• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

(2)

2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI MELALUI GAMBAR

DI KELAS III SDN 12 BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO

lindahaipi02@gmail.com

Rusmin Husain, Dajani Suleman, dan Linda Haipi 1 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi melalui gambar di kelas III SDN 12 Botumoito Kabupaten Boalemo. Metode yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas. penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu, Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan tindakan, Tahap Pemantauan dan evaluasi, Tahap Analisis dan refleksi. Kemampuan siswa dalam menulis puisi telah mengalami peningkatan. Pada siklus I jumlah siswa yang memiliki kemampuan hanya berjumlah 13 orang (50%), pada siklus II meningkat menjadi 22 orang (85%). kemampuan pada aspek kemampuan siswa menyesuaikan isi gambar dengan puisi pada siklus I sebanyak 8 orang (31%) sementara pada siklus II meningkat menjadi 21 orang (81%). kemampuan pada aspek kemampuan keruntutan isi puisi itu sendiri menggunakan pilihan kata siklus I sebanyak 3 (15%) orang sementara pada siklus II meningkat menjadi 21 orang (81%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian tindakan kelas, ternyata penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.Melihat data tentang kemampuan belajar siswa siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa Kelas III SDN 12 Botumoito Kabupaten Boalemo. Hal ini terlihat pada siklus I, bahwa jumlah siswa yang telah memiliki kemampuan menulis puisi hanya mencapai 74%. Setelah diadakan refleksi dan perbaikan pembelajaran pada siklus II, jumlah siswa yang memiliki kemampuan menulis puisi meningkat menjadi 85%. Dengan pengertian siklus I ke siklus II mencapai peningkatan 11%.

Kata Kunci : Menulis Puisi, Media Gambar

1 Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd selaku dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo; Dra. Dajani Suleman, M.Hum; dan Linda Haipi selaku Mahasiswa Program PPKHB S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan.

(3)

3 Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD. Tujuan umum pembelajaran menulis adalah untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk tulisan, seperti cerita, puisi dan pantun. Kemampuan menulis merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi, karena kemajuan sesuatu bangsa dan negara dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut.

Menulis merupakan salah satu kemampuann berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD yang harus dilatihkan oleh guru kepada siswa. Untuk itu guru harus dapat memberikan motivasi agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran menulis karangan. Akan tetapi masih terdapat beberapa guru dalam memberikan pembelajaran menulis lebih banyak teori daripada melatih keterampilannya. Selain itu guru dalam menyampaikan pembelajaran masih menggunakan metode atau pendekatan yang kurang bervariasi. Sehingga yang terjadi di kelas adalah siswa tidak aktif sedangkan guru berdiri di depan kelas menjelaskan materi pelajaran. Dengan keadaan seperti di atas tidak ada lagi suasana yang menyenangkan, siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Berdasarkan observasi awal rendahnya kemampuan menulis siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di Kelas III SDN 12 Botumoito. Hal ini dapat dilihat pada data yang telah diperoleh dari 26 siswa yang mampu menulis puisi hanya 8 siswa atau 30.76% kendala siswa dalam menulis puisi.

Meskipun guru telah berusaha melaksanakan setiap kegiatan yang menunjang peningkatan kemampuan menulis puisi dalam pembelajaran di kelas seperti dengan pemberian contoh, penugasan yang dianggap mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis, namun hasilnya belum menunjukan hasil yang diharapkan, karena sebagian siswa bersikap pasif dalam pembelajaran dan seringkali tidak mampu melaksanakan tugas yang diberikan guru seperti dalam Kurangnya kemampuan siswa menulis puisi, Kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa untuk menulis puisi. Belum

(4)

4 digunakannya media yang tepat untuk menulis puisi.

Fenomena tersebut menimbulkan suatu pemikiran sekaligus kekhawatiran guru akan akibatnya bagi siswa di masa mendatang. Dalam mempelajari bahasa Indonesia, melihat kenyataan yang ada, banyak siswa mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut antara lain: ketidakmampuan dalam mengemukakan ide atau gagasannya, ketidakmampuan menuliskan menulis dan membaca petunjuk, serta mengucapkan petunjuk yang benar. Apabila hal ini dibiarkan tidak dicarikan solusi pemecahannya akan menjadi kesulitan belajar yang berkelanjutan. Oleh karena itu guru berupaya mencari cara terbaik dalam mengatasi kekurangan yang ditemui. Usaha yang telah dilaksanakan perlu ditelaah kembali untuk mengetahui seberapa jauh keuntungan dan kelemahannya.

Dari hasil telaah memberikan indikasi kepada guru pada suatu kesadaran bahwa pada setiap pelaksanaan suatu kegiatan dan penerapan media tertentu, terutama yang berhubungan dengan upaya mengubah suatu perilaku tanpa ditopang oleh media pengubahan perilaku yang tepat, jelas akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan itu, guru harus berhati-hati untuk memilih media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi, karena setiap siswa memiliki karakteristik dan kemampuan yanga berbeda-beda.

Menulis puisi melalui media gambar biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan yang lebih mantap karena peserta didik melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman peserta didik dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal itu disebabkan peserta didik mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda ketika menghadapi masalah-masalah baru.

Melihat keefektifan teknik menulis puisi melalui media gambar dalam meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka perlu pengkajian ilmiah melalui penelitian yang berjudul: “Meningkatkan Kemampuan

(5)

5 Siswa Menulis Puisi melalui Gambar di Kelas III SDN 12 Botumoito Kabupaten Boalemo.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan siswa menulis puisi

2. Kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa untuk menulis puisi 3. Belum digunakannya media yang tepat untuk menulis puisi

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah menulis puisi “Apakah Kemampuan Siswa Kelas III SDN 12 Botumoito Kabupaten Boalemo Menulis Puisi melalui Media Gambar dapat Meningkat?”

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah “untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi melalui gambar di Kelas III SDN 12 Botumoito Kabupaten Boalemo”.

Emerson (dalam Tarigan, 2011:9) memberi penjelasan bahwa, puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa sesuatu, untuk menggerakkan tubuh yang kasar mencari kehidupan atau alasan yang menyebabkan ada.

Puisi merupakan karya imajinasi yang letusannya mencegah timbulnya gembpa bumi. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Shelley (dalam Tarigan 2011:9) yaitu : puisi adalah : sesuatu yang menyenangkan, sekalipun cara atau kata-kata yang mereka pergunakan untuk mengatakan hal itu agak berbeda. Berdasarkan kedua pendapat ini maka dapat disimpulkan bahwa puisi dalam penelitian ini adalah ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahan, yang memanfaatkan setiap rencana dengan tepat guna.

Setiap puisi mengandung “subjek matter” untuk dikemukakan atau ditonjolkan, dan hal ini tentu saja terkandung pada beberapa factor antara lain, falsafah hidup, lingkungan, agama, kerjaan dan pendidikan sang penyair. Menurut

(6)

6 Tarigan (2011:10) mengatakan bahwa : hakikat puisi itu adalah : tema, rasa, nada, dan irama.

Dari uraian pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa tujuan penulisan adalah salah satu tugas, untuk memberikan kesenangan atau rasa senang, keyakinan, informasi, memperkenalkan diri atau menyatakan diri, dan memberikan pemecahan masalah atau menjadikan solusi yang dihadapi baik oleh penulis maupun para pembacanya, sehingga dari hasil penulisannya dapat bermanfaat khususnya bagi dirinya sendiri maupun bagi pembacanya.

Setiap puisi mengandung “subjek matter” untuk dikemukakan atau ditonjolkan, dan hl ini tentu saja terkandung pada beberapa factor antara lain, falsafah hidup, lingkungan agama, pekerjaan, dan pendidikan sang penyair. Menurut Tarigan (2011:10) mengatakan bahwa : Hakikat puisi itu adalah : tema, rasa, nada, dan irama.

Dengan kata lain, dengan kata-kata sedikit mungkin ini melukiskan sesuatu dengan jelas seluas mungkin untuk memenuhi maksud yang telah kita uraikan itu, maka mau tak mau diperlukan sesuatu metode yang baik beserta sarana-sarana yang diperlukan untuk itu.

Menurut Morris dalam Tarigan (2011:10) mengatakan bahwa metode yang dipentingkan dalam membaca puisi diantaranya diksi,imaji,kata nyata, majas dan ritme.

Pengajaran menulis puisi merupakan pengajaran yang sangat penting jika diselenggarakan dengan baik. Pengajaran ini akan memebrikan dampak positif terhadap keberhasilan belajar siswa pada masa mendatang, melalui pengajaran menulis puisi yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik, siswa tidak saja memperoleh peningkatan kemampuan bahasanya melainkan kemampuan berbalar, kreativitas pengahayatan tentang nilai-nilai moral yang terkandung pada isi puisi

Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berfikir. Juga dapat menolong kita untuk berfikir secara kritis. Salah satu dari tugas-tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip

(7)

7 menulis dan berfikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting diantara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dan gaya. Secara singkat bahwa belajar menulis adalah belajar berfikir dalam atau dengan cara tertentu.

Dalam kehidupan modern ini, jelaslah bahwa kemampuan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa ketrampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan ini ada seorang penulis yang mengatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi.

Saini (2003:153) menyatakan bahwa menulis puisi dapat membuat seseorang menggunakan kata-kata secara konotatif, menyusun irama dan bunyi, menyusun baris-baris dan bait-bait dengan memperhatikan pengilangan serta tipografi yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan. Pedoman menulis puisi menurut Saini (2003:154) adalah penyair pemula (siswa) berusaha sebaik-baiknya menuliskan apa yang ada dalam hatinya dengan jelas dan kongkrit. Artinya, apa yang ditulis harus jelas bagi dirinya sehingga jelas pula agi orang lain.Apabila puisi yang ditulis siswa jelas, pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh penikmat puisi Sebelum dijelaskan tentang media gambar, terlebih dahulu dikemukakan pengertian media. Menurut Hamalik (2000:11) bahwa media berasal dari bahasa latin dalam bentuk jamak dari medium. Dalam hal ini banyak batasan rumusan para ahli misalnya yang dikemukakan oleh Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.

Rossie dan breidle (dalam Sanjaya, 2008:163) mengemukakan bahwa media adalah seluruh alat atau bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan, termasuk tujuan pembelajaran seperti: radio, televisi, buku, gambar dan majalah. Namun

(8)

8 demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan.

Media merupakan alat yang dapat digunakan sebagau perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Education Association (dalam Ahmad Sabri, 2005:112) media adalah benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat mempengaruhi program instruksional.

Sedangkan menurut Uno (2008:198) media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta sisik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Ini jelas bahwa berbagai jenis media termasuk di dalamnya adalah media gambar dapat digunakan untuk menunjang pelaksanaan proses pembelajaran.

Media gambar adalah salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkrit, sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Sanjaya (2008:170) mengelompokan media gambar sebagai media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Misalnya: untuk menyampaikan bahan pelajaran alat pencernaan bagi manusia dapat disajikan melalui gambar-gambar alat penvernaan seperti gambar mulut, tenggorokan, usus halus, lambung dan sebagainya.

Demikian pula dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentu guru dapat menggunakan media gambar untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa pada materi pelajaran yang fiberikan oleh guru. Peran guru dalam penggunaan media gambar dengan memilih gambar yang tepat dan menggunakannya secara tepat pula, maka tujuan dari penggunaan media gambar sebagai media yang dapat meningkatkan kemampuan siswa akan tercapai.

(9)

9 Naim (2009:223) mengartikan media gambar adalah sarana atau media yang berbentuk poster, lukisan, foto, karikatur dan lain sebagainya yang dungsinya untuk mendukung pembelajaran secara visual. Hal ini dapat dilakukan dengan: 1) Divisualisasikan, artinya gambar (poster, lukisan, foto, karikatur dan lain-lain), digunakan untuk memvisualisasikan tema atau gagasan yang ingin di dalami atau dipelajari, sarana atau media bantu penjelasan dari guru atau media yang digunakan untuk diamati haruslah direfleksikan bersama. 2) Dinarasikan, artinya gambar (poster, lukisan, foto, karikatur dan lain-lain), digunakan sebagai media untuk bercerita (Storytelling).

Gambar yang disajikan sebagai media pembelajaran, membantu guru memberikan “suasana” dan pusat perhatian bagi siswa. Meskipun bahasa gambar membutuhkan keterampilan tesendiri, karena guru harus mampu membuat bahasa gambar itu untuk disajikan kepada siswa dengan cepat namun menarik.

Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Taringan (2013:210) mengemukakan bahwa “mengarang melalui media gambar berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi bagi siswa”.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media gambar dalam kegiatan menulis puisi merupakan cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual ke dalam bentuk tulisan.

Metode Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelas III SDN 12 Botumoito, diawali dengan observasi awal Maret kemudian dilanjutkan dengan dua siklus yang akan dilaksanakan pada bulan Juli 2014

Subjek penelitian adalah siswa Kelas III di SDN 12 Botumoito, yang berjumlah 26 orang siswa terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Para siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda pula

(10)

10

Adapun prosedur penelitian terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,

tahap pemantauan dan evaluasi serta tahap analisis dan refleksi. Data dalam

penelitian tindakan kelas ini digunakan beberapa instrumen pengumpul data

yang terdiri dari observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Analisis data

dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif pada setiap akhir siklus pembelajaran.Data yang dianalisis meliputi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa serta data hasil belajar siswa.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SDN 12 Botumoito Kabupaten Boalemo melalui penggunaan media gambar telah menunjukkan hasil yang memuaskan.

Setelah dilakukan analisis terhadap data hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh data sebagai berikut.

1. Siswa yang memperoleh nilai di atas 75 sebanyak 19 orang (74%) dari jumlah siswa sebanyak 26 orang.

2. Hasil balik pengamatan guru mitra dalam kegiatan belajar mengajar mencapai kriteria baik hanya 60%.

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di bawah 75 sebanyak 19 orang (74%) dan yang tidak mencapai ketuntasan sebanyak 7 orang (26%) dari jumlah siswa, hal ini menunjukkan bahwa persentase capaian belum memenuhi target berdasarkan indikator kinerja sebesar 75% dari jumlah siswa sebanyak 26 orang yang mencapai indikator kinerja sebesar 75 dengan skala penilaian 100.

Untuk mengatasi hal tersebut peneliti telah menempuh langkah-langkah berikut ini.

1. Peneliti lebih memfokuskan pada jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa untuk diperbaiki antara lain menulis puisi dengan gambar serta keruntutan puisi

(11)

11 tersebut.

2. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif.

3. Mengoptimalkan proses belajar mengajar dengan memperhatikan komponen-komponen kegiatan belajar mengajar yang masih memerlukan perbaikan.

Langkah-langkah ini diupayakan semaksimal mungkin agar dapat mengatasi kendala atau kelemahan-kelemahan pada siklus berikutnya.

Pada siklus II hasil dari penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya perubahan, baik dari informasi balikan yang dipantau oleh guru mitra hasil dalam pengajaran serta kemampuan siswa dalam menulis puisi . Hal ini terlihat pada data berikut ini.

1. Siswa yang memperoleh nilai di atas 75 sebanyak 22 orang dengan persentase sebesar 85% dari jumlah siswa sebanyak 26 orang.

2. Siswa yang memperoleh nilai di bawah 75 sebanyak 4 orang (15%).

3. Hasil balik pengamatan guru mitra dalam kegiatan belajar mengajar oleh peneliti sebagai guru mencapai kriteria 90%.

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar pada siklus II sebesar 11% dari 74% pada siklus I menjadi 85% pada siklus II, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai target sebesar 15%. Kemampuan belajar siswa tersebut melebihi target capaian indikator kinerja sebesar 75% dari jumlah siswa sebanyak 26 orang dengan indikator kinerja di atas 75. Pembelajaran menulis puisi dengan media gambar juga berdampak positif bagi psikologis siswa, pada mulanya siswa hanya diam dan tidak mempunyai keberanian untuk berinteraksi, baik dengan guru maupun dengan temannya, dan pada siklus II melalui strategi tebak gambar, akhirnya para siswa berani mengemukakan pendapat dan berinteraksi baik dengan guru maupun dengan temannya.

Sementara itu hasil perbandingan pencapaian kemampuan siswa dalam menulis puisi baik pada tahap observasi awal, siklus I, dan II menunjukkan antara

(12)

12 lain:

1. Pada tahap observasi awal jumlah siswa yang memiliki kemampuan menulis puisi hanya berjumlah 6 orang atau sekitar 23%. Rata-rata kemampuan siswa pada setiap aspek penilaian masih rendah terutama dalam kesesuaian puisi dengan gambar.

2. Pada siklus I jumlah siswa yang memiliki kemampuan telah mengalami peningkatan sebanyak 19 orang atau sekitar 74%. Untuk 3 aspek penilaian yang menjadi perhatian utama antara lain (1) kemampuan siswa dalam menulis puisi, (2) kemampuan siswa menyesuaikan isi gambar dengan puisi dan (3) keruntutan isi puisi itu sendiri juga telah mengalami peningkatan walaupun belum signifikan. 3. Pada siklus II jumlah siswa yang memiliki kemampuan telah mengalami peningkatan sebanyak 22 orang atau sekitar 85%. Untuk aspek kemampuan kemampuan siswa dalam menulis puisi, kemampuan siswa menyesuaikan isi gambar dengan puisi dan keruntutan isi puisi itu sendiri mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut:

a. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan siswa dalam menulis puisi telah mengalami peningkatan. Pada siklus I jumlah siswa yang memiliki kemampuan hanya berjumlah 13 orang (50%), pada siklus II meningkat menjadi 22 orang (85%).

b. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan pada aspek kemampuan siswa menyesuaikan isi gambar dengan puisi pada siklus I sebanyak 8 orang (31%) sementara pada siklus II meningkat menjadi 21 orang (81%).

c. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan pada aspek kemampuan keruntutan isi puisi itu sendiri menggunakan pilihan kata siklus I sebanyak 3 (15%) orang sementara pada siklus II meningkat menjadi 21 orang (81%).

Melihat data tentang kemampuan belajar siswa siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa Kelas III SDN 12 Botumoito Kabupaten Boalemo. Hal ini

(13)

13 terlihat pada siklus I, bahwa jumlah siswa yang telah memiliki kemampuan menulis puisi hanya mencapai 74%. Setelah diadakan refleksi dan perbaikan pembelajaran pada siklus II, jumlah siswa yang memiliki kemampuan puisi meningkat menjadi 85%. Dengan pengertian siklus I ke siklus II mencapai peningkatan 11%. Dengan demikian hipotesis penelitian tindakan kelas ini terbukti dan dapat diterima.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data, dapat dikemukakan beberapa simpulan berikut ini:

1. Dari kedua siklus yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas, ternyata penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.

Melihat data tentang kemampuan belajar siswa siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa Kelas III SDN 12 Botumoito Kabupaten Boalemo. Hal ini terlihat pada siklus I, bahwa jumlah siswa yang telah memiliki kemampuan menulis puisi hanya mencapai 74%. Setelah diadakan refleksi dan perbaikan pembelajaran pada siklus II, jumlah siswa yang memiliki kemampuan menulis puisi meningkat menjadi 85%. Dengan pengertian siklus I ke siklus II mencapai peningkatan 11%. Dengan demikian hipotesis penelitian tindakan kelas ini terbukti dan dapat diterima.

Saran

Dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, maka perlu ditempuh berbagai upaya untuk mengatasi berbagai macam permasalahan pembelajaran. Upaya-upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai media atau metode pembelajaran yang cocok dengan karakterisk materi pembelajaran yang diajarkan.

(14)

14 1. Pembelajaran menulis puisi di sekolah dasar diupayakan dengan memanfaatkan media pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga kemampuan siswa dapat meningkat.

2. Kreatifitas dan inovasi seorang guru perlu dikembangkan dalam rangka mengelola pembelajaran sebaik mungkin sehingga permasalahan-permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran dapat diatasi.

3. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini sebaiknya dilaksanakan pada semua mata pelajaran, sebab dengan selalu melakukan penelitian tindakan kelas, proses belajar mengajar di kelas lebih meningkat.

4. Kerjasama guru mitra mengadakan kolaborasi dalam pembelajaran di kelas dapat dibina terus menerus demi peningkatan kualitas pembelajaran

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2006. Permen Diknas No 26 tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Djamara, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006 Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono, 2010. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Gunarsa, Singgih,D.2009. Dasar Dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT Bpk Gunung Mulia

Siregar, Eveline & Nara, Hartini 2010, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor; Ghalia Indonesia

Sudjana. Nana. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Alfabetha

Sudjana, Nana.2010. Pedoman Praktis Mengajar, Merencanakan Dan Melaksanakan Pengajaran . Jakarja: Proyek Penulisan PA pada SMU

(15)

15 Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis.

Surabaya. Penerbit Pustaka Publisher

Uno, Hamzah.B. 2007. Metode Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta. Bumi Aksara.

Wina Sanjaya. 2011. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Badrudin.Agus. 2009. Konsep Pendidikan IPS Dan Karakteristik Pendidikan IPS di SD (online) Tersedia di http://74.125.153.132/search?q=cache:Zf3hacjbwXgJ: smpn11medan.files.wordpress.com/2008/05/silabus-ips1.pdf+Karakteristik + IP S &cd= 1&hl=id&ct=clnk&gl=id

Sugiarto. Hadi. 2009.Pembelajaran IPS (Online) Tersedia di http://www.zairahaes.wordpress.com

Joko. 2008. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiridalam belajar Sains terhadap Motivasi Belajar Siswa..http://www.erlangga.co.id.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Kompetensi Mata Pelajaran SD/MI. Jakarta: Depdiknas;

Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Depdikbud

Hamalik, Oemar 2007. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara

Naim, H. 2009. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Delia Press

Purwanto, Ngalim. 2008. Psikologi Pendidikan (Cet. XV; Bandung: Remaja Rosdakarya

Rahadi. 2007. Karakteristik Media Pembelajaran. Bandung : Pustaka Setia.

Rasuna, 2005. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Bahan Ajar). Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo

(16)

16 Riyatno, Sudarji. 2008. Strategi Belajar Mengajar . Bandung : Sinar Baru Algesindo, Sabri, Ahmad 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Jakarta: Quantum

Teaching

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sardiman A.M., 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Cet. I, Jakarta:

Raja Grafindo Persada

Siagiaan P. Sondang. 2004. Mengefektifkan Organisasi, Jakarta: Rineka Cipta

Slameto. 2011. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Sumardi, 2006. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Grasindo

Tarigan, H.G. 2011. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Uno, Hamzah B., 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hasim, Evi. 2013. Meningkatkan kemampuan siswa menulis teks percakapan melalui media gambar di Kelas IV SDN 1 Limboto Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, Jurnal. Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan: Universitas Negeri Gorontalo.

Iwin Pakaya, 2013. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Metode Karya Wisata di Kelas II SDN 02 Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo.

Referensi

Dokumen terkait

Disarankan apabila terjadi sengketa perbankan syariah yang tidak dapat diselesaikan lewat musyawarah, maka forum penyelesaian selanjutnya adalah lewat peradilan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk usahatani melon lahan pasir pantai yang paling tinggi adalah biaya implisit dengan persentase 51,96

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi responden mengenai faktor pembentuk budaya keselamatan yang terdiri dari komitmen manajemen, peraturan dan prosedur,

 Inflasi terjadi terutama disebabkan karena adanya kenaikan harga, dimana kenaikan IHK (inflasi) terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar

merupakan hasil dari ijtihad para tokoh agama (kiai) dahulu yang melaksanakan zakat fitrah dengan sistem balen yaitu dengan mendahulukan posisi pada semua

PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL Universitas Pendidikan Indonesia |. repository.upi.edu |

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah mencurahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan

(https://id.wikipedia.org/ diakses tanggal 04/02/2016) Takalar salah satu daerah yang termasuk ke dalam Kawasan Maminasata memiliki banyak potensi untuk dikembangkan baik