tabel II.7. Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas menurut Jenis Kelamin dan

Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan Tahun 2014 ... 46 Tabel II.8. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan Anambas

Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (juta rupiah) ... 46 Tabel II.9. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Kepulauan Anambas Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (persen) ... 47 Tabel II.10. Angka Kriminalitas yang Tertangani di Kabupaten Kepulauan

Anambas ... 51 Tabel II.11. Laju Pertumbuhan Sektoral Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2010- 2013 ... 54 Tabel II.12. Indeks Pembangunan Manusia Kepulauan Riau Tahun

2010-2014 ... 55 Tabel II.13. Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (dalam tahun)

Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2014 ... 57 Tabel II.14. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2013 ... 57 Tabel II.15. Angka Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Kabupaten Kepulauan

Anambas ... 58 Tabel II.16. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kepulauan Anambas

(24)

Tabel II.17. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2014 ... 59 Tabel II.18. Jenis Kelompok Kesenian di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2010-2014 ... 60 Tabel II.19. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2009 - 2014

Kabupaten Kepulauan Anambas ... 61 Tabel II.20. Ketersediaan Sekolah dan Murid Tahun 2009 s.d 2013 di Kabupaten

Kepulauan Anambas ... 62 Tabel II.21. Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas. ... 62 Tabel II.22. Keadaan Gedung Sekolah di Bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Kepulauan Anambas menurut Kecamatan Tahun 2014. ... 63 Tabel II.23. Rasio Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah Kabupaten kepulauan Anambas. ... 64 Tabel II.24. Rasio Jumlah Guru dan Murid Sekolah Dasar Menurut Kecamatan

Kabupaten Kepulauan Anambas ... 64 Tabel II.25. Rasio Jumlah Guru dan Murid Sekolah Menengah Pertama Menurut

Kecamatan Kabupaten Kepulauan Anambas ... 65 Tabel II.26. Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu

Kepulauan Anambas Tahun 2011-2014 ... 66 Tabel II.27. Rasio Puskesmas, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu

menurut Kecamatan Kepulauan Anambas

Tahun 2013 ... 66 Tabel II.28. Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Kepulauan

Anambas Tahun 2014 ... 67 Tabel II.29. Rasio Dokter per satuan Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas ... 67 Tabel II.30. Banyaknya Dokter menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014 ... 68 Tabel II.31. Jumlah Investor PMDN dan PMA Kabupaten Kepulauan Anambas

tahun 2014 ... 69 Tabel II.32. Jumlah Investasi PMDN dan PMA Tahun 2014 Kabupaten Kepulauan

Anambas ... 69 Tabel II.33. Luas Lahan Sawah dan Bukan Sawah menurut Kecamatan di

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 70 Tabel II.34. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi

menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 70 Tabel II.35. Luas Panen dan Produksi Palawija menurut Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2012 ... 70 Tabel II.36. Produksi Sayur-sayuran menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2012 ... 71 Tabel II.37. Luas Panen dan Produksi Buah-buahan menurut Kecamatan di

(25)

Tabel II.38. Potensi Lahan Perkebunan menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 72 Tabel II.39. Potensi Lahan Pertanian menurut Kecamatan dan Jenisnya di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 72 Tabel II.40. Luas Areal, Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah Petani

Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2012 ... 72 Tabel II.41. Jumlah Kelompok Tani menurut Kecamatan, Jenis Komoditi

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 73 Tabel II.42. Luas Kawasan Hutan menurut Fungsi dan Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 74 Tabel II.43. Populasi Ternak dan Unggas menurut Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 74 Tabel II.44. Produksi Daging menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2014 ... 75 Tabel II.45. Produksi Telur menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

Anambas Tahun 2012 ... 75 Tabel II.46. Luas Usaha Budidaya Perikanan menurut Jenis Budidaya dan

Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 75 Tabel II.47. Produksi Perikanan Budidaya menurut Jenis Budidaya dan Kecamatan

di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 76 Tabel II.48. Banyaknya Kelompok Pelaku Usaha Perikanan menurut Kecamatan

dan Jenis di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 76 Tabel II.49. Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Sedang, Besar dan Tenaga

Kerja menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 76 Tabel II.50. Banyaknya Pelanggan PLN di Kabupaten Kepulauan Anambas

menurut Cabang Tahun 2013... 77 Tabel II.51. Banyaknya Mesin, Daya Terpasang, Daya Mampu, dan KWH Terjual

pada PLN Sub Ranting Kepulauan Anambas Tahun 2013 ... 77 Tabel II.52. Jumlah Pelanggan Air Minum, Produksi, Penggunaan dan Jumlah

Penerimaan di PDAM Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 78 Tabel II.53. Banyaknya Rumah Tangga yang Menggunakan Jasa PAM dan Non

PAM menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 ... 78 Tabel II.54. Luas Usaha dan Volume Cadangan Pertambangan menurut

Kecamatan dan Jenis Pertambangan di Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013 ... 78 Tabel II.55. Banyaknya Dermaga Laut menurut Kecamatan di Kabupaten

Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 79 Tabel II.56. Banyaknya Penumpang Naik dan Turun menurut Bulan di Pelabuhan

(26)

Tabel II.57. Banyaknya Penumpang Datang dan Berangkat menurut Bulan di Bandar Udara Matak Kepulauan Anambas Tahun 2014 (Pesawat Komersil) ... 80 Tabel II.58. Banyaknya Penginapan menurut Kecamatan dan Jenisnya di

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014 ... 80 Tabel II.59. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2010-2014 Provinsi Kepulauan Riau ... 81 Tabel II.60. Angka Kriminalitas Tahun 2009-2013 Kabupaten Kepulauan

Anambas. ... 83 Tabel II.61. Rasio Lulusan S1/S2/S3 Tahun 2008-2011 Kabupaten Kepulauan

Anambas ... 84 Tabel II.62. Rasio Ketergantungan Muda Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2009 s.d Tahun 2014 ... 84 Tabel II.63. Rasio Ketergantungan Tua Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2009-2014 ... 85 Tabel II.64. Rasio Ketergantungan Kabupaten Kepulauan Anambas Total Tahun

2009-2014 ... 85 Tabel III.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

2010 – 2015 ... 88 Tabel III.2. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2010-2015... 90 Tabel III.3. Kontribusi Pendapatan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2010 - 2015 ... 91 Tabel III.4. PAD Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2010-2015 ... 92 Tabel III.5. Persentase Kontribusi Komponen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Kepulauan Anambas tahun 2010-2015 ... 92 Tabel III.6. Pertumbuhan Pendapatan Daerah Tahun 2011 - 2015 ... 93 Tabel III.7. Pertumbuhan Dana Perimbangan Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2010-2015 ... 93 Tabel III.8. Kontribusi Komponen Dana Perimbangan ... 94 Tabel III.9. Pendapatan lain-lain yang sah ... 94 Tabel III.10. Belanja Daerah Tahun 2010 -2015 ... 95 Tabel III.11. Belanja daerah dilihat dari jenis pengeluaran ter ... 96 Tabel III.12. Belanja Operasional Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2010-2015 ... 97 Tabel III.13. Belanja Modal Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2010-2015 ... 98 Tabel III.14. Neraca Daerah ... 99 Tabel III.15. Proporsi Pengunaan Anggaran ... 100 Tabel III.16. Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ... 101 Tabel III.17. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ... 102 Tabel III.18. Proyeksi Pendapatan Daerah ... 102 Tabel III.19. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2017-2021 ... 104 Tabel III.20. Prediksi Kerangka Pendanaan Dan Alokasi Penggunaan Keuangan

(27)

Tabel III.21. Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ... 105 Tabel V.1. Penjabaran Misi, Tujuan dan Sasaran ... 124 Tabel IX.1. Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ... 236

(28)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Perkembangan Laju Inflasi Kota Batam dan Kota Tanjungpinang 2010 – 2013 ... 49 Gambar II.2. PDRB per Kapita Menurut Kategori (Juta Rp), 2010-2014 ... 50 Gambar II.3. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2010-2013 ... 51 Gambar II.4. Daya Beli Masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas ... 52 Gambar II.5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas Kabupaten Kepulauan

Anambas. ... 53 Gambar II.6. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2010-2014 ... 54 Gambar II.7. Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Kepulauan Anambas

Tahun 2009-2013 ... 56 Gambar II.8. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun

2011-2014 ... 56 Gambar II.9. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Kabupaten Kepulauan

Anambas yang Bekerja dan Tidak Bekerja ... 59 Gambar II.10. Nilai Tukar Petani Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 ... 82 Gambar III.1. Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah ... 91 Gambar III.2. Rata-rata Persen Kontribusi Pendapatan Daerah ... 92

(29)
(30)
(31)

BAB. I

(32)

I.1.

Latar Belakang

Meskipun terbagi berdasarkan jangka waktu, namun pada prinsipnya perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan yang harmonis yang mana RPJP menjadi pedoman bagi penyusunan RPJM kemudian RPJM menjadi acuan untuk dokumen lainnya. Kesatuan tersebut tidak hanya antara dokumen perencanaan pembangunan daerah saja, tetapi juga satu kesatuan dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan dokumen perencanaan pembangunan nasional. Kesatuan ini akan membuat target pembangunan nasional, target pembangunan provinsi, dan target pembangunan kabupaten/kota dapat dicapai secara sinergis.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, mengamanatkan RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah. RPJM Daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Perangkat Daerah (PD), lintas PD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJM Daerah ini selanjutnya menjadi acuan kepala daerah beserta jajarannya dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Anambas pada periode 2016-2021. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) paling lama enam bulan setelah kepala daerah dilantik.

Penyusunan dokumen RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas dilakukan dengan berbagai tahapan yang memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, dan top-down serta bottom-up, dengan melibatkan para pakar/ narasumber yang berkompeten dibidangnya, penjaringan aspirasi dari berbagai elemen masyarakat melalui proses konsultasi publik dan musyawarah perencanaan pembangunan, pembahasan dengan OPD sebagai pelaksana pembangunan, serta konsultasi dengan DPRD Kabupaten Kepulauan Anambas dan Gubernur.

Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan kabupaten muda namun dengan segala posisi strategis yang tidak hanya penting dalam kerangka pembangunan daerah namun juga dalam kerangka pembangunan nasional. Sebagai kabupaten terluar dan menyandang status kabupaten perbatasan dengan sumberdaya kelautan yang begitu besar, Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi salah satu kabupaten yang masuk dalam kerangka pembangunan maritim nasional dengan isu layanan dasar, konektivitas, pengembangan hasil perikanan dan kelautan serta integrasi keamanan dan kedaulatan nasional.

Selain memperhatikan keterkaitan dengan dokumen perencanaan daerah lainnya, RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas juga disusun untuk menjawab isu-isu strategis yang muncul. Terdapat delapan isu strategis, bersama dengan permasalahan daerah lainnya dan perwujudan janji-janji politik Kepala Daerah, menjadi bagian dari pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas selama lima tahun mendatang. Dokumen RPJM merupakan instrumen untuk mengoptimalkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki, dengan pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada secara lebih efektif dan efisien, dalam rangka menjawab berbagai tantangan pembangunan tersebut.

(33)

I.2.

Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum yang menjadi landasan penyusunan RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas ini adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

11. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

(34)

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679)”;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

18. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 3; 19. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

23. Peraturan Daerah Propinsi Kepulauan Riau Nomor 02 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Kepualauan Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 Nomor 2); 24. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Tahun 2012 Nomor 29, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 31); .

25. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Kepulauan Anambas (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Tahun 2012 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 17);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kepulauan Anambas (Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Tahun 2014 Nomor 39, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 41).

(35)
(36)

I.3.

Hubungan Antar Dokumen

Guna mewujudkan penyelenggaraan pembangunan yang terencana, pemerintah daerah dalam membuat perencanaan pembangunan mengeluarkan 6 (enam) jenis dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah (PD), dan Rencana Kerja PD (Renja-PD).

Keenam dokumen tersebut memiliki tiga perbedaan rentang waktu yaitu dokumen perencanaan jangka panjang yang dibuat untuk jangka waktu selama 20 tahun (RPJPD dan RTRW), perencanaan jangka menengah 5 tahun (RPJMD dan Renstra-PD), serta jangka pendek yang dibuat tahunan (RKPD dan Renja-PD).

RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dengan memperhatikan RPJM Nasional dan Provinsi. RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan yakni RKPD sekaligus menjadi acuan bagi PD dalam menyusun Renstra PD. Renstra PD menjadi acuan bagi penyusunan Renja PD dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PD. RKPD dan RKA–PD inilah yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan APBD.

Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hierarkis, artinya dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek sedangkan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah di bawahnya.

I.3.1.

Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan

RPJMN

Pembangunan Indonesia sebagaimana termuat pada RPJMN periode 2015-2019 diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Membangun dari pinggirian berarti mendorong kegiatan ekonomi yang selama ini kurang diprioritaskan oleh pemerintah salah satunya wilayah perbatasan.Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah pusat saat ini memprioritaskan pembangunan pada daerah-daerah yang saat ini masih tertinggal, terutama (a) kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar; (b) daerah tertinggal dan terpencil; (c) desa tertinggal; dan (d) daerah-daerah yang kapasitas pemerintahannya belum cukup memadai. Arah kebijakan yang hendak dilakukan di wilayah Sumatera adalah: 1) pengembangan kawasan strategis; 2) pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan; 3) pengembangan kawasan perbatasan; 4) penanggulangan bencana; dan 5) penataan ruang wilayah Sumatera. Sementara untuk tema besar pengembangannya adalah: i) salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional; ii) lumbung energi nasional termasuk pengembangan energi terbarukan biomas; iii) pengembangan hilirisasi komoditas batu bara; iv) industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit, dan kaolin; dan v) percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perikanan, pariwisata bahari, industri perkebunan dan industri pertambangan.

(37)

Sebagaimana termuat di dalam RPJMN, yang menetapkan Kabupaten Anambas sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah Sumatera. Adapun kecamatan yang masuk dalam daftar lokasi prioritas pengembangan kawasan perbatasan wilayah pulau sumatera tersebut adalah Jemaja, Jemaja Timur, Palmatak, Siantan. Strategi pengembangan kawasan perbatasan diarahkan untuk mewujudkan kemudahan aktivitas masyarakat kawasan perbatasan dalam berhubungan dengan negara tetangga dan pengelolaan sumber daya darat dan laut untuk menciptakan kawasan perbatasan yang berdaulat.

1. Penguatan pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan kawasan perbatasan Sumatera

a. Mengembangkan pusat pelayanan kepabeanan, imigrasi, karantina, dankeamanan terpadu (satu atap) di Anambas

2. Pengembangan Ekonomi Lokal

a. Meningkatkan nilai potensi pariwisata bahari dan budaya di Anambas melalui pengelolaan pariwisata yang optimal (promosi dan penyediaan infrastruktur penunjang pariwisata)

3. Penguatan Konektivitas dan Sislognas

a. Meningkatkan intensitas dan pelayanan keperintisan yang menghubungkan pulau-pulau di kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terluar berpenduduk terutama di Kepulauan Anambas

b. Mengembangkan dermaga keperintisan pada pulau-pulau kecil terluar berpenduduk di Kepulauan Anambas

c. Mengembangkan pelayanan transportasi udara internasional dan nasional, khususnya di PKSN Anambas

Selain itu RPJMN memuat kegiatan strategis jangka menengah nasional. Adapun kegiatan starategis nasional di Provinsi Kepulauan Riau yaitu:

4. Perhubungan laut : Pengembangan Pelabuhan Letung

5. Perhubungan Udara : Pembangunan Bandara Letung Anambas 6. ASDP:

a. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Matak (Kep. Anambas) Lintas Tanjung Uban – Matak

b. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Letung c. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tarempa 7. Telekomunikasi dan informatika :

a. Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota b. Pengembangan transmisi penyiaran TVRI

I.3.2.

Konsistensi RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJPD

Kabupaten Kepulauan Anambas

Konsistensi antara RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilakukan dengan memperbandingkan antara sasaran pokok dalam dokumen RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas dengan Visi dan Misi Kepala Daerah serta Program dalam RPJMD Kabupaten Kepulauan Anambas. Sasaran Pokok RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan penjabaran dari Misi yang terdapat dalam RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas. Terdapat 43 sasaran pokok dalam dokumen RPJPD Kabupaten Kepulauan Anambas yang dapat dilihat pada tabel berikut.

(38)

Mewujudkan Prasarana dan Sarana Wilayah yang Maju

Meningkatnya peran swasta dalam penyediaan jasa layanan transportasi

Pengembangan dan peningkatan peran swasta dan BUMD melalui subsidi pemda, dan insentif investasi.

Koordinasi dan integrasi antara penyelenggara layanan jasa transportasi (darat, laut, udara) dengan penyelenggara kegiatan pariwisata

Tersedianya transportasi laut yang mampu melayani angkutan laut antar pulau, antar wilayah

Pengembangan dan peningkatan dermaga-dermaga di desa-desa untuk membuka akses laut ke kawasan strategis.

Penyediaan sarana angkutan laut dari dan ke daerah pemukiman dan kawasan strategis.

Pengembangan pelabuhan yang dapat melayani pelayaran antar negara

Tersedianya transportasi Udara yang mampu menghubungkan Anambas dengan pusat pertumbuhan ekonomi

Pengembangan dan peningkatan frekwensi penerbangan Pengembangan penerbangan perintis, kerjasama swasta untuk

meningkatkan frekwensi penerbangan ke Anambas.

Tersedianya transportasi darat yang mampu melayani pergerakan orang dan barang dalam satu pulau, dan mampu menghubungkan pelabuhan dengan pusat-pusat pemukiman dan pusat kegiatan ekonomi

Pengembangan dan Peningkatan layanan penumpang Penyediaan sarana angkutan umum menuju Kawasan Strategis

(obyek wisata, pusat jasa, dan kawasan pemukiman)

Terjaminnya ketersediaan sumberdaya air dan termanfaatkannya secara optimal

Peningkatan dan perluasan jaringan irigasi.

Peningkatan dan perbaikan lingkungan danau, mata air, sungai dan saluran alam.

Tersedianya layanan air bersih di pusat-pusat pemukiman dan aktivitas ekonomi tanpa harus mengganggu kondisi lingkungan dan sekitar dan kawasan konservasi air

Peningkatan sistem pengolahan dan jaringan distribusi air bersih. Peningkatan kawasan resapan air, pembangunan reservoir air baku

Terpenuhinya kebutuhan listrik dan energi di seluruh kepulauan

Peningkatan pembangkit listrik menggunakan sumberdaya energi yang ada (migas), dan sumberdaya alternatif (biodiesel, surya, angin, air),

Peningkatan sistem jaringan transmisi dan distribusi listrik, peningkatan sistem dan jaringan logistik BBM

Terbukanya akses pos, telepon, dan internet ke seluruh kecamatan khususnya pusat-pusat pemukiman, perkantoran dan aktivitas ekonomi lainnya (kawasan sentra perikanan, pariwisata, perdagangan dan jasa)

Tertatanya sistem pengolahan limbah domestik dan industri khususnya di kawasan pantai

Pengembangan sarana prasarana limbah dan sanitasi di pulau terluar dan terpenci untuk mendukung pariwisata

Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Berkualitas

Terbangun dan meningkatnya karakter, budi pekerti dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam program dan kegiatan sosial kemasyarakatan

Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan dasar, menengah umum serta dikembangkannya pendidikan

Peningkatan kualitas guru dan standarisasi sistem

pengajaran di sekolah umum, pesantren dan kejuruan serta peningkatan kualitas pendidikan tinggi

Tabel I.1. Sasaran Pokok Misi I RPJPD

Tabel I.2. Sasaran Pokok Misi II RPJPD

(39)

kejuruan dan pendidikan tinggi khususnya bidang pariwisata dan maritim

Berkembangnya tingkat layanan Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas dan Pustu serta Puskesmas Keliling

Peningkatan prasarana kesehatan Pustu, Puskesmas, dan RS serta peningkatan kualitas dan kuantitas dokter dan paramedis hingga kecamatan

Meningkatnya peran serta perempuan dalam pendidikan dan pembangunan, serta menurunnya tingkat kekerasan terhadap anak dan perempuan

Peningkatan upaya pemberdayaan perempuan dan anak melalui pendidikan, program pemerintah dan swasta

Berkembangnya apresiasi terhadap Iptek dan budaya inovasi yang mampu mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru yang didukung oleh kemampuan iptek

Peningkatan penerapan Iptek bagi kepentingan ekonomi lokal masyarakat serta pengembangan program pendidikan dini kewirausahaan, apresiasi prestasi inovasi, dan fasilitasi belajar seumur hidup serta pengembangan program inkubasi teknobisnis dan insentif bagi usaha inovatif pemula

Meningkatnya kualitas SDM yang ditandai oleh menurunnya tingkat pengangguran dan meningkatnya produktivitas masyarakat

Meningkatkan program untuk menciptakan usaha baru dan meningkatkan produktivitas

Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Akuntabel (Tata Kelola Pemerintahan)

Tertatanya aturan perundangan yang memberikan iklim kondusif bagi pembangunan ekonomi daerah

Memonitoring implementasi reformasi birokrasi

Diterapkannya tata kelola pemerintahan yang akuntabel

Pengembangan tata kelola pemerintahan berbasis kinerja

Terciptanya aparatur pemerintahan yang memiliki kompetensi

dibidangnya, memiliki kinerja tinggi, etos kerja, berkarakter serta bertakwa terhadap Tuhan YME

Peningkatan kinerja aparatur melalui pendidikan umum dan kedinasan, penegakan disiplin dan program kerjasama

Meningkatkan Sistem dan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pengetahuan (Sistem Kelembagaan Ekonomi)

Terciptanya transformasi ekonomi secara bertahap dari yang berorientasi keunggulan komparatif menuju keunggulan kompetitif

Penguatan inovasi, penguasaan, penelitian, pengembangan dan penerapan iptek menuju ekonomi berbasis pengetahuan

Terciptanya kebijakan ekonomi yang mampu menciptakan iklim

kondusif untuk tumbuh kembangnya kewirausahaan

Pengembangan kebijakan perekonomian perlu

mengutamakan kelompok masyarakat yang masih lemah serta menjaga kemandirian dan kedaulatan ekonomi bangsa Terciptanya kelembagaan ekonomi

yang mampu mendukung terciptanya usaha-usaha baru yang inovatif

Menjaga dan mengembangkan, dan melaksanakan iklim persaingan usaha secara sehat, serta melindungi konsumen Terciptanya struktur ekonomi yang

kokoh berbasis perikanan dan kelautan, pariwisata dan pertambangan

Struktur perekonomian didukung oleh sektor perikanan, pariwisata, dan pertambangan dan diperkuat oleh sektor industri pengolahan dan jasa pendukung pariwisata Tabel I.3. Sasaran Pokok

Misi III RPJPD

Tabel I.4. Sasaran Pokok Misi IV RPJPD

Gambar

Tabel II.4. Luas  Wilayah, Jumlah  Penduduk dan  Kepadatan menurut  Kecamatan di  Kabupaten Kepulauan  Anambas, Tahun 2014
Tabel II.8. Produk  Domestik Regional  Bruto Kabupaten  Kepulauan Anambas  Atas Dasar Harga  Konstan 2010 Menurut  Lapangan Usaha Tahun  2010-2014 (juta rupiah)
Tabel II.10. Angka  Kriminalitas yang  Tertangani di  Kabupaten Kepulauan  Anambas
Gambar II.5. Laju  Pertumbuhan Ekonomi  Tanpa Migas  Kabupaten Kepulauan  Anambas.
+7

Referensi

Dokumen terkait

AIDS, infeksi oleh mikobakterium atipikal terlihat dalam peqalanan penyakit HIV lanjut, yang biasanya terjadi pada pasien dengan jumlah sel T CD4+ kurang. dari

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa haisl belajar siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran berorientasi multiple intellegences

Penyakit graves: penyakit graves yang disebabkan oleh suatu aktivitas Penyakit graves: penyakit graves yang disebabkan oleh suatu aktivitas yang berlebihan dari kelenjar tiroid

Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter di SDIT Mutiara Hati Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara adalah dengan menggunakan

Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip (―…‖) sebagai bagian terpadu dalam teks utama dan diikuti nama pengarang, tahun dan nomor

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran penyusunan laporan keuangan dengan

Terkait persoalan penanaman nilai-nilai akhlak, Dawam Raharjo dalam bukunya Keluar Dari Kemelut Pendidikan Nasional bahwa pembinaan akhlak anak dapat dilakukan: (1)

Apabila ketercapaian kinerja dosen yang bersangkutan telah memenuhi syarat sesuai dengan ketdntuan perundangan, disertai bukti pendukung sesuai laporan yang dibuat maka